• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERPAAN MEDIA INTERNAL MAJALAH DINAMIKA TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEGAWAI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TERPAAN MEDIA INTERNAL MAJALAH DINAMIKA TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEGAWAI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERANG"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

INFORMASI PEGAWAI PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh : Marwan Handoko NIM. 6662101526

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BANTEN

(2)
(3)
(4)
(5)

"Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil,

kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya

dengan baik."

(Evelyn Underhill)

Bismillah…

Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua tercinta

(6)

ABSTRAK

Marwan Handoko, NIM 6662101526 / 2010. Pengaruh Terpaan Media Internal Majalah Dinamika Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Pembimbing I M. Jaiz, S.Sos, M.Pd. Pembimbing II Yoki Yusanto, S.Sos, M.I.Kom.

Pemenuhan kebutuhan informasi bagi pegawai perlu mendapat perhatian khusus dari pihak humas Kabupaten Serang. Kendala yang sering terjadi di Pemerintah Daerah Kabupaten Serang adalah terbatasnya komunikasi yang terjalin dari pihak atasan kepada bawahannya. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka pegawai akan sulit bagi pegawai untuk mengerjakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu humas Kabupaten Serang menerbitkan media internal yang disebut dengan majalah Dinamika. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification yang didalamnya menunjukan sebuah terpaan media akan berkolerasi dengan pemenuhan kebutuhan informasi. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat Eksplanatif. Teknik yang digunakan adalah survei, dengan menggunakan simple random sampling dimana peneliti mengumpulkan informasi dari 99 responden dengan menyebarkan kuesioner pada Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Penelitian menunjukan hipotesis bahwa terdapat pengaruh antara variabel terpaan media internal majalah dinamika terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pegawai pemerintah daerah Kabupaten Serang sebesar 0,507 yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel bernilai Sedang. Dengan hasil koefisien determinasi sebesar 16,56%, menandakan bahwa pemenuhan kebutuhan informasi pegawai pemerintah daerah Kabupaten Serang dipengaruhi oleh terpaan media internal majalah Dinamika, sementara sisanya sebesar 83,44% dipengaruhi oleh faktor lain.

(7)

ABSTRACT

Marwan Handoko, NIM 6662101526 / 2010. The Effect of Internal Media Exposure Dinamika Magazine To Meeting the Needs of Government Employees

Information Serang District. AdvisorsI M. Jaiz, S.Sos, M.Pd. Advisors II Yoki Yusanto, S.Sos, M.I.Kom.

Meeting the needs for employee information needs special attention from the public relations of Serang District. Obstacles often occur in Serang District Government is the limited communication on the part of superiors to subordinates. Without a good communication, it will be difficult for employees to perform their duties and functions well. Therefore, Public Relation of Serang District publishes internal media magazine called Dinamika. This study uses Uses and Gratification theory in which shows a media exposure will be correlated with the fulfillment of information needs. The method in this research is an quantitative explanation. The technique used was a survey, using simple random sampling where researchers collected information from 99 respondents by distributing questionnaires to the employees of Serang District Government. Research shows the hypothesis that there is effect between internal media exposure variable of Dinamika magazine to fulfill the information needs of local government staff Serang District of 0.507, which means that the relationship between the two variables are worth Medium. With the results of determination coefficient of 16.56%, indicating that the fulfillment of information needs Serang District local government employees affected by the internal media exposure of Dinamika magazine, while the remaining 83.44% influenced by other factors.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, karena atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan Media Internal Majalah Dinamika Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang” sangat peneliti harapkan. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan, bantuan dan bimbingannya dalam proses penelitian serta penyusunan skrisi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom selaku wakil Prodi ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak M. Jaiz, S.Sos, M.Pd selaku dosen pembimbing I skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Yoki Yusanto, S.Sos, M.I.Kom selaku dosen pembimbing II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak TB. Sihabudin selaku staff Pemerintahan Umum Kabupaten Serang yang telah membantu peneliti mengenai perijinan dsb.

8. Seluruh Staff Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Serang yang telah membantu peneliti dalam kelancaran penelitian dari awal hingga akhir. 9. Kedua orang tuaku Bapak Mardizal, dan Ibu Jumiah, terimakasih atas do‟a

dan dukungan yang tak pernah putus, juga untuk kesabaran memberi dukungan moril dan materil.

10.Adikku Rizki Amalia yang senantiasa selalu melimpahkan dukungan dan kasih sayang untukku, terima kasih atas dukungan dan doanya.

(10)

12.Untuk teman-teman satu kost-an di N-5, Abdul Alfi, Damar Agustiarsono, Didi Sumarna, Didik Satria Ananto, Dymas Pamungkas, Muhammad, dan Andi Wijaya terimakasih atas hiburan, kebersamaan, dan bantuan yang luar biasa tanpa pamrihnya serta terus mendukung dalam hal-hal yang positif.

13.Keluarga besar mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA angkatan 2010 khususnya kelas B dan Kelas D Humas juga mahasiswa UNTIRTA lainnya yang telah menerima peneliti sebagai teman, terima kasih atas perkenalan, persahabatan dan pengalaman yang berkesan selama perkuliahan.

14.Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik-Nya dan kebenaran datang dari-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

Serang, September 2015

(11)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... v

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 8

2.1.1 Definisi Komunikasi ... 8

2.1.2 Proses Komunikasi ... 10

2.2 Komunikasi Organisasi ... 13

2.3 Tinjauan Tentang Public Relations ... 16

2.3.1 Definisi Public Relations... 16

(12)

2.3.3 Fungsi Public Relations... 20

2.4 Terpaan Media ... 22

2.5 Tinjauan Tentang Media Internal ... 24

2.5.1 Definisi Media Internal ... 24

2.5.2 Hal-hal yang Harus Diperhitungkan ... 31

2.5.3 Majalah Sebagai Kegiatan Internal Perusahaan ... 32

2.6 Tinjauan Tentang Informasi ... 34

2.6.1 Pengertian Informasi ... 34

2.6.2 Fungsi Informasi ... 35

2.6.3 Kebutuhan Informasi ... 38

2.7 Teori Uses and Gratifications ... 40

2.8 Kerangka Teori... 44

2.9 Hipotesis Penelitian ... 47

2.10 Operasional Variabel ... 47

2.11 Penelitian Terdahulu ... 50

BAB III... 53

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ... 53

3.2 Teknik Penelitian ... 55

3.2.1 Jenis Data ... 55

3.3 Instrumen Penelitian... 56

3.3.1 Kuesioner ... 56

3.4 Populasi dan Sampel ... 58

3.5 Teknik Analisis Data ... 60

3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas Data ... 60

3.5.1.1 Uji Validitas ... 60

3.5.1.2 Uji Reliabilitas ... 61

3.5.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 62

(13)

