HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH
TAWANGKARJO GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
SKRIPSI
Oleh :
QOMARIYAH
NIM. 11404049JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHABAP PRESTASI
BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH
TAWANGHARJO GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN
2005 / 2006
S K R I P S I
Oleh :
OOMARIYAH
MM. 11404049
JURUSAN TARBIYAH
SE K O L A H T IN G G I A G A M A N E G E R I (ST A IN )
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGA AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
S A L A T I G A
J1. Stadion No. 03 Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50721 Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 ( satu) Naskah Hal : Pengajuan Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga
Salatiga , 27 Agustus 2006
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Qomariyah
NIM :11404049
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL
HASANAH TAWANGHARJO GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
Untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
/fie f /v ?
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGHARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006
Nama : Qomariyah
NIM :11404049
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 27 Agustus 2006
Dewan Penguji
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayah-Nya, serta berkat bimbingan Bapak pembimbing, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas menyusun skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs MIFTAHUL HASANAH TAWANGHARJO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006” dengan baik dan lancar.
Skripsi ini merupakan hasil usaha pengembangan pikiran dan penalaran yang didasarkan pada media baik media elektronik (internet) maupun media cetak, pengalaman-pengalaman dan pengetahuan penulis yang diperoleh selama dibangku kuliah, serta didasarkan pada observasi dan penelitian yang telah dilakukan terhadap obyek penelitian. Hasil pengembangan dan pikiran serta penalaran ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau sebagai pertimbangan bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di STAIN Salatiga.
Dengan rasa syukur pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Yth. Suami yang tercinta yang telah memberi pengertian dan bantuan yang berupa tenaga maupun meterial sehingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Yth. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga.
3. Yth. Bapak Dr. H.M. Saerozi, M.Ag selaku Pembantu Ketua I STAIN Salatiga. 4. Yth. Bapak Drs. Kastolani, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
5. Semua pihak baik yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan bantuan berupa modal maupun material kepada penulis.
Tanpa bantuan dari semua pihak di atas, penulis yakin bahwa tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini, kemudian penulis hanya bisa berdoa kepada allah semoga beliau-beliau selalu mendapatkan limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Akhimya arapan penulis “Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis dan bagi semua guru serta bagi dunia pendidikan pada umumnya”.
Purwodadi,
OOMARIYAH NIM. 11404049
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
HALAMAN KATA PENGANTAR... iii
HALAMAN DAFTAR IS I... v
HALAMAN MOTTO ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Rumusan M asalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Landasan Teoritik... 6
1. Kompetensi G u ru ... 6
2. Prestasi Belajar S isw a... 7
F. Hipotesis... 8
G. Metodologi Penelitian... 9
1. Populasi dan Sampel ... 9
2. Variabel Penelitian... 10
3. Definisi Operasional... 11
4. Metode Pengumpulan D ata... 13
5. Teknik Analisis D ata... 15
H. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pengaruh... 18
B. Kompetensi G u ru ... 18
C. Pengertian Guru ... 28
D. Prestasi Belajar... 33
1. Pengertian Prestasi Belajar... 33
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa... 34
3. Aspek-aspek Prestasi B elajar... 39
4. Evaluasi... 40
E. Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa... 42
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Miftahul Hasanah... .' ... 44
1. Historis MTs Miftahul Hasanah... 44
2. Letak Geografis MTs Miftahul Hasanah... 45
3. Keadaan Gedung dan Fasilitas ... 46
4. Struktur Organisasi MTs Miftahul Hasanah a. Pembagian Tugas ... 47
b. Keadaan Guru dan Karyawan... 48
c. Keadaan S isw a... 49
5. Kegiatan Belajar Mengajar... 49
6. Alokasi W aktu... 50
B. Kompetensi Guru 1. Kompetensi Guru dalam menguasai evaluasi pembelajaran... 52
2. Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran ... 53
3. Kompetensi guru dalam menyusun program pengajaran ... 54
4. Kompetensi guru dalam melaksanakan administrasi kelas / pembelajaran dan administrasi sekolah... 55
5. Kompetensi guru dalam menguasai evaluasi pembelajaran... 57
6. Kompetensi guru dalam membimbing sisw a... 58
C. Hasil Angket... 60
BAB IV AN ALISA DATA A. Analisis terhadap kompetensi g u ru ... 63
B. Analisis terhadap prestasi belajar sisw a... 70
C. Analisis terhadap hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar sisw a... 73
D. Uji Tingkat Signifikansi... 75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
B. Saran-saran... 77
C. Penutup... 78 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
MOTTO
1. Berhasil atau gagal adalah bagian dari hidup manusia, tetapi tidak akan ada hasil bila tidak ada usaha.
(Winamo Surakhmad)
2. Seseorang selalu mengalami nilai tambah, dan prestasi nilai tambah itu hanya akan diperoleh melalui pendidikan dan pembudayaan.
(B.J. Habibie)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menjadi sarana yang perlu dikelola secara sistematik dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoretikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia. Pendidikan adalah proses dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang konsisten dan berkesinambungan menuju kearah tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualias peserta didik sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pembangunan yang berwawasan budaya dan lingkungan melalui penata dan pengelola evaluasi serta pengawasan dan pengendaliannya pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan dengan meningkatkan kualitas seluruh komponen pendidikan yang di dalam komponen tersebut salah satu pemegang kunci kesuksesan utama adalah kepala sekolah dan yang kedua adalah seorang tenaga pendidikan yaitu “guru”. Guru dituntut mempunyai kompetensi yang memadai dan harus profesional serta berdedikasi tinggi.
Dalam sejarah pendidikan guru di Indonesia, guru pernah mempunyai status yang sangat tinggi dalam masyarakat, mempunyai wibawa yang tinggi dan dianggap sebagai orang yang serba tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan kelas, tetapi mendidik masyarakat, tempat bagi masyarakat untuk bertanya, baik untuk memecahkan masalah pribadi maupun masalah sosial. Namun kewibawaan guru mulai memudar sejalan dengan
2
kemajuan zaman, perkembangan ilmu, teknologi dan kepedulian guru yang meningkat tentang imbalan atau jasa.
Perjalanan jabatan guru dari masa kemasa senantiasa berkembang. Dulu ketika kehidupan sosial budaya belum dikuasai oleh hal-hal yang materialistik, \ pandangan masyarakat cukup positif terhadap jabatan atau profesi guru. Komunitas guru sebagai prototipe manusia yang patut dicontoh teladani merupakan pencerminan nilai-nilai luhur yang sangat lekat dianut oleh masyarakat. Kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dewasa ini menuntut kualitas guru yang makin baik. Sedikitnya 50 persen guru di Indonesia tidak memiliki kualitas sesuai Standardisasi Pendidikan Nasional (SPN). Untuk itu perlu dibangun landasan kuat untuk meningkatkan kualitas guru dengan standardisasi rata-rata bukan standardisasi minimal.
Saat ini baru 50 persen dari guru se Indonesia yang memiliki standardisasi dan kompetensi. Kondisi seperti ini masih dirasa kurang. Sehingga kualitas pendidikan kita belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu guru harus mempunyai kompetansi.
