• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PEN DAH U LU AN - DOCRPIJM 474fc27d97 BAB IBAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PEN DAH U LU AN - DOCRPIJM 474fc27d97 BAB IBAB I PENDAHULUAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

BAB I

PEN DAH U LU AN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah

Indonesia, bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah

daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional

tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara lebih cerdas,

terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan

sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi

nasional dan pemerataan pembangunan di berbagai daerah, penciptaan lapangan kerja dan

penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur

yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu.

Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif

untuk mendukung Propinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan

program yang dimaksud khususnya Bidang Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya

perencanaan program infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya Rencana Program

Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya diharapkan Kabupaten/Kota dapat

menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan

lingkungan yang layak huni (livable).

Rencana Program Invenstasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat

sebagai RPIJM Bidang Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun. Rencana dan program dalam

dokumen ini akan dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta

oleh swasta/masyarakat yang mengacu pada rencana tata ruang wiilayah serta kelayakan

(2)

berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

Dokumen ini juga akan bersifat multi sektoral, multi stakeholder dan multi

pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPIJM bidang Cipta

Karya meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya, yaitu Pengembangan Air

Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman

dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan dari multi

stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses

penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing.

Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,

masyarakat dan dunia usaha. sedangkan yang dimaksud dari multi pendanaan adalah

sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari

pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia

usaha dan masyarakat. Oleh karenanya, penyusunan rencana Program Infrastruktur Bidang

Cipta Karya oleh pemerintah daerah harus mempertimbangkan kemampuan keuangan

daerah serta mampu melihat peluang pembiayaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan

pembangunannya.

Penyusunan review dokumen RPIJM pada tahun 2013 dilaksanakan sebagai bagian

dari review yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Review ini dilakukan dengan tujuan

untuk melakukanupdatingdata-data kondisi terbaru Kota Bima berdasarkan data sekunder

yang ada. Selain itu juga dilakukan dalam rangka untuk melakukan evaluasi terhadap

rencana program dan kegiatan dalam bidang cipta karya yang telah dan belum terlaksana

sampai dengan tahun 2013. Dengan demikian nantinya akan diperoleh gambaran tentang

program dan kegiatan mana saja yang sudah dilaksanakan kembali serta usulan-usulan

program dan kegiatan mana saja yang perlu dimasukkan kembali dalam dokumen Review

RPIJM bidang Cipta Karya ini.

1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan RPIJM

Maksud RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kota Bima dalam

penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan serta

(3)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima pembangunan nasional.

Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam

perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur bidang cipta karya

yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi NTB, APBD Kota

Bima, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi

dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen

Ciptakarya, yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem

Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman ( air limbah permukiman,

persampahan, dan drainase ).

Rencana Program Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau

disingkat sebagai RPIJM Bidang Cipta Karya merupakan dokumen rencana kerjasama

pembangunan infrastruktur (Infrastruktur Development Plan:IDD) di Kabupaten/Kota yang

bersifat lintas sektoral. RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD

sebagai dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM

merupakan dokumen teknis kelayakan program (Feasibility Study) untuk rencana

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu

dikerjakan secara profesional (oleh ahlinya), namun tetap menekankan proses partisipasi

melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat, profesional dan lain-lain

pada tahap penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/Kota dan melalui dialog investasi

dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap

penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi. Dengan demikian, RPIJM yang

bersifat sektoral dan terpadu merupakanConsolidated FSyang dapat diterima semua pihak

sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

1.3. Prinsip Penyusunan RPIJM Prinsip Dasar RPIJM secara sederhana adalah:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana

investasi yang disusun.

2. Multi Sektor , Yaitu Mencakup sektor/bidang Pengembangan kawasan permukiman,

(4)

persampahan, pengembangan system pelayanan air limbah, pengembangan system

pemusatan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh, pengembangan

kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penangulangan kebakaran dan penataan

bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,

sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat

terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, Sedangkan dana swasta

dapat berupa kerjasama pemerintah swasta (KPS) dan Coorporate Social

Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan

masyrakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai

pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM maupun pada saat

Pelaksanaan Program.

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kekmpuan daerah

(Kabupaten/Kota dan Provinsi) Sesuai karateristik setempat (Botto-up).

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat mewujudkan pembangunan yang

efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program

yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

RPIJM ini juga bersifat dimanis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap

program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPIJM, sehingga

dihasilkan rencana pembanguan infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan

kebutuhan daerah.

1.4. Landasan Hukum

Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan

perundangan maupun kebijakan yang berlaku pada saat RPIJM disusun. Peraturan dan

perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagai

(5)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima 1. Undang-Undang (UU)

• UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum;

• UU No.01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

• UU No. 20 Tahun 2011 Tentan Rumah Sususn;

• UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Pelindungan dan Pengelolaan Lingkunagan Hidup;

• UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

• UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

• UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;

• UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

• UU No. 07 Tahun 2004 Tentang sumberdaya Air;

• UU No. 25 Tahun 2004 Tentang sistim Perencanaan Pembangunan Nasional;

• UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;

• UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah;

• UU No. 38 Tahun 2004 Tentang jalan;

• UU No.28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

2. Peraturan Pemerintah (PP)

• PP No.81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah tangga dan Sampah

Sejenis Sampah Rumah Tangga

• PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;

• PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standart Akuntansi Pemerintah;

• PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pekotaan;

• PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pebantuan ;

• PP No.42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sumber Daya Air;

• PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

• PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kta;

(6)

• PP No. 2 tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;

• PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;

• PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;

• PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;

• PP No. 36 Tahun2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang-Undang

Bangunan Gedung);

• PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

• PP No. 65 tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan

Air Minum.

3. Peraturan Presiden (Perpres)

• Perpres No. 67 tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha

Dalam Penyediaan Infrastruktur;

• Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional 2010-2014 ;

• Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67

Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur ;

• Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Revormasi Birokrasi 2010-2025 ;

• Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No.67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur ;

• Perpres No. 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua

dan Provinsi Papua Barat ;

• Perpres No. 32 Tahun 2011Tentang Masterplant Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ;

(7)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

• Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kemnterian

PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;

• Permen PU No 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;

• Permen PU No. 12 /PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;

• Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum Dan

Penataan Ruang;

• Permen PU No. 15/PRT/M/ 2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;

• Permen PU No. 16/PRT/M/ 2010 Tentang edoman Teknis Pemeriksaan Berkala

Bangunan Gedung;

• Permen PU No. 1/PRT/M/ 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM

Bukan Jaringan Perpipaan;

• Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;

• Permen PU No. 16/PRT/M/ 2008 Tentang Kebijkan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

• Permen PU No. 06/PRT/M/ 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;;

• Permen PU No. 18/PRT/M/ 2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air

Minum;

• Permen PU No. 20/PRT/M/ 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sitem Penyediaan Air minum (KSNP-SPAM);

• Permen PU No. 21/PRT/M/ 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

• Permen PU No. 494/PRT/M/ 2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

(8)

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)

• Permen LH No.05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib

AMDAL;

• Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;

• Permen LH No. 13 Tahun 2010Tentang UKL- UPL dan SPPLH;

• Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha

dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/ atau Kegiatan Tetapi Belum

Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

• Permendagri No. 57 tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Kota;

• Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi

Perangkat Daerah dalm Pennyelenggaraan Pemerintah Daerah;

• Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi

Perangkat Daerah;

• Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007;

7. Peraturan Kementerian Lainnya

• Peraturan Menteri Bappenas No. 3 tahun 2012 tentang Panduan Umum Pelaksanaan

KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;

• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/ Menkes/Per/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum;

• Keputusan Menteri PAN Nomor; Kep/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka

Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

1.5. Mekanisme dan Framework Penyusunan RPIJM

Penyusunan RPIJM Kota Bima mengacu pada dokumen perencanaan spasial yang

dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang dijabarkan dalam RPJMD.

(9)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima

Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL, dan dokumen Strategi yang lain yang

terkait dengan pengembangan wilayah.

Pada awalnya, tahapan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah

(RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima antara lain mengidentifikasi potensi dan

permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur serta melakukan analisis

terhadap kondisi lapangan. Setelah itu, dilakukan analisis kebutuhan infrastruktur

permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari analisis tersebut akan

muncul program-program pembangunan sektoral yang perlu dilakukan di kabupaten/kota

tersebut. Apabilareadiness criteriasudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang

telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan

dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi yang berisi tentang program-program

pengembangan infrastruktur permukiman dari masing-masing sektor, maka dalam

penyusunan RPIJM Kota dilakukan analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta

perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan untuk

melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumber pendanaan keuangan daerah dalam

investasi pembangunan jangka menengah. Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis

keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia dalam implementasi RPIJM, dan

analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan

sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.

Mekanisme penyusunan dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya review tahun 2013

juga melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program-program yang telah ada, serta

menganalisis program-program yang belum terlaksana apakah masih perlu di dorong serta

kemungkinan untuk memasukkan program-program baru berdasarkan kebutuhan

(10)

1.6. Muatan Dokumen RPIJM

Secara substansi muatan RPIJM Kota Bima Terdiri 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPIJM, prinsip penyusunan RPIJM, dasar hukum penyusunan RPIJM, dan

mekanisme penyusunan RPIJM.

Bab 2 Gambaran Umum Kota Bima

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kota Bima, antara lain batas

administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geilogi,

klimatologi, serta kondisi social dan ekonomi wilayah.

Bab 3 Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan Kota Bima

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen

rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Strategi Pengembangan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan Strategi Sanitasi Kota (SSK),

serta penjelasan mengenai keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan Kota

maupun Kawasan.

Sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kota Bima

Tahun 2014-2018, Kebijakan dan Strategi Perkotaan daerah (KSPD), Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), dan

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) masih dalam proses

penyusunan sehingga akan dibahas pada review tahun 2014 mendatang.

Bab 4 Rencana Program Investasi Infrastruktur

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur

Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan

bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sitem penyediaan air

minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor

dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah;

(11)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Bima Bab 5 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting

lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan social seperti Kajian Lingkungan

Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL,UPL, dan SPPLH, serta perlindungan social pada

tahap perencanaan, Pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang

Cipta Karya.

Bab 6 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai profil APBD Kota Bima, profil investasi dan

proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta Strategi

peningkatan investasi bidang CiptaKarya.

Bab 7 Aspek Kelembagaan Pemerintah Kota Bima

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah

yang focus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber

daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis

permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 8 Matriks Rencana Program Investasi jangka Menengah Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kota Bima dan matriks

Referensi

Dokumen terkait

Muttaqin desa Bedanten Kee. Argumentasi atau alasan panitia Masjid Baitul Muttaqin desa Bedanten Kee. Gresik melakukan jual beli kulit hewan Qurban. digilib.uinsby.ac.id

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

Penambahan unsur Wolfram juga dapat mempengaruhi ketahanan terhadap oksidasi temperatur tinggi paduan Ni-Al-Ti karena nilai kehilangan berat terhadap jumlah siklik

Untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Terjadi kenaikan persentase nilai ekspor kelompok industri komoditi kayu lapis, kertas/pulp sebesar 8,79 persen dan 42,93 persen, sedangkan komoditi penyusun