• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGKARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGKARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 - Test Repository"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH

TAWANGKARJO GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2005/2006

SKRIPSI

Oleh :

QOMARIYAH

NIM. 11404049

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHABAP PRESTASI

BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH

TAWANGHARJO GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN

2005 / 2006

S K R I P S I

Oleh :

OOMARIYAH

MM. 11404049

JURUSAN TARBIYAH

SE K O L A H T IN G G I A G A M A N E G E R I (ST A IN )

(3)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGA AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

S A L A T I G A

J1. Stadion No. 03 Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50721 Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 1 ( satu) Naskah Hal : Pengajuan Skripsi

Kepada

Yth. Ketua STAIN Di Salatiga

Salatiga , 27 Agustus 2006

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Qomariyah

NIM :11404049

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL

HASANAH TAWANGHARJO GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2005/2006

Untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

/fie f /v ?

(4)

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGHARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006

Nama : Qomariyah

NIM :11404049

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, 27 Agustus 2006

Dewan Penguji

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayah-Nya, serta berkat bimbingan Bapak pembimbing, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas menyusun skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGHARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006” dengan baik dan lancar.

Skripsi ini merupakan hasil usaha pengembangan pikiran dan penalaran yang didasarkan pada media baik media elektronik (internet) maupun media cetak, pengalaman-pengalaman dan pengetahuan penulis yang diperoleh selama dibangku kuliah, serta didasarkan pada observasi dan penelitian yang telah dilakukan terhadap obyek penelitian. Hasil pengembangan dan pikiran serta penalaran ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau sebagai pertimbangan bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di STAIN Salatiga.

Dengan rasa syukur pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Yth. Suami yang tercinta yang telah memberi pengertian dan bantuan yang berupa tenaga maupun meterial sehingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Yth. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga.

3. Yth. Bapak Dr. H.M. Saerozi, M.Ag selaku Pembantu Ketua I STAIN Salatiga. 4. Yth. Bapak Drs. Kastolani, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Semua pihak baik yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan bantuan berupa modal maupun material kepada penulis.

(6)

Tanpa bantuan dari semua pihak di atas, penulis yakin bahwa tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini, kemudian penulis hanya bisa berdoa kepada allah semoga beliau-beliau selalu mendapatkan limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Akhimya arapan penulis “Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis dan bagi semua guru serta bagi dunia pendidikan pada umumnya”.

Purwodadi,

OOMARIYAH NIM. 11404049

(7)

DAFTARISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN KATA PENGANTAR... iii

HALAMAN DAFTAR IS I... v

HALAMAN MOTTO ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan M asalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Landasan Teoritik... 6

1. Kompetensi G u ru ... 6

2. Prestasi Belajar S isw a... 7

F. Hipotesis... 8

G. Metodologi Penelitian... 9

1. Populasi dan Sampel ... 9

2. Variabel Penelitian... 10

3. Definisi Operasional... 11

4. Metode Pengumpulan D ata... 13

5. Teknik Analisis D ata... 15

H. Sistematika Penulisan ... 16

(8)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengaruh... 18

B. Kompetensi G u ru ... 18

C. Pengertian Guru ... 28

D. Prestasi Belajar... 33

1. Pengertian Prestasi Belajar... 33

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa... 34

3. Aspek-aspek Prestasi B elajar... 39

4. Evaluasi... 40

E. Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa... 42

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Miftahul Hasanah... .' ... 44

1. Historis MTs Miftahul Hasanah... 44

2. Letak Geografis MTs Miftahul Hasanah... 45

3. Keadaan Gedung dan Fasilitas ... 46

4. Struktur Organisasi MTs Miftahul Hasanah a. Pembagian Tugas ... 47

b. Keadaan Guru dan Karyawan... 48

c. Keadaan S isw a... 49

5. Kegiatan Belajar Mengajar... 49

6. Alokasi W aktu... 50

B. Kompetensi Guru 1. Kompetensi Guru dalam menguasai evaluasi pembelajaran... 52

2. Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran ... 53

(9)

3. Kompetensi guru dalam menyusun program pengajaran ... 54

4. Kompetensi guru dalam melaksanakan administrasi kelas / pembelajaran dan administrasi sekolah... 55

5. Kompetensi guru dalam menguasai evaluasi pembelajaran... 57

6. Kompetensi guru dalam membimbing sisw a... 58

C. Hasil Angket... 60

BAB IV AN ALISA DATA A. Analisis terhadap kompetensi g u ru ... 63

B. Analisis terhadap prestasi belajar sisw a... 70

C. Analisis terhadap hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar sisw a... 73

D. Uji Tingkat Signifikansi... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76

B. Saran-saran... 77

C. Penutup... 78 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

MOTTO

1. Berhasil atau gagal adalah bagian dari hidup manusia, tetapi tidak akan ada hasil bila tidak ada usaha.

(Winamo Surakhmad)

2. Seseorang selalu mengalami nilai tambah, dan prestasi nilai tambah itu hanya akan diperoleh melalui pendidikan dan pembudayaan.

(B.J. Habibie)

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi sarana yang perlu dikelola secara sistematik dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoretikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia. Pendidikan adalah proses dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang konsisten dan berkesinambungan menuju kearah tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualias peserta didik sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pembangunan yang berwawasan budaya dan lingkungan melalui penata dan pengelola evaluasi serta pengawasan dan pengendaliannya pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan dengan meningkatkan kualitas seluruh komponen pendidikan yang di dalam komponen tersebut salah satu pemegang kunci kesuksesan utama adalah kepala sekolah dan yang kedua adalah seorang tenaga pendidikan yaitu “guru”. Guru dituntut mempunyai kompetensi yang memadai dan harus profesional serta berdedikasi tinggi.

Dalam sejarah pendidikan guru di Indonesia, guru pernah mempunyai status yang sangat tinggi dalam masyarakat, mempunyai wibawa yang tinggi dan dianggap sebagai orang yang serba tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan kelas, tetapi mendidik masyarakat, tempat bagi masyarakat untuk bertanya, baik untuk memecahkan masalah pribadi maupun masalah sosial. Namun kewibawaan guru mulai memudar sejalan dengan

(12)

2

kemajuan zaman, perkembangan ilmu, teknologi dan kepedulian guru yang meningkat tentang imbalan atau jasa.

Perjalanan jabatan guru dari masa kemasa senantiasa berkembang. Dulu ketika kehidupan sosial budaya belum dikuasai oleh hal-hal yang materialistik, \ pandangan masyarakat cukup positif terhadap jabatan atau profesi guru. Komunitas guru sebagai prototipe manusia yang patut dicontoh teladani merupakan pencerminan nilai-nilai luhur yang sangat lekat dianut oleh masyarakat. Kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dewasa ini menuntut kualitas guru yang makin baik. Sedikitnya 50 persen guru di Indonesia tidak memiliki kualitas sesuai Standardisasi Pendidikan Nasional (SPN). Untuk itu perlu dibangun landasan kuat untuk meningkatkan kualitas guru dengan standardisasi rata-rata bukan standardisasi minimal.

Saat ini baru 50 persen dari guru se Indonesia yang memiliki standardisasi dan kompetensi. Kondisi seperti ini masih dirasa kurang. Sehingga kualitas pendidikan kita belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu guru harus mempunyai kompetansi.

