• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET

(Studi Kasus: Petani Karet Yang Memiliki Hutang di Nagari

Tanjung Betung, Kecamatan Rao Selatan

Kabupaten Pasaman)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan(S1)

Oleh

ISHAQ

10070217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET

(Studi Kasus: Petani Karet Yang Memiliki Hutang di Nagari

Tanjung Betung, Kecamatan Rao Selatatan

Kabupaten Pasaman

Oleh

Ishaq1, Dian Kurnia Anggreta M,SI2,Isnaini M,SI3

1)Mahasiswa Program StudiPendidikan Sosiologi STKIP-PGRI Sumbar 2, 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP-PGRI Sumbar

Jl. Gunung Pangilun No.1 Padang Sumatera Barat E-mail: Ishaq_hasibuan@yahoo.com

ABSTRAK

ISHAQ (10070217) Sosial Kapital Antara Toke Dan Petani Karet (Studi Kasus: Petani Karet Yang Memiliki Hutang di Nagari Tanjung Betung, Kecamatan Rao Selatatan Kabupaten Pasaman), SKRIPSI, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

Jumlah petani karet yang di Nagari Tanjung Betung pada tahun 2015 berjumlah 220 orang petani karet, sedangkan toke berjumlah tiga orang. Petani karet tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu petani pemilik lahan dan petani pemotong karet. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dan rendahnya harga karet di daerah tersebut membuat para petani kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka, sehingga beberapa petani memutuskan untuk meminjam uang kepada tokenya. Kegiatan meminjam kepada toke oleh petani karet tidak bisa berlangsung begitu saja melainkan harus ada beberapa kesepakatan dan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh toke untuk memberikan pinjaman kepada pelanggannya. Proses pembayaran pinjaman terhadap petani pemotong karet dilakukan dengan cara pemotongan hasil penjualan panennya. Namun toke tidak akan selalu mengambil potongan pada setiap kali pemotong karet menjual karet, hal itu toke lakukan dengan tujuan untuk menjaga jaringan yang baik dengan pelanggan, sehingga hubungan antara toke dan petani pemotong karet dapat berlangsung lama dan saling menguntungkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: Mendeskripsikansosial kapital yang dimiliki petani karet dan toke. dan Mendeskripsikan proses pembayaran pinjaman petani karet kepada toke.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kapital sosial yang dikemukakan oleh Piere Bourdieu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sedangkan tipe peneltian ini adalah deskriptif. Informan yang diambil adalah secara purposive sampling dengan jumlah informan berjumlah 15 orang yang terdiri dari 12 orang petani karet, dan 3 orang toke. Jenis data adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara secara langsung dan berulang-ulang, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kepercayaan dan hubungan sosial merupakan hal yang mempengaruhi sosial kapital petani karet di Nagari Tanjung betung, dan toleransi merupakan hal yang mempengaruhi kapital sosial toke di Nagari Tanjung Betung. Pemotongan hasil panen sesuai kesepakatan merupakan cara yang dilakukan oleh toke dalam pelunasan hutang petani karet.

(4)

Kata Kunci: sosial kapital, kepercayaan, hubungan sosial, toleransi, dan pelunasan hutang.

Ishaq (10070217) Social Capital Between Toke Dan Farmer Rubber (Case Study: The Rubber Farmer Having Debt in Nagari Tanjung Betung, Kecamatan Rao Selatatan Kabupaten Pasaman), Thesis, Department of Educational Sociology STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2016.

By :

Ishaq1, Dian Kurnia Anggreta M,SI2,Isnaini M,SI3

1) Mahasiswa Program StudiPendidikan Sosiologi STKIP-PGRI Sumbar 2, 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP-PGRI Sumbar

Jl. Gunung Pangilun No.1 Padang Sumatera Barat E-mail: Ishaq_hasibuan@yahoo.com

ABSTRACK

The amount of the rubber farmers in Nagari Tanjung Betung in 2015 amounted to 220 rubber farmers, while toke amounted to three people. Farmers are grouped into two land-owning farmer and farmer rubber cutter. Economic needs are increasing and the low price of rubber in the area make the farmers the trouble to meet the needs of their families, so some farmers decided to borrow money to tokenya. Borrowing to toke by rubber farmers can not go just like that, but there must be some agreement and the specific criteria set by toke to lend to customers. The process of loan payments to farmers rubber cutting is done by cutting the sale of the harvest. However toke will not always take a cut at every cutting rubber sell rubber, it toke do in order to maintain a good network with customers, so that the relationship between toke and rubber cutter farmers can be a long and mutually beneficial. The purpose of this research is: Describe social capital owned rubber farmers and toke. Describe the process of loan repayment and rubber farmers to toke.

