PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMATERI PERJUANGAN
MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI
AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
NUR WAHIDAH NIM. 11511018
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Nur Wahidah
NIM : 11511018
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.
Salatiga, 7 Juli 2015
Pembimbing
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V
MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DI SUSUN OLEH : NUR WAHIDAH
NIM :11511018
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Peni Susapti, M.Si.
Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Penguji I : Rasimin, S.Pd., M.Pd.
Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Wahidah
NIM : 11511018
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 7 September 2015
Yang menyatakan,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kenali karakter diri sendiri untuk melangkah lebih baik
Senyum adalah senjata untuk selalu berjuang melawan kemunduran.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ayahanda tercinta Kurdi danIbunda tercinta Djumrotun kalian adalah
malaikatku di dunia, terimakasih atas perjuangannya dengan cucuran keringat, kalimah do’a dan kasih sayangnya.
Bapak Sumarno Widjadipa M,Pd. yang telah sabar dalam memberikan
bimbingan perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi
Bapak Drs. H. Masyhudi, M.PdI selaku Kepala Sekolah MI Kumpulrejo 1
yang telah mengijinkan penelitian.
Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan motivasi kepada penulis
dalam menimba ilmu selama dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini.
Sahabat hidupkuImam Fauzi yang selalu menemani dan memberikan
motivasi saat penulis butuhkan.
Teman-teman senasib seperjuangan terlebih untuk sahabatku Desi Nuraini
dan Pipit Puspasari.
Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2011, khususnya PGMI A, sebagai teman
berdialektika diperkuliahan dan teman canda tawa.
Kakak-kakak Racana Khusuma Dhilaga - Woro Srikhandi yang telah
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui
Metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014 / 2015”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi serta memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I) IAIN Salatiga.Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi , S.Pd. M.Pd. Selaku Dekan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staff karyawan IAIN Salatiga.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta dan kakak-kakak tersayang.
7. Kepala MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga, guru, karyawan serta semua
siswa siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
Semoga amal baik dan jasa-jasanya diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan yang layak dariNya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, maka dari itu apabila pembaca menemukan kekurangan, mohon dengan hormat demi kesempurnaannya sudilah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca yang budiman.Semoga kita bersama mendapatkan Rahmad dan petunjuk dari Allah SWT.
Salatiga, 7 September 2015
ABSTRAK
Wahidah, Nur. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Drs. Sumarno Widjadipa M.Pd.
Kata Kunci :Hasil belajar, lPS dan SQ3R
Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa masih rendahnya hasil belajar IPS pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga.Oleh karena itu guru diharapkan untuk mencoba suatu metode yang efektif.Metode yang memungkinkan terhadap hasil belajar siswa adalah SQ3R.Masalah yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga? Dan apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan prosentase KKM kelas IPS materi perjuangan pada kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga?.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPS materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dan untuk mengetahui peningkatan KKM kelas IPS materi Perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga.Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Data diambil dari hasil pot test, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus presentase = frekuensi : jumlah siswa x 100.
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 8
G. Metode Penelitian ... 9
1. Rancangan Penelitian ... 9
2. Subyek Penelitian ... 11
3. Langkah-langkah Penelitian ... 11
4. Instrumen Penelitian ... 13
5. Pengumpulan Data ... 14
6. Analisis Data ... 15
H. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPS ... 19
1. Pengertian Hasil Belajar ... 19
2. Klasifikasi Hasil Belajar ... 20
3. Macam-macam Hasil Belajar ... 21
4. Faktor-faktor Hasil Belajar ... 23
C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 45
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 45
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 47
3. Prinsip Penetapan KKM ... 49
4. Jenis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 51
1. Gambaran Umum MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga ... 51
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga ... 51
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 52
4. Keadaan Guru dan Siswa ... 53
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 54
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 56
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 61
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus... 71
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 71
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
IPS Kelas V SD/MI Semester 2 ... 40
TABEL 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 52
TABEL 3.2 Daftar Guru ... 53
TABEL 3.3 Daftar Keadaan Peserta Didik ... 54
TABEL 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 55
TABEL 3.5 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ... 56
TABEL 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ... 71
TABEL 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 73
TABEL 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 76
TABEL 4.4 Nilai Siswa Siklus III ... 79
TABEL 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Lampiran 2 Soal-soal
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8 Surat Pembimbing
Lampiran 9 Lembar Konsultasi
Lampiran 10 Nilai SKK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan, baik bagi guru maupun bagi siswa yang mengikuti proses pembelajran. Pembelajaran merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan manusia maka akan semakin tinggi derajat yang ia dapat. Sebagaimana dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 berikut:
ِعَفْزَي اْوُزُشْواَف اْوُزُشْوا َلْيِق اَذِاَو ْمُكَل ُالله ِحَسْفَي اْىُحَسْفاَف ِسِلَجَمْلا ىِف اْىُحَّسَفَت ْمُكَل َلْيِق اَذِا آْىُىَمَا َهْيِذَّلا اَهُّيآَي ةلداجملا ـ ٌزْيِبَخ َنْىُلَمْعَت اَمِب ُالله َو ٍتَجَرَد َمْلِعْلا اْىُتْوُا َهْيِذَّلا َو ْمُكْىِم اْىُىَمَا َهْيِذَّلا ُالله
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang - lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadalah: 11).
Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk individu dan sosial.Sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat, sedangkan dalam hidup bermasyarakat diperlukan sebuah ilmu sosial.IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya agar menjadi pribadi yang baik.
tercakup dalam proses pembelajaran dapat dipastikan penguasaan pelajaran IPS akan kurang dan akan menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa yang pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan. Oleh sebab itu guru harus dapat memilih dan merencanakan metode yang akan digunakan dalam menyampaikan dan memecahkan berbagai masalah pendidikan (Rasimin, 2012:59). Dalam pendidikan metode digunakan untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar. Metode dapat pula dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah didalam belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif (Wahab, 2008: 36).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) selama ini telah di pelajari oleh semua siswa di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dari kelas I sampe kelas VI. Kegiatan belajar mengajar di kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga khususnya pada mata pelajaran IPS selama ini cenderung dilakukan dengan menggunakan metode ceramah,Tanya jawab diskusi tanpa dikemas dengan menarik dan optimal. Sehingga dalam belajar mengajar hanya guru yang aktif sementara siswa cenderung pasif.Indikator tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung, rendahnya pemusatan perhatian siswa, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru sehingga kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang abstrak.Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran IPS pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga sampai saat ini belum mencapai hasil yang memuaskan.
Melihat keadaan yang seperti itu maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan metode pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Metode SQ3R ini adalah sistem membaca yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941. Yang merupakan proses membaca yang
terdiri dari lima langkah, yaitu :Survey (penelaahan pendahuluan), Question
(bertanya), Read (membaca), Recite (mengutarakan kembali), dan Review
(mengulang kembali) (Soedarso,1988:59). Kelima langkah tersebut masing-masing mempunyai manfaat yang saling mendukung.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber materi dan kurang adanya metode yang lebih variatif, sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan membosankan, maka untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPS yang melibatkan siswa aktif belajar, dengan harapan hasil belajar siswa meningkat. Hal inilah yang menarik untuk diadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melalui Metode SQ3R
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/ 2015?
2. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan prosentase
pencapaian KKM kelas mata pelajaran IPS materi perjuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi perjuangan melalui
metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui dengan penerapan metode SQ3R dapat
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan suatu perkiraan tentang tindakan
yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut
(Wardhani,2011:3.15). Jadi hipotesis tindakan berarti dugaan sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah:
a. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi peejuangan pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
b. Penggunaan metode SQ3R dapat memenuhi target pencapaian
KKM mata pelajaran IPS materi perjuangan kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode SQ3R dapat dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas V MI Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 Salatiga.
b. Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan akan membawa beberapa manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPS
melalui metode SQ3R pada siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga.
b. Memberikan kontribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan
oleh guru agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga hasil belajar dapat tercapai.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
b. Bagi Guru
PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan diri.
c. Bagi Sekolah/Madrasah
Didapatkannya inovasi pembelajaran baru untuk perbaikan proses pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas Madrasah (Wardhani,2011:1.19-1.27).
F. Definisi Operasional
Lebih jelasnya penulis akan menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam pembahasan judul dari penelitian tersebut. Adapun istilah yang terdapat dalam judul penelitian tersebut adalah:
1. Peningkatan
Yaitu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik yang tepat dan waktu yang efektif. (Sumadayo, 2013 : 98).
2. Hasil Belajar IPS
3. SQ3R
SQ3R merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan
lima langkah yaitu: Survey, Question, Read, Recite dan Review
(Soedarso,1988: 59).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dapat disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2011 : 1.4).
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006:3).Secara keseluruhan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa untuk meningkatkan mutu pendidikan yang secara bertahap dan terus menerus.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas
kolaboratif.PTK bentuk Kolaboratif merupakan penelitian yang
menyumbang perkembangan teori, dan peningkatan karier guru. Model penelitian ini dirancang dan dilaksanakan oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah (Mahmud, 2011:209).
