PAPARAN DAN ANALISIS DATA
B. Penyajian Data
1. Peran Guru BK dan Guru PAI dalam Mengatasi Kenakalan Siswa
Layanan bimbingan konseling untuk siswa dilakukan secara individual maupun kelompok. Bentuk-bentuk kenakalan siswa sangatlah banyak sekali terjadi di sekolahan, sehingga perlu adanya peran dari seorang guru untuk mengatasi kenakalan terebut. Peneliti melakukan wawancara dengan bpk AI.
“selama ini kenakalan yang dialami kebanyakan siswa adalah menyontek ketika ulangan berlangsung, merusak fasilitas sekolah, buang sampah sembarangan, berpakaian atau berpenampilan yang
tidak sesuai dengan peraturan sekolah, bolos dll”.
Sedangkan menurut bpk RH mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa adalah:
“bentuk-bentuk kenakalan siswa yang sering terjadi yaitu erokok di luar area sekolah, mencoret-coret dinding sekolah khususnya WC, pelanggaran tata tertib sekolah terutama anak laki-laki, menyontek
ketika ulangan, dsb”.
Bpk AG sebagai kepala sekolah juga menjelaskan:
“bentuk-bentuk kenakalan siswa yang terjadi disini masih dalam bentuk kenakalan yang umum seperti disekolah lainya. Kalau membolos atau masuk tanpa keterangan itu jarang sekali,
48
Bentuk-bentuk kenakalan dan presentasenya yang terjadi di MTs Ma’arif
Botoputih dan MTsN Parakan Temanggung
1. MTs Ma’arif Botoputih
NO JENIS PELANGGARAN PERSENTASE
TAHUN 2017/2018
1. Datang terlambat 8%
2. Tidak mengikuti upacara 5%
3. Mamakai seragam, sepatu dan atribut tidak
sesuai ketentuan
17.5%
4. Membolos sekolah 2%
5. Melakukan corat-coret pada meja, kursi,
pagar, tembok, dan fasilitas lain milik sekolah 3%
6. Berpacaran 8%
7. Berkata jorok/kotor 6%
8. Membawa dan atau merokok di
sekolah/lingkungan sekolah
8%
9. Membawa HP 12%
10. Mencontek 15%
11. Berkelahi di lingkungan sekolah 2%
12. Mencemarkan nama baik sekolah 2%
13. Berbuat asusila baik di sekolah maupun di luar sekolah
5%
14. Membuat gaduh di kelas 6.5%
2. MTsN Parakan Temanggung
NO JENIS PELANGGARAN PERSENTASE
TAHUN 2017/2018
1. Datang terlambat 4%
2. Tidak mengikuti upacara 2%
3. Mamakai seragam, sepatu dan atribut tidak
sesuai ketentuan
16.5%
4. Membolos sekolah 3%
5. Melakukan corat-coret pada meja, kursi,
pagar, tembok, dan fasilitas lain milik sekolah 8%
6. Berpacaran 4%
7. Berkata jorok/kotor 3%
8. Membawa dan atau merokok di
sekolah/lingkungan sekolah
2%
9. Membawa HP 11%
49
11. Berkelahi di lingkungan sekolah 3%
12. Mencemarkan nama baik sekolah 2%
13. Berbuat asusila baik di sekolah maupun di luar sekolah
0.5%
14. Membuat gaduh di kelas 9%
15. mengganggu kelas lain saat pelajaran
berlangsung
5%
16. Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 5%
17. Membuang sampah sembarangan 12%
Mengenai banyaknya bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa, maka seorang guru lah yang berperan paling penting dalam mengatasi masalah tersebut seperti yang dijelakan oleh bpk AI:
“selama ini guru BK adalah membantu siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun sosial. Kemudian memberikan motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik sehingga mengurangi terjadinya kenakalan siswa. Karena guru BK mempunyai banyak peran, yaitu sebagai penasehat, motivator, pembimbing, bisa juga relawan. Karena dalam proses konseling guru BK pasti
memberikan nasehat, solusi, dan motivasi”.
