• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA

PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA

KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ELIA WIDYAWATI

NIM111-12-078

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

i

PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA

PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA

KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ELIA WIDYAWATI

NIM111-12-078

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

(4)
(5)
(6)

iv

(7)

v

MOTTO

Memulai dengan penuh keyakinan,

Menjalankan dengan penuh keikhlasan, dan menyelesaikan

dengan penuh kebahagiaan





































“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(8)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada :

Bapak & Ibuku tersayang (Budi Suwignyo &Walminah) yang telah mencurahkan segala daya dan upaya, demi kesuksesan putrinya. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, juga untuk

setiap do’a dan restu yang dengan tulus diucapkan, serta materi yang selalu

diberikan, Semoga selalu diberikan kesehatan,

kebahagiaan, keberkahan, dan mendapat limpahan kasih sayang Allah SWT dunia akhirat.

Muhammad Hanan Alfanani, sang Motivator, Penyemangat, sekaligus sahabat terbaik yang selalu menemani ku dikala suka dan duka, Semoga Allah Meridhoi.

Bapak K.H Nasafi,M.Pd.I selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna, Salatiga yang selalu memberikan ilmu agama dan mengarahkanku dalam kebaikan;

Bapak Muh. Hafidz, M.Agyang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini;

Teman-teman PAI C, teman-teman PP Nurul Asna, dewan guru Sd Negri 1 Kaemiri dan teman-teman KKNyang selalu menemani dan memberi semangat agar skripsi ini cepat terselesaikan,

Teman-teman yang telah menorehkan tinta emas dalam hidup ku dan penuh keikhlasan menemaniku khususnya Khusna,Ms Rais, Ms Mahbub Kurnia, Shinta, Nafis, Encun, Lala & Fitri.

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para

pengikut setianya.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Adapun judul skripsi ini adalah Pembinaan Akhlak Anak di

Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul Kecamatan Kandangan Kabupaten

Temanggung (Studi Kasus Anak-anak dari Ibu Pekerja Pabrik). Penulisan

skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga yang

telah banyak berjasa untuk mengasuh penulis dan berkenan memberikan

persetujuan/pengesahan terhadap judul skripsi ini.

2. Bapak Suwardi M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI

4. Bapak Ali Zamroni, MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Muh Hafidz,M.Ag. yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan

tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian

penulisam skripsi ini.

6. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna Kota Salatiga Bapak KH.

(10)

viii

7. Kepada Perangkat Desa dan Masyarakat Dusun Ngumpul, Desa

Kedungumpul, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung yang

telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Bapak/ibu Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak, Ibukku serta Saudara-saudara ku dirumah yang telah mendoakan

dan membantu baik moril maupun spiritual dalam menyelesaikan studi di

IAIN Salatiga dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

10.sahabat-sahabatku yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan bantuan baik berupa tenaga, dana dan motivasi kepada

penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebgai Amal Ibadah oleh Allah SWT

serta mendapatkan balasan yang berkah dan berlimpah, Amiin.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan

penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan

oleh penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia

pendidikan, agama, nusa dan bangsa. Amiin.

Salatiga, 9 Maret 2017 Yang Menyatakan

(11)

ix

ABSTRAK

Elia Widyawati. 2017. PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA KEDUNGUMPUL

KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017.

Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Muh Hafidz, M.Ag.

Kata Kunci: Pembinaan, Akhlak Anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Orangtua dalam Pembinaan Akhlak Anak Pekerja Pabrik (studi Kasus Dsn. Ngumpul, Ds. Kedungumpul, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung tahun 2017). Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana strategi orang tua dalam pembinaan akhlak anak di Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017? (2) Apa saja kendala orangtua dalam pembinaan akhlak anak di Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017 ?

Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian Masyarakat Pekerja Pabrik Dusun Ngumpul, Desa Kedungumpul, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung tahun 2017 yang berjumlah 7 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara untuk mengetahui tentang lokasi, Strategi yang dipakai orangtua dalam membina akhlak anak, hambatan orangtua dan hasil dari strategi tersebut. Sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang subjek penelitian.

(12)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

PENGESAHAN KELULUSAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...v

MOTTO ...vi

PERSEMBAHAN ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

ABSTRAK ...x

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ...8

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Penegasan Istilah ...9

F. Metode Penelitian ...11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...11

2. Kehadiran Peneliti ...12

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...12

4. Sumber Data ...13

(13)

xi

6. Analisa Data ...

7. pengecekan Keabsahan Data ...

8. Tahap-Tahap Penelitian ...

G. Sistematika Penulisan ...18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembinaan Orangtua ... 20

1. Pengertian strategi Pembinaan Anak ...20

2. Strategi-strategi Pembinaan Orangtua...21

B.Pembinaan Akhlak Anak ...26

1. Pengertian Pembinaan Akhlak Anak ...36

2.Tujuan Pembinaan Akhlak Anak ...30

3.Pembinaan Akhlak Anak Pada Pekerja Pabrik. ...31

4.Kendala-kendala yang Dihadapi dalam pembinaan Akhak Anak...35

BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1.Letak Geografis ...39

2.Keadaan Penduduk Menurut Umur ……….. ...40

3.Data Penduduk Menurut Pendidikan. ...41

4.Data Penduduk Menurut Pekerjaan ...42

5.Sarana Pendidikam Formal dan Non Formal ...44

6.Data Informasi ...45

B.Temuan Penelitian ...46

Hasil Wawancara ...46

(14)

xii

B. Faktor Penghambat dan Pendukung ...58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...60

B. Saran ...61

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

3.1. jumlah penduduk menurut usia...40

3.2. jumlah penduduk menurut pendidikan ...41

3.3. jumlah pemduduk menurut pekerjaan...43

3.4. sarana pendidikan...44

(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dafttar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Konsultasi

Lampiran 3 Keterangan SKK

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 Surat Ijin Meneliti

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepribadian seseorang berjalan terus sepanjang hidupnya. Hasil

pelajaran dari pengalaman yang lalu menjadi dasar untuk perkembangan

selanjutnya. Tiap anak membawa potensi-potensi pembawaan yang berbeda

dengan yang dimiliki oleh anak yang lain. Peran Orangtua dalam kehidupan

seorang anak juga sangat penting karena pendidikan anak pada jaman

moderen ini tidak mudah di satu sisi, jaman ini memberikan banyak kemajuan

teknologi yang memungkinkan anak-anak memperoleh fasilitas yang canggih.

