AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9
Diajukan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh CHURUN IN NIM : 121 07 024
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : CHURUN IN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 024 yang berjudul "PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-
ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009", Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. NIP. 19680812 199403 2 003
Yang bertanda tangan dibawah in i:
Nama : Churun In
NIM : 12107024
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 06 Januari 2010 Yang menyatakan,
Sesungguhnya shaCat itu mencegah dari (perbuatan- per6uatan) keji dan mungkpr. dan
Sesungguhnya menggingat Jtttah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadatyang lain) danJlHah mengetahui apa yang kpmu ksijakgr".
(QS.J4l-J4nkpbut: 45)
Sesungguhnya shalat seseorang bersama dengan orang lain itu febih utama daripada shalat
bersama satu orang. (Dan jumlah yang kbih banyatjhgi itu kbih disukai okh jUlafi ta’ala
( 3f <RJ4bu (Daud)
Siapa yang menggerjakpn shalat subuh secara beijamaah, Catu duduljberdzikjr kepada J4hah
hingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakpat, makp baginya (pahala) seperti pahala
haji dan umrah. ( JC<RJ4t-¥irmidzi)
Demijillafi tidak^beriman! 3 kpH ada yang bertanya, siapa ya ‘RpsuCuflah?, QipsuCullah
menjawab: orang yang tetangganya tidak^aman dari kpjahatanya
("}(% (Bukfiari)
kesungguhannya-Skripsi ini penulis persem6ahkgn untuki
1. JLyah (almarhum) cCan i6unda tercinta yang telah
mencurahkan segala usaha untuk, mem6antu
melancarkan study penulis, yang telah mencurahkan kasih sayangnya selalu mem6eri dorongan semangat dan selalu mendoakanku
2. kgkgkjkgkgk, penulis (hartono, sigit, Zunaedi, khoirul, jito , sri wayunigsih, sri rahayu, yuli, Lilik) dan adihjadik, (afif, D ita, <Ega, Way la) yang senantiasa mem6eriku m o tif asi dan kasih sayang. 3. i6u Dra. S iti J4sdiqoh,M.si yang penulis sayangi
yang telah meluangkan w aktu dan k§sa6aranya dalam memSerikgn 6im6ingan dan pengarahan 4. sahaSat-sahaSat penulis ( Ndary, J4yu, Tri, PVaniki
Muna, shofi Muzak&i, N ofi, lela, T'risna, Wahyu, JLtenk) yang selalu 6eijuang 6ersama-sama dalam suka dan dukg. Tanpa kalian semua hari-hari penulis takkan indah.
5. (Bapak-Slamet selaku kepala (Desa rlegalrejo dan (Perangkat Desa yang telah mem6erikgn ijin dan pelayanan yang Saik,selama penelitian
6. Takmir m asjid dan seluruh jamaah m asjid al-istikSar yang telah meluangkan w aktu dan mem6antu kelancaran terselesaikgnya skripsi ini. 7. dot.com yang selalu mem6antu dalam menghadapi
kesulitan pengetikan skripsi ini.
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
kejalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini
adalah “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP
PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA
TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009".
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN
2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN
Salatiga.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam
membimbing penyelesaian penilisan skripsi ini.
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR I S I ... x
DAFTAR TABEL ... ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penulisan ... 7
D. Hipotesis Penelitian ... 7
E. Kegunaan Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional... 8
G. Metode Penelitian... 10
H. Sistematika Penulisan... 14
1. Pengertian Shalat Berjamaah... 16
2. Dasar Hukum Shalat Berjamaah ... 17
3. Tujuan Shalat Berjamaah ... 18
4. Manfaat Shalat Berjamaah ... 19
5. Keutamaan Shalat Berjamaah... 26
6. Tata Tertib Shalat Berjamaah... 31
B. Perilaku sosial... 33
1. Pengertian perilaku sosial... 33
2. Aspek-aspek perilaku sosial... 33
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial. 34 C. Pengaruh Keaktifan Shalat berjamaah terhadap Perilaku Sosial... 35
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian... 41
3. Letak Geografis... 41
4. Keadaan Penduduk... ... 42
5. Keadaan Sosial Budaya... 44
6. Keadaan Sosial dan Ekonomi... 45
7. Sarana di Desa Tegalrejo... 45
8. Keadaan Pemerintahan Desa... 47
B. Penyajian D ata... 49
1. Daftar Responden... 49
3. Data Tentang Jawaban Angket Perilaku Sosial... 53
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pertam a... 56
B. Analisa Kedua... 60
C. Analisis Ketiga... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 69
B. Saran... 70
C. Penutup... 71
Tabel I Penduduk Berdasarkan Jenis Kelam in... 42
Tabel II Penduduk Berdasarkan A gam a... 42
Tabel III Komposisi Penduduk Menurut Usia... 43
Tabel IV Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 43
Tabel V Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2009... 45
Tabel VI Sarana dan Prasarana... 46
Tabel VII Daftar Nama Responden... 49
T abel VIII Daftar Jawaban Angket Keaktifan Shalat Berjamaah... 51
Tabel IX Daftar Jawaban Angket Perilaku Sosial... 54
Tabel X Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Shalat Berjamaah... 56
Tabel XI Daftar Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Keaktifan Berjamaah... 59
TabelXII Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Keaktifan Shalat Berjamaah... 60
Tabel XIII Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Sosial.... 61
Tabel XIV Daftar distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Perilaku Sosial 63 Tabel XV Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Perilaku Sosial... 64
Tabel XVI Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Keaktifan Shalat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial... 65
Angket... 75
Riwayat Hidup... 78
Permohonan Ijin Penelitian... 79
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 80
Lembar Konsultasi Skripsi... 81
Daftar Nilai SKK... 82
A. Latar Belakang Masalah
Shalat adalah rukun Islam yang paling di tekankan dan paling utama setelah dua kalimat syahadat. Allah mengagungkan kedudukan shalat dalam
Al-Qur'an serta memuliakan orang yang bersemangat dalam mengerjakannya, shalat juga merupakan wasiat terakhir Nabi kepada umatnya sebelum beliau pulang kesisi-Nya. Shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab pada hari kiamat kelak sehingga disebut juga induk ibadah.
Sesungguhnya masyarakat Islam adalah masyarakat yang Rabbani, baik secara ghayah (orientasi) maupun wijhah (arahan). Sebagaimana Islam itu agama yang Rabbani, baik secara nasy'ah (pertumbuhan) maupun masdar
(sumbernya), masyarakat yang ikatannya sambung dengan Allah SWT, terikat dengan ikatan yang kuat. Shalat merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah. Ketika ia tenggelam dalam bahtera kehidupan maka datanglah shalat untuk meneijangnya. Ketika dilupakan oleh kesibukan dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika diliputi oleh dosa-dosa atau hatinya penuh
debu kelalaian maka datanglah shalat untuk membersihkannya.
/ X / /- ✓ /- z' /
c. u l ; 'J r f a]j\ 'j r j J j J z l \ j
S S S s
Artinya : "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaiiu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS.Al-Ankabut: 45).
Ayat di atas dengan sangat lugas meneguhkan bahwa shalat yang
dilakuakan dengan ikhlas akan memperkaya pengalaman ruhaniah yang
bersifat pribadi, namun juga akan membawa dampak sosial berupa
terwujudnya individu-individu yang memiliki ahlak mulia Pribadi yang akan
senantiasa menjaga diri dan lingkunganya dari perbuatan keji dar mungkar,
perbuatan menyimpang yang akan menurunkan harkat kemanusiaannya.
Shalat menjadi sebuah menempa diri agar tidak mudah larut dalam arus
budaya masa yang belum tentu tegak lurus dengan nilai-nilai. Seandainya
ayat di atas direnungkan dan teramalkan secara utuh, shalat menjadi sesatu
yang memiliki korelasi positif dengan kehidupan yang beradab, logikanya
semakin banyak orang melakukan shalat akan kian terlihat raut
kemanusiaannya yang lebih menampakkan visi ilihiahnya, jauh dari
kezaliman dan kekerasan. Inilah sesungguhnya pesan moral yang mesti
dikumandangkan dari risalah shalat.
Agama Islam memiliki dimensi sosial yang sangat penting yaitu
persatuan dengan memperhatikan dampak besar yang berkait dari persatuan
perkumpulan dan harmoni, agama Islam menekankan dimensi sosial dalam
mayoritas acara ritualnya. Salah satu acara ritual tersebut adalah
melangsungkan shalat wajib harian, dalam bentuk berjamaah. Hal ini tentu
saja karena manfaatnya sangat baik untuk keutuhan masyarakat Islam. Shalat
suaranya menjulang tinggi setiap hari lima kali. Adzan berarti mengumumkan
masuknya waktu shalat, mengumumkan tentang aqidah yang asasi dan
prinsip-prinsip dasar Islam. Adzan ini layaknya lagu kebangsaan bagi ummat
Islam yang didengungkan dengan suara tinggi oleh muadzin, lalu dijawab
oleh orang-orang beriman di mana saja berada. Mereka bersama-sama ikut
mengulang secara serempak kalimat-kalimat adzan itu, untuk
menghunjamkan nilai-nilainya dalam jiwa dan memperkuat nilai-nilai itu dalam akal dan hati.
Shalat sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar
hubungan ruhani dalam kehidupan seorang Muslim. Sesungguhnya shalat
dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya, dengan
dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan kesucian, dengan
penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat ketentuan waktunya dan
kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
dengan ini semuanya maka shalat punya nilai lebih dari sekedar ibadah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj ta'lim yang sempurna,
yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan
bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih
dan suci.
Shalat merupakan aspek aplikatif dari prinsip-prinsip Islam baik
dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Yang
persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat
makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan
keteraturan yang indah. Dalam shalat lima waktu sehari semalam secara
berjamaah, masing-masing jamaah dapat saling mengenal dan saling
membantu, seperti apabila diantara jamaah ada yang menderita sakit atau
tertimpa musibah semua jamaah segera dapat mengetahui dan dapat segera
memberi bantuan baik moril atau pun materi yang bertujuan untuk
meringankan penderitaan orang yang tertimpa musibah tersebut. Demikian
juga kita akan merasa senang dan bersyukur apabila di antara jamaah itu ada
yang menerima karunia Allah SWT.
( jj|^ - - - - $ J ijl _ 2 3 J ’wL9 ^ ^ (_ £ j j T C U j e j !
Artinya: 1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,5. (yaitu) orang yang lalai dari shalatnya,6. orang-orang yang berbuat riya. 7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS.Al-Ma’un 1-7)
Pesan sosial shalat yang tersurat dalam surat al-Ma’un diatas
memperingatkan kita bahwa beragama yang tulus tidaklah cukup sebatas
memenuhi segi-segi fikih saja, namun penghayatan adanya wujud nyata
sebagai implikasi ibadah yaitu budi pekerti luhur yang diperagakan dalam
kehidupan sosial. Sikap berislam yang baik adalah ketika Islam itu dipadukan
diwujudkan dalam bentuk kesediaan berbuat baik kepada sesama dan lingkungan.
Kita rasakan kehidupan modem dewasa ini hampir tidak memberikan
kesempatan kepada seseorang untuk membina hubungan sosial yang baik
dengan lingkungannya, Karena setiap orang hanya sibuk dengan urusanya.
Karena itu dengan shalat jamaah dapat membina kerukunan sosial dan saling
mengenal dan membantu antar sesama anggota masyarakat.
Keadaan semakin sedikitnya muslim yang mendirikan ibadah yang
utama tersebut menjadi masalah yang besar. Khususnya dalam penegakan
syariat Islam dan umumnya hubungan yang harmonis sesama manusia,
sebagai umat Islam memandang masalah tersebut sebagai hal yang harus
dicari solusinya secara tepat, dan cepat. Budaya cinta shalat yang
dilaksanakan secara bersama-sama (berjamaah) menjadi penting dalam
kehidupan karena menjaga nilai-nilai dan mendasari terjaganya kebaradaan
sikap-sikap berisi kebaikan nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan.
Masalah yang sekarang sering muncul masyarakat muslim yang
sedikit melaksanakan shalat berjamaah karena berbagai faktor kesibukan
hingga lalai padahal kesibukan tersebut tidak begitu penting seperti sibuk
menonton TV atau hanya bersantai-santai saja.
Pada masyarakat Desa Tegalrejo terdapat perbedaan yang jelas antara
masyarakat yang aktif melaksanakan shalat jamaah dengan yang tidak yang
tidak pernah mengikuti shalat berjamaah di masjid, misalnya ada kabar
informasi akan cepat diketahui oleh jamah lain, berbeda dengan masyarakat
yang tidak penah mengikuti shalat berjamaah informasi tentang keadaan
sesama sering tidak tahu. Dalam masyarakat yang aktif mengikuti jamaah
rasa persatuan dan persaudaraan erat karena sering membangun komunikasi
ketika bertemu di masjid, saling menyapa satu dengan yang lain. Berbeda
dengan masyarakat yang tidak pernah jamaah jarang berkomunikasi akan jauh
dari persatuan masyarakat jarang bertemu dengan masyarakat lain.
Dalam shalat jamaah terdapat nilai-nilai sosial dimara nilai tersebut
akan menguatkan nilai semangat persaudaraan dan persatuan umat Islam pada
umumnya dan masyarakat muslim Tegalrejo pada khususnnya, maka peneliti
ingin meneliti tentang "PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT
BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH
MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009".
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas ada beberapa masalah yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keaktifan shalat beijamaah pada jamaah masjid Al-Istikbar?
2. Bagaimana perilaku sosial jamaah masjid Al-Istikbar?
3. Adakah pengaruh antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang penulis harapakan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
1. Untuk mengetahui keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid Al- Istikbar.
2. Untuk mengetahui perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan shalat beijamaah terhadap perilaku
sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
D. Hipotesis Penelitian
Kata hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo" artinya “di bawah" dan
“thesa" artinya “kebenaran". Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data permasalahan
yang terkumpul (Suharsimi Arikunto 1998: 67).
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “ada
pengaruh positif antara keaktifan shalat beijamaah terhadap perilaku sosial pada
jamaah masjid Al-Istikbar Tegalrejo". Artinya semakin rajin shalat beijamaah
maka semakin baik perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
£ . Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis.
Untuk memadukan teori yang sudah ada dengan realita dalam
masyarakat. Dan untuk menyumbangkan pemikiran baru tentang
2. Manfaat Praktis.
Penilitian ini diharapkan bermanfaat untuk masyarakat muslim
dalam memberikan pemahaman terhadap pentingnya shalat berjamaah,
dan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam shalat beijamah tersebut.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dan memperjelas ruang lingkup
pembahasan penelitian perlu penulis menjelaskan beberapa istilah yang
digunakan dalam judul penelitian ini yaitu:
1. Keaktifan shalat beijamaah
a. Keaktifan
Keaktifan yang berarti kegiatan atau kesibukan (Anton M.
