• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Profil dan Motivasi Tenaga Kerja Wanita Disektor UKM Kuliner (Studi Pada Kecamatan Medan Selayang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Profil dan Motivasi Tenaga Kerja Wanita Disektor UKM Kuliner (Studi Pada Kecamatan Medan Selayang)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Profil

2.1.1 Definisi Profil

Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare yang berarti gambaran garis besar. Arti profil menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang); lukisan (gambar) orang dari samping; sketsa biografis; penampang (tanah, gunung, dan sebagainya); grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

Adapun berbagai pendapat para ahli mengenai hakikat profil yaitu menurut Sri Mulyani (1983: 1) profil adalah pandangan sisi, garis besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Menurut Victoria Neufeld (1996, dalam Desi Susiani, 2009: 41) profil merupakan grafik, diagram, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada data seseorang atau sesuatu.

Dari berbagai pengertian profil dan pendapat para ahli bisa dapat dimengerti bahwa profil adalah suatu gambaran secara garis besar tergantung dari segi mana memandangnya.Misalkan dari segi seninya, profil juga dapat diartikan sebagai gambaran atau sketsa wajah seseorang dari samping.Bila dilihat dari segi statistik, profil adalah sekumpulan data yang menjelaskan sesuatu dalam bentuk tabel atau grafik.

(2)

bekerja di sektor usaha kecil menengah kuliner yang dilihat dari usia, tingkat pendidikan, dan status pernikahan.

2.1.2 Unsur-unsur Profil Tenaga Kerja

Ada beberapa unsur profil pada tenaga kerja yaitu : 1. riwayat kelahiran

2. riwayat pendidikan dari awal sampai selesai

3. riwayat pembina rumah tangga ( jika sudah menikah) 4. upaya meniti karir

5. prestasi yg diperoleh

2.1.3 Profil Tenaga Kerja Wanita Menurut Status Ekonomi

Pengertian status menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kedudukan atau sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Sedangkan pengertian ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan); pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yangg berharga; tata kehidupan perekonomian (suatu negara); cak urusan keuangan rumah tangga (organisasi, Negara).

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, Oikonomia, kata oikonomia berasal dari dua kata yaitu Oikos dan Nomos.Oikos yang berarti rumah tangga dan Nomos adalah mengatur.Jadi, Oikonomia berarti mengatur rumah tangga. Menurut

(3)

sebagai kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dan tata aturan tertentu.

Kehidupan ekonomi dalam suatu masyarakat memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat mencakup sistem mata pencahariaan masyarakat setempat dalam kehidupan sosial.Kehidupan ekonomi sangat tergantung dari sifat masyarakat itu sendiri. Ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan yang bersifat mendasar seperti sandang, pendidikan, perumahan dan kesehatan disebut dengan kemiskinan (BAPPENAS, 1993: 3)

2.2 Motivasi

2.2.1 Definisi Motivasi

(4)

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro d an positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah diartikan sebagai fungsi yaitu motivasi berfungsi sebagai daya gerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dapat dipandang dari segi proses yaitu motivasi dapat dirangsang oleh faktor luar. Bila dilihat dari segi tujuan motivasi adalah merupakan sasaran stimulus untuk mencapai tujuan.

Dalam penelitian ini, motivasi yang dimaksud adalah membahas suatu alasan keinginan,kemauan dan tujuan tenaga kerja wanita bekerja yg dilihat dari besarnya upah dan tanggungan keluarga.

2.2.2 Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan suatu motif yang timbul dari dalam diri untuk berbuat sesuatu. Menurut Sardiman (2010), motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif, atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dan Usman (2004), berpendapat bahwa jenis motivasi intrinsik ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.

