• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PAI DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI MTS MA’ARIF BOTOPUTIH DAN MTSN PARAKAN TEMANGGUNG TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PAI DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI MTS MA’ARIF BOTOPUTIH DAN MTSN PARAKAN TEMANGGUNG TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PAI

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI MTS

MA’ARIF BOTOPUTIH DAN MTSN PARAKAN

TEMANGGUNG TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

Disusun oleh

TYAS ASTINA SUCIYATI

111-14-090

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)

iv

SKRIPSI

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PAI

DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI MTS

MA’ARIF BOTOPUTIH DAN MTSN PARAKAN

TEMANGGUNG TAHUN 2018

DISUSUN OLEH: TYAS ASTINA SUCIYATI

111-14-090

Telah dipertahankan di depan panitia dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada tanggal 12 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji :

Ketua penguji : PeniSusapti,M.Si Sekretaris Penguji Mufiq,S.Ag.,M.Phil Penguji I : Drs.Bahroni,M.Pd Penguji II : Dr.Winamo,S.Si.,M.Pd

Salatiga,15 September 2018 Dekan,

(5)
(6)

vi MOTTO

ليمج ربصف

Patience is beautiful

Sabar itu Indah

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya Bpk. A Isro’i dan Ibu Nur Ismiyati yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta semangat kepadaku selama ini.

2. Alm. KH. Zoemri RWS dan Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri beserta keluarga

yang mendidikku di Pondok Pesantren Tarbiyatul AL FALAH Salatiga untuk menjadi orang yang lebih baik.

3. Untuk adikku tercinta Ardan M Rochman Azzuhri yang selalu

memberikan semangat selama ini

4. Keluarga besar MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

5. Semua santri pondok Al Falah

6. Kepada sahaat-sahabatku, Fitria Widayanti, Astri Laelatul F, Khurniyawati

Azizah, Ulya Kamelia yang selalu memberiku semangat.

7. Kepada teman-teman PPTI Al-Falah angkatan 2014 yang senantiasa

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala

ni’mat dzohir dan bathin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis

sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kema’rufan Nabi

Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Guru

Bimbingan Konseling dan Guru PAI dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di MTs

Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung Tahun 2018”

dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak yang turut serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam

4. Bapak Dr.Miftahuddin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

(9)

ix

5. Bapak Prof. Dr.H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan pada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kedua orang tua dan adikku Bpk. A Isro’i Ibu Nur Ismiyati dan Ardan M Rochman AZ yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta semangat kepadaku selama ini.

7. Alm. KH. Zoemri RWS dan Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri beserta keluarga

yang mendidikku di Pondok Pesantren Tarbiyatul AL FALAH Salatiga untuk menjadi orang yang lebih baik.

8. Keluarga besar MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kepada sahaat-sahabatku, Fitria Widayanti, Astri Laelatul F, Khurniyawati

Azizah, Ulya Kamelia yang selalu memberiku semangat.

10.Kepada sepupuku Oktavian Andi N yang juga selalu memberi semangat

dan dukungan.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

(10)

x

Tyas Astina Suciyati 111-14-090

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LOGO ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaan Penelitian ... 7

E. Penegasan istilah ... 8

(11)

xi BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ... 11

1. Konsep Dasar Bimbingan Konseling ... 11

a. Pengertian Bimbingan Konseling ... 11

b. Fungsi dan tujuan Bimbingan Konseling ... 12

c. Teori Konseling ... 14

d. Landasan Pelayanan Bimbingan Konseling ... 17

e. Langkah-langkah pelaksanaan Bimbingan Konseling di sekolah ... 20 2. Konsep Dasar Kenakalan Remaja ... 22

a. Pengertian Remaja ... 22

b. Ciri-ciri Remaja ... 25

c. Pengertian Kenakalan Remaja ... 26

d. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ... 26

e. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja ... 29

f. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja ... 30

B. Kajian Pustaka ... 32

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Peneltian ... 36

B. Lokasi Penelitian ... 36

C. Sumber Data ... 37

D. Metode Pengumpulan Data ... 38

(12)

xii

F. Pengecekan Keabsahan Data ... 40

BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42

B. Penyajian Data ... 47

C. Analisis Data ... 58

1. Peran Guru BK dan Guru PAI dalam Mengatasi Kenakalan

Siswa ... 58

2. Faktor Pendukung dan Penhambat dalam Mengatasi Kenakalan

Siswa ... 61

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil Wawancara

Lampiran 2 : Surat Pembimbing

Lampiran 3 : Surat Keterangan Bukti Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 5 : Daftar Nilai SKK

Lampiran 6 : Profil Sekolah

Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup

(14)

xiv ABSTRAK

Suciyati, Tyas Astina, 2018. Peran Guru Bimbingan Konseling dan Guru PAI dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung Tahun 2018. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Prof. Dr.H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. Kata Kunci : Guru Bimbingan Konseling dan Guru PAI, Kenakalan Siswa.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kenakalan siswa yang terjadi di

MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung maka perlu peran dari

guru Bimbingan Konseling dan guru PAI dalam menyikapi kenakalan tersebut agar siswa dapat mematuhi peraturan sekolah sesuai peraturan yang ada dan menjadi generasi yang baik dengan tidak melakukan kenakalan yang tidak sesuai norma.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mencoba

mendiskripsikan data-data yang diperoleh peneliti di lapangan dengan mengambil

latar belakang MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan: pertama, peran guru Bimbingan Konseling

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1, Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan hendaknya menjamin peserta didik secara pribadi mendapat layanan yang dapat mengembangkan kepribadian mereka secara optimal.

(16)

2

tugas-tugas perkembangannya yang menckup aspek emosi, sosial, intelektual, dan moral spiritual.

Adanya sebuah bimbingan konseling bagi siswa akan memupuk keberhasilan proses baik itu psikis maupun pendidikan peserta didik. Selain itu, diharapkan adanya bimbingan konseling mampu mengurangi volume kenakalan pada siswa demi berlangsungnya proses pendidikan untuk menjadikan perserta didik bukan hanya cerdas dan pintar melainkan juga memiliki kepribadian yang baik.

Secara praktis sekolah sebagai lembaga yang mengembangkan proses pembelajaran dengan tujuan mengembangkan pengetahuan siswa, kepribadian, aspek sosial emosional, ketrampilan-ketrampilan juga bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan dan bantuan terhadap peserta didik yang bermasalah, baik dalam belajar akhlak, maupun sosial sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Artinya tugas sekolah adalah menyiapkan amunisi-amunisi baru bagi anak untuk kehidupan bermasyarakat melalui pembelajaran yang diarahkan untuk mengasah potensi dimasa mendatang.

