• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8.1.3. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan per mukiman ter dir i dar i pengembangan per mukiman

kaw asan per kotaan dan kaw asan per desaan. Pengembangan per mukiman kaw asan per kotaan

ter dir i dar i:

1. Pengembangan kaw asan per mukiman bar u dalam bentuk pembangunan Rusunaw a ser ta

2. Peningkatan kualitas per mukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kaw asan perdesaanter diri dar i:

1. Pengembangan kaw asan per mukiman per desaan untuk kaw asan potensial (Agr opolitan

dan Minapolitan), r aw an bencana, ser ta per batasan dan pulau kecil,

2. Pengembangan kaw asan pusat per tumbuhan dengan pr ogr am PISEW (RISE),

3. Desa ter tinggal dengan pr ogr am PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas pr ogr am/ kegiatan pengembangan per mukiman dapat

ber upa kegiatan non-fisik seper ti penyusunan SPPIP dan RPKPP ataupun r eview bilamana

diper lukan.

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan  Infr astr uktur kaw asan per mukiman kumuh  Infr astr uktur per mukiman RSH

(2)

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

 Infr astr uktur kaw asan per mukiman per desaan potensial (Agr opolitan/ Minapolitan)

 Infr astr uktur kaw asan per mukiman r aw an bencana

 Infr astr uktur kaw asan per mukiman per batasan dan pulau kecil

 Infr astr uktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)  Infr astr uktur per desaan PPIP

 Infr astr uktur per desaan RIS PNPM

Adapun alur fungsi dan pr ogr am pengembangan per mukiman ter gambar dalam gambar

8.8.

Sumber : Dit . Pengembangan Per mukiman 2012

Gambar 8.8

(3)

Kriteria Kesiapan (Readiness Cr iter ia)

Dalam pengembangan per mukiman ter dapat kr iter ia yang menentukan, yang ter dir i dar i

kr iter ia umum dan khusus, sebagai ber ikut.

1. Umum

 Ada r encana kegiatan r inci yang diur aikan secar a jelas.

 Indikator kiner ja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstr a.  Kesiapan lahan (sudah ter sedia).

 Sudah ter sedia DED.

 Ter sedia Dokumen Per encanaan Ber basis Kaw asan (SPPIP, RPKPP, Master plan Kw s.

Agr opolitan & Minapolitan, dan KSK)

 Ter sedia Dana Daer ah untuk Ur usan Ber sama (DDUB) dan dana daer ah untuk

pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa ber fungsi.

 Ada unit pelaksana kegiatan.

 Ada lembaga pengelola pasca konstr uksi.

2. Khusus

Rusunaw a

 Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA  Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

 Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya  Ada calon penghuni

RIS PNPM

 Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesr a.

 Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.  Tingkat kemiskinan desa >25%.

 Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dar i BLM.

PPIP

 Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI

 Usulan bupati, ter utama kabupaten ter tinggal yang belum ditangani pr ogr am Cipta

Kar ya lainnya

 Kabupaten r eguler / sebelumnya dengan kiner ja baik  Tingkat kemiskinan desa >25%

PISEW

(4)

 Pembangunan infr astr uktur dasar per desaan yang mendukung (i) tr anspor tasi, (ii)

pr oduksi per tanian, (iii) pemasar an per tanian, (iv) air ber sih dan sanitasi, (v)

pendidikan, ser ta (vi) kesehatan

 Mendukung komoditas unggulan kaw asan

Selain kr iter ia kesiapan seper ti di atas ter dapat beber apa kr iter ia yang har us

diper hatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan per mukiman seper ti untuk

penanganan kaw asan kumuh di per kotaan. Mengacu pada UU No. 1/ 2011 tentang Per umahan

dan Kaw asan Per mukiman, per mukiman kumuh memiliki cir i (1) ketidakter atur an dan

kepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan pr asar ana, sar ana, dan utilitas umum,

