BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis
2.1.1.Pengertian Dividen Payout Ratio
Menurut Darmadji (2006 : 179), “dividen merupakan pembagian sisa
laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas
persetujuan RUPS”. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau dividen saham (stock dividend). Pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham disebut pembagian dividen. Dividen yang diterima oleh
pemegang saham jumlahnya tergantung pada jumlah lembar saham yang
dimiliki. Dividen Payout Ratio merupakan perbandingan antara Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS).Dividen Payout Ratio ini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang
saham setiap tahun, penentuan Dividend Payout Ratio berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. Rasio untuk menghitung Dividen Payout Ratio
menurut Gitman (2003 : 35) adalah:
2.1.1.1 Jenis-jenis Dividen
Menurut Darmadji (2006 : 9) dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa:
a) Dividen Tunai
b) Dividen Saham
Dividen saham artinya kepada para pemegang saham saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki oleh seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
Sedangkan Sundjaja dan Barlian (2003 : 233) mengemukakan
dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat
berbentuk:
a) Dividen yang berbentuk uang
Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah lembar yang dimiliki.
b) Dividen yang berbentuk aset (selain kas dan saham sendiri)
Dividen yang dibagikan kadang–kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang–barang hasil produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.
c) Dividen saham (stock dividen)
Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain.
2.1.1.2 Kebijakan Dividen
Menurut Sartono (2001: 281) “kebijakan dividen adalah
keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”. Apabila
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka
akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total
Barlian (2003 : 390) menyatakan ”Kebijakan dividen adalah rencana
tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen”.
2.1.1.3 Teori-Teori Kebijakan Dividen
Menurut Dermawan (2008 : 311), terdapat lima teori dari
preferensi investor mengenai kebijakan dividen yang dapat
mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu:
a) Teori “Dividen Tidak Relevan”
Beberapa ahli menentang pendapat Modigliani & Miller mengenai dividen tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya : biaya emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih suka menggunakan laba ditahan daripada menerbitkan saham baru. Ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru.Ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru. Semakin besar target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan perusahaan menerbitkan saham baru. Karena biata modal sendiri ditentukan oleh besar-kecilnya laba ditahan ditentukan dividen mempengaruhi nilai perusahaan.
b) Teori “The Bird In The Hand”
Gordon dan Litner menyatakan bahwa :”Biaya Modal Sendiri perusahaan akan naik jika DPR (Dividend Payout Ratio) rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibanding capital gain, karena dividen yield lebih pasti”. c) Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Karena adanya pajak terhadap dividends dan capital gains. Para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.
d) Teori “Signaling Hypothesis”
dibawah normal (biasanya) diyakini investor sebagai tanda(signal) bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diiwaktu mendatang.
e) Teori “Clientele Effect”
Kelompok (Clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat itu lebih menyukai suatu dividen payout ratio (DPR) yang tinggi.Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat itu lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersih perusahaan.
2.1.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Darmadji (2006 : 18) faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen ada lima, yaitu:
1. Kebutuhan dana perusahaan.
Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan arus diperhatikan.
2. Likuiditas perusahaan.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 3. Kemampuan meminjam.
Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula.
4. Keadaan pemegang saham
Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada
capital gain, maka dividen payout ratio akan rendah, sehingg amemungkinkan perusahaan untuk menahan laba untuk investasi yang profitable.
5. Stabilitas dividen
2.1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio Beberapa faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio,
antara lain yang telah dikemukakan oleh Riyanto (2001 : 267), bahwa
kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan dan tingkat
pengawasan. Menurut Hanafi (2004 : 378), dividend payout ratio
dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses ke pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan- pembatasan.
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat profitabilitas
adalah ROI. Munawir (2004: 89) menyebutkan bahwa “Return on Investement menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan”. Menurut Munawir (2004: 70)
indikator likuiditas diukur dengan Cash Ratio dan Current Ratio. Sedangkan menurut Subramanyam (2005 : 36) memproksikan
leverage melalui Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio
(DER). Menurut Brigham yang dikemukakan oleh Difah (2011 : 30),
faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio adalah Debt to Total Asset, Cash Ratio, Size, Return On asset, Growth,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Growth. Dari hasil literatur yang telah disebutkan dan dari teori-teori
1. Profitabilitas, terdiri dari ROI
2. Likuiditas, terdiri dari Cash Ratio, Current Ratio, Cash Flow, dan
kebutuhan dana untuk membayar hutang.