(5)

Kesimpulan dari beberapa definisi ahli diatas, motivasi intrinsik merupakan suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri atau tidak memerlukan adanya rangsangan dari luar. Menurut Prayitno (1989), mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam berwirausaha. Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan dasar seseorang yang bersifat alamiah. Pada dasarnya seseorang berwirausaha didorong oleh keinginan sendiri, maka seseorang secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-aktivitasnya yang harus dilakukannya untuk mencapai tujuan berwirausaha. Seseorang dikatakan mempunyai motivasi intrinsik karena didorong kebutuhan, ia mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan berwirausaha itu, dalam berwirausaha telah terkandung tujuan.

2. Motivasi Ekstrinsik

(6)

dengan aktivitas berwirausaha sendiri. Menurut Prayitno (2005), bahwa antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat,bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Di samping itu juga motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut Sustermeister dalam Djatmiko, Yayat Hayati (2002:67) yaitu:

1. Kondisi lingkungan kerja 2. Kondisi sosial lingkungan kerja

3. Keterpenuhan kebutuhan pasar individu

Sedangkan menurut Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Faktor motivasi intrinsik : a. Kebutuhan (Need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karenaadanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi wanita memutuskan berwirausaha adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

b. Harapan (Expectancy)

(7)

dapat mendapatkan pengakuan bahwa dirinya mampu memenuhikebutuhan diri sendiri atau keluarganya tanpa harus bergantung penuh pada orang lain.

c. Minat(Interest)

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh, misalnya seorang wanita berwirausaha karena memang wanita tersebut menyukai kegiatan wirausaha dengansegala kesibukannya atau wanita tersebut menyukai hal-hal yangdiwirausahakannya.

2. Faktor Motivasi Ekstrinsik a. Dorongan Keluarga

Wanita memutuskan berwirausaha bukan kehendak sendiri tetapikarena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman.Misalnya wanita memutuskan berwirausaha karena adanya dorongan(dukungan) dari suami, orang tua, maupun anggota keluargalainnya. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi wanita tersebut untuk berwirausaha. Dorongan positif yang didapat wanita tersebut akan menimbulkan keberanian,karenanya dalam kegiatan wirausaha yang dijalankannya wanita tersebut akan melakukannya dengan senang hati sehinggameningkatkan kreativitasnya menciptakan ide-ide untuk usahanya.

(8)
(9)

sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyaiperan yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubahtingkah lakunya.

c. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehinggaorang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya wanita berwirausahamendapatkan penghasilan. Imbalan yang positif ini akan semakinmemotivasi wanita tersebut untuk tetap berwirausaha, dengan harapanpenghasilan yang didapatkan semakin meningkat.

Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi:

1. Individu dengan segala unsur-unsurnya :

kemampuan dan ketrampilan,kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latarbelakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dsb.

2. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri,persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnyaperasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan. 3. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing

(10)

pengaruh dari sesama rekan,kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga,pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan.

5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu

6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.

7. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan 2.4.4 Teori Motivasi

Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement theory).

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentanganyang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri.Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akanmenunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi awakpegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagaimanifestasi dari rasa puasnya.

(11)

a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

c. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.

d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu

2. Teori Keadilan

(12)

3. Teori X dan Y

Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia.Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang keduapada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).

McGregormenyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusiadidasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa merekacenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkanasumsi-asumsi tersebut.

4. Teori dua FaktorHerzberg

Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwahubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa kepuasankerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasankerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktorekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :

a. Upah

b. Kondisi kerja c. Keamanan kerja d. Status

e. Prosedur perusahaan f. Mutu penyeliaan

(13)

Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :

a. Pencapaian prestasi b. Pengakuan

c. Tanggung Jawab d. Kemajuan

e. Pekerjaan itu sendiri

f. Kemungkinan berkembang.

Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.