3.5.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 65

3.5.3 Analisis Deskriptif ... 66

3.5.4 Analisis Korelasi ... 68

3.5.5 Penentuan Koefisien Determinasi ... 71

3.5.6 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 71

3.5.7 Pengujian Hipotesis ... 72

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 73

BAB IV ... 75

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 75

4.1.1 Majalah Dinamika ... 75

4.1.2 Tujuan Humas Membuat Majalah Dinamika ... 75

4.1.3 Rubrikasi Majalah Dinamika ... 76

4.1.4 Kondisi Fisik dan Proses Produksi Majalah Dinamika ... 78

4.2 Deskripsi Data ... 79

4.2.1 Karakteristik Responden ... 80

4.2.1.1 Jenis Kelamin ... 80

4.2.1.2 Usia ... 82

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 83

4.3.1 Deskripsi Variabel Terpaan Media Internal Majalah Dinamika ... 83

4.3.1.1 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Berapa Kali Anda Membaca Media Internal Majalah Dinamika Dalam Setiap Edisinya ... 84

4.3.1.2 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Berapa Lama Anda Membaca Media Internal Majalah Dinamika Dalam Setiap Edisinya ... 86

4.3.1.3 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Bagaimana Perhatian Anda Saat Membaca Media Internal Majalah Dinamika ... 87

(14)
(15)

4.3.2.12 Tanggapan Rerponden Atas Pernyataan Pegawai Mendapatkan

Informasi yang Bersifat Hiburan ... 122

4.3.2.13 Tanggapan Responden Atas Pernyataan Pegawai Mendapatkan Informasi Mengenai Kebijakan Instansi/Organisasi ... 124

4.4 Hasil Analisis Deskriptif ... 126

4.5 Hasil Uji Korelasi ... 127

4.6 Hasil Koefisien Determinasi ... 129

4.7 Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 130

4.8 Hasil Uji Hipotesis ... 131

4.9 Interpretasi Hasil Penelitian ... 133

4.10 Pembahasan Hasil Penelitian ... 134

4.10.1 Terpaan Media Internal Majalah Dinamika ... 134

4.10.2 Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang ... 138

4.10.3 Pengaruh Terpaan Media Internal Majalah Dinamika Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pegawai Pemerintah Daerah kabupaten Serang ... 141

BAB V ... 145

5.1 Kesimpulan ... 145

5.2 Saran ... 147

DAFTAR PUSTAKA ... 149

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...

Tabel 3.1 Rincian Sebaran Kuesioner... Tabel 3.2 Skor Penilaian Berdasarkan Skala Ordinal……….... Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha... Tabel 3.4Case Processing SummaryTerpaan Media Internal……….

Tabel 3.5Item-Total Statistics Terpaan Media Internal... Tabel 3.6 Case Processing Summary Pemenuhan Kebutuhan Informasi ... Tabel 3.7 Item-Total Statistics Pemenuhan Kebutuhan Informasi... Tabel 3.8 Reliability Statistics Terpaan Media Internal………... Tabel 3.9 Reliability Statistics Pemenuhan Kebutuhan Informasi……... Tabel 3.10 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase………..…... Tabel 3.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi……… Tabel 3.12 Jadwal Penelitian………... Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden……….. Tabel 4.2 Usia Responden………. Tabel 4.3 Indikator Frekuensi……….... Tabel 4.4 Indikator Durasi………... Tabel 4.5 Indikator Atensi 1………... Tabel 4.6 Indikator Atensi 2………... Tabel 4.7 Indikator Atensi 3………... Tabel 4.8 Indikator Atensi 4………... Tabel 4.9 Indikator Atensi 5………... Tabel 4.10 Indikator Kebutuhan Pengetahuan Organisasi………... Tabel 4.11 Indikator Motif Memahami Organisasi………... Tabel 4.12 Indikator Keinginan Mendapatkan Informasi 1………...

(17)
(18)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden………. Diagram 4.2 Usia Responden……… Diagram 4.3 Indikator Frekuensi……….. Diagram 4.4 Indikator Durasi……… Diagram 4.5 Indikator Atensi 1……….. Diagram 4.6 Indikator Atensi 2……….. Diagram 4.7 Indikator Atensi 3……….. Diagram 4.8 Indikator Atensi 4……….. Diagram 4.9 Indikator Atensi 5……….. Diagram 4.10 Indikator Kebutuhan Pengetahuan Organisasi……….... Diagram 4.11 Indikator Motif Memahami Organisasi………... Diagram 4.12 Indikator Keinginan Mendapatkan Informasi 1……….. Diagram 4.13 Indikator Keinginan Mendapatkan Informasi 2……….. Diagram 4.14 Indikator Keinginan Mendapatkan Informasi 3……….. Diagram 4.15 Indikator Keinginan Mendapatkan Informasi 4……….. Diagram 4.16 Indikator Keinginan Mendapatkan Informasi 5……….. Diagram 4.17 Indikator Keinginan Mendapatkan Informasi 6……….. Diagram 4.18 Indikator Kebutuhan Informasi Kesehatan Pegawai………... Diagram 4.19 Indikator Kebutuhan Informasi Kegiatan Sosial Diluar Lingkup Organisasi………... Diagram 4.20 Indikator Kebutuhan Informasi Hobi Pegawai……….... Diagram 4.21 Indikator Kebutuhan Informasi Hiburan Pegawai 1……….... Diagram 4.22 Indikator Kebutuhan Informasi Hiburan Pegawai 2………....

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Proses Komunikasi...

Gambar 2.2 Model Uses and Gratifications... Gambar 2.3 Kerangka Teori...

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I KUESIONER………

LAMPIRAN II DATA JAWABAN RESPONDEN……….

LAMPIRAN III STRUKTUR ORGANISASI………... LAMPIRAN IV SURAT PERMOHONAN PENELITIAN………...

LAMPIRAN V SURAT IJIN PENELITIAN………....

LAMPIRAN VI BUKTI BIMBINGAN………....

LAMPIRAN VII DOKUMENTASI………...

LAMPIRAN VII MAJALAH DINAMIKA………...

LAMPIRAN VIII TRANSKRIP WAWANCARA...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………..

(21)

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari secara langsung maupun tidak, manusia hampir tidak bisa melepaskan dirinya dari keterlibatan dan pengaruh informasi. Hal ini terbukti dari perkembangan masyarakat yang semakin maju dan dinamis diiringi dengan perubahan menyeluruh disegala bidang kehidupan, baik perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, maupun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai apa saja yang terjadi disekelilingnya terutama yang berhubungan dengan kepentingannya. Sehingga dengan demikian manusia senantiasa mencari berbagai macam informasi dengan berbagai cara dalam setiap kesempatan yang dimilikinya.