3. Debt to Total Asset,
4. Debt to Equity Ratio,
5. Size,
6. Tingkat pertumbuhan (Growth Potential),
7. Tingkat pengawasan,
8. Kesempatan investasi,
9. Akses ke pasar uang,
10.Stabilitas pendapatan,
11.Pembatasan- pembatasan,
12.Stabilitas dividen dan earning,
13.Managerial Ownership,
14.Kepemilikan Institusional.
Penelitian ini akan memfokuskan pada faktor-faktor yang
berpengaruh pada penetapan Dividend Payout Ratio yang antara lain adalah :Managerial Ownership, Current ratio, Return On Investment, Laverage dan Earnings Per Share.
2.1.2 Managerial Ownership
Managerial Ownership adalah sebuah ukuran persentase saham yang
terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan, menurut
Jensen and Meckling yang dikemukakan oleh Sartono (2001 : 23).
Managerial Ownership adalah para pemegang saham yang juga berarti
dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang
sama secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan
yang bersangkutan. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manajer
dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan
kontrol, pihak managerialatau manajemen cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas
untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak insider cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri
dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama
perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan
cenderung merugikan pemegang saham. Dengan semakin meningkatnya
Managerial ownership, maka informasi yang dimiliki oleh manajer yang juga sekaligus pemilik tersebut juga akan lebih lengkap. Hal tersebut
membuat biaya agen yang dibutuhkan untuk melakukan pengawasan
(monitoring) semakin kecil sebab pemilik sudah ikut merangkap sebagai manajemen.Untuk itu, apabila kepemilikan manajerial semakin besar maka biaya agen yang mungkin muncul dapat ditekan serta, manajer memiliki
kekuatan yang lebih besar dalam menentukan kebijakan dividen.
membatasi dividen dan menggunakan dana yang ada untuk kepentingan
perusahaan di masa yang akan datang.
Managerial Ownership, ditunjukkan dengan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer atas keseluruhan saham yang beredar
di luar, dirumuskan sebagai berikut:
2.1.3 Laverage
Solvabilitas ialah “kemampuan suatu perusahaan dalam membayar
semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang)”.
Rasio leverage dapat menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan, dan rasio leverage disini adalah debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio (DER)
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang.
Rasio leverage dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio (DER) menunjukan sejauh mana pendanaan dari hutang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas. Debt to Equity Ratio merupakan rasio total hutang dibandingkan dengan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Sejalan dengan penelitian Megawati (2011) bahwa DER memiliki
penelitian empiris oleh Lisa dkk (2009), menyatakan bahwa DER secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.1.4 Return On Investment
Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan
profit.Profitability dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pengukuran yang dilakukan dengan Return On Investment (ROI). Return OnInvestment adalah Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset
yang tertentu. Return OnInvestment diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan.
Dalam penelitian ini profitability diukur dengan ROI. Return On Inavestment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset yang ada dan setalah biaya-biaya modal (biaya yang
akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Oleh
karenanya perusahaan akan lebih berupaya dalam memaksimumkan profit,
agar dapat memenuhi kewajbannya dalam membayarkan dividen para
pemegang saham. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan membandingkan aset, penjualan, dan investasi serta aspek – aspek
lainnya, akan menunjukkan kualitas dan efektivitas dari perusahaan..
Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi umumnya akan semakin
meningkatkan tingkat efektivitas perusahaan. Pada penelitian ini, tolak ukur
yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis tingkat profitabilitas
perusahaan dari sisi asetnya.Semakin besar laba yang diperoleh, maka
semakin besar dividen yang dibayarkan.
Jadi profitabilitas berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Return On Investment (Sartono, 2001 : 123) dapat dihitung dgn rumus :
2.1.5 Earnings Per Share
Earnings Per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh pemegang saham untuk tiap lembar saham beredar yang dimilikinya dalam
satu periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya. Selain itu,
rasio ini juga dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
dapat digunakan oleh investor untuk mengawasi perkembangan perusahaan.
Earnings Per Share digunakan untuk membandingkan kinerja operasi dan untuk tujuan penilaian baik secara langsung maupun bersama-sama dan
menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja operasi. Ini
mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham
biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi.
Jika Earnings Per Share (EPS) semakin besar maka pandangan investor tentang keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang juga
semakin besar sehingga investor berani menawar saham dengan harga lebih
tinggi sehingga return saham juga akan semakin besar. Demikian sebaliknya, jika Earnings Per Share semakin kecil maka pandangan investor akan keberhasilan perusahaan di masa yang akan dating semakin
kecil sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham yang dapat
menyebabkan return saham akan semakin kecil pula.