(3) penur unan kualitas r umah, per umahan, dan per mukiman, ser ta pr asar ana, sar ana dan

utilitas umum, ser ta (4) pembangunan r umah, per umahan, dan per mukiman yang tidak sesuai

dengan r encana tata r uang w ilayah. Lebih lanjut kr iter ia ter sebut ditur unkan ke dalam kr iter ia

yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta Kar ya meliputi sebagai ber ikut:

1. Vitalitas Non Ekonomi

a. Kesesuaian pemanfaatan r uang kaw asan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau

RDTK, dipandang per lu sebagai legalitas kaw asan dalam r uang kota.

b. Fisik bangunan per umahan per mukiman dalam kaw asan kumuh memiliki indikasi

ter hadap penanganan kaw asan per mukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian

ber dasar kan intensitas bangunan yang ter dapat didalamnya.

c. Kondisi Kependudukan dalam kaw asan per mukiman kumuh yang dinilai, mempunyai

indikasi ter hadap penanganan kaw asan per mukiman kumuh ber dasar kan ker apatan

dan kepadatan penduduk.

2. Vitalitas Ekonomi Kaw asan

a. Tingkat kepentingan kaw asan dalam letak kedudukannya pada w ilayah kota, apakah

apakah kaw asan itu str ategis atau kur ang str ategis.

b. Fungsi kaw asan dalam per untukan r uang kota, dimana keter kaitan dengan faktor

ekonomi member ikan keter tar ikan pada investor untuk dapat menangani kaw asan

kumuh yang ada. Kaw asan yang ter masuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat

aktivitas bisnis dan per dagangan seper ti pasar , ter minal/ stasiun, per tokoan, atau

fungsi lainnya.

c. Jar ak jangkau kaw asan ter hadap tempat mata pencahar ian penduduk kaw asan

per mukiman kumuh.

3. Status Kepemilikan Tanah

(5)

b. Status ser tifikat tanah yang ada.

5. Komitmen Pemer intah Kabupaten/ Kota

a. Keinginan pemer intah untuk penyelenggar aan penanganan kaw asan kumuh dengan

indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.

b. Keter sediaan per angkat dalam penanganan, seper ti halnya r encana penanganan (gr and

scenar io) kaw asan, r encana induk (mast er plan) kaw asan dan lainnya.

8.1.4. Usulan Program dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antar a kondisi

eksisting dengan kebutuhan maka per lu disusun usulan pr ogr am dan kegiatan.

Namun usulan pr ogr am dan kegiatan ter batasi oleh w aktu dan kemampuan pendanaan

pemer intah Kabupaten Situbondo. Sehingga untuk jangka w aktu per encanaan lima tahun dalam

RPIJM dibutuhkan suatu kr iter ia untuk menentukan pr ior itasi dar i tahun per tama hingga

kelima.

Setelah memper hatikan kr iter ia kesiapan maka dapat dir umuskan usulan pr ogr am dan

kegiatan pengembangan per mukiman Kabupaten Situbondo yang disusun ber dasar kan

pr ior itasnya seper ti tabel ber ikut.

Tabel 8.1

Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Per mukiman Kabupaten Situbondo

No. Kegiatan Volume Satuan

Adapun untuk usulan pembiayaan dapat dijabar kan usulan pembiayaan baik dar i APBD

Kabupaten/ Kota, APBD Pr ovinsi, APBN, maupun dar i masyar akat dan sw asta,

(6)

Tabel 8.2

Usulan Pembiayaan Proyek

No. Kegiatan

APBN ( Rp x 1.000)

APBD Prov. ( Rp x 1.000)

APBD Kab/ Kota

( Rp x 1.000)

Masyarakat ( Rp x 1.000)

Swasta ( Rp x 1.000)

CSR ( Rp x 1.000)

Total ( Rp x 1.000)

