• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJUAN PUSTAKA - DESY RATNA PURWANTI.... BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJUAN PUSTAKA - DESY RATNA PURWANTI.... BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Sejauh yang peneliti ketahui belum pernah dilakukan penelitian mengenai Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Konsumen Terhadap Kehalalan Obat di Kabupaten Banyumas. Beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu :

Knowledge, Attitude and Perception Regrading Halal Pharmaceuticals among General Public in Malaysia(Sadeeqaet al, 2013).

1. Persamaan penelitian Sadeeqaet al(2013) dengan penelitian ini adalah: a. Penelitiaan Sadeeqa et al merupakan penelitian menggunakan

pendekatancross sectional.

b. Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang sudah tervalidasi dan menggunakan skalaGuttmandanLikert.

2. Perbedaan penelitian Sadeeqa (2013) dengan penelitian ini adalah:

a. Penelitian Sadeeqa merupakan penelitian analisi yang menghubungkan variabel pengetahuan dengan persepsi dan sikap dengan persepsi konsumen terhadap kehalala obat. Sedangkan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan distribusi pengetahuan, sikap dan persepsi konsumen terhadap kehalalan obat.

b. Daerah penelitian Sadeeqa dilakukan di negara bagian penang Malaysia meliputi multi-agama, multi-bahasa dan multi-ras. Sedangkan pada penelitian ini daerah penelitian di Kabupaten Banyumas dengan responden hanya beragama islam.

(2)

B. Landasan Teori 1. Obat

a. Pengertian obat

Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, bahwa Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia..

Obat memiliki sifat khusus yang berbeda-beda agar dapat bekerja dengan baik. Sifat fisik obat, dapat berupa benda padat pada temperatur kamar ataupun bentuk gas namun dapat berbeda dalam penanganannya berkaitan dengan pH kompartemen tubuh dan derajat ionisasi obat tersebut. Ukuran molekuler obat yang bervariasi dari ukuran sangat besar (BM 59.050) sampai sangat kecil (BM 7) dapat mempengaruhi proses difusi obat tersebut dalam kompartemen tubuh. Setiap obat berinteraksi dengan reseptor berdasarkan kekuatan atau ikatan kimia. Selain itu, desain obat yang rasional berarti mampu memperkirakan struktur molekular yang tepat berdasarkan jenis reseptor biologisnya (Katzung,2007).

b. Penggolongan Obat

Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu: 1) Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : Parasetamol 2) Obat Bebas Terbatas

(3)

dokter, dan disertaidengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : CTM

3) Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Contoh : Diazepam, Phenobarbital 4) Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.

Contoh : Morfin, Petidin (Depkes, 2006) c. Bahan Baku Obat

Bahan baku adalah semua bahan, baik yang berkhasiat (zat aktif) maupun tidak berkhasiat (zat Nonaktif/eksipien), yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan (Siregar, 2010).

(4)

dari larutan yang relatif sederhana sampai ke sistem sediaan obat yang rumit, dengan menggunakan zat tambahan atau eksipien dalam formulasi untuk memberikan fungsi farmasetik yang berbeda–beda sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan (Siregar, 2010).

Desain dan formulasi suatu bentuk sediaan yang tepat mensyaratkan pertimbangan karakteristik fisika, kimia, dan biologi semua zat aktif dan eksipien yang digunakan dalam pembuatan suatu produk.

2. Kehalalan Obat Menurut Pandangan Islam a. Pengertian Halal

Kata Halal dalam Bahasa Arab yaitu "halal" yang artinya "diperbolehkan" menurut hukum islam. Kebalikan dari halal adalah "haram" yang berarti "melanggar hukum", yaitu "dilarang", dan "terlarang". Halal dan Haram adalah istilah universal yang berlaku untuk semua segi kehidupan. Obat halal yaitu obat yang tidak mengandung bahan yang haram dan keadaanya masih belum bisa digantikan dengan senyawa lain (Sadeeqa , 2013).

b. Hukum Islam dalam Konsep Halal

Hukum arak dipakai untuk berobat (Riwayat Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi) mengatakan bahwa “arak itu bukan obat, melainkan penyakit”. (Riwayat Abu Daud) mengatakan bahwa

“Sesungguhnya Alloh telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit ada obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram”. (Riwayat Bukhari) mengatakan bahwa “Sesungguhnya Alloh tidak menjadikan

kesembuhanmu dengan sesuatu yang Ia haramkan atas kamu”.

