• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ACEH TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI ACEH TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI ACEH TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG

GARIS SEMPADAN DAN PEMANFAATAN DAERAH PENGUASAAN TEPI DANAU LAUT TAWAR LOT KALA–BOOM

KABUPATEN ACEH TENGAH

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TENGAH,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kelestarian lingkungan hidup Danau Laut Tawar yang merupakan aset Daerah agar dapat memberikan manfaat bagi pengembangan Pariwisata, maka perlu dilakukan pengaturan Mengenai Garis Sempadan dan Pemanfaatan Daerah Penguasaan Tepi Danau Laut Tawar Lot Kala–Boom Takengon

b. bahwa untuk maksud tersebut perlu menetapkan dalam suatu Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 (drt) Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara Jo. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1107);

2. Undang–Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negar Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699 );

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848);

6. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), Jo. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusun Perundang– Undangan dan Bentuk Rancangan Undang–Undang, Rancangan Peraturan Pemerintahan dan Rancangan Keputusan Presiden.

(2)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TENTANG GARIS SEMPADAN DAN PEMANFAATAN DAERAH PENGUASAAN TEPI DANAU LAUT TAWAR LOT KALA–BOM KABUPATEN ACEH TENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Aceh Tengah ;

b. Kepala Daerah adalah Bupati Aceh Tengah ;

c. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Aceh Tengah ;

d. Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kab. Aceh Tengah;

e. Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tengah;

f. Garis Sempadan Danau adalah garis batas luar pengamanan Danau Laut Tawar;

g. Sungai adalah tempat dan wadah–wadah serta jaringan pengaliran air mulai tempat dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan sungai;

h. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai;

i. Daerah pengaliran sungai adalah satu kesatuan wilayah tanah air yang terbentuk secara alamiah di mana air meresap dan atau mengaliri melalui danau dan anak–anak sungai yang bersangkutan;

j. Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung danau di hitung dari tepi sampai dekat kaki tanggul sebelah dalam;

k. Bangunan tanggul adalah bangunan yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, penggunaan, dan pengendali Danau;

l. Daerah sempadan adalah kawasan sepanjang kanan kiri danau yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi Danau Laut Tawar;

m. Daerah manfaat adalah mata air, palung sungai dan daerah sempadan yang telah di bebaskan;

n. Daerah penguasaan adalah daerah sempadan yang tidak dibebaskan penggunaannya khusus pertanian;

o. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi ;

p. Tanggul adalah bangunan pengendali Danau yang melindungi daerah sekitar danau terhadap limpahan air;

q. Banjir rencana adalah banjir yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu tertentu;

r. Tepi danau adalah batas luar yang mempunyai fariasi bentuk seperti tergambar dalam lampiran perda ini ;

s. Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas–ruas lain dari sungai yang bersangkutan ;

t. Mata air adalah sumber–sumber air baik yang terdapat diatas maupun di bawah permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat di laut.

BAB II

LINGKUP PENGATURAN Pasal 2

Lingkup Pengaturan yang di maksud pada Peraturan Daerah ini terdiri dari; a. Penempatan Garis Sempadan Lot Kala–Boom Tepi Danau Laut Tawar;

b. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan pada Lot Kala–Boom Tepi Danau Laut Tawar. Pasal 3

(1) Pemerintah Daerah melaksanakan Wewenang Pengaturan, Pengelolaan Lot Kala-Boom Tepi Danau Laut Tawar;

(2) Pelaksaan Wewenang dan tanggung jawab pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Bupati Aceh Tengah.

BAB III

GARIS SEMPADAN LOT KALA–BOOM TEPI DANAU LAUT TAWAR

Pasal 4

(1) Penetapan garis sempadan Danau di maksudkan sebagai upaya agar kegiatan perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada danau dapat dilaksanankan sesuai dengan tujuannya;

(3)

a. Agar fungsi Danau tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya;

b. Agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di danau dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsinya;

c. Agar daya rusak air terhadap Danau dan lingkungan dapat dibatasi. Pasal 5

Kriteria penetapan Garis Sempadan Danau terdiri dari : a. Tepi danau bertanggul di kawasan perkotaan;

b. Tepi danau tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan; Pasal 6

(1) Garis sempadan bertanggul di tetapkan sebagai berikut :

a. Garis sempadan danau diluar kawasan di tetapkan 15 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;

b. Garis sempadan danau bertanggul di dalam kawasan di tetapkan sekurang–kurangnya 25 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;

c. Dengan pertimbangan untuk meningkatkan fungsinya, danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat di perluas/diperlebar dan yang dapat berakibat tergesernya letak garis sempadan;

(2) Penetapan garis sempadan tepi danau bertanggul dalam kawasan Lot Kala–Boom sekurang–kurangnya 20 meter.

Pasal 7

Penetapan garis sempadan Tepi Danau di dalam kawasan Danau didasarkan adalah :

a. Tepi Danau Langsung berbatasan dengan Sawah Masyarakat maka Garis Sempadan 50 meter dihitung dari Tepi Danau ;

b. Tepi Danau Langsung berbatasan dengan Kebun/Tanah Kosong maka Garis Sempadan 100 meter.

Pasal 8

(1) Garis sempadan Danau tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan ketentuan kontruksi dan penggunaan jalan harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan Danau serta bagunan Danau;

(2) Dalam……….. (3) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, maka segala perbaikan atas kerusakan yang timbul pada Danau dan bangunan menjadi tanggung jawab pengelola jalan.

Pasal 9

(1) Penetapan garis sempadan Danau, yang berdasarkan pertimbangan teknis ocial ekonomi berdasarkan hal tersebut, maka dapat di tetapkan sekurang–kurangnya 50 (lima puluh) meter dari Tepi Danau kearah darat;

(2) Penetapan Garis Sempadan, berdasarkan tehnis sebagaimana ayat (1) pasal ini akan di tetapkan dengan Keputusan Bupati

Pasal 10

(1) Pemanfaatan lahan didaerah Tepi Danau Laut Tawar dapat di lakukan oleh masyarakat untuk kegiatan–kegiatan tertentu sebagai berikut :

a. Untuk budi daya pertanian dengan jenis tanaman yang di izinkan; b. Untuk kegiatan niaga;

c. Untuk pemasngan papan reklame, papan penyuluhan dan papan peringatan, serta rambu-rambu;

d. Untuk pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa gas atau air minum; e. Untuk pemasangan tiang dan atau pondasi prasarana jalan;

f. Untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bersifat ocial dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik Danau Laut Tawar ;

g. Untuk pembangunan prasaran lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air;

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperoleh Izin Bupati Kepala Daerah, setelah mempertimbangakan saran teknis dai Kepala Dinas Pekerjaan Umum.

(4)

BAB IV

DAERAH PENGUASAAN DANAU Pasal 11

(1) Penetapan daerah pengusaan Tepi Danau Laut Tawar agar pihak yang berwenang dapat melaksanakan upaya pembinaan Danau seoptimal mungkin bagi pemanfaatan dan keselamatan masyarakat umum;

(2) Batas Daerah Penguasaan Tepi Danau di tetapkan 100 (seratus) meter;

(3) Rencana Peruntukan Daerah Penguasaan Tepi Danau akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Aceh Tengah.

Pasal 12

(1) Masyarakat dapat memanfaatkan lahan di daerah penguasaan danau untuk

kegiatan/keperluan tertentu sesuai dengan ketentuan sebagaimana di maksud pada pasal 11, 13, 14 dan 15 ayat (2);

(2) Izin pemanfaatan lahan di daerah penguasaan danau yang berada di luar daerah sempadan, di berikan oleh Bupati setelah mempertimbangkan saran teknis dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum

BAB V

DAERAH MANFAAT, PENGUASAAN TEPI DANAU LAUT TAWAR

Pasal 13

(1) Pengelolaan, pembinaan dan pemanfaatan Tepi Danau dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah;

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Pasal 14

(1) Masyarakat dapat memanfaatkan lahan di daerah tepi Danau Laut Tawar dengan izin Bupati Aceh Tengah setelah mempertimbangkan saran tehnis dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum; (2) Masyarakat yang memanfaatkan lahan didaerah manfaat danau dikenakan kontribusi dalam

rangka pemeliharaan daerah manfaat danau yang berupa uang atau tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB VI

KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 15

(1) Masyarakat wajib ikut serta menjaga kelestarian rambu–rambu dan tanda–tanda garis sempadan dlam rangka pelestarian danau Laut Tawar;

(2) Dilarang setiap orang, badan hukum, badan usaha dan badan sosial membuang benda– benda padat, cair dan/limbah lainnya kedalam ataupun di sekitar garis Danau Laut Tawar.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16

(1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan ketentuan–ketentuan dalam peraturan Daerah ini di lakukan oleh Bupati Aceh Tengah;

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud pada ayat (1) secara teknis di laksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan atau pihak yang berwenang.

BAB VIII KETNTUAN PIDANA

Pasal 17

(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana di maksud pada pasal 16, diancam kurungan selama–lamanya 6 (enam) bulan dan atau denda sebanyak–banyaknya Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

(2) Tindak pidana sebagaimana di maksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. Pasal 18

Barang siapa yang dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan–ketentuan dalam peraturan Daerah ini yang menurut sifat perbuatannya dapat digolongkan sebagai suatu tindak pidana kejahatan, maka diancam pidana sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

(5)

BAB IX

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 19

Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat pula dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang di tetapkan sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

Pasal 20

Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada pasal 20 adalah :

a. Menerima Laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;

b. Melakuakan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda mengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda atau surat;

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

f. Mengambil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

g. Menghentika penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Pejabat penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui pejabat Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;

h. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 21

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan dan Peraturan tentang Danau Laut Tawar yang bertentang dangan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi;

(2) Bagi para pemanfaat lahan disepanjang garis sempadan tepi Danau Laut Tawar, Daerah penguasaan Daerah yang belum mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, diwajibkan sudah menyesuaikan diri dengan ketentuan Peraturan Daerah ini selambat-lambatnya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 22

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah .

Pasal 23

Peraturan Daerah ini melalui berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tengah.

Disahkan di Takengon pada tanggal 4 Agustus 2001

BUPATI ACEH TENGAH Dto,

H.MUSTAFA.M.TAMY Diundangkan di Takengon

pada tanggal 9 Agustus 2001 Sekretaris Daerah,

Dto,

Drs. IBNU HADJAR LAUT TAWAR Pembina/Nip. 010 055 248

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR : 37 TAHUN 2001

Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum

Dto,

MURSIDI.M.SALEH, S.H, MM Nip. 19681209 199403 1 006

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Sapta Pesona pada wisata religi dan dalam pengelolaan untuk peningkatan pelayanan terhadap para peziarah tidak lepas dengan yang namanya hambatan, sama

Dalam Kategori Percaya Kepada Hari Akhir, yaitu bisa dicantumkan dalam pesan dakwah apabila dalam scene film ada yang beradegan acting atau dialog yang

Aplikasi Augmented Reality ini dapat digunakan dalam dunia pendidikan utnuk menyampaikan pengetahuan yang lebih menarik dalam materi pelajaran tentang batik dan

Studi mengenai penentuan strain rate pada test konsolidasi metode CRS telah dilakukan untuk tanah lempung yang mempunyai tingkat plastisitas yang berbeda.. Disamping

1) Narkotika (obat bius atau daftar O = opium), yakni obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantungan dan

(Syamsuriputra et al., 2006) Secara alami asam sitrat merupakan produk metabolisme primer, tidak diekskresi oleh mikroorganisme dalam jumlah yang cukup berarti dan

Hasil laporan pemeliharaan disampaikan saat musyawarah pekon dan antar pekon (jika diperlukan). Dalam menjalankan fungsinya, tim pemelihara didukung dengan dana yang