ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA
BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG
PEMBANTU BANYUMANIK
TUGAS AKHIR
Oleh :
Budi Utomo
NIM. 201-11-009
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA
BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG
PEMBANTU BANYUMANIK
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi D3 Perbankan Syariah
Oleh :
Budi Utomo
NIM. 201-11-009
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
ABSTRAK
Utomo, Budi. 2014. AnalisaPembiayaanMudharabahPada Bank SyariahMandiri Kantor CabangPembantuBanyumanik. TugasAkhir. JurusanSyariahdanEkonomi Islam. Program Studi D3
PerbankanSyariah. SekolahTinggi Agama Islam
NegeriSalatiga.Pembimbing: Dr. FaqihNabhan, S.E, M.M Kata kunci:BSM KCP Banyumanik, Prosedur, Mudharabah, Bagi Hasil
Bank Syariah Mandiri adalah lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah, artinya dalam operasionalnya tidak menggunakan riba. Pada Bank syariah Mandiri ini mempunyai produk pembiayaan Mudharabah. Namun pembiayaan Mudharabah masih kurang diminati dari pembiayaan Murabahah. Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana prosedur pembiayaan Mudharabah, penghitungan bagi hasil, kendala dan solusi pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Kantor cabang Pembantu Banyumanik.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari data yang didapatkan digunakan oleh penulis sebagai bahan analisis yang disesuaikan dengan konsep aplikasi pada Bank syariah Mandiri KCP Banyumanik. Setelah dilakukan analisis kemudian di tarik kesimpulan dan memberikan saran-saran.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat- Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ( TA ) ini. Penulisan Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi salah saatu syarat kelulusan jurusan D3 Perbankan Syariah pada fakultas Syari’ah STAIN SALATIGA. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada tahap penyusunan Tugas akhir ini, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1) Dr. FaqihNabhan dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2) Pihak bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik yang telah membantu dalam memberikan data yang saya perlukan.
3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan berupa dukungan material dan moral; dan
4) Sahabat yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Salatiga,11 Agustus,2014
Penulis
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah hirobbil ‘alamin
Puji syukur senantiasa aku panjatkan kehadirat Allah SWT Kupersembahkan karya ini kepada :
Bapak dan Ibu ( Lasidi Dan Istianah ) saya ucapkan banyak terima kasih atas kasih sayang yang diberikan, atas do’a nya yang selalu menyertai setiap hari ku. Nasehat dan motivasinya yang menjadikan penguat tekad
untuk memjadi yang terbaik.
Buat kakak kakak tercinta ( Puji Utami, M. Saefudin ) terima kasih atas nasehat dan bantuannya.
Buat teman-teman yang selalu bersama dalam setiap suka duka pada masa-masa kuliah.
Buat teman Magang (Azizah Solaemah), terimaksih telah menjadi teman magang yang baik, yang membantu dalam penelitian pada Bank syariah
MOTTO
Dan Berdo’alah : Ya Tuhanku, Tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baiknya yang memnberi tempat.
( Al-Mu’minun : 29 )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
LEMBAR PERSETUJUAN..………..…… ii
LEMBAR PENGESAHAN..……… iii
LEMBAR KEASLIAN…...……… iv
ABSTRAK ……….. v
KATA PENGANTAR……….……. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. vii
MOTTO …...……….. viii
DAFTAR ISI ……….. ix
DAFTAR TABEL………...……….. x
DAFTAR GAMBAR ……….. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ……….. 5
C. Tujuan Penulisan ……… 5
D. Metode Penelitian ……… 6
E. Sistematika Penulisan ……… 9
B. Kerangka Teoritik ……….. 12
1. Bank ……….. 12
a. Pengertian Bank ……… 12
b. Prinsip-Prinsip Bank Syariah ……… 13
2. Pembiayaan ……… 15
a. Pengertian Pembiayaan……….…… 15
b. Metode Penghitungan Pembayaran Angsuran………. 17
c. Tujuan Pembiayaan ………. 23
d. Prosedur Pembiayaan ………. 24
e. Prinsip-Prinsip Pembiayaan………. 26
3. Mudharabah ……… 29
a. Pengertian Mudharabah ………... 29
b. Landasan-landasan Mudharabah …………. 30
c. Penerapan Mudharabah pada Bank Syariah………. 30
4. Nisbah bagi Hasil ……… 32
a. Pengertian Bagi Hasil……….. 32
BAB III : LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umun ……… 38
B. Data Deskriptif ……… 53
BAB IV : ANALISIS A. Analisa Prosedur Pembiayaan Mudharabah……… 55
1. Tahap Solisitasi ……….. 55
2. Tahap Permohonan ……….………… 55
3. Tahap Investigasi……… 57
4. Tahap Analisa ……… 58
5. Tahap Persetujuan ……….. 62
6. Tahap Pencairan ………. 62
7. Tahap Monitoring ……….. 63
8. Tahap Pembiayaan Angsuran / Pelunasan …………. 64
B. Analisis Kendala dan Solusi Dalam Pelakasanaan Pembiayaan Mudharabah ……….. 64
1. Kendala Kendala ……… 64
2. Penyelesaian ...………. 67
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan……… 69
B. Saran ……….. 70
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbandingan Antara Bank Syaiah Dan Bank
Konvensional ………. 13
Tabel 2.2 : Daftar Angsuran Metode Sliding Rate……… 20
Tabel 2.3 : Daftar Angsuran Anuitas ……… 22
Tabel 2.4 : Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil ……… 35
Tabel 2.5 : Metode Penghitungan Bagi Hasil……… 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Prosedur Pembiayaan ………. 25
Gambar 2.2 : Penerapan Mudharabah Pada Bank Syariah ……….. 31
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
KCP Banyumanik……… 41
Gambar 3.2 : Fortofolio pembiayaan BSM KCP Banyumanik.………… 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Bukti Konsultasi
Lampiran 2 : Formulir Pengajuan Pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berpengaruh dalam
perkembangan ekonomi suatu Negara.Perbankan menjadi suatu lembaga yang
dibutuhkan oleh masyarakat sebagai penyokong kegiatan ekonomi yang
dilakukannya.Perbankan di Indonesia memiliki dua system perbankan yaitu
Perbankan dengan system konvensional atau dengan menggunakan bunga dan
Bank syariah yang menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariat
islam.
Pada prinsipnya bank konvensional dan bank syariah mempunyai kesamaan
yaitu lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Namun dalam operasionalnya bank
konvensional menjalankannya dengan berpedoman dengan bunga, sedangkan
bank syariah tidak terpengaruh oleh tingkat rate bunga karena operasional yang dilakukan menggunakan prinsip bagi hasil yang bebas bunga.
Sejak krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1998 dunia perbankan
konvensioanal mengalami keterpurukan yang membuat perekonomian Indonesia
mengalami penurunan sehingga mengakibatkan banyak pengusaha yang
gulungtikar.Namun sejak saat itu pula bank syariah muncul sebagai lembaga
keuangan yang tidak terpengaruh oleh adanya krisis moneter bahkan bank syariah
mampu berkembang. Bila pada periode 1992 -1998 hanya ada satu bank Syariah,
20 unit, yaitu 3 Bank Umum Syariah dan 17 Unit Usaha Syariah. Sementara
BPRS hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah (Karim, 2004:25).
Bank syariah di Indonesia mulai berdiri sejak pemerintah mengesahkan UU
No. 7 tahun 1992.Dengan adanya kekuatan hukum tersebut bank syariah terus
berkembang.Pengaturan bank syariah dalam bentuk undang-undang
disempurnakan dengan menetapkan UU No. 10 tahun 1998 hingga akhirnya
disahkanya UU No. 21 tahun 2008.Dengan adanya penyempurnaan tersebut
membuktikan bahwa bank syariah terus berkembang.
Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 Bank syariah adalah Bank yang
menjalankan kegiatan usahannya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Bank syariah memiliki beberapa program pembiayaan yang antara lain:
pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Bai’ Salam. Adanya Bank islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh
bank islam (Muhammad, 2002:16).
Dengan adanya pembiayaan tersebut diharapkan mampu memacu masyarakat
untuk bisa menciptakan usaha dan mampu mengembangkannya.Dalam
kenyataannya masyarakat masih sulit mengembangkan usaha karena faktor
permodalan.Pembiayaan bank syariah yang akhir-akhir ini mulai gencar di
sosialisasikan untuk membangun ekonomi masyarakat.
prinsip bagi hasil pada Mudharabah tidak akan memberatkan pengusaha. Tidak hanya itu pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah menuntut kejujuran dari
kedua pihak, hal ini tentu akan menciptakan kenyamanan dalam menjalin
kerjasama. Menurut Muhammad (2002:17) Bank syariah memiliki sifat sebagai
bank berdasarkan prinsip syariah wajib memposisikan diri sebagai uswatun
hasanah dalam implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau
melaksanakan etika dan moral agama dalam aktivitas ekonomi. Terlebih lagi
pembiayaan ini sesuai dengan umat islam,karena bagi hasil ini tidak mengandung
riba.
Namun sejauh ini pengelolaan pembiayaan Mudharabah masih belum banyak dikembangkan oleh bank-bank syariah.Dalam Bank Syariah penggunanaan
pembiayaan berprinsip Mudharabah juga masih kalah dengan pembiayaan Murabahah.Produk pembiayaan berprinsip jual beli (Murabahah) disalurkan kepada nasabah untuk kebutuhan konsumsi yang mana ruang lingkup kebutuhan
ini lebih luas dibandingkan dengan pembiayaan Mudharabah dengan ruang lingkup pengusaha. Hal ini terjadi karena bank Syariah menilai pembiayaan
Murabahah lebih menguntungkan. Karena produk Murabahah menggunakan marjin sebagai keuntungan bank Syariah yang mana marjin sudah ditentukan
besarnya oleh bank syariah di awal akad. Dengan demikian produk Murabahah tidak membawa resiko kerugian bagi bank syaraiah.
pengusaha tidak selalu konstan tiap bulannya. Resiko ini menjadi alasan
bank-bank syariah jarang menggunakan produk ini dalam penyaluran
pembiayaannya.Resiko kerugian ini bisa diminimalkan dengan analisa 5C
(Character, Capacity, Capital, Collateral&Condition ). Dengan analisa yang tepat oleh bank terhadap calon nasabah yang baik bank syariah dapat mengetahui
prospek usaha yang dilakukan oleh calon nasabah.
Dalam hal ini Bank Syariah Mandiri sebagai Bank Syariah terbesar di
Indonesia bisa bertindak sebagai Shahibul maal dalam pembiayaan Mudharabah.Dimana Bank Syariah Mandiri bertindak sebagai penyedia dana
untuk modal usaha. Dari dana tersebut dimanfaatkan oleh para pengusaha sebagai
Mudharib untuk mengembangkan usahanya. Shahibbulmaal dan Mudharib harus bisa menjalin kerjasama dengan baik, sehingga dapat meminimalkan resiko
kerugian.
Melihat hal ini seharusnya Bank Syariah Mandiriharus bisa mengembangkan
dan memasyarakatkan pembiayaan mudharabah. Indonesia dengan penduduk
yang mayoritas beragama islam akan menjadi peluang yang nyata bagi bank
syariah. Orang islam sejauh ini melihat bahwa bunga bank merupakan riba yang
harus dihindari, sedangkan prinsip bagi hasil merupakan prinsip yang sesuai
dengan islam. Sehingga hal ini akanmembuka peluang bagi bank syariah dalam
mengembangkan pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan mudharabah bisa menjadi pilihan utama bagi masyarakat muslim karena lebih sesaui dengan syariat
Penelitian ini dibuat karena melihat kurangnya minat bank syariah ataupun
masyarakat terhadap pembiayaan Mudharabah.Oleh karena itu penulis tertarikuntuk mengangkat judul penelitian “ANALISIS PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA BANK SYARIAHMANDIRIKANTOR CABANG
PEMBANTU BANYUMANIK”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis akhirnya memberikan rumusan
masalah yaitu :
1. Bagaimana prosedur pembiayaan Mudharabahpada BankSyariah Mandiri KCPBanyumanik ?
2. Bagaimana penghitungan bagi hasil pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah KCP Banyumanik ?
3. Apa yang menjadi kendala pada pembiayaan Mudharabahdi Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik ?
C. Tujuan Dan Kegunaan 1. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan tugas ini, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
adalah untuk memperoleh jawaban atas permasalah yang muncul yaitu :
a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.
b. Untuk mengetahui bagaimana penghitungan bagi hasil pembiayaan
c. Untuk mengetahui kendala-kendala pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.
2. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan mengenai pembiayaan
mudharabah jugakendala dalam mengaplikasikan pembiayaan
Mudharabah pada bank mandiri syariah. b. Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik
Penulisan penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukkan bagi
bank mandiri syariah dalam melakukan pengembangan pembiayaan
Mudharabah.Hasil dari penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan langkah pengembangan pembiayaan dengan
prinsip bagi hasil.
D. Metode Penelitian 1. Sumber data
Ada dua jenis sumber data yang digunakan penulis yaitu :
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama).Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data primer adalah
data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak Bank
Syariah Mandiri KCP Banyumanik.Narasamber dalam penelitian ini
Syariah Mandiri KCP Banyumanik.Narasumber tersebut adalah Bapak
Haris Isnainda, Tina Yulianti selaku Sales acisstant dan Prasdika Perdana Putra selaku Account Officer. Data primer dalam penelitian ini meliputi :
1) Jenis-jenis produk pembiayaan dan pendanaan pada Bank Syariah
Mandiri KCP Banyumanik.
2) Prosedur-prosedur pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah
Mandiri KCP Banyumanik.
3) Kendala-kendala dalam penerapan Pembiayaan Mudharabah pada
Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data sekunder
yang diperoleh penulis meliputi :
1) Sejarah dan Profil Bank Syariah Mandiri
2) Produk-produk Bank Syariah Mandiri
3) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Pembiayaan yaitu :
Buku Pedoman Pembiayaan, Laporan Keuangan, akad pembiayaan
dan dokumen-dokumen mengenai prosedur pembiayaan pada Bank
Syariah Mandiri.
2. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan
a. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Data yang didapatkan penulis didapatkan dari hasil
pengamatan langsung dari pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
Bank Syariah Mandiri.
b. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).Obyek wawancara meliputi :
1) Sales Acisstant Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik
Untuk mendapatkan informasi bagaimana produk dan prosedur
pembiayaan mudharabah pada bank mandiri syariah kcp
banyumanik.
