• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DENGAN MEDIA WAYANG KARDUS DI KELOMPOK A RAUDHATUL ATHFAL PALUPI DUKUH KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DENGAN MEDIA WAYANG KARDUS DI KELOMPOK A RAUDHATUL ATHFAL PALUPI DUKUH KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DENGAN MEDIA WAYANG KARDUS DI KELOMPOK A RAUDHATUL ATHFAL PALUPI DUKUH KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

Oleh:

SITI MARYAM NIM 11614051

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

Bahasa digunakan seharii-hari

Maka ajarkanlah anak-anakmu

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Keluarga penulis yang selalu membimbing dan mendukung setiap usaha. 2. Suami tercinta yang telah memberi dukungan spiritual, material dan

kasihsayang.

3. Anak-anak yang selalu setia menunggu

4. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi.

5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Dengan Media Wayang Kardus Di Kelompok A Raudhatul Athfal Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 “ telah selesai.

Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI selaku pembimbing yang telah membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

(9)

ix

6. Dewan Guru PAUD RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Kecamatan Sidomukti yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

7. Segenap keluarga tercinta yang selalu mendoakan.

8. Teman-teman PIAUD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.Amin.

Salatiga, 28 Mei 2018

Penulis

(10)

x ABSTRAK

Maryam, Siti. 2018. Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Dengan Media Wayang Kardus Di Kelompok A Raudhatul Athfal Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Dra. Ulfah Susilawati, M.SI

Kata kunci: Bahasa Anak, Media, Wayang Kardus

Menurut UU No. 20 Tahun 2003pasal 1butir 14, PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahasa anak menggunakan media wayang kardus di RA Palupi Dukuh Kota Salatiga tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara kolaboratif partisipatif dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A RA Palupi Dukuh yang berjumlah 20 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan lembar kerja anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR LOGO IAIN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

MOTTO……… . vi

PERSEMBAHAN……… ... vii

KATA PENGANTAR……… ... viii

ABSTRAK……… ... x

DAFTAR ISI……… ... xi

DAFTAR TABEL……… ... xiii

DAFTAR GAMBAR……… ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan... 6

E. Kegunaan Penelitian... 7

F. Metode Penelitian... 9

(12)

xii BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ... 19 B. Kajian Pustaka ... 32 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. ... 35 B. Pelaksanaan Penelitian ... 39 BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Per Siklus ... 45

B. Pembahasan……… .. 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 58 Daftar Pustaka

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pencapaian Perkembangan Permendikbud ... 13

Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Bahasapada Anak Kelompok . 13 Tabel 2.2 Pencapaian Perkembangan Permendikbud ... 24

Tabel 3.1 Keadaan Anak ... 34

Tabel 3.2 Daftar Data Anak ... 34

Tabel 4.1 Tabel Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Anak ... 42

Tabel 4.2 Hasil Penilaiaian Prasiklus ... 43

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus I ... 43

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus II ... 46

Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan KKM ... 48

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Pra Siklus ... 49

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan KKM ... 50

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Siklus I ... 51

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan KKM ... 52

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 SuratKeterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru dan Siswa Lampiran 6 RPPH

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah sosok yang sangat istemewa. Mereka adalah individu yang sedang menjalani proses perkembangan yang pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dengan orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak berhenti untuk belajar. Selain itu, anak usia dini mempunyai sifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang alamiah, merupakan sosial, unik dan kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.

Anak usia dini disebut masa golden age karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik kasar maupun halus, sosial emosional, intelektual, dan bahasa berlangsung sangat pesat (Suyanto, 2005: 6). Kemudian para ahli pendidikan anak memandang usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang. Bloom mengemukakan bahwa pada usia dini ini perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan mereka (Ardy, 2014: 28).

(17)

2

tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Lembaga ini dianggap sangat penting karena anak di usia dini merupakan usia emas yang merupakan masa peka. Masa peka adalah masa dimana anak dapat berkembang secara optimal. Jadi pada usia ini perlu dilakukakn upaya pengembangan menyeluruh yang melibatkan aspek pengasuhan, kesehatan, pendiddikan, dan perlindungan.

Salah satu aspek yang paling penting dalam perkembangan anak adalah aspek perkembangan bahasa, karena bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain atau alat yang digunakan oleh anak untuk hidup bersama dengan orang lain. Anak membutuhkan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dalam kebersamaan anak akan menjalin kerjasama, dimana sukses dan tidaknya kerjasama akan diantara mereka dipengaruhi oleh bahasa yang digunakannya. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi bila seorang tidak pandai dalam berbahasa, khususnya dalam berbicara maka tidak akan terjalin kerjasama yang baik. Kemampuan berbicara merupakan anugrah dari Allah SWT yang sangat berharga bagi setiap individu, Alloh SWT berfirman dalam QS Ar Rahman ayat 3-4 :

)٣( َناَسْنلإا َقَلَخ

(18)

3 Artinya: Dia menciptakan manusia (3)

Mengajarnya pandai berbicara.(4) (Q.S. Ar-Rahman: 3-4)

Kaitannya ayat ar-Rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional) dan Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan. https://syamsul14.wordpress.com/2013/03/29/dalil-al-quan-tentang-pendidikan-2/ (diakses 12 Juli 2018 pukul 18.55)

Dunia pendidikan anak usia anak dini dalam memperkenalkan bahasa kepada anak melalui berbagai metode. Selain itu media atau alat peraga dalam menyampaikan materi sangatlah ditentukan. Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa taman kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik, seni untuk sikap memasuki sekolah dasar.

(19)

4

dari dini, maka anak akan mempunyai pengalaman dan tidak akan mampu berbahasa.

Bahasa adalah rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan, serta sikap manusia. Kemampuan berbahasa sangat penting untuk diberikan kepada anak usia dini seperti anak mampu untuk menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Selain itu kemampuan berbahasa juga dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, tentunya satu kemampuan akan bersinergi dengan kemampuan yang lain.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan kondisi bahwa RA Palupi dukuh, anak kelompok Abelum bisa menata kalimat dengan baik dan benar. Kemampuan berbahasa anak masih rendah, karena guru belum maksimal, terlihat dari media ketika menyampaikan menggunakan buku cerita dan tanya jawab biasa.