1. Pendampingan Penyusunan Rencana Kaw asan Per mukiman

800.000 - - - 800.000

Usulan pr ior itas kegiatan dan pembiayaan secar a lebih r inci dapat dituangkan ke dalam

(7)

Tabel 8.3

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Situbondo

No. Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket Detail Lokasi Volume Satuan

Sumber Pembiayaan ( Rp) x 1.000 Tahun

1.a. PENYUSUNAN NORMA, STANDAR, PEDOMAN, DAN KRITERIA ( NSPK)

2. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

2.a PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PRODUK PENGATURAN TENTANG KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

2.b. FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

2.c. PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN Pendampingan Penyusunan Rencana

Kaw asan Per mukiman Kab. Situbondo 1 Dokumen 800,000 2016 2017

2.d. PENGAWASAN DAN EVALUASI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

3. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.a. PENINGKATAN KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh

Penataan/ Peningkatan Infr astr uktur

Per mukiman Kaw asan Kumuh Kab. Situbondo 1 Kaw asan 3,600,000 2016 2017

3.b. PERMUKIMAN KEMBALI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

4. RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA

4.a. RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA ( SUB OUTPUT)

5. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN

5.a. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL

5.b. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN BERBASIS KOMUNITAS/ MASYARAKAT

6. INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL ( RISE)

6.a. INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL ( RISE) ( sub output)

(8)

No. Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket Detail Lokasi Volume Satuan

Sumber Pembiayaan ( Rp) x 1.000 Tahun

APBN

DAK APBD Provinsi

APBD Kab/ Kota

Perusahaan Daerah

Swasta/

Masyarakat CSR 1 2 3 4 5 Rupiah

Murni PHLN 7. INFRASTRUKTUR PERDESAAN ( PPIP)

7.a. INFRASTRUKTUR PERDESAAN ( PPIP) ( sub output)

8. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS

8.a. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PASCA BENCANA

8.b. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERBATASAN/ PULAU TERLUAR/ TERPENCIL

9. KESWADAYAAN MASYARAKAT

9.a. KESWADAYAAN MASYARAKAT ( sub output)

(9)

8.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan 8.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah ser angkaian kegiatan yang diper lukan

sebagai bagian dar i upaya pengendalian pemanfaatan r uang, ter utama untuk mew ujudkan

lingkungan binaan, baik di per kotaan maupun di per desaan, khususnya w ujud fisik bangunan

gedung dan lingkungannya.

Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan

per atur an antar a lain:

1. UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

UU No. 1 tahun 2011 tentang Per umahan dan Kaw asan Per mukiman member ikan amanat

bahw a penyelenggar aan penyelenggar aan per umahan dan kaw asan per mukiman adalah

kegiatan per encanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, ter masuk di

dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, ser ta per an

masyar akat yang ter koor dinasi dan ter padu.

Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah

diper siapkan har us sesuai dengan per syar atan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan

yang ter cantum pada r encana r inci tata r uang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL).

2. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 28 tahun 2002 member ikan amanat bangunan gedung har us diselenggar akan secar a

ter tib hukum dan diw ujudkan sesuai dengan fungsinya, ser ta dipenuhinya per syar atan

administr atif dan teknis bangunan gedung.

Per syar atan administr atif yang har us dipenuhi adalah:

a. Status hak atas tanah, dan/ atau izin pemanfaatan dar i pemegang hak atas tanah;

b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan

c. Izin mendir ikan bangunan gedung.

