• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Persepsi Harga dan Brand Image Sebagai Prediktor Kepuasan Konsumen pada Pengguna Produk LG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Persepsi Harga dan Brand Image Sebagai Prediktor Kepuasan Konsumen pada Pengguna Produk LG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Kepuasan Konsumen

2.1.1.

Definisi Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan suatu perasaan dalam evaluasi

konsumen sebagai pengalaman menggunakan produk atau jasa (Wilkie,

1994). Menurut Peter & Olson (Usmara, 2003) kepuasan konsumen atau

ketidakpuasan merupakan perbandingan antara harapan produk sebelum

membeli dan persepsi dari produk yang diterima konsumen setelah

membeli. Jika harapan dari produk sebelum membeli lebih besar dari

pesepsi produk maka dikatakan konsumen merasakan ketidakpuasan.

Sebaliknya jika harapan dari produk sebelum membeli lebih kecil dari

persepsi produk yang diterima setelah membeli maka konsumen merasakan

kepuasan.

Menurut Kotler dan Keller (2007) kepuasan konsumen adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan kualitas produk yang dipikirkan terhadap kualitas produk

yang diharapkan. Jika kualitas berada di bawah harapan, pelanggan tidak

puas. Jika kualitas memenuhi harapan, pelanggan akan merasa puas.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kepuasan konsumen adalah penilaian dalam mengevaluasi suatu barang atau

(2)

2.1.2.

Dimensi Kepuasan Konsumen

Wilkie (1994) membagi kepuasan konsumen kedalam lima elemen,

yaitu:

a. Expectations

Pemahaman mengenai kepuasan konsumen telah dibentuk sebelum

konsumen membeli barang tersebut. Sebelum melakukan pembelian,

konsumen mengembangkan expectation (harapan) atau keyakinan mengenai apa yang konsumen harapkan dari suatu produk ketika

menggunakan produk tersebut. Harapan ini akan dilanjutkan kepada

fase pascapembelian, ketika konsumen secara aktif menggunakan

kembali produk tersebut.

b. Performance

Pengalaman konsumen terhadap kualitas barang atau jasa ketika

digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapannya. Selama menggunakan

suatu produk, konsumen menyadari kegunaan produk dan menerima

kualitas produk tersebut sebagai dimensi yang penting bagi konsumen.

c. Comparison

Setelah menggunakan, terdapat adanya harapan prapembelian dan

persepsi produk yang pada akhirnya konsumen akan membandingkan

keduanya.

d. Confirmation/disconfirmation

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalamannya terhadap

(3)

pengalaman orang lain. Melalui penggunaan merek lain dan komunikasi

dari perusahaan serta orang lain, konsumen membandingkan produk

yang dibeli dengan kinerja aktual barang atau jasa. Perbandingan

tersebut akan menghasilkan confirmation of expectation, yaitu ketika harapan dan kualitas produk sesuai atau akan menghasilkan

disconfirmation of expectation, yaitu jika kualitas produk lebih baik atau kurang dari yang diharapkan

e. Discrepancy

Jika level kualitas tidak sama, discrepancy mengindikasikan bagaimana perbedaan antara level kualitas produk dengan harapan. Untuk negative disconfirmations, yaitu ketika kualitas produk dibawah dari level yang diharapkan, maka akan membuat ketidakpuasan. Sedangkan pada

positive disconfirmations, yaitu ketika kualitas produk berada diatas level yang diharapkan. Ketika konsumen merasakan kepuasan,

konsumen akan kembali menggunakan produk yang sama. Namun

ketika ketidakpuasan yang dirasakan, konsumen dapat beralih ke

produk yang lain.