Dalam PTK kolaboratif, hubungan guru dan peneliti bersifat kemitraan sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Dalam proses PTK kolaboratif bukan hanya peneliti yang bertindak sebagai innovator. Guru juga dapat melakukannya sebagi bentuk kerja sama, saling belajar dan saling mengisi terhadap proses peningkatan profesionalisme masing-masing.
Dalam PTK kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang meklakukan tindakan (Arikunto, 2008:17).Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
dari empat tahapan penting, meliputi; (1) Planning (rencana), (2) Action
(tindakan), (3) observation (pengamatan) dan (4) Reflektion (refleksi)
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga dengan jumlah keseluruhan 24 siswa yaitu 18 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation
(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan Perencanaan
? Refleksi Refleksi
Pelaksanaan Pelaksanaan
SIKLUS I
Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,
wawancara dan pencatatan arsip.
2) Observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat
menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.
3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode SQ3R.
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran.
5) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
6) Pembuatan kisi-kisi dan pembuatan instrumen tes tiap akhir siklus
sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
1) Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang
telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas berdasarkan metode pembelajaran SQ3R sebagaiman yang digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti (Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi) dan penutup.
3) Menyajikan materi pelajaran
4) Memberi penjelasan tahapan SQ3R
5) Memberikan bimbingan
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
7) Memberikan penguatan dan kesimpulan
8) Melakukan pengamatan
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan ini merupakan tahapan pengumpulan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan bersama-sama dengan guru sebagai mitra peneliti.Pengamatan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai guru dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Data yang diperoleh dari tindakan dikumpulkan selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan.
4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Pedoman observasi ini untuk mengamati kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R.
b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R mata pelajaran IPS materi perjuangan. Soal tes ini berisi pertanyaan-pertanyaan tulisan baik pilihan ganda maupun uraian.
c. Pedoman dokumentasi
Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat penelitian yang berisi tentang profil madrasah, data madrasah dan foto madrasah.Pedoman ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan membuat RPP.
5. Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Suhardjono (2008:78) observasi berjalan bersamaan dengan pelaksaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui metode SQ3R untuk membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
b. Tes
Dalam pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tertulis untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi.
Tehnik tes ini dilakukan setelah siswa melaksanakan pembelajaran IPS dengan metode SQ3R dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan antara siklus pertama dengan siklus kedua.Bentuk tes yang diberikan berupa tes objektif pilihan ganda 4 option (a, b, c dan d) dan tes uraian.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi adalah data tentang madrasah secara keseluruhan.Metode ini mencakup data tentang rencana pembelajaran dikelas.Dokumentasi ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan nilai siswa sebelum diterapkan metode SQ3R pada pelajaran IPS.
6. Analisis Data
dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, iklim kelas, suasana pembelajaran, cara guru mengajar dan interaksi pembelajaran. Guru peneliti perlu memahami tehnik analisis data yang tepat agar hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kondisi yang terjadi didalam kelas (Mulyasa,2009:70).
Langkah-langkah analis data dalam penelitian ini :
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes
b. Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-60 tidak tuntas)
c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika
pembelajaran, kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.
d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus
maupun indikator kinerja. Nilai pra siklus dan post tes dibandingkan maka dapat dirumuskan mengetahui seberapa efektif penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran IPS.
Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap dan mengetahui hasil akhir dari penelitian. Penulis menggunakan analisis dekriptif untuk memperoleh nilai rata-rata tes frmatif maka dapat dirumuskan:
M = 𝑥
𝑁
Keterangan:
𝑥 = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai
setiap individu.
N = Banyaknya individu (Djamarah, 2005:302).
Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃 = 𝐹
𝑁 𝑥 100 %
Keterangan :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2005:264-265).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari : Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Daftar Tabel.
Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:
Bab IIberisi Kajian Pustaka yang mencakup Hasil Belajar, Metode SQ3R dan IPS
Bab III berisi Deskripsi Pelaksanaan Penelitian yang mencakup: Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksaan Siklus II, dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.
Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup analisa hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, Analisis Hasil Siklus II, dan Analisis Hasil Siklus III dan pembahasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar IPS
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran.Disamping itu ada pula orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis.Banyak devinisi yang diberikan tentang belajar. Menurut Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung serta progesif ( Syah, Muhibbin, 2010:64).
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu belajar merupakan upaya memperoleh pengetahuan atau ketrampilan melalui intruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seseorang pendidik atau guru (Susanto Ahmad, 2013 : 2).
Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) menegaskan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Ahmad, Susanto, 2013:5).
2. Klasifikasi Hasil Belajar
Hasil belajar yang baik dan sukses, secara garis besarnya akan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu hasil belajar yang baik apabila terjadi perubahan kearah yang positif.
