• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Berasosiasi Dengan Perencanaan Karier Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Berasosiasi Dengan Perencanaan Karier Mahasiswa"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Teknik analisis jalur sebenarnya merupakan

perkembangan korelasi yang diuraikan menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya.

Lebih lanjut analisis jalur memiliki kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi

berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model

sebab akibat (causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab akibat tanpa

memanipulasi variabel-variabel (Sarwono, 2007).

2.2 Pengertian Analisis Jalur

Dalam telaah statistika dinyatakan bahwa tujuan peramalan atau pendugaan nilai Y atas dasar

nilai-nilai X1, X2,….. Xi, pola hubungan yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model

regresi sedangkan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar variabel dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung, secara serempak atau mandiri beberapa

variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka pola yang tepat adalah analisis jalur.

(2)

antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung

seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

2.2.1 Manfaat Analisis Jalur (Path Analysis)

Manfaat path analysis atau analisis jalur adalah untuk:

1. Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.

2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi

dengan path analysis ini bersifat kualitatif.

3. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan

terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme

(jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

4. Pengujian model, menggunakan theory trimming baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

2.2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur

Asumsi-asumsi yang mendasari analisis jalur adalah sebagai berikut:

5. Hubungan antar variabel bersifat linier, aditif, dan kausal

X1X2X3

6. Variabel-variabel residual dalam model tidak berkolerasi dengan variabel-variabel bebas.

7. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio.

8. Menggunakan sampel probability sampling.

(3)

Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan terlebih dahulu menggambarkan secara

dragmatik struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dan variabel akibat. Diagram ini

disebut dengan “Diagram Jalur” bentuknya ditentukan oleh teoritik yang berasal dari kerangka

pikir tertentu.

Diagram jalur merupakan gambar yang meragakan struktur hubungan kausal antar

variabel bebas dengan variabel terikat. Sebuah diagram jalur, tanda panah berujung ganda

menunjukkan hubungan korelasional dan tanda panah satu arah menunjukkan hubungan kausal

atau pengaruh langsung dari variabel bebas (eksogen) X terhadap variabel terikat (endogen) Y.

Lebih jelasnya perhatikan gambar ilustrasi berikut:

Ganbar 2.1

Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal Dari X Sebagai Penyebab Ke Y Sebagai Akibat

X Y

Gambar tersebut menyatakan bahwa Y dipengaruhi langsung oleh X, tetapi diluar itu

masih banyak penyebab lain yang tidak diukur. Penyebab-penyebab lain itu dinyatakan oleh ฀.

Persamaan struktural yang dimiliki oleh gambar tersebut adalah YyxX

Selanjutnya tanda panah satu arah menggambarkan pengaruh langsung dari variabel

eksogenus terhadap variabel endogenus.

(4)

Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal dari X1, X2, X3 ke Y

X1 ρyx1 ฀1

rx1x2 ρy฀

ρyx2

rx1x3 X2 Y

rx2x3 ρyx3

X3

Gambar 2.2 menunjukkan terdapat tiga buah variabel eksogen yaitu X1, X2, X3, sebuah

variabel endogen Y, dan sebuah variabel residu ฀. Pada diagram tersebut juga ditunjukkkan

bahwa hubungan antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, dan X3 dengan Y adalah hubungan kausal.

Sedangkan hubungan antara X1 dengan X2, X2 dengan X3, dan X3 dengan X1 masing-masing

adalah hubungan korelasional. Dengan bentuk persamaan strukturalnya adalah:

฀ ฀ ฀

yx1X1 yx2X2 yx3X3 Y

2.2.4 Koefisien Jalur

Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogenus terhadap variabel endogenus tertentu,

dinyatakan oleh besarnya koefisien jalur.

Langkah-langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah:

1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan asosiasi yang diajukan, lengkap

dengan persamaan strukturalnya.

(5)

Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien Karl Pearson adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala interval. Formulanya:

 



3. Identifikasi sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan saja

dalam sub struktur yang telah kita identifikasi terdapat k buah variabel eksogenus dan sebuah

variabel endogenus Xu yang dinyatakan oleh persamaan:

Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogenus yang menyususn sub struktur

tersebut.