2) Account Officer Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik
Untuk mendapatkan imformasi tentang kendala-kendala dan
solusi dalam penerapan pembiayaan mudharabah pada Bank
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku yang berhubungan
dengan topik pembahasan dalam penelitian ini untuk mandapatkan
dasar teoritis yang relevan.
E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan beberapa sub bab yang terdiri dari Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan pengertian-pengertian yang bersifat
teoritis. Sebagai dasar acuan dalam melakukan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KCP BANYUMANIK
Pada bab ini menggambarkan mengenai gambaran umum dan
data-data deskriptif. Gambaran umum ini menjelaskan tentang sejarah
berdiri, visi misi bank syariahmandirikcp banyumanik, struktur
organisasi dan badan hokum dari bank mandiri syariah.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan prosedur pembiayaan mudharabah
kendala-kendala dan solusi pembiayaan mudharabah pada Bank
Syariah Mandiri KCP Banyumanik.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi hasil dari penelitian yang berwujud dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka
Berdasarkan dari bebarapa penelitian yang membahas mengenai pembiayaan
mudharabah dan musyarakah diantaranya disusun oleh saudari Riska Isro Setyoningsih yang berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Ungaran” tahun 2009. Penelitian tersebut membahas
mengenai manajemen pembiayaan Mudharabah bank mandiri syariah cabang Ungaran, yang menjelaskan mengenai pengertian pembiayaan Mudharabah, bagaimana aturan dan prinsip dalam pemberian pembiayaan Mudharabah, dan bagaimana proses seleksi calon nasabah oleh bank syariah mandiri cabang
Ungaran. Sehingga pembiayaan Mudharabah yang dilakukan bisa dilakukan dengan baik dan meminimalkan risiko yang terjadi.
Selanjutnya dari penelitian saudari Novia Ria Rahmawati yang berjudul
“Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surakarta” tahun 2011. Penelitian ini menjelaskan jenis-jenis dan
prosedur pembiayaan yang dilakukan di PT BNI Syariah Cabang Surakarta, yang
mana dari penelitian ini menjelaskan tentang pembiayaan yang menjadi produk
PT. BNI Syariah cabang Surakarta. Prosedur pembiayaan pada BNI Syariah
Cabang Surakarta tidak dijelaskan secara mendetail, tidak dijelaskan apa yang
menjadi pertimbangan Bank untuk menentukan kelayakan calon nasabah untuk
Menurut TA saudari Yuli Astuti yang berjudul “ Prosedur Pembiayaan
Mudharabah Pada BMT Al-Mu’aawanah Bringin Kabupaten Semarang” tahun
2009. Penelitian ini menjelaskan tentang persyaratan-persyaratan pengajuan
pembiayaan mudharabah di BMT Al-Mu’aawanah yang harus dipenuhi oleh nasabah, juga menjelaskan proses analisis pembiayaan Mudharabah oleh BMT Al-Mu’aawanah mulai dari sebelum pembiayaan di cairkan sampai pada tahap
pengembalian / angsuran dari pembiayaan mudharabah.
Dari penelitian diatas terdapat kesamaan pembahasan penelitian yaitu
sama-sama mengkaji masalah sistem pembiayaan Mudharabah. Sedangkan perbedaan dari penelitian diatas adalah pada lokasi penelitian atau studi
kasusnya..Setyoningsih (2009) dalam penelitiannya menjelaskan aturan dan
prinsip pembiayaan Mudharabah.Rahmawati (2011) penelitiannya menjelaskan prosedur pembiayaan, tetapi tidak menjelaskan analisa kelayakan calon
nasabah.Sedangkan Astuti (2009) dalam penetiannya menjelaskan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah, sebagai bagian dari prosedur
pembiayaan Mudharabah.
Pada penelitian ini menjelaskan prosedur pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik, dalam prosedur pembiayaan dijelaskan
bahwa bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik menggunakan analisis 5C sebagai
untuk mengetahui layak tidaknya calon nasabah. Penelitian ini juga menjelaskan
penghitungan bagi hasil pembiayaan yang diterapkan pada Bank Syariah Mandiri
kendala-kendala dalam pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri KCP
Banyumanik.
B. Kerangka Teoritik 1. BANK
a. Pengertian Bank
Menurut Taswan (2010:6) bank adalah suatu lembaga yang
beraktivitas sebagai penghimpun dana berupa giro, deposito tabungan
dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui jasa penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat
banyak. Adapun jenis bank sendiri ada dua yaitu Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat ( BPR ).
Sistem yang digunakan oleh bank ada dua yaitu sistem yang
berdasarkan bunga dan sistem non bunga atau syariah. Bank
konvensioanal adalah bank yang dasar operasionalnya menggunakan
sistem bunga, sedang bank yang tanpa bunga disebut dengan bank
Syariah. Bank syariah yang menurut Muhammad (2002:13) adalah bank
yang dalam kegiatan operasionalnya tidak mengandalkan bunga. Karena
islam menilai bahwa bunga bank adalah riba yang mana riba diharamkan
oleh islam.
Menurut Kasmir (2004:12) kegiatan bank meliputi tiga kegiatan
1) Menghimpin Dana
2) Menyalurkan Dana
3) Memberi jasa Bank lainnya
Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana adal;ah
kegiatan pokok bank. Sedangkan pemberian jasa bank hanyalah
merupakan pendukung dari kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.
Tabel 2.1
Perbandingan Antara Bank Syaiah Dan Bank Konvensional
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
1. Melakukan Investasi – investasi yang halal
saja.
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau
sewa.
3. Profit dan oriented.
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk
hubungan kemitraan.
5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus
sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
1. Investasi yanga halal dan haram
2. Memakai perangkat bunga
3. Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan
debitor-debitor.
5. Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber : Antonio2001 : 34
b. Prinsip - Prinsip Bank Syariah
Menurut Muhammad (2002:85) Bank syariah memiliki 5 konsep
utama yang menjadi dasar operasional yaitu :
1) Prinsip Simpanan Murni ( al-wadi’ah )
wadiah tidak mendapatkan keuntungan bagi hasil ataupun margin, al wadiah hanya menerapkan bonus dari Bank.
2) Bagi Hasil ( Syirkah )
Konsep ini meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara
shahibul maal (penyedia dana) dengan mudharib (pengelola dana). Nisbah bagi hasil ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan
dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Prinsip ini
memiliki bentuk produk yaituMudharabah dan Musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk
produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan,
sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. 3) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menjelaskan
bagaimana penerapan konsep jual beli, dimana bank akan membeli
terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah
sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank,
kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga
sejumlah harga beli ditambah keuntungan ( margin ).
4) Prinsip Sewa ( al-Ijarah )
Prinsip ini terbagi menjadi dua jenis : (1) Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya
waktu dan hanya yang telah disepakati kepada nasabah. (2) Bai’ al takjiri atau IjarahAlMuntahiyaBitTamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki
barang pada akhir masa sewa (finansial lease). 5)Prinsip jasa/fee ( al-Ajr walumullah )
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang
diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara
lain Bank Garasi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer,dll. Secara syari’ah
prinsip ini didasarkan pada konsep konsep al ajr wal umulah. 2. PEMBIAYAAN
a. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 adalah penyediaan
dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah.