5. Teori Kebutuhan McClelland

Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya, McClelland berpendapat bahwa motivasi itu dapat dibedakan dalam:

a. Motivasi untuk berprestasi / Need for Achievement (N-Ach)

(14)

terlihatkemampuan berprestasinya. Need for Achievement atau N-Ach adalahmotivasi untuk berprestasi, karena itu individu akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Individu perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut (Siagian, 2004). Dalam kehidupan organisasional, kebutuhan untuk berhasil biasanya tercermin pada adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan mencapai prestasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Penetapan standar itu dapat bersifat intrinsik, akan tetapi dapat pula bersifat ekstrinsik.Artinya, seseorang dapat menentukan bagi dirinya sendiri standar karya yangingin dicapainya. Apabila seorang tergolong sebagai insan yang maksimalis,standar yang akan ditetapkan bagi dirinya sendiri adalah standar yang tinggibahkan mungkin melebihi standar yang ditetapkan secara ekstrinsik, yaitu olehorganisasi. Akan tetapi bila seseorang tergolong sebagai insan yang minimalis, tidak mustahil bahwa standar yang ditetapkannya sebagai pegangan lebih rendah dari standar yang ditetapkan secara ekstrinsik. Mungkin pula standaryang ditetapkan secara intrinsik itu sama dengan standar yang ditetapkansecara ekstrinsik. Halinibiasanya terjadi dalam diri seorang yang konformis.Seorang dengan N-Ach yang besar adalah orang yang berusaha berbuat sesuatulebih baik dibandingkan dengan orang-orang lain. Untuk itu orang demikianbiasanya berusaha menemukan situasi untuk mana dia dapat menunjukkan

(15)

melakukan sesuatu yang dapat memberikan kepadanya umpan balik dengan segera tentang hasil yang dicapainya melalui mana ia dapat mengetahui apakah ia meraih kemajuanatau tidak. Seorang dengan N-Ach yang besar menyenangi pekerjaan yang kemungkinan berhasil besar, akan tetapi tidak senang pada tugas yang terlalu berat atau terlalu ringan, yang

berarti orang demikian tidak senang mengambil risiko yang besar.Hanya dorongan kuat yang terdapat dalam dirinya untuk

secarabertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan melaksanakantugasnya dan tidak melemparkan tanggung jawab itu kepada orang lain.

b. Motivasi untuk berkuasa / Need for Power( N-Pow)

Dalam interaksi sosial, individu akan mempunyai motivasi untukberkuasa.Motivasi untuk berkuasa adalah motivasi yang membuat oranglain berperilakudalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilakudemikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan danmempengaruhi orang lain.McClelland menyatakan bahwa motivasi untuk berkuasa sangat berhubungan denganmotivasi dalam mencapai suatu posisikepemimpinan. Need for Power atau N-Pow adalah motivasi terhadapkekuasaan. Individu memiliki

(16)

Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestisepribadi. Menurut teori ini, kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri padakeinginanuntuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Penelitian danpengalaman memang menunjukkan bahwa setiap orang ingin berpengaruhterhadap orang lain dengan siapa ia melakukan interaksi, tiga hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini, pertama adanya seseorang yang mempunyai kebutuhan berpengaruh pada orang lain itu. Kedua, oranglain terhadap siapa pengaruhitudigunakan.

Ketiga,persepsiketergantungan antara seseorang dengan orang lain. Seorang dengan N-Pow yang besar biasanya menyukaikondisi persaingan dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatiannya pada hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnyaterhadap orang lain, antara lain dengan memperbesar ketergantungan orang lainitu padanya. Bagi orang yang demikian, efektivitas pelaksanaan pekerjaansendiri tidak teramat penting kecuali bila hal tersebut memberi peluangkepadanya untuk memperbesar dan memperluas pengaruhnya. c. Motivasi untuk berafiliasi atau bersahabat / Need for Affiliation(N-Aff)