Moeliono, dkk, 1988: 17). Yang dimaksud adalah keaktifan seseorang
dalam melaksanakan sesuatu kegiatan khususnya melaksanakan shalat
berjamaah.
b. Shalat beijamaah
Menurut bahasa shalat artinya do'a, sedangkan menurut istilah
berarti sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan
perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu (Nasrudin
Rozak, 1982: 178).
Shalat jamaah menurut Moh Fahrurozi (2001: 69) yang
dimaksud shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang
lebih mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam. Dia di
depan dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum.
2. Perilaku sosial
Perilaku sosial berasal dari kata perilaku yang artinya tingkah laku
(W.J.S. Poerwodarminta, 2006: 865) dan sosial mempunyai arti segala
sesuatu untuk kepentingan umum (W.J.S. Poerwodarminta, 2006: 1141).
Perilaku sosial mempunyai arti tingkah laku yang menunjukkan peduli
terhadap kepentingan umum yang dilakukan para jamaah masjid Al-
Istikbar Tegalrejo.
Adapun yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah shalat
berjamaah sehari semalam 5 waktu (shalat isya’, subuh, dhuhur. ashar, dan
maghrib) yang dimulai dari takbiratul ikhram imam sampai setelah salam
imam dan dilanjutkan dzikir yang disambung doa. Secara keseluruhan penulis
meneliti pengaruh keaktifan shalat berjamaah yang dikerjakan jamaah masjid
Al-Istikbar yang akan membawa pengaruh pada perilaku sosial pada jamaah
masjid Al-Istikbar tahun 2009.
Indikator dari aktif shalat beijamaah adalah :
a. Aktif melaksanakan shalat berjamaah
b. Mengetahui syarat dan rukun shalat berjamaah
b. Melakukan shalat berjamaah tepat pada waktunya
c. Selalu berusaha menempati shaf paling depan
Indikator dari perilaku sosial adalah :
a. Menjalin hubungan baik dengan sesama
b. Sopan santun dalam bergaul dengan orang lain
c. Peduli terhadap sesama
G. Metode Penelitian
1 Pendekatan Rancangan Penelitian
Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk
memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode
penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komperehensif tentang
permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penelitian
diskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang
berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan
penelitian. Penelitian diskriptif berusaha mendiskripsikan dan
menginterpretasi apa yang ada Mengenai kondisi atau hubungan yang ada.
Data deskriptif dikumpulkan melalui agket dan observasi.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan shalat jamaah di
masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kec. Tengaran Kab. Semarang.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-selesai yang terbagi
menjadi beberapa tehnis dari proses pengumpulan data hingga proses
3. Tehnik Populasi
Menurut Sumanto (1995:39) populasi adalah sekumpulan unsur
atau elemen yang menjadi subyek penelitian dan elemen populasi itu
satuan analisis. Ada pun yang menjadi subyek populasi penelitian
adalah masyarakat Desa Tegalrejo yang mengikuti shaiat jamaah di
Masjid Al-Istikbar yang berjumlah 40 orang.
Menurut Sutrisno Hadi (1977: 221) sampel adalah "bagian dari
populasi untuk mewakili dari seluruh populasi". Apabila subyek yang
diteliti kurang dari 100 maka lebih baik diambil semu?. Sedangkan
jika jumlah subyek lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-
50% atau lebih. Karena jumlah jamaah masjid Al-Istikbar 40 orang
mempunyai arti kurang dari 100 maka penelitian ini mempunyai arti
penelitian populasi. Maka penulis menentukan dengan jumlah sampel
seluruh jamaah masjid Al-Istikbar. Penelitian populasi maksudnya
adalah penelitian yang subyek penelitianya adalah menggunakan
semua subyek yang ada dalam populasi.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Menurut Koencoroningrat (1997:173) angket adalah instrument
pengumpulan data dengan daftar pertanyaan untuk memperoleh data
berupa jawaban dari para responden. Adapun yang menerima angket
dalam pengumpulan data ini adalah seluruh jamaah. Metode angket
perilaku sosial. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban
sudah disediakan sehingga responden tinggal melingkari pilihanya. b. Metode Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 234) observasi adalah suatu kegiatan pengamatan. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas, observasi tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, pengamatan yang tidak langsung melalui kuesioner dan tes.yang dimaksud obsevasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati kegiatan-kegiatan shalat berjamaah.
c. Metode dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:236) dokumentasi yaitu "sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku”.
5. Instrumen Penelitian
a. Dalam hal ini pengaruh keaktifan shalat berjamaah merupakan
b. Perilaku sosial merupakan Variabel X atau Variabel tergantung, untuk menjabarkan langkah selanjutnya. Oleh karena itu untuk memberikan
penafsiran selanjutnya terdapat tinggi dan rendah dari kedua Variabel tersebut yaitu VX dan VY maka digunakan:
A = tinggi B = sedang C = rendah 6. Analisis Data
Untuk memperoleh hasil agar bisa di generalisasikan, setiap data yang masuk harus di analisis untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan tes statistik yaitu:
a. Untuk mengetahui variasi/analisis pendahuluan digunakan tehnik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus:
p =— x m % N
Keterangan:
P : Presentase perolehan F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
Analisis ini untuk mengetahui variabel aktif shalat jamaah yang akan membawa pengaruh terhadap perilaku sosial jamaah masjid Al- Istikbar.
b. Analisis lanjut
N I X Y - i p c ) ^ Y )
V{a®ST2 - ( ^ I ^ V I F 2 - (e f )2}
Keterangan:
% : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y XY: Jumlah hasil kali variabel X dengan Y
I X : Jumlah nilai variabel X
I Y : Jumlah nilai variabel Y N : Jumlah subyek yang diteliti
Analisis ini merupakan jawaban benar/tidak benar terhadap
hipotesis yang diajukan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan ini penulis membagi dalam 5 bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
F. Definisi Penelitian
G. Metode penelitian
BAB H KAJIAN PUSTAKA
A. Keaktifan Shalat berjamaah
4. Manfaat shalat berjamaah
5. Keutamaan shalat berjamaah
6. Tata tertib shalat berjamaah
B. Perilaku sosial
1. Pengertian perilaku sosial
2. Aspek-aspek perilaku sosial
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial
C. Pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial
BAB HI LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian.
B. Penyaj ian Data penelitian
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis data Deskriptif tiap-tiap variabel
B. Pengujian Hipotesis
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
A. Keaktifan Shalat Berjamaah
Ajaran Islam mengandung peradaban dan sistem nilai yang universal,
segala segi kehidupan tidak lepas dari peri kehidupan yang teratur, mapan, dan
penuh penghargaan akan nilai diri setiap manusia. Dasar hukum untuk menjadi
landasan berpijak pada perilaku dan perbuatan baik adalah kitab suci umat
Islam yaitu Al-Qur’an sebagai landasan utama dan yang kedua yaitu Hadis
dari Nabi Muhamad SAW dan juga ijma’ para ulama’. Shalat berjamaah
merupakan ajaran Islam yang terbasar setelah aqidah.