4. Menghitung matriks invers korelasi eksogenus, dengan rumus:

(6)

2.2.5 Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen

Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogenus dari dua atau lebih variabel eksogenus

dapat secara sendiri-seniri ataupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial)

bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogen

lainnya.

Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta pengaruh total

variabel eksogenus terhadap variabel endogenus secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus:

1. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus = ρxuxi x

ρxuxi

2. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus =

pxuxi x rx1x2 x pxuxi

3. Besarnya pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus adalah

penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan tidak langsung = (ρxuxi x ρxuxi)+ (pxuxi

x rx1x2 x pxuxi)

Selanjutnya pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogenus terhadap variabel

endogenus dapat dihitung dengan rumus:

(7)

Keterangan:

pengaruh variabel eksogenus secara bersama-sama terhadap variabel endogenus.

k

variabel endogenus X = u

2.2.6 Pengujian Koefisien Jalur

Menguji kebermaknaan setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri

(parsial) maupun secara bersama-sama (simultan), serta menguji besarnya perbedan pengaruh

masing-masing variabel eksogenus terhadap variabel endogenus dapat dilakukan dengan langkah

kerja berikut:

1. Nyatakan hipotesis statistik yang akan diuji

Ho: pxuxi = 0 artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu) terhadap variabel

endogenus (Xi).

H1: pxuxi ≠ 0 artinya terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu) terhadap variabel

endogenus (Xi).

2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu:

- Untuk menguji setiap koefisien jalur:

(8)

t = mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat bebas = n-k-1

Kriteria pengujian, tolah H0 bila thitung > ttabel

- Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama:

 

k = banyaknya variabel eksogenus dalam sub struktur yang diuji

2.3 Perencanaan Karier

Satu masalah yang sering dialami mahasiswa setelah lulus adalah sulitnya mencari kerja. Ketika

itu tiba, mereka menyesali kenapa sejak awal tidak serius dalam belajar dan tidak mempersiapkan

diri dengan baik. Maka dari itu diperlukan perencanaan karier sejak duduk di bangku kuliah.

Menurut Zulkarnain Djamin (1993) perencanaan adalah suatu alat atau cara untuk

mencapai tujuan dengan lebih baik mendapatkan alasan lebih kuat. Menurut Simamora (2001)

karier adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku,

nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut”. Perencanaan karier

merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan

atribut-atribut yang berhubungan dengan karier personal dan serangkaian langkah sepanjang

(9)

Pendapat Ekaningrum (2002) karier adalah tidak lagi diartikan sebagai adanya

penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah

ditetapkan dalam organisasi.

Menurut Dalil S (2002) “ karier merupakan suatu proses yang sengaja diciptakan

perusahaan untuk membantu karyawan agar membantu partisipasi ditempat kerja. Sementara itu

Glueck (1997) menyatakan karir individual adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan

pekerjaan yang dialami seseorang selama masa kerjanya. Sehingga karier individu melibatkan

rangkaian pilihan dari berbagai kesempatan tetapi dari sudut pandang organisasi karier

merupakan proses regenerasi tugas yang baru.

Sedangkan pendapat Ekaningrum (2002) karier digunakan untuk orang-orang pada

masing-masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang memiliki tanggung

jawab individu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karier adalah suatu rangkaian atau pekerjaan

yang dicapai seseorang dalam kurung waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai,

perilaku dan motivasi dalam individu.

Perencanaan karier dapat diartikan sebagai suatu cara atau alat untuk mencapai suatu

tujuan yang lebih baik kedepan dan dianggap sebagai syarat mutlak bagi realisasi usaha yang

ingin dicapai atau dalam arti yang lebih ringkas perencanaan karier merupakan proses di mana

sesorang menyeleksi tujuan karier dan arus karier untuk mencapai tujuan tersebut.

2.3.1 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Merecanakan Karier

Berikut ini adalah beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan karier,

(10)

1. Motivasi sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang realistis namun

sekaligus menantang akan menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang sangat

muluk-muluk tanpa memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan

menimbulkan putus asa mengingat kesulitan untuk mencapainya. Jadi untuk membangun

motivasi dalam perencanaan karir buatlah tujuan karir yang menantang sekaligus realistis.