2.1.3. Faktor-Faktor Penyebab Kepuasan konsumen

Menurut Biong (1993), beberapa faktor kepuasan konsumen

a. Tenaga Penjual

Tenaga penjual mewakili kontak antar personal (interpersonal contact)

(4)

adalah mempengaruhi pengguna produk dengan cara memperkenalkan

atau mempresentasikan suatu produk, menjual produk tersebut,

menjamin produk tersebut sampai ke pengguna dan menjadi konsultan

bagi pengguna produk tersebut.

b. Produk

Produk berkaitan dengan reputasi merek sebagai persepsi kualitas

barang atau jasa. Produk seringkali dikaitkan dengan image, kepuasan pelanggan dan loyalitas. Diferensiasi produk yang dilakukan dengan

menciptakan merek yang kuat dan produk yang unik akan

memungkinkan produsen menciptakan keunggulan bersaing dan

membangun hambatan berpindah bagi konsumen.

c. Harga

Harga yang dimaksud seperti harga jual produk, diskon dan sistem

pembayaran yang diterapkan kepada pengguna produk. Bagi pelanggan

harga merupakan hal yang penting.

d. Emosi pelanggan

Emosi juga dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap produk

atau jasa. Perasaan pelanggan (good mood atau bad mood) dapat mempengaruhi respon pelanggan. Perasaan spesifik juga dapat

disebabkan oleh pengalaman menggunakan produk, yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap produk. Perasaan positif

(5)

pelanggan. Sebaliknya, perasaan negatif seperti kesedihan, duka,

penyesalan dan kemarahan dapat menurunkan tingkat kepuasan.

Berdasarkan penjelasan dari faktor yang telah disebutkan diatas.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan penjual dalam berkomunikasi yang

baik atau mampu menyampaikan informasi dengan yang dibutuhkan

konsumen bisa menciptakan kepuasan pada konsumen. Seperti yang

dikemukakan oleh Barret (1986) bahwa pembeli akan cenderung lebih

menyukai orang (tenaga penjual) yang dipandang dapat berinteraksi

dengannya. Penjual akan menyampaikan informasi yang baik pada produk

yang ditawarkannya sehingga produk yang digunakan nanti dapat

menciptakan kepuasan pada konsumen. Discount atau potongan harga serta sistem pembayaran yang ditawarkan kepada pelanggan juga tidak kalah

penting dalam menciptakan kepuasan konsumen. Dengan adanya pemberian

discount dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli produk dari brand yang ditawarkan. Kemudian perasaan pelanggan juga dapat berpengaruh pada kepuasan konsumen. Perasaan positif yang dibentuk

konsumen akan meningkatkan kepuasan konsumen pada produk yang

digunakannya.

2.2. Persepsi Harga

2.2.1. Definisi Persepsi Harga

Menurut Swastha (1990) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang

yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk dan pelayanan yang diberikan.

(6)

mengevaluasi harga dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai

referensi. Menurut Hasan (2009) harga merupakan segala bentuk biaya yang

dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan

sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Bagi

perusahaan, penetapan harga produk merupakan cara untuk membedakan

penawarannya dari perusahaan saingannya. Sedangkan persepsi

Persepsi adalah proses bagaimana individu menyeleksi,

mengorganisasikan dan menginterprestasikan stimulus ke dalam suatu yang

bermakna dan melekat diingatannya (Schiffman & Kanuk, 1994). Menurut

Monroe (1990) persepsi pada dasarnya melibatkan proses kategorisasi, yaitu

kita cenderung untuk menempatkan pengalaman yang baru ke dalam

klasifikasi pada pengalaman yang sudah familiar.

Persepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap persepsi pelanggan adalah harga, citra, dan situasi

pelayanan. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk

persepsi produk tersebut berkualitas. Sementara itu, harga rendah dapat

membentuk persepsi pembeli tidak percaya pada penjual karena meragukan

kualitas produk atau pelayanannya.