(22)

Komunikasi massa mampu menciptakan opini publik, menentukan isu, memberikan kesamaan dalam kerangka berpikir serta menyusun urutan-urutan hal yang menjadi perhatian publik. Komunikasi massa pada awalnya merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi dan dikenal dengan istilah publlistik. Istilah publistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukannya mesin cetak oleh Jhannes Gustenberg, sejak saat itulah dikenal dengan zaman publistik atau awal dari era komunikasi massa. (Wiryanto: 2000) Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang dilakukan media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. (Bungin: 2008)

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Masing-masing media massa mempunyai tampilan isi yang berbeda-beda, hal ini di maksudkan untuk menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsi. Pada dasarnya masyarakat tentu menginginkan informasi yang lebih mudah, lebih cepat, faktual, aktual, dan sesuai kebutuhan. Hal ini mengakibatkan media massa berlomba-lomba dalam menyajikan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya. Beraneka ragam media yang bermunculan, memungkinkan lebih adanya keleluasaan untuk memilih mana yang paling cocok untuk dijadikan media penyampaian informasi maupun berita. (Bungin: 2006)

(23)

dan norma sosial suatu masyarakat. Media cetak yang memiliki sifat memberi informasi dan mempengaruhi khalayak, tentunya akan berpengaruh pada khalayak pembaca itu sendiri, baik sikap, perilaku dan hal-hal lainnya. Sebagai salah satu bentuk media massa, media cetak juga dapat membawa dampak bagi khalayak baik berupa pengetahuan, persepsi, atau sikap. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Dominick (Ardiyanto dan Erdinaya: 2005: 58) bahwa media massa mempunyai dampak pada pengetahuan, persepsi dan sikap.

Pendekatan the uses and gratifications memfokuskan pada pelanggan anggota khalayak, lebih dari sekedar pesan. Pendekatan ini mulai dengan orang sebagai pemilih media komunikasi yang aktif, suatu titik pandang yang berbeda dari model pengaruh yang kuat (Katz, dkk., dalam Davidson, 1974: 11-35). Informasi tidak hanya sekedar produk sampingan, namun sebagai bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan atau kegagalan, oleh karena itu informasi harus dikelola dengan baik. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih berarti dan bermanfaat bagi penggunanya.

(24)

lebih nyaman untuk menggunakan media cetak, maka majalah lebih cocok untuk mereka pilih.

Berdasarkan pra-riset yang dilakukan oleh peneliti, Menurut Bpk. Rudiyanto selaku Kepala Bagian Humas Kabupaten serang pengetahuan seorang pegawai pada satu bagian mengenai kegiatan dibagian lainnya dapat dikatakan terbatas karena tempat dan lapangan kerja masing-masing berlainan dan terpisah. Selain itu, berdasarkan pengamatan yang peneliti lihat selama melaksanakan Job Training, kurangnya fasilitas komputer dan internet di kantor menyebabkan media komunikasi dalam bentuk website jarang sekali di akses oleh pegawai, masalah tersebut menjadikan media internal berupa majalah Dinamika adalah satu-satunya harapan bagi manajemen untuk menyebarluaskan informasi kepada pegawai di seluruh kantor dinas, badan, dan lembaga yang tersebar di Kabupaten Serang.

(25)

pegawai, dengan lengkapnya informasi yang disampaikan majalah Dinamika maka pegawai tidak terpengaruh oleh berita yang disampaikan media lain.

Dampak dari kurangnya pemenuhan kebutuhan informasi menyebabkan menurunnya produktifitas pegawai, tidak maksimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi pegawai, dan menjadi faktor utama terjadinya miss communication. Oleh karena itu pegawai membutuhkan media informasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasinya dan dapat memikat perhatian pegawai tanpa terlalu banyak memusatkan perhatian untuk hal lain diluar organisasi agar dapat bekerja dengan maksimal tanpa mengalami suatu hambatan komunikasi apapun.

(26)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah peneliti jabarkan diatas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah: “Seberapa besar pengaruh terpaan media

internal majalah Dinamika terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pegawai

Pemerintah Daerah Kabupaten Serang ?”

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah peneliti kemukakan, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana terpaan media internal majalah Dinamika sebagai salah satu bentuk media komunikasi ?

2) Seberapa besar tingkat pemenuhan kebutuhan informasi pegawai di Pemerintah Daerah Kabupaten Serang ?

3) Adakah pengaruh terpaan media internal majalah Dinamika terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pegawai di Pemerintah Daerah Kabupaten Serang ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin peneliti sampaikan adalah :

1) Untuk mengetahui terpaan media internal majalah Dinamika Pemerintah Daerah Kabupaten Serang sebagai bentuk media komunikasi;

(27)

3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terpaan media internal majalah Dinamika terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat membuka pandangan tentang penerapan teori-teori pemenuhan kebutuhan informasi, khususnya yang berhubungan dengan manajemen media internal sebagai salah satu bentuk media komunikasi dalam suatu perusahaan atau lembaga.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat melahirkan sebuah rekomendasi, khususnya bagi praktisi humas di Pemerintah Daerah Kabupaten Serang dalam menyusun strategi komunikasiyang efektif bagi media internalnya.

(28)

8 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu–individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup. (Rakhmat, 1998: 1)

Menurut Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, cara yang baik menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Wich Channel To Whow With What Effect?

Paradigma Laswell diatas menjelaskan Komunikasi memiliki lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni : (Sihabbudin dan Rahmi, 2012: 18)

1.Sumber

(29)

kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber biasa disebut juga komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut

source, sender ,atau decoder.

2.Pesan

Adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

3.Media

Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

4.Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut audience

atau receiver.

5.Efek

(30)

Jadi, paradigma Lasswell menggabarkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media kemudian menimbulkan efek-efek tertentu.

2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan -pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. (Ruslan, 2010: 81)

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy dalam bukunya membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu : (Djuarsa, 1994: 11)

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

(31)

disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

2. Proses komunikasi sekunder

(32)

Sebenarnya media komunikasi yang mutlak dan lebih sering digunakan adalah bahasa. Namun banyak orang beranggapan bahwa bahasa hanya merupakan simbol atau lambang saja, dan media kedua ialah yang difokuskan sebagai media komunikasi. Akan tetapi pada dasarnya, sebelum menggunakan bahasa untuk menyampaikan pesannya. Untuk lebih jelasnya, kita simak paradigma Lasswel dalam gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Proses Komunikasi

Sumber : (Effendy, 2002 : 18)

Penegasan tentang unsur-unsur dalam komunikasi yang terdapat pada gambar 2.1 diatas jika diuraikan sebagai berikut :

Sender Encoding

Media

Decoding Receiver

Noise

Response Feedback

(33)

a. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response :Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

h. Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikator kepadanya.