2. Kompetensi meliputi seluruh aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki.

Jika ingin meneliti karier dalam bidang tertentu, katakanlah dalam bidang pemasaran, anda

harus meningkatkan pengetahuan anda tentang pemasaran, meningkatkan keterampilan

pemasaran dan bersikap bagaikan seorang marketer.

3. Keberhasilan pencapaian perencanaan karier ditentukan pula oleh jejaring yang kita miliki.

Sejauh mana orang lain mengenal diri kita, sejauh mana orang lain mengenal kemampuan kita.

Jejaring juga akan membuka akses, memberikan peluang bagi kita untuk lebih meningkatkan

pencapaian karier. Tentu hal ini tetap harus berlandaskan motivasi dan kompetensi.

4. Peluang adalah faktor yang relatif ”uncontrollabel,” diluar kendali kita. Namun, kita dituntut jeli melihatnya, sering disebut peluang jarang berulang dua kali begitu diperoleh kita harus jeli

melihatnya dan segera menangkap apabila hal tersebut selaras dengan perencanaan karier yang

telah dibuat.

5. Berikutnya adalah konsistensi dan feksibilitas. Sengaja kedua hal ini penulis satukan, mengingat disatu sisi hal ini sesungguhnya tidak saling terpisahkan namun disisi lain kita pun

harus jeli kapan harus tetap konsisten dan kapan bisa fleksibel. Menurut penulis kita harus

(11)

prinsip dan harus ditegakkan secara konsisten. Selain itu untuk tujuan yang bersifat jangka

panjang kita pun harus konsisten.

2.3.2 Alasan Yang Mendasari Perencanaan Karier

Merencanakan sebuah karier sejak di bangku kuliah sangat penting, berikut beberapa hal yang

mendasarinya :

1. Mencari pekerjaan tidak mudah

Mencari suatu pekerjaan itu tidak mudah. Itulah sebabnya mengapa seseorang harus

merencanakan karier jauh-jauh hari sebelum terjun di dunia kerja. Apakah dengan membuat

perencanaan pasti menjamin seseorang dapat pekerjaan? Memang tidak ada jaminan, tapi

minimal sudah siap, dan memiliki tindakan jika seandainya memang sulit mencari kerja.

2. Persaingan kerja yang banyak

Hampir setiap tahun ribuan sarjana baru bermunculan dan hampir sebagian besar dari mereka

mencari kerja. Dengan perencanaan yang baik, seseorang akan lebih mampu bersaing dalam

persaingan yang ketat. Dengan adanya mahasiswa yang memiliki perencanaan karier sejak dini,

akan mempersiapkan segala hal yang mendukung tercapainya karier yang diinginkan.

3. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah dampak psikologis yang muncul dikarenakan seseorang berhasil

melakukan sebuah pekerjaan. Dengan sebuah perencanaan yang baik pasti karier yang dipilih

adalah karier yang memang benar-benar diinginkan. Dengan kata lain pekerjaan tersebut sudah

menjadi gairah. Jika seperti itu maka besar kecil penghasilan yang diperoleh tidak akan

(12)

4. Semua orang ingin sukses

Tidak ada orang sukses tanpa sebuah perencanaan. Meskipun awalnya hanya mencoba tetapi

ketika sudah melangkah tetap akan merencanakan berbagai hal untuk mengembangkan

kariernya. Itulah beberapa alasan yang mendasari pentingnya sebuah perencanaan karier. Jadi

tidak perlu ragu untuk merencanakan karier dari sekarang.

2.3.3 Manfaat Perencanaan Karier

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari perencanaan karier, yaitu :

1. Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karier yang baik akan dapat mendorong

semangat kerja untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian motivasi dapat terpelihara.

2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia di masa yang akan

datang.

3. Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur potensial

karier di dalam suatu organisasi.

4. Perencanaan karier membantu membangun penawaran internal atas talenta yang dapat

dipromosikan untuk dipertemukan dengan lowongan yang disebabkan oleh masa pensiun,

berhenti bekerja dan pengembangan.

5. Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional, organisasi global menggunakan

perencanaan karier untuk membantu mengidentifikasikan dan mempersiapkan penempatan di

(13)

6. Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja, ketika mereka diberikan bantuan

perencanaan karier, pekerja dengan latar belakang berbeda dapat belajar tentang

harapan-harapan organisasi untuk pertumbuhan sendiri dan pengembangan.