Dengan adanya permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ PengembanganKemampuan

Berbahasa Anak dengan Media Wayang Kardus di RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

(20)

5 C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui media wayang kardus mengembangkan kemampuan berbahasa anak kelompok A RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan yang berkaitan dengan perkembangan bahasa pada anak.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah:

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada guru dalam merancang pembelajaran untuk menggunakan media wayang untuk menjadi salah satu cara mengembangkan kemampuan bahasa anak b. Bagi Siswa

Melalui media wayang kemampuan berbahasa anak akan bertambah. c. Bagi sekolah

(21)

6 E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71).Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya.Adapun hipotesis dalam penelitian ini bahwaKemampuan berbahasa anak dapat dikembangkan melalui media wayang di RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.”

2. Indikator Keberhasilan

(22)

7

Tabel. 1.1 Pencapain Pekembangan Permendikbud No 146 tahun 2014

(23)

8 2 kata, kata tanya seperti apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan - tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran (Muslich, 2012: 8). PTK atau Classroom Action Research termasuk penelitian kualitatif yang proses penelitiannya menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, yang dilakukan subyektif dengan berdasarkan semata-mata atas fakta.

(24)

9 2. Subyek Penelitian

Subjek penlitian ini adalah siswa kelompok A RA Palupi Dukuh berjumlah 20 anak

Waktu yang diperlukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah mulai tanggal 6 Januari 2018 sampai dengan 6 Mei 2018.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Ciri khusus PTK terletak pada langkahnya, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation) dan refleksi

(reflection) (Somadayo, 2013: 41).Secara umum, terdapat empat langkah

dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi(Arikunto, 2006: 16). Berikut adalah penjelasan dari empat langkah dalam PTK :

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan perencanaan antara lain sebagai berikut :

1) Membuat konsep atau sekenario pembelajaran dengan media wayang, yaitu membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

(25)

10

3) Menyiapkan penugasan kepada anak didik, yang mana dari hasil penugasan anak didik tersebut akan diberi nilai dan akan dianalisis peneliti lebih lanjut.

4) Membuat sismulasi perbaikan b. Tahap Tindakan

Tahap ini merupakan pelaksanaan yang telah dibuat berupa penerapan pembelajaran sesuai konsep dan sekenario yang telah tertulis pada RKH dan pelaksanaan tahap perencanaan. c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini pengamatan dilakukan selama proses segala aktivitas anak didik diamati, dicatat, dan dinilai, dan dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati dan menilai hasil proses belajar anak didik sehingga dapat menjadi masukkan untuk peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

d. Tahap Refleksi

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, maka pada tahap refleksi ini peneliti melakukan : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.

(26)

11

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Refleksi merupakan kegiatan instropeksi atau evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. Hubungan keempat konsep tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (Suyadi, 2010: 50)

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2005: 10). Metode-metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

(27)

12

diketahui melalui lembar observasi dengan menggunakan ceklis.

b. Dokumentasi

Hasil observasi akan lebih nyata apabila didukung dengan adanya foto. Dokumentasi dapat digunakan apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap dan tidak berubah (Arikunto,2006: 231). Dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto ketika anak melakukan pembelajaran kemampuan berbahasa.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2010: 84).Instrument penelitian digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pengumpulan data.Data yang diambil dalam penelitian ini menggunakan checklist. Checklist atau daftar chek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi

(Sanjaya, 2010: 93).

(28)

13

Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berbahasa pada Anak Kelompok A

1. Memahami bahasa reseptif

2. Memahami bahasa ekspresif

(mengungkapkan

bahasa secara verbal dan non verbal

(29)

14

hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2010: 106).

Analisis data dapat berupa analisis data deskriptif kualitatif dan analsisis kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru (Sanjaya, 2010: 106).

Pada umumnya analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Pemaparan data

Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.

b. Reduksi data

Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas seorang guru dan aktivitas setiap murid dalam menerapkan kemampuan bahasa anak.

c. Display Data

(30)

15

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100 %

Jumlah skor maksimum

yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 : 101) yaitu:

1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

2) Menghitung persentase peningkatan kemampuan berbahasa, persentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu:

Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

3) Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

d. Penyimpulan Hasil Analisis

Menyimpulkan data yang telah tersedia.Analisis data dilakukan terhadap tiga kelompok data, yaitu data hasil observasi teman sejawat, data refleksi guru, dan hasil belajar siswa.

G. Sistematika Penulisan

(31)

16

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: A. Kajian teori

1. Pengertian Perkembangan Anak

2. Tahapan-Tahapan Perkembangan Bahasa Anak 3. Kemampuan Bahasa Anak

4. Media Wayang

B. Kajian Terdahulu Yang Relevan BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai:

A. Gambaran Umum lokasi penelitian di RA Palupi Dukuh

B. Pelaksanaan Penelitian, yang mendiskripsikan pelaksanaan pada Siklus I dan Siklus II

(32)

17 B. Pembahasan BAB V PENUTUP

(33)

18 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupaan salah satu upaya untuk merangsang berbagai potensi yang dimiliki anak supaya dapat berkembang dengan optimal. Sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut..

Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Menurut kajian rumpun ilmu Pendidikan Anak Usia Dini dan penyelenggaraannya di beberapa Negara Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sejak 0-8 tahun. (Hasan, 2010:17).

Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa lahir sampai 12 bulan, masa batita (toddler) usia 1-3 tahun, masa pra sekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas

(34)

19

The golden Age adalah masa keemasan seorang anak, yaitu masa ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.

2. Pengertian Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa anak usia dini adalah perubahan sistem lambang bunyi yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini (Novan, 2014, 97). Kamus besar bahasa Indonesia, bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa juga diartikan sebagai percakapan atau perkataan yang baik (Hasan, 200: 88).

Terdapat tiga fungsi bahasa bagi anak usia dini, antara lain:

a. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan anak

b. Bahasa merupakan alat untuk menjalin komunikasi anak dengan orang lain

(35)

20

menjalin kerja sama, di mana sukses atau tidaknya kerja sama diantara mereka dipengaruhi oleh bahasa yang digunakannya.

Kemampuan berbicara merupakan anugerah dari Allah SWT yang sangat berharga bagi setiap inidividu. Allah berfirman dalam surah Ar-Rahman ayat 3-4 yang berbunyi,

)٣( َناَسْنلإا َقَلَخ

(

٤

)

َناَيَبْلا ُهَمَّلَع

Artinya:

(3) Dia Menciptakan manusia (4) Mengarjarnya pandai berbicara

Teori tentang perkembangan dan pemerolehan bahasa (Sudarna, 2014: 28-29), antara lain:

a. Teori Behavioristik

(36)

21 b. Teori Genetik

Menurut teori gentik, belajar bahasa lebih merupakan proses intingtif daripada proses imitasi. Semua anak dilahirkan dengan memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa.

c. Teori Sosiokultural

Teori sosiokultural menekankan bahwa penguasaan pragmatik merupakan kenyataan yang interaktif.Para pengikut ini menekankan pentingnya lingkungan sosial dimana bahasa tersebut dibutuhkan dan interaksi yang terjadi antara anak dan orang dewasa.