Menurut Gagne hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam (Ahmad, Susanto, 2013: 2). yaitu:
a. Ketrampilan Motoris (motor skill)
Ketrampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berari, dan loncat.
b. Informasi Verbal
c. Kemampuan Intelektual
Selain menggunakan symbol verbal, manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.
d. Strategi Kognitif
Gagne menyebutkan sebagai organisasi ketrampilan yang internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan bepikir.Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus-menerus yang serius.
e. Sikap (attitude)
Sikap merupakan faktor penting dalam belajar, karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseoorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan tergantung pada pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri penuh.
3. Macam-macam Hasil Belajar
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini berarti seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Sedangkan menurut Sumaatmadja dalam Susanto (2013:8) konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian.Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.Dari beberapa pengertian tersebut, untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes baik secara lisan maupun secara tertulis.
b. Keterampilan Proses
digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
c. Sikap
MenurutSardiman dalam Susanto(2013:11) sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia disekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.Dalam hubungan dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.Karena pemahaman konsep, maka dominan yang sangat berperan adalah domain kognitif.
4. Faktor-faktor yang Mempengarui Hasil Belajar
Menurut Slameto(1988:56-74), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor Intern
b. Faktor Ekstern
c. Ranah Hasil Belajar
Proses belajar yang berlangsung menyebabkan terjadinya
perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif. Benyamin Bloom dalam Sudjana (1990:22-34), secara garis besar membagi tipe hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Perinciannya adalah sebagai
berikut:
1) Ranah Kognitif
Ranahkognitifberkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah Afektif
Ranahafektifberkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotoris
Ranahpsikomotorisberkenaan dengan hasil belajar
gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar, namun di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Batasan hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif siswa, di mana siswa dapat mengetahui, memahami, menganalisis setiap soal yang diberikan oleh guru.
5. IPS Materi Perjuangan a. Pengertian IPS
b. Tujuan IPS
Tujuan IPS di SD/MI adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut (Ahmad, 2013: 145):
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
c. Ruang Lingkup IPS
1) Membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang
2) Meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada diri siswa sebagai warga masyarakat dan warga Negara (Rasimin, 2012:38).
d. Materi Perjuangan
Indonesia pernah dikuasai bangsa asing dalam waktu yang cukup sangat lama.Bangsa-bangsa asing yang pernah menjajah Indonesia adalah Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.Penjajahan menyebabkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Bangsa Indonesia berjuang mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
1) Perjuangan melawan penjajah Belanda
Bangsa Belanda pernah menguasai Indonesia lebih dari 300 tahun.Dalam kurun waktu itu, berkali-kali takyat Indonesia mengadakan perlawanan.Pada bagian ini dibahas tentang kedantangan Bangsa Belanda ke Indonesia, bentuk-bentuk
penindasan Bangsa Belanda, dan perjuangan menentang
penjajahan Bangsa Belanda.
2) Kedatangan Bangsa Belanda
berlomba-lombalah Bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia.
Bangsa Belanda sampai ke Indonesia sampai ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596.Armada Belanda berhasil mendarat di Benten, Jawa Barat.Pada awalnya, kedantangan Bangsa Belanda disambut baik oleh Sultan Banten.Kegiatan perdagangan menjadi ramai.Namun, hal itu tidak berlangsung lama.Bangsa belanda berubah menjadi serakah dan kasar.Sikap itu menyebabkan mereka dimusuhi dan diusir dari Banten.
1) Penindasan lewat VOC
Dua tahun setelah kedatangan pertama, Bangsa Belanda datang lagi ke Indonesia.kali ini mereka bersikap baik dan ramah.belanda dapat diterima kembali di Indonesia.banyak pedagang Belanda yang datang ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan dagang dan pertikaian diantara mereka.Akibatnya, harga rempah-rempah tidak terkendali.Untuk menghindari pertikaian yang lebuh parah pada tanggal 20 Maret 1602 dibentuk perkumpulan dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
Mula-mula kegiatan VOC hanya berdagang.Akan tetapi, lama kelamaan VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli).Untuk mewujudkan masud itu VOC membentuk tentara, mencetak mata uang sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.
mereka kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC juga memerintahkan penebangan sebagian pohon rempah-rempah milik rakyat.VOC memberikan hukuman berat kepada rakyat yang melanggar aturan monopoli itu.
Pusat-pusat perdagangan yang dikuasai VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda.Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal J.P Coen.Ia mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan gaya Belanda. Kantor VOC yang semula ada di Ambon dipindahkan ke Batavia.
