• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Pelayanan Swamedikasi Terhadap Penderita Sakit Gigi Pada Apotek-Apotek Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Pelayanan Swamedikasi Terhadap Penderita Sakit Gigi Pada Apotek-Apotek Di Kota Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam kehidupan. Seseorang yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya kembali. Menurut Hermawati (2012), pilihan untuk mengupayakan kesembuhan adalah dengan berobat ke dokter atau melakukan swamedikasi. Salah satu kunci pokok suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Untuk itu apoteker dituntut meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien, antara lain adalah pemberian pelayanan kefarmasian kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2016).

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker (Menkes RI, 2016). Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian,apoteker dapat dibantu oleh apotekerpendamping dan/ atau tenaga teknis kefarmasian (PP No 51, 2009). Salah satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek adalah swamedikasi.

(2)

jugadigunakanuntuk swamedikasi. Salah satu obat wajib apotek yang dapat digunakan untuk swamedikasi adalah obat wajib

apotek golongan I yaitu asam mefenamat (Menkes RI, 1990).

Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami oleh masyarakat seperti demam, nyeri, batuk, sakit gigi, influenza, maag, diare, penyakit kulit dan lain-lan. Pengobatan sendiri dipilih oleh masyarakat untuk mengobati gejala penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter sehingga masyarakat perlu mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita dan apoteker memiliki peran dalam tindakan pengobatan sendiri tersebut (Depkes RI, 2006).

Penyakit periodontal atau yang biasa dikenal dengan penyakit pada gigi merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah nyeri gigi dan karies pada gigi. Berdasarkan penelitian Kushayati (2011), hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 dalam Survey Kesehatan Nasional (Sukesnas) menyebutkan bahwa penyakit gigi dikeluhkan penduduk Indonesia telah menurun menjadi 60%. Meskipun demikian angka 60% masih terlampau tinggi. Masalah gigi yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi dan hal ini terlibat dari prevalensi karies gigi pada penduduk usia 10 tahun keatas sebesar 70% (Kushayati, 2011).

(3)

menyebutkan bahwa keluhan sakit yang paling banyak diderita oleh pelaksana swamedikasi adalah nyeri dengan persentase 76%.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui profil pelayanan swamedikasi yang diberikan oleh petugas apotek

terhadap pasien penderita sakit gigi di apotek di wilayah kota Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah :

a. apakah petugas apotek melakukan patient assessment terhadap pasien

swamedikasi sakit gigi?

b. apakah petugas apotek melakukan profil rekomendasi terhadap pasien

swamedikasi sakit gigi?

c. apakah petugas apotek melakukan profil informasi terkait obat dan non

obat terhadap pasien swamedikasi sakit gigi?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis

penelitian ini adalah:

a. petugas apotek melakukan patient assessment terhadap pasien swamedikasi yang datang dengan keluhan sakit gigi.

b. petugas apotek memberikan rekomendasi berupa obat terhadap pasien sakit gigi.

(4)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. profil patient assessment yang dilakukan petugas apotek terhadap pasien swamedikasi yang datang dengan keluhan sakit gigi.

b. profil rekomendasi yang diberikan oleh petugas apotek terhadap pasien swamedikasi yang datang dengan keluhan sakit gigi.

c. profil informasi terkait obat dan non farmakologi yang diberikan oleh petugas apotek terhadap pasien swamedikasi yang datang dengan keluhan sakit gigi.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan tersendiri untuk para farmasis dalam meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian, khususnya swamedikasi

b. data dan informasi dari penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

(5)

Objek Pengamatan

Variabel Pengamatan

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian Profil

Pelayanan Swamedikasi

1 Siapa yang sakit gigi? 2 Berapa usia yang sakit gigi? 3 Apa gejala yang dialami

pasien?

4 Berapa lama pasien mengalami Sakit gigi?

5 Apa tindakan yang sudah diperbuat selama mengalami gejala sakit gigi? 6 Apa obat-obat lain yang sedang

digunakan?

1. Rujukan ke dokter 2. Rekomendasi obat Patient 3. Efek samping 4. Cara pemakaian 5. Dosis

6. Waktu pemakaian 7. Lama pemakaian 8. Perhatian

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 5.3 ditampilkan bahwa dari 16 sampel penelitian didapatkan bakteri penyebab infeksi setelah tindakan cerebrospinal fluid shunt paling banyak pada anak – anak

sebelumnya tentang pengendalian penyakit layu fusarium pada tanaman semangka didapatkan hasil bahwa dosis 12,5 g/tanaman adalah dosis yang paling baik untuk

Interaksi antara bakteri yang tergolong dengan mikoriza dapat melalui beberapa tahap yang berbeda, yaitu (1) pada pertumbuhan jamur saprofit dalam tanah, (2) pada

Gambar 2a dan 2b. gmnampora Gunung Prau Desa Pranten Kecamatan Bawang, G4 = N. gymnampora Petung Kriono Pekalongan, Dieng lereng utara).. gymnampora Petung

[r]

______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi akan datang. PdP

Ada 43 genotip ubi jalar berdaging jingga yang telah terseleksi dari penelitian pendahuluan untuk diuji komponen hasil umbi dan kandungan fisikokimianya di lahan

Ini disebabkan karena air laut ditempatkan pada ruang tertutup sehingga energi panas yang diserap tidak dapat keluar dan semakin lama semakin meningkat, ini juga