2.2 Komunikasi Organisasi

(34)

1. Persepsi Redding dan Saborn

Redding dan Saborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

2. Persepsi Katz dan Kahn

Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energy dari lingkungannyadan mengubah energy ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.

3. Persepsi Zelko dan Dance

(35)

atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesame karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produk, pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi di antara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informalmengenai informasi dan perasaan di antara sesame anggota organisasi.

4. Persepsi Thayer

(36)

komunikasi yang merupakan bagian dari sesuatu organisasi. Dalam sebuah teori tentang Komunikasi organisasi (Pace dan Faules, 2001: 145) dikemukakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, unutk bersikap jujur kepada organisasi, untuk meraih semangat dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yang inovatif bagi penyempurnaan organisasinya adalah di pengaruhi oleh komunikasi.

Organisasi sebagai kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu sistem manajemen modern. Ada yang diklasifikasikan sebagai pemimpin dan ada yang bertindak sebagai bawahan. (Ruslan, 2002: 88)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses yang yang terjadi dalam organisasi, dan di dalam sana proses komunikasi yang terjadi terbagi dalam empat aspek yaitu : komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication), komunikasi horizontal (horizontal communication), dan komunikasi lintas saluran. 2.3 Tinjauan Tentang Public Relations

2.3.1 Definisi Public Relations

(37)

tujuan untuk membangun, membina dan menjaga citra positif atau reputasi yang baik. (Iriantara, 2008: 9)

Public Relations atau hubungan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan terciptanya pelayanan jasa dengan tujuan menciptakan kepuasan bagi pihak pelanggan dan Stakeholder yang sekaligus menumbuhkan rasa aman, kepercayaan, adanya loyalitas tinggi terhadap jasa pelayanan yang diberikan tersebut menjadi tujuan utama Customer Relations untuk memberikan pelayanan unggul terhadap pelanggannya. (Ruslan, 2010: 286)

Untuk dapat memahami lebih luas dibawah ini terdapat beberapa definisi humas dari para ahli diantaranya : (Ruslan, 2010: 17)

a. Public Relations (PR) adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik komunikasi ke dalam dan ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. b. Sedangkan British Institute Public Relations mendefinisikan PR

adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

(38)

kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya (The Statement of Mexico). Jelas bahwa PR berkaitan dengan niat baik (good will) dan nama baik atau reputasi karena dari definisi-definisi yang sudah dijelaskan diatas mencakup aspek-aspek PR dengan aspek-aspek ilmu sosioal dari suatu organisasi, yakni tanggung jawab organisasi atas kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas.

2.3.2 Peran Public Relations

Peranan Public Relations, Menurut Dozier & Broom (1955) dalam suatu organisasi dibagi menjadi empat kategori, dalam hal itu adalah sebagai berikut : (Ruslan, 2010: 20-22)

1. Penasehat Ahli (Expert prescriber)

Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship).

2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)

(39)

mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dia juga dituntut untuk dapat mampu menjelaskana kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator)

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan masalah Public Relations merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.

4. (Communication technician)

Praktisi PR dapat berperan sebagai Journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization.

(40)

humas. Peran Public Relations tersebut diharapkan dapat membantu top manajemen dalam sebuah perusahaan/lembaga.

2.3.3 Fungsi Public Relations

Public relations merupakan fungsi manajemen yang secara khusus mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dengan publiknya (Cutlip at all. 2005: 4)

Menurut Edward L. Bernays, terdapat 3 fungsi utama PR yaitu : 1) Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2) Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.

3) Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) fungsi public relations dapat dirumuskan, sebagai berikut : (Ruslan, 2006: 16)

1) Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga).

(41)

3) Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.

4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5) Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik dan mengatur

arus informasi, publikasi serta pesan dan badan atau organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

Dalam konsepnya, fungsi public relations officer ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator, mediator maupun organisator adalah sebagai berikut: (Effendi, 1993: 119)

1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal.

3) Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

(42)

5) Operasionalisasi dan organisasi publik relations adalah bagaimana membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.

Menurut Anne van der Meiden, public relations memiliki 3 fungsi utama. Yakni sebagai berikut : (Rumanti, 2002: 204)

1) Menumbuhkan, mengembangkan hubungan baik antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya.

2) Menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan meningkatkan partisipasi publik.

3) Menciptakan opini publik yang menguntungkan organisasi atau perusahaan dan publiknya.

2.4 Terpaan Media

Terpaan media diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang diterpa oleh isi media atau bagaimana isi media menerpa audiens. Terpaan media adalah perilaku seseorang atau audiens dalam menggunakan media massa. Perilaku ini menurut Blumler dalam Littlejohn (Rahayu, 2009: 28) dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

(43)

2. Curiosity, yaitu kebutuhan individu untuk mengetahui peristiwa-peristiwa menonjol di lingkungannya.

3. Diversion, yaitu kebutuhan individu untuk lari dari perasaan tertekan, tidak aman, atau untuk melepaskan ketegangan jiwa.

4. Personal identity, yaitu kebutuhan individu untuk mengenal dirinya dan mengetahui posisi keberadaannya di masyarakat.

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh terpaan media (media exposure).

Terpaan media menyangkut seberapa banyak media berhasil menjangkau publik, berapa banyak jumlah orang yang membaca koran, mendengarkan radio, atau menonton televisi. Menurut Widjajanti (2002: 7) terpaan media adalah pandangan yang mengaitkan hubungan antara media massa, audien dan efek. Media eksposur bisa membawa perubahan dalam perilaku publik yang menyangkut pengetahuan, perilaku atau kebiasaan seseorang.

Menurut Rosengern yang dikutip oleh Rakhmat, (2003: 66) mengemukakan bahwa terpaan tayangan diartikan sebagai penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, isi media, media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

(44)

Andersen (dalam Rakhmat, 2003: 66) mendefinisikan atensi sebagai proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada stimuli yang lainnya melemah. Dari teori mengenai terpaan media ini, maka peneliti mengukur terpaan media berdasarkan pada frekuensi, durasi dan atensi.

2.5 Tinjauan Tentang Media Internal 2.5.1 Definisi Media Internal

Media internal atau House Journal adalah salah satu bentuk media komunikasi yang paling tua. (Soemirat dan Ardianto, 2004: 21) Media internal adalah media perusahaan yang biasa dipergunakan oleh praktisi public relations

untuk menyampaikan pesan kepada publiknya. (Ruslan, 2008: 217)

Media internal ini diperlukan untuk pencapaian citra positif dan dukungan opini publik. Bentuk media ini bisa bermacam-macam misalnya, House Journal, bulletin, majalah, surat kabar, maupun news letter. Media internal ini termasuk ke dalam golongan media terkontrol karena perusahaan dapat menangani secara langsung pemberitaan yang dimuat. Pada dasarnya, isi media ini sama dengan media komersial, hanya bedanya menyangkut pembaca yang terbatas, tidak berbentuk massa (umum), segmentasi publik pembacanya lebih khusus yaitu sesuai dengan target publik perusahaan (dalam hal ini internal perusahaan) serta isi media yang terkontrol.