VOC mampu berdiri dalam waktu yang sangat lama.Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. VOC dibubarkan karena sebab-sebab berikut ini:
a) Pejabat-pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
b) VOC menanggung biaya perang yang sangat besar.
c) Kalah bersaing dengan pedangang Inggris dan Perancis.
d) Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
1) Penindasan lewat kerja paksa, penarikan pajak, dan tanam paksa. Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparta berhasil menaklukan Belanda.Napoleon mengubah bentuk Negara Belanda dari kerajaan menjadi republic.Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris.Ia mengangkat Herman Williem Daendels menjadi Gubernur Jendral di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Deandels melakukan 3 hal, yaitu:
a) Menambah jumlah prajurit
b) Membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos
pertahanan
c) Membangun jalan raya yang menghubung kan pos satu dengan pos
lainnya
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun(1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia.Pemerintah memberlakukan sewa tanah yang dikenal dengan namalandrente.Rakyat yang menggarap tanah diharuskan menyewa dari pemerintah.
Pada tahun 1826, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa.Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch.Bosch mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong.Ia memberlakukan
tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang
kosong.
Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai berikut:
a) Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman
yang laku dipasaran Eropa.
b) Tanah yang dipakai untuk tanaman paksa bebas dari pajak.
c) Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
d) Pekerjaan tanam paksa tdak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk
menanam padi.
e) Kerusakan-kerusaan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi
f) Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.
Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan itu.Misalnya, tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah yang telah ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen, rakyat harug diatus bekerja lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya ketentuan-ketentuan yang diatur dalam tanam paksa tidak berlaku sama sekali. Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang.
Tanam paksa mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat Indonesia.Hasil pertanian menurun.Rakyat mengalami kelaparan.Akibat kelaparan banyak rakyat menjadi mati.Sebaliknya, tanam paksa ini memberikan keuntungan yang melimpah bagi Belanda.Namun, masih ada rakyat Belanda yang peduli terhadap nasib trakyat Indonesia.Di antaranya adalah Douwes Dekker.Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelear, dengan nama samara Multatuli. Max Havelear menceritakan penderitaan rakyat Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa.Max Havelear menggegerkan seluruh warga Belanda.Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda.Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.
2) Perlawanan menentang penjajahan Belanda
seng Sara rakyat Indonesia.Rakyat Indonesia tidak tahan lagi.Rakyat Indonesia melakukan perlawanan memperjuangkan martabat dan kemerdekaannya.Dari seluruh penjuru tanah air timbul perlawanan terhadap penjajah Belanda.
a) Perlawanan terhadap VOC
Pada saat VOC berkuasa di Indonesia terjadi beberapa kali perlawanan.Pada tahun 1628 dan 1629, Mataram melancarkan serangan besar-besaran terhadap VOC di Batavia.Sultan Agung mengirimkan ribuan prajurit untuk menggempur Batavia dari darat dan laut.Di Sulawesi Selatan VOC mendapat perlawanan dari rakyat Indonesia dibawah pimpinan Sultan Hassanudin.Perlawanan terhadap VOC di Pasuruan Jawa TImur dipimpin oleh Untung
Suropati.Sementara Sultan Ageng Tirtayasa mengobarkan
perlawanan di daerah Banten.
b) Perlawanan Pattimura (1817)
Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu.Perang melawan Belanda meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti Ambon, Seram, Hitu, dan Lain-lain.
c) Perang Padri
Perang Padri bermula dari pertentangan antara kaum adat dan kaum agama (kaum Padri).Kaum Padri ingin memurnikan pelaksanaan agama Islam.Gerakan Padri itu ditentang oleh keum adat.Terjadilah bentrokan-bentrokan antara keduanya.Karena terdesak, kaum adat minta bantuan kepada Belanda bersedia membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau.
Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro.Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol.Pasukan Padri dengan
taktik perang gerilya, berhasil mengacaukan psukan
Belanda.Karena kewalahan, Belanda mengajak berunding.Pada tahun 1925 terjadi genjatan senjata.Belanda mengakui beberapa wilayah sebagai daerah kaum Padri.
tanggal 25 Oktober 1837, benteng Imam Bonjol dapat diterobos.Beliau ditangkap dan ditawan.
d) Perang Diponegoro (1925-1830)
Perang Diponegoro berawal dari kekecewaan Pangeran Diponegoro atas campur tangan Belanda terhadap istana dan tanah tumpah darahnya. Kekecewaan itu memuncak ketika Patih Danurejo atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.
Dipimpin Pangeran Diponegoro, rakyat Tegalrejo
menyatakan perang melawan Belanda tanggal 20 Juli 1825. Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi sebagai penasehat, Pangeran Ngabehi Jayakusuma sebagai panglima, dan Sentot Ali Basyah Prawiradirja sebagai panglima perang.Pangeran
Diponegoro juga didukung oleh para ulama dan
bangsawan.Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang melawan Belanda.Kyai Mojo dari Surakarta mengobarkan Perang Sabil.
