• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya, untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen karena peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara yang dilakukan untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2002:3)

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu, yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Arikunto, 2002:77-78). Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pengukuran hanya dilakukan pada satu kelas saja atau one group.

Tabel 3.1 Pola Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen X1 Y1 X2

X1 = tes awal menulis karangan narasi di kelas eksperimen X2 = tes akhir menulis karangan narasi di kelas eksperimen

(2)

Y1 = pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode sinektik

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding. Penulis hanya memperoleh data dari satu kelas kelompok sampel yang mendapat perlakuan. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan sampel sebelum diberi perlakuan. 2. Memberi perlakuan kepada sampel penelitian.

3. Memberikan tes akhir sebagai langkah untuk mengetahui perkemangan kemampuan yang dimiliki sampel sesudah diberi perlakuan. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai tes awal dan tes akhir.

Sesuai dengan metode penelitian, maka teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan melakukan tes awal dan tes akhir, berupa hasil menulis karangan narasi. Sampel diberikan perlakuan pembelajaran menulis karangan narasi.

3.2 Teknik Penelitian 3.2.1 Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data, yaitu dengan cara: 1. Tes

(3)

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketarampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002:127) lebih khususnya tes yang dilakukan adalah menulis narasi. Teknik ini dilakukan untuk mendapat data nilai. Teknik ini dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan memberikan tes awal (pretes), perlakuan berupa pembelajaran menulis deskripsi (definisi, unsur-unsur, dan lain-lain), dan tes akhir (postes) menulis narasi dengan mengguanakan metode sinektik.

2. Observasi

Observasi merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematik dan prosedur yang terstandar (Arikunto, 1982: 122). Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu, membaca, mempelajari bahan-bahan yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Hal ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti serta memperkuat penelitian ini.

3.2.2 Pengolahan Data

Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh validitas data dan ketepatan pengolahannya. Untuk itu, setelah data-data terkumpul, maka selanjutnya penulis mengolah data tersebut.Teknik pengolahan data dilakukan secara kuantitatif. Data yang

(4)

bersifat kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes akan diolah secara komparatif, yakni membandingkan hasil tes awal dan tes akhir. Adapun pengolahan datanya melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mengolah pengamatan guru terhadap kemampuan mengajar penulis dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Pemerolehan nilai dapat diketahui dengan mengevaluasi lembaran penilaian yang telah disediakan.

2. Memeriksa dan menilai karangan siswa hasil tes awal dan tes akhir oleh tiga penilai dengan rumus:

Nilai = Skor siswa X100 Skor total

3. Menganalisis tulisan narasi siswa.

4. Uji reliabilitas antarpenimbang data. Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat penilaian antara penguji yang satu dengan yang lain bagi setiap testi.

Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas antarpenimbang ini adalah: rtt= Vt - Vk

Vt

5. Setelah itu, nilai tersebut dilihat dalam tabel Guilford (dalam Anggraini, 2003: 32) sebagai berikut:

< dari 0,20 = tidak ada korelasi 0,20- 0,40 = korelasi rendah 0,40- 0,60 = korelasi sedang 0,60- 0,80 = korelasi tinggi

(5)

0.80- 0.99 = korelasi tingkat tinggi 1,00 = korelasi sempurna

6. Uji normalitas data. Untuk menentukan teknik statistik yamg dipakai, penulis menguji normalitas sampel. Adapun perhitungan normalitas yang digunakan adalah rumus chi2 sebagai berikut: Χ2 = Σ (F- E)2 E (Arikunto, 1993: 276-280) Keterangan: F = frekuensi pengamatan E = frekuensi ekspektasi

Jika harga kritik X2 dalam tabel < harga X2 yang diperoleh, berarti data yang

diperoleh tersebar dalam distribusi normal dengan db = bk-3 dari tabel harga chi2. 7. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan signifikansi perbedaan dua

variabel dengan kriteria jika thitung > t tabel dapat disimpulkan kedua variabel mempunyai perbedaan yang signifikan.

a. Mencari mean dari perbedaan tes awal dengan tes akhir

Md= N d

b. Menentukan derajat kebebasan Db = N – 1

c. Mencari jumlah kuadrat deviasi dengan rumus: ΣX2d= Σd2 – (Σd)2

N

(6)

T=

(

1

)

2 −

N N d X Md Keterangan:

Md = rata-rata antara tes awal dan tes akhir Σ x2d = jumlah kuadrat deviasi

N = jumlah subjek

(Subana, 2000: 131)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik dari hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitas mengenai karakteristik tertentu dari semua kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1986: 6). Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sumedang tahun ajaran 2007/2008.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah variabel yang terdapat dalam populasi dan harus memiliki sifat serta karakteristik populasinya. Sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah adalah purposive sample atau sample bertujuan, yang dilakukan dengan cara mengambil sub bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, melainkan berdasarkan adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2002:112).