Menurut penelitian, terdapat 3 aspek bahasa yang harus dikuasai untuk dapat berkomunikasi dengan efektif (Aliah, 2008:220), antara lain:

a. Fonologi

Fonologi merupakan pengetahuan mengenai sistem suara yang dipergunakan dalam bahasa dan merupakan aturan untuk mengkombinasikan suara-suara tersebut.

b. Semantik

Semantik adalah pemahaman tentang unit dasar bahasa

(morfem) yang merepresentasikan arti kata dan arti

(37)

22 c. Pragmatik

Pragmatik merupakan prinsip bagaimana bahasa dipergunakan dalam situasi sosial yang berbeda-beda.

3. Tahapan-Tahapan Perkembangan Bahasa Anak

Sebelum dapat berbicara umumnya seorang anak memiliki perilaku untuk mengeluarkan suara-suara yang bersifat sederhana lalu berkembang secara kompleks dan mengandung arti. Misalnya seorang anak menangis, mendekut, mengoceh, lalu ia akan dapat menirukan berbagai kata yang didengar dari orang tua atau lingkungannya, seperti mama, papa, minum, makan dan sebagainya. Kemampuan mengeluarkan suara seperti dengan menangis, mendekut, mengoceh, meniru kata-kata sebelum anak berbicara dengan jelas artinya disebut dengan pre linguisticspeech (Agoes, 2007:52).

Seiring bertambahnya usia anak, kemampuan berbicara akan berkembang. Untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa tersebut maka diperlukan pemberian stimulasi berupa pembelajaran bahasa bagi anak usia dini, terlebih lagi belajar bahasa yang sangat krusial terjadi sebelum anak berusia 6 tahun (Ahmad, 2011:74).

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia dini (Agoes, 2007: 152-153), yaitu:

a. Kematangan fisiologis

(38)

23

telah dibekali dengan suatu kemampuan untuk berkomunikasi maupun berbahasa sejak dari kandungan, tetapi kemampuan tersebut tidak langsung berkembang sempurna. Dasar-dasar potensi berbahasa akan berkembang semakin kompleks melalui proses perubahan evolutif yang cukup panjang. Hal itu menjadikan seorang anak akan dapat berbahasa, berkomunikasi, maupun berinteraksi dengan orang tua atau anak-anak yang lain. b. Perkembangan sistem syaraf dalam otak

Orang tua yang sering memberi stimulus eksternal pada janin semasa di kandungan melalui bercerita, mendongeng, menyanyi, berkomunikasi atau berbahasa dapat membuat janin merasakan getaran-getaran sebagai tanda bahwa dirinya memperoleh perhatian dan kasih sayang orang tuanya.

Berbeda dengan Syamsu (2011: 121-122) mengungkapkan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia dini, antara lain:

a. Faktor kesehatan b. Intelegensi

c. Status sosial ekonomi keluarga d. Jenis kelamin

(39)

24 4. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak

Tabel 2.2 Pencapain Pekembangan Permendikbud No 146 tahun 2014

(40)

25

dan non verbal bertanya dengan

menggunakan lebih dari 2 kata, kata tanya seperti apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana

3. Media Wayang

a. Pengertian Media wayang

Media berasal dari kata jamak medium, yang memiliki arti perantara (Suwarna, 2006: 127). Berbeda dengan pendapat Yusuf hadi yang dinamakan media pembelajaran ialah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan tekendali (Yusuf hadi, 2007: 458).

Menurut Association for education and communication tehnology (AECT), media didefinisikan sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA), mengartikan media sebagai benda yang

(41)

26

mengajar yang dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional (Asnawir dan Basyirudin, 2002: 11).

Media adalah suatu alat saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima.Pesan atau informasi dalam pembelajaran adalah guru.Sedangkan penerima pesan tau informasi adalah siswa.Pesan yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah keterampilan yang perlu dikuasi oleh siswa (Soeparno, 1980: 1).

Media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Setiap proses pembelajaran ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara lain tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi. Unsur media tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya, yang berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mengantarkan bahann pelajaran agar sampai tujuan.

Proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang ingin disampaikan guru. Perlu adanya media untuk mempermudah pesan agar sampai ke penerima pesan.Contoh media yaitu televisi, gambar, wayang dan lain-lain.Media pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(42)

27

meningkat sehingga akan terjadi timbal balik pengetahuan dari guru ke murid dan murid ke guru. Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih efektif karena anak bukan hanya pasif mendengarkan guru namun ada komunikasi timbale balik antara keduanya, (Zaman, 2008: 4.13).

Macam-macam media pembelajaran terbagi menjadi tiga jenis yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual. Media audiao merupakan media pembelajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pendengaran ), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset. Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti gambar, poster, kartun, komik. Sedangkan media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar, seperti film, televisi, video interaktif ( Fadillah, 2012: 211-212).

b. Fungsi Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran di PAUD (Badru Zaman, dkk, 2008: 4.11), antara lain:

1) Media pembelajaran mempunyai fungsi sendiri agar pembelajaran lebih efektif.

2) Media pembelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar

(43)

28

4) Media pembelajaran digunakan untuk membantu anak agar lebih cepat dan mudah menangkap bahan pembelajaran 5) Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran

6) Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

7) Media pembelajaran pembelajaran digunakan untuk meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir

Media pembelajaran merupakan alat yang mempunyai fungsi tersendiri dalam pembelajaran digunakan denngan tujuan yang ingin disampaikan guru kepada anak dapat lebih mudah dan cepat.Media pembelajaran digunakan untuk mengkonkretkan benda-benda yang abstrak sehingga pengetahuan anak lebih berkualitas karena adanya media pembelajaran anak menjadi aktif melakukan kegiatan.

Manfaat media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (Suwarna, 2006: 128-129), antara lain:

1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan 2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif

4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi 5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

(44)

29

7) Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan 8) Peran guru berubah kearah yang lebih positif dan produktif. c. Media Wayang kardus

Kamus bahasa Indonesia kata wayang yaitu gambar atau tiruan orang dan sabagainya dari kulit atau kayu yang dibuat untuk menunjukkan suatu lakon (Poerdaminto, 1976:1150).

Pengertian Wayang adalah seni pertunjukan berupa drama yang khas. Seni pertunjukan ini meliputi seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Ada pihak beranggapan, bahwa pertunjukan wayang bukan sekedar kesenian, tetapi mengandung lambang-lambang keramat. Sejak abad ke-19 sampai dengan sekarang, wayang telah menjadi pokok bahasan serta dideskripsikan oleh para ahli.

Para pakar dari berbagai disiplin ilmu tidak bosan-bosannya membahas seni pewayangan dari waktu ke waktu, karena wayang merupakan wahana yang dapat memberikan sumbangsih bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam seni pewayangan telah terbukti dapat dipergunakan untuk memasyarakatkan berbagai pedoman hidup, bermacam acuan norma, maupun beraneka program pemerintah di semua sektor pembangunan

(45)

30

boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan. Wayang juga menanamkan solidaritas sosial, sarana hiburan, dan pendidikan

Kandungan Dalam Wayang

1) Wayang Bersifat “Momot Kamot”. Wayang merupakan media pertunjukan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia (momot kamot). Pemikiran manusia, baik terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum maupun pertahanan keamanan dapat termuat di dalam wayang. 2) Wayang Mengandung Tatanan, Tuntunan, dan Tontonan. Di

dalam wayang dikandung tatanan, yaitu suatu norma atau konvensi yang mengandung etika (filsafat moral). Norma atau konvensi tersebut disepakati dan dijadikan pedoman bagi para seniman dalang. Di dalam pertunjukan wayang dikandung aturan main beserta tata cara mendalang dan bagaimana memainkan wayang, secara turun temurun dan mentradisi, lama kelamaan menjadi sesuatu yang disepakati sebagai pedoman (konvensi).

http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/05/pengertian-wayang-serta-fungsi-dan-jenisnya.html(diakses 11 juli 2018 pukul 22.45)

d. Cara membuat media wayang

(46)

31 3) Spidol dan Pensi Warna

4) Gambarlah yang diinginkan sesuai dengan tema 5) Warnai gambar dengan selera

6) Potonglah gambar yang telah dibuat

7) Tempelkan gambar yang telah dipotong ke kardus

8) Beri penyanggah berupa kayu agar mudah dipegang dan digerakkan

e. Kekurangan dan Kelebihan 1) Kelebihan media wayang

a) Bentuknya unik dan manrik b) Mudah menggunkannya c) Mengembangkan imajinasi d) Media yang mudah dibuat e) Mengasah kreativitas f) Melatih bahasa anak 2) Kekurangan media wayang

a) Media mudah rusak karena terbuat dari kardus b) Menuntut guru kreatif

B. Kajian Terdahulu Yang Relevan

(47)

32

yang meningkat pada setiap siklusnya. Peningkatan dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 24% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan 36%.

Penelitian dari saudari Maisarah Husnah (2011) menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bahasa mampu menarik perhatian siswa terhadap pelajaran bahasa arab serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran bahasa arab dibuktikan dengan hasil pengamatan dan angket. Penggunaan media kartu bahasa dan metode diskusi serta penugasan individu mampu meningkatkan hasil belajar siswa.Dari data hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai pada pra siklus adalah 62. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 63,03. Pada siklus II menggunakan strategi tutor sebaya dan nilai rata-rata naik menjadi 66,15 namun waktu dan pembelajaran kurang efektif. Lalu pada siklus III dengan diskusi kelompok dan bimbingan intensif individu bagi yang memperoleh nilai sangat rendah, rata-rata nilai menjadi 67,68. Dengan demikian hasil belajar siswa meningkat dengan penggunaan media kartu bahasa.

(48)

33

dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat dari siklus 1 hingga siklus 3, yaitu dari 7 orang (31%), 11 orang (65%) dan 15 orang (88%). Kata kunci: Membaca keras, refleksi, instrument, observasi, kuesioner.

(49)

34 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil Sekolah

RA Palupi Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga didirikan pada bulan Agustus 1984 oleh LP Ma‟arif dengan Nomor Statistik Sekolah

(NSS) 101233730011.RA Palupi mendapatkan akreditasi B pada tahun 2007.

RA Palupi Dukuh mempunyai Visi yaitu Menjadi pusat pendidikan anak usia dini berbasis Islami dan Qurani serta pusat belajar yang menyenangkan, kreatif dan mandiri. Sedangkan Misinya adalah menyelenggarakan model pembelajaran anak usia dini yang Islami dan Qurani, menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan, menumbuhkembangkan kreativitas anak yang mengacu kepada pentingnya antara pendidikan Islam dan kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosional serta pendidikan karakter bangsa, membantu menyiapkan generasi muslim yang sholeh, sehat, cerdas, ceria, kreatif, serta mandiri untuk menyongsong masa depan.

(50)

35

RA Palupi Dukuh memiliki beberapa prestasi antara lain lomba yel-yel tingkat kota/kabupaten juara 1, lomba tari islami tingkat wilayah kota/kabupaten juara 3 dan lomba pembuatan APE tingkat wilayah sekolah juara 3. RA Palupi Dukuh memiliki extrakulikuler seni tari yang berhasil membawa piala dalam lomba kesenian terutama seni tari.

Berikut identitas sekolah berdasarkan Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan tahun 2017/2018 sebagai berikut:

a. Nama Sekolah : RA Palupi

b. Alamat : Jl. Wisnu Rt 03 Rw 01 Dukuh Sidomukti

c. NPSN : 69743336

d. Nama Kepala Sekolah : Mutmainah, S.PdI e. No Telepon : 08190289809 f. Waktu Belajar : Pagi

g. Akreditasi : B h. Kode Pos : 50722 i. Jenjang : TK j. Status : Swasta k. Lintang : -7.335908

l. Bujur : 110.50392199999999 2. Profil Guru RA Palupi Dukuh

(51)

36

knowledge(proses pengajaran) sehingga menjadi sosok terdekat bagi anak

didik. Diharapkan dengan pendekatan yang baik, perhatian yang besar, serta ikhlas dan keteladanan dalam mendidik sebagaimana seorang ibu kepada anaknya. Insya Allah tujuan pedidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.