Kemajuan yang demikian cepat juga membawa dampak positif dan negatif,

maka sebagai orang tua harus memiliki strategi khusus agar anak dapat

membedakan hal positif dan negatif yang mereka peroleh dari luar.

Orangtua sebagai pengajar mempunyai tugas yang utama sebagai

pendidik dan pengawas utama meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan membina nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedang

melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada anak. Akan

tetapi setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga orang tua

harus memiliki strategi dalam membina setiap anak-anaknya.

Strategi yang digunakan orang tua memiliki peran yang penting dalam

membentukpribadi anak-anaknya untuk berpegang teguh kepada ajaran

(18)

2

dan di luar rumah. Al Quran menandaskan denga tegas contoh teladan dan

pergaulan yang baik dalam usaha membentuk kepribadian seseorang. Ia

menyuruh kita mempelajari tindak tanduk Rasulullah Saw dan menjadikannya

contoh yang pertama (Thoha, dkk, 2004: 124).

Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 21:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.

Dapat di ketahui bahwa Rasulullah Saw adalah suri teladan yang baik

maka sebagai umatnya haruslah mencontoh apa yang telah Rasulullah ajarkan

kepada kita. Agar orangtua dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya sehingga

mereka akan menjadi anak yang memiliki akhlak seperti Rasulullah.

Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang berusaha dalam

membimbing jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju terbentuknya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki

nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab dengan nilai-nilai Islam (Lestari,

2010: 77).

Akhlak merupakan sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari

karakteristik-karakteristik akal dan tingkah laku yang membuat seseorang

menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka

(19)

3

nilai yang cocok dengan dirinya dengan kondisinya dalam kondisi yang

berbeda-beda (Mahmud,2004: 26-27).

Pembinaan akhlak terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik

atau pembinaan pertama adalah orang tua, kemudian guru. Semua

pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, merupakan unsur penting

dalam pribadinya. Sikap anak terhadap agama, dibentuk pertama kali di

rumah melalui pengalaman yang didapatnya dengan orang tuannya, kemudian

disempurnakan atau diperbaiki oleh guru sekolah (Drajat, 1993: 62).

Allah berfirman dalam surat An Nisa’ ayat 9

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

Perkataan yang benar”.

Dari ayat diatas bisa diambil kesimpulan bahwa sebagai orangtua harus

bisa membina anak-anak bukan hanya dalam soal pengetahuan, tetapi juga

dalam segi moral atau akhlak yang nantinya menjadi dasar bagi anak dalam

berperilaku. Lingkungan keluarga termasuk kedua orangtua menjadi salah

satu faktor yang mampu mengarahkan anaknya untuk melakukan perilaku

yang baik. Peran keluarga sangat besar dalam proses perkembangan jiwa

anak, apabila orang tua salah mendidik maka anak pun akan mudah terbawa

arus kepada hal-hal yang kurang baik. Maka dibutuhkan peran orang tua

(20)

4

harmonis, dan dapat menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya.

Dalam hal ini anak berinteraksi dengan ayah dan ibu dalam kesehariannya.

Apa yang diberikan, dilakukan dan dicontohkan orang tua menjadi sumber

perlakuan pertama yang akan mempengaruhi pembentukan karakter anak.

Seperti hadis Nabi Saw yang berbunyi:

ِوِناَسِّجَُيُْوَا ِوِناَرِّصَنُ يْوَا ِوِنا َدِّوَهُ ي ُهاَوَ ب َاَف ِةرطِفلا ىَلَع ُدَلْوُ يَّلاِا ٍدْوُلْوَم ْنِم َام

suci ). Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya, Yahudi,

Nasrani, atau Majusi”( HR. Muslim: 4803 ).

Dari hadis tersebut telah dijelaskan bahwa anak dilahirkan dalam

keadaan suci, ia membuka kedua matanya pada kehidupan dunia ini untuk

melihat ibu dan ayahnya yang menjagannya dalam segala urusannya. Ia

melihat benda-beda dengan penglihatan orang tuanya dan memperhatikan

bentuk-bentuk melalui mata mereka (Zuhaili, 2002: 34). Dalam keluarga

orangtua harus mampu menciptakan suasana harmonis, agamis dan

memberikan contoh baik untuk anak. Sebagian besar waktu anak berada

dilingkungan keluarga, maka hubungan dengan keluarga menjadi landasan

atau pondasi anak.

Dalam kehidupan sehari-hari hendaklah orang tua memberikan contoh

yang baik kepada anak. Misalnya, mengajak anak untuk salat berjamaah,

menyuruhnya dengan halus, menasehatinya dengan sabar, mendengarkan

cerita anak tentang suatu hal, berbicara lembut kepada anak, memberikan

kepercayaan tentang sesuatu kepada anak. Memberikan contoh yang baik

(21)

5

menjadi suri tauladan atau contoh yang baik jika mengininkan anak yang

baik.

Orangtua yang sibuk bekerja harus memberhatikan pendidikan akhlak

anak. Menjadi pekerja pabrik itu suatu pilihan, orang yang niat untuk bekerja,

tetapi ketika sudah berusaha untuk mencari pekerjaan yang lebih layak tetapi

bertemu pesaing yang mempunyai ijazah lebih tinggi dari mereka, sehingga

mereka memilih bekerja dipabrik daripada menganggur dirumah. Karena

zaman yang semakin moderen, banyak juga kebutuhan yang harus

dikeluarkan, ingin mendapat penghasilan banyak dengan mudah dan tanpa

memiliki keahlian khusus, hampir semua orang bisa asalkan mempunyai tekat

melakukannya. Untuk menjadi pekerja pabrik tidak banyak membutuhkan

modal hanya mempunyai tekat dan fisik kuat seseorang bisa menjadi pekerja

pabrik. Semua itu karena faktor ekonomi, dan lingkungan apalagi bagi orang

yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak harus memikirkan kebutuhan

keseharian anak, sekolah dan masadepan anak.

Kebutuhan sekolah anak yang pertama dipikirkan mereka, karena

mereka ingin melihat anak mereka menjadi sukses juga menjadi orang yang

berhasil meraih cita-cita, dan mempunyai pendidikan yang tinggi.

Kebanyakan orang tua mengharapkan agar anaknya mempunyai kehidupan

yang lebih baik dari orang tuanya, sehingga orang tua bekerja keras

membanting tulang untuk masa depan anaknya.Sebenarnya gaji mereka tidak

terlalu besar, tetapi dibanding dengan keuangan orang yang memiliki

(22)

6

mereka dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan sisanya bisa

ditabung.