(17)

kebutuhanafiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalampekerjaanyang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Orang-orang denganneed for affiliation yang tinggi ialah orang yang berusaha mendapatkanpersahabatan. Kebutuhan afiliasi merupakan nyata dari setiap manusia,terlepas dari kedudukan, jabatan dan pekerjaannya. Artinya, kebutuhan tersebutbukan hanya kebutuhan mereka yang menduduki jabatan manajerial, jugabukan hanya merupakan kebutuhan para bawahan yang tanggung jawabutamanyahanya melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional. Kenyataan iniberangkat dari sifat manusia

sebagai makhluk sosial. Kebutuhan akan afiliasi pada umumnya tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam

interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi, apakah oranglain itu teman sekerja yang setingkat atau atasan.Kebutuhan akan afiliasibiasanya diusahakan agar terpenuhi melalui kerja sama dengan orang lain.Berarti guna pemuasan kebutuhan itu suasana persaingan akan dihindari sejauhmungkin. Meskipun demikian tetap perlu diingat bahwa sampai sejauh manaseseorang bersedia bekerja sama dengan orang lain dalam kehidupanorganisasionalnya tetap diwarnai oleh persepsinya tentang apa yang akandiperolehnya dari usaha kerjasama tersebut.

2.3 Tenaga Kerja

(18)

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

2.3.1 Klasifikasi Tenaga Kerja

Klasifikasi adalah penyusunan secara berkelompok yang telah ditentukan. Maka, klasifikasi tenaga kerja adalah pengelempokan ketenaga kerjaan yang telah disusun menurut kelompok ataupun kriteria yang sudah ditentukan, yaitu:

1. Berdasarkan penduduknya a. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapatbekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerjayaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. b. Bukan tenaga kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidakmau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-UndangTenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia,yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahuContoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dananak-anak.

2. Berdasarkan Batas Kerja a. Angkatan kerja

(19)

b. Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yangkegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.

3. Berdasarkan Kualitasnya a. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian ataukemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikanformal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

b. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalambidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil inidibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasaipekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yanghanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembanturumah tangga, dan sebagainya.

2.3.2 Tenaga Kerja Wanita

(20)

pria,baik dari segi kemampuan, intelektual, maupun keterampilan. Hal ini dikarenakan oleh kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi.

Pekerja wanita adalah perempuan dewasa yang melakukan pekerjaan secara teratur dan dalam jangka waktu tertentu sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya yang dapat mengurangi waktu untuk keluarga dengan tujuan untuk menghasilkan atau menambah sesuatu dalam bentuk benda atau uang untuk kebutuhan ekonomi keluarga.

2.3.3 Faktor-Faktor Motivasi Tenaga Kerja Wanita

Menurut Munandar (2001), hal-hal yang merupakan kendala bagi wanita untuk bekerja dapat bersifat internal (tergantung pada diri pribadi sendiri) dan eksternal (tergantung kondisi lingkungan mikro-keluarga, komunitas, makro masyarakat, dan budaya) dan juga menyatakan bahwa faktor-faktor eksternal meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.Faktor internal meliputi motivasi, peran ganda, rasa bersalah, pendidikan, dan pengalaman, serta faktor eksternal yang meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.

Adapun faktor-faktor yang memotivasi wanita untuk bekerja adalah: 1.Ekonomi

(21)

Upah atau Pendapatan

Tujuan seorang wanita bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau menambah keuangan keluarga,dalam hal ini upah atau pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap jumlah jam kerja wanita,seseorang cenderung menambah jam kerjanya apabila ia merasa upahnya belum tercukupi,namun sebaliknya pada saat seseorang sudah merasa cukup dengan upah yang didapat maka ia akan lebih memilih untuk mengurangi jam kerjanya.

2. Tingkat Pendidikan Wanita

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan semakin tinggi pendidikan,kecenderungan untuk bekerja semakin besar, dan TPK semakin besar (Sumarsono,2009).

Semakin tinggi seorang wanita menempuh jenjang pendidikan, semakin banyak ilmu yang diperoleh, dan semakin sering pula terjadi interaksi dengan pihak luar.Hal itu merupakan sebuah pengalaman sekaligus peluang yang mana dibutuhkan dalam dunia kerja.Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh semakin ada dilema bila seorang wanita tidak bekerja (Fredlina, 2009).