3
kompetensi guru pada setiap satuan pendidikan (TK, TKLB, SD, SDLB, SLTP, SLTPLB, SMU dan SMK) .*
Berpijak Undang-Undang di atas maka standardisasi kompetensi guru akan diarahkan untuk menyusun peta kemampuan guru secara keseluruhan, dalam rangka menyusun program pembinaan tindak lanjut pada tahap ini, hasil pemetaan kemampuan guru juga akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun program pelatihan peningkatan kemampuan guru yang didasarkan pada kebutuhan.
Kompetensi guru merupakan salah satu dari komponen yang harus dimiliki oleh setiap guru daiam jenjang pendidikan apapun. Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Guru yang baik adalah guru
yang terus menerus berusaha memperluas wawasan apakah wawasan itu wawasan umum maupun wawasan mengenai bidang studinya. Guru seharusnya mampu menghidupkan kurikulum sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan ketrampilan dasar sekaligus meningkatkan ketrampilan berfikir serta menumbuhkan dan meningkatkan kualitas pribadi anak.
Kompetensi guru dan berkualitas guru sangat penting, karena dari sinilah muncul tanggung jawab profesional sekaligus menjadi inti kekuatan profesional dan kesiapan untuk selalu mengembangkan diri. Tugas guru adalah merangsang potensi peserta didik dan mengajarnya supaya belajar. Dengan adanya siswa belajar maka prestasi belajar anak akan tercapai. Supaya prestasi
4
anak itu tercapai dengan baik, maka tugas guru adalah merangsang, membina dan menjerumuskan belajar sedemikian rupa sehingga timbul hasil yang direncanakan, dan seorang guru dapat menciptakan kegagalan menjadi sumber pendorong maju yang realistik adalah guru yang berhasil membentuk sumber kekuatan positif yang luar biasa pada muridnya.
Dari uraian dan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenaran konsep di atas dengan melakukan penelitian di MTs Mifitahul Hasanah Tawanghaijo Grobogan dengan mengambil judul “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA, TAHUN PELAJARAN 2005/2006”.
B. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok- pokok masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah variasi kompetensi guru MTs Miftahul Hasanah Tawanghaijo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ?
2. Bagaimana variasi prestasi belajar siswa MTs Mifitahul Hasanah Tawanghaijo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok yang ingin dicapai dalam penelitian ini pada hakekatnya adalah jawaban dari rumusan masalah yaitu :
1. Untuk mengetahui variasi kompetensi guru MTs Mifitahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.
2. Untuk mengetahui variasi prestasi belajar siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.
3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar anak. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberi manfaat secara teoretik maupun secara praktis, yaitu :
1. Secara teoretik diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.
6
E. Landasan Teoretik
1. Kompetensi Guru
Kompetensi artinya kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu2 Guru berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.3 Guru adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan diangkat oleh pejabat yang berwenang sebagai calon pegawai / pegawai negeri dan dipekerjakan pada suatu jenis sekolah dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Agama dengan tugas pokok mendidik dan mengajar murid atau mahasiswa secara terus menerus.4 Guru adalah orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, guru adalah. semua petugas yang terlibat dalam tugas-tugas pendidikan. Guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru. Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik,' sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, budaya, keilmuan.5
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan faktor dominan dalam menentukan keberhasilan belajar anak sehingga guru bukan hanya sekedar memberi ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya akan tetapi dia seorang tenaga profesional yang menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi serta dapat menjadikan
murid-2 Tim penyusun kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, him. 453
3 Ibid., him. 364.
4 Moekijat, Kamus Pendidikan dan Pelatihan, Mandar Maju, Bandung, 1993, him. 13.
5 Safrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 7.
7
muridnya menjadi murid yang berprestasi. Jadi prestasi anak akan terwujud bila seorang guru mempunyai kompetensi atau kemampuan profesional guru dalam mengajar dan mendidik.
2. Prestasi Belajar Anak
Bicara tentang bahasan prestasi belajar banyak pakar pendidikan yang mencoba untuk memberikan batasan-batasan pengertian prestasi belajar, hal ini dimaksudkan supaya dapat dengan mudah untuk memahami pengertian prestasi belajar tersebut.
Prestasi menurut WJS. Purwodarminto adalah bahwa istilah yang telah dicapai (dilakukan dan dikerjakan).6 Prestasi menurut Vius apartanto adalah hasil yang telah dicapai.7 8 Prestasi menurut Nana Sudjana adalah
o tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dicapai oleh siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan, bahwa prestasi adalah suatu hasil yang nampak yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti pelajaran atau latihan tertentu.
Belajar menurut R. Gagne adalah usaha untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan dari proses pengajaran. Belajar adalah perubahan-perubahan tingkah laku akibat pengalaman-pengalaman yang disengaja atau akibat dari proses belajar.9
6 WJS. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1988, him. 768. 7 Vius Apartanto, Kamus Ilmiah Populer, Arkala, Surabaya, 1994, him. 623.
8 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Argensindo, Bandung, 2000, him. 76.
8
Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa prestasi belajai adalah “hasil yang telah dicapai sebagai akibat dari suatu perubahan pengalaman yang disengaja pada masa tertentu”.
Prestasi belajar anak terbentuk dari belajar pada tempat dan waktu
yang telah ditentukan dan direncanakan oleh seorang guru yang telah
mentransfer ilmu pengetahuannya kepada anak dan melalui proses belajar
mengajar. Pengetahuan tersebut bisa berupa teoretik maupun praktik. Secara
praktik anak mampu merespon apa yang telah disampaikan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar.
F. Hipotesis
Hipotesis menurut Suharsini Arikunto adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.10
Hipotesis menurut Sutrisno Hadi yaitu : dugaan sementara yang mungkin benar
atau mungkin salah.11 Winamo Surachmad memberikan batasan bahwa
hipotesis adalah suatu kesimpulan yang belum final, yang harus masih
dibuktikan kebenarannya.12
10 Suharsini Arikunto, Prosedur Penilaian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, him. 67.
11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research /, Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, him. 63.
12 Winarno Surachmad, Dasar-Dasar dan Teknik Research, CV Trasito, Bandung, 1987, him.
9
Dari ketiga pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang akan diuji melalui penelitian.
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan positif antara kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa di MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada hubungan antara kompetensi guru teradap prestasi belajar siswa di MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006
G. Metodologi Penelitian
1. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi penelitian
• 1 *1
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau universe.13 14
Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenahi hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup semua murid MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 yang berjumlah 80 siswa.
13 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pendidikan Praktek, Bina Aksara, Jakarta, 1987, him. 115.
'
10
b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Menurut Suharsini Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.15 Sutrisno Hadi berpendapat sebagian dari populas disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.16
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek peneliti. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Berdasarkan dari pendapat Suharsini Arikunto yaitu, jika subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, sesuai kemampuan.