(13)

3

kompetensi guru pada setiap satuan pendidikan (TK, TKLB, SD, SDLB, SLTP, SLTPLB, SMU dan SMK) .*

Berpijak Undang-Undang di atas maka standardisasi kompetensi guru akan diarahkan untuk menyusun peta kemampuan guru secara keseluruhan, dalam rangka menyusun program pembinaan tindak lanjut pada tahap ini, hasil pemetaan kemampuan guru juga akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun program pelatihan peningkatan kemampuan guru yang didasarkan pada kebutuhan.

Kompetensi guru merupakan salah satu dari komponen yang harus dimiliki oleh setiap guru daiam jenjang pendidikan apapun. Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Guru yang baik adalah guru

yang terus menerus berusaha memperluas wawasan apakah wawasan itu wawasan umum maupun wawasan mengenai bidang studinya. Guru seharusnya mampu menghidupkan kurikulum sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan ketrampilan dasar sekaligus meningkatkan ketrampilan berfikir serta menumbuhkan dan meningkatkan kualitas pribadi anak.

Kompetensi guru dan berkualitas guru sangat penting, karena dari sinilah muncul tanggung jawab profesional sekaligus menjadi inti kekuatan profesional dan kesiapan untuk selalu mengembangkan diri. Tugas guru adalah merangsang potensi peserta didik dan mengajarnya supaya belajar. Dengan adanya siswa belajar maka prestasi belajar anak akan tercapai. Supaya prestasi

(14)

4

anak itu tercapai dengan baik, maka tugas guru adalah merangsang, membina dan menjerumuskan belajar sedemikian rupa sehingga timbul hasil yang direncanakan, dan seorang guru dapat menciptakan kegagalan menjadi sumber pendorong maju yang realistik adalah guru yang berhasil membentuk sumber kekuatan positif yang luar biasa pada muridnya.

Dari uraian dan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenaran konsep di atas dengan melakukan penelitian di MTs Mifitahul Hasanah Tawanghaijo Grobogan dengan mengambil judul “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA, TAHUN PELAJARAN 2005/2006”.

B. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok- pokok masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah variasi kompetensi guru MTs Miftahul Hasanah Tawanghaijo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ?

2. Bagaimana variasi prestasi belajar siswa MTs Mifitahul Hasanah Tawanghaijo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ?

(15)

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pokok yang ingin dicapai dalam penelitian ini pada hakekatnya adalah jawaban dari rumusan masalah yaitu :

1. Untuk mengetahui variasi kompetensi guru MTs Mifitahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

2. Untuk mengetahui variasi prestasi belajar siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar anak. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberi manfaat secara teoretik maupun secara praktis, yaitu :

1. Secara teoretik diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.

(16)

6

E. Landasan Teoretik

1. Kompetensi Guru

Kompetensi artinya kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu2 Guru berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.3 Guru adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan diangkat oleh pejabat yang berwenang sebagai calon pegawai / pegawai negeri dan dipekerjakan pada suatu jenis sekolah dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Agama dengan tugas pokok mendidik dan mengajar murid atau mahasiswa secara terus menerus.4 Guru adalah orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, guru adalah. semua petugas yang terlibat dalam tugas-tugas pendidikan. Guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru. Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik,' sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, budaya, keilmuan.5

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan faktor dominan dalam menentukan keberhasilan belajar anak sehingga guru bukan hanya sekedar memberi ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya akan tetapi dia seorang tenaga profesional yang menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi serta dapat menjadikan

murid-2 Tim penyusun kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, him. 453

3 Ibid., him. 364.

4 Moekijat, Kamus Pendidikan dan Pelatihan, Mandar Maju, Bandung, 1993, him. 13.

5 Safrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 7.

(17)

7

muridnya menjadi murid yang berprestasi. Jadi prestasi anak akan terwujud bila seorang guru mempunyai kompetensi atau kemampuan profesional guru dalam mengajar dan mendidik.

2. Prestasi Belajar Anak

Bicara tentang bahasan prestasi belajar banyak pakar pendidikan yang mencoba untuk memberikan batasan-batasan pengertian prestasi belajar, hal ini dimaksudkan supaya dapat dengan mudah untuk memahami pengertian prestasi belajar tersebut.

Prestasi menurut WJS. Purwodarminto adalah bahwa istilah yang telah dicapai (dilakukan dan dikerjakan).6 Prestasi menurut Vius apartanto adalah hasil yang telah dicapai.7 8 Prestasi menurut Nana Sudjana adalah

o tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dicapai oleh siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan, bahwa prestasi adalah suatu hasil yang nampak yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti pelajaran atau latihan tertentu.

Belajar menurut R. Gagne adalah usaha untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan dari proses pengajaran. Belajar adalah perubahan-perubahan tingkah laku akibat pengalaman-pengalaman yang disengaja atau akibat dari proses belajar.9

6 WJS. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1988, him. 768. 7 Vius Apartanto, Kamus Ilmiah Populer, Arkala, Surabaya, 1994, him. 623.

8 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Argensindo, Bandung, 2000, him. 76.

(18)

8

Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa prestasi belajai adalah “hasil yang telah dicapai sebagai akibat dari suatu perubahan pengalaman yang disengaja pada masa tertentu”.

Prestasi belajar anak terbentuk dari belajar pada tempat dan waktu

yang telah ditentukan dan direncanakan oleh seorang guru yang telah

mentransfer ilmu pengetahuannya kepada anak dan melalui proses belajar

mengajar. Pengetahuan tersebut bisa berupa teoretik maupun praktik. Secara

praktik anak mampu merespon apa yang telah disampaikan oleh guru dalam

kegiatan belajar mengajar.

F. Hipotesis

Hipotesis menurut Suharsini Arikunto adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.10

Hipotesis menurut Sutrisno Hadi yaitu : dugaan sementara yang mungkin benar

atau mungkin salah.11 Winamo Surachmad memberikan batasan bahwa

hipotesis adalah suatu kesimpulan yang belum final, yang harus masih

dibuktikan kebenarannya.12

10 Suharsini Arikunto, Prosedur Penilaian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, him. 67.

11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research /, Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, him. 63.

12 Winarno Surachmad, Dasar-Dasar dan Teknik Research, CV Trasito, Bandung, 1987, him.

(19)

9

Dari ketiga pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang akan diuji melalui penelitian.

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan positif antara kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa di MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan antara kompetensi guru teradap prestasi belajar siswa di MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006

G. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi penelitian

1 *1

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau universe.13 14

Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenahi hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup semua murid MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 yang berjumlah 80 siswa.

13 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pendidikan Praktek, Bina Aksara, Jakarta, 1987, him. 115.

(20)

'

10

b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Menurut Suharsini Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.15 Sutrisno Hadi berpendapat sebagian dari populas disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.16

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek peneliti. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Berdasarkan dari pendapat Suharsini Arikunto yaitu, jika subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, sesuai kemampuan.

Untuk menghemat waktu, tenaga dan dana, maka penulis menetapkan besamya sampel kurang lebih 40 % dari besarnya populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional

random sampling, karena sesuai dengan keadaan populasi yaitu siswa

kelas III MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo yang jumlah siswanya 30 dan untuk mempermudah penelitian penulis mengkhususkan pada semester II.