Sedangkan menurut Widoatmodjo (2005 : 102), mengemukakan
bahwa “Earnings Per Share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar”. Dengan mengetahui EPS, kita
bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang akan diterima jika
seandainya kita menjadi investor saham. Dengan demikian, EPS
mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan saham,
Darmadji (2006 : 195-196) mengemukakan bahwa “semakin tinggi nilai
EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga mengakibatkan
harga pasar saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat.”
Current ratio dapat diformulasikan sebagai berikut:
2.1.6 Current Ratio
Merupakan rasio likuiditas (liquidity ratio) menggambarkan kemampuan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva lancar yang ada. Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus
dipenuhi.Rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah current ratio. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi
kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama
dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat dibagikan hanya
dengan uang kas, jadi kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian
dividen. Karena dividen bagi perusahaan menunjukkan arus kas keluar,
semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, diantaranya adalah:
1) Hidayat (2006) dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Dividen Kas Di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen return on invesment, cash ratio,current ratio, total debt to total asset, earning per share,dan size. Hasil penelitiannya hanya cash ratio yang tidak berpengaruh terhadap Dividend payout ratio.
2) Puspita (2009) dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividend Payout Ratio. Varibel independen Cash ratio, growth, firm size, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset(DTA), dan Debt to Equity Ratio (DER). Penelitian mengungkapkan bahwa return on asset dan
firm size berpengaruh terhadap DPR.
3) Megawati (2011) dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen Cash Position, Return On assets, Debt To Equity Ratio, Firm Size .Mengemukakan bahwa
Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
4) Ipaktri (2012) Ipaktri dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Likuiditas dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” menggunakan teknik analisis regresi
manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010.
Pada hasil penelitian ini variabel kepemilikan manajerial dan arus kas bebas
tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Sementara
profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen kas.
5) Siswanto (2012) dengan judul Pengaruh Firm Size, Roe, Roi, Growth Dan Npm Terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel independen Firm Size, Roe, Roi, Growth dan Npm. Mengemukakan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
6) Yudhanto (2012) dengan judul Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Variabel independen Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share. Mengemukakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
7) Kristianawati (2013) Penelitian yang dilakukan oleh Kristianawati berjudul
“Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuditas, dan LeverageTerhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2011)”. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI tahun 2007-2011. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan likuiditas berpengaruh
negatif signifikan.
8) Liandra (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt
To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitiannya mengemukakan bahwa Debt to Equity Ratio dancash ratio
tidak berpengaruh terhadap Divided payout ratio sedangkan ROA dan Size
memiliki pengaruh yang positif terhadap Dividen Payout Ratio.
Berikut ini merupakan rangkuman dari penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh mangerial Ownership,
Leverage, Return On Invesment, Earnings Per Share dan Current Ratio
Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Hidayat (2006)
Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas Di Bursa Efek Jakarta
Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio.
Variabel Independen:
ROI, cash ratio,current ratio,
total debt to total asset,EPS ,dan size
Cash Ratio tidak
berpengaruh terhadap
dividend payout ratio.
Puspita Cash ratio, growth, firm size, Return On
Penelitian
mengungkapkan bahwa
return on asset dan firm
size berpengaruh
Investment (ROI), DTA dan DER
payout ratio
Megawati (2011)
Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Dividend Payout Ratio.
Variabel independen: Cash Position, Return On assets, Debt To Equity Ratio, Firm Size
Mengemukakan bahwa
Debt To Equity Ratio
berpengaruh terhadap
dividend payout ratio
Ipaktri (2012) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas,
Likuiditas dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
Variabel Dependen :
Kebijakan Dividen Kas yang diukur Analisis Regresi Berganda dengan Dividend Payout Ratio dividen kas, dan arus kas bebas tidak
Pengaruh Net Profit Margin,
ROA, ROE, EPSTerhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio.
Variabel Independen: Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share
Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio.
Variabel Independen:
Firm Size, Roe, Roi, Growth dan Npm
Mengemukakan bahwa
net profit margin tidak berpengaruh terhadap Empiris di BEI Tahun 2007-2011)
payout ratio, sedangkan
profitabilitas Size, DER Dan Cash Ratio
Terhadap Dividend Payout
Ratio Pada Perusahaan
Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio.