Untuk menghemat waktu, tenaga dan dana, maka penulis menetapkan besamya sampel kurang lebih 40 % dari besarnya populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional
random sampling, karena sesuai dengan keadaan populasi yaitu siswa
kelas III MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo yang jumlah siswanya 30 dan untuk mempermudah penelitian penulis mengkhususkan pada semester II.
15 Suharsini Arikunto, op.cit., him. 117.
11
2. Variabel Penelitian
Ada dua variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu kompetensi guru variabel bebas dan diberi simbol X. sedangkan prestasi belajar anak sebagai variabel terikat diberi simbol Y.
3. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahfahaman dan kesimpangsiuran dalam penafsiran maka perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini yaitu :
a. Hubungan
Hubungan dari kata dasar hubung, artinya bersambung atau berkaitan (yang satu dengan yang lain).17 Yang dimaksud kata “hubungan” disini adalah adanya hubungan antara kemampuan / kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.
b. Kompetensi guru
Kompetensi guru disini adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki guru yang berhubungan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar atau kompetensi dasar yang kaitannya dengan tugas mengajar di kelas (profesional).
Indikator kompetensi guru meliputi:
1) Kompetensi guru dalam menguasai bahan atau materi pelajaran. 2) Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
3) Kompetensi guru dalam menyusun program pengajaran.
4) Kompetensi guru dalam melakukan administrasi kelas / pembelajaran dan administrasi sekolah.
12
5) Kompetensi guru dalam menguasai evaluasi pembelajaran. 6) Kompetensi guru dalam membimbing siswa.
c. Prestasi Belajar Anak
Pembentukan nilai yang teijadi tanpa disadari terjadi juga secara sistematik melalui proses belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembentukan nilai-nilai terjadi melalui 3 jalur
yaitu:
1) Imitasi : meniru cara-cara orang lain dan penilaiannya yang bisa menambah “harga diri” dan “penghargaan” orang lain terhadap
dirinya.
2) Identifikasi : mengambil keputusan, pendapat, penilaian orang lain yang dikaguminya dan dijadikan pandangan dan sistem penilaian dirinya sendiri.
3) Belajar secara aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah :
berbagai nilai akan diambil melalui beberapa pelajaran. Sikap guru dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan memotivasi kepada anak adalah salah satu cara untuk membentuk anak kepada
prestasi belajar yang baik.
Indikator prestasi belajar anak. Penulis merujuk pada dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan prestasi anak yang ada pada sekolah yaitu daftar nilai semester atau raport.
18
13
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
a. Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.19
Sesuai dengan variabel penulis menggunakan metode angket sebagai metode pokok dalam penggalian data. Metode angket ini
berguna untuk memperoleh informasi tentang hubungan kompetensi guru terhadap prestasi belajar anak.
Bentuk angket dibuat tertutup sehingga tidak memberi peluang
kepada siswa mengisi secara bebas. Pertanyaan sudah tersedia jawabannya dan siswa memilih sesuai dengan keadaan yang dialami. Angket tertutup memudahkan dalam menganalisis data yang dihimpun. Tehnik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar anak dengan responden siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan.
Angket bersifat tertutup (close form) maksudnya setiap siswa memilih jawaban yang sudah ada dalam angket dan tidak diberi kesempatan
untuk membuat jawaban sendiri.
19
14
Dalam altematif jawaban angket tersebut nilainya adalah sebagai
berikut:
1) Jawaban a : 4 2) Jawaban b : 3 3) Jawaban c : 2 4) Jawaban d : 1
Selanjutnya untuk menentukan tingkat kompetensi guru penulis menggunakan interval dari jawaban siswa sebagai berikut:
Nilai 75-79 sangat kompetensi (A). Nilai 70-74 kompetensi (B).
Nilai 65-69 cukup kompetensi (C). ( "
b. Observasi
Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.20 Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang lokasi sekolah dan pelaksanaan pengisian angket.
c. Dokumentasi dan Wawancara
Data penunjang yang menjelaskan tentang sepintas gambaran global latar belakang siswa kelas III MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan dengan menggunakan wawancara. Data mengenai keadaan sekolah diambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah.
15
5. Teknik Analisis Data a. Analisis Pendahuluan
1) Kompetensi guru
Untuk tingkat kompetensi guru penulis memberi angket pada siswa, setelah memperoleh data penulis hitung dengan statistik rumus mean:
N 2) Prestasi belajar siswa
Untuk mengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa penulis melakukan wawancara dan mengambil dari nilai rapor semester II kelas III MTs Miftahul Hasanah.
b. Analisis Uji Hipotesis
Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dengan teknik presentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan keduanya variabel dianalisis menggunakan teknik Product Moment dengan rumus :
(Zx).(Sy)
Exy-r = N
l x 2 (£x2)
N N
c. Analisis Lanjutan
16
koefisien korelasi diperoleh besar dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, artinya ada hubungan positif antara variabel x dengan variabel y, yang berarti hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima. Sebaliknya, apabila nilai r hasil koefisien diperoleh lebih kecil dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah non signifikan. Artinya tidak ada hubungan positif antara variabel x dengan variabel y yang berarti hipotesis yang penulis ajukan ditolak.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi disusu dalam lima bab, yang secara sistematis, dapat dijabarkan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Menjelaskan pokok-pokok permasalahan yang menjadi landasan kerja awal penelitian yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi. Bagian ini merupakan kerangka dasar yang menjadi pangkal pijak dan mengarahkan aktivitas penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab III : Laporan Hasil Penelitian
Bab IV :
Bab V :
Memaparkan hasil penelitian di lapangan Deskripsi Global lokasi penelitian di jelaskan pada bab ini untuk dapat mencari garis penghubung antara latar (setting) yang meliputi keadaan yang ada. Analisa Data
Tahap analisis data mencakup klasifikasi data, tabulasi perhitungan frekuensi dan prosentase untuk menjawab pokok masalah pertama dan kedua. Sedangkan pokok masalah ketiga yaitu hubungan kompetensi guru terhadap prestasi belajar anak digunakan analisis statistik dengan ramus korelasi product moment.
Kesimpulan dan Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Hubungan
Keberhasilan pendidikan siswa tidak lepas dari pengaruh beberapa faktor pendukung, diantaranya kerjasama sekolah dengan orang tua, guru, siswa, masyarakat, sarana prasarana yang memadai, metode, sumber kurikulum dan minat belajar siswa. Pengaruh yang paling dominan diantaranya yang dan telah dijelaskan yaitu guru. Kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pembimbing.
“Hubungan” berasal dari kata hubung artinya bersambung atau berkaitan
(yang satu dengan yang lain).1
Jadi hubungan menurut penulis adalah berkaitan antara benda yang satu dengan yang lain atau berkaitan antara seseorang dengan orang lainnya.
B. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu.2 Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.3 Ricards (2001) menyebutkan bahwa istilah kompetensi mengacu kepada perilaku yang dapat diamati yang
1 Wjs. Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1988, him. 623.
2 Tim Penyusun Kamus, Pus at Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka; Jakarta, 1993, him. 453.
19
diperlukan untuk memutuskan kegiatan sehari-hari dengan berhasil.4 Kompetensi adalah kemampuan sinergis dari beberapa domain : pengetahuan (penguasaan dan penerapan), ketrampilan sikap dan nilai yang diaktualisasikan
dalam kehidupan.5
Menurut Dewi Salma kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai dasar
/
untuk melakukan sesuatu.6 Kompetensi menurut Siskandar dan Buku Standar /
Kurikulum Nasional Pendidikan Keagamaan, bahwa kompetensi adalah pengetahuan ketrampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam berfikir dan
bertindak.7
Istilah kompetensi dalam KBK adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.8
Kompetensi menurut Surya adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang baru ada dalam diri guru agar dapat menjabab kinerjanya profesional
secara tepat dan efisien.9
4 W W W .Puskur.net, 25 April 2006.
5 Buletin Pusat Pembukuan Depdiknas, Vol. 10, 2004, him. 23
6 Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Tehnologi Pendidikan, Prenada Media, Jakarta, 2004, halm. 356.
7 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Prenada Media, Jakarta, 2004, him. 48 8 Puskus, op.cit.,
20
Dari beberapa pengertian di atas penulis simpulkan kompetensi adalah
merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar seseorang atau guru yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, merasa, dan bertindak.
Kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab guru merupakan sebagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kata
“profesional” erat kaitannya dengan kata “profesi”. Profesi adalah pekerjaan
yang untuk melaksanakannya memerlukan sejumlah persyaratan tertentu.10 Definisi di atas menurut pendapat penulis menyatakan bahwa suatu
profesi menyajikan jasa yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang hanya
difahami oleh orang-orang tertentu yang secara sistimatik diformulasikan dan
diterapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu contoh adalah
profesi guru.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab seorang guru
dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru.
Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar
tugasnya sebagai pendidik dapat dilaksanakan dengan baik.
X 0 “i f J * S
\ " " \
i V - . ' t ' ' * . V <# >
' W
^ 3&
CM
Artinya : Allah meninggikan derajat orang yang beriman dari pada kamu
sekalian dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. (A1
Mujadalah : 11)11
10 WWW. Damandiri.or.id, 7 Mei 2006.
21
Kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang guru. Kemampuan tersebut harus standarisasi. Adapun standar kompetensi lulusan dan sertifikasi kompetensi diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.12 Standarisasi kompetensi guru yang dimaksud adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayak menduduki salah satu jabatan fungsional guru, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya.13 Kompetensi guru (teac competency) merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.
Glasser dalam Nana Sujana mengemukakan empat jenis kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar dan tingkah laku manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya, (c) memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri dan teman sejawat serta bidang ilmunya, (d) ketrampilan mengajar.14
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai pengajar yang dilakukan secara bertanggung jawab dan layak.
Nana Sujana, A. Muri Yusuf dan Rohman Natawidjaja dalam makalah mereka kompetensi yang harus dimiliki seorang staf pengajar atau guru yang sangat erat kaitannya dengan tugas mengajar di kelas (profesional) yaitu : (a) menguasai bahan yang diajarkan, (b) mengelola program belajar mengajar, (c) mengelola kelas, (d) menggunakan media / sumber, (e) menguasai landasan pendidikan, (f) memberi prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (g)
12 Buletin, op.cit., him. 9.
22
mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolab, (h) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dan (i) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.15
Berdasarkan paparan para masing-masing ahli dapat penulis simpulkan
tentang kompetensi guru yang berkaitan dengan tugas mengajar yaitu :
1. Kompetensi guru dalam menguasai bahan atau materi pelajaran
a. Menguasai materi kurikulum
Robert Gagne menegaskan, bahwa kurikulum adalah sekwensi isi
dan bahan pengajaran yang didiskripsikan sedemikian rupa sehingga
pembelajaran setiap unitnya dapat diselesaikan sebagai sebuah satuan
utuh, dan masing-masing unit tersebut juga mendeskripsikan kapasitas
(kompetensi) siswa yang harus dikuasai.16
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bisa menjawab tuntutan perkembangan yang ada. KBK terpusat pada siswa, maksudnya dalam penyajian disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa melalui pembalajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.17
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan seorang guru harus menguasai isi kulum yang di dalam materi tersebut terdapat bahan pengajar dan bahan pengajar tersebut harus sesuai dengan perkembangan siswa sehingga siswa senang belajar.
15 Syafrudin Nurudin dkk, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Press, Jakarta, 2003, him. 79
23
2. Kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran
a. Menyusun rencana pembelajaran tahunan, semester dan mingguan
Dalam menyusun rencana pembelajaran seorang guru harus mengetahui program tahunan, program semester, supaya dalam penyampaian materi pelajaran terarah dan sesuai dengan tujuan.
b. Terampil mengelola kelas
Istilah pengelolaan kelas sebagai cara menciptakan ketertiban. Bukti dipakai istilah tersebut guru banyak yang cemas terhadap pengendalian situasi kelas, guru tidak mau kehilangan muka di kelas. Mereka harus mendapat perhatian dari siswa-siswanya jika menghendaki pengajaran berhasil. Perhatian siswa yang bandel hampir tidak mungkin disusun, maka metode pengelolaan kelas yang tepat yang harus dicari.
Bidang pengelolaan kelas merupakan salah satu bidang pendidikan yang masih kurang sekali diselidiki dengan seksama. Meskipun demikian guru masih dapat bersikap empiris dalam menghadapi kenakalan-kenakalan siswa, baik yang sedang maupun yang
• 18
mungkin terjadi.
Di era demokrasi saat ini, kekuatan guru bukan pada posisi sebagai penguasa kelas, tetapi pada kecakapan, kemampuan keilmuan serta pada kemampuan mereka mengelola kelas sehingga siap belajar secara efektif.18 19
18 James Popham, dkk, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, him.
24
Dari uraian diatas penulis berpendapat, bahwa seorang guru dalam mengelola kelas harus dengan cara demokrasi dan apabila ternyata secara demokrasi terpaksa tidak bisa maka menggunakan dan menetapkan aturan- aturan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
3. Kompetensi guru dalam menyusun program pengajaran a. Menetapkan tujuan
Suatu pernyataan yang jelas dari pada tujuan-tujuan akan merupakan dasar pokok bagi pemilihan metode dan bahan pengajaran
20
serta memiliki alat-alat untuk menilai apakah pelajaran itu berhasil. b. Memilih dan mengembangkan bahan, strategi, media, metode, dan
sumber belajar
Bahan atau mated pengajaran dapat direncanakan dengan melalui silabus, buku pedoman atau buku pegangan bagi guru dan siswa yang tersedia di sekolah diajarkan.20 21 Tujuan guru dalam
mengembangkan bahan dalam memilih bahan pelajaran guru mempertimbangkan manfaat bagi pencapaian tujuan pengajaran siswa, keserasian dengan kemampuan psikis dan fisik siswa, tepat waktunya untuk diajarkan, bahan pelajaran tidak bertentangan dengan situasi, kondisi, dan kepentingan masyarakat sekitar, bahan dikuasai dan dipahami guru.22
20 Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Bima Aksara, Jakarta, 1986, him. 43.
21 Hidayat Sutopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, him. 144.
25
Strategi adalah salah satu cara menentukan bagaimana mengajar dan penyampaian yang baik yang dapat diterima oleh siswa. Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran.23
Jadi strategi pembelajaran menurut pendapat penulis, strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh instruktur dengan sengaja agar siswa difasilitasi dalam pembelajaran.
Media pedidikan diartikan suatu benda yang dapat dijangkau oleh panca indra (terutama penglihatan dan pendengaran).
Metode mengajar. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pengajaran yang serasi dengan tujuan mengajar.
Menetapkan sumber belajar. Sumber belajar ada dua yaitu insani dan nonsani.
4. Kompetensi guru dalam melakukan administrasi kelas / pembelajaran dan administrasi sekolah.
a. Mengisi absensi kelas
Setiap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang pertama dilakukan oleh guru adalah mengabsen siswa, dengan tujuan untuk mengetahui siswa yang masuk dan yang absen. Dalam hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
26
b. Mengisi jumal siswa
Di dalam kelas pasti ada jumal, guru diharap untuk melaksanakan disiplin kerja dalam administrasi yaitu pengisian jumal yang telah disiapkan sekolah.
Tujuan pengisian jumal yaitu untuk mengetahui secara global materi-materi yang telah atau pemah disampaikan kepada siswa.
c. Administrasi sekolah
Administrasi sekolah adalah proses kerjasama sejumlah personil dalam rangka memanfaatkan sumber-sumber material dam finansial untuk mencapai tujuannya sesuai dengan jenis dan jenjangnya masing- masing.24 25
Administrasi pendidikan / sekolah adalah semua rangkaian sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar seperti mengenai urusan policy dan sebagainya sampai usaha terkecil dan sederhana seperti menjaga sekolah.
Dari pendapat di atas penulis berpendapat, guru merupakan salah satu pelaku kegiatan di sekolah, maka ia dituntut untuk mengenai tempat kerjanya sehingga mudah bisa melaksanakan administrasi sekolah.
5. Kompetensi gum dalam menguasai evaluasi pembelajaran. a. Menggunakan hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
Evaluasi adalah suatu proses yang sangat penting dalam proses pendidikan. Evaluasi berada pada area yang sama, yakni upaya mengetahui perubahan. Perubahan perilaku siswa setelah mereka belajar, atau pemahaman-pemahaman kompetensi siswa dengan proses
27
pembelajaran yang telah mereka lalui. Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan evaluasi berguna bagi seorang guru yaitu untuk mengetahui tingkat kemajuan, perkembangan siswa dalam satu periode tertentu. Hasil penilaian dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki kemajuan setiap individu siswa.
6. Kompetensi dalam bimbingan siswa
a. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
Kesulitan belajar siswa perlu dicari sebab-sebabnya dan ditanggulangi melalui usaha-usaha perbaikan. Kesulitan siswa ini sebab- sebabnya terletak pada kurang dikuasainya secara mantap isi pelajaran tertentu dan dengan demikian usaha perbaikannya berkisar pada pemantapan isi pelajaran itu.
b. Melaksanakan bimbingan pada siswa berbakat
Bimbingan guru terhadap siswa berbakat adalah memotivasi atau mendorong siswa, mengarahkan siswa supaya bakat yang dimilikinya berkembang dengan cara memupuk bakat siswa dengan memberi fasilitas yang telah tersedia.
c. Melakukan pengayaan dan remidi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, setelah akhir kegiatan pembelajaran guru mengadakan evaluasi guna untuk mengetahui sejauhmana materi yang diserap oleh siswa dalam KBM. Ternyata ada siswa yang memperoleh prestasi yang baik / memperoleh nilai sesuai standar guru. Langkah guru memberi pengayaan terhadap siswa yang 26
28
berhasil. Siswa yang mengalami kegagalan memperoleh nilai yang telah ditentukan oleh guru, maka siswa tersebut diwajibkan mengikuti remidi atau mengulang supaya anak paham dan menguasai materi yang telah disampaikan.
C. Guru
Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus.27 28 Guru adalah orang yang mampu melakukan ketrampilan-
ketrampilan.
UU 20 / 2005 tentang guru dan dosen serta PP 19 / 2005 tentang standarisasi pendidikan, seorang harus memiliki syarat-syarat sehingga layak
dipandang sebagai guru profesional, salah satu syarat tersebut guru harus memiliki sertifikasi atau semacam liesensi dari pemerintah pusat atau dari pengawas tinggi tertentu yang terakriditasi.29
Profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal :
1. Guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.
2. Guru menguasai secara mendalam bahan / mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya kepada para siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan.
27 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Mandar Maju, Bandung, 1991, hlm.40.
29
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai tehnik evaluasi, mulai cara pengamatan, dan perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
4. Guru mampu berfikir sistimatis tentang apa yang akan dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang dilakukan. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus taliu mana yang benar dan yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.
5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinnya.30
Ciri diatas amat sederhana dan praktis. Namun justru kesederhanaan
akan membuat sesuatu lebih mudah dicapai. Hal ini berbeda kalau kita bicara
tentang profesionalisme guru yang cenderung idial dalam menetapkan kriteria
dan ciri, sebagaimana yang penulis uraikan diatas. Guru yang profesional tidak
hanya tahu tugas, peranan dan kompetensinya. Namun dapat melaksanakan apa-
apa yang menjadi tugas dan peranannya, dan selalu meningkatkan
kompetensinya agar tercapai kondisi proses belajar mengajar yang efektif dan
tercapai tujuan belajar secara optimal.
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik
di sekolah maupun di luar sekolah, ini berarti guru minimal memiliki dasar-
dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan
30
30
tugas. Untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila
guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-cara
mengajar, maka guru akan gagal menunaikan tugasnya. Sebelum berbuat lebih
banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, kompetensi mutlak
dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan atau ketrampilan dalam
mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian kompetensi guru berarti
pemilikan pengetahuan keguruan, dan pemilikan ketrampilan serta kemampuan
sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.