8. Membuka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan karier memberikan keberanian

kepada karyawan untuk melangkah maju kemampuan potensial mereka karena mereka

mempunyai tujuan karier yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan pekerja untuk lowongan

di masa depan.

9. Mengurangi kelebihan, perencanaan karier menyebabkan karyawan, manajer dan departemen

sumber daya manusia menjadi berhati-hati atas kualifikasi karyawan, mencegah manajer yang

ingin menang sendiri dari pembatasan sub-ordinat kunci.

10.Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui, perencanaan karier

dapat membantu anggota kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting, persiapan ini

akan membantu pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.

2.3.4 Tujuan Perencanaan Karier

1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya

pedoman bagi pelaksanaan kegiatan–kegiatan yang ditujukan.

2. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal masa pelaksanaan yang akan dilalui.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang kesempatan

untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.

(14)

5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan

evaluasi.

2.4 Motivasi

Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli

orang lain berdasarkan suatu standar mutu tertentu. Selain itu, motivasi berprestasi merupakan

suatu dorongan atau keinginan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang setinggi mungkin

sehingga tercapai kecakapan pribadi yang tinggi. Semakin baik persepsi seseorang terhadap apa

yang sedang ia kerjakan, maka kemungkinan akan semakin baik hasil pekerjaan yang ia lakukan.

Belajar atau melakukan sesuatu yang didasarkan pada keterpaksaan akan mempengaruhi psikis

seseorang sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal karena adanya perasaan ketergantungan

dan ketidaknyamanan. Dorongan untuk beprestasi harus ditumbuhkan baik dari dalam diri

maupun dari luar. Dorongan dari dalam diri antara lain adalah berupa kesadaran untuk meraih

hasil yang tinggi.

Dorongan dari luar misalnya antara lain adalah kondisi suasana kampus, peran senior, dan

organisasi mahasiswa, serta dosen. Kesadaran dari dalam diri (faktor internal) merupakan faktor

yang menentukan seseorang dalam mencapai sesuatu. Faktor eksternal juga mempengaruhi

seseorang dalam hal mencapai sesuatu yang diinginkan tapi

hanya mempengaruhi bukan menentukan. Motivasi berprestasi sangat tergantung oleh usaha dan

(15)

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2006) motif merupakan daya penggerak

dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan.

Definisi motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992). Dalam Sardiman

(2006) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dimyati dan Mudjiono (2002) mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan

mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri

seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan

mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri

seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar

dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan

harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.

2.4.1 Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Sebab seseorang yang tidak mempunyai

motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan

dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002) ada tiga

(16)

 Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk

mempengaruhi sikap apa yang seharusnya diambil.

 Motivasi sebagai penggerak perbuatan.

 Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Menurut Hamalik (2003) fungsi motivasi adalah :

 Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak

akan timbul perbuatan seperti belajar.

 Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian

tujuan yang diinginkan.

 Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil.

Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Sardiman (2006) ada 3 fungsi motivasi :

 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan

energi.

 Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai

 Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.4.2 Jenis-jenis Motivasi

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2

(17)

a. Motivasi Primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut

berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang

tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa

ingin tahu dan sebagainya.

b. Motivasi Sekunder

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Motif ini dikaitkan dengan motif sosial,

sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif,

sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha

pencapaian prestasi belajar.

2.4.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Max Darsono, dkk (2000) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

adalah:

a. Cita-cita atau inspirasi

Cita-cita atau inspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Cita-cita akan memperkuat

motivasi belajar.

b. Kemampuan belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek

psikis yang terdapat dalam diri seseorang, misalnya penghematan, perhatian, ingatan,

(18)

c. Kondisi mahasiswa

Kondisi mahasiswa yang mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi

fisik, dan kondisi psikologis. Seorang yang kondisi jasmani dan rohani yang terganggu,

akan menganggu perhatian belajar, begitu juga sebaliknya.

d. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri seseorang. Kondisi

lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya

dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi

belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar. Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah

unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang

kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan emosi,

gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.