Antara tahun 1825-1826 paukan Diponegoro mampu mendesak Belanda.Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan dari Sumatera dan Sulawesi.Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng stestel.Tektik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Banyak pemimpin pasukan pangeran Diponegoro gugur dna tertangkap.
perundingan yanag diadakan tanggal 28 maret 1830 de Magelang, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda.Beliau diasingkan dan meninggal di Makassar.
e) Perang Banjarmasin (1859-1863)
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan kerajaan.Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari.Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah.Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur.Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan.Setelah itu pernang meletus kembali.Dalam perang itu Pangeran antasari luka-luka dan wafat.
f) Perang Bali (1846-1868)
Penyebab perang Bali adalah Belanda ingin menghapus hukum tawan karang dan memaksa Raja-raja Bali mengakui kedaulatan Belanda di Bali.Isi hukum tawan karang adalah kerajaan berhak merampas dan menyita barang serta kapal-kapal yang terdampar di Pulau Bali.Raja-raja Bali menolak keinginan Belanda.Akhirnya, Belanda menyerang Bali.
Belanda melakukan tiga kali penyerangan, yaitu pada tahun 1846, 1848, dan 1849.Rakyat Bali mempertahankan tanah air
mereka.Setelah Buleleng dapat ditaklukan, rakyat Bali
Puputan Kusumba (1908), dan Perang Puputan Klunkung (1908). Salah satu pemimpin perlawanan rakyat Bali yang terkenal adalah Raja Buleleng dibantu Gusti Ketut Jelantik.
g) Perang Sisingamangaraja XII (1870-1907)
Pada saat Sisingamangaraja memerintah Kerajaan Bakara, Tapanuli, Sumatera Utara, Belanda datang.Belanda ingin menguasai Tapanuli.Sisingamangaraja beserta rakyat bakara
mengadakan perlawanan.Tahun 1878 Belanda menyerang
Tapanuli.Namun, pasukan Belanda dapat dihalau oleh rakyat.Pada tahun 1904 Belanda kembali menyerang tanah Gayo.Pada saat itu Belanda juga menyerang daerah Danau Toba.Pada tahun 1907, pasukan Sisngamangaraja XII diPakpak.Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu.Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, kemudian dipindahkan ke Balinge.
h) Perang Aceh (1873-1906)
Sejak terusan Suez dibuka pada tahun 1869, kedudukan Aceh makin penting bak dari segi strategi perang maupun untuk
perdagangan.Belanda ingin menguasai aceh.Rakyat Aceh
mengadakan perlawanan dibawah pemimpin-pemimpin Aceh antara lain Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Ibrahim, dan Cut Nyak Dien.
pejuang-pejuang Aceh.Perang gerilya membuat pasukan Belanda
kewalahan.Belanda menyiasatinya dengan stelsel konsetrasi,
memusatkan pasukan supaya pasukannya dapat lebih terkumpul. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk menguasai sistem kemasyarakatan penduduk Aceh.Dari penelitian yang dibuatnya, Hurgronje menyimpulkan bahwa kekuatan Aceh terletak pada peran para ulama.Penemuannya dijadikan dasar untuk membuat siasat perang yang baru.Belanda membentuk pasukan gerak cepat (Marchose) untuk menumpas dan mengejar gerilyawan
Aceh.Dengan pasukan Maschose Belanda berhasil mematahkan
serangan gerilya rakyat Aceh.Tahun 1899, Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh. Pasukan Cut Nyak Dien yang menyingkir ke hutan dan mengadakan perlawanan juga dapat dilimpuhkan(Endang Susilaningsih, 2008:133)
6. SK dan KD IPS Kelas V Semester II
Tabel 2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas V SD/MISemester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menghargai, meneladani peran
tokoh perjuangan dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
1.1 mendeskripsikan
perjuangan para tokoh
pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang.
1.2 Meneladani jasa dan
peranan tokoh perjuangan
dalam mempersiapkan
1.3 Menindak lanjuti jasa dan
peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
B. Metode SQ3R
1. Pengertian Metode
Metode merupakan jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan (Slameto, 1991:84).
2. Pengertian SQ3R
Membaca selintas digolongkan oleh S. Suharianto dalam jenis “membaca ekstensif” membaca selintas sangat berperan dalam membaca
dan membaca isi buku, dalam pembacaan ragam studi.Akan tetapi isi buku juga harus kita pelajari secara intensif.Kita tidak hanya perlu membaca secara meluas, tetapi juga perlu membaca secara mendalam.
Membaca dengan metode SQ3R sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan relasional. Metode ini singkatan dari: Survey, Question, Read, Recite, Review.
a. Survey atau Menyelidiki
Dalam langkah pertama ini kita memeriksa halaman-halaman bab yang akan kita pelajari. Kita periksa judul-juudul paragraf atau
diagram-diagramnya.Kita baca pertanyaan-pertanyaan atau rangkuman pada akhir bab. Semua itu bertujuan untuk memperoleh kesan atau gagasan umum tentang isinya.Penyelidikan ini kita lakukan dengan membaca selintas.
b. Question atau Menanyakan
Dalam langkah kedua ini kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum mulai membaca seluruh bab. Pertanyaan-pertanyaan didasarkan atas bahan yang sudah kita baca selintas, misalnya dengan mengubah judul-judul paragraf menjadi berbentuk
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat membangkitkan
keingintahuan kita, akan membantu kita untuk membaca dengan tujuan, mencari jawaban-jawaban yang penting dan akhirnya akan meningkatkan pemahaman dan meningkatkan pemahaman dan mempercepat penguasaan seluruh isi bab.
c. Read atau Membaca
Dalam langkah ketiga ini kita membaca untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita. Kita dapat membaca cepat sekarang karena kita tahu apa yang kita cari dan dimana kita mencari jawaban-jawabannya. Kita akan membaca lebih cepat apabila kita telah melaksanakan langkah pertama dan kedua.
d. Recite atau Mendaras
hubungkan dengan informasi yang kita peroleh sebelumnya dan kita bersiap diri untuk pembacaan selanjutnya. Pada akhir tiap paragraf atau bagian dalam bab, buat ringkasan isi paragraf/bagian itu dan daraslah kepada diri anda hal-hal yang penting dengan lantang. Pendarasan ini dilakukan dengan membuat catatan pada lembar catatan.
e. Review atau Mengulangi
Setelah tiap paragraf atau bab atau bagian dalam bab yang kita pelajari selesai kita baca menurut langah ketiga dan keempat, kita ulangi kembali dan kita ingat-ingat segenap isi ringkas dan penting dari seluruh bab tersebut. Dengan langkah kelima ini, kita berusaha untuk memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh, dan kokoh atas bahan. Untuk itu, lembar-lembar catatan tentang bab tersebut kita jajarkan diatas meja, hubungan butir-butirnya kita lihat, dan kemudian kita ingat-ingat kembali ( A. Widyasmartaya, 1992:60).
3. Pelaksanaan SQ3R
a. Guru menjelaskan pada siswa bahwa membaca efektif melakukan
banyak hal ketika membaca, termasuk menyurvei, bertanya, membaca, mengutarakan ulang, dan mereview.
b. Guru memilih materi untuk dibaca dengan menggunakan lima langkah
c. Dalam setiap tahap guru harus memastikan bahwa ia menjelaskan apa yang dibaca dan apa yang harus dilakukan.
d. Setelah sesi ini siswa diajak untuk membaca materi secara individu
dan mencoba menerapkan langkah SQ3R.
e. Setelah itu, siswa diminta untuk mereview catatan-catatan mereka dan
merefleksikan prosesnya dalam mempraktikkan SQ3R (Miftahul Huda, 2014: 246).
4. Kelebihan dan Kelemahan SQ3R
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran sangat diperlukan agar tidak menjadi kendala yang dapat menghambat pelaksanaan pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.
5. Kelebihan SQ3R antara lain:
a. Dengan adanya tahap survey pada awal pembelajaran, hal ini
membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
b. Siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan mencoba
c. Materi yang dipelajari siswa melekat untuk periode waktu yang lebih lama.
6. Kelemahan SQ3R antara lain:
a. Metode ini tidak dapat diterapkan pada semua pokok bahasan,
misalnya matematika karena mengingat materi matematika yang tidak selamanya mudah dipahami dengan cara membaca saja melainkan perlu adanya latihan.
b. Guru akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan buku bacaan
untuk masing-masing siswa jika tidak semua siswa memiliki buku bacaan (Muhlisin:2013).
C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remidial bagi yang belum tuntas dan layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan presentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka.Target ketuntasan secara Nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal dibawah target Nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik.Oleh karena itu pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhak untuk
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal mempunyai fungsi sebagai berikut (Buku KKM, 2008: 5-6)
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian remidial atau layanan pengayaan.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran. Setiap Kompetensi Dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengikuti KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan.
c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah.
d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik
dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pemimpinn satuan pendidikan dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.
e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi
bertanggung jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
3. Prinsip Penetapan KKM
Penetapan Kriteria Minimal perlu mempertimbangkan ketentuan sebagai berikut (Buku KKM, 2008: 7-8):
a. Penetapan KKM meruapakan kegiatan pengambilan keputusan melalui
metode kualitatif dan atau kuantitatif.
b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan
rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)
merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS).
g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.