Penduduk Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul Kecamatan

Kandangan Kabupaten Temanggung sebagian menjadi pekerja pabrik.

Mereka bekerja di pabrik kayu lapis yang berbeda. Biasanya mereka bekerja

dari pagi sampai sore, sore sampai malam, malam sampai pagi, mengikuti

shift atau aturan yang ada di pabrik, ada juga yang setiap harinya bekerja dari

pagi ampai sore. Dampak negatif pekerja pabrik berimbas pada anaknya, anak

sangat membutuhkan peran orang tua untuk mendapatkan kasih sayang tetapi

orangtua tidak mempunyai banyak waktu untuk memberikan kasih sayang dan

perhatian kepada anak sehingga anak akan mencari perhatian diluar rumah

bahkan anak tersebut menjadi nakal.

Ketika orangtua bekerja, anak berada di rumah sendiri dan menunggu

sampai orang tuanya pulang, sebagian orang tua sadar sebelum berangkat

mereka menyiapkan kebutuhan anak seperti menyiapkan makan, menyiapkan

perlengkapan sekolan, uang saku sehingga anak anak merasa diperhatikan

ketika mau berangkat sekolah tetapi ada juga orang tua yang kurang

memprthatiakan kebutuhannya seperti hanya meninggalkan uang saku tanpa

menyiapkan sarapan dan kererluan sekolah ada juga orang tua yang sama

sekali tidak memperhatikan. Alasan-alasan itu menjadi masalah kompleks

yang terjadi di Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung. Sehingga penanaman agama islam hanya berjalan

(23)

7

Untuk memenuhi kebutuhan tidak hanya kepala keluarga yang

membanting tulang untuk memenuhi keluarga, tetapi istri juga berperan dalam

hal tersebut. Sebenarrnya yang berkewajiban mencari nafkah adalah kepala

keluarga dan wanita berperan sebagai penanggung jawab rumah, menjaganya,

memelihara keutuhannya dengan segenap tanggung jawab dalam memelihara

wibawa suaminya serta yang paling penting bertanggung jawab atas

anak-anaknya agar tumbuh sebagai generasi yang sesuai dengan syariat (Washil,

2004:18). Fenomena ini sudah dimaklumi di Desa Ngumpul Desa

Kedungumpul Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Meskipun

ekonomi bukan hal yang diprioritaskan tetapi kenyataanya segala hal tidak

mampu kalau tidak ada materi.

Sesuai realita diatas peneliti mengambil judul “PEMBINAAN

AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA PEKERJA PABRIK DI DUSUN

NGUMPUL DESA KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017”.

B. Fokus Penelitian

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi orangtua dalam membina akhlak anak di Dusun

Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017?

2. Apa saja kendala orangtua dalam membina akhlak anak di Dusun

(24)

8

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahua strategi orang tua dalam membina akhlak anak di

Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017.

2. Untuk mengetahui kendala orangtua dalam membina akhlak anak di

Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017.

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun praktis,

antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk

pengembangan kualitas pembinaan akhlak anak di keluarga pekerja

pabrik serta meningkatkan kualitas akhlak anak-anak pekerja pabrik

terutama di Dusun Ngumpul.

2. Manfaat Praktis

Peneliti diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis berupa

pengetahuan mengenai strategi orang tua pekerja pabrik dalam membina

akhlak anak. Sehingga anak merekan akan terdidik akhlaknya dan

berakhlakul karimah.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan

mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul

(25)

9

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung (Studi Kasus Anak-anak dari

Ibu Pekerja Pabrik) .

1. Strategi Orangtua

Strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak

dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan (Noehi, 1995:5).

Sedangkan Orang tua adalah manusia yang paling berjasa pada setiap

anak. Semenjak awal kelahirannya dimuka bumi, setiap anak melibatkan

peran penting orangtuannya, seperti peran pendidikan ( novan, 2012:66).

Jadi strategi orangtua adalah tindakan orang tua kepada anaknya

agar mencapai sesuatu yang telah di tentukan dan baik menurut kaidah

maupun ajaran yang baik.

2. Pembinaan Akhlak Anak

Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 152)

adalah usaha,tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan

efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Syafaat, dkk

(2008:153). pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan

menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan

yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak yang dimaksud dengan akhlak (norma) adalah sebuah

sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau

tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.

Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseoarng dan

(26)

10

dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda (Mahmud, 2004:

26-27).

Akhlak berarti suatu komponen (jiwa) yang menghasilkan

perbuatan atau pengalan dengan mudah dengan mudah, tanpa harus

direnungkan. Jika kemantapan itu sedemikian, sehingga menghasilkan

amal-amal yang baik – yaitu amal yang terpuji menurut akal dan syariah –

maka ini disebut akhlak yang baik. Jika amal-amal yang tercela yang

muncul dari keadaan (kemantapan) maka itu dinamakan akhlak yang

buruk (Quasem, 1988: 81-82). Sedangkan Anak adalah keturunan kedua

setelah ibu bapak atau manusia yang masih kecil (Subrata, 1988: 69).

Jadi yang di maksud dengan Pembinaan Akhlak Anak adalah

kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan tingkah laku anak

sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku sesuai dengan ajaran agama.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan danJenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu dengan

menyajikan gambaran tentang peran bakat diri dalam peningkatan indeks

prestasi mahasiswa disertai faktor pendorong dan penghambat serta solusi

permasalahan tersebut.

Menurut Moleong (2011:6). penelitian kulitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

(27)

11

secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam buku berjudul Melejitkan

Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa (Maslikhah, 2013:67)

juga disebutkan bahwa penelitian berjenis kualitatif biasanya memuat

tentang jenis pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.

Penelitian ini adalah field research yang bermaksud untuk

mengetahui data responden secara langsung dari lapangan, yakni suatu

penelitian yang bertujuan mengetahui situasi atau keadaan sebenarnya

tentang bagaimana strategi dalam membina akhlak anak pada orangtua

yang bekerja di pabrik.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pencari informasi

dan pengamat, dimana peneliti mencari informasi kepada orang tua

pekerja pabrik tentang bagaimana melakukan strategi pembinaan akhlak

pada anaknya dan apa yang menjadi kendala dan hasil pembinaan dalam

proses membina akhlak anak. Sehingga peneliti harus berusaha untuk

menggali atau mencari informasi yang berkaitan dengan strategi

pembinaan akhlak anak pada orang tua pekerja pabrik di dusun tersebut.

3. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Dusun Ngumpul, Desa

(28)

12

di desa ini menarik untuk diteliti tentang bagaimana strategi Pembinaan

Akhlak anak yang sebagian besar warganya bekerja di luar rumah sebagai

pekerja pabrik. Penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu

dari bulan januari 2017 sampai penulisan laporan penelitian ini selesai.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan

atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber

data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

mewawancarai. Kami menggunakan data ini untuk mendapatkan

informasi secara langsung tentangbagaimana pola yang dilakukan

oleh orang tua yang bekerja di pabrik dalam memberi pembinaan

akhlak kepada anak-anaknya di Dusun Ngumpul, Desa

Kedungumpul, Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara

dengan orang tua.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan

berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi

dan dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data

sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi

informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan

(29)

13

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).

Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono (2013: 138)

mengungkapkan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti

dalam menggunakan metode interview atau wawancara adalah

sebagai berikut:

1)Bahwa informan adalah yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

2)Bahwa apa yang dinyatakan oleh informan kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.

3)Bahwa interpretasi informan tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

Adapun jenis interview yang digunakan peneliti dalam

meneliti orang tua yang bekerja di pabrik, perangkat desa, dan

narasumber terkait adalah model wawancara tidak terstruktur.

Wawancara di Dusun Ngumpul, Desa Kedungumpul, Kecamatan

Kandangan Kabupaten Temanggungtidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman

(30)

14

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan

(Sugiyono, 2013: 140), dan dalam hal ini adalah masalah tentang

bagaimana strategi orang tua pekerja pabrik memberikan pembinaan

akhlak pada anaknya yang dilakukan di Dusun Ngumpul, serta

Kendala dan hasil pembinan dalam melakukan strategi pembinaan

akhlak anak tersebut.

6. Analisis Data

Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pada

tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang terdiri dari

hasil wawancara dan dokumentasi. Pekerjaan analisis data dalam hal ini

adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan

mengkategorisasikannya.Langkah-langkah analisis data yaitu:

Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiono (2011:337)

aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

1) Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

(31)

15

2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

dan sejenisnya secara naratif.

3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008:324). ada empat kriteria yang digunakan

yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).Pada

penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria

kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat

agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti

memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus

menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti

menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,

2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan triangulasi dengan teknik

yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data

hasil wawancara dan triangulasi dengan sumber yaitu dengan cara

membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait serta

membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap

sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan

(32)

16

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada

subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan strategi pembinaan akhlak anak dalam keluarga pekerja

pabrik. Data ini diperoleh dengan wawancara, dan dokumentasi.

c. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian

makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan

dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan

tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman pembaca pada penelitian ini,

peneliti menyusun sebuah sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini ada

lima bab, yang masing-masing membahas masalah yang berbeda. hal itu

merupakan satu kesatuan yang menyambung. Adapun rincian dari kelima bab

tersebut adalah sebagai berikut:

Bab satu, bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan

(33)

17

bagian pertama ini akan dibahas beberapa sub bahasan, yaitu: latar belakang

masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian

terdahulu, ruang lingkup peneltian dan keterbatasan penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab dua, berisi landasan pijak teoritis dari penelitian. Pada bagian ini

dikemukakan teori-teori yang telah diuji kebenarannya yang berkaitan dengan

obyek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka pembasahan pada

bab ini berisi pembahasan tentang pengertian strategi pembinaan akhlak anak,

kendala orangtua dalam membina akhlak, dan dan hasil pembinaan akhlak

anak dalam Keluarga Pekerja Pabrik.

Bab tiga, penulis menyajikan hasil penelitian tentang lokasi penelitian,

pendekatan dan jenis penelitian, metode pembahasan, sumber data, metode

pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan

tahap-tahap penelitian.

Bab empat, berisikan analisis data, hasil penelitian, pembasahan, dan

hasil pembahasan.

Bab lima, merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana

pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi dan saran

(34)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembinaan Orangtua

1. Pengertian Strategi Pembinaan Anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1088) bahwa

strategi adalah pola (contoh, acuan, ragam, sistem, atau cara kerja) dari

sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Strategi adalah suatu garis-garis

besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah

ditentukan (Noehi, 1995:5). Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi adalah

kegiatan yang dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan,

contoh, acuan, dan sebagainya yang memungkinkan kelompok atau

seseorang bertindak sesuai dengan strtegi tersebut untuk memperoleh

sasaran yang telah ditentukan.

Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 152)

adalah usaha,tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan

efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Syafaat, dkk

(2008:153) Pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan

menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan

yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Anak adalah keturunan

kedua setelah ibu bapak atau manusia yang masih kecil (Subrata, 1988:

69).

Jadi yang dimaksud dengan Strategi Pembinaan Anak adalah

(35)

19

tingkah laku anak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam

ajaran agama.

2. Strategi-Strategi Pembinaan Orangtua

Beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pembinaan Akhlak

anak antara lain:

a. Strategi Keteladanan

Keteladanan merupakan perbuatan yang patut ditiru dan

dicontoh dalam praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani

pendidiknya karena secara psikologis anak senang meniru tanpa

memikirkan dampaknya. Amr bin Utbah berkata kepada guru

anaknya, “langkah pertama membimbing anakku hendaklah

membimbing dirimu terlebih dahulu. Sebab pandangan anak itu

tertuju pada dirimu maka yang baik kepada mereka adalah kamu

kerjakan dan yang buruk adalah kamu tinggalkan” (Sa’aduddin,

2006:89).

Strategi yang digunakan orang tua memiliki peran yang

penting dalam membentuk pribadi anak-anaknya untuk berpegang

teguh kepada ajaran agama, baik aqidah, cara berfikir, maupun

tingkah laku praktis baik di rumah dan di luar rumah. Al Quran

menandaskan dengan tegas contoh teladan dan pergaulan yang baik

dalam usaha membentuk kepribadian seseorang. Ia menyuruh kita

(36)

20

contoh yang pertama (Thoha, dkk, 2004: 124).Allah berfirman dalam

surat Al Ahzab ayat 21:

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak

menyebut Allah”.