(7)

Jumlah sampel yang harus diambil dari suatu populasi belum ada ketetapan angka yang pasti. Besar angkanya dapat berkisar 10%-25%. Keabsahan terletak pada karakteristik yang mendekati populasi, bukan pada besar atau banyaknya, bahwa banyaknya sampel tergantung pada:

(a) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan biaya.

(b) Sempit dan luasnya pengamatan dari setiap subjek, karena hal itu menyangkut banyak sedikitnya data.

(c) Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar tentu akan lebih baik (Arikunto, 2002:112) Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas maka penulis mengambil salah satu kelas dari 10 kelas yang dijadikan populasi, yakni sebanyak 42 hasil menulis deskripsi siswa kelas X-6 SMA Negeri 1 Sumedang.

Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa

No Nama

1 ADI NURSEHA

2 AJENG NURUL KARTINI 3 ANGGI JULIAN

4 ANISA FITRIANA

5 ANNATASYA LAKSMIDARA

6 ARIEF YUDHA PAHLAWAN

7 BUDIYANI LESTARI 8 CICI ILMI UTAMI

9 DADAN ZAENAL HAMDANI

10 DAMARRA REZZA

11 DINA NUR SYA’BANI FAJRIAH 12 ELIS ENITA

13 FRIZQY MUTIARA RESMANA 14 GILANG IRFANDI PUTRA SANJAYA

(8)

15 HILDA HELIANA 16 INTAN SRI RAHAYU 17 IVAN SOFIAN 18 JAJANG RODIANA

19 MUHAMMAD NURUL IHSAN

20 MUSTIKA DWI RAHAYU 21 NADHILLA NESHA HALLABY 22 PRATIWI ANJANI DEWI KUSWARA 23 RATNA PRATIWI

24 RD. DEWI ANDINI MARIAM 25 RIA NURFITRIANI DEWI 26 RIKA FARIDA KOMALASARI 27 RINRIN HARYANTI

28 RISKA LESTARI

29 RIZFAN FADHILLAH ADRIAMAN

30 RYAN NURMUHAMMAD

31 SANDI SETIAWAN 32 SANNY RINALDI

33 SELLY SISKA IRVEGALINA

34 SEPTIAN MUHAMMAD

35 SINTA PURNAMA DEWI 36 SITI AISYAH

37 SOFI NURUL HAYATI 38 SUSAN NURFARIDAH 39 SYNTIA FITRIYANI 40 TIKA ANNISA LESTARI K 41 TONI CHOWALIDIN

42 YUDI NOVAN PAHLAWAN

43 YUNI IRIANI SABRINI

3.4 Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002:136).

Keberhasilan atau bermutu tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan pengujian hipotesis dapat diperoleh melelui instrumen. Oleh karena itu, alat pengambilan data harus dibuat dan dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris yang sebagaimana adanya.

Instrumen merupakan bagian yang paling penting karena berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mengumpulkan data yang diperlukan, yakni meliputi data mengenai kemampuan siswa dalam menulis deskripsi. Instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian

(9)

ini adalah rencana pembelajaran untuk perlakuan dalam pembelajaran dan mengarang. Rencana pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam melakukan rangkaian pengajaran agar penelitian berjalan lancar. Sedangkan instrumen tes mengarang digunakan untuk menguji atau mengukur kemampuan siswa dalam menulis deskripsi. Tes menulis diberikan sebelum dan sesudah diadakan perlakuan.

3.4.1 Perencanaan Pengajaran

3.4.1.1Persiapan Proses Belajar Mengajar Menulis Narasi 3.4.1.1.1Penentuan Kelas

Secara umum siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sumedang memiliki kemampuan yang sama dalam hal menulis karangan narasi. Penulis menentukan kelas yang akan dijadikan eksperimen penelitian dengan melakukan observasi ke lapangan dan hasil diskusi dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka dipilih kelas X-6 sebagai kelas eksperimen.