Tinggi rendahnya mutu pendidikan tak dapat dielakkan, salah satu penentunya adalah guru. Guru yang profesional dengan kinerja maksimal,
totalitas, dedikasi, dan loyalitas pengabdian dijadikan sebagai tumpuan untuk mengubah wajah pendidikan menjadi cerah sumpringah sehingga terbentuk output-output pendidikan yang menjadi harapan bangsa sebagai sumber daya berkualitas.31 *
Gambaran bahwa mutu pendidikan dipengaruhi oleh mutu sember daya
manusia yaitu mutu siswa dan mutu guru. Terbukti dengan adanya gambaran yang menjelaskan tentang mutu pendidikan kita dari 107 negara, kita berada diurutan 102, dan untuk tingkat Asia dari 47 negara, posisi kita ada diangka 41. sedangkan sumber daya manusia dari 175 negara kita menempati diurutan 112 dan di Asia Tenggara dari 10 negara kita berada pada urutan ke 7.j2
31 32
31
Dari data statistik Humen Development Index (HDI) mutu guru di Indonesia masih jauh dari memadai terdapat 60 % guru SD, 40 % guru SLTP, SMA 43 %, SMK 34 % dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2 % guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Dengan demikian, kualitas SDM kita adalah urutan 109 dari 179 negara di dunia.33
Persoalan yang sama bahkan dengan kondisi yang lebih parah terjadi di
lingkungan Departemen Agam sebanyak 60 % guru madrasah (MI, MTs dan MA) tidak memiliki kualifikasi yang memadai sebagai guru sebanyak 20 % guru “salah kamar” yaitu mengajar di luar keahliannya, dan seluruh guru hanya 20 % yang layak dari segi kualifikasi pendidikannya.34
Guru memegang peranan amat penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan, guru mempunyai posisi yang strategis dalam upaya pengembangan bangsa, sejalan dengan tugas utamanya sebagai pendidik di sekolah, guru melakukan tugas-
tugas kerja pendidikan dalam bimbingan, pengajaran, dan latihan.35
✓
( t r '
o
Artinya: Maka tanyalah kepada orang-orang ahli pengetahuan bila kamu
tidak tahu (Q.S. N ahl: 43)36
33 WWW. Pikiran-Rakyat. Com, 25 April 2006.
34 Fasli Jalal, dkk, Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta, 2001 him. 262.
35 Mohamad Surya, op.cit., him. 206.
32
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan mutu dan kualitas guru sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang berkualitas dan profesional mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan dapat menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan.
Menurut penulis, mutu, kemampuan, dan kualitas guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri maupun secara bersama ikut berperan menentukan tercapainya kinerja guru yang maksimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu, kemampuan, (kompetensi) dan kualitas guru yaitu:
1. Faktor internal yaitu faktor dari dalam guru, loyalitas pengabdian dan komitmen kerja guru. Tanpa adanya loyalitas pengabdian dan komitmen kerja guru, mutu, kemampuan (kompetensi) dan kualitas guru tidak akan terwujud.
2. Konpensasi
Konpensasi adalah semua pendapat yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sesuai imbalan jasa atau jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Kompensasi merujuk kepada bentuk upah atau imbalan yang berlaku dan muncul dari pekerjaan mereka.
Kompensasi yang diberikan kepada guru sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja guru, motivasi kerja, dan hasil kerja. Apabila kompensasi yang diberikan dengan mempertimbangkan standar kehidupan 37
33
normal dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan guru maka dengan sendirinya akan mempengaruhi semangat kerjanya, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas setiap pekerjaan yang dilakukan. Hal ini karena tujuan-tujuan bekerja guru banyak dipengaruhi oleh terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan minimal kehidupan guru dan keluarganya. Dengan demikian dampaknya adalah meningkatnya perhatian guru secara penuh terhadap
profesi dan pekerjaannya. Jika kompensasi yang diberikan semakin besar sehingga kepuasan kerjanya semakin baik, dan apabila kompensasi yang diberikan sedikit tidak memenuhi kebutuhan maka belitan kebutuhan hidup
sehari-hari yang tidak tercukupi dengan gaji selama satu bulan telah membuat mereka secara kreatif mencari uang tambahan dengan berbagai cara misalnya menjadi tukang ojek di luar jam mengajar, membuka warung di rumah, membuka les dan sebagainya sebagai ajang bisnis di sekolah.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
a. Menurut WSS. Poerwodarminto dan Sudarsono yang dimaksud adalah
• • t o
asil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan.
b. Belajar menurut H.M. Arifin adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu.38 39
38 Wjs. Purwodarminto, op.cit., him. 768.
34
c. Para ahli E.R. Guthrie berpendapat bahwa belajar itu sebenarnya adalah perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman yang diperoleh dari akibat belajar seseorang, dan perubahan tersebut bukan karena disebabkan o!eh tendency (kecenderungan) tabiat yang otomatis membawa perolehan, misalnya faktor kelelahan yang membawa perubahan tingkah laku orang yang lelah.40
d. Prof. Dr. Winarno Surakhmad
Belajar adalah mengalami berarti menghayati sesuatu aktual penghayatan mana akan menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak murid. Pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan (pematangan, pendewasaan) pola tingkah laku, perubahan di dalam sistem nilai, dai dalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian) serta di dalam kekayaan informasi.41
e. Nana Sujana. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu.42
Menurut pendapat para ahli di atas penulis simpulkan, bahwa proses
belajar adalah suatu hasil yang nampak akibat faktor-faktor yang diperoleh
melalui usaha yang disengaja yang berupa kegiatan belajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Belajar sebagai suatu aktifitas yang berlangsung melalui proses, sehingga akan terpengaruhi oleh beberapa faktor.
40 Ibid., him. 163.
41 Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan Tehnik Metodologi Pengajaran, Tarsito, Bandung, 1986, him. 67.
42 Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2000, him. 28.
35
Drs. Ngalim Purwanto, berkata : Faktor yang mempengaruhi belajar
ada dua yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut
faktor individu dan faktor-faktor yang ada di luar individu yang disebut
faktor sosial.43 44
Di samping itu, masih ada faktor lai yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang. Sebagai mana sesuai dengan yang telah
diikhtisarkan oleh Drs. Ngalim Purwanto, yaitu :
"Luar
36
Untuk lebih jelasnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar, penulis akan mencoba untuk menguraikan faktor- faktor tersebut secara singkat:
Faktor Alam
Yang dimaksud faktor alam disini diantaranya : a. Keadaan udara
b. Suhu c. Cuaca d. Waktu
e. Tempat (letak gedungnya) - Faktor Sosial
Yaitu segala yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar atau* hasilnya yang berasal dari atau berhubungan dengan manusia, seperti : motivasi keluarga, perhatian orang tua, teman belajar dan orang yang dihormati (disegani) orang yang dicintai dan sebagainya.
37
Faktor Instrumental
Yaitu segala fasilitas pendidikan yang kesemuanya diharap dapat saling menunjang demi tercapainya hasil belajar yang diinginkan. Untuk itu guru atau pengajar dalam menyampaikan pelajaran harus sesuai dengan kurikulum dan GBPP yang telah disediakan, begitu juga dengan buku-buku panduan guru harus sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Jadi faktor instrumen merupakan faktor yang sangat menunjang demi keberhasilan belajar maupun hasil belajar.