15 Suharsini Arikunto, op.cit., him. 117.

(21)

11

2. Variabel Penelitian

Ada dua variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu kompetensi guru variabel bebas dan diberi simbol X. sedangkan prestasi belajar anak sebagai variabel terikat diberi simbol Y.

3. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahfahaman dan kesimpangsiuran dalam penafsiran maka perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini yaitu :

a. Hubungan

Hubungan dari kata dasar hubung, artinya bersambung atau berkaitan (yang satu dengan yang lain).17 Yang dimaksud kata “hubungan” disini adalah adanya hubungan antara kemampuan / kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

b. Kompetensi guru

Kompetensi guru disini adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki guru yang berhubungan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar atau kompetensi dasar yang kaitannya dengan tugas mengajar di kelas (profesional).

Indikator kompetensi guru meliputi:

1) Kompetensi guru dalam menguasai bahan atau materi pelajaran. 2) Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.

3) Kompetensi guru dalam menyusun program pengajaran.

4) Kompetensi guru dalam melakukan administrasi kelas / pembelajaran dan administrasi sekolah.

(22)

12

5) Kompetensi guru dalam menguasai evaluasi pembelajaran. 6) Kompetensi guru dalam membimbing siswa.

c. Prestasi Belajar Anak

Pembentukan nilai yang teijadi tanpa disadari terjadi juga secara sistematik melalui proses belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembentukan nilai-nilai terjadi melalui 3 jalur

yaitu:

1) Imitasi : meniru cara-cara orang lain dan penilaiannya yang bisa menambah “harga diri” dan “penghargaan” orang lain terhadap

dirinya.

2) Identifikasi : mengambil keputusan, pendapat, penilaian orang lain yang dikaguminya dan dijadikan pandangan dan sistem penilaian dirinya sendiri.

3) Belajar secara aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah :

berbagai nilai akan diambil melalui beberapa pelajaran. Sikap guru dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan memotivasi kepada anak adalah salah satu cara untuk membentuk anak kepada

prestasi belajar yang baik.

Indikator prestasi belajar anak. Penulis merujuk pada dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan prestasi anak yang ada pada sekolah yaitu daftar nilai semester atau raport.

18

(23)

13

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

a. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.19

Sesuai dengan variabel penulis menggunakan metode angket sebagai metode pokok dalam penggalian data. Metode angket ini

berguna untuk memperoleh informasi tentang hubungan kompetensi guru terhadap prestasi belajar anak.

Bentuk angket dibuat tertutup sehingga tidak memberi peluang

kepada siswa mengisi secara bebas. Pertanyaan sudah tersedia jawabannya dan siswa memilih sesuai dengan keadaan yang dialami. Angket tertutup memudahkan dalam menganalisis data yang dihimpun. Tehnik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar anak dengan responden siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan.

Angket bersifat tertutup (close form) maksudnya setiap siswa memilih jawaban yang sudah ada dalam angket dan tidak diberi kesempatan

untuk membuat jawaban sendiri.

19

(24)

14

Dalam altematif jawaban angket tersebut nilainya adalah sebagai

berikut:

1) Jawaban a : 4 2) Jawaban b : 3 3) Jawaban c : 2 4) Jawaban d : 1

Selanjutnya untuk menentukan tingkat kompetensi guru penulis menggunakan interval dari jawaban siswa sebagai berikut:

Nilai 75-79 sangat kompetensi (A). Nilai 70-74 kompetensi (B).

Nilai 65-69 cukup kompetensi (C). ( "

b. Observasi

Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.20 Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang lokasi sekolah dan pelaksanaan pengisian angket.

c. Dokumentasi dan Wawancara

Data penunjang yang menjelaskan tentang sepintas gambaran global latar belakang siswa kelas III MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan dengan menggunakan wawancara. Data mengenai keadaan sekolah diambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah.

(25)

15

5. Teknik Analisis Data a. Analisis Pendahuluan

1) Kompetensi guru

Untuk tingkat kompetensi guru penulis memberi angket pada siswa, setelah memperoleh data penulis hitung dengan statistik rumus mean:

N 2) Prestasi belajar siswa

Untuk mengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa penulis melakukan wawancara dan mengambil dari nilai rapor semester II kelas III MTs Miftahul Hasanah.

b. Analisis Uji Hipotesis

Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dengan teknik presentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan keduanya variabel dianalisis menggunakan teknik Product Moment dengan rumus :

(Zx).(Sy)

Exy-r = N

l x 2 (£x2)

N N

c. Analisis Lanjutan

(26)

16

koefisien korelasi diperoleh besar dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, artinya ada hubungan positif antara variabel x dengan variabel y, yang berarti hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima. Sebaliknya, apabila nilai r hasil koefisien diperoleh lebih kecil dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah non signifikan. Artinya tidak ada hubungan positif antara variabel x dengan variabel y yang berarti hipotesis yang penulis ajukan ditolak.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi disusu dalam lima bab, yang secara sistematis, dapat dijabarkan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Menjelaskan pokok-pokok permasalahan yang menjadi landasan kerja awal penelitian yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi. Bagian ini merupakan kerangka dasar yang menjadi pangkal pijak dan mengarahkan aktivitas penelitian.

Bab II : Landasan Teori

(27)

Bab III : Laporan Hasil Penelitian

Bab IV :

Bab V :

Memaparkan hasil penelitian di lapangan Deskripsi Global lokasi penelitian di jelaskan pada bab ini untuk dapat mencari garis penghubung antara latar (setting) yang meliputi keadaan yang ada. Analisa Data

Tahap analisis data mencakup klasifikasi data, tabulasi perhitungan frekuensi dan prosentase untuk menjawab pokok masalah pertama dan kedua. Sedangkan pokok masalah ketiga yaitu hubungan kompetensi guru terhadap prestasi belajar anak digunakan analisis statistik dengan ramus korelasi product moment.

Kesimpulan dan Penutup

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Hubungan

Keberhasilan pendidikan siswa tidak lepas dari pengaruh beberapa faktor pendukung, diantaranya kerjasama sekolah dengan orang tua, guru, siswa, masyarakat, sarana prasarana yang memadai, metode, sumber kurikulum dan minat belajar siswa. Pengaruh yang paling dominan diantaranya yang dan telah dijelaskan yaitu guru. Kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik dan pembimbing.

“Hubungan” berasal dari kata hubung artinya bersambung atau berkaitan

(yang satu dengan yang lain).1

Jadi hubungan menurut penulis adalah berkaitan antara benda yang satu dengan yang lain atau berkaitan antara seseorang dengan orang lainnya.