Variabel Independen:
Return On Asset, Size,
Hanya ROA dan Size
yang mempengaruhi
Manufaktur Yang Tercatat Di BEI
Debt to Equty Ratio dan Cash Ratio.
2.3. Kerangka Konseptual
2.3.1 Hubungan Managerial Ownership terhadap dividend payout ratio
Kepemilikan manajerial (Managerial ownership) adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai
kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan dan
mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam perusahaan. Sesuai
dengan teori keagenan, konflik antara manajer dan pemegang saham timbul
karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, Manajemen
cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka
menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan,
namun pihak Manajerial cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak
ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan
kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang
saham. Dengan adanya Managerial ownership pada suatu perusahaan berarti manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan
saham. Hal tersebut diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi
perusahaan. Dengan kata lain, jika jumlah saham yang dimiliki Manajerial
pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri, dan bertindak
dengan lebih hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi dari
tindakan yang mereka lakukan. Jika laba perusahaan besar maka dividen
yang dibagikan juga cenderung besar. Hal ini disebabkan karena semakin
banyak saham yang dimiliki oleh managerial ownership maka manajemen cenderung membayar dividen lebih besar, dengan anggapan bahwa dividen
yang diterima managerial ownership akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri, dan mengembangkan perusahaan.
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut.
H1 : Managerial Ownership berpengaruh secara parsial terhadap
Dividen Payout Ratio
2.3.2 Hubungan Laverage terhadap dividend payout ratio
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas” (Kasmir, 2008 : 158). Semakin tinggi nilai
rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan
manufaktur tersebut, yang berarti kemungkinan persentase pembagian
dividen juga semakin kecil. Hubungan antara Debt to Equity Ratio terhadap
dividend payout ratio adalah semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar Aset perusahaan dibiayai dengan modal asing atau hutang dampak
penggunaan modal sendiri. Peningkatan utang ini akan mempengaruhi
semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan
kemampuan perusahaan membayar deviden (Sudarsi, 2002 : 58).
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut.
H2 : Laverage berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
2.3.3 Hubungan Return On Investment terhadap dividend payout ratio
ROI mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
memaksimalkan penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan laba
yang maksimum. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih
memungkinkan untuk membayarkan dividen. Sebab, tingginya laba
perusahaan memungkinkan persentase laba untuk dibagikan sebagai dividen
semakin besar.Rasio profitabilitas (ROI) dapat memberikan gambaran
kepada perusahaan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dihasilkan
oleh perusahaan dari aset yang dipergunakan. Laba yang diperoleh dari
selisih antara harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) dan harta
yang keluar (beban dan kerugian). Laba perusahaan tersebut dapat ditahan
(sebagai laba ditahan) dan dapat dibagi (sebagai dividen). Sehingga
peningkatan laba bersih perusahaan akan meningkatkan tingkat
H3 : Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap
Dividen Payout Ratio
2.3.4 Hubungan Earnings Per share terhadap dividend payout ratio
Earnings Per Share (EPS) digunakan untuk membandingkan kinerja operasi dan untuk tujuan penilaian baik secara langsung maupun
bersama-sama dan menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja operasi.
Ini mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham
biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi. Dengan mengetahui
EPS, kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang akan
diterima jika seandainya kita menjadi investor saham kerena pendapatan
tersebut akan berhubungan dengan Dividen Payout Ratio. Dengan demikian,
EPS mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan
saham, EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham.
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 4 sebagai berikut :
H4: Earnings Per Share berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
2.3.5 Hubungan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi
kewajibannya semaakin baik.Rasio ini membandingkan kewajiban jangka
pendek dengan sumber daya jangka pendek (aset lancar) yang tersedia untuk
memenuhi kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan
pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat
dibagikan hanya dengan uang kas yang merupakan bagian dari aktiva
lancar. Jadi kekurangan kas dapat membatasi pembagian dividen.
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 5 sebagai berikut :
H5 : Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio
Berdasarkan tujuan penelitian, teori-teori yang ada, dan hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta permasalahan yang telah
dikemukakan sebagai dasar merumuskan hipotesis, untuk memudahkan
dalam melakukan penelitian, dibuat suatu kerangka kerja teoritis yang akan
menjadi arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya.
Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut ini:
Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
H1 : Managerial Ownership berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
H2 : Laverage berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
H3 : Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout
Ratio
H4 : Earnings Per Shares berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
H5 : Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio