PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA
PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA
KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
ELIA WIDYAWATI
NIM111-12-078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
i
PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA
PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA
KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
ELIA WIDYAWATI
NIM111-12-078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
iv
v
MOTTO
“
Memulai dengan penuh keyakinan,
Menjalankan dengan penuh keikhlasan, dan menyelesaikan
dengan penuh kebahagiaan
”
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
vi
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada :
Bapak & Ibuku tersayang (Budi Suwignyo &Walminah) yang telah mencurahkan segala daya dan upaya, demi kesuksesan putrinya. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, juga untuk
setiap do’a dan restu yang dengan tulus diucapkan, serta materi yang selalu
diberikan, Semoga selalu diberikan kesehatan,
kebahagiaan, keberkahan, dan mendapat limpahan kasih sayang Allah SWT dunia akhirat.
Muhammad Hanan Alfanani, sang Motivator, Penyemangat, sekaligus sahabat terbaik yang selalu menemani ku dikala suka dan duka, Semoga Allah Meridhoi.
Bapak K.H Nasafi,M.Pd.I selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna, Salatiga yang selalu memberikan ilmu agama dan mengarahkanku dalam kebaikan;
Bapak Muh. Hafidz, M.Agyang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini;
Teman-teman PAI C, teman-teman PP Nurul Asna, dewan guru Sd Negri 1 Kaemiri dan teman-teman KKNyang selalu menemani dan memberi semangat agar skripsi ini cepat terselesaikan,
Teman-teman yang telah menorehkan tinta emas dalam hidup ku dan penuh keikhlasan menemaniku khususnya Khusna,Ms Rais, Ms Mahbub Kurnia, Shinta, Nafis, Encun, Lala & Fitri.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah
SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikut setianya.
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Adapun judul skripsi ini adalah Pembinaan Akhlak Anak di
Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul Kecamatan Kandangan Kabupaten
Temanggung (Studi Kasus Anak-anak dari Ibu Pekerja Pabrik). Penulisan
skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga yang
telah banyak berjasa untuk mengasuh penulis dan berkenan memberikan
persetujuan/pengesahan terhadap judul skripsi ini.
2. Bapak Suwardi M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI
4. Bapak Ali Zamroni, MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Muh Hafidz,M.Ag. yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan
tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian
penulisam skripsi ini.
6. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna Kota Salatiga Bapak KH.
viii
7. Kepada Perangkat Desa dan Masyarakat Dusun Ngumpul, Desa
Kedungumpul, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung yang
telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
8. Bapak/ibu Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak, Ibukku serta Saudara-saudara ku dirumah yang telah mendoakan
dan membantu baik moril maupun spiritual dalam menyelesaikan studi di
IAIN Salatiga dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
10.sahabat-sahabatku yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan baik berupa tenaga, dana dan motivasi kepada
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebgai Amal Ibadah oleh Allah SWT
serta mendapatkan balasan yang berkah dan berlimpah, Amiin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
oleh penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia
pendidikan, agama, nusa dan bangsa. Amiin.
Salatiga, 9 Maret 2017 Yang Menyatakan
ix
ABSTRAK
Elia Widyawati. 2017. PEMBINAAN AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA PEKERJA PABRIK DI DUSUN NGUMPUL DESA KEDUNGUMPUL
KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Muh Hafidz, M.Ag.
Kata Kunci: Pembinaan, Akhlak Anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Orangtua dalam Pembinaan Akhlak Anak Pekerja Pabrik (studi Kasus Dsn. Ngumpul, Ds. Kedungumpul, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung tahun 2017). Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana strategi orang tua dalam pembinaan akhlak anak di Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017? (2) Apa saja kendala orangtua dalam pembinaan akhlak anak di Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017 ?
Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian Masyarakat Pekerja Pabrik Dusun Ngumpul, Desa Kedungumpul, Kec. Kandangan, Kab. Temanggung tahun 2017 yang berjumlah 7 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara untuk mengetahui tentang lokasi, Strategi yang dipakai orangtua dalam membina akhlak anak, hambatan orangtua dan hasil dari strategi tersebut. Sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang subjek penelitian.
x
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...v
MOTTO ...vi
PERSEMBAHAN ...vii
KATA PENGANTAR ...viii
ABSTRAK ...x
DAFTAR ISI ...xi
DAFTAR TABEL ...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ...8
C. Tujuan Penelitian ...8
D. Kegunaan Penelitian ... 8
E. Penegasan Istilah ...9
F. Metode Penelitian ...11
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...11
2. Kehadiran Peneliti ...12
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...12
4. Sumber Data ...13
xi
6. Analisa Data ...
7. pengecekan Keabsahan Data ...
8. Tahap-Tahap Penelitian ...
G. Sistematika Penulisan ...18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembinaan Orangtua ... 20
1. Pengertian strategi Pembinaan Anak ...20
2. Strategi-strategi Pembinaan Orangtua...21
B.Pembinaan Akhlak Anak ...26
1. Pengertian Pembinaan Akhlak Anak ...36
2.Tujuan Pembinaan Akhlak Anak ...30
3.Pembinaan Akhlak Anak Pada Pekerja Pabrik. ...31
4.Kendala-kendala yang Dihadapi dalam pembinaan Akhak Anak...35
BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39
1.Letak Geografis ...39
2.Keadaan Penduduk Menurut Umur ……….. ...40
3.Data Penduduk Menurut Pendidikan. ...41
4.Data Penduduk Menurut Pekerjaan ...42
5.Sarana Pendidikam Formal dan Non Formal ...44
6.Data Informasi ...45
B.Temuan Penelitian ...46
Hasil Wawancara ...46
xii
B. Faktor Penghambat dan Pendukung ...58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...60
B. Saran ...61
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
3.1. jumlah penduduk menurut usia...40
3.2. jumlah penduduk menurut pendidikan ...41
3.3. jumlah pemduduk menurut pekerjaan...43
3.4. sarana pendidikan...44
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dafttar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Keterangan SKK
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6 Surat Ijin Meneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepribadian seseorang berjalan terus sepanjang hidupnya. Hasil
pelajaran dari pengalaman yang lalu menjadi dasar untuk perkembangan
selanjutnya. Tiap anak membawa potensi-potensi pembawaan yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh anak yang lain. Peran Orangtua dalam kehidupan
seorang anak juga sangat penting karena pendidikan anak pada jaman
moderen ini tidak mudah di satu sisi, jaman ini memberikan banyak kemajuan
teknologi yang memungkinkan anak-anak memperoleh fasilitas yang canggih.
Kemajuan yang demikian cepat juga membawa dampak positif dan negatif,
maka sebagai orang tua harus memiliki strategi khusus agar anak dapat
membedakan hal positif dan negatif yang mereka peroleh dari luar.
Orangtua sebagai pengajar mempunyai tugas yang utama sebagai
pendidik dan pengawas utama meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan membina nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedang
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada anak. Akan
tetapi setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga orang tua
harus memiliki strategi dalam membina setiap anak-anaknya.
Strategi yang digunakan orang tua memiliki peran yang penting dalam
membentukpribadi anak-anaknya untuk berpegang teguh kepada ajaran
2
dan di luar rumah. Al Quran menandaskan denga tegas contoh teladan dan
pergaulan yang baik dalam usaha membentuk kepribadian seseorang. Ia
menyuruh kita mempelajari tindak tanduk Rasulullah Saw dan menjadikannya
contoh yang pertama (Thoha, dkk, 2004: 124).
Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Dapat di ketahui bahwa Rasulullah Saw adalah suri teladan yang baik
maka sebagai umatnya haruslah mencontoh apa yang telah Rasulullah ajarkan
kepada kita. Agar orangtua dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya sehingga
mereka akan menjadi anak yang memiliki akhlak seperti Rasulullah.
Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang berusaha dalam
membimbing jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam
menuju terbentuknya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki
nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab dengan nilai-nilai Islam (Lestari,
2010: 77).
Akhlak merupakan sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari
karakteristik-karakteristik akal dan tingkah laku yang membuat seseorang
menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka
3
nilai yang cocok dengan dirinya dengan kondisinya dalam kondisi yang
berbeda-beda (Mahmud,2004: 26-27).
Pembinaan akhlak terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik
atau pembinaan pertama adalah orang tua, kemudian guru. Semua
pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, merupakan unsur penting
dalam pribadinya. Sikap anak terhadap agama, dibentuk pertama kali di
rumah melalui pengalaman yang didapatnya dengan orang tuannya, kemudian
disempurnakan atau diperbaiki oleh guru sekolah (Drajat, 1993: 62).
Allah berfirman dalam surat An Nisa’ ayat 9
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar”.
Dari ayat diatas bisa diambil kesimpulan bahwa sebagai orangtua harus
bisa membina anak-anak bukan hanya dalam soal pengetahuan, tetapi juga
dalam segi moral atau akhlak yang nantinya menjadi dasar bagi anak dalam
berperilaku. Lingkungan keluarga termasuk kedua orangtua menjadi salah
satu faktor yang mampu mengarahkan anaknya untuk melakukan perilaku
yang baik. Peran keluarga sangat besar dalam proses perkembangan jiwa
anak, apabila orang tua salah mendidik maka anak pun akan mudah terbawa
arus kepada hal-hal yang kurang baik. Maka dibutuhkan peran orang tua
4
harmonis, dan dapat menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya.
Dalam hal ini anak berinteraksi dengan ayah dan ibu dalam kesehariannya.
Apa yang diberikan, dilakukan dan dicontohkan orang tua menjadi sumber
perlakuan pertama yang akan mempengaruhi pembentukan karakter anak.
Seperti hadis Nabi Saw yang berbunyi:
ِوِناَسِّجَُيُْوَا ِوِناَرِّصَنُ يْوَا ِوِنا َدِّوَهُ ي ُهاَوَ ب َاَف ِةرطِفلا ىَلَع ُدَلْوُ يَّلاِا ٍدْوُلْوَم ْنِم َام
suci ). Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya, Yahudi,
Nasrani, atau Majusi”( HR. Muslim: 4803 ).
Dari hadis tersebut telah dijelaskan bahwa anak dilahirkan dalam
keadaan suci, ia membuka kedua matanya pada kehidupan dunia ini untuk
melihat ibu dan ayahnya yang menjagannya dalam segala urusannya. Ia
melihat benda-beda dengan penglihatan orang tuanya dan memperhatikan
bentuk-bentuk melalui mata mereka (Zuhaili, 2002: 34). Dalam keluarga
orangtua harus mampu menciptakan suasana harmonis, agamis dan
memberikan contoh baik untuk anak. Sebagian besar waktu anak berada
dilingkungan keluarga, maka hubungan dengan keluarga menjadi landasan
atau pondasi anak.
Dalam kehidupan sehari-hari hendaklah orang tua memberikan contoh
yang baik kepada anak. Misalnya, mengajak anak untuk salat berjamaah,
menyuruhnya dengan halus, menasehatinya dengan sabar, mendengarkan
cerita anak tentang suatu hal, berbicara lembut kepada anak, memberikan
kepercayaan tentang sesuatu kepada anak. Memberikan contoh yang baik
5
menjadi suri tauladan atau contoh yang baik jika mengininkan anak yang
baik.
Orangtua yang sibuk bekerja harus memberhatikan pendidikan akhlak
anak. Menjadi pekerja pabrik itu suatu pilihan, orang yang niat untuk bekerja,
tetapi ketika sudah berusaha untuk mencari pekerjaan yang lebih layak tetapi
bertemu pesaing yang mempunyai ijazah lebih tinggi dari mereka, sehingga
mereka memilih bekerja dipabrik daripada menganggur dirumah. Karena
zaman yang semakin moderen, banyak juga kebutuhan yang harus
dikeluarkan, ingin mendapat penghasilan banyak dengan mudah dan tanpa
memiliki keahlian khusus, hampir semua orang bisa asalkan mempunyai tekat
melakukannya. Untuk menjadi pekerja pabrik tidak banyak membutuhkan
modal hanya mempunyai tekat dan fisik kuat seseorang bisa menjadi pekerja
pabrik. Semua itu karena faktor ekonomi, dan lingkungan apalagi bagi orang
yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak harus memikirkan kebutuhan
keseharian anak, sekolah dan masadepan anak.
Kebutuhan sekolah anak yang pertama dipikirkan mereka, karena
mereka ingin melihat anak mereka menjadi sukses juga menjadi orang yang
berhasil meraih cita-cita, dan mempunyai pendidikan yang tinggi.
