• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI

LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

JURNAL

Oleh

HARWAN SAGITA YARDI

NIM. C1G111032

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk : (1) Mengetahui sumber pendapatan rumahtangga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.; (2) Mengetahui besarnya kontribusi pendapatan dari usahatani lahan kering terhadap pendapatan rumahtangga petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur; (3) Mengetahui Kendala-kendala yang di hadapi petani dalam usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.

Sumber pendapatan rumahtangga usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur adalah bersumber dari usahatani lahan kering (on farm) yaitu sebagai petani jagung dan padi, pendapatan lainya bersumber dari luar usahatani sendiri (off farm) yaitu sebagai buruh tani lahan sawah, dan adapun pendapatan selanjutnya bersumber dari non usahatani (non farm) yaitu sebagai wiraswasta dan pedagang. Kontribusi pendapatan usahatani lahan kering terhadap total pendapatan rumahtangga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur sebesar 40% atau Rp 3.422.691/Llg/Thn. Kendala utama yang dihadapi petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur adalah kondisi iklim yang tidak menentu, tidak adanya penyuluhan, keterbatasan modal serta adanya serangan hama dan penyakit adapun kendala lainya adalah kurangnya peluang kerja lain di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.

Kata Kunci : Analisis Pendapatan Rumahtangga Petani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.

Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

(3)

ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

ABSTRAK

The research aims to: (1) Knowing the source of household income dry land farmers in the district of East Lombok regency Sambelia .; (2) Knowing the contribution of income from dry land farming on household income of farmers in the district of East Lombok regency Sambelia; (3) Knowing the constraints faced by farmers in dry land farming in the district of East Lombok Sambelia.

Sources of household income farming dry land in the district Sambelia East Lombok is derived from farming dry land (on farm) is a farmer of corn and rice, the income of others sourced from outside the farm itself (off farm), namely as a laborer wetland, and as for income The next sourced from non-farming (non-farm) that is as self-employed and traders. Dry land farming income contribution to total household income dry land farmers in the district of East Lombok Sambelia by 40% or Rp 3,422,691 / LLG / yr. The main constraints faced by farmers in the district of East Lombok Sambelia is uncertain climate conditions, lack of education, lack of capital and the presence of pests and diseases while the other obstacle is the lack of other job opportunities in the district of East Lombok Sambelia.

Keywords : Household Income Analysis of Dry Land In District Farmers Sambelia East Lombok

Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

(4)

ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PENDAHULUAN

Potensi lahan yang luas dan variasi usaha paertanian yang sangat besar maka lahan kering merupakan lahan yang sangat potensial dan berperan besar sebagai lahan usahatani yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumahtangga petani, selain itu lahan yang potensial tersebut juga berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja dan lapangan usaha pertanian untuk masyarakat, untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan pangan sehingga masyarakat tidak harus terus bergantung pada lahan sawah. Akan tetapi potensi lahan kering masih belum mampu memenuhi kebutuhan pokok maupun non pokok petani lahan kering, karna rendahnya pendapatan dari usahatani lahan kering tersebut. Berbeda halnya dengan petani lahan basah yang memiliki hasil produksi yang lebih tinggi dari pada hasil usahatani lahan kering. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan tingkat kesejahteraan petani lahan kering yang rendah dengan tingginya angka kemiskinan petani lahan kering dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan petani lahan basah.

Kecamatan Sambelia memiliki iklim kemarau yang panjang yang menyebabkan kekeringan, yang menambah masalah pada lahan kering, selain itu lahan kering di Kecamatan Sambelia belum mendapatkan penanganan yang tepat baik dari pemerintah maupun dari petani lahan kering sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut dan terdapat beberapa faktor dari sumberdaya manusia yang masih rendah menyebabkan petani sulit mendapat informasi dan menggunakan teknologi untuk menangani lahan kering dan beberapa masalah-masalah lain yang masih belum biasa diatasi sehingga upaya yang ingin dicapai seperti kesejahteraan petani sulit untuk dicapai.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. Lokasi sampel adalah Desa Labuhan Pandan dan Desa Sambelia yang di tentukan secara purposive sampling, atas pertimbangan kedua desa tersebut terdapat rumahtangga petani yang mengusahakan usahatani lahan kering terbanyak. Jumlah rumahtangga petani responden ditentukan secara accidental sampling dengan kuota sebanyak 30 rumahtangga responden sehingga di peroleh 13 rumahtangga dari Desa Sambelia dan 17 rumahtangga dari Desa Labuhan Pandan.

Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

(5)

ANALISIS PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Biaya dan Pendapatan Uasatani Lahan Kering

Analisi biaya dan pendapatan pada usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur disajikan pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12. Rata- Rata Biaya Produksi dan Pendapatan Pada Usahatani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014

No Uraian Usahatani Lahan Kering

Per LLG Per Ha

2.687.818 2.176.375 4.452.711 3.054.561

B. Biaya Tetap: Total Biaya Tetap 227.044 569.319 376.126 799.044 Total Biaya

Produksi

2.914.862 2.745.694 4.828.837 3.853.606

3 Produksi (Ku) 23,49 21,38 38,92 30,00

4 Harga (Rp/Ku) 240.000 350.000 240.000 350.000 5 Nilai Produksi (Rp) 5.638.582 7.481.250 9.341.024 10.500.000. 6 Pendapatan 2.723.720 4.735.556 4.512.187 6.646.393

7 R/C 2,00 2,78 2,00 2.78

Sumber: Data Primer Diolah 2015

Harwan sagita yardi*sri supartiningsih**M. rasyidi

(6)

Biaya Produksi

Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan pada usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur pada usahati jagung sebesar Rp 2.914.862/Llg/thn atau Rp4.828.837/ Ha/thn sedangkan pada usahatani padi sebesar Rp 2.745.694/Llg/thn atau Rp3.853.606/Ha/thn biaya produksi tersebut bersumber dari biaya variable sebesar Rp 2.687.818/Llg/thn atau Rp4.452.711/Ha/thn untuk usahatani jagung dan Rp 2.176.375/Llg/thn atau Rp3.054.561/Ha/thn pada usahatani padi dan biaya tetap sebesar Rp227.044/Llg/thn atau Rp376.126/Ha/thn untuk ushatani jagung dan Rp569.319/Llg/thn atau Rp799.044/Ha/thn untuk usahatani padi. Rincian biaya produksi tersebut diuraikan sebagai berikut:

Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung dari besar kecilnya produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya saprodi (bibit, pupuk, dan obat-obatan) biaya saprodi yang paling besar di keluarkan pada usahatani jagung adalah biaya pembelian bibit sebesar Rp1.102.045/Llg/thn atau Rp1.825.678/Ha/thn sedangkan untuk usahatani padi adalah biya pembelian pupuk sebesar Rp 787.500/Llg/thn atau Rp1.105.263/Ha/thn dan untuk besaran biaya yang terendah pada usahatani jagung dan padi adalah biaya pembelian obat-obtan masing-masing sebesar Rp 168.182/Llg/Thn atau Rp278.64/Ha/thn dan Rp262.625/Llg/Thn atau Rp.368.596/Ha/thn.

 Biaya Tenaga Kerja

Tenaga Kerja yang digunakan meliputi tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga dan upah mesin pemipil jagung. Lebih rinci rata-rata tenaga kerja yang dikeluarkan pada usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia di sajikan pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Rata-rata Biaya Penggunaan Tenaga Kerja di Rinci Menurut Jenis Kegiatan Pada Usahatani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia 2014

(7)

Rata-rata biaya tenaga kerja terbesar dikeluarkan petani lahan kering untuk usahatani jagung dan padi adalah pada biaya penanaman yaitu sebesar Rp 319.318/Llg/thn untuk usahatani jagung dan Rp 418.750/Llg/Thn untuk usahatani padi, sedangkan biaya tenaga kerja yang terendah pada usahatani jagung dan padi adalah biaya penyemprotan sebesar Rp 20.682/Llg/Thn pada usahatani jagung dan Rp 20.000/Llg/Thn pada usahatani padi.

Biaya Tetap

Biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya produksi. Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya untuk pajak dan penyusutan alat petani lahan kering. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan pada usahatani Jagung sebesar Rp 227.044/Llg/thn sedangkan pada usahatani padi sebesar Rp 569.319/Llg/thn. Biaya tetap tersebut terdiri atas biaya penyusutan alat di antaranya (cangkul, parang, sabit, handspryer, linggis, karung, terpal) kemudian diikuti biaya pajak lahan. Untuk lebih jelasnya di sajikan pada Tebel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Rata-rata Biya Penyusutan Alat Rumahtangga Petani Lahan

Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014

No Uraian Total Biaya Penyusutan (Thn)

Jagung Padi

Sumber, Data Primer Diolah 2015

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa rata-rata rumahtagga petani lahan kering memiliki peralatan yag tidak terlalu banyak jumlah dan ragamnya, hal ini di sebabkan karena selain luas lahan garapan yang tidak terlalu luas juga disebabkan keadaan prekonomian rumahtangga petani lahan kering yang sangat rendah sehingga tidak mampu membeli alat-alat pertanian dengan harga yang tinggi.

Produksi, Nilai Produksi dan Pendapatan Uasahatani Lahan Kering

(8)

Tabel 4.15 Rata-rata Produksi, Nilai produksi dan R/C Usahatani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014

Uraian Per Llg

Jagung Padi

Produksi (Ku) 23,49 21,38

Harga (Rp/Ku) 240.000 350.000

Nilai Produksi (Rp) 5.638.582 7.481.250

Total Biaya Produksi 2.914.862 2.745.694

Pendapatan 2.723.720 4.735.556

R/C 2,00 2,78

Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa rata-rata produksi pada usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur untuk komoditi jagung Sebesar 23,49/Ku/Llg sedangkan untuk komoditi padi Rata-rata sebesar 21,38/Ku/Llg. Rata-rata harga jual untuk jagung sebesar Rp240.000/Ku sedangkan untuk padi adalah Rp 350.000/Ku. Dengan mengalikan produksi dan harga jual tersebut maka diperoleh rata-rata nilai produksi usahatani lahan kering untuk komoditi jagung sebesar Rp5.638.582/Llg/thn sedangkan rata-rata produksi padi sebesar Rp7.481.250/Llg/thn.

Pendapatan dari usahatani lahan kering yag diperoleh dari selisih nilai produksi dengan biaya produksi yang di kluarkan. Rata-rata nilai pendapatan usahatani lahan kering untuk komoditi jagung sebesar Rp 2.723.720/Llg/Thn sedangkan rata-rata pendapatan untuk komoditi padi sebesar Rp 4.735.556. sementara itu nilai rata-rata R/C ratio pada komiditi jagung dan padi nilainya sebesar 2,00 untuk komoditi jagung artinya setiap penggunaan input sebesar satu satuan mengakibatakan peningkatan pendapatan kotor sebesar Rp 200, sedangkan untuk komoditi padi nilainya sebesar 2,78 artinya setiap penggunaan input sebesar satu satuan mengakibatkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 278, di lihat dari nilai R/C ratio dari kedua komoditi tersebut, maka usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia layak untuk di usahakan.

Pendapatan di Luar Usahatani Sendiri dan Non Usahatani

(9)

Tabel 4.16 Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Lahan Kering Dari Luar Usahatani Sendiri dan Non Usahatani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur 2014 Sumber: Data Primer Diolah, 2015 (Lampiran 16)

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan kepala keluarga petani lahan kering yang bersumber dari luar usahatani sendiri yaitu sebagai buruh tani (lahan sawah) sebanyak 27 respoden dengan rata-rata total pendapatan sebesar Rp828.333/Thn, dengan rata-rata frekuensi kerja sebanyak 2 kali unrtuk penyemprotan, 3 kali untuk penanaman, 2 kali untuk pemupukan, kali untuk penyiangan, 23 kali untuk panen, dan 3 kali untuk penyiangan. Dan dengan rata-rata tingkat upah untuk satu kali kerja sebesar Rp25.000, sedangkan anggota keluarga yang bekerja sebagai buruh tani adalah sebanyak 24 orang dengan total rata-rata pendapatan sebesar Rp 612.101/Thn, dengan rata-rata frekuensi kerja sebanyak 0 kali unrtuk penyemprotan, 5 kali untuk penanaman, 2 kali untuk pemupukan, kali untuk penyiangan, 12 kali untuk panen, dan 1 kali untuk penyiangan. Dan dengan rata-rata tingkat upah untuk satu kali kerja sebesar Rp25.000. rumahtangga petani yang bekerja di non usahatani untuk kepala keluarga yaitu sebanyak 1 responden bekerja sebagi wiraswasta dengan pendapatan sebesar Rp 4.800.000/Thn, sedangkan 2 responden lainya bekerja sebagi pedagang dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 3.300.000/Thn.

Kontribusi Usahatani Lahan Kering Terhadap Pendapatan Rumahtangga Petani

(10)

kontribusi usahatani lahan kering terhadap pendapatan rumahtangga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur disajikan pada Tabel 4.17 berikut:

Tabel 4.17 Kontribusi Pendapatan Lahan Kering Terhadap Pendapatan Rumahtangga Petani Lahan Kering di Kecamatan Sambelia

Sumber Data Primer Diolah, 2015

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa kontribusi usahatani lahan kering terhadap total pendapatan rumahtangga petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur sebesar 40% atau sebesar Rp 3.422.691/thn Sedangkan usahatani yang bersumber dari luar usahatani sendiri (Off farm) sebesar Rp 1.440.436/thn atau sebesar (17%) sementara itu kontribusi non usahatani (Non farm) sebesar 3.800.000/thn atau sebesar (43%).

Kendala Dalam Usahatani Lahan Kering

Kendala utama yang di hadapi petani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur meliputi iklim beserta penyuluhan sedangkan kendala lain adalah modal dan saprodi.

1. Iklim

Iklim merupakan kendala yang banyak dialami oleh petani, keadaan iklim (curah hujan) yang paling utama yang menyebabkan gagal panen, karena iklim sulit diprediksi dan turunnya hujan tidak menentu. Penyuluhan

Kegiatan usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia tidak pernah di damping oleh penyuluh.

2. Modal

Modal merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh rumahtngga petani lahan kering di Kecamatan Sambelia dalam menjalankan usahataninya. Kendala modal tersebut disebabkan karena kurangnya biaya untuk menjalankan usahatani baik dari pengolahan lahan sampai dengan panen.

3. Hama dan Penyakit

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka di simpulkan sebagai berikut:

1. Sumber pendapatan rumahtangga usahatani lahan kering di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur adalah bersumber dari usahatani, luar usahatani sendiri dan non usahatani.

2. Kontribusi pendapatan usahatani lahan kering terhadap total pendapatan rumahatangga petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp 3.422.691/Llg/Thn atau (40%) dengan pendapatan total rumahtangga sebesar Rp 8.970.074/Thn.

3. Kendala utama yang dihadapi petani di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur adalah kondisi iklim yang tidak menentu, tidak adanya penyuluhan, keterbatasan modal serta adanya serangan hama dan penyakit adapun kendala lainya adalah kurangnya pelung kerja lain di Kecamatan Sambelia Kabupten Lombok Timur .

Saran

1. Diharapkan kepada instansi terkait untuk memberikan bantuan modal atau kredit lunak bagi petani khususnya petani lahan kering dengan persyaratan yang mudah. 2. Diharapkan kepada instansi terkait untuk memberikan penyuluhan terutama untuk

memberikan penyuluhan kepada masyarakat petani terkait masalah usahatani lahan kering seperti cara pengolahan lahan kering yang tepat, memberikan beberapa cara atau alternatif yang mudah terkait tentang pengolahan lahan kering.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003-2007. Rencana Setrategis Pengembangan wilayah Lahan Kering Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Bappeda NTB Indonesia . 2004. Hasil Survai Pendapatan Rumahtangga Pertanian Provinsi Nusa Tenggara barat. Mataram: Badan Pusat Statistik Provinsi NTB

Anonim. 2006. Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Lahan Terpadu. Jakarta: Departemen Pertanian Indonesia

. 2013. Analisis Rumahtangga, Lahan dan Usaha Pertanian di

(12)

. 2014. Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Mataram: Badan Pusat Statistik NTB Indonesia

.2014. Kabupaen Lombok Timur Dalam Angka. Selong: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur

Andy. 2013. Berbagai Ilmu (Teori Pendapatan)

http://imuandinformasi.blogspot.com/2013/06/teori-pendapatan.html, diakses

tanggal 22 Mei 2015

Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Darwis Valeriana. 2008. Keragaan Penguasaan Lahan Sebagai Faktor Utama

Penentu Pendapatan Petani. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Edy, Kusmantoro s, dkk. 2009. Analisis Keberagaman Usaha Rumahtangga Pertanian Lahan Kering Di Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Fakultas Pertanian Universitas Soedirman

Faturahman, L. 2003-2004. Kebijakan Pengembangan Lahan Marjinal Berbasis Teknologi Tepat Guna di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Bappeda NTB Indonesia

Gustiyana. 2004. Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2003. Jakarta: Kementrian Pertanian Tahun 2004

Hernanto. 1994. ILmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya

Hipi Awaludin. 2013. 67Perbaikan Teknologi Budidaya Jagung di Lahan Kering Beriklim Kering di Kabupaten lombok Timur. Mataram: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB

Ma`shum, Mansur., dkk. 2013.Strategi Pengelolaan Sumber Daya Pertanian Lahan Kering Berwawasan Lingkungan di Nusa Tenggara Barat. Mataram:

Fakultas Pertanian Universitas Mataram

(13)

Pertanian Tanaman Pangan. Surakarta: Universitas Sebelas Maraet Mubyarto. 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES

Nurdin. 2011. Penggunaan Lahan Kering di DAS Limboto Provinsi Gorontalo Untuk Pertanian Berkelanjutan. Gorontalo: Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Rumagit, Grace A.J, dkk. 2009. Pendapatan Usahatani Kacang Tanah Kota Kawangkoan. Semarang:Fakultas Ekonometrika dan Bisnis, Universitas Diponegoro

Saleh, Hasnudin.2009. Rencana Pemanpaatan Lahan Kering Untuk Pengembangan Usaha peternakan dengan Usahatani Terpadu di Iindinesia. Jakarta:

Universitas Indonesia

Setiawan, Iwan. 2008. Alternatif Pemberdayaan Bagi Kesejahteraan Petani Lahan Kering. Bandung: Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia

Sudarwati. 2015. Analisis Pendapatan Rumahtangga Lahan Kering di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Mataram: Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Suriadi, Ahmad. 2013. Kegiatan Sistem Pertanian Terhadap Lahan Kering Iklim Kering (SPT,LKIK) di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. http://fatkoer.wordpress.com/2013/03/13/kegiatan.html, diakses tanggal 20

Mei 2015

Suwardji. 2009. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering. Mataram: Fakultas Pertanian Universitas Mataram press

(14)

Watung, Moh., dkk. 2011. Analisis Pendapatan Bunga Potong, Kota Tomohon.Bogor: Pusat Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Wahid. 1993. Konsep dasar Pendekatan Pengembangan Lahan Kering Berwawasan Lingkungan Dikawasan Timur Indonesia. Mataram: Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi NTB

Zainudin. 2012. Sumbangan Aktivitas Usahatani Pekarangan Terhadap Pendapatan

Gambar

Tabel 4.12. Rata- Rata Biaya Produksi dan Pendapatan Pada Usahatani  Lahan
Tabel 4.14 Rata-rata Biya Penyusutan Alat Rumahtangga Petani Lahan
Tabel 4.16 Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Lahan Kering Dari Luar  Usahatani Sendiri dan Non Usahatani di Kecamatan Sambelia  Kabupaten Lombok Timur 2014
Tabel 4.17 Kontribusi Pendapatan Lahan Kering Terhadap Pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

Data yang akan menjadi data set dalam perhitungan ini adalah data kepala keluarga (kk) rumah tangga miskin diwilayah Kabupaten Bone Bolango sejumlah 100 kk,

Tempat ini akan menjadi tempat pendidikan bagi anak-anak jalanan, dimana mereka akan mendapatkan pendidikan ilmu pengetahuan, agama dan juga pengembangan

Hadlock, Wells, Hall, Clifford, Winowich, dan Burns (2008: 14) mengungkapkan bahwa teaching factory mempunyai tujuan yaitu menyadarkan bahwa mengajar siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan para santri dan ustadz menggambarkan bahwa praktek perilaku gasab merupakan salah satu bentuk perilaku yang bertentangan dengan

Kemudian untuk menghapus data jenis pada Gambar 4.3 dibawah ini, admin klik data jenis yang akan dihapus dan klik icon hapus, jika data telah berhasil terhapus

1) Telah ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak. 2) Undang-undang telah menetapkan batas waktu berlakunya perjanjian. 3) Para pihak atau Undang-undang dapat menentukan

Peserta didik dalam kelompoknya dengan bimbingan guru melakukan pencarian/pengumpulan data dengan referensi buku-buku/sumber lain yang relevan dan dengan browshing

• Menganalisis informasi dan data-data yang diperoleh tentang masalah ekonomi dan sistem ekonomi untuk membuat pola hubungan antara masalah ekonomi dengan sistem ekonomi