B. Kompetensi Guru

Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu.2 Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.3 Ricards (2001) menyebutkan bahwa istilah kompetensi mengacu kepada perilaku yang dapat diamati yang

1 Wjs. Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1988, him. 623.

2 Tim Penyusun Kamus, Pus at Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka; Jakarta, 1993, him. 453.

(29)

19

diperlukan untuk memutuskan kegiatan sehari-hari dengan berhasil.4 Kompetensi adalah kemampuan sinergis dari beberapa domain : pengetahuan (penguasaan dan penerapan), ketrampilan sikap dan nilai yang diaktualisasikan

dalam kehidupan.5

Menurut Dewi Salma kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai dasar

/

untuk melakukan sesuatu.6 Kompetensi menurut Siskandar dan Buku Standar /

Kurikulum Nasional Pendidikan Keagamaan, bahwa kompetensi adalah pengetahuan ketrampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam berfikir dan

bertindak.7

Istilah kompetensi dalam KBK adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.8

Kompetensi menurut Surya adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang baru ada dalam diri guru agar dapat menjabab kinerjanya profesional

secara tepat dan efisien.9

4 W W W .Puskur.net, 25 April 2006.

5 Buletin Pusat Pembukuan Depdiknas, Vol. 10, 2004, him. 23

6 Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Tehnologi Pendidikan, Prenada Media, Jakarta, 2004, halm. 356.

7 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Prenada Media, Jakarta, 2004, him. 48 8 Puskus, op.cit.,

(30)

20

Dari beberapa pengertian di atas penulis simpulkan kompetensi adalah

merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar seseorang atau guru yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, merasa, dan bertindak.

Kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab guru merupakan sebagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kata

“profesional” erat kaitannya dengan kata “profesi”. Profesi adalah pekerjaan

yang untuk melaksanakannya memerlukan sejumlah persyaratan tertentu.10 Definisi di atas menurut pendapat penulis menyatakan bahwa suatu

profesi menyajikan jasa yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang hanya

difahami oleh orang-orang tertentu yang secara sistimatik diformulasikan dan

diterapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu contoh adalah

profesi guru.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab seorang guru

dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru.

Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar

tugasnya sebagai pendidik dapat dilaksanakan dengan baik.

X 0 “i f J * S

\ " " \

i V - . ' t ' ' * . V <

# >

' W

^ 3

&

CM

Artinya : Allah meninggikan derajat orang yang beriman dari pada kamu

sekalian dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. (A1

Mujadalah : 11)11

10 WWW. Damandiri.or.id, 7 Mei 2006.

(31)

21

Kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang guru. Kemampuan tersebut harus standarisasi. Adapun standar kompetensi lulusan dan sertifikasi kompetensi diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.12 Standarisasi kompetensi guru yang dimaksud adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayak menduduki salah satu jabatan fungsional guru, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya.13 Kompetensi guru (teac competency) merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

Glasser dalam Nana Sujana mengemukakan empat jenis kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar dan tingkah laku manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya, (c) memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri dan teman sejawat serta bidang ilmunya, (d) ketrampilan mengajar.14

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pengajar yang dilakukan secara bertanggung jawab dan layak.

Nana Sujana, A. Muri Yusuf dan Rohman Natawidjaja dalam makalah mereka kompetensi yang harus dimiliki seorang staf pengajar atau guru yang sangat erat kaitannya dengan tugas mengajar di kelas (profesional) yaitu : (a) menguasai bahan yang diajarkan, (b) mengelola program belajar mengajar, (c) mengelola kelas, (d) menggunakan media / sumber, (e) menguasai landasan pendidikan, (f) memberi prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (g)

12 Buletin, op.cit., him. 9.

(32)

22

mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolab, (h) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dan (i) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.15

Berdasarkan paparan para masing-masing ahli dapat penulis simpulkan

tentang kompetensi guru yang berkaitan dengan tugas mengajar yaitu :

1. Kompetensi guru dalam menguasai bahan atau materi pelajaran

a. Menguasai materi kurikulum

Robert Gagne menegaskan, bahwa kurikulum adalah sekwensi isi

dan bahan pengajaran yang didiskripsikan sedemikian rupa sehingga

pembelajaran setiap unitnya dapat diselesaikan sebagai sebuah satuan

utuh, dan masing-masing unit tersebut juga mendeskripsikan kapasitas

(kompetensi) siswa yang harus dikuasai.16

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bisa menjawab tuntutan perkembangan yang ada. KBK terpusat pada siswa, maksudnya dalam penyajian disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa melalui pembalajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.17

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan seorang guru harus menguasai isi kulum yang di dalam materi tersebut terdapat bahan pengajar dan bahan pengajar tersebut harus sesuai dengan perkembangan siswa sehingga siswa senang belajar.

15 Syafrudin Nurudin dkk, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Press, Jakarta, 2003, him. 79

(33)

23

2. Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran

a. Menyusun rencana pembelajaran tahunan, semester dan mingguan

Dalam menyusun rencana pembelajaran seorang guru harus mengetahui program tahunan, program semester, supaya dalam penyampaian materi pelajaran terarah dan sesuai dengan tujuan.

b. Terampil mengelola kelas

Istilah pengelolaan kelas sebagai cara menciptakan ketertiban. Bukti dipakai istilah tersebut guru banyak yang cemas terhadap pengendalian situasi kelas, guru tidak mau kehilangan muka di kelas. Mereka harus mendapat perhatian dari siswa-siswanya jika menghendaki pengajaran berhasil. Perhatian siswa yang bandel hampir tidak mungkin disusun, maka metode pengelolaan kelas yang tepat yang harus dicari.

Bidang pengelolaan kelas merupakan salah satu bidang pendidikan yang masih kurang sekali diselidiki dengan seksama. Meskipun demikian guru masih dapat bersikap empiris dalam menghadapi kenakalan-kenakalan siswa, baik yang sedang maupun yang

• 18

mungkin terjadi.

Di era demokrasi saat ini, kekuatan guru bukan pada posisi sebagai penguasa kelas, tetapi pada kecakapan, kemampuan keilmuan serta pada kemampuan mereka mengelola kelas sehingga siap belajar secara efektif.18 19

18 James Popham, dkk, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, him.

(34)

24

Dari uraian diatas penulis berpendapat, bahwa seorang guru dalam mengelola kelas harus dengan cara demokrasi dan apabila ternyata secara demokrasi terpaksa tidak bisa maka menggunakan dan menetapkan aturan- aturan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

3. Kompetensi guru dalam menyusun program pengajaran a. Menetapkan tujuan

Suatu pernyataan yang jelas dari pada tujuan-tujuan akan merupakan dasar pokok bagi pemilihan metode dan bahan pengajaran

20

serta memiliki alat-alat untuk menilai apakah pelajaran itu berhasil. b. Memilih dan mengembangkan bahan, strategi, media, metode, dan

sumber belajar

Bahan atau mated pengajaran dapat direncanakan dengan melalui silabus, buku pedoman atau buku pegangan bagi guru dan siswa yang tersedia di sekolah diajarkan.20 21 Tujuan guru dalam

mengembangkan bahan dalam memilih bahan pelajaran guru mempertimbangkan manfaat bagi pencapaian tujuan pengajaran siswa, keserasian dengan kemampuan psikis dan fisik siswa, tepat waktunya untuk diajarkan, bahan pelajaran tidak bertentangan dengan situasi, kondisi, dan kepentingan masyarakat sekitar, bahan dikuasai dan dipahami guru.22

20 Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Bima Aksara, Jakarta, 1986, him. 43.

21 Hidayat Sutopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, him. 144.

(35)

25

Strategi adalah salah satu cara menentukan bagaimana mengajar dan penyampaian yang baik yang dapat diterima oleh siswa. Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran.23

Jadi strategi pembelajaran menurut pendapat penulis, strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh instruktur dengan sengaja agar siswa difasilitasi dalam pembelajaran.