2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
IjarahAlMuntahiyaBitTamlik.
3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istisnha’ 4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah
dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi
hasil.
Sementara menurut Ridwan (2007:92) pembiayaan berprinsip syariah
adalah penyediaan dana berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain, dengan ketentuan pihak peminjam wajib melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan menyertakan bagi hasilnya.
Sedangkan Kasmir (2004:73) juga menjelaskan pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasrkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dengan
demikian pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana oleh bank yang
disalurkan kepada pihak lain dengan ketentuan pengembalian dengan
menyertakan imbalan atau bagi hasil.
Dalam pembiayaan terdapat kontrak yang harus dilakukan oleh dua
pihak yaitu shahibul mal dan mudharib. Menurut Muhammad (2008:94) kontrak pembiayaan adalah pengikatan dua pihak dengan
kesepakatan-kesepakatan, diantaranya adalah kesepakatan tentang lama atau waktu kontrak.
Menurut Kasmir (2004:75-76) unsur yang terkandung dalam
pembiayaan yaitu:
1. Kepercayaan
Yaitu keyakinan pihak pemberi dana bahwa dana yang diberikan akan
2. Kesepakatan
Kesepakatan diwujudkan dalam bentuk perjanjian dimana masing
pihak menandatangani hak dan kewajiban
3. Jangka waktu
Jangka waktu mencakup masa panjang atau pendeknya pemberian dana
harus dikembalikan.
4. Resiko
Resiko kerugian dapak diakibatkan dua yaitu kesengajaan nasabah yang
tidak mau mengembalikan dana, padahal nasabah mampu untuk
mengembalikan, dan karena terjadinya sebuah bencana atau kecelakaan
sehingga nasabah benar
5. Balas Jasa
Akibat dari pemberian pembiayaan atau kredit maka pihak penyedia dana
mengharapkan suatu imbalan keuntungan dalam jumlah tertentu.
b. Metode Penghitungan Pembayaran Angsuran Pembiayaan
1) Metode Anuitas
Penetapan angsuran pokok dan marjin secara konstan selama masa kredit.
Pembayaran yang dilakukan setiap bulan jumlahnya selalu sama, dengan
nominal angsuran marjin setiap bulan menurun,
pokok naik atau bertambah.
Rumus penghitungan
Keterangan
Kesepakatan diwujudkan dalam bentuk perjanjian dimana masing
pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
Jangka waktu mencakup masa panjang atau pendeknya pemberian dana
harus dikembalikan.
Resiko kerugian dapak diakibatkan dua yaitu kesengajaan nasabah yang
tidak mau mengembalikan dana, padahal nasabah mampu untuk
ikan, dan karena terjadinya sebuah bencana atau kecelakaan
sehingga nasabah benar-benar tidak mampu mengembalikan.
Akibat dari pemberian pembiayaan atau kredit maka pihak penyedia dana
mengharapkan suatu imbalan keuntungan dalam jumlah tertentu.
Metode Penghitungan Pembayaran Angsuran Pembiayaan
Anuitas
Penetapan angsuran pokok dan marjin secara konstan selama masa kredit.
Pembayaran yang dilakukan setiap bulan jumlahnya selalu sama, dengan
nominal angsuran marjin setiap bulan menurun, sedangkan angsuran
pokok naik atau bertambah.
Rumus penghitungan
Kesepakatan diwujudkan dalam bentuk perjanjian dimana masing-masing
Jangka waktu mencakup masa panjang atau pendeknya pemberian dana
Resiko kerugian dapak diakibatkan dua yaitu kesengajaan nasabah yang
tidak mau mengembalikan dana, padahal nasabah mampu untuk
ikan, dan karena terjadinya sebuah bencana atau kecelakaan
benar tidak mampu mengembalikan.
Akibat dari pemberian pembiayaan atau kredit maka pihak penyedia dana
mengharapkan suatu imbalan keuntungan dalam jumlah tertentu.
Penetapan angsuran pokok dan marjin secara konstan selama masa kredit.
Pembayaran yang dilakukan setiap bulan jumlahnya selalu sama, dengan
A : Anuitas
M : Plafon Kredit
i : Marjin
n : Jangka waktu
2) Metode Sliding Rate
Angsuran pokok di perhitungakan tetap pada setiap angsuran, sedangkan
angsuran marjin menurun p
berkurangnya sisa kredit.
Angsuran pokok di perhitungakan tetap pada setiap angsuran, sedangkan
angsuran marjin menurun pada setiap bulannya sejalan dengan
berkurangnya sisa kredit.
Perhitungan angsuran pokok dan marjin selalu sama dalam setiap
Rumus penghitungan
Angsuran pokok di perhitungakan tetap pada setiap angsuran, sedangkan
ada setiap bulannya sejalan dengan
F=
dengan plafon Rp. 100.000.000, jangka waktu 2 tahun, dengan ketentuan marjin
20 %. Hitunglah besarnya angsuran dengan metode:
1. Sliding Rate
Contoh penghitungan angsuran pembiayaan
Bapak Toni meminjam dana untuk modal usaha kepada Bank Syariah Mandiri
dengan plafon Rp. 100.000.000, jangka waktu 2 tahun, dengan ketentuan marjin
besarnya angsuran dengan metode:
Total Angsuran bulan 1 = Rp. 5.766.666
2 : (Plfon-Ansuran Pokok) x marjin/12
: ( Rp. 100.000.000 – Rp. 4.166.666) x 20%/12
Bapak Toni meminjam dana untuk modal usaha kepada Bank Syariah Mandiri
dengan plafon Rp. 100.000.000, jangka waktu 2 tahun, dengan ketentuan marjin
= Rp. 4.166.666
= Rp. 1.600.000
Rp. 5.766.666
: Rp. 95.833.334 x 0.016 = Rp. 1.533.333
Total Angsuran bulan 2 : Rp. 4.166.666 + Rp. 1.533.333
: Rp. 5.699.999 Tabel 2. 2
Daftar Angsuran Metode Sliding Rate
Bln Pokok Pinjaman Cicilan Pokok Cicilan Marjin Angsuran Per
bulan Saldo Pokok
1 Rp 100.000.000 Rp 4.166.667 Rp1.600.000 Rp 5.766.667 Rp95.833.333
2 Rp 95.833.333 Rp 4.166.667 Rp1.533.333 Rp 5.700.000 Rp91.666.667
