• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABI PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu. yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BABI PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu. yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam praktiknya, UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Untuk itu, UMKM sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan .dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat (Liberti, 2014: 11).

Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah menjadi salah satu pelaku usaha penting ditanah air. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian untuk pemberdayaan dan pengembangannya. Hal ini terlihat dengan adanya regulasi khusus yaitu dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil, dan Menengah. Dengan demikian, UMKM pada dasamya bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka ikut membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

(2)

2

Di banyak negara, UMKM memberikan kontribusi yang sama besarnya seperti yang terdapat di Indonesia. Tercatat jumlah UMKM di negara maju rata-rata mencapai 90% dari total seluruh unit usaha, dan menyerap 2/3 tenaga kerja dari jumlah pengangguran yang ada (Baas dan Schrooten, 2006). Pencapaian yang luar biasa dan potensi yang besar dari UMKM tersebut sering terkendala masalah permodalan untuk mengembangkan usaha serta masalah pemasaran produk kepada masyarakat. Pada dasarnya UMKM memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan kredit sebagai suntikan modal. Salah satu program pemerintah Indonesia terkait pembiayaan UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat yang pada tahun 2009 ditargetkan sekitar Rp 20 triliun. Namun, pada prakteknya realisasinya jauh dari target Rp20 triliun yakni hanya sebesar Rp 14,8 triliun.

Penyebab rendahnya penyaluran KUR tersebut karena bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUR masih telalu berhati-hati dalam penyaluran kredit, karena tidak memiliki akses informasi yang memadai terkait kondisi UMKM. Pelaksanaan pembukuan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan merupakan hal yang masih sulit bagi UMKM. Namun, penelitian dalam bidang akuntansi sebagai faktor penting dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah belum banyak dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi prestasi perusahaan (Suhairi, 2004; McMahon, 2001).

Praktek akuntansi, khususnya akuntansi keuangan pada UMKM di Indonesia masih rendah dan memiliki banyak kelemahan (Suhairi, 2004; 2001).

(3)

Kelemahan itu, antara lain disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari manajer

I

pemilik dan tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UMKM. Sudarini (1992) dalam Wahdini dan Suhairi (2006) juga membuktikan bahwa perusahaan kecil di Indonesia cenderung untuk memilih norma perhitungan sebagai dasar perhitungan pajak, karena biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan keuangan jauh lebih besar daripada kelebihan pajak yang hams dibayar.

Tidak adanya penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dalam pengelolaan UMKM, pada dasamya ditentukan oleh persepsi atas informasi akuntansi para pengusaha kecil dan menengah yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Pemilihan dan penetapan keputusan bisnis pada dasamya melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan, oleh karena itu akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi (lkhsan dan Ishak, 2008: 1).

Robert dan Kinicki (2014) dalam Pinasti (2007:322) menjelaskan bahwa persepsi seseorang akan mempengaruhi perilaku dan keputusannya. Pada umumnya setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu hal yang sama. Perbedaan persepsi antara orang-orang ini disebabkan karena perasaan individu yang penerimaannya berbeda fungsi dan hal ini terutama disebabkan oleh kecenderungan perbedaan (Ikhsan dan Ishak, 2008:59). Oleh karena itu, setiap orang cenderung bertindak berdasarkan persepsinya

(4)

4

masing-masing dengan mengabaikan apakah persepsinya itu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya atau tidak. Begitu juga dengan pengusaha kecil dan menengah akan bertindak sesuai dengan persepsi mereka masing-masing termasuk dalam penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dalam usahanya.

Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan manajemen terutama yang berhubungan dengan data keuangan suatu perusahaan (Baridwan, 2000:1 ). Tujuan informasi akuntansi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi (Ikhsan dan Ishak, 2005:1 ). Dalam berbagai aktivitas usaha, informasi akuntansi dipandang potensial karena mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu para pengusaha kecil dan menengah dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Karena ada beragam pemakai yang berkepentingan maka diperlukan adanya standar dalam penyusunannya. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam memahami laporan keuangan. Standar tersebut dituangkan dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan, yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan pada tahun 2009 telah mensahkan Standar Akuntansi Keuangan

(5)

untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Standar tersebut berlaku efektif per I Januari 2011. Penggunaannya ditujukan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yakni entitas yang 1) Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, dan 2) Entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

Menurut Laporan Tahunan Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sikka tahun 2014, masalah utama yang menjadi fokus dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah informasi akuntansi dalam hal mt adalah mengenai pengelolaan pelaporan keuangan. Ada beberapa kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yakni pencatatan yang dilakukan selama ini tidak/belum dilakukan secara akurat, proses penyusunan laporan tidak sesuai dengan ketentuan, sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai dan belum didukung dengan Sumber Daya Manusia yang memadai. Perrnasalahan berikutnya adalah sulitnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah akses ke perbankan untuk mendapatkan tambahan modal usaha. Kondisi ini mengindikasikan bahwa UMKM tidak memahami akan pentingnya menyusun laporan keuangan. Pada hal dengan adanya laporan keuangan sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan usaha kecil.

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penyediaan dan penggunaan inforrnasi akuntansi, yaitu Ismail dan King (2007), Kiryanto et al. (2001), Pinasti (2001), Murniati (2002), Solovida (2003), Fitriyah (2006), Astuti (2007), dan Pinasti (2007). Penelitian terdahulu, menemukan hasil

(6)

6

yang berbeda dari masing-masing variabel informasi akuntansi, dan masih terbatasnya jumlah penelitian yang dilakukan di Indonesia terkait dengan informasi akuntansi keuangan, penelitian ini menarik untuk di teliti kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perseps1 pemanfaatan informasi akuntansi di Indonesia.

Holmes dan Nicholls (1989) dalam Solovida (2003:4) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penytapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil di Australia. Variabel yang signifikan berpengaruh adalah ukuran bisnis, masa manajemen memimpin operasional usaha, pendidikan pemilik atau manajer, sektor industri, umur perusahaan dan skala usaha. Penelitian Fitriyah (2006) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah di Indonesia. Variabel yang signifikan adalah pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha, dan jenis usaha.

Perbedaan dengan penelitian sekarang yaitu peneliti mereplikasi dan mengadopsi kembali variabel skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, pengalaman dalam pemanfaatan informasi akuntansi dengan menambahkan variabel budaya organisasi. Perbedaan yang lain adalah 1) teknik pengambilan sampel di mana penelitian terdahulu menggunakan Simple Random

Sampling (acak), sedangkan dalam penelitian sekarang teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah teknik probability sampling dengan metode proportionate

(7)

objek pada UKM di Sidoarjo, sedangkan penelitian sekarang mengambil objek pada UKM di kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Penelitian ini menggunakan variabel skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, pengalaman dalam pemanfaatan informasi akuntansi dan budaya organisasi. Skala usaha, dan umur perusahaaan, merupakan faktor yang berasal dari luar diri pengusaha kecil dan menengah, sedangkan pengetahuan akuntansi, pengalaman dalam pemanfaatan informasi akuntansi, dan budaya orgamsas1 merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pengusaha kecil dan menengah yang diduga akan mempengaruhi persepsi mereka atas pemanfaatan informasi akuntansi.

Skala usaha merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang bekerja dan berapa besar pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi (Fitriyah, 2006). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah informasi akuntansi yang digunakan tergantung pada ukuran usaha yang dikategorikan menurut jumlah karyawan. Hal ini berarti bahwa persepsi manajer berubah sejalan dengan perubahan skala perusahaan yang diukur dengan jumlah karyawan. Hasil penelitian m1 sesuai dengan penelitian Ismail dan King (2007:12), dan Astuti (2007: 40) yang menunjukkan bahwa skala usaha yang diukur berdasarkan jumlah karyawan berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Namun, berbeda dengan hasil penelitian Solovida (2003: 59) yang menunjukkan bahwa skala usaha yang diukur

(8)

berdasarkan jumlah karyawan

tidak

berpengaruh

terhadap penyrapan dan

penggunaan informasi akuntansi. Selain skala usaha, faktor lain yang berpengaruh

adalah umur perusahaan.

Umur

perusahaan

merupakan

lamanya

suatu

perusahaan

telah

menjalankan operasinya pada manajemen yang sama. (Fitriyah, 2006). Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi

oleh umur perusahaan, yaitu semakin muda umur perusahaan terdapat kecenderungan

menyatakan informasi akuntansi secara ekstensif untuk membuat keputusan

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua umurnya. Selain kedua faktor

tersebut

di

atas, faktor

lain

yang diduga berpengaruh adalah pengetahuan akuntansi.

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan keakuntansian yang dimiliki

oleh pengusaha kecil dan menengah. Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh

manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Hasil penelitian Fitriyah (2006:

62) menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan

informasi akuntansi. Fitriyah (2006:78) menjelaskan bahwa pengetahuan akuntansi

sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam menjalankan

operasional

perusahaan. Hasil penelitian Kiryanto et al., (2001 :206) menunjukkan bahwa proses

belajar berpengaruh terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi

keuangan. Selain ketiga faktor diatas, faktor lain yang diduga berpengaruh adalah

pengalaman dalam pemanfaatan informasi akuntansi.

Pengalaman dalam pemanfaatan informasi akuntansi merupakan pengalaman

manajer dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi. Pinasti

(9)

(2007: 325) menyatakan bahwa persepsi negatif atas informasi akuntansi diduga

didasari oleh gambaran yang bukan berasal dari pengalaman pengusaha kecil dalam

menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi. Hasil penelitian Pinasti

(2007: 330) menunjukkan bahwa pengalaman dalam informasi

akuntansi yang

diukur dengan penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi secara empms

melalui riset eksperimennya mempunyai pengaruh terhadap persepsi atas informasi

akuntansi. Selain 4 faktor tersebut di atas, faktor budaya organisasi juga sangat

berpengaruh terhadap informasi akuntansi.

Budaya organisasi merupakan sistem informasi akuntansi yang meliputi

penyebaran kepercayaan dan nilai

~nilai

yang berkembang dalam suatu organisasi

dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi merupakan

nilai-nilai, asumsi-asumsi dan norma-norma yang diyakini kebenarannya dipakai

sebagai

sarana untuk lebih meningkatkan kualitas dari pegawai agar dapat

mencapai tujuan dari perusahaan (Robert dan Kinicki, 2003). Budaya organisasi

dapat

mengalami

perubahan

pula, yaitu

ketika keyakinan, sikap,

nilai- nilai,

sistem dan struktur organisasi mengalami perubahan (Ganguly, 2007:83).

Bagaimanapun juga budaya organisasi merupakan salah satu yang memungkinkan

pelaksanaan sistem informasi berhasil (Claver et al, 2001).

Penelitian ini

membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi pemanfaatan informasi akuntansi. Objek penelitian ini adalah usaha

kecil dan menengah, dengan jumlah populasi sebanyak 67 perusahaan yang

terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sikka. Kondisi UKM

(10)

10

ini juga tidak jauh berbeda, mereka masih banyak mengalami kesulitan dalam

mempraktekan akuntansi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak

memadai dan juga tidak akurat. Sehingga ke depannya tentu sangat diharapkan

UKM mampu menyelenggarakan akuntansi untuk menyajikan laporan keuangan

yang lebih informatif dengan tujuan tentunya memberikan kemudahan bagi investor

maupun kreditor untuk memberikan bantuan pembiayaan bagi para pengusaha

kecil dan menengah.

Berdasarkan latar belakang dan penjabaran diatas, maka penelitian ini perlu

untuk dilakukan. Dengan demikian, peneliti mengangkat judul:

"Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Pemanfaatan Informasi

Akuntansi Pada Perusahaan Kecil dan Menengah di Kabupaten Sikka.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah:

I. Apakah skala usaha berpengaruh terhadap persepsz pemanfaatan informasi

akuntansi?

2. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap persepsi pemanfaatan informasi

akuntansi?

3. Apakah pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pemanfaatan

informasi akuntansi?

4. Apakah pengalaman dalam pemanfaatan informasi akuntansi berpengaruh

terhadap persepsi pemanfaatan informasi akuntansi?

(11)

5. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap persepsi pernanfaatan inforrnasi

akuntansi?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.

Untuk rnenganalisis pengaruh skala usaha terhadap perseps1 pernanfaatan

inforrnasi akuntansi.

2. Untuk rnenganalisis pengaruh urnur perusahaan terhadap persepsi pernanfaatan

inforrnasi akuntansi.

3. Untuk rnenganalisis pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap perseps1

pernanfaatan inforrnasi akuntansi.

4. Untuk rnenganalisis pengaruh pengalarnan dalarn pernanfaatan inforrnasi

akuntansi terhadap persepsi pernanfaatan inforrnasi akuntansi.

5. Untuk rnenganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap persepsi pernanfaatan

inforrnasi akuntansi.

1.4

Manfaat Penelitian

1.

Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan pengetahuan dan tarnbahan

inforrnasi bagi pihak UMKM untuk rneninjau kernbali praktek akuntansi

keuangan sehingga laporan keuangan yang disusun dapat rnenghasilkan inforrnasi

akuntansi keuangan yang berkualitas untuk rnernbuat keputusan-keputusan yang

rnernberi rnanfaat ekonornis.

(12)

12

b. Basil , penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sikka, dan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

dalam pemberdayaan dan pengembangan UKM.

c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaku UMKM untuk melakukan

pencatatan keuangan dalam memberikan kemudahan bagi investor maupun

kreditor untuk memberikan bantuan pembiayaan bagi para pengusaha kecil dan

menengah.

2. Manfaat Teoretis

a. Basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan tambahan

informasi tentang akuntansi keuangan yang diperoleh ke dalam masalah yang

ditemukan dilapangan.

b. Sebagai informasi untuk menambah referensi bagi peneliti lain yang hendak

melaksanakan penelitian lanjutan serta memberikan informasi yang dapat

membantu pelaku bisnis UMKM dalam memahami penerapan akuntansi di dalam

penyajian laporan keuangan.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan agar penelitian yang dilakukan

lebih terfokus dan terencana kepada sasaran yang diteliti. Dengan penelitian yang

terfokus dan terarah, diharapkan akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Adapun

ruang Iingkup dalam penelitian ini adalah badan usaha

berskala kecil dan menengah yang bergerak dalam bidang industri dengan populasi

sebanyak 67 perusahaan, dengan jumlah sampel sebanyak 40 sampel perusahaan

(13)

dimana masing-masing perusahaan disebarkan kuesioner satu perusahaan terdiri dari

3 responden yaitu 1 responden untuk pimpinan, 1 responden untuk pimpinan

accounting

dan 1 responden untuk staf

accounting

sehingga total keseluruhan

responden yang disebarkan berjumlah 120 responden. Lokasi penelitian di kota

Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik yang menggunakan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi pada materi Ekosistem di SMP

1) Perbaikan produk : LCA dapat mengidentifikasi pilihan biaya paling efisien dan efektif bagi pengurangan dampak lingkungan dari produk atau jasa. Perbaikan

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas

Hasil kajian yang dilakukan yaitu Rata-rata berkurangnya kehilangan hasil akibat PBK pada intensitas serangan sedang sampai berat sebesar 73,04%, Rata-rata produksi

Adapun tujuan yang mgm diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penyesuaian diri terhadap pensiun dan kecenderungan

Pembiayaan mudharabah yaitu bentuk pembiayaan atau penyaluran dana yang dilakukan antara bank dengan pengelola dana. Bank menyediakan pembiayaan modal untuk usaha

Pada perkembangan CDM selanjut- nya, Howard (1994) menunjukkan bahwa pesan iklan tidak hanya berpengaruh terhadap pengenalan merek (F  B), sikap konsumen terhadap merek (F 

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, maka secara genesis dijumpai 3 jenis atau tipe endapan mangan yaitu pertama mangan primer (mangan yang terbentuk karena proses