Media pedidikan diartikan suatu benda yang dapat dijangkau oleh panca indra (terutama penglihatan dan pendengaran).

Metode mengajar. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pengajaran yang serasi dengan tujuan mengajar.

Menetapkan sumber belajar. Sumber belajar ada dua yaitu insani dan nonsani.

4. Kompetensi guru dalam melakukan administrasi kelas / pembelajaran dan administrasi sekolah.

a. Mengisi absensi kelas

Setiap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang pertama dilakukan oleh guru adalah mengabsen siswa, dengan tujuan untuk mengetahui siswa yang masuk dan yang absen. Dalam hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

(36)

26

b. Mengisi jumal siswa

Di dalam kelas pasti ada jumal, guru diharap untuk melaksanakan disiplin kerja dalam administrasi yaitu pengisian jumal yang telah disiapkan sekolah.

Tujuan pengisian jumal yaitu untuk mengetahui secara global materi-materi yang telah atau pemah disampaikan kepada siswa.

c. Administrasi sekolah

Administrasi sekolah adalah proses kerjasama sejumlah personil dalam rangka memanfaatkan sumber-sumber material dam finansial untuk mencapai tujuannya sesuai dengan jenis dan jenjangnya masing- masing.24 25

Administrasi pendidikan / sekolah adalah semua rangkaian sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar seperti mengenai urusan policy dan sebagainya sampai usaha terkecil dan sederhana seperti menjaga sekolah.

Dari pendapat di atas penulis berpendapat, guru merupakan salah satu pelaku kegiatan di sekolah, maka ia dituntut untuk mengenai tempat kerjanya sehingga mudah bisa melaksanakan administrasi sekolah.

5. Kompetensi gum dalam menguasai evaluasi pembelajaran. a. Menggunakan hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

Evaluasi adalah suatu proses yang sangat penting dalam proses pendidikan. Evaluasi berada pada area yang sama, yakni upaya mengetahui perubahan. Perubahan perilaku siswa setelah mereka belajar, atau pemahaman-pemahaman kompetensi siswa dengan proses

(37)

27

pembelajaran yang telah mereka lalui. Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan evaluasi berguna bagi seorang guru yaitu untuk mengetahui tingkat kemajuan, perkembangan siswa dalam satu periode tertentu. Hasil penilaian dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki kemajuan setiap individu siswa.

6. Kompetensi dalam bimbingan siswa

a. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

Kesulitan belajar siswa perlu dicari sebab-sebabnya dan ditanggulangi melalui usaha-usaha perbaikan. Kesulitan siswa ini sebab- sebabnya terletak pada kurang dikuasainya secara mantap isi pelajaran tertentu dan dengan demikian usaha perbaikannya berkisar pada pemantapan isi pelajaran itu.

b. Melaksanakan bimbingan pada siswa berbakat

Bimbingan guru terhadap siswa berbakat adalah memotivasi atau mendorong siswa, mengarahkan siswa supaya bakat yang dimilikinya berkembang dengan cara memupuk bakat siswa dengan memberi fasilitas yang telah tersedia.

c. Melakukan pengayaan dan remidi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, setelah akhir kegiatan pembelajaran guru mengadakan evaluasi guna untuk mengetahui sejauhmana materi yang diserap oleh siswa dalam KBM. Ternyata ada siswa yang memperoleh prestasi yang baik / memperoleh nilai sesuai standar guru. Langkah guru memberi pengayaan terhadap siswa yang 26

(38)

28

berhasil. Siswa yang mengalami kegagalan memperoleh nilai yang telah ditentukan oleh guru, maka siswa tersebut diwajibkan mengikuti remidi atau mengulang supaya anak paham dan menguasai materi yang telah disampaikan.

C. Guru

Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus.27 28 Guru adalah orang yang mampu melakukan ketrampilan-

ketrampilan.

UU 20 / 2005 tentang guru dan dosen serta PP 19 / 2005 tentang standarisasi pendidikan, seorang harus memiliki syarat-syarat sehingga layak

dipandang sebagai guru profesional, salah satu syarat tersebut guru harus memiliki sertifikasi atau semacam liesensi dari pemerintah pusat atau dari pengawas tinggi tertentu yang terakriditasi.29

Profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal :

1. Guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.

2. Guru menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya kepada para siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua

hal yang tidak dapat dipisahkan.

27 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Mandar Maju, Bandung, 1991, hlm.40.

(39)

29

3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai tehnik evaluasi, mulai cara pengamatan, dan perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

4. Guru mampu berfikir sistimatis tentang apa yang akan dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang dilakukan. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus taliu mana yang benar dan yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.

5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinnya.30

Ciri diatas amat sederhana dan praktis. Namun justru kesederhanaan

akan membuat sesuatu lebih mudah dicapai. Hal ini berbeda kalau kita bicara

tentang profesionalisme guru yang cenderung idial dalam menetapkan kriteria

dan ciri, sebagaimana yang penulis uraikan diatas. Guru yang profesional tidak

hanya tahu tugas, peranan dan kompetensinya. Namun dapat melaksanakan apa-

apa yang menjadi tugas dan peranannya, dan selalu meningkatkan

kompetensinya agar tercapai kondisi proses belajar mengajar yang efektif dan

tercapai tujuan belajar secara optimal.

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik

di sekolah maupun di luar sekolah, ini berarti guru minimal memiliki dasar-

dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan

30

(40)

30

tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila

guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-cara

mengajar, maka guru akan gagal menunaikan tugasnya. Sebelum berbuat lebih

banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, kompetensi mutlak

dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan atau ketrampilan dalam

mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian kompetensi guru berarti

pemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan ketrampilan serta kemampuan

sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.

Tinggi rendahnya mutu pendidikan tak dapat dielakkan, salah satu penentunya adalah guru. Guru yang profesional dengan kinerja maksimal,

totalitas, dedikasi, dan loyalitas pengabdian dijadikan sebagai tumpuan untuk mengubah wajah pendidikan menjadi cerah sumpringah sehingga terbentuk output-output pendidikan yang menjadi harapan bangsa sebagai sumber daya berkualitas.31 *

Gambaran bahwa mutu pendidikan dipengaruhi oleh mutu sember daya

manusia yaitu mutu siswa dan mutu guru. Terbukti dengan adanya gambaran yang menjelaskan tentang mutu pendidikan kita dari 107 negara, kita berada diurutan 102, dan untuk tingkat Asia dari 47 negara, posisi kita ada diangka 41. sedangkan sumber daya manusia dari 175 negara kita menempati diurutan 112 dan di Asia Tenggara dari 10 negara kita berada pada urutan ke 7.j2

31 32

(41)

31

Dari data statistik Humen Development Index (HDI) mutu guru di Indonesia masih jauh dari memadai terdapat 60 % guru SD, 40 % guru SLTP, SMA 43 %, SMK 34 % dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2 % guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Dengan demikian, kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari 179 negara di dunia.33

Persoalan yang sama bahkan dengan kondisi yang lebih parah terjadi di

lingkungan Departemen Agam sebanyak 60 % guru madrasah (MI, MTs dan MA) tidak memiliki kualifikasi yang memadai sebagai guru sebanyak 20 % guru “salah kamar” yaitu mengajar di luar keahliannya, dan seluruh guru hanya 20 % yang layak dari segi kualifikasi pendidikannya.34

Guru memegang peranan amat penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan, guru mempunyai posisi yang strategis dalam upaya pengembangan bangsa, sejalan dengan tugas utamanya sebagai pendidik di sekolah, guru melakukan tugas-

tugas kerja pendidikan dalam bimbingan, pengajaran, dan latihan.35

( t r '

o

Artinya: Maka tanyalah kepada orang-orang ahli pengetahuan bila kamu

tidak tahu (Q.S. N ahl: 43)36

33 WWW. Pikiran-Rakyat. Com, 25 April 2006.

34 Fasli Jalal, dkk, Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta, 2001 him. 262.

35 Mohamad Surya, op.cit., him. 206.

(42)

32

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan mutu dan kualitas guru sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang berkualitas dan profesional mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan dapat menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan.

Menurut penulis, mutu, kemampuan, dan kualitas guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri maupun secara bersama ikut berperan menentukan tercapainya kinerja guru yang maksimal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu, kemampuan, (kompetensi) dan kualitas guru yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor dari dalam guru, loyalitas pengabdian dan komitmen kerja guru. Tanpa adanya loyalitas pengabdian dan komitmen kerja guru, mutu, kemampuan (kompetensi) dan kualitas guru tidak akan terwujud.

2. Konpensasi

Konpensasi adalah semua pendapat yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sesuai imbalan jasa atau jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Kompensasi merujuk kepada bentuk upah atau imbalan yang berlaku dan muncul dari pekerjaan mereka.

Kompensasi yang diberikan kepada guru sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja guru, motivasi kerja, dan hasil kerja. Apabila kompensasi yang diberikan dengan mempertimbangkan standar kehidupan 37

(43)

33

normal dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan guru maka dengan sendirinya akan mempengaruhi semangat kerjanya, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas setiap pekerjaan yang dilakukan. Hal ini karena tujuan-tujuan bekerja guru banyak dipengaruhi oleh terpenuhi atau tidaknya

kebutuhan minimal kehidupan guru dan keluarganya. Dengan demikian dampaknya adalah meningkatnya perhatian guru secara penuh terhadap

profesi dan pekerjaannya. Jika kompensasi yang diberikan semakin besar sehingga kepuasan kerjanya semakin baik, dan apabila kompensasi yang diberikan sedikit tidak memenuhi kebutuhan maka belitan kebutuhan hidup

sehari-hari yang tidak tercukupi dengan gaji selama satu bulan telah membuat mereka secara kreatif mencari uang tambahan dengan berbagai cara misalnya menjadi tukang ojek di luar jam mengajar, membuka warung di rumah, membuka les dan sebagainya sebagai ajang bisnis di sekolah.

D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

a. Menurut WSS. Poerwodarminto dan Sudarsono yang dimaksud adalah

• • t o

asil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan.

b. Belajar menurut H.M. Arifin adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu.38 39

38 Wjs. Purwodarminto, op.cit., him. 768.

(44)

34

c. Para ahli E.R. Guthrie berpendapat bahwa belajar itu sebenarnya adalah perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman yang diperoleh dari akibat belajar seseorang, dan perubahan tersebut bukan karena disebabkan o!eh tendency (kecenderungan) tabiat yang otomatis membawa perolehan, misalnya faktor kelelahan yang membawa perubahan tingkah laku orang yang lelah.40

d. Prof. Dr. Winarno Surakhmad

Belajar adalah mengalami berarti menghayati sesuatu aktual penghayatan mana akan menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak murid. Pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan (pematangan, pendewasaan) pola tingkah laku, perubahan di dalam sistem nilai, dai dalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian) serta di dalam kekayaan informasi.41

e. Nana Sujana. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu.42

Menurut pendapat para ahli di atas penulis simpulkan, bahwa proses

belajar adalah suatu hasil yang nampak akibat faktor-faktor yang diperoleh

melalui usaha yang disengaja yang berupa kegiatan belajar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Belajar sebagai suatu aktifitas yang berlangsung melalui proses, sehingga akan terpengaruhi oleh beberapa faktor.

40 Ibid., him. 163.

41 Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan Tehnik Metodologi Pengajaran, Tarsito, Bandung, 1986, him. 67.

42 Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2000, him. 28.

(45)

35

Drs. Ngalim Purwanto, berkata : Faktor yang mempengaruhi belajar

ada dua yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut

faktor individu dan faktor-faktor yang ada di luar individu yang disebut

faktor sosial.43 44

Di samping itu, masih ada faktor lai yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang. Sebagai mana sesuai dengan yang telah

diikhtisarkan oleh Drs. Ngalim Purwanto, yaitu :

"Luar

(46)

36

Untuk lebih jelasnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar, penulis akan mencoba untuk menguraikan faktor- faktor tersebut secara singkat:

Faktor Alam

Yang dimaksud faktor alam disini diantaranya : a. Keadaan udara

b. Suhu c. Cuaca d. Waktu

e. Tempat (letak gedungnya) - Faktor Sosial

Yaitu segala yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar atau* hasilnya yang berasal dari atau berhubungan dengan manusia, seperti : motivasi keluarga, perhatian orang tua, teman belajar dan orang yang dihormati (disegani) orang yang dicintai dan sebagainya.

(47)

37

Faktor Instrumental

Yaitu segala fasilitas pendidikan yang kesemuanya diharap dapat saling menunjang demi tercapainya hasil belajar yang diinginkan. Untuk itu guru atau pengajar dalam menyampaikan pelajaran harus sesuai dengan kurikulum dan GBPP yang telah disediakan, begitu juga dengan buku-buku panduan guru harus sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Jadi faktor instrumen merupakan faktor yang sangat menunjang demi keberhasilan belajar maupun hasil belajar.

Faktor Fisiologis

Yaitu faktor kondisi jasmani yang pada umumnya dapat mempengaruhi aktifitas belajar, keadaan jasmani yang sehat akan berbeda dengan keadaan jasmani yang sering sakit-sakitan. Keadaan jasmani yang lemah akan kurang semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga hasil belajarnya juga akan kurang baik. Hal-hal penting yang kaitannya dengan kondisi jasmani ada dua :

1. Cukup nutrisi, karena kurangnya kadar makanan yang dibutuhkan oleh tubuh akan mengakibatkan merosotnya kondisi jasmani, hal ini menyebabkan seseorang dalam kegiatan belajarnya akan cepat mengantuk, lemah, lesu, sehingga mengurangi gairah untuk kerja. 2. Beberapa penyakit yang kronis misalnya pilek, sakit gigi, batuk dan

yang sejenisnya sangat mempengaruhi kegiatan belajar kadang- kadang penyakit ini sering diabaikan, tetapi kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari penyakit-penyakit tersebut sering menyerang orang dan sangat menganggu kegiatan belajar 45

(48)

38

Keadaan fungsi jasmani lain termasuk panca indra, panca indra dapat diumpamakan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh dari luar keadaan tubuh seseorang yang sedang belajar maka baik tidaknya panca indra merupakan syarat untuk dapat atau tidaknya seseorang melakukan belajar dengan baik.