3 Rp 91.666.667 Rp 4.166.667 Rp1.466.667 Rp 5.633.333 Rp87.500.000
4 Rp 87.500.000 Rp 4.166.667 Rp1.400.000 Rp 5.566.667 Rp83.333.333
5 Rp 83.333.333 Rp 4.166.667 Rp1.333.333 Rp 5.500.000 Rp79.166.667
6 Rp 79.166.667 Rp 4.166.667 Rp1.266.667 Rp 5.433.333 Rp75.000.000
7 Rp 75.000.000 Rp 4.166.667 Rp1.200.000 Rp 5.366.667 Rp70.833.333
8 Rp 70.833.333 Rp 4.166.667 Rp1.133.333 Rp 5.300.000 Rp66.666.667
9 Rp 66.666.667 Rp 4.166.667 Rp1.066.667 Rp 5.233.333 Rp62.500.000
10 Rp 62.500.000 Rp 4.166.667 Rp1.000.000 Rp 5.166.667 Rp58.333.333
11 Rp 58.333.333 Rp 4.166.667 Rp 933.333 Rp 5.100.000 Rp54.166.667
12 Rp 54.166.667 Rp 4.166.667 Rp 866.667 Rp 5.033.333 Rp50.000.000
13 Rp 50.000.000 Rp 4.166.667 Rp 800.000 Rp 4.966.667 Rp45.833.333
14 Rp 45.833.333 Rp 4.166.667 Rp 733.333 Rp 4.900.000 Rp41.666.667
15 Rp 41.666.667 Rp 4.166.667 Rp 666.667 Rp 4.833.333 Rp37.500.000
16 Rp 37.500.000 Rp 4.166.667 Rp 600.000 Rp 4.766.667 Rp33.333.333
17 Rp 33.333.333 Rp 4.166.667 Rp 533.333 Rp 4.700.000 Rp29.166.667
18 Rp 29.166.667 Rp 4.166.667 Rp 466.667 Rp 4.633.333 Rp25.000.000
Tabel 2.3
Daftar Angsuran Anuitas
Bln Pokok Pinjaman Cicilan Pokok Cicilan Marjin Angsuran Per
bulan Saldo Pokok
1 Rp100.000.000 Rp 3.450.584 Rp 1.600.000 Rp 5.050.584 Rp 96.549.416
2 Rp 96.549.416 Rp 3.505.793 Rp 1.544.791 Rp 5.050.584 Rp 93.043.623
3 Rp 93.043.623 Rp 3.561.886 Rp 1.488.698 Rp 5.050.584 Rp 89.481.737
4 Rp 89.481.737 Rp 3.618.876 Rp 1.431.708 Rp 5.050.584 Rp 85.862.860
5 Rp 85.862.860 Rp 3.676.778 Rp 1.373.806 Rp 5.050.584 Rp 82.186.082
6 Rp 82.186.082 Rp 3.735.607 Rp 1.314.977 Rp 5.050.584 Rp 78.450.475
7 Rp 78.450.475 Rp 3.795.376 Rp 1.255.208 Rp 5.050.584 Rp 74.655.099
8 Rp 74.655.099 Rp 3.856.102 Rp 1.194.482 Rp 5.050.584 Rp 70.798.997
9 Rp 70.798.997 Rp 3.917.800 Rp 1.132.784 Rp 5.050.584 Rp 66.881.197
10 Rp 66.881.197 Rp 3.980.485 Rp 1.070.099 Rp 5.050.584 Rp 62.900.712
11 Rp 62.900.712 Rp 4.044.173 Rp 1.006.411 Rp 5.050.584 Rp 58.856.539
12 Rp 58.856.539 Rp 4.108.879 Rp 941.705 Rp 5.050.584 Rp 54.747.660
13 Rp 54.747.660 Rp 4.174.621 Rp 875.963 Rp 5.050.584 Rp 50.573.038
14 Rp 50.573.038 Rp 4.241.415 Rp 809.169 Rp 5.050.584 Rp 46.331.623
15 Rp 46.331.623 Rp 4.309.278 Rp 741.306 Rp 5.050.584 Rp 42.022.345
16 Rp 42.022.345 Rp 4.378.226 Rp 672.358 Rp 5.050.584 Rp 37.644.118
17 Rp 37.644.118 Rp 4.448.278 Rp 602.306 Rp 5.050.584 Rp 33.195.840
18 Rp 33.195.840 Rp 4.519.451 Rp 531.133 Rp 5.050.584 Rp 28.676.390
19 Rp 28.676.390 Rp 4.591.762 Rp 458.822 Rp 5.050.584 Rp 24.084.628
20 Rp 24.084.628 Rp 4.665.230 Rp 385.354 Rp 5.050.584 Rp 19.419.398
21 Rp 19.419.398 Rp 4.739.874 Rp 310.710 Rp 5.050.584 Rp 14.679.524
22 Rp 14.679.524 Rp 4.815.712 Rp 234.872 Rp 5.050.584 Rp 9.863.813
24 Rp 4.971.050 Rp 4.971.047 Rp 79.537 Rp 5.050.584 Rp -
Total Angsuran Rp 121.214.016
c. Tujuan Pembiayaan
Pemberian pembiayaan oleh bank bukan karena semata mata mencari
keuntungan, namun dari pembiayaan pembiayaan yang diberikan oleh bank
juga memberi manfaatbagi nasabah dan ekonomi. Secara tidak langsung
semakin banyak pembiayaan yang tersalurkan, maka perekonomian
masyarakat pun akan mengalami peningkatan. Dengan demikian pembiayaan
memiliki fungsi yang sangat baik bagi masyarakat.
Menurut Ridwan (2007:96-97) secara umum pembiayaan memiliki
fungsi sebagai berikut :
1) Meningkatkan daya guna uang
Dana yang ditempatkan oleh para shaibul maal pada bank syariah dalam
bentuk tabungan, deposito, giro serta bentuk lainnya. Dana tersebut oleh
bank akan ditingkatkan daya guna, sehingga mampu meningkatkan
produktifitas.
2) Meningkatkan daya guna barang
a) Dengan bantuan bank syari’ah, produsen dapat meningkatkan
kemampuan produksinnya, mengolah bahan mentah menjadi barang
jadi sehingga mampu merubah dan meningkatkan daya guna barang.
b) Pendistribusian barang hasil produksi bisa sampai kepada konsumen
3) Meningkatkan peredaran uang
Pembiayaan yang disalurkan melalui berbagai rekening para pengusaha
dapat menciptkan peredaran uang giral dan uang kartal.
4) Menimbulkan kegairahan berusaha
Masalah keterbatasan modal, dalam memulai atau mengembangkan usaha
dapat diatasi dengan adannya pembiayaan. Masyarakat yang berpotensi
mengembangkan usahannya dapat bekerja sama dengan bank syari’ah
untuk mencukupi kebutuhan modal usahannya.
5) Menjaga stabilitas ekonomi nasional
Dalam kondisi ekonomi yang kurang normal, maka masalah yang sering
muncul meliputi: melambungkan inflasi, lesunnya gairah ekspor,
rendahnya nilai investasi serta masalah makro ekonomi lainnya.
6) Meningkatkan pendapatan nasional
Pembiayaan yang sudah disalurkan kepada para pengusaha akan mampu
meningkatkan produktifitas dan aktifitas ekonomi. Hal ini akan membawa
pada peningkatan pendapatan dan kemakmuran.
7) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional
Pemberian pembiayaan dan jaminan (garansi bank), akan mampu
meningkatkan hubungan kerjasama perdagangan antara satu negara
dengan negara lainnya.
d. Prosedur Pembiayaan
Menurut Arifin (2002:238) prosedur pembiayaan adalah suatu
pembiayaan. Pengertian tersebut menekankan bahwa prosedur adalah
bagaimana cara melaksanakan suatu kegiatan mulai dari awak sampai selesai.
Sehingga dengan adanya prosedur dapat membantu manusia dalam melakukan
kegiatan tertentu.Menurut Kasmir (2004:95) tujuan dari prosedur pemberian
kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak.