(17)

3

Menurut Suparlan (2006: 1), Selain guru BK, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) juga diharapkan dapat memberikan bimbingan dan pendidikan yang diperoleh siswa untuk meminimalisir kenakalan dengan cara memberikan pegangan agama bagi para siswa agar dapat mengatasi dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang belum dikenalnya. Guru juga merupakan sebuah public figure yang akan dijadikan panutan pelajarnya maka guru harus memiliki akhlak yang luhur.Pembinaan dan pembimbingan murid dari guru yang berakhlak luhur sangat menentukan terbentuknya perilaku sebagai pencerminan dari al akhlak al-karimah. Muslim meriwayatkan dari Jarir bin Abd ullah dari Rasulullah SAW

“Dalam Islam itu, barangsiapa yang memberikan teladan suatu

kebaikan maka ia akan memperoleh pahaladitambah pahala seperti yang didapat oleh mereka yang meneladaninya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dalam Islam itu, barangsiapa yang memberikan teladan suatu keburukan maka dia akan memperoleh dosa ditambah dosa seperti yang didapat oleh mereka yang meneladaninya sesudahnya tanpa

mengurangi dosa mereka sedikitpun”. Oleh karena itu guru atau pendidik

(18)

4

nama baik mereka sebagai pendidik dan pemimpin masyarakat dengan menjalankan segala tugas dan tanggung jawab secara ikhlas dan jujur.

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Di era glonalisasi seperti sekarang ini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa kemajuan yang sangat pesat terhadap kemajuan kebudayaan manusia.

Masa remaja adalah segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada masa dewasa yang sehat. Apabila gagal dalam tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya, remaja yang perannya sebagai siswa akan kehilangan arah.

Dalam proses pencarian jati dirinya, remaja sering kali menunjukan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma agama dan masyarakat. Perilaku yang ditunjukkan oleh remaja tersebut sesungguhnya merupakan reaksi dari dalam jiwanya untuk mendapatkan suatu perhatian dari orang lain. Kondisi remaja saat ini dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Pernikahan usia remaja, 2) Sex pra nikah dan kehamilan diluar nikah, 3) Aborsi 2,4 jt : 700-800 ribu adalah remaja, 4) HIV/AIDS : 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi ( gunung es), 70% remaja, 5) Miras dan narkoba (https://bentukkenakalanremaja.blogspot.co.id/2018/05).

(19)

5

generasi penerus karena tidak sedikit kasus-kasus kenakalan yang dialami siswa, terutama mereka yang berada di tahap awal atau tingkat SMP/MTs seperti membolos, menyontek, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.

MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung

merupakan lembaga Pendidikan formal yang terletak di Temanggung. Dalam kedua MTs tersebut masih banyak siswa yang melanggar peraturan sekolah dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Berikut

adalah contoh kenakalan yang terjadi di MTs Ma’arif Botoputih dan

MTsN Parakan Temanggung:

1. Kenakalan yang terjadi di MTs Ma’arif Botoputih sebagai berikut: datang terlambat, tidak mengikuti upacara, memakai seragam dan atribut sekolah tidak sesuai, berkata jorok/kotor, mencontek, membawa hp, membuat gaduh di kelas.

2. Kenakalan yang terjadi di MTsN Parakan Temanggung sebagai

berikut: datang terlambat, berkata jorok/kotor, membolos, mencontek, membuat gaduh di kelas, melakukan corat coret di tembok ataupun meja dan kursi, berkelahi dengan teman.

(20)

6

mengalami kasus dapat dilihat langsung oleh guru PAI dan ditangani langsung.

Dari latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan tentang peran guru BK dan guru PAI dalam

mengatasi kenakalan siswa oleh penulis disimpulkan dengan judul “ Peran

Guru Bimbingan Konseling dan Guru PAI dalam Mengatasi Kenakalan

Siswa di MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung Tahun

2018.”

B. Fokus Penelitian

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa fokus penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana peran guru Bimbingan Konseling dan guru PAI dalam

mengatasi kenakalan siswa di MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN

Parakan Temanggung?

2. Apakah faktor pendukung dan penghambat guru Bimbingan Konseling

dan guru PAI dalam mengatasi kenakalan siswa di MTs Ma’arif

Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung? C. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui peran guru Bimbingan Konseling dam Guru

PAI dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di MTs Ma’arif Botoputih

(21)

7

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru

Bimbingan Konseling dan Guru PAI dalam mengatasi kenakalan

siswa di MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a) Sebagai bahan informasi bagi para pelaku pendidikan daam upaya

menanggulangi kenakalan siswa.

b) Untuk memberikan bahan masukan khususnya bagi guru

Bimbingan Konseling dan Guru PAI dalam menanggulangi

berbagai macam kenakalan siswa di MTs Ma’arif Botoputih dan

MTsN Parakan Temanggung

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan

wawasan pengetahuan tentang kenakalan siswa serta peran guru BK dan guu PAI dalam mengatasi kenakalan siswa tersebut.

b. Sebagai sumbangan pustaka bagi IAIN Salatiga, sebagai data awal

penelitian selanjutnya. Sebagai informasi bagi guru dan siswa serta masyarakat tentang pentingnya upaya menanggulangi kenakalan siswa.

c. Untuk memberikan input dan tambahan informasi bagi pihak MTs

Ma’arif Botoputih dan SMPN Parakan Temanggung untuk

(22)

8 E. Penegasan Istilah

1. Peran

Peran (role) guru adalah keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru (Tohirin,2006:165).

Menurut Zakiah Darajat, guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau pengalaman yang dapat memudahkan pelaksanaan peranannya membimbing siswa.

Jadi peran guru yang dimaksud disini bukan hanya sebagai pengajar dalam sekolahan, tetapi juga berhadapan dengan seperangkat komponen yang terkait dengan pengembangan potensi anak didik. 2. Bimbingan Konseling

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“Guadience” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti

“menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu”.

Konseling dalam bahasa Inggris Counseling dikaitkan dengan kata

Counsel yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to abtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel).

(23)

9

dan perencanaan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku.

3. Kenakalan Remaja

Sarlito Wirawan, dan Sarwono (1989: 9), masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya, karena pada periode itu, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju tahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu masa krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembenukan. Pada waktu itu dia memerlukan bimbingan, terutama dari orang tuanya.

F. Sistematika penulisan

Untuk lebih mudah penulisan, perlu ada sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 bab, antara lain yaitu:

BAB I membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah dan sistematika penelitian.

BAB II membahas tentang kajian pustaka yang terdiri dari landasan teori ( telaah teoritik terhadap pokok variabel penelitian) dan kajian pustaka ( kajian penelitian terdahulu).

(24)

10

BAB IV membahas tentang berisi tentang data-data hasil penelitian yaitu peran guru bk dan guru pai dalam mengatasai kenakalan siswa dan faktor penghambat dan pendukung guru bk dan guru pai dalam mengatasi kenakalan siswa.

(25)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Tentang Bimbingan Konseling

a. Pengertian Bimbingan Konseling

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan

dari kata “Guadience” berasal dari kata kerja “to guide” yang

mempunyai arti “menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun

membantu”.

Bimbingan adalah proses bantuan yang dilakukan secaa

terus menerus agar individu yang dibimbing dapat

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, untuk mencapai pemahaman dairi dan penyesuaian terhadap segala situasi yang akan dihadapi seta mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri agar dapat mencapai kebahagiaan hidup dan dapat direfleksikan untuk kepentingan masyarakat sekitarnya (Sayekti Pujosuwarno, 2013:82).