Dapat diketahui bahwa Rasulullah Saw adalah suri teladan

yang baik maka sebagai umatnya haruslah mencontoh apa yang telah

Rasulullah ajarkan kepada kita. Agar orangtua dapat menjadi contoh

bagi anak-anaknya sehingga mereka akan menjadi anak yang

memiliki akhlak seperti Rasulullah.

b. Strategi Latihan dan Pembiasaan

Mendidik dengan melatih dan pembiasaan adalah mendidik

dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap suatu norma

tertentu kemudian membiasakan untuk mengulangi kegiatan tertentu

tersebut berkali-kali agar menjadi bagian hidupnya, seperti shalat,

puasa, kesopanan dalam bergaul dengan lawan jenis. Oleh karena itu

Islam mengharuskan agar semua kegiatan itu dibarengi dengan niat

supaya dihitung sebagai kebaikan.Seperti hadis Nabi Saw yang

(37)

21

“setiap bayi tidaklah dilahirkan, melainkan dalam keadaan

fitrah ( suci ). Maka kedua orangtuanyalah yang

menjadikannya, Yahudi, Nasrani, atau Majusi” ( HR. Muslim:

4803 ).

Dari hadis diatas telah dijelaskan bahwa anak dilahirkan dalam

keadaan suci, ia membuka kedua matanya pada kehidupan dunia ini

untuk melihat ibu dan ayahnya yang menjagannya dalam segala

urusannya. Ia melihat benda-benda dengan penglihatan orang tuanya

dan memperhatikan bentuk-bentuk melalui mata mereka (Zuhaili,

2002: 34). Dalam keluarga orangtua harus mampu menciptakan

suasana harmonis, agamis dan memberikan contoh baik untuk anak.

Sebagian besar waktu anak berada dilingkungan keluarga, maka

hubungan dengan keluarga menjadi landasan atau pondasi anak, maka

dengan pembiasaan latihan tersebut anak akan terbiasa melakukan

hal-hal yang positif.

c. Strategi Cerita

Cerita memiliki daya tarik yang besar untuk menarik

perhatian setiap orang, sehingga orang akan mengaktifkan segenap

indranya untuk memperhatikan orang yang bercerita. Hal itu terjadi

karena cerita memiliki daya tarik untuk disukai jiwa manusia. Sebab

didalam cerita terdapat kisah-kisah zaman dahulu, sekarang hal-hal

(38)

22

melekat pada otak seseorang bahwa hampir tidak terlupakan (Asy

Syalhub, 2006:115).

Sehingga akan mempermudah pemahaman anak untuk

mengambil ibrah(pelajaran) dari kisah-kisah yang telah diceritakan

dalam pelaksanaan strategi ini, orangtua bisa menyertai

penyampaian-penyampaian nasihat untuk anaknya, seperti dalam al-Quran surat

Yunus:

































“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum

yang beriman”.

Maka strategi cerita merupakan strategi yang bisa digunakan

orangtua dalam membina ankanya berperilaku terpuji, sehingga anak

diharapkan mampu mengambil hikmah dari cerita tersebut. Maka

anak akan termotivasi untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang

baik.

d. Strategi Mauidzoh (nasehat)

Mauidzah berarti nasihat. Rasyid Ridha mengartikan mauidzah

adalah nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan

(39)

23

mengamalkan al-Quran juga menggunakan kalimat-kalimat yang

menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada ide yang

dikehendakinya. Inilah yang kemudian dikenal dengan nasihat,

sebagaimana firman Allah Swt dalam SuratAn Nahl ayat 125

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Tetapi nasihat yang disampaikan ini selalu disertai dengan

panutan atau teladan dari sipemberi atau penyampai nasehat itu. Ini

menunjukkan bahwa antara satu strategi yakni nasehat dengan strategi

lain yang dalam hal ini adalah keteladanan bersifat saling melengkapi

(Nata, 1997:98).

e. Strategi pahala dan sanksi

Jika pembentukan akhlak tidak berhasil dengan strategi

keteladanan dan pemberi pelajaran, beralihlah kepada strategi pahala

dan sanksi atau metode janji, harapan dan ancaman.Sebab Allah Swt

pun sudah menciptakan surga dan neraka, dan berjanji dengan surga

itu serta mengancam dengan neraka-Nya. Pemberian harapan adalah

(40)

24

kebaikan yang murni dari stiap noda, berbanding dengan amal shaleh

yang dilakukan atau amal buruk yang dijauhi demi mencari ridha

Allah Swt berupa kasih saying Nya kepada para hamba. Sedangkan

ancaman adalah mengancam dengan sanksi akibat melanggar

larangan Allah Swt atau dimaksudkanunuk menakut-nakuti para

hamba, ini merupakan keadilan dari Allah Swt (Mukmin, 2006:83).

Al-Quran menggunakan metodeancaman untuk menerangkan

tempat kembali orang-orang musyrik dan orang-orang yang

menyimpang dari Allah Swt. Dalam pemberian sanksi harus sesuai

pelanggaran yang dilakukan dan sanksi tersebut dijatuhkan menurut

tahap-tahapnya, karena diantara mereka ada yang cukup disyaratkan

saja sudah menghentikan perbuatannya, ada yang belum berhenti

hingga dimarahi, ada yang perlu ditaut-takuti dengan tongkat, ada

pula yang berhenti dengan tindakan fisik.

B. Pembinaan Akhlak Anak

1. Pengertian Pembinaan Akhlak Anak

Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari

bahasa Arab jama’ dari bentuk mufrodnya “khuluqun” (قلخ) yang

menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai,tingkah laku atau tabiat.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

“khuluqun” (قلخ) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan

“khaliq”)قل اخ (yang berarti pencipta dan “Makhluq” (ق ولخم)yang berarti

(41)

25

Definisi akhlak diatas muncul sebagai mediator yang

menjembatani komunikasi antara khaliq (pencipta) dengan makhluk (yang

diiciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai

hablummin Allah SWT. Dari produk hablum min Allah SWT yang

verbal biasanya lahirlah pola hubungan antar sesama manusia yang

disebut dengan hablum minannas (pola hubungan antar sesama makhluk)

(Zahrudin dan Sinaga, 2004:2).

Dari penngertian diatas dapat diketaahui bahwa Akhlak ialah

sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan

selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik atau

disebut akhlak mulia, tetapi bisa juga disebut perbuatan buruk atau akhlak

tercela sesuai dengan pembinaan orangtua.

Pembinaan akhlak terjadi melalui pengalaman sejak kecil.

Pendidik atau pembinaan pertama adalah orangtua, kemudian guru.

Semua pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, merupakan

unsur penting dalam pribadinya. Sikap anak terhadap agama, dibentuk

pertama kali di rumah melalui pengalaman yang didapatnya dengan orang

tuannya, kemudian disempurnakan atau diperbaiki oleh guru sekolah

(Drajat, 1993: 62).

Pembinaan akhlak atau pendidikan anak merupakan pendidikan

tingkah laku yang bertujuan untuk membentuk akhlak mahmudah(akhlak

terpuji). Jadi pendidikan akhlak adalah usaha untuk membentuk akhlak

(42)

26

lebih baik. Pendidikan akhlak adalah kebutuhan bagi setiap anak yang

harus diberikan agar ia menjadi insan yang baik. Karena anak yang baik

akan menguntungkan orang lain dan dirinya sendiri, tetapi sebaliknya jika

orang yang tidak baik akan merugikan orang lain dan dirinya sendiri pula.

Istilah akhlak tidak jauh dari etika dan moral, karena ketiganya

mencakup pengertian tingkahlaku, tabiat, perangai, karakter manusia

yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Allah Swt

atau dengan sesama makhluk. Secara terminologi definisi akhlak menurut

imam Al-Ghozali dalm kitab Ihya’ Ulumuddin Juz III adalah: “Akhlak

ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan”. Sedangakan etika adalah teori tentang perbuatan manusia

ditimbang menurut baik buruknya, ukuran baik buruknya adalah

tanggapan pembawaan manusia (Achmad, tt:13-15). Moral adalah

tolakukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang

(magnis,2005:19).

Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah

kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian

hingga dari situ timbulah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan

dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari

kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan

syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan akhlak mulia dan sebaliknya,

(43)

27

Sumber akhlak atau pedoman dalam Islam yang menjelaskan

kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al-Quran dan

Sunnahnya. (Hamzah, 1993:49), Barnawie Umary(1995:1)

menambahkan bahwa dasar akhlak adalah Al-Quran dan Hadits serta hasil

pemikiran para hukum filosof, kedua dasar itulah yang menjadi landasan

dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup dan

menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam Al-Quran

diterangkan dasar akhlak pada Q.S Al Qalam : 4



“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”.

“Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda:

sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki akhlak” (H.R

Ahmad).

Jadi jelaslah bahwa Al-Quran dan Al-Hadis pedoman hidup yang

menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan

sumber akhlak dalam Islam. Firman Allah dan sunnah Nabi adalah ajaran

yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil renungan dan ciptaan

manusia, hingga telah terjadi keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal dan

naluri manusia harus tunduk kriteria mana perbuatan yang baik dan mana

(44)

28

Etika digunakan untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik

atau buruk tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran

atau rasio(filsafat), sedangkan dalam pembicaraan moral tolak ukur yang

digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan

berlangsung dimasyarakat. Anak sangat ditentukan perkambangannya

oleh keluarga. Ayah dan ibu serta anggota lain dirumah harus

bekerjasama membina anak. Mansur mengemukakan “dalam masalah

pendidikan yang pertama dan utama, keluargalah yang memegang

peranan utama dan memegang tanggung jawab terhadap pendidikan

anak-anaknya” (mansur, 2005:318). Jadi keutuhan keluarga terutama ayah dan

ibu sangat mempengaruhi perkembangan anak-anaknya, sehingga orang

tua perlu mempertimbangkan apa yang harus dilakukan terhadap

pembinaan akhlak anak, sehingga anak mampu menjadi insan yang

mampu membedakan yang baik dan buruk.

2. Tujuan Pembinaan Akhlak

Islam adalah agama rahmat bagi umat manusia. Ia datang dengan

membawa keberanian dari Allah Swt dan dengan tujuan ingin

menyelamatkan dan memberikan kebahagiaan hidup kepada manusia

dimanapun mereka berada. Agama Islam mengajarkan kebaikan,

kebaktian, mencegah manusia dari tindakan onar dan maksiat. (Hasan

Basri, 2004:145). Sebelum merumuskan tujuan pembinaan akhlak,

terlebih dahulu harus diketahui mengenai tujuan pendidikan islam dan

(45)

29

Muhammad Al-Munir menjelaskan bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah:

a. Tercapainya manusia seutuhnya

b. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat

c. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi dan takut kepada Allah

Swt (Majid dan Andayani,2004:74)

Menurut Muhammad Al Athiyah Al-Abrasy, tujuan utama dari

pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang

sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun

permpuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-citayang benar dan

akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaanya, menghormati

hak asasi manusia, tahu membedakan baik dan buruk, memilih suatu

fadilah karena ia cinta pada fadilah, menghindari suatu perbuatan yang

tercela, karena ia tercela dan meningingat Tuhan dalam setiap pekerjaan

yang mereka lakukan (Bustomi, Basri, 1970:108). Sedangkan pendidikan

moral dan akhlak dalam Islam ialah untuk membentuk orang-orang

berakhlak baik, kemauan keras, sopan dalam bicara dan perbuatan, mulia

dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, beradab,

ikhlas, jujur, dan suci(bustomi, basri, 1970:109).

Dari beberapa keterangan diatas dapat ditarik rumusan mengenai

tujuan pendidikan akhlak, yaitu membentuk akhlakul karimaah, sehingga

pembinaan akhlak itu sendiri sebagai sarana dalam mencapai pendidikan

(46)

30

3. Pembinaan Akhlak Pada Anak Pekerja Pabrik

Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup mereka, merupakan

unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh itu (Daradjat, 1996:56).

Terutama pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan, karena anak

pertama kali mengenal dunia adalah di lingkungan keluarga. Keluarga

memiliki peran dalam membentuk generasi muda yang lebih baik,

berkualitas, serta dapat menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa. Memang

dalam memberikan pendidikan, keluarga dibantu lembaga sekolah

bersama-sama membentuk anak sebagai generasi muda yang dapat

aktif mengembangkan potensi dirinya, memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga memiliki peranan

yang sangat besar. Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh

keluarga yang mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam

kelangsungan kehidupan masyarakat. Fungsi itu adalah untuk melakukan

sosialisasi, yang bertujuan mendidik anak agar mematuhi kaidah-kaidah

dan nilai-nilai yang dianut untuk pertama kalinya diperoleh dari dalam

keluarga. Manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak

(47)

31

Kesibukan kerja orang tua dan kehidupan masyarakat modern saat

ini sering kali memaksakan orang tua meninggalkan kewajibannya

sebagai pendidik anak di rumah. Hal ini terjadi karena orang tua sibuk

dengan pekerjaanya sehingga intensitas perjumpaan dengan anak

berkurang. Ini dapat dilihat dari para orang tua yang bekerja hingga sore

atau pagi hari. Sehingga orang tua dalam memberikan keletadanan untuk

anak mereka berkurang. Anak sekarang cenderung mendapatkan

pengalaman dari dunia luar seperti dari teknologi dan lingkungan sekitar.

Pendidikan adalah faktor utama yang memberikan pengaruh

penting bagi perkembangan generasi penerus bangsa, serta untuk

menyiapkan anak yang dapat berperan dalam masyarakat sebagai individu

maupun sebagai warga masyarakat. Hal tersebut bisa dilakukan melalui

pemberian bimbingan, pelatihan dan pengajaran di dalam pendidikan

formal maupun informal. Pendidikan merupakan dasar pembangunan

manusia. Pentingnya pendidikan harus dilihat dalam konteks hak-hak

asasi manusia, artinya setiap manusia berhak untuk memperoleh

pendidikan. Pada sisi lain pendidikan merupakan kebutuhan dasar dari

keberhasilan dan kesinambungan pembangunan, karena pembangunan

memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu

memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi. Maka sebagai orangtua harus mampu membina anak agar anak

mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bukan

(48)

32

Dalam buku keluarga muslim dalam masyarakat modern,

dijelaskan bahwa berdasarkan pendekatan budaya, keluarga

sekurang-kurangnya mempunyai fungsi, yaitu: fungsi biologis, fungsi edukatif,

fungsi religius, proyektif, sosialisasi, rekreatif, dan ekonomi (Jalaludin,

1994:21-22).

Di Dusun Ngumpul sebagian besar orang tua menjadi pekerja

pabrik, dan rata-rata masih dalam usia produktif. Masa kerja orang tua

pekerja pabrik ini adalah 5 hari kerja yang masuknya tidak tentu bisa

pagi, siang atau malam, tergantung jadwal yang diberikan oleh

perusahaan tempat mereka bekerja. Orang tua pada dasarnya

menghendaki anak-anak mereka tumbuh menjadi anak-anak yang baik,

cerdas, patuh, dan terampil. Upaya membesarkan, mendidik dan

membimbing anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

rangkaian kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Kewajiban

ini harus dilaksanakan secara selaras dan seimbang agar terjadi

keseimbangan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun,

dalam kenyataannya, tidak semua keluarga dalam hal ini orang tua dapat

melaksanakan perannya dengan baik, karena latar belakang beberapa

faktor salah satu faktornya adalah pekerjaan. Orang tua lebih sering

berada di luar rumah karena kesibukannya bekerja, sehingga kasih sayang

serta perhatian pada anak berkurang. Kurangnya komunikasi antara anak

dengan orang tua juga dapat berpengaruh dalam membentuk perilaku dan

(49)

33

Salah satu kesalah pahaman orang tua dalam dunia pendidikan

adalah menganggap bahwa pendidikan dan pembinaan adalah tanggung

jawab sekolah, menyerahkan sepenuhnya pendidikan dan pembinaan

akhlak anak pada gurunya, padahal waktu yang dihabiskan anak pada

jam sekolah tidaklah sebanyak anak berinteraksi di rumah, di lingkungan

keluarga dan masyarakat. Anggapan seperti itu keliru, karena orang tua

adalah pendidik yang utama dalam pembinaan akhlak anak. Menurut

Yoesoep dalam (Sutarto, 2007:5). Keluarga merupakan lingkungan

pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan atau

lembaga pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan

lain, keluarga inilah yang pertama ada. Selain itu Lingkungan pendidikan

dalam keluarga atau lingkungan pendidikan informal ini dengan demikian

merupakan bentuk yang sebenarnya dari konsep pendidikan seumur

hidup, karena disinilah seseorang secara sadar atau tidak, dengan sengaja

atau tidak, dengan direncanakan atau tidak, memperoleh sejumlah

pengalaman yang sangat berharga dari lingkungannya, sejak dari lahir

sampai mati.

4. Kendala yang Dihadapi dalam Pembinaan Akhlak Anak

a. Pendidikan Anak

1)Kondisi pengetahuan pengasuh

Anak membutuhkan pengasuhan yang tepat supaya dia

terbentuk sesuai dengan yang diharapkan.Hal ini juga dipengaruhi

(50)

34

kurang mengerti tentang cara mengasuh yang tepat, mereka juga

kurang engetahui tugas anak seolah, prestasi, dan kegiatan-keigatan

lain.

Orang tua dalam melaksanakan berbagai upaya baik

spiritual(psikis) ataupun fisik juga akan sangat dipengaruhi oleh

tingkatan pendidikannya. Pendidikan yang rendah biasanya dalam

merawat atau perhatian pendidikan seadanya atau alami sesuai

dengan perputaran waktu atau bahkan pengaruh lingkungan

(Mansur, 2005:358).Hal itulah yang mnjadi kendala pengasuh

dalam mendidik akhlaknya.

2)Kondisi kepedulian pengasuh terhadap pendidikan anak

Orang tua terkadang menyekolahkan anak tanpa memiliki

tujuan yang jelas, dia hanya mengikuti kebiasaan orang yang ada

disekitarnya. Sekolah kemudian lulus dan melanjutkan ke jenjang

selanjunya. Mereka tidak memperdulikan nilai anak, yang pening

sekolah seperti yang lain. Ketika nilai anak rendah atau tidak mau

melanjutkan dia membirkan saja, karena tidak adanya tujuan yang

jelas dalam sekolah.

3)Putus Sekolah

Anak yang kurang mendapat motivasi dan perhatian tidak

akan sungguh-sungguh disekolah. Biasanya mereka sekolah agar

terhindar dari tugas orangtuaya dan mendapat uang saku setiap hari.

(51)

35

pelajaran.Lama kelamaan dia akan melakukan beberapa

pelanggaran yang mengakibatkan dia takut dan enggan ke sekolah.

Karena orang yang mengasuhnya kurang memperhatiakannya

lama-kelamaan dia tidak akan berangkat sekolah dan berhenti

ditengah jalan tanpa ada yang memperdulikan.

b. Pengasuh Anak Selama Ditinggal Orangtua Bekerja

1)Orang yang berperan dalam mengasuh selama orangtua bekerja

Beberapa orang berperan menggantikan Ibu atau Ayahnya

adalah nenek, kakek, paman, bibi, kakak atau orang lain yang

tinggal serumah dengannya, karena merekalah keluarganya.

Biasanya famili atau tetangga yang ada didekatnya ikut mengasuh

anak yang ditinggal kedua orangtuanya bekerja karena rasa iba

melihat anak tersebut terlantar sehingga biasanya anak tersebut

diberi makan, dimandikan, atau didampingi dalam belajar.

2)Problem pengasuhan yang dirasakan oelh figur pengganti orangtua.