3. Keadaan Anak

Kepercayaan dan antusias orang tua untuk menyekolahkan putra putrinya di RA sangat tinggi, dapat dilihat jumlah didik yang aktif belajar di RA Palupi Dukuh berjumlah 58 anak dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1: Keadaan anak

No Uraian Siswa

Kelompok A Kelompok B

Lk Pr Lk Pr

1. Siswa Baru 19 21 10 8

2. Naik dari kelompok sebelumnya 3. Siswa Pindah Masuk

4. Siswa Pindah Keluar

5. Total Siswa 19 21 10 8

Tabel 3.2 : Daftar Nama anak

No Nama Jenis Kelamin Kelompok

1. Akhdan Hayfa L L A2

(52)

37

3. Aisha Azalia N P A2

4. Hasna A N P A2

5. Hanna F A P A2

6. Hanny F A P A2

7. Mahira K A P A2

8. Arya Nur Izzati L A2

9. Daegal I M L A2

10. Okta Syukuria P A2

11. Desta S S P A2

12. Tyas Fitri R P A2

13. Marwa Alya S P A2

14. Gisella A P P A2

15. M. Amar Furqon L A2

16. Khoirona S P A2

17. Xavyer Arka M L A2

18. Ilham yusuf M L A2

19. M. Khasbi A L A2

20. Desy R P A2

4. Keadaan Prasarana Pendukung

(53)

38

prasarana antara lain ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran berjumlah 3 ruangan yang digunakan untuk kelompok A1, A2 dan kelompok B, terdapat 1 ruangan untuk guru dan terdapat toilet sekolah.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I, dan siklus II Rincian pelaksanaan dalam tiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Penelitian Siklus I a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan perencanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada hari Rabu, 2 Mei 2018 pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), 2) Media wayang kardus,

3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran, 4) Instrumen penelitian,

5) Menyiapkan pertanyaan untuk membawa anak berpikir ke tingkat yang lebih tinggi.

b. Pelaksanaan (Acting) 1) Pra Pembelajaran

a) Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.

b) Menyiapkan RKH

(54)

39 2) Kegiatan awal

a) Guru mengucapkan salam

b) Membaca Al Fatihah dan asmaul Husna c) Absensi

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran e) Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari 3) Kegiatan Inti

a) Guru bertanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini tentang alam semesta

b) Guru menceritakan tentang nabi Nuh AS

c) Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan materi 4) Kegiatan Akhir

a) Guru mengajak anak untuk bernyayi Nabi Nuh

b) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dai awal hingga akhir

c) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa dan salam.

c. Observasi

(55)

40 d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus II ini, rata-rata anak sudah mulai fokus terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Hasil pembelajaran pada Pra siklus dan Siklus I dapat diketahui bahwa, anak yang tuntas pada pra siklus I adalah 0 anak meningkat menjadi 9 anak. Nilai tertinggi siswa yang mulanya 44 menjadi 75, meskipun masih ada nilai terendah yaitu 56.

Tahap akhir dari siklus pertama ini peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai diantaranya;

1) Siswa melakukan komunikasi dengan baik 2) Sebagian besar siswa mendengarkan cerita Nabi 3) Siswa memperhatikan materi

4) Siswa aktif dalam proses pembelajaran 5) Sebagian siswa senang dengan media

Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih ada beberapa kekurangan dalam pembelajaran, antara lain:

1) Anak pasif dalam tanya jawab

2) Masih ada siswa yang mengabaikan pembelajaran 3) Penggunaan waktu yang kurang efesien

(56)

41

Untuk mengatasi kekurangan sikus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama, antara lain:

1) Mengkondisikan anak-anak dengan cara yang menarik 2) Guru mengelola waktu secara baik

3) Memotivasi anak

4) Memberikan media yang beraneka macam warna 2. Deskripsi Penelitian Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan perencanaan pembelajaran Siklus II dilakukan pada hari Kamis, 3 Mei 2018 pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00 WIB adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), 2) Media wayang kardus,

3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran, 4) Instrumen penelitian,

5) Menyiapkan pertanyaan untuk melakukan komunikasi baik b. Pelaksanaan (Acting)

1) Pra Pembelajaran

a) Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.

b) Menyiapkan RKH

(57)

42 2) Kegiatan awal

a) Guru mengucapkan salam

b) Membaca Al Fatihah dan asmaul Husna c) Absensi

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran e) Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari 3) Kegiatan Inti

a) Guru melakukan tanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini tentang alam semesta

b) Guru memberikan cerita tentang nabi menggunakan media wayang kardus

c) Guru memberikan kegiatan tanya jawab kepada siswa 4) Kegiatan Akhir

a) Guru mengajak anak untuk bernyanyi dan tanya jawab b) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga

akhir

c) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa dan salam.

c. Observasi

(58)

43

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga menjadi lebih kondusif dan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus II ini, rata-rata anak sudah mulai fokus terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Hasil pembelajaran pada siklus I dan II dapat diketahui bahwa, anak yang tuntas pada siklus I adalah 9 anak (69%) meningkat menjadi 18 anak (87%). Nilai tertinggi siswa yang mulanya 75 menjadi 94 , meskipun masih ada nilai terendah yaitu 69.

(59)

44 BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Per Siklus 1. Ketentuan Penilaian

Adapun penilaian pada lembar kerja anak didik, berupa simbol gambar bintang yang mana symbol tersebut akan di ubah ke data bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara. Kemudian akan dioalah ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel. 4.1 Tabel Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Simbol Skor/

Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan 1 Belum Muncul

3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Kemampuan bahasa anak berkembang sesuai

harapan

4 Berkembang Sangat Baik (BSB)

Kemampuan bahasa anak sangat baik

(60)

45

sebesar 75%. Bila anak mampu mencapai nilai/hasil pencapaian lebih dari 75% pada siklus II, anak dapat dikatakan sudah berhasil memahami pembelajaran kemampuan bahasa dan sebaliknya.Jika hasil pencapaian kurang dari 75% pada Siklus II, maka anak dikatakan belum mampu menguasai pembelajaran kemampuan bahasa.

Setiap sisiwa dikatakan tuntas belajarnya di kelas jika dalam kelas tersebut kurang lebih 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Dekdibud dalam Trianto, 2010:241).

2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus

(61)

46

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

Jumlah nilai total satu kelas 659%

Keterangan :

Dari tabel tersebut, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak, karena nilainya dibawah KKM/standar keberhasilan yaitu 75%, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Sedang rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus yaitu sebesar 33 %.

3. Data Hasil Pengamatan Sikus I

(62)

47

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus I

No Nama

Jumlah nilai total satu kelas 1380%

Keterangan :

(63)

48

Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

Nama AHL =

= 75% dibulatkan 75%

=

Dari tabel tersebut, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak, ada 9 anak yang nilai pencapaiannya diatas KKM/standar keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi 11 anak lainnya masih dibawah KKM/standar keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 33% dan pada Siklus I Rabu 2 Mei 2018 yaitu sebesar 69%.Pada siklus I masih jauh dari nilai KKM yang diharapkan mak a diperlukan perbaikan pada siklus II.

4. Data Hasil Pengamatan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus II

(64)

49

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

Jumlah nilai total satu kelas 1746%

Keterangan :

(65)

50

memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 33%, pada Siklus I sebesar 69% dan pada Siklus II Kamis 3 Mei 2018 sebesar 87 % .Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap Siklus.

B. Pembahasan

1. Ketentuan Hasil Akhir Penguasaan Kemampuan Bahasa

Apabila persentase pencapaian anak lebih kecil dari KKM/standar keberhasilan yaitu 75%, maka anak tersebut dikatakan belum menguasai kemampuan bahasa yang telah diajarkan, dilambangkan “Belum Tuntas”

Apabila persentase pencapaian anak sama atau lebih besar dari KKM/standar keberhasilan yaitu 75%, maka anak tersebut dikatakan sudah menguasai kemampuan bahasa yang telah diajarkan, dilambangkan “Tuntas”.

2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM Pra Siklus.

Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus yang didapatkan hasil persentase pencapaian kemampuan bahasa sebagai berikut:

(66)

51

Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat di atas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Pra Siklus

No Uraian Hasil Pra Siklus

(67)

52

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian kemampuan bahasadalam satu kelas yaitu 33%, masih jauh dari standar keberhasilan yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 85%.Sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu adanya Siklus I.

3. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM Siklus I

Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I yang dilaksanakan Rabu2 Mei 2018 didapatkan hasil pencapaian kemampuan bahasa sebagai berikut:

(68)

53 yang belum mencapai KKM adalah 69%, rekapitulasi data pada Siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Siklus I

No Uraian Hasil Pra Siklus

1 Nilai rata-rata kelas 69 %

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 9 3 Standar keberhasilan kelas 85%

(69)

54

tuntas kemampuan bahasa berjumlah 9 anak, sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu adanya Siklus II.

4. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM Siklus II

Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II yang dilaksanakan Kamis 3 Mei 2018 didapatkan hasil pencapaian kemampuan bahasa sebagai berikut.

(70)

55 dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Siklus II

No Uraian Hasil Pra Siklus

1 Nilai rata-rata kelas 87 % 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 18 3 Standar keberhasilan kelas 85%

Dari tabel diatas bahwa rata-rata penguasaan kemampuan bahasa dalam satu kelas yaitu 87%, diatas KKM/standar keberhasilan yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 85%.Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengembangan kemampuan bahasa sangat baik.Dari data diatas dapat disimpulkan ada 18 anak yang mempunyai kategori “Tuntas” yaitu sudah memenuhi KKM/standar keberhasilan.

(71)

56

Gambar 4.1 Diagram Pengembangan Kemampuan Bahasa Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa media wayang kardus dapat mengembangkan kemampuan bahasa pada anak kelompok A. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari Pra Siklus yang rata-rata pencapaian kelas bernilai 33% meningkat pada Siklus I yang rata–rata pencapaian kelas bernilai 69%, ditambah lagi adanya peningkatan pada Siklus II dimana rata-rata pencapaian kelas bernilai 87%.

Jadi media wayang kardus terbukti dapat mengembangkan kemampuan bahasa pada anak kelompok A di RA Palupi Dukuh Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan sangat baik.

(72)

57 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa dengan media wayang kardus pada anak kelompok A RA Palupi Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkat.Hal ini dapat dibuktikan dari data hasil observasi pembelajaran pada tiap Siklus. Sebelum tindakan kemampuan bahasa rata-rata hasil penilaian Pra Siklus mencapai 33%, meningkat pada Siklus 1 menggunakan media wayang kardus sebesar 69% dan ketika dilanjutkan pada Siklus II meningkat menjadi sebesar 87% .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis memberikan saran-saran antara lain:

1. Bagi Pendidik

Media wayang kardus dapat digunakan oleh pendidik sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk mengembangkan bahasa pada anak.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran dengan pengunaan media wayang kardus.

(73)

58 3. Bagi Wali Murid

a. Meluangkan waktu untuk bermain dengan anak, karena melalui bermain anak dapat belajar.

b. Mengajak anak selalu komunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

c. Saat ada undangan pengambilan Laporan Perkembangan Anak, sempatkan untuk hadir agar perkembangan mengetahui perkembangan anak di sekolah, dan dapat ditindaklanjuti sesuai hasil perkembangannya.

4. Bagi Kemendikbud

(74)

59

DAFTAR PUSTAKA

Ardy, Novan Wiyani. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Panduan bagi Orang Tua dan Pendidik PAUD dalam memahami serta Mendidik Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media

Arikunto, Suharsimi,dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Bumi Aksara Badru Zaman, dkk. 2008. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta :Universitas

Terbuka

Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Hasan, Aliah B. Purwakania, 2006. Psikologi Perkembangan Islam: Menyingkap Rentang Kehidupan Manusia dari Pra kelahiran Hingga Pasca kematian. Jakarta: Rajawali Press

Kaesti, 2017.Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Pemula Anak dengan Media

Kartu Kata Pada Siswa Kelompok B RA Mathla’ul Anwar Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan PIAUD FTIK Salatiga

Mansur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan No 146 tahun 2014 Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana

Soeparno. 1980. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Proyek Peningkatan /Pengembangan Perguruan Tinggi IKIP Yogyakarta

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

(75)

60

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN Semester/Bulan/Minggu : II/Mei/16

Tema/Sub Tema : Alam Semesta/Bumi Sub-Sub Tema : Banjir Bandang Kelompok/Usia : A/4-5 tahun Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2018 I. Materi Kegiatan

1. Mendengarkan cerita Nabi Nuh AS ( 3.16) 2. Menirukan jalannya gajah (fm 3.3-4.3)

3. Berani menjawab pertanyaan guru (Sosem 2.5)

4. Menghitung hewan yang ada dikapal Nabi Nuh (3.8-4.8)

5. Menceritakan kembali cerita Nabi dan menulis „Kapal Nabi Nuh” (3.10 -4.10)

6. Mewarnai gamba kapal Nabi Nuh II. Materi Pembiasaan

1. SOP Pembukaan Asmaul Husna, Do‟a Surat Pendek, Hadist 2. SOP Inti

3. SOP Istirahat 4. SOP Penutup III. Alat dan Bahan

1. Wayang kardus

2. Bamboo, pohon pisang 3. Pola gambar, krayon pensil IV. Kegiatan Pembelajaran

A. Pembukaan (± 30 Menit)

1. Menirukan jalannya gajah ketika masuk kelas 2. Medengarkan cerita tentang kisah Nabi Nuh 3. Tanya jawab tentang cerita yang sudah di dengar B. Inti (± 60 Menit)

Guru menjelaskan tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan

1. Anak mengamati teman-teman sekelasnya dan alat serta proses yang akan digunakan selama kegiatan

2. Guru memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya 3. Anak mengumpulkan informasi melalui kegiatan bermain

(76)

61

a. Kognitif : Menghitung hewan yang ada di kapal Nabi Nuh dengan memberi angka

b. Bahasa : Menceritakan kembali cerita yang sudah didengar dan menulis kata “kapal Nabi Nuh”

c. Seni : Mewarnai gambar kapal

6. Anak mengomunikasikan denngan menunjukkan dan menceritakan tentang konsep dan hasil karya yang anak temukan pada saat bermain C. Istirahat

1. Mencuci tangan sebelum makan

2. Doa sebelum makan, makan bekal doa sesudah makan 3. Bermain di luar

D. Penutup (± 30 Menit)

1. Menanyakan perasaan anak pada hari ini

2. Berdiskusi tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini dan kegiatan yang paling disukai anak

3. Guru memberi pesan-pesan moral dan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan esok hari

4. Bernyanyi, berdoa, salam, pulang V. Rencana Penilaian

Program Pengembangan

KD Indikator

Nilai Agama dan Moral 3.1.6 Mengenal nama Nabi dan Rosul Motorik 3.3-4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk

pengembangan motorik kasar Sosial emosional 2.5 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap percaya diri Kogniti 3.8-4.8 Mengenal lingkungan alam/hewan,

tanaman, cuaca, tanah, air, batu batu dll

Bahasa 3.10-4.10 Menceritakan kembali apa yang sudah didengar dengan kosa kata yang terbatas

(77)

62 Teks Lagu

Nabi Nuh Nabi Nuh Nabi Allah

Ratusan tahun usianya Berdakwah tak kenal lelah Walau sedikit pengikutnya 2x Sampai suatu saat tiba

Banjir di mana mana Tenggelam semua yang ada Termasuk anak istrinya Nabi Nuh dan pengikutnya Semua naik bahtera

Selamat dari bahaya 2x

(78)

63

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN Semester/Bulan/Minggu : II/Mei/16

Tema/Sub Tema : Alam Semesta Sub-Sub Tema : Tanah Longsor Kelompok/Usia : A/4-5 tahun

Hari/Tanggal : Kamis, 3 Mei 2018 I. Materi Kegiatan

1. Mendengarkan cerita peristiwa perang uhud (nam 3.16) 2. Berjalan dengan menirukan burung terbang (fm 3.3-4.3) 3. Tanya jawab tentang kisah yang sudah di dengar (sosem 2.5)

4. Membedakan gambar gajah yang besar dan kecil dengan memberi angka yang sesuai (kog 3-6-4.6.3)

5. Menulis kata “burung ababil” (bhs 4.11.1)

6. Mewarnai gamabr burung dengan teknik jumputan dengan media cutton buds dan pewarna.

II. Materi Pembiasaan

1. SOP Pembukaan melafalkan surat Al Fill 2. SOP Inti

3. SOP Istirahat 4. SOP Penutup III. Alat dan Bahan

1. Wayang kardus, bamboo, debok 2. Pola gambar, pensil

3. Buku tulis, pensil

4. Pola gambar, cutton buds, pewarna IV. Kegiatan Pembelajaran

A. Pembukaan (± 30 Menit)

1. Berjalan dengan menirukan burung terbang 2. Mendengarkan cerita peristiwa perang Uhud 3. Tanya jawab tentang cerita perang Uhud B. Inti (± 60 Menit)

Guru menjelaskan tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan

1. Anak mengamati teman-teman sekelasnya dan alat serta proses yang akan digunakan selama kegiatan

(79)

64

4. Anak menalar dan mengekspresikan gagasannya pada saat bermain 5. Guru memberikan kegiatan:

a. Kognitif : membedakan gambar gajah yang besar dan kecil b. Bahasa : menulis kata :burung ababil”

c. Seni : Mewarnai gambar burung dengan pewarna, cutton buds dengan teknik jumputan

6. Anak mengomunikasikan denngan menunjukkan dan menceritakan tentang konsep dan hasil karya yang anak temukan pada saat bermain C. Istirahat

1. Mencuci tangan sebelum makan

2. Doa sebelum makan, makan bekal doa sesudah makan 3. Bermain di luar

D. Penutup (± 30 Menit)

1. Menanyakan perasaan anak pada hari ini

2. Berdiskusi tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini dan kegiatan yang paling disukai anak

3. Guru memberi pesan-pesan moral dan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan esok hari

4. Bernyanyi, berdoa, salam, pulang V. Rencana Penilaian

Program Pengembangan

KD Indikator

Nilai Agama dan Moral 3.1.6 Mengenal nama Nabi dan Rosul dengan kisah-kisahnya

Motorik 3.3-4.6 Koordinasi gerak tubuh Sosial emosional 2.5 Memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap percaya diri Kognitif 3.6-4.6.3 Melakukan kegiatan mampu

mengenal benda dengan mengurutkan benda berdasarkan ukuran

Bahasa 3.11-4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif

(80)

65 Teks Lagu

NabiMuhammad Nabi kita semuanya

(81)

66

Kisah Nabi Nuh AS

Nabi Nuh adalah Nabi ke empat sesudah Nabi Adam AS . Nabi Nuh lahir ditengah-tengah penyembah berhala. Berhala adalah patung dari batu. Menurut mereka, berhala-berhala itu mempunyai kekuatan gaib. Berhala-berhala itu diberi nama Wadd, Suwa, Yaguts, Ya‟ug dan Nasr.

Nabi Nuh adalah orang yang cerdas dan sabar. Nabi Nuh mengajak kaumnya berpikir dengan cerdas. Ia mengajak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah seperti langit, bulan, binatang, matahari, gunung, laut, sungai dan sebagainya. Bumi dan isinya, pergantian siang malam, semua itu bukti kekuasaan Allah bukan karya para berhala.

Nabi Nuh mengajakan amalan yang baik akan mendapat pahala dan yang buruk akan mendapat siksa. Yang baik masuk surga yang buruk masuk neraka. Namun, kaum Nuh tidak ada yang percaya. Hanya sedikit yang beriman kurang dari 100 orang.

Umat Nuh banyak yang ingkar (tidak percaya) bahkan banyak yang menentang dan memusuhi serta mengejek nabi Musa. Nabi Nuh ditantang oleh mereka.

Mereka berkata “hai Nuh! Kalau kamu memang Nabi utusan Allah, buktikan! Datangkanlah adzab yang dahsyat untuk kami!.”

Nabi Nuh menjawab”Hanya Allah yang mendatangkan adzab jika memang Allah

(82)

67

Nabi Nuh tetap sabar, namun setelah kaum itu tetap mengejek dan menantang akhirnya Nabi Nuh berdo‟a”Ya Tuhanku, hancurkanlah semua kaumku itu tanpa

sisa yang tidak percaya padaMu, Ya Tuhanku”.

Allah kabulkan dan Nuh diberi petunjuk untuk membuat kapal. Akhirnya Nabi Nuh membuat kapal yang sangat besar. Nabi Nuh mengajak kaumnya yang beriman untuk masuk dalam kapal. Setiap hari Nani Nuh membuat kapal dibantu oleh pengikutnya. Maka, orang-orang tidak suka dengan Nabi Nuh semakin menjadi-jadi dan mentertawakan nabi Nuh dengan puasnya.

Suatu hari ada seorang yang sangat benci kepada Nabi Nuh dia berkata” Hai orang-orang saksikanlah lihat ini Nuh sudah gila tidak waras tidak ada angin tidak ada hujan, dia membuat kapal sambil tertawa terbahak-bahak”.

Orang-orang yang tidak mempercayai Nabi Nuh ikut-ikutan mentertawakan Nabi Nuh termasuk istri dan anaknya. Tapi nabi Nuh tidak menghiraukan hal tersebut. Nabi Nuh tetap bekerja sampai kapal jadi dengan giat. Pada malam hari setelah Nabi Nuh istirahat tidur, orang-orang yang tadi siang tidak suka pada nabi Nuh, mereka sengaja buang air besar di kapal yang dibuat oleh Nabi Nuh. Hari demi hari bulan demi bulan perbuatan orang yang tidak suka semakin menjadi sampai kapal Nabi Nuh penuh dnegan kotoran.

(83)

68

bercerita kepada sanak saudara bahwa ada obat yang sangat manjur di kapal nabi Nuh. Maka setiap hari siang, malam, pagi banyak orang-orangberbeda tangan mengambil kotoran sampai kotoran dikapal bersih sampai kinclong.

Doa Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah dan terjadi hujan yang sangat deras dan sanngat lama akhirnya rumah-rumah penduduk mulai terendam dan Nabi Nuh menyuru kepada umatnya untuk masuk kapal dengan membawa perbekalan yang banyak dan hewan-hewan merekapun di bawa. Akan tetapi, setelah kapal penuh Nabi Nuh tidak melihat anak dan istrinya. Seru Nabi Nuh “Hai umatku, masuklah ke kapal dan bawa bahan makan danternakmu”.

Setelah kapal berjalan Nabi Nuh melihat di sekeliling siapa tahu ada anak dan istrinya. Teriak Nabi Nuh”Kan‟aan anakku mari ikut ayahnmu”, kan‟aan

menjawab”tidak ayah saya akan naik ke gunung” Nabi Nuh “gunung itu akan

tenggelam”

(84)

69

Pertanyaan Siklus I

1. Cerita tadi menceritakan tentang Nabi siapa? 2. Siapa nama putra Nabi Nuh?

3. Kaum yang menentang tadi namanya kaum apa? 4. Dan menyembah apa?

(85)

70 Foto siklus I

Hasil arya anak Anak memperhatikan guru bercerita

Anak antusias medengarkan cerita Melakukan tanya jawab

Media wayang kardus sangat disenangi anak

(86)

71

Nabi Muhammad pada Masa Kanak-Kanak

Nabi Nuhammad dilahirkan di Kota Makkah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Ibuny bernama Aminah binti Wahab. Ayahnya bernama Abdullah. Lahir dalam keaadaan yatim, ayahnya wafat ketika Muhammad dalam kandungan 3 bulan. Abdullah meninggal dalam perjalanan pulang berdagang dari negeri Syam, lalu dikuburkan di Madinah. Muhammad adalah nama yang diberikan kakeknya Abdul Mutholib, Muhammad artinya orang yang terpuji. Allah sendiri memberikan nama Ahmad. Seperti dalam al qur‟an Ahmad artinya orang yang baik terpuji, namun kedua nama tersebut

menunujukkan arti senada yaitu bahwa nabi terakhir ini adalah manusia pujaan, baik karena sifat-sifat dan kelakuannya yang terpuji, maupun karena akan kebenaran ajran agama yang dibawanya tanpa cela. Dan karena budi pekerti yang luhur dan kejujurannya beliau diberi nama julukan Alamin (yang dipercaya).

Meskipun lahir di tengah masyarakat yang sebagian sudah rusak moralnya dan tidak mempunyai guru mendidiknya, berkat Allah SWT hidayah Allah SWT nabi Muhammad terpelihara dan perbuatan buruk dan syirik sebagai mana umumnya orang-ornag aran jahiliyah saat itu. Beliau dilahirkan dari keluarga bangsawan Quraisy yang sangat terpandang di negeru Mekah, kakeknya Abdul Mutholib adalah seorang yang dimuliakan oleh sukunya dan penguasa ka‟bah.

Gambar

Tabel. 1.1 Pencapain Pekembangan Permendikbud No 146 tahun 2014
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berbahasa pada
Tabel 2.2 Pencapain Pekembangan Permendikbud No 146 tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jurnal tercetak merupakan terbitan berkala yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian

baik merupakan proses belajar individu dalam mencapai aktualisasi diri yang sesuai dengan cita-. cita luhur

survey pendahulan dengan beberapa bidan desa , terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kinerja bidan desa diantaranya, kemampuan dan pengalaman sebagai

Studi tentang aspek reproduksi ikan nilem, Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842), telah dilakukan pada bulan Ma- ret-Juni 2009 di Danau Sidenreng yang meliputi nisbah

(0,05), dan Ha diterima Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia Kenanga

Dengan hasil analisa nilai pentanahan perlatan yang telah dilakukan, dapat diketahui nilai keamanan tegangan sentuh (Em) dan tegangan langkah ( E ℓ ), nilai tegangan

Variabel good corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan direksi dan dewan komisaris. Sampel yang digunakan

Lalu ulangi langkah-langkah untuk mencari data, maka pada hasil pencarían akan ditampilkan data-data yang sesuai dengan semua kriteria pencarían yang diinput.. Untuk menghapus