Konseling dalam bahasa inggris Counseling dikaitkan dengan kta Counsel yang diartikan sebagai berikut: nasehat (to abtain counsel), anjuran ( to give counsel), pembicaraan (to take caunsel) (Eko Darmanto, 2007: 1).

(26)

12

memperoleh bantuan pribadi secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul.

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara mandiri atau kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar dan perencanaan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku (Feti Hikmawati, 2012: 2).

b. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Konseling

1) Fungsi

Fungsi bimbingan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut (Prayitno dan Erman Amti, 2015: 197-217). Fungsi-fungsi ini dikelompokkan menjadi lima fungsi pokok, yaitu: (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan.

a) Fungsi Pemahaman

(27)

13

b) Fungsi Pencegahan

Artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

c) Fungsi Pengentasan

Artinya usaha membantu siswa untuk pemecahan masalah yang dihadapi siswa, yang nantinya siswa dapat mengentaskan diri dari masalahnya (Muwahid Sultan dan Soim, 2013: 15).

d) Fungsi Pemeliharaan

Artinya memelihara segala sesuatu ang baik, yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini(Saring Masudi, 2010: 25).

e) Fungsi Pengembangan

Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih

proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Fungsi ini

memposisikan konselor senantiasa berupaya untuk

(28)

14 2) Tujuan

Tujuan bimbingan dan konseling adalah agar peserta didik dapat :

a) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan

karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang,

b) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang

dimilikinya seoptimal mungkin

c) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,

lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya,

d) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam

studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,

masyarakat, maupunlingkungan kerja

Disamping itu, bimbingan dan konseling juga bertujuan untuk membantu peserta didik agar memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya. Untuk masing-masing jenjang pendidikan secara umum adalah sama, hanya karena tahap dan tugas perkembangannya berbeda, maka tujuan spesifik bimbingan dan konseling berdasarkan perkembangan peserta didik dimungkinkan berbeda.

c. Teori-teori Konseling

(29)

15

nantinya upun klien sehingga dapat mencapai keberhasilan secara maksimal diantara bebrapa teori/pendekatan yang ada dalam konseling antara lain:

1) Pendekatan Psikoanalitik

Pendekatan psikoanalitik adalah contoh dari pendekatan yang telah mengalami modifikasi terus-menerus untuk memasukkan ide-ide baru. Sejak dikembangkan oleh Freud, pendekatan ini terus menerus berkembang sampai saat ini.

Pendekatan Psikoanalitik menekankan pada pentingnya riwayat hidup, pengaruh-pengaruh dari impuls genetik (insting), energi hidup (libido) pengaruh dari pengalaman individu, serta irrasionalitas dan sumber dari tingkah laku manusia.

2) Pendekatan Humanistik

Istilah humanistik sangat luas dan memfokuskan pada individu sebagai pembuat keputusan dan pencetus pertumbuhan dan perkembangan diri mereka sendiri. Menurut Rogers, aktualisasi diri adalah dorongan yang paling menonjol dan

memotivasi eksistensi dan mencakup tindakan yang

mempengaruhi keseluruhan kepribadian. Sehingga istilah

humanisatik dalam hubungannya dengan konseling,

(30)

16

membuat keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan lingkungannya.

3) Pendekatan Behavioral

Seringkali orang mengalami kesulitan karena tingkah lakunya berlebih atau ia kekurangan tingkah laku yang pantas. Pendekatan behavioral menitik beratkan pada perubahan individu supaya memodifikasi atau mengeliminasi tingkah laku yang berlebih. Dengan kata lain, membantu klien atau individu agar tingkah lakunya menjadi lebih adaptif dan menghilangkan maladaptif.

4) Konseling Kognitif

Kognisi adalah pikiran, keyakinan dan imagae-image

(31)

17

keadaan krisis, psikiotik amat parah terganggu masalahnya, (5) mempunyai khasanah ketrampilan, (6) mempunyai kemampuan untuk memproses informasi baik secara visual atau auditori, (7) orientasi aktivitasnya adalah analitik.

5) Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem menekankan cara yang lebih kontekstual dalam memandang tingkah laku. Menurut Brammer, Abrego dan Shostrom sebagaimana dikutip Jeanette teori sistem kurang menekankan pada asumsi-asumsi individu dibandingkan dengan teori-teori lain, Gladding menjelaskan bahwa teori-teori sistem adalah suatu istilah generik untuk mengkonseptualiasasikan sautu kelompok dari elemen-elemen (orang) yang saling berhubungan yang berinteraksi sebagai suatu kesatuan utuh. Ludwig von Bertanlanfy. Asumsi teorinya Pertama, kausalitas adalah interpersonal. Kedua, sistem psikososial paling baik dipahami sebagai pola berulang dari

interaksi interpersonal. Ketiga, Tingkah laku simtomatik harus

dipahami dari sudut pandang interaksional. d. Landasan Pelayanan Bimbingan Konseling

(32)

18

1) Landasan Filosofis

Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani, philos yang berarti cinta, dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan.

Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi peayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dalam membuat keputusan yang tepat. Disamping itu pemikiran dan

pemahaman filosofisnjuga memungkinkan konselor

menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif, serta lebih efektif dalam penerapan uaya pemberian bantuannya.

2) Landasan Religius

Pada bagian terdahulu telah dikemukakan beberapa unsur-unsur keagamaan terkait erat dalam hakikat, keberadaan, dan perikehidupan kemanusiaan.

(a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta

adalah makhluk Tuhan,

(b) Sikap yang mendorong perkembangan dan perkehidupan

(33)

19

(c) Upaya yang memungkinkan berkembang dan

dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecah masalah individu.

3) Landasan Psikologis

Psikologi merupakan kajin tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini snagat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadpinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dihendakinya.

4) Landasan Sosial Budaya

(34)

20

nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya, rujukan itu melebihi proses belajar, diariskan kepada generasi penerus yang akan melestarikan nya. Karena itu masyarakat dan kebudayaan itu sesungguhnya merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama, yaitu sisi generasi tua sebagai pewaris dan sisi generasi muda sebagai penerus.

5) Landasan Pedagogig

Pada landasan ini pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan konseling dari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling dan pendidikan lebih lanjut sebagai intu tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.

e. Langkah-langkah Pelaksanaan BK di Sekolah

(35)

21

Adapun langkah-langkah tersebut meliputi:

1) Identifikasi Masalah

Pada langkah ini hendaknya yang diperhatikan guru adalah mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Maksud dari gejala awal disini adalah apabila siswa menunjukan tingkah laku berbeda atau menyimpang dari biasanya. Untuk mengetahui gejala awal tidaklah mudah, karena harus dilakukan secara teliti dan hati-hati dengan memerhatikan gejala-gejala yang tampak, kemudian dianalisis dan selanjutnya dievaluasi.

2) Diagnosis

Pada langkah diagnosis yng dilakukan adalah menetapkan masalah berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal menjadi latar belakang atau melaratbelakangi gejala yang muncul.

3) Prognosis

(36)

22

4) Pemberian Bantuan

Setelah guru merencanakan pemberian bantuan, maka dilanjutkan dengan merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan berdasarkan masalah dan latar belakang yang menjadi penyebabnya. Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan.