Shalat berjamaah menjadi pembeda antara muslim <Ian mukmin. Umat
Islam yang mendirikanya secara baik akan menjadi masyarakat yang
berkualitas, kehidupan akan menjadi penuh makna dan dinamis sehingga perlu
ditekankan akan pentingnya shalat berjamaah dan jika meninggalkan berarti
masalah besar sedang menimpa umat Islam.
1. Pengertian shalat berjamaah
Secara bahasa shalat adalah do’a atau pujian. “Sedang menurut
definisi shalat adalah Upacara ritual menghadap Allah SWT yang Maha
Suci, yang harus berlangsung secara hikmat dengan penghayatan penuh
dan bermodalkan ikhlas (semata-mata hanya dipersembahkan kepada
Allah SWT dan demi mengharapakan Ridha-Nya) dan shalat bukan
sekedar gerakan-gerakan dan ucapan lahiriah semata melainkan gerakan
dan ucapan lahir dan batin secara serempak” (Khalil, 2004: 29).
Sedangkan menurut Sidik Tone dkk (1998: 21) shalat adalah
hubungan antara hamba dan Tuhan yang tata caranya diatur dan dituntun
sesuai dengan ajaran Nabi Muhamad SAW.
Sedangkan Menurut Moh Fahrurozi (2001: 69) menjelaskan yang
dimaksud shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak
bersama-sama sekurangnya 2 orang, yang fasih baacaanya dan lebih
mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam. Dia di depan dan
lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum.
2. Dasar hukum shalat berjamaah
a. Al-Qur’an
Firman Allah S WT
Aijli? jiJlli $')CaJ' o l i U h J S ' l i l j
i*/ x O X o/ x , X ti J X4 / » ✓ 0 ✓ /'/• 0
Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu... “. (QS.An-Nisa:102).
Menurut para ahli tafsir dan fikih, ayat ini mengandung
perintah untuk mendirikan shalat berjamaah dalam keadaan takut di
medan perang. Kalau dalam keadaan perang diperintalikan untuk
mendirikan shalat berjamaah, tentu lebih diperintahkan lagi
b. Hadits
s o y .* , x 0 } u •**
4 > - j S 5!>Ls<si ^ J-viail 4p Lo j*J1 3*>L^
z' Z' z' z' z' z'
Artinya :"Dari Abdullah bin Umar. Rasulullah Saw bersabda, “Shalat
berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian 27 derajat. (Terjemahan Shahih Bukhari: 1/208 (367).
Hadits di atas menegaskan bahwa shalat berjamaah lebih utama
27 derajat dari pada shalat sendirian. Berdasarkan ayat dan hadits di
atas, ulama sepakat mengatakan bahwa shalat beijamaah disyariatkan
dan lebih utama dari shalat sendirian. Meskipun ada banyak ayat dan
banyak hadits lain yang memerintahkan shalat berjamaah, tetapi karena
ada hadits di atas yang mengandung pemahaman bahwa kalaupun
shalat sendirian, bernilai satu, maka perintah shalat beijamaah itu tidak
dapat dikatakan wajib.
3. Tujuan shalat beijamaah
Allah SWT memerintahkan kaum mukmin untuk melaksanakan
shalat beijamaah. Seoarang hamba berkewajiban berkumpul dengan umat
Islam yang lainya untuk mengerjakan shalat. Bagi muslim yang telah
melaksanakan maka itu termasuk ketaatan dan mengerjakan kewajiban
dari perintah Allah. Tujuan shalat berjamaah yaitu: melaksanakan perintah
Allah, makna agama dari syiar Islam, amalan yang paling utama adalah
tepat waktu dan selalu menjaganya, menjaga kedisiplinan dan
4. Manfaat shalat berjamaah
Banyak manfaat yang bisa diambil ketika seseorang menunaikan
shalat berjamaah. Baik manfaat dunia maupun akhirat. Betapa indahnya
jika shalat jamaah ditegakkan. Manusia berbondong-bondong datang
kemasjid saat adzan berkumandang. Mereka bersegera menyambut seruan
Allah S W T saat waktu shalat tiba. Mereka tinggalkan segala perniagaan
dunia, bertemu dengan Rabbnya dengan penuh ketundukan, ketawadhu’an
serta beribadah dengan penuh keikhlasan. Manfaat shalat berjamaah
tersebut antara lain :
a. Bentuk kepatuhan terhadap perintah Allah dan Rosul-Nya
Shalat menjadi kewajiban pokok seorang muslim. Dengan
melaksanakan shalat berjamaah, seorang muslim menunaikan
kewajibannya kepada Allah, dengan kata lain suatu bentuk ketaatan
kepada Allah untuk menunaikan perintah Allah
b.
jJl I j \j olS^Jl \j j \ j 1 j Artinya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku' (Q.S. Al-Baqarah: 43). Sebagai bukti keimanan
Shalat berjamaah merupakan bukti keimanan seseorang kepada
Allah. Orang-orang yang berjamaah dalam shalat adalah orang-orang
yang senantiasa memakmurkan masjid-masjid Allah. Tidaklah seseorang memakmurkan masjid-masjid Allah kecuali orang-orang
Hal ini sebagaimana firman Allah :
^ lilj f ( j ^ (jA y> *i ^®-*i
/ / / / / / / /
j - \ J &
of iU jf ^
iui V!
± JIOJI
J T jX ✓ ✓ ’
0 * ^ » Artinya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan sha'at, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk
(QS. At-Taubah: 18)
c. Sarana menjaga dari gangguan syetan
Syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Ia akan
berusaha untuk menyesatkan manusia. Syetan tidak kenal lelah, dalam
keadaan begaimanpun seseorang, dimanpun ia berada syetan akan
berusaha untuk mampu mengelincirka dari jalan yang lurus. Setan
memahami betul, shalat adalah sarana seseorang mendekatka kepada
Allah. Berhubungan langsung dengan Allah. Karena itu syetan
berusaha menghalangi manusia bermalas-malasan dalam menunaikan
shalat. Padahal shalat sebagai bentuk penjagaan diri seseorang dari
segala bentuk gangguan syetan.
d. Menjauhkan diri dari sifat orang munafik
Diantara sifat orang munafik adalah mereka bermalas-malasan
e.
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka, dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali".
(QS-Annisa’:142)
Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah
Berada dalam jaminan Allah diantara sebab adanya jaminan
dari Allah adalah dikarenakan shalat berjamaah. Dengannya Allah
memberikan jaminan dan amanat. Hal ini diberikan Allah hanya
kepada orang-orang yang senantiasa menjaga shalat beijamah.
Mendapat naungan Allah dihari kiamat
Saat manusia mengalami goncangan yang dahsyat dihari
kiamat, dimana berbagai peristiwa mengerikan akan mereka lalui Tak
ada yang mampu menyelamatkan kecuali apa yang telah mereka
perbuat selama hidup didunia dari amal-amal shaleh. Tak ada yang
mampu memberikan perlindungan disaat yang berat tersebut kecuali
perlindungan Allah.