Sebagaian anak lebih dekat dengan kedua oranguanaya,

sehingga anak sulit diarahkan oleh orang lain selain

keduaorangtuanaya terutama ibu. Ibu adalah seorang yang

mengatur dan membuat rumah tangganya menjadi surge bagi

anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi

dengan suaminya( Darajat,1995:47). Selain itu oranglain selain

ibunya kurang tlaten dalam mengasuh anak, hal itu

(52)

36

anak kurang kasih saying dari ibu dan biasanya mencari perhatian

dari orang yang kurang tepat.

Karena ibu tidak ada disisi mereka, yang mengasuh

erusaha agar anak tidak rewel, mereka akan menuruti apapun

yang diminta anak. Mereka akan membelikan apa saja yang

diinginkan anak. Hal itu menyebabkan anak terbiasa dituruti

apapun yang dia ininkan. Terlebih lagi anak mengetahui seberapa

besar gaji orangtuanya sehingga akan memancing anak

(53)

37

BAB III

PAPARANDATA DAN TEMUANPENELITIAN

A. GambaranUmum

1. LetakGeografis

Dusun Ngumpul adalahsalahsatu dari 10 Dusun di Desa

Kedungumpu, yaitu Dusun Sendang, Dusun Ngebel, Dusun Juari,

Dusun Jurang, Dusun Ngumpul, Dusun Magetan, Dusun piyak, Dusun

Ngesrep, Dusun Ngulakkan, dan Dusun Kedungwiyu dan

merupakansalah satudesayangberadadiwilayahKecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung. Adapun batasan-batasan Dusun Ngumpul

adalah:

a. Sebelah Utara : Persawahan, Dusun Piyak dan Dusun Ngesrep

b. SebelahTimur : Dusun Juari dan Dusun Jurang

c. SebelahSelatan : Dusun Sendang dan Dusun ngebel

d. Sebelah Barat : Dusun Kedungwiyu

Keadaan Dusun ngumpul dapat dibilang daerah yamg sejuk dan

asri. Karena posisi Dusun yang dikelilingi oleh persawahan dan hampir

semua rumah mempunyai halaman yang ada tanamannya bahkan pohon

yang besar, jarak antara rumah satu ke rumah yang lain tidak berdekatan.

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Jumlah penduduk di Dusun Ngumpul tahun 2017 sebanyak 300

jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-laki sebanyak141

(54)

38

Dari keseluruhan penduduk mayoritas beragama Islam. Data

terakhir Dusun tahun 2017 menyebutkan:

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Menurut Usia

NO. KELOMPOK

UMUR(TAHUN)

L P JUMLAH

1. 0-4 3 4 7

2. 5-9 7 9 16

3. 10-14 9 14 32

4. 15-19 23 26 49

5. 20-24 23 26 49

6. 25-29 7 8 15

7. 30-34 4 7 11

8. 35-39 6 7 13

9. 40-44 7 18 25

10. 45-49 13 14 27

11. 50-54 11 8 19

12. 55-59 9 7 16

13. 60-64 5 3 8

14. 65-69 1 3 4

15. 70-74 2 4 6

16. >75 2 1 3

JUMLAH 141 159 300

(55)

39

3. Data Penduduk Menurut Pendidikan

Adapun data penduduk menurut pendidikan di Dusun Ngumpul

dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

NO JENIS PENDIDIKAN L P JUMLAH

1. Tidak/Belum Sekolah 20 11 31

2. Belum Tamat SD/Sederajat 12 11 23

3. Tamat SD/Sederajat 11 5 16

4. SLTP/Sederajat 11 26 37

5. SLTA/ Sederajat 76 88 164

6. Diploma III 1 2 3

7. Akademi/Diploma III/S.Muda 2 4 6

8. Diploma IV/Strata I 8 10 18

9. Strata II 0 2 2

10. Strata III 0 0 0

JUMLAH 141 159 300

(Dokumentasi Dusun Ngumpul, 2017)

Rata-rata pendidikan orang tua pekerja pabrik sampai tamat

SMA sederajat. Mereka memutuskan untuk tidak meneruskan sekolah

lagi karena biaya dan rasa malas yang menjadi penghalang untuk

meneruskan sekolah. Sehingga mereka memutuskan untuk mencari

pekerjaan kemudian menikah. Dalam hal pengetahuan dan pengalaman

(56)

40

menyekolahkan anaknya juga sudah tinggi, dan mereka menginginkan

agar anaknya sekolah lebih tinggi dari orangtuanya.

4. Data PendudukMenurutPekerjaan

Adapun data penduduk menurut pekerjaan di Dusun Ngumpul

adalah

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

NO. JENIS PEKERJAAN L P JUMLAH

1. Belum/Tidak Bekerja 17 27 44

2. Mengurus Rumah Tangga 0 23 23

3. Pelajar/Mahasiswa 46 46 92

4. Pensiunan 3 3 6

5. Pedagang 0 3 3

6. Petani 7 3 10

7. Pegawai Negeri Sipil 7 5 12

8. Tentara Nasional Indonesia 0 0 0

9. Kepolisian RI 3 0 3

10. Karyawan Swasta 52 40 92

11. Karyawan BUMN 0 0 0

12. Karyawan Honorer 1 0 1

13. Buruh Harian Lepas 5 4 9

14. Tukang Jahit 0 1 1

Gambar

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
Tabel 3.4 Sarana Pendidikan
Tabel 3.5 Daftar Informan

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan adalah data kuartal yaitu data harga beras.. impor, permintaan beras impor, pendapatan domestik bruto

As Caplan (1972) argues, whilst Dalits have suffered caste- based discrimination, exploitation and violence, and continue to face obstacles in attaining full civil, political,

Penerbitan buku hasil inventarisasi kain tradisional tersebut, salah satunya adalah penerbitan hasil inventarisasi kain tradisional Kofo di Sangihe, kegiatan ini merupakan salah

動物学会 第65回日本 動物学会 第19回日本 比較内分泌学 会大会 日本産イモリ推服腺中に存在する

Dengan ini menyatakan bahwa saya sebagai penerima dana hibah biaya operasional pendidikan daerah telah menggunakan dana hibah tersebut sesuai dengan usulan proposal hibah

Pemberian rotifera yang telah diperkaya dengan minyak ikan, minyak cumi atau DHA Selco pada fase awal dari zoea diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrien larva dan dapat

Media Komik juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan jika media komik dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa dan disesuaikan

 Sedangkan dalam jangka pendek, dampak pada variabel independen dalam hal ini adalah semua variabel yaitu Financing to Value (FTV), Non Performing Financing (NPF), Dana