Dalam perancangannya, media internal memperhatikan dua aspek yaitu

fact finding dan identifikasi masalah. (Soemirat dan Ardianto, 2004: 27) Dalam

(45)

kebutuhan publik akan isi media, gaya dan bentuk media itu sendiri. Bilamana data dan fakta yang sudah terkumpul mencerminkan aspirasi publik tentang perlunya media ini, maka public relations mengidentifikasi data dan fakta yang masih mentah itu dengan memilah-milah atau mengkategorikannya. Fact finding dan identifikasi masalah ini sebagai latar belakang mengapa perusahaan memerlukan media komunikasi ini. Misalnya, dari data yang disimpulkan bahwa informasi dari top manajemen tidak akan sampai kebawah dengan hanya komunikasi tatap muka, begitupun umpan balik tidak sampai dari karyawan ke pimpinan, maka diperlukan jembatan komunikasi dalam bentuk media internal perusahaan. (Soemirat dan Ardianto, 2004: 27)

Jenis-jenis house journal pun bermacam macam dan dapat dibedakan dari sasaran pembacanya yaitu bersifat internal untuk staff dan karyawan perusahaan, dan yang bersifat eksternal untuk publik diluar perusahaan.

Frank Jefkins menyebutkan terdapat lima bentuk media internal atau house journal yaitu : (Soemirat dan Ardianto, 2008: 23)

1) The Sales Bulletin adalah sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular antara seorang sales manajer dengan salesman-nya dalam sebuah lapangan pekerjaan.

(46)

3) The Magazine adalah berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar atau foto yang diterbitkan setiap satu sampai tiga bulan sekali sesuai dengan perusahaan yang bersangkutan.

4) The Tabloid Newspaper adalah mirip dengan surat kabar popular (umum) dan berisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek dan ilustrasi, diterbitkan mingguan, dua mingguan, bulanan, atau dua bulan sekali.

5) The Wall Newspaper adalah bentuk media komunikasi staff atau karyawan di suatu lokasi pabrik, perusahaan atau pasar swalayan. Di Indonesia lebih dikenal dengan nama surat kabar atau majalah dinding.

Umumnya itulah gambaran dari bentuk-bentuk media internal, bentuk

Newsletter biasanya diperuntukan bagi para pimpinan perusahaan, sedangkan bentuk surat kabar atau tabloid sebagian besar diperuntukan bagi pegawai atau karyawan dalam sebuah perusahaan atau instansi.

Untuk mengelola suatu media internal non komersial secara profesional dan serius, terdapat beberapa fungsi media internal, diantaranya : (Ruslan, 2006: 194)

(47)

atau jasa dan publikasi lainnya yang ditujukan kepada para konsumen, pelanggan, distributor, supplier, relasi bisnis, stakeholder (hubungan dengan pemilik), dan employee relations

(hubungan pegawaidan keluarganya).

2) Sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan, misalnya ucapan selamat ulang tahun, informasi kelahiran dari dan bagi keluarga karyawan, adanya pegawai atau pendatang baru (new corner), kegiatan olahraga, wisata, keagamaan, program kesehatan, hingga berita duka cita disertai kegiatan sosial lainnya. 3) Sebagai sarana media untuk “pelatihan dan pendidikan dalam

bidang tulis menulis bagi karyawan, serta staf humas yang berbakat dan berpotensi sebagai penulis ilmiah.

4) Terdapat nilai tambah (value added) bagi departemen Humas untuk menunjukan kemampuan dalam upaya menerbitkan media khususnya In House Journal yang bermutu, kontinu, terbit secara berkala dan teratur, dengan penampilan yang profesional dan berkualitas dari segi kualitas berita, lay out, isi halaman, susunan redaktur, gambar (photo essay), serta tata warna dan sebagainya. Adapun faktor faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan media internal perusahaan yaitu : (Soemirat dan Ardianto, 2008: 24)

(48)

Hal ini dianggap paling penting dalam semua pembuatan media, baik itu media cetak maupun media elektronik, dan media internal termasuk didalamnya. Karena sasaran pembaca merupakan kunci utama sukses atau tidaknya, bertahan atau mundurnya sebuah media.

2) Quantity (eksemplar, tiras atau oplah)

Jumlah tiras dari media internal yang diterbitkan tentunya harus sesuai dengan jumlah konsumen. Namun tergantung perusahaannya apakah sasarannya publik internal atau publik eksternal. Tiras akan mempengaruhi cara produksi, kualitas bahan dan isi, karena apabila banyaknya permintaan maka jumlah produksipun akan meningkat, yang berpengaruh kepada kualitas dan isi yang mencerminkan citra perusahaan dimata publik.

3) Frequency (waktu terbit atau edisi)

Waktu edisi terbit baik itu mingguan, bulanan, atau dengan waktu yang jarang, misalnya dwi bulanan atau perdua bulan, triwulanan atau pertiga bulan, namun tidak boleh ada celah yang terlalu besar karena akan menghilangkan pengertian dari keberkalaan atau kontinuitas waktu terbit.

4) Policy (kebijakan redaksi)

(49)

dengan program PR secara menyeluruh hingga tercapai sasaran yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam memelihara, meningkatkan, atau mempertahankan citra positif.

5) Tittle (Nama House Journal)

Nama dan logo yang digunakan dalam media internal termasuk rancangan atau desain. Hal terpenting disini adalah nama harus memiliki filosofidan mencerminkan kekhasan atau memiliki karakteristik tersendiri, mudah diingat dan komunikatif.

6) Proses percetakan

Proses percetakan dapat menggunakan letterpress, photogravure, atau web offset. Pada proses percetakan ditentukan oleh bentuk dan lebar media internal, jumlah eksemplar atau tiras, penggunaan warna, dan jumlahgambar atau foto.

7) Style (format/gaya/bentuk)

Hal-hal yang mempengaruhi penampilan atau gaya yang digunakan dalam pembuatan media internal, misalnya ukuran halaman, banyaknyakolom, tipografi, ilustrasi, keseimbangan berita, feature dan artikel.

8) Free issue or cover price

(50)

kepentingan perusahaan baik bagian top management, karyawan atau pelanggan/pembeli, dan yang kedua adalah media internal tidak dihargakan atau dijual.

9) Advertisement (iklan)

Pemasangan iklan dalam media internal, namun kebanyakan media internal tidak memasang iklan apapun terlebih iklan komersil.

