PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan usaha budidaya perikanan memiliki tiga tahap yaitu pembenihan,
pedederan, dan pembesaran. Tahap pembenihan biasanya dimulai dengan
pengadaan benih hingga diperolehnya benih dengan umur tertentu. Pada tahap
pedederan, merupakan upaya untuk adaptasi benih terhadap lingkungan
pembesaran yang dapat memberikan jaminan kelasungan hidup yang lebih tinggi.
Selanjutnya pada tahap pembesaran merupakan kelanjutan dari pedederan yang
dibesarkan hingga mencapai ukuran atau umur konsumsi.
Ikan patin merupakan ikan yang istimewa. Karena selain sebagai ikan
konsumsi yang tergolong mewah, ikan patin juga digunakan sebagai ikan hias.
Saat berukuran kecil (panjang 5-12 cm), ikan patin digolongkan sebagai ikan hias
di akuarium, dikarenakan warna tubuhnya yang perak mengilat, dan gerakannya
yang lincah sehingga banyak pecinta ikan hias yang menyukai ikan patin sebagai
pelengkap koleksi dalam akuariumnya. Pada ukuran yang besar (ukuran
konsumsi), ikan patin juga dapat digunakan sebagai hiasan kolam taman dan
kolam hias (Hernowo, 2001).
Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010) menunjukan bahwa,
kebutuhan benih ikan patin secara nasional pada tahun 2005 mencapai 55 juta
benih. Jumlah tersebut dibutuhkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan ikan
patin konsumsi sebesar 16.500 ton. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa
kebutuhan dan produksi ikan patin pada tahun 2006-2009 semakin meningkat
diimbangidengan peningkatan jumlah benih yangdisediakan. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan benih yang semakin meningkat tersebut, produktivitas,
efektivitas dan efisiensi usaha pembenihan ikan patin harus ditingkatkan.
Tahun 2001, benih yang berukuran panjang 2,5 cm (1 inci) dijual dengan
harga Rp. 125/ekor. Sebagai ikan hias, ada pedagang yang menjual dengan harga
Rp. 500 hingga Rp. 1000 . Sedangkan harga ikan dengan ukuran konsumsi dapat
mencapai puluhan ribu rupiah per kilogramnya (Hernowo, 2001).
Banyaknya permintaan harus dibarengi dengan peningkatan produksi, hal
ini bukan saja karena harganya yang mahal serta banyak penggemarnya,
melainkan juga karena dukungan aspek biologinya seperti ukuran individu yang
besar, sifat makanan yang omnivorus dan fekunditasnya yang tinggi. Sehingga
ikan ini mempunyai prospek yang baik dalam pemasaran dan termasuk memiliki
nilai ekonomis yang tinggi, baik pada tingkat benih sebagai ikan hias maupun
pada tingkat dewasa sebagai ikan konsumsi (Arifin, 1990).
Hernowo (2001) umumnya, ikan patin di konsumsi pada saat mencapai
berat 300-1000 gram. Sebagai ikan konsumsi, ikan patin memiliki beberapa
keistimewaan. Keistimewaannya yaitu rasanya yang khas, kandungan kalorinya
rendah sekitar 120 kalori setiap 3,5 ons, struktur dagingnya yang kenyal dan
mudah dipisahkan dengan durinya. Sehingga daging ikan patin dapat diolah dalam
berbagai bentuk resep makanan.
Dalam kegiatan budidaya ikan, pertumbuhan merupakan parameter
budidaya yang harus dicapai, karena pertumbuhan akan menentukan nilai
produksi yang diharapkan. Pertumbuhan adalah pertambahan panjang atau bobot
pertumbuhan ikan adalah pakan. Pakan yang mempunyai keseimbangan protein
yang tepat dengan jumlah pemberian yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan
dan konversi pakan yang terbaik (Effendie, 1997). Iribarrendkk., (2012)
menyatakan bahwa penggunaan probiotik menjadi solusi internal untuk
menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang optimal, mengurangi biaya
produksi dan dapat mengurangi mutu lingkungan budidaya.
Penggunaan probiotik di anggap mampu memperbaiki kondisi lingkungan
budidaya dan menjadi alternatif pembudidaya ikan saat ini. Karena mikroba yang
terkandung dalam probiotik dapat memberikan keuntungan bagi inang dalam
mengurangi jumlah bakteri patogen, memperbaiki respon inang terhadap penyakit,
memperbaiki nutrisi pakan, mengefesiensikan pakan yang diberikan, memperbaiki
kualitas lingkungan budidaya. Sehingga pemakaian probiotik lebih diunggulkan
dari pada penggunaan antibiotik dapat menghasilkan residu yang bersifat
merugikan bagi organisme (Verschuere dkk., 2000).
Menurut Irianto (2003) mikroba probiotik merupakan mikroba yang aman
dan relatif menguntungkan dalam saluran pencernaan. Mikroba ini menghasilkan
zat yang tidak berbahaya bagi ikan, tetapi justru dapat menghancurkan mikroba
patogen pengganggu sistem pencernaan ikan. Beberapa penelitian telah dilakukan
terkait pengaruh pemberian probiotik dalam pakan terhadap pertumbuhan dan
konversi pakan. Hasil penelitian yang dilakukan Gandara (2003) bahwa
penambahan probiotik Bacillus sp. pada pakan komersil terhadap konversi pakan
dan pertumbuhan ikan patin dengan dosis 0,5,15,25 ml/kg pakan memberikan
pengaruh terhadap konversi pakan dan pertumbuhan dengan dosis optimum dalam
Perumusan Masalah
1. Apakah penambahan probiotik secara endogen (dalam pakan) memberikan
pengaruhterhadap pertumbuhandan konversi pakan ikan patin?
2. Berapakah dosis penambahan probiotik yang diberikan untuk pertumbuhan
dan konversi pakan ikan patin ?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penambahan probiotik secara endogen (dalam pakan) dapat
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ikan patin.
2. Mengetahui dosis penambahan probiotik secara endogen (dalam pakan)dapat
memberikan konversi pakan yang rendah.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi pembudidaya ikan tentang penggunaan probiotik
secara endogen (dalam pakan) dapat meningkatkan pertumbuhandan konversi
pakan ikan patin.
2. Menetapkan dosis optimal tentang penggunaan probiotik secara
endogen(dalam pakan) untuk meningkatkan pertumbuhan dan konversi pakan
ikan patin.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pembudidaya ikan dalam aplikasi probiotik
lebih aman dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia atau antibiotik
Kerangka Pemikiran
Kegiatan pedederan merupakan upaya untuk adaptasi benih terhadap
lingkungan pembesaran. Pembudidaya pedederan bertujuan memelihara benih
menjadi ukuran lebih besar dari ukuran awal pemeliharaan dan berharga lebih
tinggi dari harga benih awal, dengan mempertahankan kelasungan hidup atau
menekan mortalitas serta memacu pertumbuhannya.
Pemberian probiotik dalam pakan atau secara endogen adalah salah
satu alternatif untuk menghasilkan pakan yang berfungsi ganda dan secara tidak
lansung meningkatkan kualitas pakan. Aktifitas bakteri yang terkandung dalam
probiotik komersil (Biomol +) ini membentuk koloni sebanyak 10 7 CFU/g dan
menempel pada usus yang akan mendesak bakteri patogen agar tidak tumbuh dan
tidak menghambat proses pencernaan ikan sehingga dapat meningkatkan daya
cerna. Berikut kerangka pemikiran dalam melakukan penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Budidaya Ikan Patin
Pedederan
Pakan Kualitas Air
1. DO 2. pH 3. Suhu Penambahan Probiotik
Secara Endogen
Hipotesis
Ho : Penambahan dosis probiotik yang berbeda dalam pakan (secara endogen)
diduga tidakberpengaruh terhadap pertumbuhan dan konversi pakan ikan patin .
Hl : Penambahan dosis probiotik yang berbeda dalam pakan (secara endogen)
diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan konversi pakan ikan