Kebanyakan orang tua mengharapkan agar anaknya mempunyai kehidupan
yang lebih baik dari orang tuanya, sehingga orang tua bekerja keras
membanting tulang untuk masa depan anaknya.Sebenarnya gaji mereka tidak
terlalu besar, tetapi dibanding dengan keuangan orang yang memiliki
6
mereka dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan sisanya bisa
ditabung.
Penduduk Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggung sebagian menjadi pekerja pabrik.
Mereka bekerja di pabrik kayu lapis yang berbeda. Biasanya mereka bekerja
dari pagi sampai sore, sore sampai malam, malam sampai pagi, mengikuti
shift atau aturan yang ada di pabrik, ada juga yang setiap harinya bekerja dari
pagi ampai sore. Dampak negatif pekerja pabrik berimbas pada anaknya, anak
sangat membutuhkan peran orang tua untuk mendapatkan kasih sayang tetapi
orangtua tidak mempunyai banyak waktu untuk memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada anak sehingga anak akan mencari perhatian diluar rumah
bahkan anak tersebut menjadi nakal.
Ketika orangtua bekerja, anak berada di rumah sendiri dan menunggu
sampai orang tuanya pulang, sebagian orang tua sadar sebelum berangkat
mereka menyiapkan kebutuhan anak seperti menyiapkan makan, menyiapkan
perlengkapan sekolan, uang saku sehingga anak anak merasa diperhatikan
ketika mau berangkat sekolah tetapi ada juga orang tua yang kurang
memprthatiakan kebutuhannya seperti hanya meninggalkan uang saku tanpa
menyiapkan sarapan dan kererluan sekolah ada juga orang tua yang sama
sekali tidak memperhatikan. Alasan-alasan itu menjadi masalah kompleks
yang terjadi di Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul kecamatan Kandangan
Kabupaten Temanggung. Sehingga penanaman agama islam hanya berjalan
7
Untuk memenuhi kebutuhan tidak hanya kepala keluarga yang
membanting tulang untuk memenuhi keluarga, tetapi istri juga berperan dalam
hal tersebut. Sebenarrnya yang berkewajiban mencari nafkah adalah kepala
keluarga dan wanita berperan sebagai penanggung jawab rumah, menjaganya,
memelihara keutuhannya dengan segenap tanggung jawab dalam memelihara
wibawa suaminya serta yang paling penting bertanggung jawab atas
anak-anaknya agar tumbuh sebagai generasi yang sesuai dengan syariat (Washil,
2004:18). Fenomena ini sudah dimaklumi di Desa Ngumpul Desa
Kedungumpul Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Meskipun
ekonomi bukan hal yang diprioritaskan tetapi kenyataanya segala hal tidak
mampu kalau tidak ada materi.
Sesuai realita diatas peneliti mengambil judul “PEMBINAAN
AKHLAK ANAK PADA ORANGTUA PEKERJA PABRIK DI DUSUN
NGUMPUL DESA KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2017”.
B. Fokus Penelitian
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi orangtua dalam membina akhlak anak di Dusun
Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017?
2. Apa saja kendala orangtua dalam membina akhlak anak di Dusun
8
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahua strategi orang tua dalam membina akhlak anak di
Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017.
2. Untuk mengetahui kendala orangtua dalam membina akhlak anak di
Dusun Ngumpul Desa Kedungumpul tahun 2017.
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun praktis,
antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk
pengembangan kualitas pembinaan akhlak anak di keluarga pekerja
pabrik serta meningkatkan kualitas akhlak anak-anak pekerja pabrik
terutama di Dusun Ngumpul.
2. Manfaat Praktis
Peneliti diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis berupa
pengetahuan mengenai strategi orang tua pekerja pabrik dalam membina
akhlak anak. Sehingga anak merekan akan terdidik akhlaknya dan
berakhlakul karimah.
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan
mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul
9
Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung (Studi Kasus Anak-anak dari
Ibu Pekerja Pabrik) .
1. Strategi Orangtua
Strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan (Noehi, 1995:5).
Sedangkan Orang tua adalah manusia yang paling berjasa pada setiap
anak. Semenjak awal kelahirannya dimuka bumi, setiap anak melibatkan
peran penting orangtuannya, seperti peran pendidikan ( novan, 2012:66).
Jadi strategi orangtua adalah tindakan orang tua kepada anaknya
agar mencapai sesuatu yang telah di tentukan dan baik menurut kaidah
maupun ajaran yang baik.
2. Pembinaan Akhlak Anak
Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 152)
adalah usaha,tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Syafaat, dkk
(2008:153). pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan
yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak yang dimaksud dengan akhlak (norma) adalah sebuah
sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau
tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.
Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseoarng dan
10
dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda (Mahmud, 2004:
26-27).
Akhlak berarti suatu komponen (jiwa) yang menghasilkan
perbuatan atau pengalan dengan mudah dengan mudah, tanpa harus
direnungkan. Jika kemantapan itu sedemikian, sehingga menghasilkan
amal-amal yang baik – yaitu amal yang terpuji menurut akal dan syariah –
maka ini disebut akhlak yang baik. Jika amal-amal yang tercela yang
muncul dari keadaan (kemantapan) maka itu dinamakan akhlak yang
buruk (Quasem, 1988: 81-82). Sedangkan Anak adalah keturunan kedua
setelah ibu bapak atau manusia yang masih kecil (Subrata, 1988: 69).
Jadi yang di maksud dengan Pembinaan Akhlak Anak adalah
kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan tingkah laku anak
sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku sesuai dengan ajaran agama.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan danJenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu dengan
menyajikan gambaran tentang peran bakat diri dalam peningkatan indeks
prestasi mahasiswa disertai faktor pendorong dan penghambat serta solusi
permasalahan tersebut.
Menurut Moleong (2011:6). penelitian kulitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
11
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam buku berjudul Melejitkan
Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa (Maslikhah, 2013:67)
juga disebutkan bahwa penelitian berjenis kualitatif biasanya memuat
tentang jenis pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.
Penelitian ini adalah field research yang bermaksud untuk
mengetahui data responden secara langsung dari lapangan, yakni suatu
penelitian yang bertujuan mengetahui situasi atau keadaan sebenarnya
tentang bagaimana strategi dalam membina akhlak anak pada orangtua
yang bekerja di pabrik.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pencari informasi
dan pengamat, dimana peneliti mencari informasi kepada orang tua
pekerja pabrik tentang bagaimana melakukan strategi pembinaan akhlak
pada anaknya dan apa yang menjadi kendala dan hasil pembinaan dalam
proses membina akhlak anak. Sehingga peneliti harus berusaha untuk
menggali atau mencari informasi yang berkaitan dengan strategi
pembinaan akhlak anak pada orang tua pekerja pabrik di dusun tersebut.
3. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Dusun Ngumpul, Desa
12
di desa ini menarik untuk diteliti tentang bagaimana strategi Pembinaan
Akhlak anak yang sebagian besar warganya bekerja di luar rumah sebagai
pekerja pabrik. Penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu
dari bulan januari 2017 sampai penulisan laporan penelitian ini selesai.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan
atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber
data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
mewawancarai. Kami menggunakan data ini untuk mendapatkan
informasi secara langsung tentangbagaimana pola yang dilakukan
oleh orang tua yang bekerja di pabrik dalam memberi pembinaan
akhlak kepada anak-anaknya di Dusun Ngumpul, Desa
Kedungumpul, Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.
Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara
dengan orang tua.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi
dan dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data
sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi
informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan
13
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Wawancara
Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).
Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono (2013: 138)
mengungkapkan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan metode interview atau wawancara adalah
sebagai berikut:
1)Bahwa informan adalah yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2)Bahwa apa yang dinyatakan oleh informan kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
3)Bahwa interpretasi informan tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh peneliti.
Adapun jenis interview yang digunakan peneliti dalam
meneliti orang tua yang bekerja di pabrik, perangkat desa, dan
narasumber terkait adalah model wawancara tidak terstruktur.
Wawancara di Dusun Ngumpul, Desa Kedungumpul, Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggungtidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
14
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan
(Sugiyono, 2013: 140), dan dalam hal ini adalah masalah tentang
bagaimana strategi orang tua pekerja pabrik memberikan pembinaan
akhlak pada anaknya yang dilakukan di Dusun Ngumpul, serta
Kendala dan hasil pembinan dalam melakukan strategi pembinaan
akhlak anak tersebut.
6. Analisis Data
Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pada
tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang terdiri dari
hasil wawancara dan dokumentasi. Pekerjaan analisis data dalam hal ini
adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengkategorisasikannya.Langkah-langkah analisis data yaitu:
Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiono (2011:337)
aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
1) Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
15
2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
dan sejenisnya secara naratif.
3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2008:324). ada empat kriteria yang digunakan
yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).Pada
penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria
kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat
agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti
memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus
menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti
menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,
2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan triangulasi dengan teknik
yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara dan triangulasi dengan sumber yaitu dengan cara
membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait serta
membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.
8. Tahap-Tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap
sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan
16
a. Tahap sebelum ke lapangan
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian
paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada
subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan
dengan strategi pembinaan akhlak anak dalam keluarga pekerja
pabrik. Data ini diperoleh dengan wawancara, dan dokumentasi.
c. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari
semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian
makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan
dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi
kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan
tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman pembaca pada penelitian ini,
peneliti menyusun sebuah sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini ada
lima bab, yang masing-masing membahas masalah yang berbeda. hal itu
merupakan satu kesatuan yang menyambung. Adapun rincian dari kelima bab
tersebut adalah sebagai berikut:
Bab satu, bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan
17
bagian pertama ini akan dibahas beberapa sub bahasan, yaitu: latar belakang
masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian
terdahulu, ruang lingkup peneltian dan keterbatasan penelitian, penegasan
istilah, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab dua, berisi landasan pijak teoritis dari penelitian. Pada bagian ini
dikemukakan teori-teori yang telah diuji kebenarannya yang berkaitan dengan
obyek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka pembasahan pada
bab ini berisi pembahasan tentang pengertian strategi pembinaan akhlak anak,
kendala orangtua dalam membina akhlak, dan dan hasil pembinaan akhlak
anak dalam Keluarga Pekerja Pabrik.
Bab tiga, penulis menyajikan hasil penelitian tentang lokasi penelitian,
pendekatan dan jenis penelitian, metode pembahasan, sumber data, metode
pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan
tahap-tahap penelitian.
Bab empat, berisikan analisis data, hasil penelitian, pembasahan, dan
hasil pembahasan.
Bab lima, merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana
pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi dan saran
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembinaan Orangtua
1. Pengertian Strategi Pembinaan Anak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1088) bahwa
strategi adalah pola (contoh, acuan, ragam, sistem, atau cara kerja) dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Strategi adalah suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah
ditentukan (Noehi, 1995:5). Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
kegiatan yang dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan,
contoh, acuan, dan sebagainya yang memungkinkan kelompok atau
seseorang bertindak sesuai dengan strtegi tersebut untuk memperoleh
sasaran yang telah ditentukan.
Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 152)
adalah usaha,tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Syafaat, dkk
(2008:153) Pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan
yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Anak adalah keturunan
kedua setelah ibu bapak atau manusia yang masih kecil (Subrata, 1988:
69).
Jadi yang dimaksud dengan Strategi Pembinaan Anak adalah
19
tingkah laku anak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam
ajaran agama.
2. Strategi-Strategi Pembinaan Orangtua
Beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pembinaan Akhlak
anak antara lain:
a. Strategi Keteladanan
Keteladanan merupakan perbuatan yang patut ditiru dan
dicontoh dalam praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani
pendidiknya karena secara psikologis anak senang meniru tanpa
memikirkan dampaknya. Amr bin Utbah berkata kepada guru
anaknya, “langkah pertama membimbing anakku hendaklah
membimbing dirimu terlebih dahulu. Sebab pandangan anak itu
tertuju pada dirimu maka yang baik kepada mereka adalah kamu
kerjakan dan yang buruk adalah kamu tinggalkan” (Sa’aduddin,
2006:89).
Strategi yang digunakan orang tua memiliki peran yang
penting dalam membentuk pribadi anak-anaknya untuk berpegang
teguh kepada ajaran agama, baik aqidah, cara berfikir, maupun
tingkah laku praktis baik di rumah dan di luar rumah. Al Quran
menandaskan dengan tegas contoh teladan dan pergaulan yang baik
dalam usaha membentuk kepribadian seseorang. Ia menyuruh kita
20
contoh yang pertama (Thoha, dkk, 2004: 124).Allah berfirman dalam
surat Al Ahzab ayat 21:
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah”.
Dapat diketahui bahwa Rasulullah Saw adalah suri teladan
yang baik maka sebagai umatnya haruslah mencontoh apa yang telah
Rasulullah ajarkan kepada kita. Agar orangtua dapat menjadi contoh
bagi anak-anaknya sehingga mereka akan menjadi anak yang
memiliki akhlak seperti Rasulullah.
b. Strategi Latihan dan Pembiasaan
Mendidik dengan melatih dan pembiasaan adalah mendidik
dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap suatu norma
tertentu kemudian membiasakan untuk mengulangi kegiatan tertentu
tersebut berkali-kali agar menjadi bagian hidupnya, seperti shalat,
puasa, kesopanan dalam bergaul dengan lawan jenis. Oleh karena itu
Islam mengharuskan agar semua kegiatan itu dibarengi dengan niat
supaya dihitung sebagai kebaikan.Seperti hadis Nabi Saw yang
21
“setiap bayi tidaklah dilahirkan, melainkan dalam keadaan
fitrah ( suci ). Maka kedua orangtuanyalah yang
menjadikannya, Yahudi, Nasrani, atau Majusi” ( HR. Muslim:
4803 ).
Dari hadis diatas telah dijelaskan bahwa anak dilahirkan dalam
keadaan suci, ia membuka kedua matanya pada kehidupan dunia ini
untuk melihat ibu dan ayahnya yang menjagannya dalam segala
urusannya. Ia melihat benda-benda dengan penglihatan orang tuanya
dan memperhatikan bentuk-bentuk melalui mata mereka (Zuhaili,
2002: 34). Dalam keluarga orangtua harus mampu menciptakan
suasana harmonis, agamis dan memberikan contoh baik untuk anak.
Sebagian besar waktu anak berada dilingkungan keluarga, maka
hubungan dengan keluarga menjadi landasan atau pondasi anak, maka
dengan pembiasaan latihan tersebut anak akan terbiasa melakukan
hal-hal yang positif.
c. Strategi Cerita
Cerita memiliki daya tarik yang besar untuk menarik
perhatian setiap orang, sehingga orang akan mengaktifkan segenap
indranya untuk memperhatikan orang yang bercerita. Hal itu terjadi
karena cerita memiliki daya tarik untuk disukai jiwa manusia. Sebab
didalam cerita terdapat kisah-kisah zaman dahulu, sekarang hal-hal
22
melekat pada otak seseorang bahwa hampir tidak terlupakan (Asy
Syalhub, 2006:115).
Sehingga akan mempermudah pemahaman anak untuk
mengambil ibrah(pelajaran) dari kisah-kisah yang telah diceritakan
dalam pelaksanaan strategi ini, orangtua bisa menyertai
penyampaian-penyampaian nasihat untuk anaknya, seperti dalam al-Quran surat
Yunus:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaumyang beriman”.
Maka strategi cerita merupakan strategi yang bisa digunakan
orangtua dalam membina ankanya berperilaku terpuji, sehingga anak
diharapkan mampu mengambil hikmah dari cerita tersebut. Maka
anak akan termotivasi untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
baik.
d. Strategi Mauidzoh (nasehat)
Mauidzah berarti nasihat. Rasyid Ridha mengartikan mauidzah
adalah nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan
23
mengamalkan al-Quran juga menggunakan kalimat-kalimat yang
menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada ide yang
dikehendakinya. Inilah yang kemudian dikenal dengan nasihat,
sebagaimana firman Allah Swt dalam SuratAn Nahl ayat 125
Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Tetapi nasihat yang disampaikan ini selalu disertai dengan
panutan atau teladan dari sipemberi atau penyampai nasehat itu. Ini
menunjukkan bahwa antara satu strategi yakni nasehat dengan strategi
lain yang dalam hal ini adalah keteladanan bersifat saling melengkapi
(Nata, 1997:98).
e. Strategi pahala dan sanksi
Jika pembentukan akhlak tidak berhasil dengan strategi
keteladanan dan pemberi pelajaran, beralihlah kepada strategi pahala
dan sanksi atau metode janji, harapan dan ancaman.Sebab Allah Swt
pun sudah menciptakan surga dan neraka, dan berjanji dengan surga
itu serta mengancam dengan neraka-Nya. Pemberian harapan adalah
24
kebaikan yang murni dari stiap noda, berbanding dengan amal shaleh
yang dilakukan atau amal buruk yang dijauhi demi mencari ridha
Allah Swt berupa kasih saying Nya kepada para hamba. Sedangkan
ancaman adalah mengancam dengan sanksi akibat melanggar
larangan Allah Swt atau dimaksudkanunuk menakut-nakuti para
hamba, ini merupakan keadilan dari Allah Swt (Mukmin, 2006:83).
Al-Quran menggunakan metodeancaman untuk menerangkan
tempat kembali orang-orang musyrik dan orang-orang yang
menyimpang dari Allah Swt. Dalam pemberian sanksi harus sesuai
pelanggaran yang dilakukan dan sanksi tersebut dijatuhkan menurut
tahap-tahapnya, karena diantara mereka ada yang cukup disyaratkan
saja sudah menghentikan perbuatannya, ada yang belum berhenti
hingga dimarahi, ada yang perlu ditaut-takuti dengan tongkat, ada
pula yang berhenti dengan tindakan fisik.
B. Pembinaan Akhlak Anak
1. Pengertian Pembinaan Akhlak Anak
Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari
bahasa Arab jama’ dari bentuk mufrodnya “khuluqun” (قلخ) yang
menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai,tingkah laku atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan
“khuluqun” (قلخ) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan
“khaliq”)قل اخ (yang berarti pencipta dan “Makhluq” (ق ولخم)yang berarti
25
Definisi akhlak diatas muncul sebagai mediator yang
menjembatani komunikasi antara khaliq (pencipta) dengan makhluk (yang
diiciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai
hablummin Allah SWT. Dari produk hablum min Allah SWT yang
verbal biasanya lahirlah pola hubungan antar sesama manusia yang
disebut dengan hablum minannas (pola hubungan antar sesama makhluk)
(Zahrudin dan Sinaga, 2004:2).
Dari penngertian diatas dapat diketaahui bahwa Akhlak ialah
sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik atau
disebut akhlak mulia, tetapi bisa juga disebut perbuatan buruk atau akhlak
tercela sesuai dengan pembinaan orangtua.
Pembinaan akhlak terjadi melalui pengalaman sejak kecil.
Pendidik atau pembinaan pertama adalah orangtua, kemudian guru.
Semua pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, merupakan
unsur penting dalam pribadinya. Sikap anak terhadap agama, dibentuk
pertama kali di rumah melalui pengalaman yang didapatnya dengan orang
tuannya, kemudian disempurnakan atau diperbaiki oleh guru sekolah
(Drajat, 1993: 62).
Pembinaan akhlak atau pendidikan anak merupakan pendidikan
tingkah laku yang bertujuan untuk membentuk akhlak mahmudah(akhlak
terpuji). Jadi pendidikan akhlak adalah usaha untuk membentuk akhlak
26
lebih baik. Pendidikan akhlak adalah kebutuhan bagi setiap anak yang
harus diberikan agar ia menjadi insan yang baik. Karena anak yang baik
akan menguntungkan orang lain dan dirinya sendiri, tetapi sebaliknya jika
orang yang tidak baik akan merugikan orang lain dan dirinya sendiri pula.
Istilah akhlak tidak jauh dari etika dan moral, karena ketiganya
mencakup pengertian tingkahlaku, tabiat, perangai, karakter manusia
yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Allah Swt
atau dengan sesama makhluk. Secara terminologi definisi akhlak menurut
imam Al-Ghozali dalm kitab Ihya’ Ulumuddin Juz III adalah: “Akhlak
ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan”. Sedangakan etika adalah teori tentang perbuatan manusia
ditimbang menurut baik buruknya, ukuran baik buruknya adalah
tanggapan pembawaan manusia (Achmad, tt:13-15). Moral adalah
tolakukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang
(magnis,2005:19).
Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah
kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian
hingga dari situ timbulah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan
dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari
kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan
syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan akhlak mulia dan sebaliknya,
27
Sumber akhlak atau pedoman dalam Islam yang menjelaskan
kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al-Quran dan
Sunnahnya. (Hamzah, 1993:49), Barnawie Umary(1995:1)
menambahkan bahwa dasar akhlak adalah Al-Quran dan Hadits serta hasil
pemikiran para hukum filosof, kedua dasar itulah yang menjadi landasan
dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup dan
menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam Al-Quran
diterangkan dasar akhlak pada Q.S Al Qalam : 4
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”.
“Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda:
sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki akhlak” (H.R
Ahmad).
Jadi jelaslah bahwa Al-Quran dan Al-Hadis pedoman hidup yang
menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan
sumber akhlak dalam Islam. Firman Allah dan sunnah Nabi adalah ajaran
yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil renungan dan ciptaan
manusia, hingga telah terjadi keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal dan
naluri manusia harus tunduk kriteria mana perbuatan yang baik dan mana
28
Etika digunakan untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik
atau buruk tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah akal pikiran
atau rasio(filsafat), sedangkan dalam pembicaraan moral tolak ukur yang
digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung dimasyarakat. Anak sangat ditentukan perkambangannya
oleh keluarga. Ayah dan ibu serta anggota lain dirumah harus
bekerjasama membina anak. Mansur mengemukakan “dalam masalah
pendidikan yang pertama dan utama, keluargalah yang memegang
peranan utama dan memegang tanggung jawab terhadap pendidikan
anak-anaknya” (mansur, 2005:318). Jadi keutuhan keluarga terutama ayah dan
ibu sangat mempengaruhi perkembangan anak-anaknya, sehingga orang
tua perlu mempertimbangkan apa yang harus dilakukan terhadap
pembinaan akhlak anak, sehingga anak mampu menjadi insan yang
mampu membedakan yang baik dan buruk.
2. Tujuan Pembinaan Akhlak
Islam adalah agama rahmat bagi umat manusia. Ia datang dengan
membawa keberanian dari Allah Swt dan dengan tujuan ingin
menyelamatkan dan memberikan kebahagiaan hidup kepada manusia
dimanapun mereka berada. Agama Islam mengajarkan kebaikan,
kebaktian, mencegah manusia dari tindakan onar dan maksiat. (Hasan
Basri, 2004:145). Sebelum merumuskan tujuan pembinaan akhlak,
terlebih dahulu harus diketahui mengenai tujuan pendidikan islam dan
29
Muhammad Al-Munir menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
Islam adalah:
a. Tercapainya manusia seutuhnya
b. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat
c. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi dan takut kepada Allah
Swt (Majid dan Andayani,2004:74)
Menurut Muhammad Al Athiyah Al-Abrasy, tujuan utama dari
pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang
sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun
permpuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-citayang benar dan
akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaanya, menghormati
hak asasi manusia, tahu membedakan baik dan buruk, memilih suatu
fadilah karena ia cinta pada fadilah, menghindari suatu perbuatan yang
tercela, karena ia tercela dan meningingat Tuhan dalam setiap pekerjaan
yang mereka lakukan (Bustomi, Basri, 1970:108). Sedangkan pendidikan
moral dan akhlak dalam Islam ialah untuk membentuk orang-orang
berakhlak baik, kemauan keras, sopan dalam bicara dan perbuatan, mulia
dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, beradab,
ikhlas, jujur, dan suci(bustomi, basri, 1970:109).
Dari beberapa keterangan diatas dapat ditarik rumusan mengenai
tujuan pendidikan akhlak, yaitu membentuk akhlakul karimaah, sehingga
pembinaan akhlak itu sendiri sebagai sarana dalam mencapai pendidikan
30
3. Pembinaan Akhlak Pada Anak Pekerja Pabrik
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup mereka, merupakan
unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, dengan sendirinya akan masuk ke
dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh itu (Daradjat, 1996:56).
Terutama pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan, karena anak
pertama kali mengenal dunia adalah di lingkungan keluarga. Keluarga
memiliki peran dalam membentuk generasi muda yang lebih baik,
berkualitas, serta dapat menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa. Memang
dalam memberikan pendidikan, keluarga dibantu lembaga sekolah
bersama-sama membentuk anak sebagai generasi muda yang dapat
aktif mengembangkan potensi dirinya, memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga memiliki peranan
yang sangat besar. Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh
keluarga yang mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam
kelangsungan kehidupan masyarakat. Fungsi itu adalah untuk melakukan
sosialisasi, yang bertujuan mendidik anak agar mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yang dianut untuk pertama kalinya diperoleh dari dalam
keluarga. Manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak
31
Kesibukan kerja orang tua dan kehidupan masyarakat modern saat
ini sering kali memaksakan orang tua meninggalkan kewajibannya
sebagai pendidik anak di rumah. Hal ini terjadi karena orang tua sibuk
dengan pekerjaanya sehingga intensitas perjumpaan dengan anak
berkurang. Ini dapat dilihat dari para orang tua yang bekerja hingga sore
atau pagi hari. Sehingga orang tua dalam memberikan keletadanan untuk
anak mereka berkurang. Anak sekarang cenderung mendapatkan
pengalaman dari dunia luar seperti dari teknologi dan lingkungan sekitar.
Pendidikan adalah faktor utama yang memberikan pengaruh
penting bagi perkembangan generasi penerus bangsa, serta untuk
menyiapkan anak yang dapat berperan dalam masyarakat sebagai individu
maupun sebagai warga masyarakat. Hal tersebut bisa dilakukan melalui
pemberian bimbingan, pelatihan dan pengajaran di dalam pendidikan
formal maupun informal. Pendidikan merupakan dasar pembangunan
manusia. Pentingnya pendidikan harus dilihat dalam konteks hak-hak
asasi manusia, artinya setiap manusia berhak untuk memperoleh
pendidikan. Pada sisi lain pendidikan merupakan kebutuhan dasar dari
keberhasilan dan kesinambungan pembangunan, karena pembangunan
memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu
memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Maka sebagai orangtua harus mampu membina anak agar anak
mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bukan
32
Dalam buku keluarga muslim dalam masyarakat modern,
dijelaskan bahwa berdasarkan pendekatan budaya, keluarga
sekurang-kurangnya mempunyai fungsi, yaitu: fungsi biologis, fungsi edukatif,
fungsi religius, proyektif, sosialisasi, rekreatif, dan ekonomi (Jalaludin,
1994:21-22).
Di Dusun Ngumpul sebagian besar orang tua menjadi pekerja
pabrik, dan rata-rata masih dalam usia produktif. Masa kerja orang tua
pekerja pabrik ini adalah 5 hari kerja yang masuknya tidak tentu bisa
pagi, siang atau malam, tergantung jadwal yang diberikan oleh
perusahaan tempat mereka bekerja. Orang tua pada dasarnya
menghendaki anak-anak mereka tumbuh menjadi anak-anak yang baik,
cerdas, patuh, dan terampil. Upaya membesarkan, mendidik dan
membimbing anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
rangkaian kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Kewajiban
ini harus dilaksanakan secara selaras dan seimbang agar terjadi
keseimbangan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun,
dalam kenyataannya, tidak semua keluarga dalam hal ini orang tua dapat
melaksanakan perannya dengan baik, karena latar belakang beberapa
faktor salah satu faktornya adalah pekerjaan. Orang tua lebih sering
berada di luar rumah karena kesibukannya bekerja, sehingga kasih sayang
serta perhatian pada anak berkurang. Kurangnya komunikasi antara anak
dengan orang tua juga dapat berpengaruh dalam membentuk perilaku dan
33
Salah satu kesalah pahaman orang tua dalam dunia pendidikan
adalah menganggap bahwa pendidikan dan pembinaan adalah tanggung
jawab sekolah, menyerahkan sepenuhnya pendidikan dan pembinaan
akhlak anak pada gurunya, padahal waktu yang dihabiskan anak pada
jam sekolah tidaklah sebanyak anak berinteraksi di rumah, di lingkungan
keluarga dan masyarakat. Anggapan seperti itu keliru, karena orang tua
adalah pendidik yang utama dalam pembinaan akhlak anak. Menurut
Yoesoep dalam (Sutarto, 2007:5). Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan atau
lembaga pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan
lain, keluarga inilah yang pertama ada. Selain itu Lingkungan pendidikan
dalam keluarga atau lingkungan pendidikan informal ini dengan demikian
merupakan bentuk yang sebenarnya dari konsep pendidikan seumur
hidup, karena disinilah seseorang secara sadar atau tidak, dengan sengaja
atau tidak, dengan direncanakan atau tidak, memperoleh sejumlah
pengalaman yang sangat berharga dari lingkungannya, sejak dari lahir
sampai mati.
4. Kendala yang Dihadapi dalam Pembinaan Akhlak Anak
a. Pendidikan Anak
1)Kondisi pengetahuan pengasuh
Anak membutuhkan pengasuhan yang tepat supaya dia
terbentuk sesuai dengan yang diharapkan.Hal ini juga dipengaruhi
34
kurang mengerti tentang cara mengasuh yang tepat, mereka juga
kurang engetahui tugas anak seolah, prestasi, dan kegiatan-keigatan
lain.
Orang tua dalam melaksanakan berbagai upaya baik
spiritual(psikis) ataupun fisik juga akan sangat dipengaruhi oleh
tingkatan pendidikannya. Pendidikan yang rendah biasanya dalam
merawat atau perhatian pendidikan seadanya atau alami sesuai
dengan perputaran waktu atau bahkan pengaruh lingkungan
(Mansur, 2005:358).Hal itulah yang mnjadi kendala pengasuh
dalam mendidik akhlaknya.
2)Kondisi kepedulian pengasuh terhadap pendidikan anak
Orang tua terkadang menyekolahkan anak tanpa memiliki
tujuan yang jelas, dia hanya mengikuti kebiasaan orang yang ada
disekitarnya. Sekolah kemudian lulus dan melanjutkan ke jenjang
selanjunya. Mereka tidak memperdulikan nilai anak, yang pening
sekolah seperti yang lain. Ketika nilai anak rendah atau tidak mau
melanjutkan dia membirkan saja, karena tidak adanya tujuan yang
jelas dalam sekolah.
3)Putus Sekolah
Anak yang kurang mendapat motivasi dan perhatian tidak
akan sungguh-sungguh disekolah. Biasanya mereka sekolah agar
terhindar dari tugas orangtuaya dan mendapat uang saku setiap hari.
35
pelajaran.Lama kelamaan dia akan melakukan beberapa
pelanggaran yang mengakibatkan dia takut dan enggan ke sekolah.
Karena orang yang mengasuhnya kurang memperhatiakannya
lama-kelamaan dia tidak akan berangkat sekolah dan berhenti
ditengah jalan tanpa ada yang memperdulikan.
b. Pengasuh Anak Selama Ditinggal Orangtua Bekerja
1)Orang yang berperan dalam mengasuh selama orangtua bekerja
Beberapa orang berperan menggantikan Ibu atau Ayahnya
adalah nenek, kakek, paman, bibi, kakak atau orang lain yang
tinggal serumah dengannya, karena merekalah keluarganya.
Biasanya famili atau tetangga yang ada didekatnya ikut mengasuh
anak yang ditinggal kedua orangtuanya bekerja karena rasa iba
melihat anak tersebut terlantar sehingga biasanya anak tersebut
diberi makan, dimandikan, atau didampingi dalam belajar.
2)Problem pengasuhan yang dirasakan oelh figur pengganti orangtua.
Sebagaian anak lebih dekat dengan kedua oranguanaya,
sehingga anak sulit diarahkan oleh orang lain selain
keduaorangtuanaya terutama ibu. Ibu adalah seorang yang
mengatur dan membuat rumah tangganya menjadi surge bagi
anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi
dengan suaminya( Darajat,1995:47). Selain itu oranglain selain
ibunya kurang tlaten dalam mengasuh anak, hal itu
36
anak kurang kasih saying dari ibu dan biasanya mencari perhatian
dari orang yang kurang tepat.
Karena ibu tidak ada disisi mereka, yang mengasuh
erusaha agar anak tidak rewel, mereka akan menuruti apapun
yang diminta anak. Mereka akan membelikan apa saja yang
diinginkan anak. Hal itu menyebabkan anak terbiasa dituruti
apapun yang dia ininkan. Terlebih lagi anak mengetahui seberapa
besar gaji orangtuanya sehingga akan memancing anak
37
BAB III
PAPARANDATA DAN TEMUANPENELITIAN
A. GambaranUmum
1. LetakGeografis
Dusun Ngumpul adalahsalahsatu dari 10 Dusun di Desa
Kedungumpu, yaitu Dusun Sendang, Dusun Ngebel, Dusun Juari,
Dusun Jurang, Dusun Ngumpul, Dusun Magetan, Dusun piyak, Dusun
Ngesrep, Dusun Ngulakkan, dan Dusun Kedungwiyu dan
merupakansalah satudesayangberadadiwilayahKecamatan Kandangan
Kabupaten Temanggung. Adapun batasan-batasan Dusun Ngumpul
adalah:
a. Sebelah Utara : Persawahan, Dusun Piyak dan Dusun Ngesrep
b. SebelahTimur : Dusun Juari dan Dusun Jurang
c. SebelahSelatan : Dusun Sendang dan Dusun ngebel
d. Sebelah Barat : Dusun Kedungwiyu
Keadaan Dusun ngumpul dapat dibilang daerah yamg sejuk dan
asri. Karena posisi Dusun yang dikelilingi oleh persawahan dan hampir
semua rumah mempunyai halaman yang ada tanamannya bahkan pohon
yang besar, jarak antara rumah satu ke rumah yang lain tidak berdekatan.
2. Keadaan Penduduk Menurut Umur
Jumlah penduduk di Dusun Ngumpul tahun 2017 sebanyak 300
jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-laki sebanyak141
38
Dari keseluruhan penduduk mayoritas beragama Islam. Data
terakhir Dusun tahun 2017 menyebutkan:
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Usia
NO. KELOMPOK
UMUR(TAHUN)
L P JUMLAH
1. 0-4 3 4 7
2. 5-9 7 9 16
3. 10-14 9 14 32
4. 15-19 23 26 49
5. 20-24 23 26 49
6. 25-29 7 8 15
7. 30-34 4 7 11
8. 35-39 6 7 13
9. 40-44 7 18 25
10. 45-49 13 14 27
11. 50-54 11 8 19
12. 55-59 9 7 16
13. 60-64 5 3 8
14. 65-69 1 3 4
15. 70-74 2 4 6
16. >75 2 1 3
JUMLAH 141 159 300
39
3. Data Penduduk Menurut Pendidikan
Adapun data penduduk menurut pendidikan di Dusun Ngumpul
dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
NO JENIS PENDIDIKAN L P JUMLAH
1. Tidak/Belum Sekolah 20 11 31
2. Belum Tamat SD/Sederajat 12 11 23
3. Tamat SD/Sederajat 11 5 16
4. SLTP/Sederajat 11 26 37
5. SLTA/ Sederajat 76 88 164
6. Diploma III 1 2 3
7. Akademi/Diploma III/S.Muda 2 4 6
8. Diploma IV/Strata I 8 10 18
9. Strata II 0 2 2
10. Strata III 0 0 0
JUMLAH 141 159 300
(Dokumentasi Dusun Ngumpul, 2017)
Rata-rata pendidikan orang tua pekerja pabrik sampai tamat
SMA sederajat. Mereka memutuskan untuk tidak meneruskan sekolah
lagi karena biaya dan rasa malas yang menjadi penghalang untuk
meneruskan sekolah. Sehingga mereka memutuskan untuk mencari
pekerjaan kemudian menikah. Dalam hal pengetahuan dan pengalaman
40
menyekolahkan anaknya juga sudah tinggi, dan mereka menginginkan
agar anaknya sekolah lebih tinggi dari orangtuanya.
4. Data PendudukMenurutPekerjaan
Adapun data penduduk menurut pekerjaan di Dusun Ngumpul
adalah
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
NO. JENIS PEKERJAAN L P JUMLAH
1. Belum/Tidak Bekerja 17 27 44
2. Mengurus Rumah Tangga 0 23 23
3. Pelajar/Mahasiswa 46 46 92
4. Pensiunan 3 3 6
5. Pedagang 0 3 3
6. Petani 7 3 10
7. Pegawai Negeri Sipil 7 5 12
8. Tentara Nasional Indonesia 0 0 0
9. Kepolisian RI 3 0 3
10. Karyawan Swasta 52 40 92
11. Karyawan BUMN 0 0 0
12. Karyawan Honorer 1 0 1
13. Buruh Harian Lepas 5 4 9
14. Tukang Jahit 0 1 1