Bebas dari neraka dan sifat munafik
Seorang yang melakukan shalat beijamaah secara rutin selama
40 hari dan tidak ketinggalan takbir pertama Allah akan memberinya
dua pembebasan. Pertama, ia selamat dari api neraka dan kedua, ia
akan terbebas dari sifat-sifat orang munafik. Hal ini sebagaimana
x A o y o
Jj
Jj
Sli
iljlb
^ T jf 4li
^
✓ S S f * ✓ X ✓
j u t l i ^ 5 * S o A ^ s
Artinya : “Siapa yang melakukan shalat berjama ’ah selama 40 hari, dan ia mendapatkan takbir pertama, niscaya dituliskan untuknya dua pembebasan, bebas (selamat) dari neraka dan selamat dari nifak” (HR. At-Tirmidzi:I/44-45)
h. Mendapatkan shalawat malaikat dan tempat tinggal di surga
Orang yang menunaikan shalat jamaah akan mendapatkan
shalawat dari para malaikat, karena ia berdiri dalam barisan yang rapi.
Rasulullah bersabda:
n ’
J i
*.
ji
'SjU,. j
jji
'b’p J , i&j % j
d\
Artinya : “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nyu bershalawat atas orang-orang yang menghubungkan s h a f’ (Teijemah Sunan An Nasa’i : 1/432 794)
i. Selamat dari kelalaian
Dengan shalat jamaah seseorang akan terhindar dari ke’alaian.
Hal ini dikarenakan Allah senantiasa membukakan hati orang-orang
yang menegakkan shalat berjamaah. Namun sebaliknya orang-orang
yang melalaikan shalat berjamaah, Allah akan mengunci hati mereka
dan mereka termasuk orang-orang yang lalai. Rasulullah bersabda :
A A s \ . / / / o / . / Artinya : “Sungguh beberapa kaum benar-benar akan menghentikan
j . Doanya dikabulkan oleh Allah
Shalat adalah saat seseorang berkeluh kesah kepada Allah.
Memohon kepada Allah kebaikan hidup didunia dan diakhirat. Shalat
sebagai tempat untuk mengadu seorang hamba kepada Rabbnya. Orang
yang menunaikan shalat adalah orang yang senantiasa berberdzikir
menginggat Allah. Apalagi jika ditunaikan dengan beijamaah.
Datangnya seseorang dari tempat tinggalnya menuju masjid menjadi
media dzikir kepada Allah. Begitu pula saat menunggu imam dan
bahkan saat shalat selesai shalat.
Diantara waktu yang mustajab dalam berdoa adalah antara
adzan dan iqomah serta setelah menunakan shalat karena itu seorang
muslim yang menggunakan waktu-waktu tersebut ia akan senantiasa dikabulkan doanya oleh Allah. Rasulullah bersabda :
k.
Artinya : “Do ’a antara adzan dan iqomat doanya tidak akan tertolak"
(terjemahan Sunan Abu Daud : 1/354 489)
Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan
Shalat beijamaah menumbuhkan kasih sayang di antara sesama
umat Islam. Menjalin ukhuwah dan mengajarkan persamaan. Inilah
ajaran Islam yang agung persaudaraan, ukhuwah, kasih sayang dan
persamaan didasarkan atas ketaatan kepada Allah. Seseorang
mencintai karena Allah, membenci pun karena Allah.
Allah sangat mencintai orang-orang yang tersusun rapi dalam
barisan persaudaraan yang diikat oleh keimanan. Sebagaimana Allah
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
(QS.As-Shof 61:4)
Termasuk ajaran dan syiar Islam yang agung
Jamaah secara bahasa adalah bersatu berkelompok. Berjamaah
dalam Islam adalah bersama atas dasar ketaatan kepada Allah untuk
menunaikan perintah-perintah-Nya. Dalam keadaan inilah Allah sangat
perhatian terhadap orang-orang yang berjamaah.
Namun sebaliknya, jika persatuan tidak terwujud ukhuwah
Islamiah hanyalah tinggal impian perpecahan terjadi dimana-mana
yang pada akhirnya akan merugikan umat itu sendiri. Karena itulah
berjamaah merupakan rahmad dari Allah sedangkan perpecahan adalah
adzab. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah :
Artinya
>% 0
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi'ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”. (QS. Al-Hajj 22:32)
m. Sebagai media fastabiqul khoirot
Shalat berjamaah menjadi motivasi seseorang untuk berlomba-
lomba dalam amal shaleh. Seseorang yang melihat saudaranya lebih
rajin melaksanakan shalat jamaah lebih lama dalam dzikir, lebih
untuk bersegera meningkatkan amalnya dihadapan Allah. Allah
berfirman:
j jLilluJl
^ \ss2i
dJJj..
z' z' ✓
Artinya : “Dan yang demikian itu, hendaknya orang berlomba-lomba ”
(QS. Al-Muthaffin 83:26)
n. Membiasakan disiplin dan berakhlaq mulia
Shalat berjamaah mengajarkan disiplin. Seseorang dalam
berjamaah harus mengikuti gerakan Islam. Menirukanya mulai dari
masuk shalat sampai selesai shalat. Tidak bisa seseorang sekehendak
dirinya dalam shalat berjamaah. Seorang makmum senantiasa
mengikuti gerakan imam dan mengikuti dibelakang imam. Hal ini
tentu membiasakan disiplin dalam kehidupan seseorang.
Menghilangkan ego pribadi dan dengan penuh kerendahan untuk
menaati seorang pemimpin yaitu imam shalat. (Abdullah
khoir:2009:64). Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah :
lit}
\’jj& y
lit
f U Vi
cJj
lil}
U
til}
i l
J li lijj I
'jM'l
S'j
y y y
Ij L p i
V , s s %' s ° ' A * i ' >. ' I. ' ' ° f'* " ’i*, ' i 0 '
Artinya : “Siapa yang berwudhu dirumahnya den memperbagus wudkunya lalu datang ke masjid, maka ia adalah tamu Allah dan yang dikunjungi wajib memuliakan tamu” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir: II/ 66).
d. Keutamaan menunggu shalat
Salah satu keutamaan shalat berjamah adalah siapa yang duduk
menunggu shalat, maka ia berada dalam keadaan shalat dan para
malaikat memohonkan ampunan dan rahmat untuknya. Imam Muslim
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
% » O % o y " o X 8 | ( / „ I ^ t i t . ' ° ' / / f dan para malaikat berdoa untuknya, ‘Ya Allah, berikanlah ampunan baginya dan rahmatilah ia ” (Ringkasan shahih muslim,2002:195)
e. Keutamaan shalat tepat waktu
Berjamaah dengan tepat waktu lebih utama dari pada shalat
terlambat hal ini membiasakan disiplin dan tepat waktu dalam
beribadah, bila kita memulai dari disiplin shalat maka kita akan
terbiasa melakukan disiplin dalam kegiatan lainya. Shalat tepat waktu
menjadi ukuran disiplin bagi seorang muslim. Ada sebuah hadis yang
mengutamakan shalat pada awal waktu
B. Perilaku Sosial
1. Pengertian perilaku sosial
Perilaku sosial, penulis memberikan pengertian perilaku sosial berasal
dari kata perilaku yang artinya tingkah laku W J S Poerwodarminta
(2006:865) dan sosial mempunyai arti segala sesuatu untuk kepentingan
umum. W J S Poerwodarminta (2006:1141) Perilaku sosial mempunyai arti
tingkah laku yang menunjukkan peduli terhadap kepentingan umum
Sikap dikaitkan dengan perilaku atau perbuatan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap seseorang akan memberikan warna atau corak
pada perilaku atau perbuatan seseorang (Bimo Walgito, 1990:106). Karena
dengan mengetahui sikap seseorang dapat menduga bagaimana respons atau
perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu
masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya. Jadi dengan mengetahui
sikap seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku
yang timbul dari orang yang bersangkutan.
