• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) - PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2015-2017) - U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) - PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2015-2017) - U"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency Theory merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Dalam hal ini prinsipal adalah pemilik atau pemegang saham, sedangkan yang dimaksud dengan agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Agency Theory menekankan akan pentingnya pemisahan kepentingan antara principal dan agent. Di sini terjadi penyerahan pengelolaan perusahaan dari principals kepada agents. Tujuan dari pemisahaan pengelolaan dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar principal memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan biaya yang seefisien mungkin ketika perusahaan tersebut dikelola oleh agent.

(2)

kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki.

Teori agensi juga menjelaskan tentang asimetri informasi, dimana manajer memiliki informasi lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan pemilik (pemegang saham). Sehingga, manajer cenderung melakukan manipulasi melalui manajemen laba untuk kepentingan pribadi. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen dapat dikurangi dengan adanya mekanisme pengawasan yang dapat menyelaraskan kepentingan yang ada di dalam perusahaaan dengan menerapkan good corporate governance (Hadi, 2011).

2. Harga Saham

(3)

penyertaan atau tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha pada sebuah perusahaan.

Dahlan (2005) mendefinisikan saham sebagai surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Sedangkan, menurut Hanafi dan Halim (2009) saham merupakan klaim paling akhir urutannya atau haknya. Bila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka kas yang ada dipakai untuk melunasi utang terlebih dahulu, baru kemudian jika terdapat sisa, kas tersebut digunakan untuk membayar pemegang saham. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

(4)

Menurut Husnan (2005), penentuan harga saham yang seharusnya telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik. Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut. Nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan adalah:

(1) Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apa saham tersebut telah dimiliki;

(2) Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan karenanya seharusnya dijual; (3) Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar

harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

Semakin tinggi harga saham, makamakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris di perusahaan. Para profesional inilah yang akan menjaga kinerja perusahaan untuk tetap bekerja bagus dan baik. Hal ini penting agar harga saham perusahaan tetap stabil.

(5)

baik-periode tertentu. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi, seorang investor tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya.

Memaksimalkan kinerja operasional dan keuangan juga tidak dapat dipisahkan dengan peran lingkungan eksternal perusahaan. Perusahaan yang merupakan bagian dari lingkungan tentunya harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik, tidak hanya berfokus pada faktor finansial saja. Keberadaan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya selalu memberikan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan tersebut. Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibiliy-CSR) merupakan suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkunganeksteralnya atas kegiatan operasional perusahaan

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, diantaranya yaitu:

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

(6)

informasi yang diungkapkan tidak hanya berupa informasi keuangan perusahaan saja, namun perusahaan juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak-dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan. Hal ini pun tertuang dalam peraturan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat (1) tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawabsosial dan lingkungan.

(7)

Menurut Carrol (1979) dalam Cecilia, dkk (2015:3) mengemukakan konsep piramidaCSR, yaitu yang terdiri dari: ekonomi, legal, etika dan filantropi. Arti dari piramida tersebut adalah perusahaan yang terlibat dalam CSR akan bekerja untuk membuat laba, mematuhi hukum, berperilaku etis dan menjadi perusahaan yang baik. Menurut Elkington (1997) dalam Cecilia, dkk (2015:3) mengemukakan bahwa konsep triple bottomline (people, profit, dan planet) yang artinya bahwa agar perusahaan dapatmempertahankan keberlangsungannya maka perlu memperhatikan 3P, yaitu tidak hanya profit, namun juga mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat (people) serta ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Sehingga, perusahaan harus seimbang dalam kegiatan sosial, ekonomi dan lingkungan.

Menurut Muliani, dkk (2014:4) menyatakan bahwa perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Akuntabilitas dapat dipenuhi dan asimetri informasi dapat dikurangi jika perusahaan melaporkan dan mengungkapkan kegiatan CSR-nya ke para stakeholders. Dengan pelaporan dan pengungkapan CSR, para stakeholders akan dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan CSR dan memberikan penghargaan/sanksi terhadap perusahaan sesuai hasil evaluasinya.

(8)

standard disclosures. Tiga dimensi tersebut kemudian diperluas menjadi 6 dimensi, yaitu: ekonomi dan sosial, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggungjawab produk, dimana di dalamnya terdapat penjelasan sejumlah 79 item. 79 item ini terdiri dari: ekonomi: 9 item, lingkungan: 30 item, sosial: 40 item (terbagi dalam praktek tenaga kerja: 14 item, hak asasi manusia: 9 item, masyarakat: 8, dan tanggungjawab produk: 9 item).

Menurut Wardoyo dan Veronica (2013:132) menyatakan pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunan dapat diukur dengan cara menghitung indeks pengungkapan sosial. Variabel Corporate Social

Responsibility (CSR) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel

dummy, yaitu:

(1) Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

(2) Score 1: Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

Indeks pengungkapan sosial perusahaan dihitung melalui jumlah item yang sesungguhnya diungkapkan perusahaan dengan jumlah semuaitem yang mungkin diungkapkan. Indeks pengungkapan sosial perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Wardoyo dan Veronica, 2013:137) :

(9)

Namun, dalam penelitian ini difokuskan pada tujuh pengungkapan CSR dalam bidang lingkungan yang akandiukur (Permanasari, 2010) yaitu :

1. Kebijakan Lingkungan

2. Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

3. Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan)

4. Energi (termasuk energi saving,total energi yang digunakan dan sebagainya)

5. Pencegahan/pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah) 6. Dukungan pada konservasi lingkungan

7. Dukungan pada konservasi satwa

Sehingga, penghitungan nilai Indeks pengungkapan sosial perusahaan dirumuskan sebagai berikut (Marius dan Masri, 2017) :

Pengungkapan Sosial = Jumlah Total Kategori 7 item pengungkapan

(10)

berperan aktif terhadap lingkungan yang ada disekitarnya dengan cara menerapkan CSR dalam bidang lingkungan.

2. Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Randy dan Juniarti (2013:306), corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pula pemegangkepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dankewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Menurut FCGI tujuan dari GCG adalah menciptakan nilai tambah untuk stakeholder. FCGI juga berpendapat, apabila perusahaanmenerapkan GCG, maka keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan antara lain perusahaan lebih mudah untuk mendapatkan tambahan modal sehingga cost of capital menjadi lebih rendah, meningkatkan kinerja bisnis, dan mempunyai dampak yang baik terhadap harga saham perusahaan.

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang tertuang dalam Pedoman Umum GCG Indonesia dalam Randy dan Juniarti (2013:306), terdapat 5 asas atau prinsip yang menjadi pedoman dalam penerapan GCG yaitu antara lain :

(11)

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. keterbukaan (transparency) maksudnya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusandan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

2. Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanandari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

3. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas (accountability) dapat juga diartikan sebagai kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

(12)

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hakhak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewajaran (fairness), yaitu perlakuanyang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdsarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

(13)

yang dimiliki suatu perusahaan. Mekanisme CG terdiri dari mekanisme internal dan mekanisme eksternal.

Mekanisme internal adalah cara dalammengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses internalmeliputi rapat umum pemegang saham (RUPS), komposisi dewan direksi dan dewan komisaris, pertemuan board of director dan keberadaan komite audit. Mekanisme eksternalnya menggunakan kualitas audit. Menurut Sameh M. Reda Reyad (2013), kualitas audit merupakan salah satu dari mekanisme corporate governance. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dijelaskan bahwa dalam menjalankan tugas pengawasan, dewan komisaris dapatmembentuk komite audit yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota dewan komisaris. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komite audit merupakan salah satu bagian dari mekanisme internal corporate governance dibawah pengawasan dewan komisaris.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada beberapa peneliti sebelumnya. Hal ini dilakukan guna menemukan perbedaannya dan menambahkan kekurangan dari penelitian terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu tentang GCG dan CSR, diantaranya yaitu:

(14)

Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2011-2013) yang menyimpulkan bahwa GCG (komisaris independen) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional dan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial dan kualitas auditor eksternal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Cici Putri Dianawati dan Siti Rokhmi Fuadati (2016) dengan judul Pengaruh CSR dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan: Profitabilitas sebagai Variabel Intervening. Penelitiannya menyimpulkan bahwa semua variabel independen menimbulkan dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas (ROE) sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil uji secara langsung maupun tidak langsung menunjukkan variabel corporate social responsibility (CSR), good corporate governance (GCG) dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

(15)

nilai perusahaan. (2) Penerapan Good Corporate Governance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai. Jika perusahaan menerapkan sistem GCG, akan meningkatnya kinerja perusahaan yang berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan, (3) variabel control size tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar belum bisa menjamin nilai perusahaannya tinggi, (4) Variabel control leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Manajemen belum dapat mengoptimalkan penggunaan hutang untuk meningkatkan nilai perusahaan, (5) Pengungkapan Corporate Social Responsibility mampu memoderasi pengaruh ROA pada nilai perusahaan hal ini mengindikasikan bahwa nilai ROA akan tinggi, dan akan menarik perhatian para investor untuk berinvestasi serta berpengaruh bagi peningkatan kinerja saham di bursa efek, (6) Penerapan Good Corporate Governance mampu memoderasi pengaruh ROA pada nilai perusahaan, (7) ROA mampu memediasi pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan sedangkan ROA tidak mampu memediasi pengaruh size terhadap nilai perusahaan.

(16)

yang terdaftar di BEI periode 2007-2010 2) Pengungkapan CSR berpengaruhpositif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dengan variable kontrol Size, Jenis industri, Profitabilitas, dan Leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010 3) GCG dan Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan yang terdaftar diBEI periode 2007-2010.

5. Maureen Erna Marius dan Indah Masri (2017) dengan judul Pengaruh Good Corporate Governance danCorporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitiannya menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial bepengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilaiperusahaan.

2.3. Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran 2.3.1. Pengembangan Hipotesis

(17)

membantu mengatasi problem sosial dan lingkungan, melainkan bersifat wajib (obligation) bagi perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat.

Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan Corporate Social Responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Pelaksanaan CSR akan meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham sebagai akibat dari para investor yang menanamkan saham di perusahaan. Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008:63) menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan yang dilihat dari harga saham juga akan dinilai dengan baik oleh investor.

(18)

Sedangkan dorongan dari perusahaan (regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hasil penelitian Casario, et al (2015) menemukan bahwa GCG berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Rustiarini (2010) yang menyimpulkan bahwa pengungkapan corporate governance juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) juga menyimpulkan bahwa mekanisme corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.3.1.1. Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-2017

(19)

Sehingga,citra/image-nya meningkat yang akan diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Sehingga, berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu

H1 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-2017.

2.3.1.2. Good Corporate Governance (GCG) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-2017

(20)

H2 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-2017

2.3.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-2017

Saat ini, CSR sudah menjadi isu global yang fenomenal di dunia. Dengan melakukan penerapan CSR di suatu perusahaan, maka diharapkan perusahaan dapat lebih memperhatikan serta meminimalisir dampak-dampak yangdapat merugikan pihak lain, bukan hanyauntuk kepentingannya sendiri. Berbagai masalah isu lingkungan banyak muncul di berbagai media, misalnya perusahaan tambang batubara atau bahan bakarfosil yang aktivitasnya selalu berkaitan dengan lingkungan. Banyaknya perusahaan tambang batubara di wilayah Indonesia memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya dapat memberikan lahan pekerjaan bagi masyarakat. Namun, dampak negatif dari pertambangan, yaitu: semakin terbatasnya sumber daya alam dan semakin banyaknya limbah yang dihasilkan sehingga akan menrugikansemua pihak terutama masyarakat sekitar.

(21)

investor bersedia memberikan premium yang lebih kepada perusahaan yang memberikan transparansi atas pelaksanaan Good Corporate Governance dalam laporan tahunan mereka (Ni WayanRustiani, 2010).

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) sangat dibutuhkan untuk menjaga kepercayaan dan konsistensi masyarakat terhadap sebuah perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance semakin gencar diterapkan semenjak munculnya skandal akuntansi di dunia, yaitu kasus Enron, dan Worldcom yang melibatkan para akuntan. Sehingga, kondisi ini menuntut adanya penerapan GCG yang baik dan benar untuk dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Beberapa hal yang dapat mendukung terbentuknya GCG dengan baik dan benar, antara lain, yaitu: mencegah dan meminimalisir praktik-praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN), meningkatkan kedisiplinan anggaran, mendayagunakan pengawasan, serta mendorong efisiensipengelolaan di dalam perusahaan.

(22)

H1

H2

H3

H3 : Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-2017

2.3.2. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian teori di atas, maka akan dibuatkan kerangka pemikiran serta penurunan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. Kerangka pemikirannya, yaitu:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Corporate Social

Responsibilty (CSR) X1

Good Corporate Governance (GCG)

X2

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian terhadap siswa SD Inpres Tiwoho yang berusia 9-12 tahun dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara promosi kesehatan

Dan jika dibandingkan dari hasilnya atau nilainya, VSWR pada pengukuran memiliki hasil yang lebih bagus dibandingkan hasil dari simulasi walaupun dengan perbedaan yang

Kalo ada produk baru dari masjid, speaker buat masjid, jadi yang kita undang orang-orang masjid kayak pengurus-pengurus masjid gitu.. Terus kalo TOA mengadakan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi kolkhisin yang diberikan maka semakin banyak kromosom yang mengalami poliploid pada

Karena biasanya tidak mungkin bagi bayi mengkonsumsi makanan hewani dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi, seng atau kalsium, bila secara ekonomi

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh perkumpulan Nefrologi Canada dinyatakan bahwa dari perspektif fisiologi, intradialytic exercise dapat meningkatkan aliran

Contoh-contoh yang menggambarkan bahwa para Nabi berijtihad dalam urusan duniawiy adalah ijtihad yang dilakukan Nabi Yunus yang memutuskan untuk lari dari kaummnya

Jantung sekolah ada pada pembelajaran. Bila pembelajaran berhenti, berhenti pula hakikat sekolah. Pembelajaran yang dilakukan asal-asalan akan meluluskan siswa yang biasa-