(5)

terpaksa dengan tidak sengaja serta tidak melewati batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”.

Mempertahankan hidup lebih utama atau wajib dibandingkan dengan yang lain dengan menyampingkan hal yang terlarang menurut islam dengan alasan darurat. Dalam sabda nabi Muhammad sholallohu’alahiwassalam menekankan pentingnya menjaga lima hal

dalam hidup yaitu agama, kehidupan, kecerdasan, keturunan dan obat (HR Bukhari) (Asmak, 2015).

c. Bahan Obat yang Halal Menurut Islam

Adapun bahan-bahan obat dan cara pengobatan menurut islam yang dihalalkan yaitu: (Asmak, 2015)

1) Sumber obat tidak mengandung zat dari hewan yang terlarang seperti babi atau binatang yang disembelih tidak sesuai syariat Islam. Obat yang terbuat dari tanaman, tanah, air, sumber mineral dan mikro organisme yang ada di darat dan di dalam air dianggap halal dan diperbolehkan kecuali yang beracun dan berbahaya. Sama halnya dengan kandungan obat yang dibuat secara sintesis itu halal kecuali bahan-bahan yang beracun, berbahaya, dan yang tercampur bahan yang tidak halal.

2) Metode persiapan, pemprosesan, pembuatan, atau pemyimpanan harus terbebas dari unsur yang tidak halal atau kotor.

3) Penggunaannya tidak memiliki dampak yang berbahaya di masa yang akan datang.

(6)

5) Sertifikasi dari dokter Muslim yang jujur dan terpercaya selama inspeksi.

6) Obat tidak mengandung bahan-bahan yang tidak dijelaskan dalam formulasi dan terbukti digunakan.

7) Perawatan tidak berdasarkan pada sihir, pemujaan, dan takhayul atau penggunaan zat atau media yang dilarang karena mereka bertentangan dengan syariat Islam. Dengan jelas disebutkan

dalam Al Qur’an bahwa: “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat”(Al-Jinn, 72: 6).

d. Bahan Obat Haram Menurut Islam

Adapun bahan-bahan obat menurut islam dianggap haram namun dapat digunakan dalam keadaan darurat antara lain yaitu: (Asmak, 2015)

1) Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung bahan yang dilarang menurut hukum islam. Alkohol digunakan sebagai reagen maupun pelarut meliputi: benzil alkohol, metil alkohol dan polietilena alkohol. Selain itu juga dapat digunakan sebagai antiseptik untuk obat luar. Menurut agama islam, alkohol yang terkandung dalam obat yang diminum dikatakan haram jika melewati batas efek memabukan. Alkohol diperbolehkan karena digunakan untuk obat luar karena efeknya membunuh bakteri. 2) Bangkai tidak diperbolehkan digunakan, binatang yang mati

(7)

akan menghasilkan racun dalam jiwa. Namun demikian, Muslim diperbolehkan menggunakan binatang dan organ dalam yang halal untuk dimakan dan disembelih sesuai syariat Islam guna untuk pengobatan.

3) Gelatin merupakan bahan obat yang berasal dari protein, tulang dan kulit hewan. Gelatin banyak ditemukan dari babi karena ketesediaan yang banyak. Menurut hukum islam babi adalah haram. Sampai sekarang penggunaan gelatin masih diperbolehkaan karena mencari alternatife lain sangat sulit dengan alasan ketersediaanya sangat sedikit.

(8)

3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2012), tercakup dalam 6 tingkatan, yaitu:

a) Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Pengukuran bahwa orang yang bersangkutan tahu yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar. Pengukuran bahwa orang yang bersangkutan telah paham yaitu: dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkandan sebagainya.

c) Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi yang dimaksud yaitu: penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

d) Analisis

(9)

penggunaan kata kerja, menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan sebagainya.

e) Sintesis

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Pengukuran kemampuan menyintesis yaitu dapat dilihat dari cara: menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya.

f) Evaluasi

Evaluasi diartikan sebagai dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran kemampuan mengevaluasi dapat digunakan kriteria yang sesuai dengan sebab dan akibat.

4. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sedangkan menurut Newcomb, salah seorang psikolog sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Menurut Alport yang dikutip Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

(10)

Dengan kata lain, fungsi sikap merupakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :

a) Menerima

Menerima merupakan sikap seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

b) Menanggapi

Menanggapi merupakan sikap memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi terlepas dari usaha ya tersebut salah atau benar.

c) Menghargai

Menghargai merupakan sikap seseorang mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d) Bertanggung jawab

Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi tindakannya dan sikap bertanggung jawab yaitu mampu mengambil segala resiko yang terjadi.