2. Aspek Perilaku Sosial
a. Tiap-tiap sikap mempunyai 3 macam aspek, yaitu: (Abu Ahmadi, 1975:
46-47)
1) Aspek kognitif: yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran. Ini
mewujudkan pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-
2) Aspek afektif: berwujud proses yang menyangkut perasaan tertentu
seperti ketakutan, kedengkian,simpati,antipati.yang ditujukan kepada
objek tertentu.
3) Aspek konatif: berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk
berbuat sesuatu objek misalnya: kecenderungan memberi pertolongan,
menjauhkan diri.
3. Faktor-faktor perilaku sosial
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial
Sikap selalu berubah-ubah dan selalu berkenaan dengan suatu
objek. Maka dari itu dalam merubah sikap atau membentuk sikap baru
perlu adanya faktor-faktor interaksi sosial, baik dari dalam ataupun dari
luar. Faktor-faktor itu adalah: (Abu Ahmadi, 1975:51)
1) Faktor intern: yaitu faktor yang terdapat dari dalam pribadi manusia itu
sendiri. Faktor ini merupakan daya pilih seseorang untuk menerima
dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan
terhadap pengaruh dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu
biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap didalam diri manusia,
terutama yang menjadi minat perhatianya. Misalnya: orang yang
sangat haus akan lebih memperhatikan perangsang yang dapat
menghilangkan hausnnya itu dari pada perangsan-perangsang yang
lain. Contoh: Cara berbicara, cara bergaul
2) Faktor ekstern: yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar pribadi
pengalaman, situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang
ada dalam masyarakat, hambatan, pendorong-pendorong yang ada
dalam masyarakat.
C. Pengaruh Keaktifan Shalat Jamaah terhadap Perilaku Sosial
Umat Islam yang mengerjakan shalat, terlibat dalam suatu peristiwa
yang menggetarkan kalbu shalat sebagai mekanisme untuk menggingat sifat-
sifat mulia yang dimiliki oleh sang pencipta jiwa manusia melafadzkan sifat-
sifat agung yang dimilikinya dengan sepenuh jiwa serta memuji asma-Nya
berulang-ulang.
Mengkaitkan shalat jamaah dengan perilaku sosial, tujuan baik yang
perlu dipetik adalah ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dimana
manusia membutuhkan ibadah sebagai sarana rohaniahnya, sehingga perilaku
sosial ini perlu ditingkatkan untuk penghayatan fungsi ibadah Salah satu
hikmah shalat jamaah adalah timbulnya jiwa sosial diantara sesama muslim
yang melaksanakannya. Shalat berjamaah merupakan sarana terpenting untuk
bersatu dan saling mengenal dengan sesama tanpa ada pembedaan status,
a. Nilai -nilai yang terkandung dalam shalat berjamaah: 1) Nilai persamaan.
Saat sesorang masuk ke masjid maka siapa saja tidak pandang bulu
2) Nilai solidaritas
Sholat berjamaah menunjukan kekuatan kaum muslim keterikatan hati dan solidaritas barisan, menjauhkan perpecahan antara hati menanamkan rasa ketakutan di hati musuh.
3) Shalat jamaah menimbulkan keteraturan dan disiplin serta kelebihan
terhadap waktu. Sifat-sifat menyendiri dan individuallisme di hilangkan.
4) Mengajarkan kesatuan dalam kata, arah, tujuan dan imam.
5) Melenyapkan kedengkian dan prasangka buruk
6) Dengan bertemu orang lain dalam sholat berjamaah maka akan teijadi interaksi baik mendapat kuliah 7 menit/khotbah/saling menasihati ketika saling menyapa.
b. Dampak shalat beijamaah 1) Dampak Spiritual.
Dampak spiritual terbesar dari shalat jamaah adalah pahala- pahala Ilahi. Oleh karena itu, menggali kekuatan dan kedahsyatan shalat berjamaah juga memiliki dampak : pertama, shalat jamaah
kebersamaan, persaudaraan, saling peduli, saling mencintai dan saling
menumbuhkan kepercayaan dalam ikatan nilai-nilai keimanan. 2) Dampak Politis
Shalat jamaah menunjukkan kekuatan kaum Muslimin, keterikatan antara hati dan solidaritas barisan, menjauhkan perpecahan, menanamkan rasa ketakutan di hati musuh. Menjadikan para munafik
putus asa. Menusuk mata mereka yang mengharapkan keburukan. Shalat jamaah adalah manuver kesiagaan dan ikatan “Imam” dan “Umat”.
3) Dampak etis dan edukatis
Dalam shalat jamaah, semua berada pada satu baris.
Keistimewaan-keistimewaan palsu yang bersandarkan pada golongan,
ras, bahasa dan ekonomi dikesampingkan. Orang-orang beriman
merasakan kebesaran hati dan harapan. Perasaan saling mengasihi dan
kemesraan hidup dihati mereka.
Shalat jamaah menimbulkan keteraturan dan disiplin serta ketelitian terhadap waktu. Sifat-sifat menyendiri dan individualisme juga dibasmi dan terdapat perlawanan terhadap kesombongan atau
egoisme. Begitu juga, shalat jamaah mengajarkan kesatuan dalam kata,
arah, tujuan dan imam 4) Dampak sosial shalat jamaah
Merupakan pendahuluan pesatuan barisan, kerapatan hati dan
pengokohan jiwa persaudaraan. Shalat jamaah merupakan sejenis
jamaah adalah jenis perkumpulan terbaik, terbanyak, terbersih, dan
terekonomis diseluruh dunia. Menyadarkan akan persoalan satu sama
lain dan menyiapkan kerja sama sosial antar pribadi muslim. (Muhsin
Qira’ati, 1996:159-161)
Masyarakat yang berperilaku sosial terdiri dari individu-individu yang
perilakunya mulia harapan dan kehidupan didunia adalah keseimbangan antara
fungsi fisiologi, psikologi dan spiritual. Perilaku sosial adalah tujuan yang
baik ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sesudah menjalankan
fungsi kehidupan sebagai manusia maka membutuhkan sarana untuk menjaga
kebutuhan ruhaniahnya yaitu dengan ibadah, salah satu ibadah tersebut yaitu
shalat berjamaah sebagai fungsi spiritual menjadi pelengkap untuk menjadikan
masyarakat berperilaku sosial. Pengaruh kehidupan global menjadi tantangan
bagi individu untuk mempertahankan fitrahnya. Berbagai pengaruh
membentuk wataknya sendiri-sendiri. Pertarungan pemikiran terjadi dengan
hebatnya. Maka khususnya untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang
baik dengan wujud perilaku sosial perlu ditingkatkan penghayatan fungsi
ibadah yang termasuk didalamnya adalah shalat beijamaah.