3.4.1.1.2 Perumuskan Tujuan Pembelajaran

Merumuskan tujuan merupakan hal yang penting dalam tahap perencanaan pengajaran tujuan yang dirumuskan dengan baik dapat menolong dan memudahkan guru dalam merencanakan pengalaman belajar dan mengembangkan instrumen evaluasinya.

Hidayat (1991:50) memberikan empat kriteria dalam merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1. Harus merupakan hasil belajar. 2. Harus dirumuskan secara spesifik.

(10)

4. Hendaknya mencakup satu jenis hasil belajar.

Berpedoman pada kriteria di atas dalam penelitian ini penulis menyusun tujuan pembelajaran sebagai berikut.

1. Siswa dapat menjelaskan definisi karangan narasi. 2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri karangan narasi. 3. Siswa dapat menentukan unsur-unsur karangan narasi.

4. Siswa dapat menjelaskan langkah-langkah menulis karangan narasi. 5. Siswa dapat menulis karangan narasi dengan bantuan metode sinektik.

3.4.1.1.3 Perumusan Alat Evaluasi

Perumusan alat evaluasi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan metode sinektik.

Penulis memberikan tes menulis karangan narasi. Penilaian karangan siswa dapat dilihat dari beberapa komponen. Komponen karangan tersebut, yaitu;

1. Ciri kenarasian a. pemilihan tokoh b. penggambaran latar c. kausalitas peristiwa d. konsistensi sudut pandang 2. Aspek struktur karangan

a. kesesuaian tema dengan judul b. cara membuka

c. kohesivitas tulisan 3. Aspek kebahasaan

(11)

a. diksi

b. struktur kalimat c. ejaan

3.4.1.1.3Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar yang dirumuskan meliputi tiga hal, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Dalam kegiatan awal penulis mempersiapkan alat dan sumber belajar berupa hand-out yang berisi contoh-contoh karangan narasi dan lembar peraga berisi ciri-ciri karangan narasi, unsur-unsur karangan narasi, dan langkah-langkah penulisan karangan narasi. Sedangkan sumber pelajaran berupa buku-buku teks bahasa Indonesia yang dipergunakan di SMA. Selain itu penulis juga mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar yang secara rinci dapat dilihat pada lampiran penelitian.

Kegiatan awal merupakan tatap muka antara penulis dengan siswa. Pada tahap kegiatan ini, penulis memberikan petunjuk, pengarahan, dan penjelasan megenai tujuan pembelajaran, siswa kemudian menyimak penjelasan mengenai karangan narasi, dan kemudian melakukan tes awal.

Setelah melakukan tes awal, siswa kemudian diberi perlakuan, penggunaan metode sinektik. Kegiatan selanjutnya yaitu malaksanakan tes akhir. Tahapan dalam pemberian perlakuan adalah sebagai berikut.

1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

2. Siswa dikondisikan agar siap untuk mengikuti pembelajaran. 3. Guru menyampaikan penjelasan/ materi tentang karangan narasi.

(12)

4. Siswa diminta untuk mencoba menganalogikan dirinya dengan sesuatu.

Dalam kegiatan akhir, siswa melaksanakan tes akhir, selanjutnya menyimak saran dan pesan sebagai tindak lanjut kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan penelitian tersebut dilakukan sebanyak tiga kali. Pertemuan pertama untuk tes awal, pertemuan kedua untuk pemberian perlakuan, dan pertemuan ketiga untuk tes akhir. Kegiatan dalam setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2 X 40 menit. 10 menit pertama untuk pembukaan, 60 menit berikutnya untuk inti pembelajaran, dan 10 menit terakhir untuk bagian penutup.

3.4.1.2 Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Menulis Narasi

Proses belajar mengajar ini berlangsung selama dua minggu, pada siswa kelas X-6 SMA Negeri 1 Sumedang tahun pelajaran 2007/2008, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

3.4.1.2.1 Pelaksanaan Tes Awal

Pelaksanaan kegiatan tes awal ini penulis meminta siswa untuk menulis sebuah karangan narasi dengan tema peristiwa dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam lembar tes.

Kegiatan tes awal berlangsung selama 60 menit. Setelah waktu berakhir, penulis memberitahukan bahwa tes awal menulis karangan narasi telah berakhir. Semua siswa mengumpulkan lembaran tes dan lembar jawaban menulis karangan narasi.