5. Persepsi

Menurut Robbin, persepsi merupakan sebagai proses seseorang dapat mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memeberi makna terhadap suatu lingkungan (Notoatmodjo, 2010).

Walaupun proses mulainya rangsangan fisik hingga interprestasi yang begitu cepat, maka untuk mempelajari persepsi kita dapat membaginya menjai dua bagian besar yaitu: proses sensasi atau merasakan (sensasion) yang menyangkut proses sensor dan proses persepsi yang menyangkut interprestasi kita terhadap suatu objek yang kita lihat atau kita dengar atau kita rasakan (Notoatmodjo, 2010).

(11)

merupakan faktor yang melekat pada suatu objek, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang terjadi bila ada stimulus dari orang yang mempresentasikan hal tersebut.

(1) Faktor Eksternal

(a) Kontras: cara paling mudah untuk menarik perhatian seseorang yaitu dengan kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

• Kontras warna: jika kita mendaki gunung maka kita harus memakai pakaian yang berwarna mencolok seperti warna jingga, supaya memudahkan pencarian bila kita tersesat. • Kontras ukuran: cara ini banyak dilalakukan oleh

perusahaan iklan, dimana mereka akan membuat papan iklan yang besar untuk menarik perhatian.

• Kontras bentuk: jika kita berbadan gemuk kemudian kita berkumpul diantara orang yang berbadan kurus maka kita akan cepat menjadi perhatian.

• Kontras gerakan: gerakan akan menarik perhatian kit ajika benda-benda lainnya diam.

(b) Perubahan intestinal: suara yang pelan berubah menjadi keras, atau cahaya yang awalnya redup menjadi terang akan menarik perhatian kita.

(c) Pengulangan: iklan yang sering diulang-ulang akan menarik perhatian kita, walaupun sering sekali membuat kita merasa marah dibuatnya.

(d) Sesuatu yang baru: suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita dari pada sesuatu apa yang sudah kita ketahui. (e) Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu stimulus

(12)

(2) Faktor Internal

(a) Pengalaman atau pengetahuan: pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterprestasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu maka akan memepengaruhi perubahan interprestasi.

(b) Harapan: harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi akan adanya stimulu yang ada.

(c) Kebutuhan: kebutuhan akan memepengaruhi stimulus tersebut dapat masuk adalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan menginterprestasikan stimulus secara berbeda.

(d) Motivasi: motivasi akan memepengruhi persepsi seseorang. (e) Emosi: emosi seseorang akan memepengaruhi persepsi terhadap

stimulus yang ada. Emosi takut juga akan mempengaruhi persepsi kita terhadap rasa sakit.

(f) Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterprestasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang diluar kelompoknya sebgai sama saja (Notoatmodjo, 2010).

6. Konsumen

Istilah Konsumen berasal dari kata consumer atau consument/konsument Celina (2009). Pengertian tersebut secara harfiah

diartikan sebagai “orang atau perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu” atau “sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang” Abdul (2008). 7. Pengambilan Keputusan Pembelian

(13)

mana sikap orng lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan (2) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, pada masing-masing gaya kognitif siswa, pendekatan PMR memberikan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang pemisahan lembaga pengawas dari Bank Sentral (BI) dengan

Dapat menyelesaikan tugas lebih baik daripada karyawan lain, termasuk hal yang … oleh

Kata melinting tidak hanya nama sebuah daerah secara administratif, juga merupakan nama sebuah tarian tradisional dari Lampung Timur, namun kata melinting juga

Analisis sebelumnya menunjukan nilai pembobotan untuk manusia 0,6 dan lainnya dengan total nilai 0,4 yang memberi hasil bahwa kejadian yang mempuntai paling tinggi risikonya

Pembinaan karakter melalui pendidikan ketarunaan yang diawali dengan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, dinilai mampu membentuk pribadi peserta didik yang

dengan judul Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa dengan Beban Rem Magnetik Menggunakan Metode Fuzzy PD Plus Kontroler Integral dan pada bulan juni mengikuti seminar dan

b) Melakukan montoring target di bawah ini sesuai dengan Lampiran I: setidaknya 95% hewan dipingsankan dengan efektif pada kali pertama proses pemingsanan. • Lakukan