5) Evaluasi dan Tindak Lanjut

Evaluasi dapat dilakukan selama proses pembeian bantuan berlangsung sampai pada akhir pemberian bantuan . pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa teknik, seperti melalui wawancara, angket, observasi, diskusi, dokumentasi dan sebagainya. Dari evaluasi tersebut daat diambil langkah-langkah selanjutnya apabila pemberian bantuan kurang berhasil, maka pembimbing dapat mengubah tindakan atau mengembangkan bantuan kedalam bentuk yang berbeda.

2. Kenakalan Remaja

a. Pengertian Remaja

(37)

23

dibawah ikatan orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya, karena pada periode itu, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju tahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan (Sarlito Wirawan, Sarwono, 1989: 9). Masa ini dirasakan sebagai suatu masa krisis karena belum adanya

pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami

pembenukan. Pada aktu itu dia memerlukan bimbingan, terutama dari orang tuanya.

(Soerjono Soekanto, 1990:372), Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa, dimana anak-anak mengalami pertumbuhan yang cepat disegala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak baik bentuk badan, sikap cara berfikir dan bertindak, dan tetap bukan pula orang deawsa yang telah matang. Masa ini kira umur 13 tahun dan berakhir kira-kira 21 tahun.

(38)

24 b. Ciri-ciri Remaja

1) Ciri-ciri Umum Masa Remaja.

Menurut Al-Migwari (2006:63), setiap periode penting selama rentang keidupan memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya degan periode sebelum dan sesudahnya.

a) Masa yang penting

Semua periode dalam rentang kehidupan memang penting tapi ada perbedaan dalam tingkat kepentingannya. Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode linnya.

b) Masa transisi

Transisi merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Maksudnya apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang akan terjadi sekarang dan yang akan datang.

c) Masa erubahan

(39)

25

d) Masa bermasalah

Meskipun setiap periode memiliki masalah

tersendiri, masalah masa reaja termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki atau anak perempuan. Alasannya, sebagian masalah yang terjadi selama kanak-kanak diselesaikan oleh orang tua gan guru-guru, sehingga

mayoritas remaja tidak berpengalaman dalam

mengatasinnya. 2) Ciri-ciri remaja awal

Menurut Mappiare (1982:32), masa ini dimulai manakala usia seorang telah genap 12-13 tahun dan berakhir pada usia 17 tahun. Istilah yang biasa diberikan bagi si anak remaja awal

adalah “teenagers” (anak usia belasan tahun).

a) Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi.

b) Hal sikap dan moral, terutama menonjol menjelang akhir

remaja awal (15-17 tahun).

c) Hal kecerdasan atau kemampuan mental.

d) Hal status remaja awal sangat sulit ditentukan.

e) Remaja awal banyak masalah yang dihadapinya.

f) Masa remaja awal adalah masa yang kritis.

3) Ciri-ciri remaja akhir

(40)

26

masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek-aspek psikisyang telah diulai sejak masa-masa sebelumnya menuju kearah kematangan kesempurnaan.

a) Stabilitas mulai timbul dan meningkat.

b) Ciri diri dan sikap pandangan yang lebih realitas.

c) Menghadapi masalahnya secara lebih matang.

d) Perasaan menjadi lebih tenang.

c. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja disebut juga dengan istilah juvenile

delinquency . juvenilile berasal dari kata juveniles artinya anak-anak, anak muda, sifat-sifat khas remaja. Delinquent berasal dari kata Latin delinquere, artinya terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, dan lain-lain.

Kenakalan remaja ialah perbuatan/kejahatan/pelanggaran/ yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama (Sudarsono, 1995:11).

d. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

(41)

27

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain,

seperti: perkelahian, pemerkosaan, peramokan, pembunuhan dan lain-lain.

2. Kenakalan yang menimbulkan kenakalan materi seperti:

perusakan, pencurian pencopetan, pemerasan dan lain-lain.

3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak

orang lain seperti: pelacuran, penyalahgunaan obat dan juga hubungan seks sebelum menikah.

4. Kenakalan yang melawan status, misalnya: mengingkari status

anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara pergi dari rumah atau membantah perintah orang tua dan sebagainya.

Menurut Y. Gunarsa dan Singgih D Gunarsa (1990: 19), mengelompokkan kenakalan remaja dalam dua kelompok besar sesuai dengan kaitannya dengan norma hukum, yitu: kenakalan remaja yang banyak terjadi pada saat ini adalah moral dan a-sosial dan tidak diakui dalam undang-undang.

Adapun perilaku a-moral dan a-sosial tersebut indikasinya adalah sebagai berikut:

a. Kenakalan yang bersifat a-moral dan a-sosial dan tidak

(42)

28

b. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan dengan

penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bilamana dilakukan oleh orang dewasa.

Kenakalan yang bayak dijumpai pada saat ini adalah yang bersifat a-moral dan a-sosial, indikasinya adalah sebagai berikut: berbohong, membolos, kabur dari rumah, keluyuran, memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, membaca dan menonton film porna, turut dalam pelacuran atau melacurkan diri, berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras atau menghisap ganja atau pemakaian narkoba.

(43)

29

Sedangkan Darajat (1978: 9-10), beliau mengatakan bahwa kenakalan remaja dibagi mendari tiga bagian:

a. Kenakalan ringan: tidk patuh pada orang tua, lari atau bolos

dari sekolah, sering berkelahi.

b. Kenakalan yang mengganggu ketentraman orang lain: mencuri,

mendong, kebut-kebutan, minum-minuman keras,

penyalahgunaan narkoba.

c. Kenakalan seksual: kenakalan terhadap lawan jenis atau

kenakalan terhadap sesama jenis.

e. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja dan tindakanya sudah melewati norma-norma yang telah di tentukan di masyarakat. Sebenarnya, kenakalan remaja bisa di minimalisir dari pihak sekolah dan pihak orang tua. Pada umumnya kenakalan remaja di pengaruhui oleh dua faktor yaitu faktor kurangnya pendidikan spiritual dan moral dan faktor lingkungan sekolah yang tidak nyaman dan aman.

(44)

30

terpengaruh dengan hal-hal buruk yang sifatnya merusak seperti tawuran antar pelajar, perkelahian dan pencurian.

Lingkungan sekolah yang tidak nyaman. Maksutnya adalah ketidakcocokan si anak dengan peraturan di sekolah tersebut ataupun banyak teman-temanya di sekolah yang kerap berantem, hal tersebut sagat mempengaui perilaku si anak tersebut, contohnya jika di sekolahan tersebut kerap ada pemerasan dari kakak kelas kepada bawahanya hal tersebut akan membawa pikiran dari si anak yang di peras ini memiliki rasa balas dendam dan balas dendam tersebut di lampiaskan kepada bawahanya lagi setelah dia sudah menjadi senior dan terus berulang, maka dari itu pihak sekolah semestinya harus memantau siswanya lebih ketat lagi.

f. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja

Darajat (1989:121-125), mempunyai alternatif dalam menghadapi kenakalan remaja sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama

(45)

31

2. Orang tua harus mengerti dasar-dasar pendidikan

Pendidikan dan perlakuan yang diterima oleh anak sejak kecil merupakan sebab pokok dari kenakalan anak, maka orang tua harus mengetahui bentuk-bentuk dasar pengetahuan yang maksimal tentang jiwa anak dan pokok pendidikan yang harus dilakukan dalam menghadapi bermacam-macam sifat anak.

3. Pengisisan waktu luang dengan teratur

Cara pengisisan waktu luang kita jangan membiarkan anak mencari jalan sendiri. Terutama anak yang sedang menginjak remaja, karena pada masa ini anak banyak menghadapi masa perubahan yang bermacam-macam dan banyak menemui problem pribadi. Bila tidak pandai mengisi waktu luang mungkin akan tenggelam dalam memikirkan diri sendiri dan menjadi pelamun.

4. Membentuk markas-markas bimbingan dan penyuluhan

Adanya markas-markan bimbingan dan penyuluhan disetiap sekolah ini untuk menampung kesukaran anak-anak kecil.

5. Pengertian dan pengalaman agama

Hal ini untuk dapat menghindari masyarakat dari kerendahan budi dan pennyelewengan yang dengan sendirinya anak-anak juga tertolong.

(46)

32

Sebab kenakalan anak tidak dapat dipisahkan dari pendidikan dan perlakuan yang diterima oleh anak dari orang tua, sekolah dan masyarakat.

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini pada intinya adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak tejadi pengulangan. Kajian tentang bimbingan dan konseling serta peran guru BK dalam mengatasi kenakalan pada siswa telah banyak dilakukan oleh pakar pendidikan, hingga praktisi pendidikan itu sendiri. Untuk lebih memperjelas tentang alur penelitian, berikut ini merupakan ilustrasi dari beberapa peneliti yang ada korelasinya dengan tema penelitian skripsi ini yaitu:

Yuliatun (2013), dalam karyanya yang berjudul “ Peranan Bimbingan

Konseling Islam di Sekolah”, mengatakan bahwa Keberadaan bimbingan

(47)

33

Putra (2015), dalam karyanya yang berjudul ”Peran Guru Bimbingan

Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa”, mengatakan bahwa ada

beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mengatasi kenakalan remaja terkait dengan fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling melalui upaya preventif, represif dan kuratif. Upaya Preventif yang dapat dilakukan melalui program BK di sekolah, diantaranya adalah: Pemberian Informasi, Bimbingan Kelompok dan Layanan Mediasi. Upaya Represif yang dapat dilakukan melalui program BK di sekolah, diantaranya adalah: Home Visit dan Konseling Individual Dan Kelompok. Upaya Kuratif yang dapat dilakukan melalui program BK di sekolah, diantaranya adalah: Konferensi Kasus dan Alih Tangan Kasus.

Hartanto (2013), dalam karyanya yang berjudul ”Peran Pendidikan

Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja” mengatakan bahwa Cara

yang tepat untuk mengarahkan perilaku pelajar adalah pembinaan agama menggunakan pola pembinaan kelompok dengan model interaksi teman sebaya. Pengajaran agama melalui kelompok sebaya (mentoring) merupakan cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran beragama pada siswa, sehingga belajar dapat menghindarkan diri untuk terlibat dalam kenakalan remaja. Selain itu, pengajaran agama dengan pendekatan teman sebaya dapat digunakan untuk mengatasi jenis kenakalan remaja yang lain.

Davega (2013), dalam karyanya yang berjudul “Kenakalan Remaja

(48)

34

masyarakat memiliki tugas yang amat besar salah satunya adalah membangun tempat tempat untuk melakukan sosialiasi untuk memberitahu kepada para remaja tentang bahayanya tindakan kenakalan remaja dan kriminalitas. Sehingga para anak remaja mengetahui mana yang salah dan mana yang baik sehingga kenakalam remaja dapat di minimalisir. Setidaknya jika para penerus banggsa ini bersih dan paham mana yang salah dan mana yang benar mungkin bangsa ini bisa lebih baik dari sekarang.

Putra (2014) dalam karyanya yang berjudul “Peran Guru Bimbingan

dan Konseling Dalam Mengatasi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta

Didik di SMKN 2 Palangkaraya Tahun 2014/2015” mengatakan bahwa

Penyebab dari perilaku agresif peserta sebagian besar karena karakter peserta didik yang keras dan cenderung mengangap bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah sebuah kewajaran, Peran guru Bimbingan dan Konseling dalam menurunkan perilaku agresif peserta didik cukup baik yaitu dengan memberikan konseling. Peserta didik yang menunjukkan perilaku kecenderungan perilaku agresif di panggil ke ruang BK, diberikan pengarahan dan nasehat agar dapat mengubah perilakunya tersebut, kemudian guru Bimbingan dan Konseling memberikan penjelasan bahwa perilaku yang peserta didik lakukan dapat menyakiti dan merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.

(49)

35

konseling dalam mengatasi masalah kenakalan siswa. Selain itu jenis penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan sama yaitu jenis penelitian kualitatif. Namun, terdapat perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu variabel dalam penelitian ini adalah kenakalan siswa, sedangkan variabel dalam dalam penelitian ini adalah kenakalan pada siswa.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan penulis teliti belum pernah dilakukan sebelumnya

yaitu tentang “ peran guru bimbingan konseling dalam mengatasi

kenakalan siswa di MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan

Temanggung”. Penelitian ini adalah melihat dan mendeskripsikan

(50)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memdapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian juga berarti suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya ( Darbuko dan Achmadi,2009:2).

Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mendalam tentang peran guru BK dan guru PAI dalam mengtasi kenakalan siswa. Kegiatan teoritis dan empiris pada pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena peneliti melakukan penelitian tentang peran Guru Bimbingan Konseling dan PAI dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di

MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung kemudian

mendiskripsikan dan memadukan dengan konsepsi teori yang ada sehingga menemukan temuan-temuan mengenai peran guru BK dan PAI dalam mengatasi kenakalan siswa.

B. Lokasi Penelitian

Batasan pertama yang selalu muncul dalam kaitannya dengan metodelogi penelitian adalah tempat di mana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan penelitian berlangsung.

(51)

37

lembaga pendidikan yaitu MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan

Temanggung. C. Sumber data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer dan sekunder.

1. Sumber data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung (Arikunto,2006:145).

a. Guru Bimbingan dan Konseling, karena yang paling berperan

dalam mengatasi kenakalan siswa dan sebagai aktor pendisiplin sekaligus pemerhati serta sebagai aparat peraturan sekolah yang bersinggungan dengan banyak murid di dalam sekolah.

b. Guru Pendidikan Agama Islam, karena semua guru pendidikan

Islam juga ikut beperan dalam mengatasi kenakalan yang terjadi pada siswa baik itu di dalam kelas maupun tidak.

c. Kepala sekolah, karena kepala sekolah juga berperan

bagaimana dalam mengatasi kenakalan sisw yang terjadi dalam sekolah.

d. Siswa, siswa dijadikan sebagai sumber data penelitian karena

(52)

38

2. Sumber data sekunder

Data sekunder adalah sumber data pendukung atau penunjang penelitian (Arikunto, 2006:145).

a. Sejarah Berdirinya MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung.

b. Visi Misi dan Tujuan MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung.

c. Struktur Organisasi MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung.

d. Data Guru, Staf dan Siswa MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung.

e. Sarana dan Prasarana MTs Ma’arif Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode observasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengamati perilaku kenakalan siswa dan mengamati bagaimana cara guru BK dan guru PAI mengatasi kenakalan siswa yang terjadi di sekolah tersebut.

2. Metode dokumentasi

(53)

39

3. Metode wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru BK dan guru PAI, kepala sekolah, dan siswa.

Metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan bagaimana peran guru BK dan guru PAI dalam mengatasi kenakalan siswa.

E. Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen ( Lexy. J: 248), analisis data kulitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses pengumpulan data dan analisis data pada prakteknya tidak mutlak dipisahkan, kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara bersamaan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama, dilapangan, dan setelah proses pengumpulan data.

Proses analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen utama yaitu:

1. Reduksi Data

(54)

40

kegiatan mengkhitisarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin memilah-milahkannya ke dalam konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.

2. Penyajian Data (Display Data)

Seperangkat hasil reduksi data juga perlu diorganisasikan ke dalam suatu bentuk tertentu (display data) sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Itu mirip semacam pembuatan table, atau bentuk-bentuk lain. Itu sangat diperlukan untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan.

3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ditemui sebelumnya. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam ini poeneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuan. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik tringulasi.

(55)

41

terhadap data-data itu (Moloeng, 2011: 332). Ada empat macam tringulasi sebagai teknik pemeriksaan, yaitu sumber, metode, penyidik, dan teori.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tringulasi sumber. Tringulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingan keadaan dan pandangan seseorang dengan

berbagai pendapat orang lain.

4. Membandingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang

(56)

42 BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya MTs Ma’arif Botoputih

MTs Ma’arif Botoputih yang didirikan pada tahun 1983, secara

geografis terletak di lereng gunung sumbing yang dipelopori oleh beberapa tokoh atau para sesepuh desa yaitu: Desa Botoputih, Desa Tawangsari, dan Desa Greges mencoba memberikan susmbangsih pada dunia pendidikan dan memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Dan semua itu tidak akan terwujud apabila tidk didukung oleh semua komponen yang ada pada masyarakat yang langsung pada dunia pendidikan itu baik berupa dukungan moril, spiritual, maupun material.

2. Visi dan Misi MTs Ma’arif Botoputih

a. Visi

Menuju peserta didik yang CERDAS, RAJIN, IMAN, dan AGAMIS (CERIA).

b. Misi

1) Mengefektifkan proses belajar mengajar dan pelayanan

bimbingan dan konseling

2) Membina dan mengembangkan ketaatan beribadah ala

Ahlussunnah wal jama’ah

(57)

43

4) Membina dan mengembangkan budaya yang telah ada

5) Membina dan mengembangkan bakan olahraga siswa

3. Profil MTs Ma’arif Botoputih

Nama Sekolah : MTs MA’ARIF BOTOPUTIH

No. Statistik Sekolah : 121233230014

NPWP : 027833912533000

Alamat Sekolah : Ds. Botoputih

: (Kecamatan) Tembarak

: (Kabupaten/Kota) Temanggung : (Propinsi) Jawa Tengah

Telepon/HP/Fax : 081325174205

Status Sekolah : Swasta

Nilai Akreditasi Sekolah : 81 (B)

Nama Kepala Madrasah : Rokhani, S.Pd.I

No Telp/HP : 081325174205

Nama Yayasan : MTs. Ma’arif Botoputih

No. Rekening : BRI Unit Tembarak 6921-01-001917-53-5

4. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Parakan Temanggung

(58)

44

masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) Majelis Wakil Cabang (MWC) Parakan.

Dalam perjalanannya lembaga pendidikan ini pada tahun itu juga (1967) Pengurus MWC NU Parakan ini secara ikhlas PGA ini dinegerikan yang berarti secara penuh pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah di bawah Departemen Agama dengan nama Pendidikan Guru Agama Islam Negeri 4 Tahun ( PGAN 4 Tahun ) dan proses belajar mengajar pindah ke gedung KAMMI/KAPPI ( sekarang bernama Gedung Manunggal ) di Jalan Kawedanan Parakan, gedung tersebut merupakan pinjaman dari KODIM 0706 Temanggung.

Dengan adanya perubahan sistem pendidikan calon guru Agama Islam, pada tahun 1969 PGAN 4 Tahun berubah menjadi PGAN 6 Tahun, hal ini berlangsung hingga tahun 1978, sebab dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Agama (KMA) RI Nomor 16 Tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978, PGAN 6 Tahun beralih fungsi menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

MTsN tetap menempati gedung KAMMI/KAPPI sedangkan MAN menempati gedung baru di Kowangan Temanggung.

(59)

45

Dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun jumlah murid selalu meningkat sehingga bisa seperti ini, dan semoga hal ini akan terus bisa ditingkatkan baik dari segi kualitas mau pun kuantitasnya, sarana mau pun prasarananya demi tercapainya tujuan pendidikan nasional seperti yang kita idam-idamkan.

Dalam perjalanannya, dari tahun 1978 hingga 2012 MTsN Parakan telah dipimpin oleh 9 orang, yaitu H. Moh Yusuf, B.A. (merangkap Kepala MAN, 1978-1979), Dr. H. Rahmat Rais (1979-1988), Drs. H. Abdul Latif (1988-1991), H. Mugiyanto, B.A. (1991-1997), H. Wasiri Abdullah Jusuf, B.A. (1997-2003), Drs. H. Sahruddin Hasibuan ( 2003-2004), H.Tunut Irsyiyadi, S.Pd.I (2004-2005), Drs. H. Sukron, M.Ag. (2005-2011), dan Drs. H. Agus Salam, M.Ag. (2011 s.d. sekarang).

Sedangkan Ketua BP-3/Komite Madrasah selama periode 34 tahun ini telah dijabat oleh 6 orang, yaitu H. Muhyidin, H. Ruslan Abidin, H. Istamar, B.A., H. Mughni Badri, H. Munawir, B.A., Drs. H.

Irfai’i Ilyas, dan Mudiyanto.

(60)

46 5. Visi dan Misi MTsN Parakan

a. Visi

Tangguh Aqidah, Mapan Ibadah, Luhur Pekerti, Sarat Prestasi

b. Misi

1) Menambah Ketangguhan Aqidah Islamiah

2) Melatih Tertib Dalam Ibadah Dengan Target Bisa Sholat Dan

Membaca Al-Qur’an

3) Pembiasaan Pekerti Berlandaskan Akhlaqul Karimah

4) Bersaing Sehat Dalam Berprestasi

5) Siap Menjawab Perkembangan Zaman

6) Menambahkan Kebanggaan Identitas Madrasah

6. Profil MTs Negeri Parakan Temanggung

Nama Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Parakan

Temanggung

No. Statistik Sekolah : 121133230001

NPWP : 29364484

Alamat Sekolah : Mekarsari RT.01 RW.05

: Mandisari : Parakan : Temanggung

Telpon/HP/Fax : (0293) 596316

Status Sekolah : Negeri

(61)

47

Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Agus Salam, M.Ag.

No Telp/HP :

Nama Yayasan : MTsN Parakan Temanggung

B. Penyajian Data

1. Peran Guru BK dan Guru PAI dalam Mengatasi Kenakalan

Siswa

Layanan bimbingan konseling untuk siswa dilakukan secara individual maupun kelompok. Bentuk-bentuk kenakalan siswa sangatlah banyak sekali terjadi di sekolahan, sehingga perlu adanya peran dari seorang guru untuk mengatasi kenakalan terebut. Peneliti melakukan wawancara dengan bpk AI.

“selama ini kenakalan yang dialami kebanyakan siswa adalah menyontek ketika ulangan berlangsung, merusak fasilitas sekolah, buang sampah sembarangan, berpakaian atau berpenampilan yang

tidak sesuai dengan peraturan sekolah, bolos dll”.

Sedangkan menurut bpk RH mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa adalah:

“bentuk-bentuk kenakalan siswa yang sering terjadi yaitu erokok di luar area sekolah, mencoret-coret dinding sekolah khususnya WC, pelanggaran tata tertib sekolah terutama anak laki-laki, menyontek

ketika ulangan, dsb”.

Bpk AG sebagai kepala sekolah juga menjelaskan:

“bentuk-bentuk kenakalan siswa yang terjadi disini masih dalam bentuk kenakalan yang umum seperti disekolah lainya. Kalau membolos atau masuk tanpa keterangan itu jarang sekali,

(62)

48

Bentuk-bentuk kenakalan dan presentasenya yang terjadi di MTs Ma’arif

Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung

1. MTs Ma’arif Botoputih

NO JENIS PELANGGARAN PERSENTASE

TAHUN 2017/2018

pagar, tembok, dan fasilitas lain milik sekolah 3%

11. Berkelahi di lingkungan sekolah 2%

12. Mencemarkan nama baik sekolah 2%

13. Berbuat asusila baik di sekolah maupun di luar sekolah

5%

14. Membuat gaduh di kelas 6.5%

2. MTsN Parakan Temanggung

NO JENIS PELANGGARAN PERSENTASE

TAHUN 2017/2018

(63)

49

11. Berkelahi di lingkungan sekolah 3%

12. Mencemarkan nama baik sekolah 2%

13. Berbuat asusila baik di sekolah maupun di luar sekolah

16. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 5%

17. Membuang sampah sembarangan 12%

Mengenai banyaknya bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa, maka seorang guru lah yang berperan paling penting dalam mengatasi masalah tersebut seperti yang dijelakan oleh bpk AI:

“selama ini guru BK adalah membantu siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun sosial. Kemudian memberikan motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik sehingga mengurangi terjadinya kenakalan siswa. Karena guru BK mempunyai banyak peran, yaitu sebagai penasehat, motivator, pembimbing, bisa juga relawan. Karena dalam proses konseling guru BK pasti

memberikan nasehat, solusi, dan motivasi”.

Kemudian menurut bpk RH sebagai guru PAI mengatakan bahwa:

“kalau dari guru mata pelajaran atau guru PAI sendiri ketika kenakalan siswa terjadi, dilihat dulu apa bentuk kenakalannya. Misalkan kalau ada siswa merokok dilingkungan sekolah kemudian ada guru yang melihat, tindakan yang pertama langsung mengambil rokok tersebut kemudian baru dilaporkan ke guru BK tanpa harus menunggu dari BK. Kemudian tindakan yang lain dari pihak guru PAI sendiri, apabila anak melanggar peraturan atau melakukan kenakalan maka diberi sanksi untuk menghafal Asmaul

(64)

50

Mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa yang bermacam-macam, menurut bpk WS sebagai guru PAI dalam mengatasi kenakalan tersebut adalah:

“ketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, kita

sebagai guru segera memberikan sanksi kepada siswa tersebut dengan cara menasehati terlebih dahulu. Jika terus-menerus , siswa masih melakukan kesalahan tersebut makan tindakan selanjutnya untuk dibawa ke guru BK untuk ditindak lanjuti dengan cara

membuat surat pernyataan”.

Secara umum peran guru BK dan guru PAI dalam mengatasi

kenakalan siswa di MTs Ma’arif Botoputih adalah sebagai berikut:

1) Sebagai pembimbing

Ketika membimbing siswa agar bisa mengurangi angka kenakalan siswa dari masing-masing guru mempunyai cara sendiri-sendiri, Bpk AI menjelaskan.

“memberikan pengetahuan tentang peraturan-peraturan sekolah dan sanksi yang diberkan apabila siswa melanggarnya. Selain itu memberikan layanan yang baik kepada siswa yang mempunyai masalah khusus yang menyangkut mentalnya dengan menguatkan sikap mental siswa supaya mampu menyelesaikan persoalan yang

dihadapinya”

Bpk SY juga menjelaskan:

“ketika anak melakukan kesalahan maka cara yang pertama

kita panggil anak tersebut, dan mencari tau alasan kenapa melakukan kesalahan tersebut. Kemudian kita menyuruh siswa untuk membuat surat pernyataan, kita sebagai guru BK memberikan bimbingan dan pengetahuan agar tidak

(65)

51

Selain dari hasil wawancara tersebut, peneliti juga menemukan data-data dari salah satu guru BK yaitu adanya program kerja layanan bimbingan yang terdiri dari program kerja, bulanan, dan tahunan.

2) Sebagai Pembangun Kerjasama

Ketika mengontrol atau memantau kenakalan siswa, guru BK bekerja sama dengan guru bidang studi, wali kelas, maupun wali murid. Hal ini dilakukan agar semua pihak dapat memberikan perhatiannya dengan maksimal. Kerjasama sangat penting karena jika hanya guru BK yang berjalan maka tidak akan berhasil. Bpk RM:

“kita memberikan sanksi kepada siswa, kita sebagai guru

terlebih dahulu mengidentifikasi kesalahannya, kita tidak membolehkan siswa membawa hp tapi jika sangat penting sekali dan harus membawa maka kita bekerja sama dengan wali kelas agar hp tersebut dititipkan di wali kelas atau guru

yang dipercaya”.

Bpk AI juga menjelaskan:

“kami sebagai guru BK juga bekerja sama dengan

administrator dan petugas bimbingan dalam

mengembangakan bimbingan. Guru BK juga mengikuti workshop pengembangan guru BK untuk meningkatkan

pengetahuan dalam melayani siswa”.

(66)

52

tentang identitas dan harapan perminatan belajar bagi calon peserta didik. Informasi/data ini akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan penerimaan dan penempatan pilihan bidang keahlian bagi calon peserta didik.

Selain angket perhatian orang tua juga ada surat perjanjian/pernyataan siswa yang diberikan setelah siswa melakukan kesalahan. Surat tersebut bertujuan untuk membuat siswa jera setelah siswa menulis surat perjanjian tersebut untuk tidak mengulangi lagi kesalahannya.