4. JenisKriteriaKetuntasan Minimal
Berdasarkan teori Mastery Learning KKM terdiri dari tiga aspek
antara lain:
a. KKM Individual
KKM Individual wajib dicapai oleh masing-masing siswa pada mata pelajaran IPA kelas V MI Al-Mahmd Kumpulrejo 01 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
b. KKM Kelas
Pembelajaran dalam satu kelas dinyatakan berhasil mencapai ketuntasan manakala dari total siswa 85% telah mencapai KKM.
c. KKM Nasional
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga. Madrasah ini terletak di desa Promasan Rt .04/II Kumpulrejo Argomulyo Salatiga berdiri pada tanggal 01 Maret 1964. Pendirian Madrasah ini didasari atas pemikiran warga masyarakat sekitar untuk mencerdaskan masyarakat Desa Promasan Kumpulrejo terutama dalam bidang keagamaan.MI Almahmud Kumpulrejo 01 ini berdiri dibawah naungan Yayasan Lembaga Pendidikan Ma’arif
NU.Menjamurnya sekolah-sekolah dasar memicu madrasah ini untuk
berkompetensi secara sehat dalam mempertahankan
eksistensinya.Lembaga tersebut di tangan masyarakat adalah tujuan, visi, dan misinya.
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga Visi MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01
Teguh iman dan unggul dalam mutu
Misi MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
a. Peningkatan kompetensi pembelajaran
b. Peningkatan kwalitas pendidikan
c. Pembinaan keagamaan dan ekstra kulikuler secara intensif
Tujuan MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
a. Terbentuknya pribadi siswa yang islami
b. Mencapai nilai ujian rata-rata 7.00 (tujuh koma nol-nol)
c. Tercapainya tri sukses pendidikan yang meliputi penampilan, disiplin,
out put dan out came.
d. Menjaga eksistensi madrasah
e. Memberikan pelayanan multiple intelligences siswa
f. Terpenuhinya kebutuhan secara prasarana pembelajaran dan tertib
administrasi
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga.Waktu pelaksanaan dimulai tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan tanggal 03 Maret 2015.Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal IPS kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga.Sehingga tidak mengganggu jadwal mata pelajaran yang lainnya. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Waktu Kegiatan
1 23 Februari 2015 Pelaksanaan Pra Siklus
2 26 Februari 2015 Pelaksanaan Siklus I
3 28 Februari 2015 Pelaksanaan Siklus II
4. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru
Guru atau tenaga pendidik MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga sebanyak 13 orang guru termasuk, kepala sekolah, dan staff TU. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan pengajar dan staff yang lainnya yang membantu jalannya proses pendidikan di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga, dapat dilihat dari hasil penelitian yang penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar guru MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
b. Keadaan Siswa
MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga memiliki 6 kelas dengan jumlah keseluruhan sebanyak 134 siswa, yang terdiri dari kelas I-VI untuk lebih jelasnya penulis sajikan rincian dalam tabel berikut: Tabel Jumlah Siswa MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Berdasarkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih berada dibawah criteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 60.Sedangkan nilai yang diperoleh 25% dari seluruh total siswa.Hal tersebut dikarenakan dalam penggunaan metode belum variatif sehingga hasil belajarnya masih kurang memuaskan. Hasil belajar pra siklus dapat dilihat pada table berikut: Tabel: 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Dari data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel guna mengklasifikasikan nilai hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel: 3.5 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus
No Skor Kriteria tuntas, pada proses pembelajaran pra siklus siswa tidak bersemangat dan bermalas-malasan karena siswa merasa bosan dalam membaca materi. Selain itu siswa belum aktif dalam bertanya dan merasa tekut saat diminta unyuk maju kedepan.Untuk itu untuk menumbuhkan semangat siswa dalam memahami materi perjuangan maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.perbaikan tersebut dilakukan melalui penelitian tindakan kelas dengan tiga tahap, yaitu pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan
a. Menentukan waktu pelaksanan siklus I
b. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran
c. Membuat instrument penelitian, yaitu :
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang aktifitas
siswa dalam pembelajaran dan kegiatan guru selama kegiatan pembelajaran (lembar observasi terlampir).
2) Tes Formatif sebagai alat pemngukur tingkat penguasaan siswa
pada materi yang telah disampaikan melalui metode SQ3R (soal terlampir).
3) Menyiapkan bahan metode SQ3R sebagai alat untuk
menyampaikan materi.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Salam, do’a, mengabsen siswa
2) Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang
terkait dengan materi perjuangan melawan penjajah Belanda. Contoh siapa yang pernah mendengar cerita penjajahan Belanda?
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi