• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Komik Pada Siswa Kelas V Semeter 02 Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Komik Pada Siswa Kelas V Semeter 02 Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2018 - Test Repository"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

DENGAN MEDIA KOMIK

PADA SISWA KELAS V SEMESTER 02

MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01

KEC. PABELAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WIDYA SEPTIAWAN NIM: 115-14-118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

DENGAN MEDIA KOMIK

PADA SISWA KELAS V SEMESTER 02

MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01

KEC. PABELAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WIDYA SEPTIAWAN NIM: 115-14-118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Widya Septiawan

NIM : 115-14-118

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah. Skripsi ini di perkenankan untuk di publikasikan pada e-repository IAIN

SALATIGA.

Salatiga, 4 Juni 2018.

(6)
(7)
(8)
(9)

vi

(10)
(11)

vii

“Karena pertolongan Allah. dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Q.S-Aruum : 5)”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapakku (Mulyono AL Budiarto) dan Ibuku (Ngatiyah) sebagai wujud baktiku kepadanya, yang telah bersusah payah membesarkanku, mendoakanku, mendukungku dan membiayai semua kebutuhanku hingga aku dapat menyelesaikan studi ini, mudah-mudahan bapak dan ibuku senantiasa diberikan nikmat umur panjang, nikmat sehat, dan nikmat rejeki lancar;

2. Mbah Mutiah dan (Alm) Mbah Soegito yang selalu membimbing saya, memberikan perhatian dan selalu mendoakan untuk keberhasilan saya, mudah-mudahan senantiasa diberikan nikmat umur panjang, nikmat sehat, dan ampunan dari sega kesalahan dunia;

3. Adikku (Maulita Aisyiyah) tersayang yang selalu memberikan semangat, mudah-mudahan adikku diberikan umur panjang, nikmat sehat, dan kemudahan dalam menuntut ilmu;

4. KH.M. Nasikhun dan Hj.Nasikun yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kehidupan, dan memberikan tempat untuk menempa diri selama menuntut ilmu di salatiga dan PP AS-Syafiiyah NU. Semoga Senantiasa di berikan umur panjang, nikmat sehat dan rizki yang melimpah;

5. Untuk Ani Faizati, Yona Rengga A.P, Saidatun I’in, M.T. Yusuf dan Joko Suprianto terima kasih untuk perhatian, dukungan, semangat dan doanya sampai saat ini mudah-mudahan diberikan umur panjang, nikmat sehat, dan kemudahan dalam menuntut ilmu;

(12)
(13)

viii

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲ ﻢﺴﺑ

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan Inayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Komik Pada Siswa Kelas V Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun 2018 bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW yang slalu kita nantikan syafaatnya kelak di zaumul kiamah.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;

5. Ibu RR. Dewi Wahyu Mustikasari, S.S., M.Pd.. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam melaksanakan kuliah hingga penulisan skripsi ini;

6. Bapak dan Ibu dosen serta selutruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bantuan;

(14)
(15)
(16)

x

ABSTRAK

Septiawan,Widya. 2018, Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Komik Pada Siswa Kelas V Semester 02 Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Numbered Head Together (NHT) ,Media Komik.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik. Apakah metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 siswa, yaitu terdiri dari 11 laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar kerja kelompok, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi.Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase.

(17)
(18)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ...vi

MOTO ... vii

PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI ... 17

1. Pengertian Belajar ... 17

2. Pengertian Hasil Belajar ... 20

3. Pengertian Metode Numbered head together (NHT) ... 22

4. Pengertian Media ... 26

(19)

xii

6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 36

B. KAJIAN PUSTAKA ... 48

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 51

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

2. Identitas Madrasah ... 52

3. Karakteristik Siswa kelas V ... 58

B. Pelaksanaan Penelitian ... 60

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 60

2. Deskripsi pelaksaaan Siklus I ... 61

3. Deskripsi pelaksaaan Siklus II ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskipsi Paparan Siklus ... 66

1. Deskipsi Pra Siklus ... 66

2. Deskipsi Siklus I ... 69

3. Deskipsi Siklus II ... 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(20)
(21)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Identitas Sekolah ... 52

Tabel 3.2.Dafar Ekstrakulikuler MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 54

Tabel 3.3.Dafar Fasilitas Sarana dan Prasarana ... 55

Tabel 3.4.Daftar Guru dan Staff MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 55

Tabel 3.5.Data siswa tahun 2017/2018 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 57

Tabel 3.6.Daftar Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ... 58

Tabel 3.7.Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 59

Tabel 4.1.Daftar Nilai Pra Siklus... 66

Tabel 4.2.Daftar Hasil Tes Siswa Siklus I ... 69

Tabel 4.3.Daftar Hasil Tes Siswa Siklus II ... 74

(22)
(23)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(24)
(25)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(26)
(27)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia

(SDM) di butuhkan guna mempersiapkan manusia yang berkarakter kuat

dalam menghadapi pengaruh global. Pendidikan berkualitas dapat di tinjau

dari komponen-komponen pendidikan di antaranya guru, siswa, bahan ajar,

strategi atau metode pembelajaran. Tentu saja keberhasilan implementasi

proses pembelajaran di dalam kelas tergantung pada kepiawaian guru dalam

menggunakan metode, teknik, dan strategi pembelajaran (Susanto, 2013: 5).

Dunia pendidikan adalah dunia yang penting di dalam kehidupan manusia,

manusia yang selalu mengisi kehidupnya dengan belajar maka akan selalu

berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti firman Allah yang di

terangkan pada QS. Al-‘Ankabut (29) : ayat 43.

Artinya : “Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia;

dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.

Belajar berkaitan erat dengan proses mengajar didalam pembelajaran.

Dimana mengajar merupakan segala hal yang di lakukan guru di dalam kelas.

(28)

2

mencapai tujuan tertentu (Nasution, 2008: 43). Guru sebagai pendidik

memiliki tugas utama untuk membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik.

Pendidik (Guru) mempunyai tugas untuk memilih metode pembelajaran

yang tepat sesuai dengan materi yang di sampaikan demi tercapainya tujuan

pembelajaran. Pada proses mengajar dan interaksi edukatif, guru menjadi

pelaksana dan penyelenggara (Nurochim, 2013: 119). Guru perlu memilih

metode pembelajaran yang baik dengan memperhatikan karakteristik setiap

mata pelajaran sebagai langkah untuk mengoptimalkan tujuan pembelajaran.

Mata pelajaran yang juga perlu di perhatikan dalam penggunaan metode

dalam pembelajaran salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS).

Ilmu pengeahuan social merupakan satu mata pelajaran yang bersumber

dari ilmu-ilmu sosial terpilih dan di padukan untuk kepentingan pendidikan

dan pembelajaran (Wahidmurni, 2017: 15). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan sosial dalam

kehidupan sehari-hari (Rasimin, 2012: 40). Oleh karena itu sebaiknya siswa

di bina sejak dini agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan keperdulian

sosial yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.

Keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tergantung

pada kreativitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan

(29)

3

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan

praktis untuk mencaai tujuan pembelajaran (Rasimin, 2012: 86). Untuk itu

dalam menerapkan metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) perlu

memperhatikan kriteria dalam pembelajaran antara lain tujan pembelajaran,

kebutuhan dan minat peserta didik agar tercapainya tujuan belajar. Salah satu

metode yang dapat di terapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) adalah metode Numbered Head Together (NHT).

Metode Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir

bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternaif terhadap sumber

struktur kelas tradisional. (Jumanta, 2014: 176). Metode Numbered Head

Together (NHT) perlu di terapkan ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) yang notabenya mengadopsi ilmu-ilmu sosial, selain itu proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang bersifat tradisional atau

terpaku pada buku perlu adanya alternatif untuk menghilangkan kejenuhan

dari siswa. Untuk itu perlu adanya media pembelajaran sebagai alat pengantar

informasi dan alternaif agar memudahkan guru dalam proses mengajar.

Media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan

pesan dan dapat merangsang, pikiran dan kemauan audien (siswa) sehingga

dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada dirinya. Penggunaan

media yang kreatif akan memungkinkan peserta didik lebih baik dala belajar

dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai tujuan yang ingin di capai.

(30)

4

menunjang proses pembelajaran Ilmu Pengetauan Sosial (IPS). Media komik

juga memiliki sifat sederhana, jelas dan mudah di fahami. (Asnawir, 2002:

53). Untuk itu media komik dapat berfungsi sebagai media informative dan

edukatif guna menunjang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan bersama guru mata pelajaran

Ilmu Pengetauan Sosial (IPS) di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada hari

Senin tanggal 01 April 2018, Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I, yaitu di dalam

pelaksanakan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetauan

Sosial (IPS) belum menggunakan metode pembelajaran yang berfariasi.

Pembelajaran dilaksanakan hanya dengan metode ceramah, tanya jawab, dan

penugasan. Siswa hanya berperan sebagai penerima materi dan tidak dilatih

untuk saling berdiskusi. Kondisi tersebut yang menyebabkan siswa pasif,

jenuh, dan merasa sulit memahami materi, sehingga sebagian dari nilai

ulangan siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Terbukti

dari hasil belajar siswa pada materi peristiwa sekitar proklamasi dan

kemerdekaan masih banyak di bawah KKM yaitu dari 24 siswa hanya 10

siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 14 siswa masih di bawah KKM.

Nilai KKM mata pelajaran Ilmu Pengetauan Sosial (IPS) di MI Miftahul

Huda Sumberejo 01 adalah 65.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan

pembelajaran yang lebih bermakna adalah dengan mencoba menerapkan

metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Metode Numbered

(31)

5

jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang mempengaruhi pola interaksi

siswa dan sebagai alternaif terhadap sumber struktur kelas tradisional.

(Jumanta, 2002: 176). Kelebihan dari mtode ini antaranya melatih siswa

untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, memupuk

rasa kebersamaan dan membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.

Penerapan media digunakan sebagai upaya peningkatan atau mempertinggi

mutu proses kegiatan belajar mengajar. Media komik di pandang sebagai

alternative dalam pembelajaran Ilmu Pengetauan Sosial (IPS) yang berkarater

luas dari segi materi yang biasa di sajikan dalam bentuk texs buku. Pemilihan

kelas di anggap tepat kaitanya dalam penerapkan metode Numbered Head

Together (NHT) melauli media Komik. Kelas V merupakan taraf kelas tinggi

di jenjang pendidikan dasar maka seyogyanya siswa dilatih rasa tanggung

jawab, kemampuan bertukar pikiran dalam menyelesaian persoalan, dan

keaktifan dalam kegiatan belajar.

Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan berkaitan dengan

proses terjadinya kemerdekaan dan perjuangan para tokoh pahlawan untuk

memerdekakan Negara Indonesia. Maka dalam mengikuti pelajaran materi ini

sangat diperlukan minat dan perhatian siswa agar dapat mengetahui peristiwa

,tokoh dan proses kejadian kemerdekaan Indonesia. Siswa dilatih berdiskusi

pada metode pembelajaran ini untuk memecahkan persoalan yang kaitanya

dengan kejadian kemerdekaan di Indonesia. Selain itu dengan diadakannya

(32)

6

mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

sehingga siswa dapat menerima dan memahami materi dengan baik.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS

Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode

Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Komik Pada Siswa Kelas V

Semester 2 MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec.Pabelan Kab. Semarang

Pelajaran Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Apakah penerapan metode pembelajarn Numbered Head Together

(NHT) Dengan Media Komik dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan melalui Metode Numbered Head Together (NHT) dengan

media komik pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun

(33)

7 D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian adalah sesuatu yang dapat memberi faedah dan

mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti, lembaga tertentu, maupun bagi

orang lain. Oleh sebab itu, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas

pembelajaran di Indonesia dengan memberikan sumbangsih keilmuan

mengenai metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa;

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar sehingga

belajar meningkat;

3) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi peristiwa sekitar

proklamasi kemerdekaan.

b. Bagi Guru

1) Memberikan masukan bagi guru untuk menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan dan menarik minat belajar siswa;

2) Meningkatkan kreatifitas guru dalam melakukan pendekatan

(34)

8

3) Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru

dalam mengajar.

c. Bagi peniliti

1) Meningkatkan kreatifitas peniliti dalam menyampaiakan materi;

2) Menambah ilmu yang bermanfaat untuk penerapan pembelajaran

yang di gunakan di kemudian hari.

d. Bagi Sekolah

1) Memberikan solusi permasalahan pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) di tingkat SD/MI sehingga dapat meningkatkan

profesionalisme guru;

2) Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS);

3) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan

metode yang tepat sehingga hasil belajar siswa meningkat.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari rumusan masalah ini adalah : “Metode Numbered Head

Together (NHT) dengan media komik diterapkan dengan baik pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar

proklamasi kemerdekaan dapat meningkatan hasil belajar pada siswa kelas

(35)

9 2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah: “Adanya

peningkatan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01

setelah menerapkan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media

komik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa

sekitar proklamasi kemerdekaan. Sebanyak ≥ 85% siswa mencapai nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM).

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

(Aqib, 2008: 18) menyatakan bahwa PTK merupakan salah satu cara yang

strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus

diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan

kualitas program sekolah secara keseluruhan.

Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam

kelas dengan cara menerapkan metode Numbered Head Together (NHT)

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis

kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.

(Arikunto, 2014: 16) memberikan empat tahapan penting, meliputi;

(36)

10

dan (4) Reflektion (refleksi).Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada

gambar 1.1.

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)

2. Subjek Penelitian

a. Siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan. Jumlah siswa kelas V ada 24 siswa meliputi 13 siswa

perempuan dan 11 siswa laki-laki.

b. Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI Miftahul Huda

Sumberejo 01 juga sebagai wali kelas V. Peneliti dapat berkolaborasi

dengan Ibu Etik Faridatul Kumala,S.Pd.I, sehingga metode pembelajaran

ini dapat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

(37)

11 3. Langkah-Langkah Penelitian

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara

pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses

jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.

Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur

subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan

(Arikunto, dkk, 2014: 17).

Tahap perencanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

Numbered Head Together (NHT);

2) Menyiapkan media pembelajaran komik;

3) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat

proses pembelajaran berlangsung;

4) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui

kondisi saat proses pembelajaran melalui metode Numbered Head

Together (NHT) dengan media komik berlangsung;

5) Perencanaan tindakan pembelajaran melalui metode Numbered Head

Together (NHT) dengan media komik;

6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran melalui metode Numbered

(38)

12 b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan

isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat

pada tahap ini adalah bahwa guru harus ingat dan berusaha menaati apa

yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku

wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2014: 18). Pelaksanaan tindakan

pada penelitian ini akan diterapkan melalui metode Numbered Head

Together (NHT) dengan melalui media komik sebagai alat bantu dalam

menyampaikan materi.

c. Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas adalah pengumpulan

data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi selama proses belajar

mengajar berlangsung. (Daryanto, 2011: 27) berpendapat bahwa data

yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan

harian, dan presentasi) dan data kualitatif (partisapi siswa dalam

pembelajaran, lembar observasi guru selama proses pembelajaran, dan

keaktifan siswa).

d. Refleksi

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris

reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat

dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,

(39)

13

rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19). Bagian refleksi dilakukan

analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan

dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang

dilaksanakan (Aqib, 2008: 32). Apabila indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan pada siklus

berikutnya pada waktu yang berbeda melalui tahap-tahap yang sama

dengan siklus sebelumnya dengan materi yang berbeda-beda pada setiap

siklusnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk

mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan

keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode

Numbered Head Together (NHT) dengan media komik;

b. Media Komik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi

peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan;

c. Lembar tes evaluasi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi

peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan;

d. Lembar Kerja Klompok Siswa saat proses pembelajaran melalui metode

Numbered Head Together (NHT) dengan media komik;

e. Lembar observasi terhadap guru pada saat menerapkan metode Numbered

(40)

14

f. Lembar observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran melalui

metode Numbered Head Together (NHT) dengan media komik.

5. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data

digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang dirumuskan dan untuk

menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode:

a. Tes

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa kelas V MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT)

dengan media komik.

b. Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang

berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media

komik, hasil pengamatan akan dilaporkan dalam catatan lapangan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian. Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan

yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk menemukan gambaran

(41)

15 6. Analisis Data

Analisis tindakan keberhasilan atau hasil siswa, dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir pelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putaranya dilakukan dengan

memberikan evaluasi berupa tes soal tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung menggunakan statistik sederhana dijelaskan

dalam (Daryanto, 2011: 191-192). yaitu:

1. Menghitung nilai rata-rata kelas :

̅ =

Keterangan :

= Nilai rata-rata

∑ = Jumlah nilai semua siswa

∑ = Jumlah siswa 2. Ketuntasan belajar klasikal

P =

100%.

Keterangan :

(42)

16 G. Sistematika Penulisan

a. BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan

indicator keberHASILAN, metode penelitian dan sistematika penelitian.

b. BAB II LANDASAN TEORI berisi tentang kajian teori dan kajian pustaka

tentang peningkatan hasil belajar ips materi peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan melalui metode numbered head together (NHT) dengan

media komik

c. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN berisi profil Madrasah,deskripsi

pra-siklus, deskripsi rencana pelaksanaan siklus I dan deskripsi rencana

pelaksanaan siklus II.

d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang

deskripsi hasil pelaksanaan setiap siklus, dan pembahasan.

e. BAB V PENUTUP berisi tentang kesimpulan mengenai hasil peneltian

(43)
(44)

17

Definisi belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang di

sebabkan oleh pengalaman yang tertera dalam (Nurochim, 2013: 6).

Definisi ini mengandung makna dimana belajar merupakan usaha untuk

memperoleh ilmu di sertai dengan perubahan tingkah laku yang

diperoleh dari pengalaman. Menurut Sardiman (2009: 20) Belajar

adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru dan lain sebagainya.

Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari sebuah

pengalaman. Menurut Burton dan Usman dan setiyawati, belajar dapat

diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu dengan

individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka

lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Susanto, 2013: 3).

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian belajar di

atas dapat dipahami bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh

ilmu atau perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang

(45)

18 b. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu di ciptakan adanya

system lingkungan belajar yang kondusif. Secara umum tujuan belajar

ada tiga jenis menurut Sardiman (2009: 28) antara lain :

1) Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan

pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai bagian yang tidak

dapat dipisahkan. Tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir

tanpa pengetahuan, sebaliknya dari kemampuan cara berpikir akan

memperkaya pengetahuan.

2) Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, memerlukan

suatu keterampilan. Keterampilan yang bersifat jasmani maupun

rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan

yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada

keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang

sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena

tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang

dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak,

menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan

berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan

(46)

19 3) Pembentukan Sikap

Kecakapan dalam mengarahkan motivasi dengan tidak lupa

menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh sangat penting

dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik.

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan

terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Guru tidak sekadar pengajar

tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan

nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dilandasi dengan nilai-nilai-nilai-nilai itu, anak

didik akan bertumbuh kesadaran, untuk mempraktikkan segala

sesuatu yang sudah dipelajarinya.

c. Ciri-ciri Belajar

Individu dikatakan belajar dengan di lihat dengan ciri belajar

menurut Nurochim, (2013: 7-8) antara lain:

1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku

bersifat (kognitif), ketrampilan (psikomotorik), maupun nilai dan

sikap (afektif).

2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau

dapat di simpan.

3) Perubahan ini tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan

usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

4) Perubahan tidak semata-mata di sebabkan oleh pertumbuhan fisik/

kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat

(47)

20 2. Pengertian Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan

pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang

dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil

belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan

dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu perubahan sikap

dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamannya (Hosnan, 2014:

158).

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar

sebagaimana diuraikan tersebut dipertegas lagi oleh K. Brahim dalam

Susanto (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa baik peningkatan aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya sebagai hasil dari kegiatan

(48)

21

b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang di capai seseorang merupakan hasil interaksi

bebagai factor yang mpengaruhinya. Menurut Hamdani (2011; 1399)

factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan

menjadi dua bagian, yaitu factor dari dalam (intern) dan factor dari luar

(ekstern)

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.

Faktor-faktor internal meliputi fisiologi dan psikologi. Faktor fisiologis

adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

indivudu. Sedangkan factor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor

psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah

kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. (Baharuddin

dan Wahyuni, 2008: 19-20).

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah segala factor yang berada di luar diri

siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa. Beberapa factor ekstern yang

mempengaruhi hasil belajar adalah factor guru, factor lingkungan

social, factor kurikulum sekolah, dan factor sarana dan prasarana

(49)

22

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi proses dan hasil

belajar siswa. Factor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi

dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Dapat di ambil contoh

Factor intern di antaranya adalah motivasi, kosnentrasi dan kebiasaan

siswa kemudian factor ekstern guru, sarana dan prasarana.

3. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT)

a. Definisi Metode Numbered head together (NHT)

Numbered head together (NHT) atau penomoran berfikir

bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang di

rancang memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative

terhadap sumber struktur kelas tradisional. (Jumanta, 2014: 175).

Menurut Rahayu dibaca dalam (Yusuf dkk, 2006: 135) Number Head

Together (NHT) adalah metode pembelajaran yang mengedepankan

kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan

informasi dari berbagai sumber yang dipresentasikan di depan kelas.

Pembelajaran Numbered head together (NHT) merupaka

bagian dari model pembelajaran kooperatif structural, yang

menekankan pada struktur- struktur khusus yang di rancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut (Aris, 2014: 107) Metode

Numbered head together(NHT) merupakan suatu metode pembelajaran

berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab

(50)

23

satu dengan yang laindalam satu kelompok untuk saling member dan

menerima antara satu dengan lainya.

Pembelajaran menggunakan Metode Numbered head together

(NHT) memberikan inovasi pada proses pembelajaran yang bersifat

tradisional atau hanya bersumber dari keterangan guru, sehingga

berpengaruh dalam hasil pembelajaran.

b. Langkah langkah penerapan Metode Numbered Head Together

(NHT)

Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran Numbered

head together (NHT) di kembangkan oleh Ibrahim dalam (Jumanta,

2014: 175) menjadi enam langkah sebagai berikut :

1) Tahap 1 Persiapan.

Dalam tahap pertama ini guru mempersiapkan rancangan

pelajaran dengan membuat scenario pembelajaran, lembar kerja

siswa (LKS) yang sesuai dengan metode Numbered head together

(NHT).

2) Tahan 2 Pembentukan kelompok.

Dalam pembentukan kelompok di sesuaikan dengan metode

pembelajaran Numbered head together (NHT). Guru membagi para

siswa menjadi beberapa kelompok yang berbeda. Penomoran

adalah hal utama dalam Numbered head together (NHT), dalam

tahap ini guru membagi siswa lima orang atau di sesaikan dengan

(51)

24

dalam tim memiliki nomor yang berbeda-beda, sesuai dengan

jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang di bentuk

merupakan percampuran yang di tinjau dari latar belakang social,

ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam

pembentukan kelompok di gunakan nilai tes awal (pre-tes) sebagai

dasar dalam membentuk masing-masing kelompok.

3) Tahap 3 Tiap kelompok harus memiliki buku paket

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki

buku pake, dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan media

komik agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau

masalah yang di berikan oleh guru.

4) Tahap 4 Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap

siswa sebagai bahan yang akan di pelajari. Dalam kerja kelompok,

setiap siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan

menyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari

pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah

di berikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang

bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

5) Tahap 5 Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari

setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

(52)

25 6) Tahap 6 memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua

pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

c. Kelebihan dan kekurangan Metode Numbered Head Together

(NHT).

1) Kelebihan Numbered Head Together (NHT)

Dalam menggunakan metode Numbered Head Together (NHT)

memiliki beberapa kelebihan, dalam (Jumanta, 2014: 177) yaitu;

a). Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat

orang lain,

b). Melatih siswa untuk biasa menjadi tutor sebaya,

c). Memupuk rasa kebersamaan,

d). Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.

2) Kelemahan Numbered Head Together (NHT).

Dalam menggunakan Numbered Head Together (NHT) terdapat

beberapa kelemahan yang harus diwaspadai, hal ini di lakukan agar

tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan dalam pembelajaran, di

antarnya;

a). Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan

sedikit kewalahan.

b). Guru harus bisa memfasilitasi siswa dalam pembelajaran.

(53)

26 4. Pengertian Media

a. Pengertian Media

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata mediu. Medium

dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya

komunikasi dari pengirim ke penerima (Daryanto 2013: 4). Association

for Edocation and Cominication Technology (AECT) mendefinisikan

media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran

informasi. Sedangkan menurut Educationon Association (NEA) dalam

(Asnawir, 2002: 11) mendefinisikan sebagai benda yang dapat

dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar

mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instructional.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa media merupakan sesuatau yang bersifat menyalurkan pesan

dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

b. Kriteria Pemilihan Media

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam memilih media,

antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin di capai, ketepatgunaan,

kondisi siswa, ketersediaan prangkat keras (hardware) dan prangkat

(54)

27

Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan menurut (Asnawir, 2002:

13) yang perlu diperhatikan antara lain :

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dengan menunjang tujuan

pembelajaran yang ditetapkan.

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang di anggap penting dalam

media. Sesuai atau tidaknya materi dengan media yang digunakan

akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

3) Kondisi siswa dari segi subjek belajar, seperti kondisi umur,

intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkunngan

anak.

4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendesain sendiri media yang akan di pergunakan.

5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan di

sampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil.

6) Biaya yang akan di keluarkan dalam pemanfaatan media harus

seimbang hasil yang akan di capai.

c. Fungsi Media

Media pembelajaran di gunakan untuk menunjang proses belajar

memilki beberapa fungsi, antara lain :

1) Alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar guna

menunjang keberhaasilann pembelajaran.

2) Sarana yang memberikan pengalaman visual kepada audien (siswa)

(55)

28

3) Mendorong motivasi belajar siswa agar lebih semangat dan tertarik

dalam mengikuti proses pembelajaran.

4) Memperjelas penyampaian materi pembelajaran kepada audien

(siswa) yang di berikan oleh guru.

5) Mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi

sederhana, konkrit dan mudah dipahami.

Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya

serap audien (siswa) terhadap materi pembelajaran.

d. Klasifikasi Media

Menurut Rudi Brets dalam mengklasifikasikan cirri utama media

pada tiga unsure pokok yaitu suara, visual dan gerak. Selain media

pengajaran di klasifikasikan menjadi 4 menurut Oemar Hamalik dalam

(Asnawir, 1985: 63), yaitu :

1) Alat-alat visual yang dapat di lihat, misalnya filmstrip, micro

projection, papan tulis, bulletin board, gambar-gambar, ilustrasi,

grafik, poster, peta, komik dan globe.

2) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat di dengar misalnya;

transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.

3) Alat-alat yang bias dilihat dan di dengar, misalnya film dan televisi.

4) Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka dan

(56)

29 5. Pengertian Komik

a. Definisi Komik

Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar

yang lucu. Buku komik menyediakan cerita-ceritanya yang sederhana,

mudah ditangkap dan dipahami isinya sehingga sangat digemari baik

oleh anak-anak maupun orang dewasa. Menurut McClod dalam

Maharsi (2005: 51) komik adalah gambar-gambar dan

lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, berseblahan) dalam

urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk

mencapai tanggapan estetis dari para pembaca.

Menurut Asnawir (2002: 127) komik didefiniskan sebagai

bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu

cerita dalam urutan yang erat hubunganya dengan gambar dan

dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca, pada

awalnya komik di ciptakan bukan untuk kegiatan pembelajaran namun

untuk kepentingan hiburan semata.

Komik dapat dibedakan menjadi komik komersial dan komik

pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan dipasaran, karena

bersifat personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan

bahasa percakapan dan bahasa pasaran. Sedangkan komik pendidikan

cenderung menyediakan isi yang bersifat informative. Komik

pendidikan banyak diterbitkan oleh industry, dinas kesehatan,

(57)

30 b. Elemen dalam komik

Komik memiliki elemen tersendiri yang perlu di perhatikan

dalam proses pembuatan, dalam Maharsi (2011: 75) yaitu :

1) Panel

Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang

nantinya membentuk sebuah alur cerita. Panel bias dikatakan

sebagai frame atau representasi dari kejadian-kejadian utama dari

cerita yang terdapat dalam komik tersebut.

2) Sudut pandang

Komik dikatakan sebagai citra visual yang filmis, artinya

logika gerak gerik kamera film bias di terapkan dalam visualisasi

komik. Dengan demikian aspek kekayaan bahasa penuturan secara

dramatis mampu dihasilkan jika pemilihan sudut pandang sesuai

dengan adegan yang muncul dalam panel kimik.

3) Parit

Istilah parit merujuk pada ruang sela inilah yang

menumbuhkan imajinasi pembaca, dua gambar yang terpisah

dalam panel diubah pembaca untuk menjadi sebuah gagasan yang

(58)

31 4) Balon kata

Dalam setiap komik gambar dan kata menjadi unsur

utamanya. Di mana keduanya saling mendeskripsikan satu sama

lain. Di dalam kata inilah materi yang akan kita sampaikan akan

diletakkan sesuai dengan karakter yang berbicara, sehingga

menunjukkan dialog antar tokoh.

5) Ilustrasi

Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk member

penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual.

6) Cerita

Komik merupakan sebuah medium narasi visual dari

komik, komik juga dikatakan sebagai gambar. Dengan demikian

terdapat dua hal yang menjadi unsur dasar terbentuknya komik

yaitu gambar dan narasi cerita.

7) Symbolia

Symbolia adalah reoresentasi ikon yang digunakan dalam

komik dan kartun.

8) Ekspresi wajah karakter

Di sini adalah saat di mana kita menentukan ekspresi dari

perasaan sang karakter yang kita buat. Misalnya, ekspresi yang

digambarkan saat tersenyum, sedih, marah, atau kaget. Penentuan

ekspresi wajah sang karakter penting, karena itu dapat membantu

(59)

32 9) Garis gerak

Di sinilah karakter yang kita gambar akan dapat terlihat

hidup dalam imajinasi pembaca.

10)Latar

Menunjukkan kepada pembaca dalam konteks materi yang

disampaikan komik.

11)Kop komik

Kop komik adalah bagian dari halaman komik yang berisi

judul dan nama pengarang. Kop komik hanya dipakai dalam komik

satu halaman tamat dan dalam komik strip maupun komik promosi

Dalam komik pembelajaran, keseluruhan unsur tersebut

sangatlah penting guna menciptakan sebuah komik pembelajaran yang

baik juga mampu menyampaikan pesan kepada peserta didik, sehingga

peserta didik dapat dengan mudah mengingat materi yang sedang

diajarkan.

c. Jenis-Jenis Komik

Menurut Bonneff dalam (Maharsi, 2011: 15), komik dibedakan

dalam 2 kategori berdasarkan bentuknya yaitu komik bersambung

(comic stips) dan buku komik (comic book). Namun dalam

perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis komik yang lainnya.

Jenis-jenis komik diantaranya:

1) Komik strip (comic strips), komik yang hanya terdiri dari beberapa

(60)

33

2) Buku komik (comic book), komik yang disajikan dalam bentuk

buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya.

Kemasan comic book ini lebih menyerupai majalah dan terbit

secara rutin.

3) Novel grafis (graphic novel), komik yang memiliki tema-tema yang

lebih serius dengan panjang cerita hampir sama dengan novel dan

ditujukan bagi pembaca dewasa bukan anak-anak.

4) Komik kompilasi, merupakan kumpulan dari beberapa judul komik

dari beberapa komikus yang berbeda.

5) Komik online (web comic), komik yang menggunakan media

internet dalam publikasinya. Komik ini muncul seiring dengan

munculnya cyberspace di dunia teknologi komunikasi.

Jenis komik yang digunakan dalam penelitian pembelajaran ini

adalah jenis buku komik (comic book).

d. Gaya Menggambar dalam Komik

Menurut Hikmat Darmawan, (2012: 112), secara garis besar

terdapat empat gaya menggambar dalam komik, yaitu :

1) Gaya Kartun

Gaya ini biasanya dipakai untuk cerita-cerita humor, cerita

petualangan untuk anak-anak, atau fantasi anak-anak. Contoh dari

(61)

34 2) Gaya Realis

Gaya ini biasanya dipakai untuk cerita drama, petualangan

fantasi, sejarah, atau cerita-cerita untuk orang dewasa. Gaya gambar

komiknya dibuat semirip mungkin atau cenderung mendekati

anatomi, postur tubuh, wajah dan ras manusia.

3) Gaya Ekspresif

Gaya ini biasanya dipakai dalam cerita-cerita petualangan

penuh aksi/laga/pertempuran, atau pada komik-komik “seni”.

4) Gaya Surealistik

Gaya ini biasanya dipakai dalam menggambarkan

keadaan-keadaan yang dekat dengan alam mimpi, atau alam bawah sadar.

Gaya menggambar yang dipilih dalam penggunaan komik

ini adalah gaya kartun, karena siswa-siswa sekolah dasar cenderung

lebih menyukai bentuk kartun.

e. Kelebihan dan Kekurangan Komik

Dalam pelaksanaan menddunakan media berbasis komik

memiliki kelebihan dan kekurangan di antaranya :

1) Kelebihan Komik

Komik memiliki kelebihan yaitu dimana dalam

penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat.

Ekspersi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara

emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya

(62)

35

Selain itu kelebihan komik menurut Menurut Angkowo dan

Kosasih di baca dalam (Elis, 2007: 22) adalah:

1) Menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan

cepat memahami isi dari komik;

2) Menggunakan gambar-gambar yang dapat memperjelas kata-kata

dari cerita pada komik;

3) Menggunakan warna yang menarik dan terang sehingga siswa akan

lebih termotivasi untuk membaca komik;

4) Cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang dialami siswa

dikehidupan sehari-hari, sehingga mereka akan lebih paham dengan

permasalahan yang mereka alami.

2) Kekurangan komik

Komik sebagai media visual atau grafis tidak akan terlihat

efektif jika digunakan kepada peserta didik yang tidak dapat belajar

dengan media visual atau grafis, karena pasti setiap peserta didik

memiliki gaya masing-masing dalam belajar. Dengan kata lain media

belajar itu harus menyesuaikan gaya belajar masing-masing peserta

didik. Di sisi lain komik yang berkembang saat ini kebanyakan komik

yang mengedepankan aspek hiburan, dimana isi dari komik tersebut

(63)

36 6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Definisi IPS

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang berisi

materi dari perpaduan barbagai konsep atau ilmu- ilmu social yang

diramu untuk kepentingan program pendidikan di sekolah/ madrasah.

Ilmu pengeahuan social merupakan suatu mata pelajaran yang

bersumber dari ilmu-ilmu sosial terpilih dan di padukan untuk

kepentingan pendidikan dan pembelajaran (Wahidmurni, 2017 :15).

Dipertegas oleh Soemantri dalam (Rasimin 2001: 79) berpendapat

bahwa ilmu pengetahuan social merupakan program pendidikan yang

memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan

humanities yang diorganisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan

psikologis untuk tujuan pendidikan.

Ilmu pengetahuan sosial adalah bahan kaji terpadu yang

merupakan penyederhanaan, dan seleksi yang diorganisasikan dari

kajian konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan sejarah, geografi,

sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Ilmu pengetahuan social adalah

ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu social dan

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang di kemas secara ilmiah

dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam

(64)

37

Dari definisi beberapa para ahli dapat di simpulkan bahwa Ilmu

Pengeahuan Social (IPS) adalah mata pelajaran yang berisi tentang

penggabungan konsep atau ilmu sosial seperti sejarah, geografi,

sosiologi, antropologi, dan ekonomi untuk kepentingan pendidikan.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut (Wahidmurni, 2017:29) belajar Ilmu Pengetahuan

Social memiliki Tujuan meliputi :

1) Membantu peserta didik sebagai warga Negara dalam membuat

keputusan yang rasional berdasarkan informasi untuk kepentingan

publik/umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang

beragam di dunia.

2) Mendukung kompetensi warga Negara dalam hal pengetahuan,

proses intelektual dan karakter yang demokratis, yang di perlukan

siswa untuk terlibat aktif dalam kehidupan publik.

3) Membentuk kompetensi siswa yang berkomitmen pada ide-ide dan

nilai-nilai demokrasi.

4) Membentuk warga Negara yang baik, dengan kemampuan untuk

(65)

38

Sebutan warga yang baik adalah warga yang memiliki ilmu

pengetahuan, ketrampilan dan kehidupan social, yang berguna bagi diri

dan masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk merealisasikan Tujuan

tersebut menurut Sumaatdja dalam (Rasimin, 2007: 10), proses

pembelajaran ilmu social tidak hanya terbatas pada aspek pengetahuan

dan ketrampilan saja, melainkan juga menyangkut aspek akhlak dalam

menghayati dan menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah

tantangan, hambatan dan persaingan.

c. Prinsip-Prinsip pembelajaran IPS

Dalam mewujudkan tujuan pembelajaran ips hendaknya

memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran ips menuru (Susanto,

2013: 150), sebagai berikut :

1) Tingkat perkembangan usia dan belajar siswa,

2) Pengalaman belajar dan lingkungan budaya siswa,

3) Kondisi kehidupan masyarakat sekitar masa kini dan kelak yang di

harapkan,

4) Isi dan pesan moral budaya bangsa, Pancasila dan agama yang

dianut yang diakui bangsa dan Negara Indonesia.

Agar makna yang terkandung dalam pembelajaran ips dapat

tersampaikan dengan tepat. Dan berguna untuk berkehidupan social di

(66)

39

d. Tinjauan materi IPS tentang Proklamasi Kemerdekaan

1) Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

1945

Menjelang proklamasi kemerdekaan, Indonesia berada dalam

kekuasaan Jepang. Saat itu Jepang mengalami kekalahan dalam

perang melawan sekutu. Pasukan Sekutu terdiri dari Amerika,

Inggris, Belanda, dan Perancis. Kesempatan itu digunakan oleh

bangsa Indonesia untuk memproklamasi kan kemerdekaan. Ada

beberapa peristiwa sejarah menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945 yang patut kita ketahui yaitu:

a). Menanggapi berita kekalahan Jepang

Gambar 2.1 : Jendral Terauci

Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Presiden Amerika Derikat

mengumumkan bahwa Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada

Sekutu. Jepang selalu menutup-nutupi berita tersebut. Namun,

Sutan Syahrir dan beberapa pemuda berhasil mengetahui berita

kekalahan Jepang melalui siaran radio yang mereka sadap melalui

pemancar radio gelap. Setelah mengetahui berita kekalahan Jepang,

(67)

40

darwis menghadap Ir. Soekarno, mereka meminta agar Ir. Soekarno

segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia esok hari pada

tanggal 16 Agustus 1945. Namun Ir. Soekarno menolak usulan

tersebut, dengan alasan akan bermusyawarah dahulu dengan

anggota PPKI.

b). Peristiwa Rengasdengklok

Setelah golongan muda gagal meyakinkan Soekarno-Hatta

untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia esok hari pada

tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda kemudian mengadakan

rapat kembali di jalan cikini 71. Rapat yang diadakan sekitar pukul

24.00WIB tersebut menghasilkan keputusan golongan muda akan

membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok

dengan tujuan agar kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan

(68)

41

Gambar 2.2 Rumah Rengasdengklok

Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009

Pada pukul 04.00 dini hari (16 Agustus 1945), kelompok

pemuda seperti Soekarni, Chaerul Shaleh, Yusuf Kunto, dan

Singgih membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta ke

Rengasdengklok Krawang. Pada hari itu juga terjadi pertemuan

antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda diwakili

oleh Wikana dan golongan tua diwakili oleh Ahmad Subardjo

beserta Yusuf Kunto dari PETA. Mereka sepakat membawa

kembali Soekarno dan Hatta ke Jakarta untuk memproklamasikan

(69)

42

c). Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan

Pada tanggal 17 Agustus 1945 tepatnya pada hari Jum’at

pukul 10.00 WIB, proses proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di

kediaman Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi

oleh Drs. Moh Hatta.

Gambar 2.3 : Pembacaan naskah Proklamasi

Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009

Setelah pembacaan naskah proklamasi, dikibarkan bendera

merah putih oleh Latief Hendraningrat, S. Suhud, dan Trimurti.

dengan diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman.

Bendera merah putih tersebut dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri

Soekarno. Dengan dikumandangkannya Proklamasi, sejak hari itu

(70)

43

d). Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Peristiwa Proklamasi

(1). Ir. Soekarno

Ir. Sukarno dilahirkan pada 6 Juni 1901 di Surabaya.

Beliau mengawali pendidikannya di ELS (SD pada zaman

Belanda). Setelah itu, beliau melanjutkan ke HBS (SMA pada

zaman Belanda). Setelah lulus dari HBS, beliau melanjutkan

pendidikannya ke THS Bandung (sekarang ITB). Dari THS,

beliau memperoleh gelar insinyur (Ir.) pada 1925. Bung Karno

wafat pada 21 juni 1970 dan dimakamkan di Kota Blitar, Jawa

Timur.

Gambar 2.4 : Ir.Soekarno

Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009

Ir. Soekarno dalam peristiwa proklamasi memiliki

peran sebagai berikut : (1). Ir. Soekarno bersama Drs. Moh.

Hatta dan Ahmad Subardjo meruapakan tokoh perumus teks

proklamasi kemerdekaan RI. (2). Ir. Soekarno didampingi Drs.

(71)

44 (2). Drs. Moh. Hatta

Drs. Mohammad Hatta atau Bung Hatta dilahirkan di

Bukit Tinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus 1902. Beliau

mengawali pendidikannya di ELS (SD pada zaman Belanda),

setelah itu, dilanjutkan ke MULO (SMP pada zaman Belanda).

Setelah lulus, beliau melanjutkan pendidikannya ke Prins

Hendrik School (Sekolah Dagang Belanda), dan terakhir beliau

melanjutkan pendidikannya ke Handels Hogeschool atau

Sekolah Tinggi Perdagangan di Belanda hingga tamat. Bung

Hatta wafat pada 1980 dan dimakamkan di TPU (Tempat

Pemakaman Umum) Tanah Kusir, Jakarta

Gambar 2.5 : Drs. Mohammad Hatta

Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009

Drs. Mohammad Hatta peranan dalam peristiwa

proklamasi adalah: (1). Pada tanggal 17 Agustus bersama

Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Drs. Moh. Hatta dipilih dan diangkat menjadi wakil

(72)

45 (3). Ahmad Subardjo

Mr. Ahmad Subarjo dilahirkan pada 23 Maret 1896, di

Karawang (Jawa Barat). Beliau kuliah pada jurusan hukum di

Universitas Leiden, Belanda. Pada 1933 beliau menyelesaikan

kuliahnya dan menjadi pengacara.

Gambar 2.6 : Ahmad Subardjo

Sumber : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V, 2009

Ahmad Subardjo peranan dalam peristiwa proklamasi adalah :

(1). Beliau berhasil menjembatani perbedaan pendapat antara

golongan muda dan golongan tua di Rengasdengklok. (2). Ahmad

Subardjo merupakan konseptor yang ikut menyumbangkan

pikirannya dalam penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan,

yaitu pada kalimat pertama yang berbunyi: “Kami bangsa

(73)

46

e). Menghargai Jasa Para Tokoh Pejuang Kemerdekaan

Menghargai jasa pahlawan dapat diwujudkan dalam kehidupan

seharihari, seperti:

(1). Mengenang jasa-jasa mereka dengan melakukan ziarah ke

makam.

(2). Melanjutkan perjuangan mereka dengan mempertahankan dan

mengisi kemerdekaan.

(3). Mewarisi semangat juang dalam segala bidang untuk

(74)

47

B.

KAJIAN PUSTAKA

Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini

diantaranya :

1. Penelitian oleh Dewi Setiyawati

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Setiyawati Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan

menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas V Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Semester Genap di SD Negeri 2 Kalinanas.

Menunjukan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran Numbered

Head Together (NHT) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) pokok bahasan peningkatan hasil belajar bagi peserta didik kelas

Kelas V Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD Negeri 2 Kalinanas yang

ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada

proses pembelajaran Pra-Siklus, pembelajaran yang terjadi di kelas

belum cukup kondusif, karena peserta didik cenderung kurang aktif

dalam menerima pelajaran, sulit menemukan titik fokus terhadap mata

pelajaran, malu untuk bertanya, kurang membaca dan basik kemampuan

siswa yang rendah. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari siklus I

ke siklus II 27 % dan siklus II ke siklus III 20%. Hal ini dapat dilihat

perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 40% siswa tuntas

Gambar

Gambar 1.1.Bagan Rancangan PTK  .................................................................
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
Gambar 2.1 : Jendral Terauci
Gambar 2.2 Rumah Rengasdengklok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak n-heksana daun pucuk merah pada dosis 100, 200, dan 400 mg/kg bb dapat

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penamaan berdasarkan penyebutan pemendekan adalah kata-kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau sukukata lain yang menghasilkan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Penggunaan Work Preparation Sheet dalam

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pelelangan Umum nomor: 602.1/136.188/PPBJ-PPIV2011 tanggal 27 Juni 20!t, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk

Dari data yang diperoleh, penulis menemukan permasalahan yang ada Bengkel Las Stenless belum melakukan pengklasifikasian antara biaya bahan baku langsung dan bahan baku penolong, Biaya

5.2 Kesesuaian Sistem Transportasi Umum di Kota Surakarta terhadap Konsep Transportasi untuk Kota Layak Huni .... 1 Posisi Penelitian terhadap Penelitian

penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah “Pengaruh Jumlah Penduduk Bekerja dan PDRB Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di. Banten

1) Satuan organisasi (sekolah atau dinas pendidikan) yang mengelola sumber daya manusia yang bertugas mengidentifikasi kebutuhan organisasi secara keseluruhan, baik