Faktor Fisiologis
Yaitu faktor kondisi jasmani yang pada umumnya dapat mempengaruhi aktifitas belajar, keadaan jasmani yang sehat akan berbeda dengan keadaan jasmani yang sering sakit-sakitan. Keadaan jasmani yang lemah akan kurang semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga hasil belajarnya juga akan kurang baik. Hal-hal penting yang kaitannya dengan kondisi jasmani ada dua :
1. Cukup nutrisi, karena kurangnya kadar makanan yang dibutuhkan oleh tubuh akan mengakibatkan merosotnya kondisi jasmani, hal ini menyebabkan seseorang dalam kegiatan belajarnya akan cepat mengantuk, lemah, lesu, sehingga mengurangi gairah untuk kerja. 2. Beberapa penyakit yang kronis misalnya pilek, sakit gigi, batuk dan
yang sejenisnya sangat mempengaruhi kegiatan belajar kadang- kadang penyakit ini sering diabaikan, tetapi kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari penyakit-penyakit tersebut sering menyerang orang dan sangat menganggu kegiatan belajar 45
38
Keadaan fungsi jasmani lain termasuk panca indra, panca indra dapat diumpamakan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh dari luar keadaan tubuh seseorang yang sedang belajar maka baik tidaknya panca indra merupakan syarat untuk dapat atau tidaknya seseorang melakukan belajar dengan baik.
Dalam sistem persekolahan dewasa ini panca indra yang memegang peranan penting dalam belajar adalah panca indra yang untuk itu maka kewajiban bagi setiap penduduk untuk menjaga baik secara prefentif kuratif agar panca indra tersebut dapat berfungsi dengan baik.46
Jadi apabila ada panca indra yang tidak sehat khususnya mata dan telinga, maka seseorang dalam mengikuti proses belajar mengajar akan mengalami gangguan pula.
Faktor Psykologis Dalam Belajar
Faktor ini merupakan pendorong kegiatan belajar sekaligur menjadi alasan mengapa orang melakukan belajar.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
lebih maju.
c. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu.
46
39
d. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
e. Adanya ganjaran atau hukuman sesuai akibat dari pada belajar.47 48 3. Aspek-aspek Prestasi Belajar
Ada tiga aspek yang dapat menentukan baik atau tidaknya prestasi belajar yaitu:
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif yang dimaksud disini adalah merupakan aspek yang kaitan dengan pengetahuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan-kemampuan kognitif akan tetap merupakan faktor yang penting dalam kegiatan belajar siswa dan mahasiswa.
Dengan demikian jenis prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif ini adalah berupa pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan proses belajar mengajar. Hasil belajar aspek kognitif ini adalah sebagai hasil perubahan dimana anak yang semula tidak tahu menjadi tahu dan semula tidak bisa menjadi bisa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif mempunyai sarana pokok yaitu suatu perubahan batin atau rohani anak didik yang menyangkut bidang nilai sikap dan keyakinan terhadap suatu pengetahuan yang telah mereka terima dari seseorang pendidik.
47 Ibid, him. 257.
40
Aspek afektif meliputi aspek-aspek kejiwaan / psikologis dan mencakup berbagai jents ragam kehidupan / kawasan yang melekat pada orang perorangan maupun kolektif serta dalam sifat nilai riil-instrinsik.49 c. Aspek psikomotorik
Sebagai mana telah diketahui bahwa hasil belajar yang berbentuk aspek psikomotorik ini adalah berupa hasil belajar pada aspek psikomotorik ini berupa suatu ketrampilan (skill) yang nyata diperlihatkan siswa setelah mereka mengikuti proses belajar mengajar.
4. Evaluasi
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu adanya alat ukur yang digunakan di sekolah, alat ukur tersebut adalah evaluasi.
Yang dimaksud evaluasi yaitu : mengetahui, menentukan kualitas atau nilai dari belajar.
Menurut Drs. N. Chabib Thoha, M.A.
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya di bandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.50
- Menurut Jahja Chohar
Evaluasi adalah suatu usaha menetapkan nilai yang terdapat di dalam proses belajar mengajar yang terlihat pada hasil yang dicapai pelajar.51 Dari pengertian di atas penulis dapat simpulkan arti evaluasi penentuan hasil belajar siswa di dalam mengikuti proses belajar mengajar.
49 A. Kasasih Jahiri, dkk, Seri Metodologi dan PBM, Jurusan IPS FKIS IKIP, Bandung, 1982, him. 19.
50 M. Thoha, M.A, Tehnik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm .l.
41
- Alat-alat Evaluasi
Supaya evaluasi dapat mencapai hasil yang baik sebelunya harus mengetahui alat evaluasi yang tepat. Dalam garis besar alat evaluasi di golongkan menjadi 2 yaitu : test dan non test,
a. Test
Tes adalah alat yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ebrdasarkan obyek
pengukurannya secara umum test di bagi menjadi dua yaitu : a) Test Kepribadian
Yang termasuk dalam test kepribadian yaitu : 1) Pengukuran sikap
2) Pengukuran minat
3) Pengukuran bakat 4) Test intekegansi. b) Test Hasil Belajar
Adapun yang termasuk test hasil belajar yaitu : 1) Test penempatan
2) Testformatif 3) Test diagnostik
4) Test sumatif (akhir).52 53
42
b. Non Test (bukan tes)
Non tes dipakai untuk mengadakan evaluasi tingkah laku, sifat-sifat, sikap, minat, pendapat dan lain-lain. Yang hasilnya tidak dapat tepat
dan cepat bila ditempuh dengan cara evaluasi menggunakan test. Adapun teknis untuk melaksanakan evaluasi bukan tes diantaranya :
1) Interview (wawancara) 2) Observasi (pengamatan) 3) Angket
4) Rating Scale (skala permintaan) 5) Chek list (daftar cek).54
E. Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar
Kemampuan (kompetensi) guru merupakan salah satu alat untuk mendorong meningkatnya prestasi belajar siswa, selain itu juga berfungsi memotivasi secara ekstrinsik. Bila guru telah berhasil memotivasi siswa. Guru yang berhasil memotivasi siswa diperlukan kemampuan (kompetensi) yang harus dimiliki. Sedang siswa yang mempunyai motivasi yang konsisten dan
persisten akan berusaha dan mempertahankan prestasi belajarnya yang tinggi. Kompetensi guru sebagai tenaga pengajar erat hubungannya dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. James E. Weigand dalam Nana Sujana mengemukakan, ada tiga faktor di luar kemampuan siswa yang dipengaruhi prestasi belajar yakni:
43
1. Kondisi yang diperlukan untuk belajar 2. Kompetensi tenaga pengajar
3. Interaksi personal antara tenaga pengajar-guru dalam proses belajar mengajar.
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Miftahul Hasanah
1. Historis
MTs Miftahul Hasanah berdiri tanggal 18 Agustus 1992 yang mendirikan pengurus yayasan “Aji Soko Tegal Wareng”. Nama yayasan yang pertama, nama Aji Soko Tegal Wareng menurut masyarakat kurang bagus akhimya pengurus bersepakat untuk mengganti nama yayasan tersebut, dengan langkah yang bijak maka nama tersebut diganti dengan nama yayasan Miftahul Hasanah. Dua kali menghadap ke akte notaris nama Miftahul Hasanah sama dengan nama madrasah tersebut yaitu MTs Miftahul Hasanah. Sebelum adanya MTs Miftahul Hasanah berdiri Madrasah Diniyah Miftahul Hasanah. MTs Miftahul Hasanah adalah berstatus lembaga pendidikan tingkat pertama swasta dengan nomor statistik 212331511041 yang statusnya sudah diakui oleh pemerintah.