The theory used in this research is the theory of social capital proposed by Pierre Bourdieu. This study used qualitative methods whereas this research type is descriptive. The informant is taken by purposive sampling with the number of informants numbering 15 people consisting of 12 rubber farmers, and 3 toke. This type of data is a primary and secondary data. Data collected by observation, interview directly and repeatedly, and documentation study. The data analysis was conducted using data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification.

The results showed that: Faith and social relations is affecting the social capital rubber farmers in Nagari Tanjung betung, and tolerance is affecting the social capital toke in Nagari Tanjung Betung. Cutting yields according to the agreement is carried out by way of debt repayment toke in the rubber farmers.

(5)

PENDAHULUAN

Puncak kejayaan karet Indonesia terjadi pada tahun 1926 sampai menjelang Perang Dunia II. Ketika itu Indonesia merupakan pemasok karet alam terutama di pasar internasional. Pada awal dekade 1990-an produksi karet Indonesia kembali naik setelah dilakukan peremajaan tanaman sejak 1970-an. Produksi karet Indonesia segera melampaui Malaysia yang selama hampir empat dekade setelah perang Dunia II menjadi produsen utama karet dunia (Setiawan dan Andoko, 2008 :11)

Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman di Kabupaten Pasaman total luas perkebunan karet adalah 25.652,8 Ha, semuanya diolah oleh masyarakat. Penelitian yangpenulislakukanyaitu di daerahNagariTanjungBetungKecamatanRao Selatan KabupatenPasamandengan jumlahperkebunankaret yaituseluas536,65 Ha. Perkebunan karet yang ada di NagariTanjungBetungKecamatanRao Selatan KabupatenPasamantersebuttidakada

yang dimilikiperusahaan,

semuaperkebunankaret yang ada di NagariTanjungbetungadalahmilikpribadi yang diolah langsung oleh masyarakat.

Dari keadaan tersebut terjadilah interaksi antara petani karet pemilik lahan dengan petani karet pekerja dan petani karet dengan toke, dimana para petani karet memiliki kebiasaan menjual hasil panennya hanya kepada toke tertentu. Menurut observasi yang penulis lakukan yang menjadi alasan peristiwa tersebut adalah para petani karet memiliki hutang kepada toke sebelumnya sehingga mengakibatkan para petani karet terutama petani karet yang bekerja di lahan orang lain sulit untuk meningkatkan pendapatannya yang menyebabkan mereka sulit untuk lepas dari toke untuk menjual hasil karet milik

mereka, walaupun harga karet di toke lain lebih mahal, selain itu faktor lain yang mempengaruhi petani karet hanya menjual hasil panennya hanya ke toke tertentu adalah alasan hubungan kekeluargaan.

Sosial kapitalyang dimaksud dalam penelitian ini adalah terjadihubungan sosial

ekonomi antara toke

danpetanikaret,dimanapetanikaretmembutuh kan toke sebagai tempat untuk menjual hasil

panennya, sedangkan toke

membutuhkanpetanikaretuntukmembelikaret nya agar usahanya tetap berjalan,toke juga berfungsi sebagai pemberi pinjaman, yaituketikapetanikaretmeminjamuangketoke, tokesiapmemberikanpinjamankepadapetanik aret maupun petani karet yang mengolah lahan orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apa sajakah sosial kapital yang dimiliki antara para petani karet dengan toke? (2) Bagaimanakah proses pembayaran pinjaman petani karet kepada toke?. Dan tujuandalampenelitianini adalah: (1) Mendeskripsikansosial kapital yang dimiliki petani karet dan toke. (2) Mendeskripsikan proses pembayaran pinjaman petani karet kepada toke. Sedangkan manfaat dari penulisan ini adalah (1) Secara Akademis adalah sebagai informasi tambahan untuk memperkaya literatur kepustakaan mengenai sosial kapital antara toke dan petani karet, sebagai panduan bagi peneliti yang ingin mengkaji masalah ini lebih dalam. (2) Secara Praktis yaitu hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan informasi sebagai masukan dalam pengembangan sumber daya ekonomi petani dan toke karet.

METODEPENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tentang sosial kapital antara toke dan petani karet di Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan

(6)

menjadiinformanpenelitianiniberjumlah 15 orang yang terdiri dari dua belas orang petani karet yang memilki hutang kepada toke dan tiga orang toke.kemudianmetode yang digunakanmetode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1.

Observasi

Dalam hal ini peneliti mengamati secara langsung bagaimana cara petani karet untuk mendapatkan pinjaman dan cara melunasi pinjaman serta mengamati keseriusan petani karet untuk melunasi pinjaman dari toke. Peneliti juga mengamati bagaimana tindakan toke ketika ada petani yang akan melakukan pinjaman dan apa yang solusi yang ditawarkan oleh toke ketika ia memberikan pinjaman kepada petani karet. Disini petani karet melakukan pinjaman kepada toke karena pendapatan yang didapatnya dari memotong karet tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, kemudian petani karet tersebut mencari toke yang bersedia memberikan pinjaman dan pinjaman tersebut harus dilunasi dengan cara yang telah disepakati dengan toke yang memberinya pinjaman. Namun tidak semua toke mau memberikan pinjaman kepada petani karet, hal ini disebabkan adanya kriteria tertentu yang dibuat oleh toke untuk memperoleh pinjaman sehingga membuat para petani yang aka meminjam harus bersedia mengikuti aturan yang ditetapkan oleh toke.