Dalam sistem persekolahan dewasa ini panca indra yang memegang peranan penting dalam belajar adalah panca indra yang untuk itu maka kewajiban bagi setiap penduduk untuk menjaga baik secara prefentif kuratif agar panca indra tersebut dapat berfungsi dengan baik.46

Jadi apabila ada panca indra yang tidak sehat khususnya mata dan telinga, maka seseorang dalam mengikuti proses belajar mengajar akan mengalami gangguan pula.

Faktor Psykologis Dalam Belajar

Faktor ini merupakan pendorong kegiatan belajar sekaligur menjadi alasan mengapa orang melakukan belajar.

Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

lebih maju.

c. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu.

46

(49)

39

d. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

e. Adanya ganjaran atau hukuman sesuai akibat dari pada belajar.47 48 3. Aspek-aspek Prestasi Belajar

Ada tiga aspek yang dapat menentukan baik atau tidaknya prestasi belajar yaitu:

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif yang dimaksud disini adalah merupakan aspek yang kaitan dengan pengetahuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan-kemampuan kognitif akan tetap merupakan faktor yang penting dalam kegiatan belajar siswa dan mahasiswa.

Dengan demikian jenis prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif ini adalah berupa pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan proses belajar mengajar. Hasil belajar aspek kognitif ini adalah sebagai hasil perubahan dimana anak yang semula tidak tahu menjadi tahu dan semula tidak bisa menjadi bisa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif mempunyai sarana pokok yaitu suatu perubahan batin atau rohani anak didik yang menyangkut bidang nilai sikap dan keyakinan terhadap suatu pengetahuan yang telah mereka terima dari seseorang pendidik.

47 Ibid, him. 257.

(50)

40

Aspek afektif meliputi aspek-aspek kejiwaan / psikologis dan mencakup berbagai jents ragam kehidupan / kawasan yang melekat pada orang perorangan maupun kolektif serta dalam sifat nilai riil-instrinsik.49 c. Aspek psikomotorik

Sebagai mana telah diketahui bahwa hasil belajar yang berbentuk aspek psikomotorik ini adalah berupa hasil belajar pada aspek psikomotorik ini berupa suatu ketrampilan (skill) yang nyata diperlihatkan siswa setelah mereka mengikuti proses belajar mengajar.

4. Evaluasi

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu adanya alat ukur yang digunakan di sekolah, alat ukur tersebut adalah evaluasi.

Yang dimaksud evaluasi yaitu : mengetahui, menentukan kualitas atau nilai dari belajar.

Menurut Drs. N. Chabib Thoha, M.A.

Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya di bandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.50

- Menurut Jahja Chohar

Evaluasi adalah suatu usaha menetapkan nilai yang terdapat di dalam proses belajar mengajar yang terlihat pada hasil yang dicapai pelajar.51 Dari pengertian di atas penulis dapat simpulkan arti evaluasi penentuan hasil belajar siswa di dalam mengikuti proses belajar mengajar.

49 A. Kasasih Jahiri, dkk, Seri Metodologi dan PBM, Jurusan IPS FKIS IKIP, Bandung, 1982, him. 19.

50 M. Thoha, M.A, Tehnik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm .l.

(51)

41

- Alat-alat Evaluasi

Supaya evaluasi dapat mencapai hasil yang baik sebelunya harus mengetahui alat evaluasi yang tepat. Dalam garis besar alat evaluasi di golongkan menjadi 2 yaitu : test dan non test,

a. Test

Tes adalah alat yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ebrdasarkan obyek

pengukurannya secara umum test di bagi menjadi dua yaitu : a) Test Kepribadian

Yang termasuk dalam test kepribadian yaitu : 1) Pengukuran sikap

2) Pengukuran minat

3) Pengukuran bakat 4) Test intekegansi. b) Test Hasil Belajar

Adapun yang termasuk test hasil belajar yaitu : 1) Test penempatan

2) Testformatif 3) Test diagnostik

4) Test sumatif (akhir).52 53

(52)

42

b. Non Test (bukan tes)

Non tes dipakai untuk mengadakan evaluasi tingkah laku, sifat-sifat, sikap, minat, pendapat dan lain-lain. Yang hasilnya tidak dapat tepat

dan cepat bila ditempuh dengan cara evaluasi menggunakan test. Adapun teknis untuk melaksanakan evaluasi bukan tes diantaranya :

1) Interview (wawancara) 2) Observasi (pengamatan) 3) Angket

4) Rating Scale (skala permintaan) 5) Chek list (daftar cek).54

E. Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar

Kemampuan (kompetensi) guru merupakan salah satu alat untuk mendorong meningkatnya prestasi belajar siswa, selain itu juga berfungsi memotivasi secara ekstrinsik. Bila guru telah berhasil memotivasi siswa. Guru yang berhasil memotivasi siswa diperlukan kemampuan (kompetensi) yang harus dimiliki. Sedang siswa yang mempunyai motivasi yang konsisten dan

persisten akan berusaha dan mempertahankan prestasi belajarnya yang tinggi. Kompetensi guru sebagai tenaga pengajar erat hubungannya dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. James E. Weigand dalam Nana Sujana mengemukakan, ada tiga faktor di luar kemampuan siswa yang dipengaruhi prestasi belajar yakni:

(53)

43

1. Kondisi yang diperlukan untuk belajar 2. Kompetensi tenaga pengajar

3. Interaksi personal antara tenaga pengajar-guru dalam proses belajar mengajar.

(54)

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Miftahul Hasanah

1. Historis

MTs Miftahul Hasanah berdiri tanggal 18 Agustus 1992 yang mendirikan pengurus yayasan “Aji Soko Tegal Wareng”. Nama yayasan yang pertama, nama Aji Soko Tegal Wareng menurut masyarakat kurang bagus akhimya pengurus bersepakat untuk mengganti nama yayasan tersebut, dengan langkah yang bijak maka nama tersebut diganti dengan nama yayasan Miftahul Hasanah. Dua kali menghadap ke akte notaris nama Miftahul Hasanah sama dengan nama madrasah tersebut yaitu MTs Miftahul Hasanah. Sebelum adanya MTs Miftahul Hasanah berdiri Madrasah Diniyah Miftahul Hasanah. MTs Miftahul Hasanah adalah berstatus lembaga pendidikan tingkat pertama swasta dengan nomor statistik 212331511041 yang statusnya sudah diakui oleh pemerintah.

Tokoh-tokoh pendiri MTs Miftahul Hasanah adalah : a. Bapak Rustam Aji sebagai Ketua satu b. Bapak Abdul Rohman sebagai Ketua dua c. Bapak Suwardi sebagai Sekretaris

d. Bapak Faizin sebagai Bendahara e. Bapak K. Wagiman sebagai Penasehat

f. Bapak Kepala Desa Tawangharjo sebagai Pelindung g. Bapak Moh. Rohmad sebagai Kepala Sekolah Pertama

(55)

45

2. Letak Geografis

Lokasi gedung MTs Mifitahul Hasanah terletak di dusun

Pangkrengan, Desa Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten

Grobogan. Tepatnya Jalan Raya Blora KM. 01 Tawangharjo Grobogan.