(13)

Dalam setiap pertemuan, harus diperhatikan penyajian bahan pelajaran, hal ini dapat menunjang terhadap keberhasilan pembelajaran. Dalam pertemuan ini sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, penulis terkebih dahulu mengkondisikn kelas agar siswa memperhatikan dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Mengawali kegiatan penyajian bahasan, penulis terlebih dahulu memberikan contoh karangan narasi. Setelah itu, siswa diarahkan untuk bersikap aktif dengan bertanya jawab mengenai karangan narasi, ciri-ciri karangan narasi, dan unsur-unsur karangan narasi yang telah mereka amati.

Setelah kegiatan tersebut, guru dan siswa mencoba untuk menulis narasi dengan cara menganalogikan diri siswa dengan sesuatu yang mereka inginkan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apa saja yang belum mereka pahami.

3.4.1.2.3 Pelaksanaan Tes Akhir

Setelah siswa mendapat perlakuan, siswa melaksanakan tes akhir, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di kelas, yaitu menulis narasi dengan menggunakan metode sinektik.

3.4.2 Tes Tulis

Untuk mendapatkan data penelitian, perlu dilakukan tes tulis berupa hasil belajar siswa menulis narasi. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes awal dan tes akhir.

Penilaian hasil tes menulis siswa dilakukan dengan sistem pemberian nilai 1-5 pada setiap aspek yang dinilai dalam karangan. Format penilaian tersebut dapat dilihat dalam lampiran.

(14)

Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor. Nilai maksimum 100 dan menggunakan skala penilaian 1 sampai 5. arti skala penilaian tersebut secara umum dirinci sebagai berikut.

1 = menunjukkan informasi kualitatif sangat kurang 2 = menunjukkan informasi kualitatif kurang

3 = menunjukkan informasi kualitatif cukup 4 = menunjukkan informasi kualitatif baik

5 = menunjukkan informasi kualitatif sangat baik

Deskripsi penilaian secara khusus sebagai berikut. 1. Ciri kenarasian

b. Pemilihan tokoh

(5) Tokoh cerita yang dimunculkan tergambar memiliki karakter yang sangat kuat, jelas, dan hidup.

(4) Tokoh yang ada ditampilkan memiliki karakter yang kuat, jelas, dan hidup. (3) Tokoh yang ditampilkan kurang memiliki karakter yang kuat, jelas, dan hidup. (2) Memunculkan tokoh dalam cerita samara dan karakteristik kurang tepat. (1) Tokoh dalam cerita tidak ditampilkan sama sekali.

c. Pengembangan latar

(5) Latar yang diambil dari setiap peristiwa digambarkan dengan sangat jelas dan mendukung cerita.

(4) Pengambilan latar dalam setiap peristiwa digambarkan dengan jelas dan mendukung cerita.

(15)

(3) Penggambaran latar dalam setiap peristiwa cukup jelas, tetapi kurang mendukung cerita.

(2) Latar yang diambil dalam setiap peristiwa kurang jelas dan terbatas. (1) Sama sekali tidak menggambarkan latar dalam setiap peristiwa. d. Kausalitas peristiwa

(5) Rangkaian peristiwa dalam cerita berpola sangat teratur dan sangat lengkap, mulai dari pengenalan sampai pengenalan konflik.

(4) Rangkaian peristiwa berpola teratur dan lengkap sampai penyelesaian konflik. (3) Rangkaian peristiwa kurang teratur, tetapi lengkap.

(2) Rangkaian peristiwa kurang teratur dan kurang lengkap. (1) Rangkaian peristiwa benar-benar tidak beraturan. e. Konsistensi sudut pandang

(5) Cara pengarang menampilkan pelaku dalam pemaparan cerita sangat konsisten dan jelas.

(4) Pengarang menampilkan pelaku dengan pemaparan yang konsisten dan cukup jelas.

(3) Cara pengarang memaparkan pelaku dalam cerita konsisten, tapi kurang jelas. (2) Pengarang memaparkan pelaku dalam cerita beralih-alih dan kurang jelas. (1) Pemaparan pengarang tidak jelas, sulit dipahami, dan tidak konsisten. 3.4.1.2.3.1.1 Struktur karangan

a. Kesesuaian tema dengan judul

(5) Judul sangat sesuai dengan tema karangan dan menarik. (4) Judul karangan sesuai dengan tema dan menarik.

(16)

(3) Judul karangan sesuai dengan tema, tetapi kurang menarik. (2) Judul kurang sesuai dan kurang menarik.