Aplikasi Pembiayaan
Analisis Pembiayaan
Evaluasi masing-masing Permohonan
Evaluasi Kesesuaian Dengan Keijakan
Struktur Pembiayaan
RealisasiPembiayaan
Pembinaan & Pengawasan (
Monitoring
)
Kesesuaian dengan peraturan dan kebijakan
PenyelesaianPembiayaan
Review
Pembiayaan
Pemecahan Masalah Pembiayaan
e. Prinsip-Prinsip Pembiayaan
Dalam pemberian pembiayaan ada beberapa analisa yang harus dilakukan
untuk mengetahui kelayakan calon penerima pembiayaan.Analisa tersebut
melalui analisa 5C dan 7P. Kasmir (2004:91-94) menjelaskan pengertian
analisa 5C yaitu :
a) Character
Untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak calon
nasabah benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan tercermin dari latar
belakang calon nasabah baik dari pekerjaan ataupun sosial masyarakat.
b) Capacity
Untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar pembiayaab atau
kredit yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis dan
mencari laba.
c) Capital
Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah
terhadap usaha yang akan dibiayai oleh Bank.
d) Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah kepada bank. Nilai
jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang akan diberikan. Seningga
jika terjadi suatu masalah jaminan yang diberikan dapat digunakan untuk
e) Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk dimasa yang akandatang sesuai sektor masing-masing.
Sedangkan penilaian 7P sebagai berikut :
a) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya
sehari-hari atau dimasa lalu.Juga mencakup sikap dan emosi nasabah dalam
menghadapi masalah.
b) Party
Taitu mengklasifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan
tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya.Dari klasifikasi
tersebut dapat dijadikan patokan bank untuk memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan klasifikasi tersebut.
c) Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, apakah
digunakan untuk kebutuhan konsumtif atau untuk kebutuhan modal kerja.
d) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah apakah akan menguntungkan atau
tidak. Hal ini penting untuk bank sebelum pembiayaan disalurkan kepada
e) Payment
Untuk mengetahui bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana yang digunakan nasabah untuk
mengembalikan kredit.
f) Profitability
Melihat kemampuan nasabah dalam mencari keuntungan atau laba.
g) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang telah diberikan kepada
nasabah melalui sebuah perlindungan.Perlindungan yang dimaksut bisa
dari jaminan dan asuransi.
Dalam pemberian pembiayaan juga memerlukan strategi pemasaran,
pemasaran yang dilakukan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan 4P.
Payne (2000:28) menjelaskan komponen 4P adalah :
a) Product adalah produk atau jasa yang ditawarkan.
b) Price adalah harga yang dibaryar dan cara-cara atau syarat-syarat yang berhubungan dengan penjualan.
c) Promotion adalah program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa.
3. MUDHARABAH a. Pengertian Mudharabah
Menurut Antonio (2001:95) Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
tepatnya adalah proses seorang memukulkan kakinya dalam menjalankan
usaha. Sementara Karim (2004:205) menjelaskan akad Mudharabah adalah persetujuan kerjasama antara harta dari salah satu pihak dengan kerja dari
salah satu pihak. Karim juga menjelaskan (2004:103) Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara pihak pemilik modal (shahib al-maal) yang mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian pembagian keuntungan. Dari pengertian tersebut dapat di artikan
bahwa Mudharabah adalah suatu bentuk kerja sama yang dijalankan oleh dua pihak yang mana satu pihak sebagai pemilik modal (100%) sedang satu pihak
bertindak sebagai pelaksana usaha.
Dari keempat faktor tersebut dapat dilihat bahwa Mudharabah mempunyai sistem yang jelas. Dimana dari beberapa rukun tersebut menjadi
b. Landasan-landasan Mudharabah
Al Hadist
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan sana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulillah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.”(HR Thabrani).
“Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw, bersabda, “ tiga hal didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, muqharadah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.”( HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah). c. Penerapam Mudharabah pada Bank Syariah
Pada bank syariah prinsip Mudharabah diterapkan pada produk pembiayaan dan pendanaan. Dalam produk pendanaan, nasabah akan
mendapatkan bagi hasil dari pendapatan bank. Sementara bagi hasil dari
pembiayaan menjadi keuntungan bank sesuai dengan kerjasama yang telah
Gambar 2.2 : Penerapan Mudharabah Pada Bank Syariah Sumber: Nabhan, 2008 : 53
Muhammad menjelaskan (2002:97) pada posisi penghimpunan dana
mudharabah diterapkan pada :
a) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainnya.
b) Deposito spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk :
a) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa;
b) Investasi khusus, disebut juga Mudharabah Muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh shahibul maal.
Mudharib (Shahibul malBank )
Proyek/usaha
Pembagian Keuntungan
Modal Perjanjian Bagi Hasil
Keahlian Modal 100%
Nisbah x%
4. NISBAH BAGI HASIL a. Pengertian Bagi Hasil
Menurut Muhammad (2002:101) Bagi hasil diartikan sebagai distribusi
beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bagi hasil
dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba
yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya atau dapat berbentuk
pembayaran mingguan atau bulanan.Bagi hasil merupakan prinsip yang
dipakai oleh bank syariah terutama pada prinsip akad Mudharabah dan Musyarakah.
Nisbah bagi hasil merupakan faktor utama dalam operasional bank
syariah sehingga dalam penetapan nisbah bagi hasil bank perlu kebijakan yang
tepat. Adapaun bahan pertimbangan dalam penetapan nisbah bagi hasil
menurut Karim (2004:286) sebagai berikut :
1) Referensi tingkat (marjin) keuntungan
2) Perkiraan tingkat keuntungan bisnis yang dibiayai
Perkiraan tingkat keuntungan bisnis/proyek yang dibiayai dihitung
dengan mempertimbangkan sebagai berikut :
a) Perkiraan penjualan :
(1)Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan setiap
bulan
(2)Sales Turn-Over atau frekuensi penjualan setiap bulan (3)Fluktuasi harga penjualan
(5)Marjin keuntungan setiap transaksi
b) Lama Cash To cash cycle : (1)Lama proses barang
(2)Lama persediaan
(3)Lama piutang
c) Perkiraan biaya-biaya langsung
Adalah biaya yang langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan
seperti biaya pengangkutan, biaya pengemasan dan biaya-biaya lain
yang lazim.
d) Perkiraan biaya-biaya tidak langsung
Adalah biaya yang tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji karyawan dan
biaya-biaya lain yang yang lazim dikategorikan dalam overhead cost (OHC) .
e) Delayed factor
Delayed factor adalah tambahan waktu yang ditambahkan pada cash to cash cycle untuk mengantisipasi timbulnya keterlambatan pembayaran dari nasabah ke bank.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil
Menurut Muhammad (2002:106-107) ada dua faktor yang
mempengaruhi bagi hasil di bank syariah yaitu : faktor langsung dan faktor
1) Faktor langsung
a. Investmentrate merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80%, hal ini berarti 20% dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
b. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana
dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode :
a) Rata rata saldo minimum bulanan
b) Rata rata total saldo harian
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan akan menghasilkan dana aktual yang digunakan.
c. Nisbah (Profit sharing ratio)
1) Salah satu ciri al mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan
disetujui pada awal perjanjian.
2) Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya
3) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank,
misalnya deposito 1 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
4) Nisbah juga dapat berbeda antar satu account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
2) Faktor tidak langsung
Faktor tidak langsung yang mempengaruhi bagi hasil adalah :
1) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Pendapatan yang “dibagi hasilkan” merupakan pendapatan yang
diterima dikurangi biaya-biaya.
2) Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing.
b. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi)
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas
yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan
biaya.
Tabel 2.4
Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi Hasil
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung
a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi
b. Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
b. Besarnya rasio bagi hasil berdasrkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila ussaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”.
pendapatan.
e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama,
Ada dua metode untuk menghitung bagi hasil yaitu : profit sharing dan revenue sharing. Menurut (Nabhan, 2008:47) menjelaskan bahwa Profit Sharing yaitu bagi laba dan Revenue Sharing bagi pendapatan. Berikut contoh penggunaan kedua metode tersebut :
Tabel 2.5
Metode Penghitungan Bagi Hasil
Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil
Penjualan
Bank BSM melakukan kerjasama bisnis dengan Bapak Samsul, seoarng pedagang
buku di Pasar mengunakan akad mudhrabah. Bank BSM memberikan modal
kepada Bapak Samsul sebesar Rp. 10.000.000 sebagai modal usaha usaha pada
Pada tanggal 31 februari 2009, Bapak Samsul memberikan laporan laba rugi
penjualan buku sebagai berikut :
Penjualan : Rp. 1.000.000
HPP : Rp. 700.000
Laba Kotor : Rp. 300.000
Biaya-biaya : Rp. 100.000
Laba Bersih : Rp. 200.000
Hitunglah pendapatan yang diperoleh BSM dan Bapak Samsul dari kerjasama
bisnis tersebut pada tanggal 31 Pebruari 2009 bila kesepakatan pembagian bagi
hasil tersebut menggunakan metode :
a. Profit Sharing b. Revenue sharring jawab :
a. Profit Sharing
BSM = 30% x Rp. 200.000 ( laba bersih ) = Rp. 60.000
Bapak Samsul =70% x Rp. 200.000 = Rp. 140.000
b. Revenue Sharing
BSM = 30 % x Rp 300.000 ( Laba Kotor ) = Rp. 90.000
BAB III LAPORAN OBJEK A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Bank syariah Mandiri
Sejak terjadi krisis moneter tahun 1997 bank konvensioanal di indonesia
mengalami kekacauan. Hal ini membuat ekonomi indonesia mengalami banyak
kemrosotan. Melihat hal ini sektor perbankan menjadi salah satu faktor
perekonomian yang besar pengaruhnya. Suku bunga melonjak tinggi sehingga
tidak ada kestabilan ekonomi dan akhirnya banyak bank yang memakai bunga
mengalami kebangkrutan. Namun ada sistem perbankan yang tidak terpengaruh
oleh krisis moneter yaitu bank syariah.
BSM berdiri sejak tahun 1999, BSM merupakan anak kantor dari PT Bank
Mandiri (Persero) yang basicnya bank konvensional. PT Mandiri (persero)
terbentuk dari penggabungan (merger) empat bank yaituBank Dagang Negara,
Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindoyang menjadi satu bank baru bernama
PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.
Perubahan kegiatan usaha menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25
Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Melihat perkembangan bank mandiri yang terus meningkat. Bank mandiri
syariah membuka kantor – kantor cabang baru di kota – kota besar di Indonesia.
Tidak halnya kota semarang yang semakin berkembang, hingga ahirnya membuka
beberapa Kantor Cabang Pembantu yang diantaranya KCP SEMARANG
BANYUMANIK.
Berdasarkan surat Bank Indonesia No. 13/51/DPbS/Sm tanggal 7
Desember 2011, terhitung mulai hari Selasa tanggal 27 Desember 2011 telah
dibuka Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik Semarang dengan alamat :
Nama : KCP Banyumanik
Alamata : Jl. Setiabudi No. 152 Kav 3 & 5 kel. Sumurboto, kec.
Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah Telp. 024-76482057, fax.
024-6482056
Profil Perusahaan
2. Profil
Nama : PT Bank Syariah Mandiri
Alamat :Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta :
10340 –Indonesia
Telepon : (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting)
Faksimili : (62-21) 3983 2989
Situs Web : www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri : 25 Oktober 1999
Tanggal Beroperasi : 1 November 1999
Modal Disetor : Rp1.489.021.935.000,-
Kepemilikan Saham
1. PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. : 231.648.712 lembar saham
(99,999999%)
2. PT Mandiri Sekuritas : 1 lembar saham (0,000001%).
3. Visi, Misi dan Shared Values
1) Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
2) Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
3) Shared Values
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan
2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk
di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values
Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
1. Excellence:
2. Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
3. Humanity:
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
4. Integrity:
Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.
5. Customer Focus:
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui
harapan nasabah (internal dan eksternal).
Gambar 3.1 : STRUKTUR ORGANISASI BSM KCP BANYUMANIK Sumber : BSM KCP Banyumanik,2014
4. Produk Produk Bank Syariah Mandiri a) Tabungan BSM
Tabungan yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama
jam kas dibuka di konter BSM atau melalui ATM. Fitur & Biaya:
a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah
b. Bagi hasil yang kompetitif
c. Online di seluruh outlet BSM Fasilitas BSM Card yang berfungsi sebagai
kartu ATM & debit dan kartu potongan harga di merchant yang telah
bekerjasama dengan BSM Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile
Banking & BSM Net Banking
d. Minimum setoran awal: Rp80.000 (perorangan) dan Rp1.000.000
(non-perorangan)
e. Minimum setoran berikutnya: Rp10.000
f. Saldo minimum: Rp50.000 Biaya tutup rekening: Rp20.000
g. Biaya administrasi Rp6.000
Syarat:
Perorangan :WargaNegaraIndonesia:KTP/SIM/Paspor
Warna Negara Asing : Paspor dan Kartu Izin Menetap Sementara(KIM/KITAS).
Non-Perorangan :
a) Badan Hukum: Bukti diri/identitas pengurus berupa fotokopi
KTP/KITAS/Paspor seluruh pengurus sesuai dengan Anggaran Dasar Akte
Pendirian/Anggaran Dasar dan Akta Perubahan Surat keterangan domisili,
penunjukkan khusus sebagai Kepala Cabang atau Kepala Bagian
Keuangan/Bendaharawan dari suatu Perusahaan /Badan /Instansi jika
diperlukan.
b) Non Badan Hukum: Bukti diri/identitas pengurus berupa fotokopi
KTP/KITAS/Paspor seluruh pengurus sesuai dengan Anggaran Dasar Akta
Pendirian/Anggaran Dasar dan Akta Perubahan atau izin kegiatan atau
tujuan perkumpulan/organisasi dari instansi yang berwenang Surat
Keterangan susunan pengurus perkumpulan/organisasi dan surat
penunjukan bagi pihak-pihak yang berwenang mewakili perkumpulan/
organisasi dalam melakukan hubungan dengan bank.
Manfaat:
1) Aman dan terjamin
2) Kemudahan bertransaksi di seluruh outlet BSM
3) Kemudahan bertransaksi di manapun saja dengan menggunakan layanan
e-banking BSM
4) Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan sedekah.
b) BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta
kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
Fitur:
Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah. Bagi hasil yang
kompetiti Periode tabungan 1 s.d. 10 tahun Usia nasabah minimal 17 tahun dan
dana minimal Rp1,2 juta dan maksimal Rp200 juta Jumlah setoran bulanan dan
periode tabungan tidak dapat diubah. Tidak dapat menerima setoran diluar setoran
bulanan Saldo tabungan tidak bisa ditarik, dan bila ditutup sebelum jatuh tempo
(akhir biaya masa kontrak) akan dikenakan administrasi
Syarat:
Kartu identitas : KTP/SIM/Paspor nasabah Memiliki rekening asal (source
account) berbentuk Tabungan atau Giro di BSM
Manfaat:
a) Kemudahan perencanaan keuangan
b) Nasabah jangka panjang
c) Memperoleh jaminan pencapaian target dana
d) Mendapatkan perlindungan asuransi secara gratis dan otomatis, tanpa
pemeriksaan kesehatan
e) Manfaat asuransi adalah sebesar kekurangan target dana dari setoran
bulanan yang telah dibayarkan, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan
cara sbb.: Manfaat asuransi = Target dana – Jumlah pembayaran setoran
bulanan pada saat klaim jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat
klaim.
c) BSM Tabungan Simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati. Fitur & Biaya
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad Wadiah Setoran awal minimal
Rp10.000 Saldo minimal Rp20.000 Biaya tutup rekening Rp10.000 Biaya
administrasi Rp2.000 per rekening per bulan atau sebesar bonus bulanan (tidak
memotong pokok) Biaya pemeliharaan kartu ATM Rp2.000 per bulan
Syarat:
Kartu identitas : KTP/SIM/Paspor nasabah
Manfaat:
a) Aman dan terjamin
b) Online di seluruh outlet BSM
c) Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM
d) Fasilitas BSM Card, yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit dan kartu
potongan harga di merchant yang telah bekerjasama dengan BSM
e) Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net Banking
Penyaluran zakat, infaq dan sedekah
d) BSM Tabungan Investa Cendekia
Tabungan dengan jangka waktu untuk keperluan uang pendidikan dengan
jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan
asuransi.
Fitur:
Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah Periode tabungan 1 s.d.
20 tahun Usia nasabah minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun saat jatuh tempo
Setoran bulanan minimal Rp100.000 s.d. Rp10.000.000 dengan kelipatan
tabungan tidak dapat diubah namun dapat dilakukan setoran tambahan diluar
setoran bulanan
Syarat:
Kartu identitas: KTP/SIM/Paspor nasabah Memiliki Tabungan BSM sebagai
rekening asal (source account). Manfaat:
Memudahkan perencanaan keuangan masa depan, khususnya untuk biaya
pendidikan putra/putri Mendapatkan perlindungan asuransi secara otomatis, tanpa
melalui pemeriksaan kesehatan.
e) BSM Tabunganku
Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang
diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan
budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Fitur & Biaya:
a) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadhi’ah yad dhamanah.
b) Setoran awal pembukaan rekening minimum Rp20.000 (tanpa ATM) dan
Rp80.000 (dengan ATM).
c) Setoran tunai selanjutnya minimum Rp10.000. Saldo minimum rekening
(setelah penarikan) adalah Rp20.000 (tanpa ATM) dan Rp50.000 (dengan
ATM).
d) Jumlah minimum penarikan di counter sebesar Rp100.000 kecuali pada
saat penutupan rekening.
TabunganKu Rp2.000 (bila ada).
f) Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah Rp20.000.
g) Biaya ganti buku karena hilang/rusak atau sebab lainnya sebesar Rp0.
Rekening dormant (tidak ada transaksi selama 6 bulan berturut-turut):
Biaya penalti Rp2.000 per bulan. Apabila saldo rekening mencapai
<Rp20.000, maka rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya
penutupan rekening sebesar sisa saldo.
Syarat:
Kartu Identitas : KTP/SIM/Paspor.
Manfaat:
1) Aman dan terjamin
2) Online di seluruh outlet BSM
3) Bonus
4) Fasilitas Kartu TabunganKu yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit.
5) Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net Banking.
6) Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan sedekah.
Ketentuan:
Nasabah pemilik rekening TabunganKu adalah nasabah perorangan.Nasabah
adalah Warga Negara Indonesia.Nasabah TabunganKu hanya dibenarkan
memiliki 1 rekening di 1 Bank.Tidak dibenarkan mendapatkan fasilitas joint
account “AND” atau “OR”. Bila saldo ≤Rp20.000, maka rekening akan ditutup
oleh sistem dengan biaya penutupan sebesar sisa saldo.
Sarana penyimpanan dana untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
Fitur & Biaya:
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yad dhamanah Setoran
Awal minimum Rp500.000 (perorangan) dan Rp1.000.000 (Non-Perorangan)
Saldo minimum Rp500.000 (perorangan) dan Rp1.000.000 (Non-Perorangan)
Biaya administrasi bulanan:
a. Perorangan : Rp10.000 (tanpa ATM) dan Rp12.000 (dengan ATM)
b. Perusahaan : Rp15.000
Biaya tutup rekening : Pelanggaran Rp50.000 dan Permintaan Sendiri Rp20.000
Biaya buku cek/giro : Rp100.000
Syarat:
Perorangan : KTP/SIM/Paspor nasabah
Perusahaan : KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang Akte
Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan Perusahaan
Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang,
NPWP, SK.Domisili
Manfaat:
a) Dana aman dan tersedia setiap saat
b) Kemudahan transaksi dengan menggunakan cek atau B/G
c) Fasilitas Intercity Clearing untuk kecepatan pembayaran inkaso (kliring
antar wilayah)
perorangan)
e) Fasilitas pengiriman account statement setiap awal bulan
f) Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM
g) BSM Giro Valas
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untuk kemudahan
transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah untuk
perorangan atau non-perorangan.
Fitur & Biaya:
1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yad dhamanah
2) Bebas biaya penarikan bank notes sampai dengan USD5.000 per bulan
Setoran Awal minimum USD1.000 Saldo minimum USD1.000 Biaya
administrasi bulanan USD5 Biaya tutup rekening USD10
Syarat:
a) Perorangan: KTP/SIM/Paspor.
b) Perusahaan: KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang
Akte Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan
Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari
instansi yang berwenang, NPWP, SK.Domisili
Manfaat:
a. Dana aman dan tersedia setiap saat
b. Penarikan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan slip penarikan
c. Fasilitas pengiriman account statement setiap bulan
h) BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu yang dikelola berdasarkan prinsip
Mudharabah Muthlaqah untuk perorangan dan non-perorangan.
Fitur & Biaya:
1) Jangka waktu yang fleksibel: 1, 3, 6 dan 12 bulan
2) Dicairkan pada saat jatuh tempo Setoran awal minimum Rp2.000.000
3) Biaya Materai Rp6.000
4) Biaya Penarikan: Rp30.000/rekening
Syarat:
Perorangan : KTP/SIM/Paspor nasabah
Perusahaan : KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang Akte
Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan Perusahaan
Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang,
NPWP, SK.Domisili
Manfaat:
a) Dana aman dan terjamin
b) Pengelolaan dana secara syariah
c) Bagi hasil yang kompetitif Dapat dijadikan jaminan pembiayaan Fasilitas
Automatic Roll Over (ARO). i) Pembiayaan Investasi
Fasilitas pembiayaan jangka pendek / jangka panjang dalam mata uang rupiah