Tokoh-tokoh pendiri MTs Miftahul Hasanah adalah : a. Bapak Rustam Aji sebagai Ketua satu b. Bapak Abdul Rohman sebagai Ketua dua c. Bapak Suwardi sebagai Sekretaris
d. Bapak Faizin sebagai Bendahara e. Bapak K. Wagiman sebagai Penasehat
f. Bapak Kepala Desa Tawangharjo sebagai Pelindung g. Bapak Moh. Rohmad sebagai Kepala Sekolah Pertama
45
2. Letak Geografis
Lokasi gedung MTs Mifitahul Hasanah terletak di dusun
Pangkrengan, Desa Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten
Grobogan. Tepatnya Jalan Raya Blora KM. 01 Tawangharjo Grobogan.
Desa Tawangharjo merupakan Ibu Kota dari Kecamatan
Tawangharjo yang berada di Kabupaten Grobogan di sebelah barat
Tawangharjo adalah Desa Pojok dan Jono yang memiliki MTs, sebelah
timur dibatasi Desa Samberjo memiliki lembaga pendidikan (MTs), sebelah
utara dibatasi Desa Tarub, memiliki lembaga pendidikan (MTs) dan sebelah
selatan dibatasi Desa Selo juga memiliki lembaga pendidikan (MTs) tertua
di Kecamatan Tawangharjo.
Di Desa Tawangharjo, Ibu Kota Tawangharjo memiliki lembaga
pendidikan SLTPN. Jadi letak MTs Miftahul Hasanah terjepit oleh lembaga
pendidikan yang sederajat. Di bidang ekonomi masyarakat Desa
Tawangharjo Dusun Pangkrengan diantaranya mayoritas petani dan buruh,
sebagian kecil guru dan pegawai kantor serta berdagang. Masyarakatnya
masih bergantung pada kehidupan pertanian (Agraris), sehingga persepsi
terhadap makna pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya berbeda dengan
cara pandang orang kota, lokasinya strategis mudah terjangkau dengan kendaraan bagi yang jauh, tetapi para siswa yang berasal dari seputar
46
3. Keadaan Gedung dan Fasilitas a. Gedung
Gedung MTs Miftahul Flasanah terdiri dari = 1 ruang
1) Ruang Kepala Sekolah = 1 ruang
2) Ruang TU = 1 ruang
3) Ruang Perpustakaan = 1 ruang
4) Ruang UKS = 1 ruang
5) Ruang BP = 1 ruang
6) Ruang Kantin = 1 ruang
7) Ruang Gudang = 1 ruang
8) Ruang Guru = 1 ruang
9) Ruang Tamu = 1 ruang
10) Ruang Kelas = 4 ruang
11) Kamar Mandi dan WC Guru dan Karyawan = 1 ruang
12) Kamar Mandi dan WC = 1 ruang
13) Mushola / Masjid = 1 ruang
b. Fasilitas
1). Out Doors
a) Lapangan upacara lengkap dengan tiang bendera dan bendera merah putih
47
4. Struktur Grganisasi MTs Miftahul Hasanah Tabel. 3.1
No. Nama Status Tugas Pokok Tugas Tambahan
1 Ismiyatun, S.Ag DPK Kepala Guru
2 Moh. Masruh, A.Ma GT Waka KK Guru dan Wali kelas III
3 Qomariyah, A.Ma GT Guru Guru
4 Drs. Supangkat GT Waka Sarana Wali kelas II
5 Margono GT Bendahara Guru
6 Busero GT TU Guru 1
7 Siti Aisah, A.Ma DPK Guru Wali kelas I
8 Drs. Gufron GT Guru Guru
9 Suparman, A.Ma GT Guru Guru
10 Sujo, S.Pdi GT Guru Guru
11 St. Mukaromah, S.Pd GT Waka Humas Guru
12 Abdul Rohman GT Guru Guru
13 Mulyo, S.Pdi GT TU Guru Piket
14 Lasmi, S.Pd GT Guru Guru
a. Pembagian Tugas
Tabel 3.2
Dafitar Guru yang Mengajar dan Jumlah Jam Mengajar
No Nama Bidang Studi I KelasII III Jumlah
1 Busero PPKn 2 2 2 6
2 Qomariyah, A.Ma Aqidah Akhlak 2 2 2 6
3 Siti Aisah, A.Ma Fiqh 2 2 2 6
SKI 2 2 2 6
Qur’an Hadits 2 2 4
Ketramp. Ibadah 2 2 4
4 Ismiyatun, S.Ag Matematika 5 5 10
5 Moh. Masruh, IPA 5 5 5 15
A.Ma
6 Drs. Supangkat Bhs. Indonesia 5 5 5 15
48
9 St. Mukaromah, S.Pd SKJ 1 1 1 3
Kesenian & KTK 2 2 4
Kertangkes 2 2
10 Abdul Rohman Ta’lim MutaTim 1 1 1 3
11 Margono, S.Pdi Bhs. Arab 3 3 3 9
12 Sujo, SJPdi Penjaskes 2 2 2 6
IPS 4 4
13 Lasmi, S.Pd Matematika 5 5
14 Mulyono, S.Pdi Guru piket 6 hari
Jabatan wali kelas MTs Miftahul Hasanah : 1) Kelas I : St. Aisah, A.Ma 2) Kelas II : Drs. Supangkat 3) Kelas III : Moh. Masruh, A.Ma b. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru dan karyawan MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo berjumlah 16 orang yang terdiri dari :
1) Kepala sekolah : 1 orang
No Nama Tempat/tgl. Lahir Jabatan Pendidikan
1 Ismayatun, S.Ag Grob, 31-12-1948 Kep. Sek SI 2 Moh. Masruh, A.Ma Grob, 12-3-1966 Waka KK D2 3 Drs. Supangkat Grob, 24-2-1967 Waka Humas SI
4 Qomariyah, A.Ma Grob, 3-5-1972 Guru D2
5 Busero Grob, 25-2-1968 Guru D2
6 St. Aisah, A.Ma Grob, 20-10-1947 Guru D2
7 Drs. Gufron Grob, 12-5-1966 Guru SI
49
9 St. Mukaromah, S.Pd Grob, 21-3-1966 Guru SI
10 Abdul Rohman Grob, 10-10-1945 Guru Pesantren
11 Margono, S.Pd Grob, 11-6-1972 TU SI
12 Sujo, S.Pdi Grob, 25-2-1968 Guru SI
13 Mulyono, S.Pdi Grob, 20-10-1984 TU SI
14 Lasmi Grob, 18-9-1983 Guru SI
c. Keadaan Siswa
Yang dimaksud siswa disini semua peserta didik MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo Grobogan, pada tahun pelajaran 2005/2006 seluruhnya berjumlah 80 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.4
Keadaan siswa MTs Miftahul Hasanah Tawangharjo
No Kelas Siswa Jumlah Keterangan
Dalam kegiatan belajar mengajar MTs Miftahul Hasanah Kecamatan Tawangharjo Grobogan memakai kurikulum yang telah disempurnakan