Menurut (Schiffman & Kanuk, 2004) persepsi harga adalah pandangan

atau persepsi mengenai harga bagaimana pelanggan memandang harga

tertentu (tinggi, rendah, wajar) berpengaruh kuat dalam maksud membeli dan

(7)

didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan atau dikorbankan untuk

mendapatkan jasa atau produk.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi harga

merupakan pandangan konsumen dalam menilai kesesuaian harga dengan

manfaat produk yang didapatkan. Penilaian tersebut berbeda-beda pada

masing-masing konsumen. Perbedaan dapat di latarbelakangi oleh lingkungan

dan kemampuan ekonomi yang dimiliki konsumen sendiri.

2.2.2. Dimensi Harga

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa dimensi harga terdiri

dari:

1. Daftar Harga (List price)

Daftar harga adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan

agar konsumen mempertimbangkan untuk membeli.

2. Rabat/Diskon (Discount)

Diskon adalah besarnya diskon yang diberikan penjual kepada

konsumen.

3. Potongan Harga Khusus (Allowance)

Potongan harga khusus adalah potongan harga yang diberikan produsen

(8)

4. Periode Pembayaran (payment period)

Periode pembayaran adalah kemudahan pembayaran yang diberikan

penjual terhadap konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu

pembayaran yang dilakukan konsumen dalam transaksi pembelian.

5. Syarat Kredit (Credit term)

Syarat kredit adalah sistem pembayaran secara kredit yang diberikan

produsen atau penjual terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah

ditentukan dengan tambahan pembayaran berupa bunga/pajak yang harus

dibayarkan.

2.3. Brand Image

2.3.1. Definisi Brand Image

Menurut Rangkuti (2002) brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Dimana asosiasi adalah

segala hal yang berkaitan mengenai merek. Bagaimana konsumen

memandang suatu merek merupakan hal yang sangat penting. Sebab merek

yang memiliki citra yang positif di mata konsumen lebih memungkinkan

konsumen untuk melakukan pembelian. Oleh sebab itu merek yang terkenal

merupakan asset yang berharga bagi perusahaan (Keller, 1993).

American Marketing Association (dalam Kotler, 2000) mendefinisikan

brand sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi

dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

(9)

merupakan suatu persepsi dan kepercayaan yang dipegang oleh konsumen

yang ada pada ingatan konsumen (Kotler, 2009).

Dengan demikian, merek memberikan tanda mengenai sumber produk

serta melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang

berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik. Sehingga

berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa brand image adalah keyakinan yang dipegang konsumen terhadap masing-masing produk dari

sebuah merek yang dibentuk oleh perusahaan. Merek tersebut dapat bersifat

positif namun juga dapat bersifat negatif. Tergantung dari upaya perusahaan

dalam membentuk image terhadap konsumen.

2.3.2. Dimensi Brand Image

Menurut Keller (2003), di dalam brand image terdapat 3 dimensi yang

merangkai sebuah brand image, antara lain :

a. Brand Strength

Kekuatan merek disini berkaitan dengan seberapa kuat hubungan yang

mampu diciptakan oleh merek dengan konsumen. Biasanya pengukuran

kekuatan ini dapat dibentuk melalui pengalaman masa lalu, harga,

kualitas, rekomendasi, perorangan, iklan dan lain-lain.

b. Brand Favorability

Mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah diingat oleh

konsumen. Seperti dalam hal ini; kemudahan merek produk untuk

(10)

kesesuaian antara kesan merek di benak konsumen dengan citra yang

diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan

c. Brand Uniqueness

Kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek-merek

yang lainnya. Kesan unik ini muncul dari atribut produk, yang berarti

terdapat perbedaan antara produk satu dengan produk yang lainnya.

Termasuk dalam kelompok unik antara lain: variasi layanan yang bisa

diberikan sebuah produk, variasi harga dari produk yang bersangkutan,

maupun perbedaan dari penampilan fisik sebuah produk.

2.4. Produk LG

LG didirikan pada tahun 1947, menyandang gelar sebagai "Perusahaan

Elektronik Pertama Korea", dengan slogan "The First" dan "The Best" selalu menyertai LG Electronics. Setelah sukses memproduksi radio, berturut-turut LG

Electronics mengembangkan berbagai produk buatan Korea pertama, seperti;

telepon, lemari es, televisi, pendingin udara dan mesin cuci. LG mendapatkan

Penghargaan sebagai Top Brand Award selama tiga tahun (2009 – 2011) Penghargaan yang diterima oleh LG dapat memperlihatkan bahwa LG memiliki

brand image yang baik dimata konsumen.

David Tjokro selaku Marketing Director PT LG Electronics Indonesia

menyatakan bahwa kehadiran berbagai produk dari LG Electronics Indonesia

memberikan beragamnya pilihan kepada masyarakat Indonesia. Untuk keluarga

(11)

sesuai dengan kebutuhan mereka. LG Electronics Indonesia memiliki produk yang

unik daripada produk kompetitor sejenis, produk cakupan wide range mampu memberikan pilihan menarik kepada masyarakat umum (Yono, 2011).

2.5. Dinamika Antara Variabel

2.5.1. Dinamika Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Konsumen

Dalam hal memenuhi kepuasan konsumen persepsi juga

mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Menurut Simamora

(2002) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana

seorang menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan secara

menyeluruh. Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan

konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen,

tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk (Munir, 2005).

Produsen dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk persepsi

produk tersebut berkualitas. Sementara itu, harga rendah dapat membentuk

persepsi pembeli tidak percaya pada penjual karena meragukan kualitas

produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Caecaria (2012) menunjukkan

bahwa salah satu variabelnya yaitu persepsi harga berpengaruh positif

terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa. Dalam hasil

penelitian dikatakan bahwa harga yang dipatok secara rasional dan

sepadan dengan manfaat produk diberikan dapat mempengaruhi kepuasan

(12)

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2013)

Menunjukkan bahwa persepsi harga berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan konsumen. Harga yang ditetapkan terhadap produk

yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produknya, perbandingan dengan

harga produk pesaing, dan kesesuaian produk dengan manfaat yang

diterima konsumen. Sehingga harapan konsumen terhadap produk yang

digunakannya telah memenuhi kepuasan konsumen.

2.5.2. Dinamika Brand Image Terhadap Kepuasan Konsumen

Perkembangan zaman yang semakin maju membuat permintaan

dan kebutuhan konsumen semakin bervariasi karena telah mengalami

perubahan dari waktu ke waktu yang akhirnya pasar dibanjiri oleh

berbagai produk dan jasa baik dari merek yang telah lama ada maupun dari

merek yang baru. Banyaknya merek yang dipasarkan membuat persaingan

para produsen untuk menarik konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong

(2001) brand image merupakan seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Kuatnya brand image di benak konsumen maka akan menyebabkan semakin kuat rasa percaya diri yang dirasakan oleh

konsumen dalam menggunakan produk yang dibelinya. Rasa percaya diri

yang tinggi menandakan bahwa konsumen tersebut merasa puas dengan

produk yang dibelinya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Harianto & Hartono (2013)

(13)

terbentuk maka semakin tinggi kepuasan konsumen. Penelitian lainnya

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2014), menunjukkan bahwa

brand image berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dalam meningkatkan word of mouth pada produk autan. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Pusparani & Rastini (2014) kepuasan konsumen yang

dibentuk oleh merek tersebut mempunyai citra positif, merek tersebut

memiliki ciri khas, dan merek produk dikenal luas. Berdasarkan hasil

analisis data membuktikan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hal ini menandakan semakin baik brand image dibenak konsumen maka konsumen akan merasa puas menggunakan produk. Apabila perusahaan senantiasa membentuk citra

yang positif terhadap merek, menciptakan ciri khas dari merek, dan lebih

mengenalkan merek produk ke masyarakat luas. Sehingga membuat

konsumen akan merasa puas karena menggunakan merek produk yang

dikenal luas oleh masyarakat.