Desa Tawangharjo merupakan Ibu Kota dari Kecamatan

Tawangharjo yang berada di Kabupaten Grobogan di sebelah barat

Tawangharjo adalah Desa Pojok dan Jono yang memiliki MTs, sebelah

timur dibatasi Desa Samberjo memiliki lembaga pendidikan (MTs), sebelah

utara dibatasi Desa Tarub, memiliki lembaga pendidikan (MTs) dan sebelah

selatan dibatasi Desa Selo juga memiliki lembaga pendidikan (MTs) tertua

di Kecamatan Tawangharjo.

Di Desa Tawangharjo, Ibu Kota Tawangharjo memiliki lembaga

pendidikan SLTPN. Jadi letak MTs Miftahul Hasanah terjepit oleh lembaga

pendidikan yang sederajat. Di bidang ekonomi masyarakat Desa

Tawangharjo Dusun Pangkrengan diantaranya mayoritas petani dan buruh,

sebagian kecil guru dan pegawai kantor serta berdagang. Masyarakatnya

masih bergantung pada kehidupan pertanian (Agraris), sehingga persepsi

terhadap makna pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya berbeda dengan

cara pandang orang kota, lokasinya strategis mudah terjangkau dengan kendaraan bagi yang jauh, tetapi para siswa yang berasal dari seputar

(56)

46

3. Keadaan Gedung dan Fasilitas a. Gedung

Gedung MTs Miftahul Flasanah terdiri dari = 1 ruang

1) Ruang Kepala Sekolah = 1 ruang

2) Ruang TU = 1 ruang

3) Ruang Perpustakaan = 1 ruang

4) Ruang UKS = 1 ruang

5) Ruang BP = 1 ruang

6) Ruang Kantin = 1 ruang

7) Ruang Gudang = 1 ruang

8) Ruang Guru = 1 ruang

9) Ruang Tamu = 1 ruang

10) Ruang Kelas = 4 ruang

11) Kamar Mandi dan WC Guru dan Karyawan = 1 ruang

12) Kamar Mandi dan WC = 1 ruang

13) Mushola / Masjid = 1 ruang

b. Fasilitas

1). Out Doors

a) Lapangan upacara lengkap dengan tiang bendera dan bendera merah putih

(57)

47

4. Struktur Grganisasi MTs Miftahul Hasanah Tabel. 3.1

No. Nama Status Tugas Pokok Tugas Tambahan

1 Ismiyatun, S.Ag DPK Kepala Guru

2 Moh. Masruh, A.Ma GT Waka KK Guru dan Wali kelas III

3 Qomariyah, A.Ma GT Guru Guru

4 Drs. Supangkat GT Waka Sarana Wali kelas II

5 Margono GT Bendahara Guru

6 Busero GT TU Guru 1

7 Siti Aisah, A.Ma DPK Guru Wali kelas I

8 Drs. Gufron GT Guru Guru

9 Suparman, A.Ma GT Guru Guru

10 Sujo, S.Pdi GT Guru Guru

11 St. Mukaromah, S.Pd GT Waka Humas Guru

12 Abdul Rohman GT Guru Guru

13 Mulyo, S.Pdi GT TU Guru Piket

14 Lasmi, S.Pd GT Guru Guru

a. Pembagian Tugas

Tabel 3.2

Dafitar Guru yang Mengajar dan Jumlah Jam Mengajar

No Nama Bidang Studi I KelasII III Jumlah

1 Busero PPKn 2 2 2 6

2 Qomariyah, A.Ma Aqidah Akhlak 2 2 2 6

3 Siti Aisah, A.Ma Fiqh 2 2 2 6

SKI 2 2 2 6

Qur’an Hadits 2 2 4

Ketramp. Ibadah 2 2 4

4 Ismiyatun, S.Ag Matematika 5 5 10

5 Moh. Masruh, IPA 5 5 5 15

A.Ma

6 Drs. Supangkat Bhs. Indonesia 5 5 5 15

(58)

48

9 St. Mukaromah, S.Pd SKJ 1 1 1 3

Kesenian & KTK 2 2 4

Kertangkes 2 2

10 Abdul Rohman Ta’lim MutaTim 1 1 1 3

11 Margono, S.Pdi Bhs. Arab 3 3 3 9

12 Sujo, SJPdi Penjaskes 2 2 2 6

IPS 4 4

13 Lasmi, S.Pd Matematika 5 5

14 Mulyono, S.Pdi Guru piket 6 hari

Jabatan wali kelas MTs Miftahul Hasanah : 1) Kelas I : St. Aisah, A.Ma 2) Kelas II : Drs. Supangkat 3) Kelas III : Moh. Masruh, A.Ma b. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru dan karyawan MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo berjumlah 16 orang yang terdiri dari :

1) Kepala sekolah : 1 orang

No Nama Tempat/tgl. Lahir Jabatan Pendidikan

1 Ismayatun, S.Ag Grob, 31-12-1948 Kep. Sek SI 2 Moh. Masruh, A.Ma Grob, 12-3-1966 Waka KK D2 3 Drs. Supangkat Grob, 24-2-1967 Waka Humas SI

4 Qomariyah, A.Ma Grob, 3-5-1972 Guru D2

5 Busero Grob, 25-2-1968 Guru D2

6 St. Aisah, A.Ma Grob, 20-10-1947 Guru D2

7 Drs. Gufron Grob, 12-5-1966 Guru SI

(59)

49

9 St. Mukaromah, S.Pd Grob, 21-3-1966 Guru SI

10 Abdul Rohman Grob, 10-10-1945 Guru Pesantren

11 Margono, S.Pd Grob, 11-6-1972 TU SI

12 Sujo, S.Pdi Grob, 25-2-1968 Guru SI

13 Mulyono, S.Pdi Grob, 20-10-1984 TU SI

14 Lasmi Grob, 18-9-1983 Guru SI

c. Keadaan Siswa

Yang dimaksud siswa disini semua peserta didik MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan, pada tahun pelajaran 2005/2006 seluruhnya berjumlah 80 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.4

Keadaan siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo

No Kelas Siswa Jumlah Keterangan

Dalam kegiatan belajar mengajar MTs Miftahul Hasanah Kecamatan Tawangharjo Grobogan memakai kurikulum yang telah disempurnakan

Gambar

Tabel. 3.1
Tabel 3.3Nama guru dan karyawan
Tabel 3.4Keadaan siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo
Tabel 3.5Dafitar mata pelajaran MTs Miftahul Hasanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah JWT yang diimplementasikan dapat melakukan validasi terhadap username dan password yang dikirimkan oleh publisher, JWT mampu melakukan

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PASIR SEMBUNG TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DI DESA SIRNAGALIH KECAMATAN CILAKU KABUPATEN CIANJUR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model pembelajaran Langsung

Sensor warna TCS3200 adalah sensor terprogram yang terdiri dari 64 buah photodioda sebagai pendeteksi intensitas cahaya pada warna obyek serta filter frekuensi sebagai tranduser

[r]

Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia kota Bandung (APJI) terdapat 127 perusahaan pelayanan katering yang terdapat di Kota Bandung.. Gama Catering

Auqie, Vally, “Dampak Merger dan Akuisisi pada Abnormal Return dan Kinerja Keuangan Bidder Firm di Sekitar Tanggal Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar

Kenyataan dilapangan perlu adanya peningkatan sumber daya dan peningkatan kapasitas tranportasi secara keseluruhan dalam artian bahwa penigkatan sumber daya disini