Segala peraturan hukum vang ditetapkan Allah dan Rosulnya pasti
mempunyai hikmah dan faedah yang tidak gampang diketahui kecuali dengan
pelaksanaan ibadah (khususnya dalam pelaksanaan ibadah) demikian pula
halnya dengan ketetapan pelaksanaan shalat berjamaah mempunyai hikmah
dan manfaat yang sangat banyak semuanya untuk kemaslahatan hamba-hamba
Salah satu hikmah shalat jamaah adalah timbulnya jiwa sosial diantara
sesama muslim yang melaksanakanya sebab setiap ia melaksanakan shalat
beijamaah jika ia mempunyai kepedulian sosial ia akan merasa bahwa dirinya
betul-betul mahluk sosial yang tidak mungkin dapat melepaskan rasa
komitmen terhadap orang lain dan tidak boleh melepaskan hak orang lain
begitu saja. Bukankah setiap muslim mempunyai kewajiban saling tolong
menolong dalam kebaikan dan itu baru akan terlaksana dan tercapai dengan
baik jika mereka saling bertemu paling sedikit lima kali sehari semalam
disuatu tempat yaitu masjid.
Berjamaah itu merupakan jalan terbaik untuk bersatu dan untuk saling
mengenal. Masjid adalah tempat berjamaah. Banyaknya jamaah yang
melaksanakan shalat beijamaah menunjukkan masjid itu makmur. Nilai-nilai
shalat berjamaah menunjukkan masjid itu sangat berbeda dibandingkan
dengan tempat-tempat lain. Masjid yang memang berfungsi sebagai tempat
ibadah memberikan suasana yang mendukung Suasana dan kekhusukan shalat
berjamaah. Hati mereka yang menunaikan shalat seakan sedemikian dekat
dengan sang khalik.
Problematika umat yang tidak pernah putus akan sedikit membantu dan
terpecahkan dengan adanya kesadaran pelaksanaan ibadah spiritual yang wajib
didirikan oleh setiap muslim, yang akan memberikan kekuatan dari dalam diri
individu. Shalat berjamaah yang dilaksanakan dengan benar dan sesuai
kaidahnya dapat berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan seseorang yang
Kehidupan terdiri dari berbagai aspek. Aspek sosial merupakan ajaran
agama Islam. Agama Islam menekankan pentingnya berbudi pekerti supaya
kehidupan sejahtera. Maka dalam mendirikan shalat beijamaah yang
dilaksanakan secara bersama-sama menjadi sumber terpeliharanya perilaku
sosial. Selanjutnya pengaruh dari dalam diri yang kuat akan membentuk
masyarakat yang berperilaku sosial yang akhirnya tujuan peciptaan manusia
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Letak geografis
Secara geografis Desa Tegalrejo terletak di wilayah Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Adapun batas
Desa Tegalrejo adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Tengaran
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Kalitelon
c. Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Tarumulyo
d. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Sruwen
Secara administratif Desa Tegalrejo dibagi menjadi 6 Dusun
dengan 12 Rukun Warga (RW) dan 24 Rukun Tetangga (RT). Mengenai
jarak arbitrase atau jarak dari pusat pemerintahan sebagai berikut:
a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 2 km
b. Jarak dari pemerintahan kabupaten 38 km
c. Jarak dari pusat pemerintahan provinsi 46 km
Luas wilayah Desa Tegalrejo 216 ha, yang terdiri dari pertanahan, sebagai
berikut:
a. Tegalan 130 ha
b. Pemukiman 50 ha
c. Pertokoan 27 ha
d. Makam 6 ha
e. Tanah lapang 3 ha
2. Keadaan penduduk
Dilihat dari segi jumlahnya wilayah Desa Tegalrejo mempunyai
jumlah besar yaitu 2947 jiwa. Untuk lebih jelasnya dan lebih rinci dapat
diklasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,dengan tabel:
TABEL I
PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN
No Jenis kelamin Jumlah
1 Laki-laki 1496
2 Perempuan 1451
Jumlah 2947
Masyarakat Tegalrejo yang berjumlah 2947 jiwa mayoritas beragama
Islam, untuk lebih jelasnya dilihat tabel sebagai berikut:
TABEL II
PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Islam 1489 1444 2933
2. Kristen katolik 2 4 6
3. Kristen protestan 5 3 8
4. Budha - -
-5. Hindu - -
-Jumlah 1496 1451 2947
Adapun komposisi penduduk menurut tingkat usia dan tingkat
pendidikan diDesa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
TABEL III
KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT USIA
No Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0< 1 19 18 37
11 60 keatas 187 179 366
Jumlah 1496 1451 2947
TABEL IV
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
No. Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Tidak sekolah 117 107 224
2. TK/play group 28 27 55
3. Belum tamat SD 156 150 306
4. Tidak tamat SD 153 176 329
5. Tamat SD 681 716 1397
6. Tamat SLTP 159 124 283
7. Tamat SLTA 145 102 247
8. Tamat akademi/Diploma 31 28 59
9. Sarjana keatas 28 21 47
Manusia pada dasarnya hidup dan berkembang karena ada interaksi
dan komunikasi antara sesama dan didukung keberadaan alam sekitarnya.
Secara pribadi manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan sendiri,
sehingga manusia memerlukan asosiasi dengan orang lain. Dalam aspek
sosial budaya dapat dilihat dari segi keagamaan dan adat istiadat untuk
mengetahui sejauh mana sosial budaya desa Tegalrejo dilihat dari berbagai
segi yaitu:
a. Keagamaan
Berkaitan dengan sosial budaya, desa Tegalrejo masih tidak
tertinggal dengan daerah lain, hal ini dapat dilihat dari peran
masyarakat dalam menghidupkan kegiatan-kegiatan keagamaan yaitu:
1) Kelompok yasinan : 13 kelompok
2) Kelompok mujahadah: 6 kelompok
3) Kelompok berjanjen : 20 kelompok
4) Kelompok pengajian : 10 kelompok
b. Adat istiadat
Masyarakat Desa Tegalrejo masih berpegang teguh pada
prinsip keagamaan, kegotong royongan musyawarah,
keramahtamahan, serta saling menghormati antara warga masyarakat.
Hal ini terlihat dalam acara kelahiran, kematian, walimahan, kerja 3. Keadaan sosial budaya
Berikut ini akan disampaikan keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian.
TABEL V
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2009 4. Keadaan sosial dan ekonomi
No. Jenis pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. PNS 64 62 126
2. TNI 12 - 12
3. POLRI 5 4 9
4. Pegawai swasta 44 35 79
5. Pensiunan 19 21 40
6. Pengusaha 19 18 37
7. Buruh bangunan 174 168 342
8. Buruh industri 120 117 237
9. Buruh tani 18 23 41
10. Petani 738 758 1496
11. Peternakan 6 8 14
12. Lain-lain
____
283 231 514
Jumlah 1496 1451 2947
5. Sarana di Desa Tegalrej o
Tempat Ibadah, fasilitas pendidikan, komunikasi, kesehatan dan
a. Tempat ibadah dan fasilitas pendidikan
TABEL VI
SARANA DAN PRASARANA
No. Keterangan Jumlah
1. Tempat ibadah
-Masjid 6
-Mushola 16
-Gereja
-2. Fasilitas pendidikan
TK 1
SD 2
MI 1
b. Komunikasi
Jaringan komunikasi lewat telepon sudah sampai diDesa
Tegalrejo, sarana komunikasi lancar sebagian besar penduduk sudah
memakai Telepon seluler dan telepon rumah, bahkan sudah ada warnet dan wartel.
c. Kesehatan
Sarana kesehatan didesa tegalrejo yaitu poliklinik desa yang
terletak diDusun Kalisoko kidul dan bidan selalu siaga.
d. Fasilitas lain
Didesa tegalrejo wilayah bagian timur karena dekat dengan
Desa Tegalrejo dalam usaha merelisasikan program pembangunan
yang telah ditetapkan dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan
beberapa staf pembantu berikut penulis akan melapokan nama dan
jabatanya:
6. Keadaan pemerintahan Desa
a. Kepala Desa : Slamet
b. Sekertaris desa : Giyarto
c. Kaur pemerintahan : Minarto
d. Kaur pembangunan : Sutirto
Adapun struktur organisasi pemerintahan Desa Tegalejo
B. Penyajian Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai
pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2009. Untuk itu penulis mendistribusikan angket yang berisi 20 item
penyataan tentang kedua variabel tersebut kepada responden, 10 item soal berisi pertanyaan keaktifan shalat beijamaah dan 10 item berisi perilaku sosial.