4. Keterampilan

(22)

5.Pengalaman

Pengalaman kerja adalah pengalaman yang diperoleh seseorang sebagai pekerjadi suatu perusahaan.Pengalaman wanita merupakan sumber berharga dalam menekuni dunia karier, karena pengalaman wanita seringkali ditiadakan sehingga menimbulkan masculine bias dalam berkarier. Pengalaman wanita sebagai pekerja di luar rumah biasanya dibutuhkan untuk mencapai karier yang lebih baik, karena wanita yang berpengalaman akan lebih terampil dan menguasai suatu pekerjaan yang ditekuninya

2.3.3 Karekteristik Tenaga Kerja Wanita

1. Fisik

Kekuatan fisik tubuh wanita rata-rata sekitar 2/3 dari pria.Sedangkan kemampuan untuk bergerak sekitar 35-80% tergantung pada tugas dan otot

yang terlibat. Untuk wanita kekuatan otot yang optimal ada pada usia 20 sampai 39 tahun, dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun. Wanita mempunyai toleransi panas rendah. Makin besar lemak tubuh sebagai penyekat pada panas dan dingin akan memperlambat kehilangan panas di keadaan tersebut. Bila panas terjadi tiba-tiba, banyak wanita mengalami pusing dan beberapa mengalami ketidaksadaran akibat berdiri dan bekerja lama di lingkungan panas.

2. Biologi

(23)

b. Kehamilan, pada saat hamil banyak fungsi organ dan otot berubah dikarenakan perkembangan fesus. Selain itu pada awal kehamilan kondisi psikologi dapat mempengaruhi wanita pekerja seperti mual-mual karena bau tertentu. Tubuh wanita juga mengalami kenaikan dalam suhu tubuh karena kecepatan metabolisme dalam tubuh yang tinggi biasanya tulang belakang dan otot-ototnya menjadi lebih tegang.

c. Masa nifas, Setelah bersalin, biasanya wanita memerlukan waktu untuk pemulihan fisiknya yang berkisar 40 hari. Masa pemulihan akan lebih panjang pada wanita yang pada saat bersalin mengalami kesulitan.

d. . Menyusui, Pada saat menyusui, wanita mengalirkan zat-zat makanan bagi bayinya, hal ini akan berbahaya bila pekerja wanita tersebut terkena paparan dari bahan kimia di lingkungan kerjanya. Untuk wanita yang bekerja dengan logam tertentu atau logam yang teroksidasi harus mnghindari menyusui atau harus ditest dahulu apakah air susunya mengandung logam atau tidak sebelum ia menyusui bayinya.

e. Menopause , Pada saat tubuh wanita mengalami peralihan dari haid menjadi tidak haid, kadangkala disertai gejala gangguan hormonal yang akan mempengaruhi produktivitas dari pekerja tersebut.

2.3.4 Perlindungan Tenaga Kerja Wanita

Perlindungan terhadap wanita sehubungan dengan ketenagakerjaan yang diatur dalam UU No.13/2003 menyatakan bahwa:

(24)

keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s/d 07.00; apabila pengusaha mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 s/d pukul 07.00 wajib memberi makanan dan minuman bergizi serta menjaga kesusilaan dan keamanan selama ditempat kerja; pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang berangkat bekerja antara pukul 23.00 s/d 05.00; ketentuan tersebut dapat diaturoleh Keputusan Menteri.

2. Pasal 81, memuat tentang perijinan bagi pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha untuk tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid; pelaksanaan ketentuan ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

3. Pasal 82, tentang istirahat melahirkan, dimana pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesuadh melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan; selama itu, pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau dengan keterangan dokter kandungan atau bidan.

2.4 Usaha Kecil dan Menengah

(25)

1. kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.4.1 Definisi Usaha Kecil

(26)

merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.

2.4.1.1 Ciri-Ciri Usaha Kecil

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995, ciri-ciri usaha kecil adalah : 1. Jenis barang / komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang

berubah.

2. Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap atau pun tidak berpindah-pindah

3. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan / manajemen keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keu angan keluarga, sudah membuat neraca usaha.

4. Harus sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnnya termasuk NPWP.

5. Sumberdaya manusia (pengusaha) sudah mulai / lebih maju rata-rata berpendidikan SMU namun masih perlu ditingkatkan pengetahuan usahanya dan sudah ada pengalaman usaha, namun jiwa wirausahanya masih harus ditingkatkan lagi.

6. Sebagian sudah mulai mengenal dan berhubungan dengan perbankan dalam hal keperluan modal, namun sebagian besar belum dapat membuat businees planning, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank sehingga masih sangat memerlukan jasa konsultan / pendampingan.

2.4.1.2 Keunggulan Usaha Kecil

(27)

1. Pemilik usaha sekaligus merangkap sebagai manajer sehingga segala aktivitas usaha selalu terkontrol.

2. Usaha kecil merupakan usaha yang banyak menciptakan lapangan pekerjaan baru.

3. Pengusaha kecil mempunyai kebebasan mutlak dalam menentukan harga produk.

4. Proses pendirian usaha kecil relatif sederhana dan mudah. 5. Prosedur hukum seperti perizinan usaha cukup sederhana.

6. Biaya pajak cukup ringan,karena yang dikenai pajak adalah pengusahanya bukan perusahaan yang dimilikinya.

2.4.2 Definisi Usaha Menengah

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No. 10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2.4.2.1 Ciri-Ciri Usaha Menengah

Menurut Inpres No. 10 tahun 1998, ciri-ciri usaha menengah adalah : 1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,

(28)

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

3. Telah melakukan aturan atau pengolalaan dan organisasi perburuhan, telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan.

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan.

5. Telah sering bermitra dan memanfaatkan pendanaan yang ada di bank.

6. Sumber daya manusianya sudah lebih meningkat, banyak yang sudah meraih kesarjanaannya sebagai manajer dan telah banyak yang memiliki jiwa wirausaha yang cukup handal.

2.4.3 Jenis Usaha Kecil Menengah

Berikut ini adalah Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah yaitu sebagai berikut:

1. Usaha Manufaktur

Adalah usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen,contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel,hiasan rumah,souvenir dan sebagainya.

2. Usaha Dagang

(29)

3. Usaha Jasa

Adalah usaha yang menghasilkan jasa,bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau warung internet ( warnet ) yang menyediakan alat dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing,searching,blogging atau yang lainnya. 2.4.4 Undang-undang tentang UKM

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM 1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil 4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(30)

Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata “wira” yang artinya gagah berani dan perkasa, dan kata “usaha” adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Sehingga pengertian wirausaha menurut ahli (Riyanti,2003) adalah orang yang gagah berani atau perkasa dalam berusaha. Dan menurut Priyono (2005) adalah orang yang berjuang dengan gagah , berani juga luhur dan pantas diteladani dalam bidang usaha atau dengan kata lain wirausahaan adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan seperti: keberanian mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri

Menurut Zimmerer & Scarborough (2005) menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru dengan risiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan organisasi yang maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Definisi dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan setiap peluang usaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengelola dan menentukan cara produksi, memasarkan produknya serta mengatur permodalan operasi usahanya.

2.4.5.1 Ciri-Ciri Wirausaha

(31)

a. Memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran (goal)dan memiliki kejelian (vision) dalam bisnis

b. Memiliki kemampuan untuk mengambil resiko keuangan dan waktu

c. Memiliki kemampuan di bidang perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaannya

d. Bekerja keras dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk maudan mampu mencapai keberhasilan

e. Mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan, karyawan, pamasok, bankers dan lain-lain

2. Menurut Pikte Abrahamso (1989, dalam Asri Laksmi, 2005) : a. Memiliki drive yang kuat (motivasi untuk maju)

b. Memiliki kekuatan mental yang baik (IQ, EQ, analitis, kreatif)

c. Memiliki kemampuan menjalin hubungan antar manusia (human relationability)