3) Sebagai motivator

Masalah-masalah kenakalan siswa yang terjadi di MTs

Ma’arif Botoputih yang telah teridentifikasi akan ditindak lanjuti

oleh guru BK dengan memberikan dukungan dan motivasi agar siswa memiliki siswa memiliki semangat untuk berkembang ke arah positif.

Dalam hal ini guru BK memberikan dorongan terhadap siswa agar semangatnya selalu berapi-api. Bpk RM menjelaskan sebagai berikut:

“dalam memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan saja melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti,

(67)

53

4) Sebagai konselor

Konselor memberikan layanan bimbingan konseling dengan semaksimal mungkin. Untuk menjalankan peranannya sebagai pembimbing dalam mengatasi kenakalan siswa guru BK melaksanakan 2 layanan bimbingan konseling, yaitu layanan konseling individu dan bimbingan kelompok.

a. Layanan konseling individu

Pemberian bantuan kepada siswa yang bermasalah yang dilakukan dengan cara wawancara. Layanan ini dilaksnakan

dengan cara face to face antara siswa dan guru BK dalam

rangka pembahasan dan penyelesaian masalah yang dialami siswa. Berikut penjelasannya dari bpk AR sebagai siswa:

“saya pernah datang ke ruang BK untuk cerita tentag

masalah keuangan untu membayar sekolah. Karena menurut saya tempat yang paling strategis untuk dimintai bantuan adalah guru BK. Saya cerita semua tentang masalah itu dan dengan lapang dada guru BK

mendengarkan semua keluhan-keluhan saya”.

Menurut Bpk AT dan Ibu NL sebagai guru PAI juga menjelaskan:

“kalau dari pihak guru PAI sendiri ketika siswa melakukan

kesalahan kesalahan maka sanksinya juga disesuaikan dengan kesalah itu sendiri. Ketika pelanggarannya menyangkut dengan tata tertib maka sanksinya seuai dengan peraturan sekolah. Ketika kesalahan siswa terjadi di kelas ketika pelajaran berlangsung, terutama pelajaran PAI

maka sanksinya hafalan juz ‘ama atau terserah gurunya

(68)

54

b. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu teknik dalam layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh pembimbing kepada sekelompok siswa dengan tujuan membantu dalam menghadapi masalah-masalah belajarnya dngan menempatkan dirinya di dalam suatu kehidupan atau kegiatan yang sesuai.

Mengenai pelaksanaan bimbingan kelompok berikut penjelasan dari bpk AI:

“terkait dengan bimbingan kelompok, ketik saya masuk di

kelas-kelas saya mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan pandangan para siswa kemudian memberikan nasihat atau pengarahan yang positif mengenai kenakalan yang dialami

oleh siswa”.

Dari program guru PAI sendiri untuk meningkatkan kedisiplinan siswa mengenai sholat jamaah dhuhur di sekolah Bpk AT dan Ibu NL menjelaskan:

“kita ada jadwal untuk memantau dan mengecek siswa ke

kelas-kelas untuk melaksanakan sholat jamaah dan

mengecek siapa yang tidak jamaah”.

Menurut Bpk SY sebagai gusu BK menjelasakan tentang layanan bimbingan konseling khususnya kedisiplinan siswa dalam datang ke sekolah:

”ketika anak terlambat dengan berbagai alasan misalnya

(69)

55

kali lebih maka kita kerja sama dengan orang tua siswa atau memanggil orang tua untuk diajak musyawarah bagaimana baiknya. Apa orang tua yang harus ngalah mengantar

anaknya kalau kesulitan masalah transportasi”.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengatasi Kenakalan

Siswa

a. Faktor pendukung dalam mengatasi kenakalan siswa

a) Semua Satu Visi satu Misi

Upaya yang dilakukan guru PAI dalam mengatasi kenakalan siswa ini dilakukan bersama-sama seperti yang dijelaskan Bpk RH:

“semua guru PAI satu Visi satu Misi yaitu guru Fikih

dengan cara memberikan sanksi untuk menghafal doa-doa

sholat, untuk guru Qur’an Hadis menghafal surat-surat pendek beserta tajwidnya dan guru Akidah Akhlak

menghafal Asmaul Husna”.

Bpk AT dan Ibu NL juga menjelaskan:

“kalau dari bapak ibu guru dan guru BK selama ini kita

selalu kompak dalam, peraturan dan tat tertib madrasah ini

yang selalu kita tegakkan”.

(70)

56

b) Adanya kerja sama dengan wali kelas

Dalam mengatasi kenakalan siswa ini pihak sekolah juga bekerjasama dengan wali kelas seperti yang dijelaskan Bpk RM:

“kita bekerjasama dengan wali kelas yang setiap pagi wali

kelas bertemu dengan siswa dengan seminggu sekali masuk kelas dan kemudian wali kelas bisa mengontrol siswa

dengan memberikan pertanyaan atau memantau

perkembangan siswa dengan bertanya kepada temannya”.

c) Lingkungan sekolah yang baik

Lingkungan sekolah yang baik juga bisa mempengaruhi keberhasilan dalam mengatasi kenakalan yang dilakukan oleh siswa seperti yang dijelaskan oleh Bpk SY:

“kalau siswa sejak dini selalu dibimbing dengan baik kemudian lingkungan sekolah yang baik atau siswa bergaul dengan teman yang baik maka itu akan mengurangi

kenakalan siswa yang akan terjadi”.

d) Adanya kebijakan sekolah

Dalam mengatasi kenakalan siswa telah dibuat peraturan sebagai acuan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang bermasalah, Bpk AI menjelaskan bahwa:

“ketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah

atau kesalahan yang melenceng maka dari tiap-tiap kesalahan tersebut ada sanksinya sendiri, seperti dari pihak guru PAI telah dibuat kesepakatan untuk menghafal

surat-surat pendek atau asma’ul husna, kemudian dari pihak BK

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengecekan kelulusan mahasiswa dengan memperhitungkan konversi kurikulum dapat dilakukan dengan menggunakan program aplikasi

Sistem antrian dapat dirancang pada smatphone Android dan jaringan internet untuk menjalankan aplikasi QueueNotification, maka pengguna bisa memanfaatkan waktu tunggu dengan

Bahwa mengenai pengaturan tindak pidana pemalsuan obat dengan memproduksi dan mengedarkan obat yang tidak sesuai standart obat terdapat dalam Pasal 196

Pengabdian masyarakat pada hakekatnya merupakan perwujudan dari salah satu dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat, yang bersifat lintas disiplin

UNTUK ITU, KARENA KEHIDUPAN MANUSIA SELALU HARUS BERDIALOG DENGAN SEJARAH MASA LALU UNTUK DAPAT MEMBANGUN SEJARAH DI MASA SEKARANG, SERTA MEMPROYEKSIKAN PANDANGAN KE

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Heidari dan Karimi (2015) tentang “The Effect of Mind Mapping on Vocabbulary Learning and Retention” menyatakan bahwa

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun dengan judul “Konsep Pengelolaan Lingkungan Pantai Nambo Sebagai Rekreasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Di

GHS - Klasifikasi Kata Sinyal Tidak ada Bahaya Kesehatan Tidak diklasifikasikan pernyataan berbahaya Tidak berlaku.. pernyataan tindakan pencegahan Pencegahan Tidak berlaku