10)Distribution (sirkulasi)

Proses pendistribusian atau penyampaian dari proses pencarian atau pengumpulan data, proses pengeditan, hingga media itu dapat sampai ke tangan pelanggan.

(51)

2.5.2 Hal-hal yang Harus Diperhitungkan

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations

secara umum ada beberapa hal khusus yang harus senantiasa diperhitungkan dalam menerbitkan suatu jurnal internal, antara lain sebagai berikut:

1. Seberapa sering jurnal yang terdiri dari sekian halaman dengan standar produksi tertentu dapat diterbitkan sesuai dengan jumlah dana yang tersedia.

2. Sejauh mana relevansinya antara pencapaian tujuan dan jenis khalayak yang hendak dituju akan mempengaruhi keputusan-keputusan untuk butir (1) di atas.

3. Perlu tidaknya digali sumber pendapatan dari jurnal, baik dari hasil penjualannya atau dari pemasangan iklan, dalam rangka menutup biaya-biaya.

4. Sejauhmana nilai jurnal tersebut menunjang upaya pencapaian tujuan-tujuan Public Relations.

5. Biaya jam kerja harus diperhitungkan.

(52)

2.5.3 Majalah Sebagai Kegiatan Internal Perusahaan

“Majalah adalah suatu media komunikasi visual yang berbentuk kumpulan-kumpulan lembaran-lembaran atau buku yang diusahakan secara teratur oleh suatu organisasi, dimana di dalamnya dimuat pernyataan-pernyataan resmi dan singkat serta berguna bagi publik”. (Wijaya, 1992: 83)

Sedangkan menurut Effendy, majalah adalah penerbitan berkala yang diselenggarakan oleh suatu organisasi, biasanya terdiri dari beberapa hal dan berisi informasi, majalah merupakan suatu terbitan berkala yang biasanya dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyebarkan informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan dan juga untuk membina hubungan baik antara pihak manajemen perusahaan dengan para karyawan sebagai pembacanya.

Majalah sebagai bahan cetakan yang teratur dapat berbentuk majalah, jurnal internal yang memiliki format majalah biasanya berukuran A4 (297x210)mm. Jurnal itu dicetak biasa juga atau bisa juga melalui teknik yang lebih canggih, seperti teknik litografi dan fotografi besar kecilnya kuantitas penerbitan juga akan mempengaruhi metode-metode produksi dan kualitas materi maupun kandungan isinya.

Isinya setiap edisi selalu dituntut memenuhi dua syarat yaitu :

1. Isi setiap edisi perlu dipertahankan agar tetap sesuai dengan tujuan penerbitan. 2. Isi setiap edisi harus lebih baru dan lebih menarik daripada edisi sebelumnya.

(53)

Frekuensi penerbitan majalah bervariasi bisa harian, mingguan, bulanan, dwibulan, atau triwulan. Tujuan utama diterbitkannya buletin atau jurnal internal berbeda-beda tiap perusahaan, secara umum tujuannya adalah untuk memberitahukan berita-berita yang berkaitan dengan perusahaan, idealnya setiap jurnal memiliki ciri khas tertentu yang berkaitan dengan isinya. Buletin harus disesuaikan dengan keseluruhan program humas dan dijadikan suatu wahana dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Humas sebagai penyelenggara kegiatan internal perusahaan dapat menggunakan majalah sebagai sumber informasi, majalah merupakan salah satu media intern yang berfungsi sebagai media komunikasi dengan publik internal, yang dimaksud dengan publik internal adalah bagian dari kegiatan usaha organisasi itu sendiri untuk dapat menjalin hubungan dengan publik internal salah satu cara yang digunakan oleh PR adalah dengan menerbitkan majalah yang biasanya memuat tulisan atau karangan para karyawan dan laporan aktual dari kegiatan-kegiatan perusahaan seperti laporan rapat, kesejahteraan pegawai, dan sebagainya.

Media korporasi atau organisasi diharapkan dapat memberi informasi langkah korporasi atau organisasi dalam mencapai tujuan dengan demikian setiap langkah korporasi atau organisasi dapat dipahami dan selanjutnya memperoleh dukungan. (Pasaribu, 2002: 17)

Menurut Abdurrahman dalam bukunya “Dasar-Dasar Public Relations”,

(54)

informatif. Komunikasi yang persuasif, informatif salah satunya dapat dilakukan secara tertulis dengan menggunakan brosur-brosur, surat-surat, atau buletin. Media tersebut dapat menyampaikan pesan kepada orang yang lebih banyak dalam waktu yang singkat. Majalah adalah terbitan berkala yang dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan terbitan berkala merupakan media informasi yang efektif.

2.6 Tinjauan Tentang Informasi 2.6.1 Pengertian Informasi

Informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat dewasa ini dengan informasi masukan-masukan yang dianggap penting dapat membantu masyarakat dalam menentukan sikap yang harus dilakukan, informasi sudah menjadi kebutuhan manusia, sehingga peranan informasi sangat dominan dalam kehidupan manusia karena tanpa informasi manusia tidak akan, menurut Effendy informasi atau keterangan, penerangan adalah :

1. Suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang yang baginya merupakan hal yang baru diketahui.

2. Data yang telah diolah untuk disampaikan kepada seseorang, sejumlah orang yang baginya merupakan hal yang baru diketahui.

(55)

Informasi harus mempunyai arti pada komunikan dan nilai nyata dalam kehidupan masyarakat, maka keragu-raguan akan hilang dan di ganti dengan kepercayaan terhadap komunikator dan ada juga yang tidak sampai ke masyarakat, sampai tidaknya suatu informasi tergantung dari proses komunikasi yang digunakan komunikator.

Pemerintah Daerah Kabupaten Serang menerbitkan Media Internal sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, kegiatan, dan kondisi yang berkaitan dengan pemerintahan kepada seluruh pegawai, lokasi kantor yang tersebar di berbagai tempat menghambat proses penyampaian informasi kegiatan pemerintahan sehingga Majalah Internal berperan penting dalam hal memberikan informasi.

2.6.2 Fungsi Informasi

Dalam sebuah proses komunikasi atau pesan merupakan elemen dasar yang tidak dapat dilepaskan dari tujuan komunikasi itu sendiri informasi inilah yang menimbulkan perubahan sikap, opini dan penilaian seseorang terhadap sesuatu maupun seseorang dan yang terpenting informasilah yang menimbulkan pemahaman akan situasi saling memahami antara satu individu dengan individu lainnya dan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

(56)

komponen-komponen menyatakan adanya informasi-informasi, apabila komunikasi terjadi dalam sistem sosial maka individu terlibat dalam pengolahan informasi. (Fisher, 1986: 284)

Kincaid dan Schramm mengatakan elemen-elemen dasar dan tahap-tahap dalam suatu proses komunikasi adalah menciptakan informasi, mengamati, memperdalam perhatian, menafsirkan dan terciptanya pemahaman (Kincaid dan Schramm, 1985: 95)

Dari apa yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi haruslah dimulai dengan penyampaian informasi dan dari informasi yang disimpulkan tersebut dilakukan proses-proses selanjutnya, yakni memperdalam perhatian yang artinya adalah melakukan penyelidikan terhadap kebenaran informasi, kemudian adalah proses menafsirkan informasi atau proses dimana komunikan memberikan makna terhadap informasi yang diterima, selanjutnya adalah terciptanya saling pemahaman antara yang memberi informasi dengan yang menerima informasi.

(57)

informasi yang diterima, dengan informasi individu di bimbing dalam menentukan atau membuat keputusan sesuai dengan informasi tersebut.

Menurut Shannon dan Weaver menyebutkan bahwa informasi sebagai objek materi ilmu komunikasi mempunyai makna. “Patterned matter energy that

the probabilities of alternative available to an Individual making decision”

(Informasi adalah hal atau energi yang mempengaruhi dan memungkinkan seseorang membuat keputusan dari beberapa kemungkinan alternatif yang ada). (Wahyudi, 1986: 11)

Hal ini sesuai dengan pendapat Liliweri, bahwa informasi merupakan kunci utama dalam pengambilan keputusan yang efektif. (Liliweri, 1994: 31) Jika informasi yang diperoleh individu itu benar dan dapat di bagi lalu di terima karena kesamaan makna, maka akan menguntungkan dalam pengambilan keputusan, artinya informasi menentukan sukses tidaknya pengambilan keputusan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi informasi adalah:

1. Esensi dari fungsi informasi untuk mengubah sikap, opini dan menciptakan saling pemahaman antara individu yang terlibat dalam proses komunikasi. 2. Informasi merupakan sumber pengetahuan bagi individu untuk mengetahui

hal-hal yang terjadi di sekitarnya.

(58)

2.6.3 Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi biasanya didorong oleh situasi problematik yang terjadi dalam diri manusia, pada lingkungan internalnya, yang dirasakan tidak memadai untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketidakmemadai ini menyebabkan ia merasa harus memperoleh masukan (input) dari sumber-sumber di luar dirinya. Jadi kebutuhan informasi disini merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi kekosongan tertentu dalam diri manusia, yaitu dalam kondisi pengetahuannya yang merasa kekurangan. (Pendit, 1992: 76)

Kebutuhan informasi juga timbul ketika seseorang menyadari adanya jurang atau jarak antara pengetahuan yang sudah dimiliki oleh dirinya dengan permasalahan yang dihadapinya. (Nicholas, 2000: 20) Dengan kata lain, seseorang bisa dikatakan membutuhkan informasi ketika ia menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki dirinya masih kurang mencukupi untuk memecahkan suatu masalah tertentu dalam hidupnya.

(59)

Terdapat banyak alasan mengapa seseorang mencari, mengakses, mendapatkan, lalu menggunakan informasi yang mereka peroleh. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang membutuhkan informasi dalam subjek tertentu. Nicholas dalam bukunya tenteng menilai kebutuhan informasi menguraikan beberapa faktor tersebut, antara lain faktor pekerjaan seseorang, kultur budaya, kepribadian, tingkat pendidikan, jenis kelamin, usia, ketersediaan waktu luang, masala akses, sumber informasi, dan jumlah informasi yang tersedia.

Karena yang memerlukan informasi adalah manusia, maka yang menjadi fokus kajian kebutuhan informasi adalah setiap individu. Pada dasarnya setiap orang mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda beda sesuai fungsi, tanggung jawab dan tugasnya masing-masing. (Prasad, 1992: 12) Atherton (1997: 125) mengutip pernyataan M. Voight bahwa seseorang membutuhkan informasi pada saat :

1. Memerlukan informasi terbaru untuk bidang tertentu atau bidang yang berhubungan.

2. Melakukan pekerjaan sehari hari yang membutuhkan informasi faktual.

3. Menyelesaikan suatu masalah atau proyek.

(60)

1. Kebutuhaan informasi merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi kekosongan tertentu dalam diri manusia, yaitu kondisi pengetahuannya (dan dengan demikian merupakan kondisi pikirannya).

2. Informasi merupakan sesuatu yang berada di antara sumber eksternal dan “tempat kosong” di dalam pikiran manusia.

3. Dengan demikian, informasi terjadi pada saat manusia memindahkan sesuatu dari sumber eksternal dalam pikirannya

Jadi dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu kondisi akan kebutuhan untuk mengisi kekosongan, kekurangan pengetahuan yang ada dalam diri manusia dalam menghadapi situasi tertentu untuk dapat mengambil keputusan dan mengurangi rasa ketidakpastian dalam diri mereka.

2.7 Teori Uses and Gratifications

Uses and Gratifications Model (Model Kegunaan dan Kepuasan) merupakan pengembangan dari Hypodermic Needle Theory (Teori Jarum Hipodermik) dan merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan

(61)

Model Uses and Gratifications populer dalam studi kepuasan khalayak terhadap penggunaan media massa. Teori Uses and Gratifications memposisikan khalayak sebagai individu yang memiliki kekuasaan dalam memilih media massa yang akan dikonsumsi berdasarkan kebutuhan masing-masing individu.

Model ini menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. (Effendy, 2003: 289)

Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratifications yang mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Teori ini berkaitan dengan penelitian ini karena pegawai Pemerintah daerah Kabupaten Serang sering membaca majalah ”Dinamika”,

sebagai upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi ini sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kebutuhan untuk memanfaatkannya.

Lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratifications media menurut Katz, Blumber, dan Gurevitch, sebagai berikut : (Kriyantono, 2003: 205)

1) Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan. 2) Inisiatif yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan

(62)

3) Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens.

4) Orang-orang mempunyai kesadaran diri yang memadai berkenaan penggunaan media, kepentingan dan motivasinya menjadi bukti bagi peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.

5) Nilai pertimbangan seputar keperuan audiens tentang media spesifik atau isi harus dibentuk.

Seperti halnya dalam penelitian ini, pegawai dianggap aktif dalam menggunakan media dan pegawai menggunakan media sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Majalah Dinamika dibagikan langsung kepada seluruh bagian atau seksi Pemerintah Daerah Kabupaten Serang, dari situlah pegawai membaca informasi yang terdapat dalam majalah Dinamika. Namun, tindakan seseorang dalam mengkonsumsi isi dari sebuah media seperti halnya dalam membaca majalah Dinamika tentu didasarkan pada kebutuhan yang mendorong hingga pada akhirnya sampai ke penggunaan media.