2.5.3. Dinamika Brand Image dan Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Konsumen

Banyak hal yang menjadi tolak ukur pertimbangan konsumen

ketika harus memilih suatu produk. Penilaian konsumen akan didasarkan

atas kepuasannya pada berbagai faktor antara lain kualitas produk yang

diimbangi harga yang kompetitif, lokasi pembelian, promosi produk yang

(14)

juga menjadi salah satu indikator yang penting terhadap perilaku

konsumen karena merupakan daya tarik bagi konsumen untuk memilih

produk yang sudah teruji dan unggul di mata konsumen lainnya. Jika suatu

produk tersebut mempunyai image yang baik otomatis brand tersebut dikenali oleh masyarakat (fitriani dan Yulianti, 2014).

Selain dari brand image, persepsi harga juga memiliki peran penting dalam membentuk kepuasan konsumen. Perusahaan harus

mempunyai kelebihan seperti menetapkan harga yang kompetitif untuk

dapat bersaing dengan produk dari perusahan yang lain. Harga merupakan

salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga

manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam

mempengaruhi sikap konsumen. Harga sebagai atribut dapat diartikan

bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti

berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi

dan produk (Mowen & Minor, 2002). Menurut Tjiptono (2008) harga

merupakan nilai dari suatu produk yaitu perbandingan antara persepsi

terhadap manfaat dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

produk. Istilah “goodvalue” tidak lantas berarti produk yang harganya

murah. Namun, istilah tersebut lebih mencerminkan produk tertentu yang

memiliki tipe dan jumlah manfaat potensial seperti, kualitas, citra merek,

dan kenyamanan berbelanja yang diharapkan konsumen pada tingkat harga

(15)

terjangkau atau yang sesuai dengan kualitas dari produk seperti yang

diharapkan pelanggan dapat menentukan puas atau tidaknya konsumen

pada produk yang digunakan. Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu

yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk

yang telah dibelinya. Serta konsumen akan merasa puas apabila manfaat

yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal

uang yang mereka keluarkan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwandi, Mananeke dan

Taroreh (2015) dikatakan bahwa harga dan brand image berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Aston Hotel Manado. Selanjutnya

hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) menunjukkan bahwa

brand image dan harga secara bersama-sama berpengaruh signifikan positif dalam membentuk kepuasan konsumen. Hal tersebut menunjukan

pelanggan sudah merasa puas dengan produk pada perusahaan.

2.6. Hipotesis

Hipotesis utama dalam penelitian ini adalah persepsi harga dan

brand image secara bersama-sama berperan menjadi prediktor positif terhadap kepuasan konsumen pada pengguna produk LG.

1. Persepsi harga berperan secara signifikan terhadap kepuasan konsumen

pengguna produk LG. Semakin positif peran persepsi harga semakin

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis pengaruh service quality terhadap keputusan pembelian handphone android Samsung pada Mahasiswa Universitas

Motivator; guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta

Permasalahan utama yang ingin diangkat adalah perancangan arsitektur interior gereja yang mampu mencerminkan visi gereja, sementara terdapat beberapa permasalahan lain seperti

Menyetujui memberikan kuasa dan wewenang kepada Direktur Utama Perseroan atau salah satu anggota Direksi Perseroan lainnya dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan

Pelaksana Mekanikal (Pertambangan manufactur, instalasi thermal, bertekanan, minyak, gas, geothermal, konstruksi alat angkut dan alat angkat, kontruksi perpipaan minyak, ga,energi

Maka dari itu, pada penelitian ini akan dilakukan sejumlah simulasi numeris dengan bantuan software metode elemen hingga yang mana mekanisme penelitian pada pengaruh

ilmu pengetahuan,  teknologi, seni, dan  budaya 1.4 Menghayati berbagai  fenomena kehidupan  sesesuai proses kerja  hukum tertib kosmis  (niyama)

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 85% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.