(1) Judul sama sekali menyimpang dari tema dan tidak relevan.

b. Cara membuka

(5) Permulaan cerita sangat sesuai dengan gagasan yang dipaparkan dan menarik. (4) Permulaan cerita sesuai dengan gagasan yang dipaparkan dan menarik.

(3) Permulaan cerita kurang sesuai dengan gagasan yang dipaparkan dan kurang menarik.

(2) Permulaan cerita kurang sesuai dan kurang menarik.

(1) Permulaan cerita sama sekali tidak menarik dan tidak sesuai. c. Kohesivitas tulisan

(5) Tidak terjadi kesalahan, rangkaian tulisan pada setiap paragraf saling berhubungan dengan pengembangan isi gagasan dan dapat dipahami.

(4) Setiap paragraf saling terkait, pengembangan isi baik dan dapat dipahami. (3) Ada dua paragraf yang tidak berhubungan, tetapi pengembangannya cukup

baik dan dipahami.

(2) Lebih dari dua paragraf yang tidak berkaitan dan pengembangan isi kurang baik dan kurang dipahami.

(1) Paragraf tidak beraturan dan tidak dipahami. 3.4.1.2.3.1.2 Kebahasaan

(17)

(5) Penggunaan diksi dalam kalimat sangat tepat dan dapat dipahami, tidak terjadi kesalahan.

(4) Ada sedikit kesalahan dalam penggunaan diksi, tapi dapat dipahami maknanya.

(3) Penggunaan diksi dalam kalimat kurang tepat, tetapi cukup dipahami maknanya.

(2) Diksi yang digunakan dalam kalimat kurang tepat dan maknanya pun kurang dipahami, dan banyak terjadi kesalahan.

(1) Tidak menguasai kosa kata. 3.4.1.2.3.1.2.2 Struktur kalimat

(5) Semua kalimat mempunyai pola yang sangat teratur dan efektif, tidak terjadi kesalahan.

(4) Pola kalimat teratur dan efektif, terjadi kesalahan, namun tidak begitu berarti. (3) Terjadi kesalahan lebih dari tiga kalimat yang kurang teratur dan kurang

efektif, tetapi masih dapat dipahami.

(2) Banyak terjadi kesalahan pola kalimat sehingga kurang efektif dan kurang dipahami.

(1) Pola kalimat dalam karangan tidak efektif dan acak-acakan. 3.4.1.2.3.1.2.3 Ejaan

(5) Tidak ada kesalahan penerapan ejaan dan tanda baca.

(4) Penerapan tanda baca baik, menguasai aturan penulisan, sedikit terjadi kesalahan.

(18)

(3) Ejaan dan tanda baca yang digunakan cukup baik, tetapi terjadi kesalahan yang cukup berarti.

(2) Ejaan dan tanda baca kurang baik, terdapat kesalahan yang dapat mengaburkan makna.

(1) Banyak sekali terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca.

3.4.3 Lembar Observasi

Data penunjang lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, gunanya untuk mengetahui kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran di dalam kelas. Lembar observasi diisi oleh orang yang berkompeten melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran. Format lembar observasi dapat dilihat dalam lampiran.

Gambar

Tabel 3.1  Pola Penelitian
Tabel 3.2  Daftar  Nama Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian tersebut adalah: (1) Pengujian statistik

Guru memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan usia dini sampai sekolah menengah. Kedudukan guru dalam sistem

layanan yang memadai memberikan nilai skor tertinggi dibandingkan indikator kemegahan hotel; Penilaian responden terhadap dimensi tanggungjawab sosial hotel pada masyarakat, dimana

suatu kondisi, dengan cara mencari nilai mean dari setiap fase. Kemudian dengan menggunakan kriteria stabilitas 15%, rentang stabilitas diperoleh dengan hasil kali antara skor

Berikutnya Shou- Ren Hu (2010) mengidintifikasi bahwa jumlah kereta api yang lewat, jalan raya pemisah, jumlah kendaraan, alat pendeteksi hambatan, dan rambu-rambu

Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam kegiatan penyampain materi pembelajaran, bahasa merupakan

Memberi pertanyaan sederhana kepada pasien tentang pengunaan obat yang diberikan menerapkan nilai dasar Komitmen mutu dengan indikator Efektif, sebelum saya

Tuntunan Islam dalam urusan politik dan kenegaraan dalam garis besarnya sudah ada dalam Alquran dan Hadis Nabi. Namun dalam penerapan dan pelaksanaannya secara