Berdasarkan model Uses and Gratifications, kebutuhan khalayak dalam menggunakan media massa dijelaskan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas. Mereka member kategorisasi kebutuhan tersebut diantaranya : (Effendy, 2003: 294)

(63)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2) Affective Needs (Kebutuhan Afektif)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3) Personal Integrative Needs (Kebutuhan Pribadi Secara Integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4) Social Integrative Needs (Kebutuhan Sosial Secara Integratif)

Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk bersosialisasi.

5) Escapist Needs (Kebutuhan Pelampiasian)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

(64)

Model Uses and Gratifications

2.8 Kerangka Teori

Mengingat permasalahan dalam penelitian ini yaitu pengaruh terpaan media internal terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang, maka penelitian ini berkaitan dengan teori Uses and Gratifications, dimana khalayak dianggap aktif dalam memilih media yang sesuai dengan kebutuhan akan informasi. Seorang PR membutuhkan media penghubung untuk mewakili organisasi dengan publiknya, yakni dengan menggunakan media internal atau bulletin internal perusahaan. majalah internal merupakan media penghubung antara organisasi dengan pegawainya sehingga menimbulkan feedback atau timbale balik yang berguna untuk kedua belah pihak. Dalam hal ini media memberikan ruang dan tempat bagi pegawai untuk memanfaatkan media internal sebagai alat komunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan akan informasi.

Hal-hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah Terpaan Media Internal yang merupakan Indipendent Variable atau variabel yang mempengaruhi, variabel ini disimbolkan dengan Variabel X yang meliputi frekuensi, dan durasi, serta atensi.

(65)

Pemenuhan Kebutuhan Informasi dalam penelitian ini merupakan Dependent Variable atau variabel yang dipengaruhi, variabel ini disimbolkan dengan Variabel Y, variabel ini meliputi Pengetahuan Produk Perusahaan, yakni informasi mengenai produk terbaru perusahan, Pengetahuan Kegiatan Instansi, yakni informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Instansi, dan Pengetahuan Kebijakan Perusahaan yang meliputi informasi tentang kebijakan perusahaan yang disampaikan melalui majalah Dinamika. Hal-hal tersebut yang akan menjadi pusat penelitian pada media internal yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Apakah kedua hal tersebut akan saling mempengaruhi hingga hasilnya signifikan atau tidak ada pengaruh antara keduanya.

(66)

Gambar 2.3 Kerangka Teori

1. Frekuensi 2. Durasi 3. Atensi

Jalaludin,Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik, 2004, hal 66

Uses and Gratifications

1. Cognitive Needs (Kebutuhan

Kognitif)

2. Social Integrative Needs

(kebutuhan sosial secara integrative)

Onong Uchjana Effendy. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi.Effendy, 2003. Hal 294

(67)

2.9 Hipotesis Penelitian

Pengertian hipotesis berasal dari dua kata; hype dan thesis. Yaitu istilah hypo

(hipo) berarti „kurang dari‟ dan thesis (tesa) yang berarti „pendapat‟. Jadi hipotesis (hypothesis) adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, dan arti sesungguhnya belum bernilai (mencapai) sebagai suatu tesis yang belum diuji kebenarannya. (Ruslan, 2010: 169)

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dibahas di bab sebelumnya, maka didapatkan dua hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat Pengaruh antara Terpaan Media Internal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang.

Ha: Terdapat Pengaruh antara Terpaan Media Internal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang.

2.10 Operasional Variabel

Operasional variabel dalam penelitian ini adalah variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab atau variabel bebas (Variabel X), dan variabel akibat yang disebut variabel terikat (Variabel Y). variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel X, adalah independent variable yaitu Terpaan Media Internal Majalah Dinamika

(68)

Untuk lebih memperjelas variabel-variabel dalam penelitian ini, beserta dimensi dan indikator masing-masing variabel, dapat dilihat berdasarkan pada tabel berikut:

Variabel Dimensi Indikator Skala

Terpaan Media

Frekuensi Berapa kali

pegawai membaca

Atensi Perhatian terhadap

(69)

Komunikasi, 2003. Hal 294

Keinginan mendapatkan informasi Social Integrative

Needs (kebutuhan sosial secara integratif)

Kebutuhan

informasi kegiatan sosial diluar lingkup organisasi Kebutuhan

informasi

kesehatan pegawai Kebutuhan

informasi hobi pegawai

Kebutuhan

informasi hiburan kepada pegawai

(70)

2.11 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian mengenai media internal telah banyak diteliti sebelumnya, penelitian yang ada memberikan gambaran bagi peneliti untuk dapat mengembangkan penelitiannya. Dengan adanya penelitian terdahulu, peneliti dapat mengetahui persamaan, perbedaan, baik dalam hal metode, teori, maupun hasil yang didapat dalam penelitian terdahulu. Berikut tabel penelitian sebelumya yang peneliti dapatkan :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Nifsu Maryana Nyayu Ade Ilmiyati

Marwan Handoko Judul penelitian Pengaruh Penyajian

(71)

Kebutuhan Informasi Perusahaan)

Daerah

Kabupaten Serang

Tahun Penelitian 2013 2010 2015

(72)

dalam

Sumber Perpustakaan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

(73)

53 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian

Metodologi dibentuk dari kata ”metodes” (cara, teknik, atau prosedur) dan

“logos” (ilmu). Jadi metodologi riset merupakan suatu pengkajian dari peraturan -peraturan yang terdapat dalam metode riset. Sedangkan metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematik. (Kriyantono, 2008: 49)

Penelitian mengenai pengaruh terpaan media internal terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Serang ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif menggambarkan atau menjelaskan masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. (Kriyantono, 2008: 55)

Secara sederhana, ciri-ciri penelitian kuantitatif menurut Wallace (1973) adalah penelitian yang :

1. Melibatkan lima komponen informasi ilmiah, yaitu teori, hipotesis, observasi, generalisasi empiris, dan penerimaan atau penolakan hipotesis

Gambar

Gambar 2.1 Proses Komunikasi
 Gambar 2.3 Kerangka Teori
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Rincian Seraban Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut

2.2.1.2 Aspek Indeks Dalam Novel Luka Tanah Karya Hary B Kori’un Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan, “Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi komponen utama untuk

Pasien tampak lemas dan kurang bergairah .Ia masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADL) secara mandiri dan ia berpikir untuk tidak meyusahkan orang- orang

Meskipun Tiongkok selalu bereaksi terhadap pengenaan tarif oleh AS, akan tetapi sejauh ini Tiongkok belum mengenakan tarif impor kepada

“PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN RESIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI FARMASI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA”. 1.2

Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:111) menginformasikan bahwa minat siswa terhadap matematika akan bertambah apabila ia dapat memahami dan menyelesaikan soal matematika

Image fusion, object based image classification, generation of water surface elevation raster and flood inundated area vector generation.. The complete flow of the