Per syar atan teknis bangunan gedung melingkupi per syar atan tata bangunan dan

per syar atan keandalan bangunan. Per syar atan tata bangunan ditentukan pada RTBL yang

ditetapkan oleh Pemda, mencakup per untukan dan intensitas bangunan gedung, ar sitektur

bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan, per syar atan

keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan, dan

kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahw a dalam penyelenggar aan

bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestar ian dan

(10)

3. PP 36/ 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Secar a lebih r inci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang

per atur an pelaksana dar i UU No. 28/ 2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan

gedung, per syar atan bangunan gedung, penyelenggar aan bangunan gedung, per an

masyar akat, dan pembinaan dalam penyelenggar aan bangunan gedung. Dalam per atur an

ini ditekankan pentingnya bagi pemer intah daer ah untuk menyusun Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan r ancang bangun ser ta alat pengendalian

pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

4. Permen PU No. 06/ PRT/ M/ 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL,

maka telah ditetapkan Per men PU No. 06/ PRT/ M/ 2007 tentang Pedoman Umum Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam per atur an ter sebut, dijelaskan bahw a RTBL disusun

pada skala kaw asan baik di per kotaan maupun per desaan yang meliputi kaw asan bar u

ber kembang cepat, kaw asan ter bangun, kaw asan dilestar ikan, kaw asan r aw an bencana,

ser ta kaw asan gabungan dar i jenis-jenis kaw asan ter sebut. Dokumen RTBL yang disusun

kemudian ditetapkan melalui per atur an w alikota/ bupati.

5. Permen PU No.14 / PRT/ M/ 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Per men PU No: 14 / PRT/ M/ 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Peker jaan

Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang

Peker jaan Umum dan Penataan Ruang yang mer upakan ur usan w ajib daer ah yang ber hak

diper oleh setiap w ar ga secar a minimal. Pada Per men ter sebut dilampir kan indikator

pencapaian SPM pada setiap Dir ektor at Jender al di lingkungan Kementer ian PU beser ta

sektor -sektor nya.

Lingkup Tugas dan Fungsi Dir ektorat PBL ( Permen PU No. 8 tahun 2010)

Sebagaimana dinyatakan pada Per men PU No.8 tahun 2010 tentang Or ganisasi dan Tata

Ker ja Kementer ian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahw a Dir ektor at Penataan Bangunan dan

Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dir ektor at Jender al Cipta

Kar ya di bidang per umusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan pr oduk pengatur an,

pembinaan dan pengaw asan ser ta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan

(11)

Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahw a Dir ektor at Penataan

Bangunan dan Lingkungan menyelenggar akan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan str ategi penyelenggar aan penataan bangunan dan

lingkungan ter masuk gedung dan r umah negar a;

b. Pembinaan teknik, pengaw asan teknik, fasilitasi ser ta pembinaan pengelolaan bangunan

gedung dan r umah negar a ter masuk fasilitasi bangunan gedung istana kepr esidenan;

c. Pembinaan teknik, pengaw asan teknik dan fasilitasi penyelenggar aan penataan bangunan

dan lingkungan dan pengembangan kesw adayaan masyar akat dalam penataan lingkungan;

d. Pembinaan teknik, pengaw asan teknik dan fasilitasi r evitalisasi kaw asan dan bangunan

ber sejar ah/ tr adisional, r uang ter buka hijau, ser ta penanggulangan bencana alam dan

ker usuhan sosial;

e. Penyusunan nor ma, standar , pr osedur dan kriter ia, ser ta pembinaan kelembagaan

penyelenggar aan penataan bangunan dan lingkungan; dan

f. Pelaksanaan tata usaha Dir ektor at.

Lingkup tugas dan fungsi ter sebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada sektor PBL,

yaitu kegiatan penataan lingkungan per mukiman, kegiatan penyelenggar aan bangunan gedung

dan r umah negar a dan kegiatan pember dayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan

seper ti ditunjukkan pada gambar 8.9.

(12)

Lingkup kegiatan untuk dapat mew ujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga

ter jadi peningkatan kualitas per mukiman dan lingkungan meliputi:

a. Kegiatan penataan lingkungan per mukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);  Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Ter buka Hijau ( RTH);

 Pembangunan Pr asar ana dan Sar ana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan

nelayan;

 Pembangunan pr asar ana dan sar ana penataan lingkungan pemukiman tr adisional.

b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

 Diseminasi per atur an dan per undangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;

 Pengembangan sistem infor masi bangunan gedung dan ar sitektur ;  Pelatihan teknis.

c. Kegiatan pember dayaan masyar akat di per kotaan

 Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di per kotaan;  Paket dan Replikasi.

8.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan A. Isu Strategis

Untuk dapat mer umuskan isu str ategis Bidang PBL, maka dapat dilihat dar i Agenda

Nasional dan Agenda Internasional yang mempengar uhi sektor PBL. Untuk Agenda Nasional,

salah satunya adalah Pr ogr am PNPM Mandir i, yaitu Pr ogr am Nasional Pember dayaan

Masyar akat Mandiri, sebagai w ujud ker angka kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan

pr ogr am-pr ogr am penanggulangan kemiskinan ber basis pember dayaan masyar akat. Agenda

nasional lainnya adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Peker jaan Umum

dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang mengamanatkan ter layaninya

masyar akat dalam pengur usan IMB di kabupaten/ kota dan ter sedianya pedoman Har ga Standar

Bangunan Gedung Negar a (HSBGN) di kabupaten/ kota.

Agenda inter nasional yang ter kait diantar anya adalah pencapaian MDG’s 2015,

khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestar ian lingkungan hidup. Tar get MDGs yang ter kait

bidang Cipta Kar ya adalah tar get 7C, yaitu menur unkan hingga separ uhnya pr opor si penduduk

tanpa akses ter hadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015, ser ta tar get 7D, yaitu

mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di per mukiman

(13)

Agenda inter nasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global War ming).

Pemanasan global yang disebabkan ber tambahnya kar bondioksida (CO2) sebagai akibat

konsumsi ener gi yang ber lebihan mengakibatkan naiknya suhu per mukaan global hingga 6.4 °C

antar a tahun 1990 dan 2100, ser ta meningkatnnya tinggi muka laut di selur uh dunia hingga

mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini member ikan dampak bagi kaw asan-kaw asan

yang ber ada di pesisir pantai, yaitu munculnya bencana alam seper ti banjir , kebakar an ser t a

dampak sosial lainnya.

Agenda Habitat juga mer upakan salah satu Agenda Inter nasional yang juga

mempengar uhi isu str ategis sektor PBL. Konfer ensi Habitat I yang telah diselenggar akan di

Vancouver , Canada, pada 31 Mei-11 Juni 1976, sebagai dasar ter bentuknya UN Habitat pada

tahun 1978, yaitu sebagai lembaga PBB yang mengur usi per masalahan per umahan dan

per mukiman ser ta pembangunan per kotaan. Konfer ensi Habitat II yang dilaksanakan di

lstanbul, Tur ki, pada 3 - 14 Juni 1996 dengan dua tema pokok, yaitu "Adequate Shelter for All"

dan "Sustainable Human Settlements Development in an Ur banizing Wor ld", sebagai ker angka

dalam penyediaan per umahan dan per mukiman yang layak bagi masyar akat.

Dar i agenda-agenda ter sebut maka isu str ategis tingkat nasional untuk bidang PBL dapat

dir umuskan adalah sebagai ber ikut:

1. Penataan Lingkungan Per mukiman

a. Pengendalian pemanfaatan r uang melalui RTBL;

b. PBL mengatasi tingginya fr ekuensi kejadian kebakar an di per kotaan;

c. Pemenuhan kebutuhan r uang ter buka publik dan r uang ter buka hijau (RTH) di

per kotaan;

d. Revitalisasi dan pelestar ian lingkungan per mukiman tr adisional dan bangunan

ber sejar ah ber potensi w isata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam r angka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal;

f. Pelibatan pemer intah daer ah dan sw asta ser ta masyar akat dalam penataan bangunan

dan lingkungan.

2. Penyelenggar aan Bangunan Gedung dan Rumah Negar a

a. Ter tib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan);

b. Pengendalian penyelenggar aan bangunan gedung dengan per da bangunan gedung di

kab/ kota;

c. Tantangan untuk mew ujudkan bangunan gedung yang fungsional, ter tib, andal dan

(14)

d. Ter tib dalam penyelenggar aan dan pengelolaan aset gedung dan r umah negar a;

e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan r umah Negar a.

3. Pember dayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Jumlah masyar akat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta or ang atau sekitar

11,96% dar i total penduduk Indonesia;

b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen aw al ter masuk shar ing in-cash sesuai

MoU PAKET;

c. Keber lanjutan dan siner gi pr ogr am ber sama pemer intah daer ah dalam penanggulangan

kemiskinan.

Isu str ategis PBL ini ter kait dengan dokumen-dokumen seper ti RTR, skenar io

pembangunan daer ah, RTBL yang disusun ber dasar skala pr ior itas dan manfaat dar i r encana

tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tr adisional/ ber sejar ah dan d)

penanggulangan kebakar an, bagi pencapaian ter w ujudnya pembangunan lingkungan

per mukiman yang layak huni, ber jati dir i, pr oduktif dan ber kelanjutan.

B. Kondisi Eksisting

Untuk tahun 2012 capaian nasional dalam pelaksanaan pr ogr am dir ektor at PBL adalah

dengan jumlah kelur ahan/ desa yang telah mendapatkan fasilitasi ber upa peningkatan kualitas

infr astr uktur per mukiman per desaan/ kumuh/ nelayan melalui pr ogr am P2KP/ PNPM adalah

sejumlah 10.925 kelur ahan/ desa. Untuk jumlah Kabupaten/ Kota yang telah menyusun Per da

Bangunan Gedung (BG) hingga tahun 2012 adalah sebanyak 106 Kabupaten/ Kota. Untuk RTBL

yang sudah ter susun ber upa Per atur an Bupati/ Walikota adalah sebanyak 2 Kabupaten/ Kota, 9

Kabupaten/ Kota dengan per janjian ber sama, dan 32 Kabupaten/ Kota dengan kesepakatan

ber sama.

Ber dasar kan Renstr a Ditjen Cipta Kar ya 2010-2014, di samping kegiatan non-fisik dan

pember dayaan, Dir ektor at PBL hingga tahun 2013 juga telah melakukan peningkatan pr asar ana

lingkungan per mukiman di 1.240 kaw asan ser ta penyelenggar aan bangunan gedung dan

fasilitasnya di 377 kabupaten/ kota.

C. Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan ter dapat beber apa per masalahan

dan tantangan yang dihadapi, antar a lain:

1. Penataan Lingkungan Per mukiman:

Gambar

Gambar 8.8  Alur Program Pengembangan Permukiman
Tabel 8.1
Tabel 8.2
Tabel 8.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir ini dibuat untuk mengetahui perhitungan pembangunan perumahan Grand Ville Bayung Indah dalam mengefisiensi waktu kerja dan biaya produksi. Penelitian dilakukan di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran dalam pencapaian target dan mengetahui perspektif Ekonomi Islam tentang pemasaran produk

a. Memahami Kebutuhan dan Motivasi guru, Kebutuhan merupakan suatu situasi kekurangan dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku untuk mencapai

Therefore, the child has a glorious life in the view of the Islamic religion, then the child must be treated humanely like her provide for both inner and outer,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul “Analisis

Berhubungan dengan ini, maka penulis merangkum beberapa pengamatan yang akan diteliti yaitu mengenai pelaksanaan serta faktor yang mendukung juga penghambat serta solusi

Untuk kepentingan penelitian ini, saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi angket berikut ini dengan jujur dan lengkap sesuai dengan keadaan dan perasaan ibu yang

Salah satunya adalah daerah Muara Beliti – Tebing Tinggi karena kedua daerah ini adalah kawasan yang potensial untuk agrobisnis dan agroindustri.Didalam