1. Daftar responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama yang dijadikan
objek penelitian adalah jamaah yang aktif mengikuti shalat berjamaah dimasjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo, Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang tahun 2009. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
TABEL VII
DAFTAR NAMA RESPONDEN
No Nama Responden Jenis Kelamin Umur
L P
1 Abdurrahman L - 60
2 Arifin L - 40
3 Ashuri L - 65
4 Dennis Ossy - P 18
5 Dwi Ratnasari - P 16
6 Dyah Ediyati - P 38
7 Erlina Novitasari - P 18
No Nama Responden Jenis Kelamin Umur
L P
39 Uliyah - P 18
40 Widhayanti - P 25
2. Data tentang jawaban angket tentang keaktifan shalat berjamaah
Adapun hasil penyebaran angket tentang keaktifan shalat beijamaah dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
TABEL VIII
DAFTAR JAWABAN ANGKET KEAKTIFAN SHALAT
No No No. Item
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
17 017 A B A B A A A A B A
18 018 A B A B A A A A A A
19 019 A A B A A A A A A A
20 020 A B A B A B A A A A
21 021 A B A B A A A A A A
22 022 A A A C A A A A A A
23 023 A B A B A B A A A A
24 024 A B A B A A A A A A
25 025 A C B C C A A A ^ 7 a”
26 026 A B A B A B A A A A
27 027 A A A B A A A A A A
28 028 A A A B A A A A A A
29 029 A B A A A A A A A A
30 030 A B A A A A A A A A
31 031 A B B B B B A A B B
32 032 A A A B A A A A A A
33 033 A B A B A A A A A A
34 034 A B A A A A A A A A
035 035 A C A B B A A B B B
036 036 A B A B A A A A A A
037 037 B C A C A B A B B B
038 038 A C A B A A A A A A
039 039 A C A A B A A A A A
3. Data tentang jawaban angket perilaku sosial
No No Responden
No. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
22 022 A A A A A A C B A A
23 023 A A B B B B B A B A
24 024 A A B B B A A B A B
25 025 A A A A A A C A A A
26 026 A A B B A A A A A A
27 027 A B C A C B C A B C
28 028 B A A A A A A A A A
29 029 B B A B B A A B A B
30 030 B A A A A A B A A A
31 031 A A A A A A B A A A
32 032 A A A A B B B A B A
33 033 A A A B A A A A A A
34 034 B B A B B A B B B A
035 035 B A A A C B C B B B
036 036 A A A B A A A B A A
037 037 B A B C C B c B B A
038 038 A A A B A A A B A A
039 039 B A A A B B C B A A
BAB IV
ANALISIS DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul,
maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan
proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu
sebagaimana tercatat di bawah ini:
1. Untuk mengetahui keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid Al-Istikbar.
2. Untuk mengetahui perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan shalat jamaah terhadap perilaku sosial
pada jamaah masjid Al-Istikbar
Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis
menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus piosentase
sebagai berikut:
P = — xl00% N
Keterangan:
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui dari tujuan yang ketiga, penulis menggunakan rumus product moment, yaitu:
j v 2 y y - ( z y ) ( £ r ) ______
^
J \n i x 2-(L*r)2}{A£72 - ( ir ) 2}
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y
XY: jumlah hasil kali variabel X dengan Y
IX : jumlah nilai variabel X
IY : jumlah nilai variabel Y
N : jumlah subyek yang diteliti
A. Analisis Data Keaktifan Shalat Berjamaah
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket
2. Memprosentasikan j awaban
3. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden
TABEL X
DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH
No No Jawaban Nilai Total Nominasi
Responden A B C 3 2 1
1 001 6 3 1 18 6 1 25 n
2 002 7 2 1 21 4 1 26 A
3 003 8 2 0 24 4 0 28 A
4 004 7 3 0 21 6 0 27 A
5 005 6 2 2 18 4 2 24 B
6 006 6 4 0 18 8 0 26 A
36 036 8 2 0 24 4 0 28 A
37 037 2 6 2 6 12 2 20 C
38 038 8 1 1 24 2 1 27 A
39 039 8 1 1 24 2 1 27 A
40 040 3 4 3 9 8 3 20 C
I 1053
Dari d ita di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari interval iya dengan menggunakan rumus :
. X t-X r + i =
---Ki
Keterangan:
i : Interval
xt : Nilai tertinggi
xr : Nilai terendah
ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari rata hasil angket keaktifan shalat berjamaah, diperoleh nilai
tertinggi adali h 29, dan nilai terendah adalah 20. Dengan menggolongkan data
tersebut ke da lam 3 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu:
2 9 -2 0 + :
i = ---3
Jadi elas bahwa variabei ini dapat dikategorikan variasi tinggi,
1. Untuk katq ;ori tinggi dengan A mendapat nilai 26 - 29
2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 23 - 25
3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 20 - 22
TABEL XI
DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN
TINGKAT KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH
No Keaktifan shalat
berjamaah Interval Frekuensi
1 Tinggi 2 6 -2 9 30
2 Sedang 2 3 -2 5 5
3 Rendah 2 0 -2 2 5
40
Kemudian dicari prosentasi tentang tingkat keaktifan shalat berjamaah.
Hal ini menggu nakan rumus prosentase sebagai berikut:
P = — xl00% N
1. Untuk kategori tinggi tentang keaktifan shalat berjamaah ada 30
responden:
P =— X1C0% = 75% 40
2. Untuk kategori sedang tentang keaktifan shalat berjamaah ada 5
responden:
P = — AT1C0%= 12,5 % 40
3. Untuk kategori rendah tentang keaktifan shalat berjamaah ada 5
P = — *100% =12,5 % 40
Untuk ebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekunsi tingkat keaktifan shalat berjamaah.
TABEL XH
PROSLNTASE DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH
No heaktifan shalat
berjamaah Interval Frekuensi Prosentase
1 Tin ?gi 2 6 -2 9 30 75%
2 Sedang 2 3 -2 5 5 12,5 %
3 Rerdah 2 0 -2 2 5 12,5 %
40 100 %
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan shalat
berjamaah pada jamaah masjid al-istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan
Tengaran Katupaten semarang Tahun 2009 adalah 75 % keaktifan Tinggi,
12,5 % untuk ceaktifan Sedang, dan 12,5 % untuk keaktifan rendah.
B. Analisis Data Perilaku Sosial
Untuk mengetahui tentang perilaku sosial. Adapun langkah-langkah
yang diambil udalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang perilaku sosial
2. Memprost ntasikan jawaban
TABEL X m
DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG PERILAKU SOSIAL
No No Jawaban Nilai Total Nominasi
No No
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
. X t-X - + 1