2.

Wawancara

Adapun waktu wawancara dilakukan di lapangan dimulai pada tanggal 20 Januari sampai dengan tanggal 5 Mei 2016, kegiatan wawancara dilakukan pada saat informan tidak dalam sibuk beraktifitas. Saat melakukan wawancara hanya ada peneliti dan informan, hal ini bertujuan agar informan memberikan informasi atau data yang peneliti butuhkan adalah informasi yang benar-benar bersumber dari informan tersebut tanpa adanya pengaruh dari orang lain. Ketika peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat kepada informan tentang masalah yang dibahas dalam penelitian ini, peneliti sebelumnya memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud penelitian ini supaya penelitian dapat berjalan lancar.

3.

Studi Dokumen

Studi dokumen adalah sekumpulan data verbal yang merupakan dokumen tertulis atau arsip-arsip, hasil pemotretan, dan catatan lainnya (Sugiyono, 2013: 319). Dokumen yang didapatkan saat penelitian berupa profil Nagari Tanjung Betung ,data toke dan petani karet serta data petani karet yang memiliki hutang kepada toke karet, dan foto-foto yang terkait dengan masalah yang peneliti teliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sosial kapital antara toke dan petani karet di Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman adalah:

Sosial Kapital Petani Karet

Di Nagari Tanjung Betung penulis temukan beberapa hal yang mempengaruhi munculnya sosial kapital diantara petani karet dan toke karet. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, pada dasarnya faktor yang menyebabkan munculnya kapital sosial antara petani karet dan toke adalah adanya kepercayaan dan tanggung jawab. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya sosial kapital di Nagari Tanjung Betung adalah sebagai berikut:

1. Hubungan Sosial

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap informan terkait hubungan sosial dapat dilihat bahwa hubungan sosial sangat mempengaruhi toke untuk memberikan pinjaman kepada petani karet di Nagari Tanjung Betung, adanya hubungan sosial antara toke dan petani karet akan menimbulkan sebuah kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan. Dimana toke terbantu oleh petani yang selalu menjual hasil panennya ke toke tersebut dan petani karet diberi pinjaman oleh toke. Hubungan sosial kekeluargaan dan ekonomi akan terjaga dengan baik apabila komunikasi diantara toke dan petani karet dapat berjalan dengan lancar.

2. Kepercayaan

Berdasarkan wawancara yang penulis

lakukan terhadap informan

terkaitkepercayaan dapat dilihat bahwa petani karet yang jujur yang dapat diberikan pinjaman oleh toke. Untuk menjaga kerjasama yang baik mereka harus saling

(7)

memberikan kepercayaan satu sama lain supaya kerjasama mereka tetap terjaga. Kepercayaan toke karet kepada petani karet dapat dilihat dari lamanya mereka menjalin hubungan kerjasama. Singkatnya hubungan kerjasama antara toke karet dengan petani karet yang memiliki hutang dipengaruhi oleh adanya ketidak jujuran dan keseriusan petani karet dalam melunasi hutangnya kepada toke. Misalnya adanya seorang petani karet yang berhutang menjual hasil panennya ke toke lain demi mendapatkan harga karet yang sedikit lebih tinggi dari toke tempatnya berhutang, kemudian dengan begitu petani tersebut pun tidak kan membayar hutangnya kepada toke yang telah memberikan pinjaman kepadanya. Hal tersebut yang membuat toke di Nagari Tanjung Betung enggan memberikan pinjaman kepada petani yang kurang dipercayai oleh toke dan tidak jujur serta tidak serius dalam melunasi hutang kepada toke.

Sosial Kapital Toke Karet

1. Toleransi

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap informan terkait toleransi yakni sifat toke yang toleransi terhadap pelanggannya yang berhutang sangat berpengaruh terhadap toke, dimana toke tidak akan kesulitan dalam mencari pelanggan untuk mampu mempertahankan usahanya tetap memiliki pelanggan yang tetap. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap persaingan dengan toke lain lain dalam mencari langganan tetap, karena di Nagari Tanjung Betung toke yang tidak memiliki sifat yang toleransi terhadap pelanggan yang memilki hutang pasti akan ditinggalkan para pelanggannya dan akhirnya tidak kan mampu bertahan lama, apalagi belakangan ini harga karet sedang murah. Keadaan tersebut pun dimanfaatkan oleh toke untuk menarik pelanggannya tetap bertahan yakni memiliki sifat yang toleran.

Proses Pembayaran Pinjaman Petani Karet Kepada Toke

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap informan terkait proses pembayaran pinjaman petani karet kepada tokebisa dilihat bahwa setelah toke memberikan pinjaman kepada petani

pemotong karet, maka toke karet akan mengambil potongan pada minggu berikutnya sesuai dengan jumlah yang telah mereka sepakati sebelumnya. Jadi petani pemotong karet yang memiliki hutang kepada toke akan selalu menjual hasil panen karetnya kepada toke yang telah memberinya pinjaman sampai hutang tersebut terlunasi, hal tersebutlah yang mempengaruhi para petani di Nagari Tanjung Betung selalu bertahan pada satu toke saja, hal tersebutlah yang menggambarkan adanya hubungan sosial ekonomi antara petani pemotong karet dan toke karet di Nagari Tanjung Betung.

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis masalah yang telah dituliskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini: Deskripsi sosial kapital petani karet di Nagari Tanjung Betung:

1. Faktor hubungan sosial , adanya hubungan sosial antara toke dan petani karet yang akan meminjam merupakan suatu syarat yang telah ditentukan oleh sebagian toke untuk mendapatkan pinjaman di Nagari Tanjung Betung. Hal ini sangat berguna bagi toke dalam menjaga komunikasi mereka agar tetap lancar. 2. Faktor kepercayaan akan saling

mempengaruhi antara petani karet dan toke karet, dimana seorang toke akan memilih orang yang jujur dan serius dalam melunasi hutang yang akan diberikan pinjaman. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan mempertahankan kalancaran usaha mereka masing-masing tanpa ada yang merasa dirugikan

.

Deskripsi sosial kapital toke karet

1. Faktor toleransi mempengaruhi hubungan kerjasama antara petani karet dan toke karet, toleransi toke karet kepada petani karet dapat dilihat bahwa adanya toke karet yang mengubah ketentuan pinjam meminjam dengan petani karet, dimana ketika hasil panen petani pemotong yang mempunyai hutang kepadanya lagi menurun maka toke tidak memberikan potongan yang

(8)

sesuai dengan janji awal, bahkan tidak ada potongan sama sekali

.

Deskripsi proses pembayaran pinjaman petani karet kepada toke di Nagari Tanjung Betung:

Proses pembayaran pinjaman petani karet kepada toke di Nagari Tanjung Betung dimulai dengan adanya kesepakatan awal antara petani pemotong karet dan toke karet, dimana petani karet memberikan tawaran terlebih dahulu kepada toke bahwa apabila pinjaman diberikan padanya maka penjualan hasil panen karet berikutnya akan dipotong sesuai kesepakatan, hal tersebut akan berlanjut sampai pinjaman terlunasi. Dengan adanya kesepakatan tersebut maka toke akan mendapatkan langganan tetap sehingga toke tidak kesulitan dalam mencari karet petani

.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Bagi petani karet seharusnya tetap menjaga kepercayaan toke supaya hubungan yang telah berlangsung dapat bertahan, sehingga hubungan yang saling menguntungkan bisa dikembangkan.

2. Bagi pemerintah setempat diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan pertanian karet supaya dibentuk sebuah koperasi yang bisa mengontrol harga dan menampung hasil produksi petani karet di daerah tersebut.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang aktivitas jual beli karet, khususnya mengkaji tentang bagaimana proses pembayaran pinjaman petani karet kepada toke dan melanjutkan meneliti petani karet yang belum mengembalikan pinjaman

.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, H,D dan A. Andoko. 2008.

Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet. Agro Media Pustaka: Jakarta

.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten

Pasaman 2014

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Mushaf Popongan ini penting dikaji, selain dari aspek seni, seperti iluminasi dan kaligrafi, serta hal-hal yang berkaitan dengan ilmu Al-Qur’an, seperti rasm , qira>’ah ,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Victory memberikan jumlah dompolan per tanaman, jumlah bunga per dompolan dan jumlah buah per dompolan terbanyak, namun

Pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa perlakuan paralon menghasilkan larva sebanyak 248 ekor, fiber 19 ekor, pada kaca dan keramik tidak memiliki kelangsungan

Judul Proposal Skripsi : Analisis Kesulitan Mahasiswa Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Menyatakan dengan

Dengan kebijakan itu diharapkan Indonesia dapat meningkatkan pelaku bisnis di Indonesia dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia yang cukup tinggi.Indonesia saat ini

Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah dengan adanya layanan Online Shop (belanja online) dapat merubah konsumerisme di kalangan remaja, seperti

Self esteem yang maih terdapat pada peserta didik kelas VIII di SMP Muhmmadiyah Jati Agung sehingga diperlukan sebuah upaya untuk mengatasi self esteem rendah melalui konseling