BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pulau Nias adalah pulau di luar pulau Sumatera yang terletak di rangkaian
kepulauan yang kurang lebih sejajar dengan Pulau Sumatera. Pulau ini dipisahkan
oleh Selat Mentawai; termasuk pulau Simeuleu yang terletak di sekitar 140 km di
sebelah barat laut, dan Pulau Batu yang terletak sekitar 80 km di sebelah tenggara.
Pulau Nias terletak diantara 1̊30’ LU dan 97̊ - 98̊ BT, dan mencakup area seluas 4.771 km2 (Telaumbanua, 2007).
Lahewa merupakan salah satu kecamatan yang ada di Pulau Nias, tepatnya
di Kabupaten Nias Utara yang terletak pada posisi 1̊-32̊ LU, 97̊-98̊ BT.
Kecamatan Lahewa terdiri dari 26 desa dan 1 kelurahan dengan luas wilayah
57.460 km2 yang tersebar di wilayah pantai maupun daratan. Daerah ini memiliki banyak keindahan alam. Beberapa yang terkenal diantaranya adalah Pantai
Tureloto, Pantai Turedawela, dan Pantai Toyolawa. Pantai Tureloto dan Pantai
Toyolawa berhadapan langsung dengan Samudera Hindia yang terkenal
mempunyai ombak besar. Tetapi di pantai ini tidak ditemukan ombak besar, hal
itu dikarenakan terdapatnya gugusan karang yang berada beberapa ratus meter
dari bibir pantai yang berjajar menyerupai sebuah benteng sebagai pemecah
ombak. Berbeda halnya seperti Pantai Tureloto dan Pantai Toyolawa, kepopuleran
Pantai Turedawela terletak pada ombaknya yang mencapai belasan meter, dan
banyak bebatuan karang yang ukurannya sangat luas dan menghiasi bibir pantai.
Selanjutnya melalui penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
diketahui bahwa ditemukan berbagai spesies makroalga di perairan Pulau Nias,
khususnya di Kabupaten Nias Utara.
Makroalga merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat
melimpah di perairan Indonesia yaitu sekitar 8,6 % dari total biota di laut (Dahuri,
et al. 1996). Potensi makroalga perlu terus digali, mengingat tingginya
keanekaragaman makroalga di perairan Indomesia. Van Bosse (melalui ekspedisi
Laut Sibolga pada tahun 1899-1900) melaporkan bahwa Indonesia memiliki
2
kurang lebih 555 jenis dari 8.642 spesies makroalga yang terdapat di dunia.
Dengan kata lain, perairan Indonesia sebagai wilayah tropis memiliki sumber daya
plasma nutfah makroalga sebesar 6,42% dari total biodiversitas makroalga dunia.
Makroalga dari kelas alga merah (Rhodophyceae) menempati urutan terbanyak
dari jumlah jenis yang tumbuh di perairan laut Indonesia yaitu sekitar 452 jenis,
setelah itu alga hijau (Chlorophyceae) sekitar 196 jenis dan alga coklat
(Phaeophyceae) sekitar 134 (Winarno, 1996).
1.2. Permasalahan
Perairan Pulau Nias memiliki potensi sumber daya hayati yang tinggi.
Salah satu kelompok organisme laut yang berpotensi untuk dibudidayakan di
perairan Pulau Nias adalah makroalga. Namun keragaman makroalga belum
diketahui secara spesifik sehingga dianggap perlu dilakukan penelitian, khususnya
di pesisir pantai Kecamatan Lahewa, Nias Utara.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui keragaman makroalga di pesisir pantai Lahewa, Nias
Utara.
b. Untuk mengetahui hubungan faktor fisika-kimia perairan terhadap keragaman
makroalga di pesisir pantai Lahewa, Nias Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi awal bagi pihak yang membutuhkan
mengenai keragaman jenis makroalga yang selanjutnya berguna dalam
pengelolaan dan pemanfaatannya secara ekologis.