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi e. Menguasai pengetahuan teknis

3. Menurut Mc Cleland (dalam Asri Laksmi, 2005) : a. Menyukai pengambilan resiko yang moderat b. Bertanggung jawab

c. Mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan d. Mampu mengantisipasi masa yang akan datang e. Memiliki organizational skill yang baik

(32)

b. Daya pikir kreatif c. Inovatif

d. Motivasi tinggi

e. Kemampuan mengambil resiko dan bersaing

Berikut ini adalah manfaat adanya entrepreneur, antara lain (Buchari Alma, 2009):

1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, kesejahteraan, dan sebagainya.

3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi yang unggul yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang entrepreneur itu adalah terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.

4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.

5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain danpembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya.

7. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun menghadapi pekerjaan.

8. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama.

9. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.

(33)

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Rodhiyah ( Universitas Dipenogoro : 2013 )

Penelitian ini berjudul profil tenaga kerja perempuan di sektor usaha kecil menengah. Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk strategis alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian di Indonesia, terutama sejak krisis moneter tahun 1998 yaitu ikut berperan dalam pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat khususnya perempuan untuk berperan produktif. Sebagian besar UKM terkonsentrasi pada sektor produksi dan jasa salah satunya adalah tekstil dan garmen (konveksi). Menyerap banyak tenaga kerja perempuan, baik perempuan yang sudah menikah maupun yang belum menikah, tidak memerlukan pendidikan yang tinggi dan mereka bekerja hanya berbekal ketrampilan, sehingga tidak memungkinkan bersaing dengan mereka yang bekerja di sektor lain.Tenaga kerja perempuan di sektor UKM bekerja untuk menambah penghasilan dan juga memenuhi kebutuhan pribadi keluarga,disisi lain perempuan masih mempunyai tanggung jawab akan pekerjaan rumah tangga, yang memungkinkan perempuan kurang bisa mensejajarkan aktivitas rumah tangga dan aktivitas produktif, akibatnya akan berpengaruh tehadap pendapatan yang diperoleh dan kelangsungan UKM tersebut.

2. Fitria Ardilla (FKIP Unlam Banjarmasin : 2015 ) Penelitian ini berjudul Motivasi Wanita Pekerja di Industri Kecil dan Rumah

(34)

Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualititatif.Teknik pengumpulan data yaitu dengan data primer yang diperoleh dari wawancara dan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi dokumen dan studi pustaka.Populasi penelitian yaitu wanita pekerja di IKRT kain Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin yang berstatus menikah berjumlah 152 orang.Pengambilan sampel menggunakan sampel penuh. Teknik analisis data menggunakan teknik persentase.

3. Shinta Wahyu Hati,Rusda Irawati,Aditiya Wirangga ( Politeknik Negeri Batam : 2014 )

(35)

4. Desti Hayutama ( Universitas Negeri Malang : 2013 )

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka menyusun skripsi ini, penulis telah banyak mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima

Besar Pengaruh Strategi Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA Al-Hikmah Langkapan Tahun Ajaran 2016/2017 Pada Pokok Bahasan

6603044122 .رتسجاما ،رطفلا نيز سوجأ .روتكدلا فرشما ، :ةـيسيئرلا تاملكلا .تاثلثما ملع ،تايضارلا ملعتلا جئات لا ،ةقباسم قيرف ةيجيتارسا نكي م باطلا تاوعصلا

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Strategi Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MA Al-Hikmah Langkapan Tahun Ajaran. 2016/2017 Pada Pokok

EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang tentang pengaruh Kemampuan Kerja dan Komitmen Organisasional

Dengan dapat diketahuinya data nasabah, tentu kita dapat melakukan penyaringan untuk mencari model-model pembayaran yang dilakukan oleh nasabah terkait sehingga dapat

(1) Kepala Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 633 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di