Kemudian menurut bpk RH sebagai guru PAI mengatakan bahwa:
“kalau dari guru mata pelajaran atau guru PAI sendiri ketika kenakalan siswa terjadi, dilihat dulu apa bentuk kenakalannya. Misalkan kalau ada siswa merokok dilingkungan sekolah kemudian ada guru yang melihat, tindakan yang pertama langsung mengambil rokok tersebut kemudian baru dilaporkan ke guru BK tanpa harus menunggu dari BK. Kemudian tindakan yang lain dari pihak guru PAI sendiri, apabila anak melanggar peraturan atau melakukan kenakalan maka diberi sanksi untuk menghafal Asmaul
50
Mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa yang bermacam-macam, menurut bpk WS sebagai guru PAI dalam mengatasi kenakalan tersebut adalah:
“ketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, kita
sebagai guru segera memberikan sanksi kepada siswa tersebut dengan cara menasehati terlebih dahulu. Jika terus-menerus , siswa masih melakukan kesalahan tersebut makan tindakan selanjutnya untuk dibawa ke guru BK untuk ditindak lanjuti dengan cara
membuat surat pernyataan”.
Secara umum peran guru BK dan guru PAI dalam mengatasi
kenakalan siswa di MTs Ma’arif Botoputih adalah sebagai berikut:
1) Sebagai pembimbing
Ketika membimbing siswa agar bisa mengurangi angka kenakalan siswa dari masing-masing guru mempunyai cara sendiri-sendiri, Bpk AI menjelaskan.
“memberikan pengetahuan tentang peraturan-peraturan sekolah dan sanksi yang diberkan apabila siswa melanggarnya. Selain itu memberikan layanan yang baik kepada siswa yang mempunyai masalah khusus yang menyangkut mentalnya dengan menguatkan sikap mental siswa supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya”
Bpk SY juga menjelaskan:
“ketika anak melakukan kesalahan maka cara yang pertama
kita panggil anak tersebut, dan mencari tau alasan kenapa melakukan kesalahan tersebut. Kemudian kita menyuruh siswa untuk membuat surat pernyataan, kita sebagai guru BK memberikan bimbingan dan pengetahuan agar tidak
51
Selain dari hasil wawancara tersebut, peneliti juga menemukan data-data dari salah satu guru BK yaitu adanya program kerja layanan bimbingan yang terdiri dari program kerja, bulanan, dan tahunan.
2) Sebagai Pembangun Kerjasama
Ketika mengontrol atau memantau kenakalan siswa, guru BK bekerja sama dengan guru bidang studi, wali kelas, maupun wali murid. Hal ini dilakukan agar semua pihak dapat memberikan perhatiannya dengan maksimal. Kerjasama sangat penting karena jika hanya guru BK yang berjalan maka tidak akan berhasil. Bpk RM:
“kita memberikan sanksi kepada siswa, kita sebagai guru
terlebih dahulu mengidentifikasi kesalahannya, kita tidak membolehkan siswa membawa hp tapi jika sangat penting sekali dan harus membawa maka kita bekerja sama dengan wali kelas agar hp tersebut dititipkan di wali kelas atau guru
yang dipercaya”.
Bpk AI juga menjelaskan:
“kami sebagai guru BK juga bekerja sama dengan
administrator dan petugas bimbingan dalam
mengembangakan bimbingan. Guru BK juga mengikuti workshop pengembangan guru BK untuk meningkatkan
pengetahuan dalam melayani siswa”.
Peran sebagai pembangun kerja sama juga bekerjasama dengan orang tua siswa dengan memberikan angket perhatian kepada orang tua yang diberikan saat pendaftaran peserta didik baru. Angket tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi
52
tentang identitas dan harapan perminatan belajar bagi calon peserta didik. Informasi/data ini akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan penerimaan dan penempatan pilihan bidang keahlian bagi calon peserta didik.
Selain angket perhatian orang tua juga ada surat perjanjian/pernyataan siswa yang diberikan setelah siswa melakukan kesalahan. Surat tersebut bertujuan untuk membuat siswa jera setelah siswa menulis surat perjanjian tersebut untuk tidak mengulangi lagi kesalahannya.
3) Sebagai motivator
Masalah-masalah kenakalan siswa yang terjadi di MTs
Ma’arif Botoputih yang telah teridentifikasi akan ditindak lanjuti
oleh guru BK dengan memberikan dukungan dan motivasi agar siswa memiliki siswa memiliki semangat untuk berkembang ke arah positif.
Dalam hal ini guru BK memberikan dorongan terhadap siswa agar semangatnya selalu berapi-api. Bpk RM menjelaskan sebagai berikut:
“dalam memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan saja melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti,
53
4) Sebagai konselor
Konselor memberikan layanan bimbingan konseling dengan semaksimal mungkin. Untuk menjalankan peranannya sebagai pembimbing dalam mengatasi kenakalan siswa guru BK melaksanakan 2 layanan bimbingan konseling, yaitu layanan konseling individu dan bimbingan kelompok.
a. Layanan konseling individu
Pemberian bantuan kepada siswa yang bermasalah yang dilakukan dengan cara wawancara. Layanan ini dilaksnakan
dengan cara face to face antara siswa dan guru BK dalam
rangka pembahasan dan penyelesaian masalah yang dialami siswa. Berikut penjelasannya dari bpk AR sebagai siswa:
“saya pernah datang ke ruang BK untuk cerita tentag
masalah keuangan untu membayar sekolah. Karena menurut saya tempat yang paling strategis untuk dimintai bantuan adalah guru BK. Saya cerita semua tentang masalah itu dan dengan lapang dada guru BK
mendengarkan semua keluhan-keluhan saya”.
Menurut Bpk AT dan Ibu NL sebagai guru PAI juga menjelaskan:
“kalau dari pihak guru PAI sendiri ketika siswa melakukan
kesalahan kesalahan maka sanksinya juga disesuaikan dengan kesalah itu sendiri. Ketika pelanggarannya menyangkut dengan tata tertib maka sanksinya seuai dengan peraturan sekolah. Ketika kesalahan siswa terjadi di kelas ketika pelajaran berlangsung, terutama pelajaran PAI
maka sanksinya hafalan juz ‘ama atau terserah gurunya
54
b. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu teknik dalam layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh pembimbing kepada sekelompok siswa dengan tujuan membantu dalam menghadapi masalah-masalah belajarnya dngan menempatkan dirinya di dalam suatu kehidupan atau kegiatan yang sesuai.
Mengenai pelaksanaan bimbingan kelompok berikut penjelasan dari bpk AI:
“terkait dengan bimbingan kelompok, ketik saya masuk di
kelas-kelas saya mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan pandangan para siswa kemudian memberikan nasihat atau pengarahan yang positif mengenai kenakalan yang dialami
oleh siswa”.
Dari program guru PAI sendiri untuk meningkatkan kedisiplinan siswa mengenai sholat jamaah dhuhur di sekolah Bpk AT dan Ibu NL menjelaskan:
“kita ada jadwal untuk memantau dan mengecek siswa ke
kelas-kelas untuk melaksanakan sholat jamaah dan
mengecek siapa yang tidak jamaah”.
Menurut Bpk SY sebagai gusu BK menjelasakan tentang layanan bimbingan konseling khususnya kedisiplinan siswa dalam datang ke sekolah:
”ketika anak terlambat dengan berbagai alasan misalnya
jarak yang jauh atau angkot yang susah kita sebagai guru bisa memaklumi jika kesalahan tersebut dilakukan sekali dua kali. Jikan kesalahan tersebut masih terjadi sampai tiga
55
kali lebih maka kita kerja sama dengan orang tua siswa atau memanggil orang tua untuk diajak musyawarah bagaimana baiknya. Apa orang tua yang harus ngalah mengantar
anaknya kalau kesulitan masalah transportasi”.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengatasi Kenakalan