2.5 Keaktifan Berorganisasi

Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan

bangsa ini. Sebagai manusia yang lebih tercerahkan (enlightenment people) dibandingkan kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa seharusnya mempunyai kepekaan dan kepedulian

terhadap kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi sekelilingnya ini

harus berdasarkan suatu pemahaman atau pengetahuan yang nantinya dapat mendasari mahasiswa

dalam bergerak. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk

memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, haruslah mempunyai

(19)

Mahasiswa harus mempunyai pemahaman keilmuaan yang holistik, artinya berpengatahuan

luas. Namun tidak cukup sebatas berpengetahuan luas saja, melainkan harus mempunyai

kemampuan (skill), visi, karakter, jauh lebih maju dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat ini. Karena itu, mahasiswa harus sadar akan tanggung jawab dan konsekuensi moralnya ini,

sehingga kaum intelektual ini harus berlomba-lomba untuk berprestasi: mempunyai pencapaian

diatas rata-rata kebanyakan manusia dengan kelebihan masing-masing. Tumbuhnya semangat

maju dan berprestasi berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula dari organisasi

mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia akademik kampus yang

membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda unggul.

Mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa umumnya akan lebih cepat memahami

dirinya sendiri, menemukan jati diri dan prinsip hidupnya, sehingga mereka dapat mengatur diri

dan waktu dengan baik untuk mencapai target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal

tersebut. Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidup,

karakter, kepercayaan diri dan skill. Ada potongan kalimat dari seorang aktivis mahasiswa yang mengatakan bahwa: “Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan pergaulan. Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidup sebagai seorang pembelajar”.

2.6 Indeks Prestasi Kumulatif

IPK ( Indeks Prestasi Kumulatif ) adalah tingkat keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa

dari semua kegiatan akademik yang telah diikuti mahasiswa selama mengikuti pendidikan

(20)

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang baik atau yang selalu ditargetkan mahasiswa ialah Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) antara 3,5-4,0 atau yang biasa disebut IPK kumlaut.

2.7 Pengembangan Model

2.7.1 Kerangka Berfikir

Mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang

baik merupakan proses belajar individu dalam mencapai aktualisasi diri yang sesuai dengan

cita-cita luhur setiap mahasiswa. Dengan nilai yang bagus maka mahasiswa tidak hanya mendapatkan

gelar kelulusan tetapi harapan untuk karier yang telah direncanakan menjadi lebih cepat.

Perencanaan karier dianggap sebagai indikator yang mempengaruhi keberhasilan studi

mahasiswa, karena dengan perencanaan karier mahasiswa akan berupaya mendapatkan nilai yang

baik dan mampu menyelesaikan kuliahnya tepat waktu serta bisa mempersiapkan diri lebih

matang untuk pekerjaan yang bagus. Dalam penelitian ini, perencanaan karier dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu Motivasi, Keaktifan Berorganisasi, dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

(21)

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran Teoritis

H1

H2

H3

Sumber: dikembangkan dalam penelitian ini

2.7.2 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis penelitian yang akan

diukur dalam penelitian ini adalah:

H1: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Motivasi dengan Perencanaan Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU.

H2: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Keaktifan Berorganisasi dengan Perencanaan Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU.

Motivasi (cita-cita)

Keaktifan Berorganisasi

Perencanaan Karir

Indeks Prestasi Kumulatif

(22)

Gambar

Gambar 2.2 menunjukkan terdapat tiga buah variabel eksogen yaitu X1, X2, X3, sebuah
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Referensi

Dokumen terkait

Suparti, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan arahan

The data is categorized into tabulation to measure the level position of each brand of Low Cost Green Car (LCGC) in brand awareness: top of mind, brand recall, brand recognition

Tanaman Echinodorus palaefolius untuk menurunan kadar fosfat (PO4) limbah cair rumah tangga di Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang..

Cukup stabil, pada kondisi bukit bukit mempunyai kekuatan yang tahanan yang sedikit lebih besar daripada gaya-gaya yang menyebabkan bukit menjadi tidak stabil

diasumsikan hanya berpengaruh pada fungsi Lorentzian saja. Karakterisasi mengetahui temperatur kritis dari sampel menggunakan alat Suseptometer yang dibuat oleh Pak

Teknik komunikasi langsung yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan kontak langsung atau dengan melakukan wawancara yang dilakukan dengan

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat