• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN INTERMITTENT SLOW SAND FILTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PDAM Dwi Ermawati Rahayu ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN INTERMITTENT SLOW SAND FILTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PDAM Dwi Ermawati Rahayu ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN INTERMITTENT SLOW SAND FILTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PDAM

Dwi Ermawati Rahayu

ABSTRAK

Pemenuhan kebutuhan air yang disuplai oleh PDAM mempunyai kualitas air yang fluktuatif, terkadang tidak memenuhi persyaratan baku mutu. Sehingga diperlukan pengolahan lebih lanjut oleh individu dalam skala rumah tangga dengan teknologi yang mudah dan murah dalam operasional. Teknologi yang dapat dipergunakan adalah slow sand filter yang dioperasionalkan sesuai kebutuhan rumah tangga yang bersifat intermittent(tidak terus menerus) atau disebut juga Intermittent Operatisonal Slow Sand Filter (IOSSF).

Penelitian dilakukan dengan air baku air PDAM di konsumen untuk parameter kekeruhan, Zat Organik (PV) dan e coli. Variasi yang dilakukan terhadap reaktor dengan mengatur kecepatan filtrasi pada 0.3m/jam, 0.6m/jam dan volume air pada 10liter dan 20liter. Desain reaktor yang digunakan adalah reaktor skala rumah tangga menggunakan ember bervolume 50liter, ketebalan kerikil underdrain 8cm, separation layer pasir kasar 3cm, media pasir halus 20cm serta supernatant (ketinggian air) 5cm. Setelah melewati masa ripening untuk pembentukan biofilm selama 3 minggu, reaktor dioperasionalkan selama dua minggu dengan masa henti operasi 10jam.

Berdasarkan analisa laboratorium prosentase removal kekeruhan 57.35 – 100%, zat organik (PV) 57.63 – 100%, E coli 0 – 100%. Removal terbesar untuk ketiga parameter tersebut terjadi pada reaktor variasi ketiga yaitu reaktor dengan kecepatan filtrasi 0.3m/jam pada volume air 10liter. Hal ini disebabkan pada kecepatan tersebut terjadi mekanisme biologis yang optimal oleh lapisan biofilm dan tersedia waktu yang lebih lama untuk kontak antara media dan air yang melewatinya.

Kata kunci : IOSSF, air PDAM, skala rumah tangga

PENDAHULUAN

Pemenuhan kebutuhan air untuk keperluan sehari hari seperti memasak, air minum, mandi, dll di Indonesia sebagian besar disuplai oleh Perusahaan daerah Air Minum (PDAM). Namun kualitas air yang berasal dari PDAM belum memenuhi persyaratan baku mutu yang ditetapkan departemen kesehatan, diantaranya masih terdapatnya e coli 1600MPN/100ml, warna 5.3 – 7.14 Pto, kekeruhan dan zat orgabik PV dengan konsentrasi yang fluktuatif (Fairuza, 2008; Zamzami, 2006).

Sehingga diperlukan suatu teknologi skala rumah tangga yang dapat diaplikaskan oleh konsumen PDAM dengan cara mudah dalam operasional dan pembiayaan. Salah satu teknologi tersebut adalah slow sand filter. Saringan pasir lambat ini merupakan teknologi tertua yang masih digunakan sampai sekarang di London sejak tahun 1829 (Baker, 1949).

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa slow sand filter ini efektif untuk menghulangkan Giardia lambia, Cryptosporodium oocysts, Candida albicans, Faecal streptococci, Clostridium perfingens, Campylobacter, total coliform. E coli, kekeruhan dan partikel bahkan logam berat (Bellamy, 1984; Collins, 1998; Muhammad, 1997;

(2)

El-Taweel, 2000; Hijnen, 2003). Namun kendala dalam penerapan slow sand filter ini adalah kebutuhan lahan yang cukup luas sehingga untuk penerapan dalam skala rumah tangga perlu modifikasi seperti yang dilakukan oleh Dr David Manz dengan mengoperasikan secara intermittent (aliran tidak terus menerus). Sehingga teknologi tersebut dinamakan Intermittent Slow Sand Filter (IOSSF) atau biosand filter.

IOSSF yang telah diaplikasikan selama beberapa tahun di beberapa Negara seperti Nicaragua, Ethiopia, Kenya serta beberapa penelitian skala laboratorium menunjukkan hasil yang bagus namun masih dibawah slow sand filter konvensional. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti mengenai hal ini.

METODA

Penelitian pendahuluan dilakukan pada sampel air baku yang berada pada konsumen untuk mengetahui kelayakan air baku yang akan digunakan sebagai air baku penelitian sesuai dengan criteria yang diharapkan. Kelayakan media juga diteliti untuk mengetahui kelayakan media digunakan sebagai media filter. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Air Jurusan Teknik Lingkungan dan Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil ITS. Parameter yang diteliti meliputi kekeruhan, zat organik PV dan e coli. Variabel yang diteliti adalah kecepatan filtrasi yaitu pada kecepatan 0.3m/jam dan 0.6m/jam serta volume air terfiltrasi yaitu 10liter dan 20liter. IOSSF akan dioperasikan setiap hari selama dua minggu setelah melewati masa ripening untuk pembentukan lapisan biofilm selama tiga minggu. IOSSF dioperasikan pada pagi dan sore hari dengan masa henti operasi selama 10jam. Desain reaktor dengan ketebalan media pasir 20cm, pasir kasar sebagai separation layer setebal 3cm dan kerikil pada underdrain setebal 8cm dengan ketinggian air pada permukaan pasir 5cm untuk menjaga biofilm masih tetap hidup pada saat masa henti operasi. Reaktor IOSSF sebagaimana gambar berikut ini :

Gambar 1. Reaktor IOSSF Skala RT

Pasir halus (h=20cm)

Pasir kasar (h= 3cm) Krikil (h=8cm)

(3)

HASIL DAN DISKUSI

Analisa ketahanan media sebagaimana tabel berikut ini digunakan untuk mengetahui kelayakan media tersebut untuk digunakan sebagai media filter. Media yang baik akan mengalami penyusutan maksimal 2% dari berat awal. Berdasarkan tabel di bawah ini semua media tersebut layak digunakan sebagai media filter

Tabel 4.1. Analisa Ketahanan Media Jenia Media Berat

awal Berat Setelah Uji % Selisih Berat Pasir halus 50.0192 49.4798 1.08% Pasir Kasar 50.0126 49.3885 1.25% Kerikil 50.0078 49.2571 1.50%

Sumber: Data primer laboratorium, 2009

Analisa pendahuluan yang dilakukan pada air baku untuk parameter kekeruhan, zat organik dan e coli sebagai berikut :

Tabel 4.2. Analisa Pendahuluan Air Baku PDAM

Parameter Influen

Kekeruhan 5.71 NTU Zat Organik (PV) 13.45 mg/l

E coli 240 MPN/100ml

Sumber : Data primer laboratorium, 2009

Hasil analisa terhadap parameter kekeruhan pada reakor IOSSF dengan variasi kecepatan filtrasi dan volume air sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Prosentase Removal Kekeruhan Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.6m/jam, Volume air 10liter dan 20 liter

Hari ke Influen Effluen 10liter %Removal Effluen 20liter %Removal 1 2.45 0.98 60.20 1.05 57.35 2 5.14 1.68 67.28 1.99 61.34 3 4.34 0.78 82.12 0.95 78.09 4 5.58 0.63 88.79 0.82 85.38 5 2.42 0.00 100.00 0.04 98.55 8 3.82 1.14 70.12 1.31 65.79 9 4.85 0.81 83.30 1.00 79.48 10 7.51 1.24 83.49 1.42 81.16 11 1.49 0.07 95.30 0.07 95.64 12 4.43 0.91 79.57 0.79 82.17 Rata rata 81.02 78.49

Sumber : Data primer laboratorium, 2009

Prosentase removal kekeruhan pada variasi ini rata rata 81.02% selama 10 hari analisa. Pada hari pertama analisa prosentase removal cukup bagus yaitu 60.2% dan mengalami peningkatan dengan bertambahnya waktu bahkan mencapai 100% pada hari ke 5. Efisiensi yang cukup besar pada hari pertama analisa ini disebabkan filter telah mengalami mmsa ripening selama tiga minggu untuk pembentukan biofilm/lapisan

(4)

schmutzdecke. Biofilm dan mikroorganisme yang tumbuh pada media ikut berperan dalam menurunkan kadar kekeruhan air baku. Penurunan yang terjadi pada hari ke 6 setelah mencapai prosentase removal yang maksimal bukan merupakan pertanda bahwa slow sand filter mengalami clogging atau penyumbatan pada pori karena banyak suspensi/partikel yang berhasil ditahan. Karena penurunan pada hari ke 8 ditandai dengan peningkatan efisiensi pada hari berikutnya. Penurunan ini lebih disebabkan oleh fluktuasi kualitas air bakunya yaitu kekeruhan influen air PDAM.

Rata rata efisiensi penurunan kekeruhan pada air 20liter sebesar 78.49% dengan prosentase removal awal yang sudah cukup tinggi. Fluktuasi kekeruhan air baku yaitu influen dari PDAM mempengaruhi juga prosentase removal. Influen PDAM bervariasi, yang berada di atas 5NTU berarti melebihi standar baku mutu sedangkan yang dibawah 5NTU masih dalam batas yang diperbolehkan oleh PERMENKES. Kekeruhan yang melebihi baku mutu hanya terjadi tiga kali selama dilakukan 10 kali analisa. Prosentase rata rata removal yang sedikti lebih rendah dibandingkan dengan variasi yang sama pada volume air 10liter disebabkan pada volume air 10liter mengalami kontak yang lebih lama dibanding air 20liter yaitu terjadi pada saat reaktor mengalami masa henti operasi selama 10jam. Namun perbedaan ini tidak terlalu besar karena pada air 20liter melewati media yang telah megalami masa ripening selama 3minggu.

Pada reaktor dengan variasi kecepatan filtrasi 0.3m/jam dengan volume air 10liter dan 20liter, prosentase penurunan kekeruhan yang dicapai sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 4.4. Prosentase Removal Kekeruhan Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.3m/jam, Volume air 10liter dan 20 liter

Hari ke Influen Effluen 10liter %Removal Effluen 20liter %Removal 1 2.45 0.99 59.80 0.88 64.29 2 5.14 1.14 77.80 1.22 76.34 3 4.34 0.00 100.00 0.00 100.00 4 5.58 0.46 91.84 0.47 91.57 5 2.42 0.00 100.00 0.00 100.00 8 3.82 0.33 91.35 0.21 94.63 9 4.85 0.05 98.97 0.00 100.00 10 7.51 0.49 93.48 0.80 89.35 11 1.49 0.00 100.00 0.16 89.60 12 4.43 0.87 80.36 0.95 78.67 Rata rata 89.36 88.44

Sumber : Data primer laboratorium, 2009

Penurunan pada awal hari pertama analisa sebesar 59.80% dan mengalami peningkatan bahkan mencapai 100% pada hari ketiga, kelima dan kesebelas. Hal ini terjadi karena mekanisme filtrasi yang terjadi tidak hanya secara fisik (mechanical straining) yaitu penyaringan suspended matter kasar melalui rongga antar butiran media pasir. Tetapi telah terjadi juga mekanisme biologis oleh koloni mikroorganisme pada lapisan biofilm yang telah terbentuk selama masa ripening 3minggu. Prosentase removal yang lebih tinggi dibandingkan pada kecepatan filtrasi 0.6m/jam disebabkan oleh kecepatan aliran yang rendah akan membantu proses pengendapan partikel penyebab kekeruhan

(5)

sehingga tidak akan mudah tergerus oleh aliran dan terbawa keluar bersama dengan effluent. Meskipun prosentase removal kekeruhan pada kecepatan filtrasi 0.3m/jam lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan filtrasi 0.6m/jam tetapi perbedaannya tidaklah terlalu besar. Hal ini disebabkan semua reaktor telah mengalami masa ripening selama 3 minggu yang menyebabkan rongga antar media tidak lagi kosong sehingga partikel tidak mudah terbawa oleh aliran kecepatan yang besar.

Untuk removal parameter zat organik (PV), hasil yang dicapai ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.5. Prosentase Removal Zat Organik (PV) Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.6m/jam, Volume Air 10liter dan 20 liter

Hari ke Influen Effluen

10liter %Removal Effluen 20liter %Removal 1 9.32 3.79 59.32 3.95 57.63 2 15.01 4.27 71.58 6.16 58.95 3 10.13 0.65 93.59 1.97 80.54 4 8.23 0.00 100.00 0.00 100.00 5 16.54 0.00 100.00 0.00 100.00 8 6.63 0.00 100.00 0.00 100.00 9 1.60 0.00 100.00 0.00 100.00 10 9.51 0.72 92.44 0.40 95.75 11 2.65 0.06 97.62 0.13 95.23 12 2.21 0.00 100.00 0.00 100.00 Rata rata 91.45 88.81

Sumber : Data primer laboratorium, 2009

Prosentase removal zat organik pada volume air 10liter maupun 20liter cukup tinggi sejak hari pertama operasional disebabkan semua filter telah mengalami masa ripening untuk pembentukan biofilm. Dengan adanya masa ripening yang cukup lama yaitu 3 minggu, lapisan biofilm telah terbentuk dan mikroorganisme telah melekat dengan baik pada butiran media dan membentuk koloni. Koloni inilah yang mampu mereduksi air yang mengandung zat organik yang melewati celah pori antar media. Sehingga dengan bertambahnya waktu terjadi peningkatan removal zat organik. Penurunan pada hari ke 10 tidak telalu besar, disebabkan terjadi peningkatan konsentrasi zat organik pada effluent.

Tabel 4.6. Prosentase Removal Zat Organik (PV) Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.3m/jam, Volume air 10liter dan 20 liter

Hari ke Influen Effluen 10liter %Removal Effluen 20liter %Removal 1 9.322 3.63 61.02 3.63 61.02 2 15.01 1.90 87.37 2.53 83.16 3 10.13096 0.00 100.00 0.00 100.00 4 8.22706 0.00 100.00 0.02 99.71 5 16.5426 0.00 100.00 0.00 100.00 8 6.625888 0.00 100.00 0.00 100.00 9 1.600224 0.00 100.00 0.00 100.00

(6)

10 9.509767 0.00 100.00 1.11 88.29 11 2.65124 0.00 100.00 0.00 100.00 12 2.20568 0.00 100.00 0.00 100.00

Rata rata 94.84 Rata rata 93.22

Sumber : Data primer laboratorium, 2009

Tabel 4.6. menunjukkan prosentase removal zat organik pada variasi kecepatan filtrasi 0.3m/jam dengan volume air 10liter dan 20liter. Efisiensi penurunan pada hari pertama cukup tinggi yakni lebih dari 60% dan terus mengalami peningkatan pada hari berikutnya. Bahkan pada hari ketiga terjadi removal yang maksimal ditandai dengan konsentrasi effluent 0mg/lt. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme biologis yang telah terbentuk selama masa ripening berperan besar dalam mereduksi zat organik. Dibandingkan dengan dengan variasi sebelumya yaitu pada kecepatan filtrasi 0.6m/jam, efisiensi yang dicapai lebih tinggi meskipun perbedaannya tidak terlampau besar karena semua reaktor telah mengalami masa ripening 3minggu. Factor yang mempengaruhi hal ini adalah kecepatan aliran yang lebih kecil akan memungkinkan kontak yang lebih lama sehingga reduksi oleh mikroorganisme akan lebih besar. Selain waktu kontak, aliran kecil akan menyebabkan zat organik yang terdeposit pada media filter akan lebih banyak dan menjadi makanan bagi mikroorganisme yang tumbuh pada filter.

Tabel 4.7. menunjukkan prosentase removal E coli oleh reaktor IOSSF pada variasi kecepatan 0.6m/jam dengan volume air 10 liter dan 20liter.

Tabel 4.7. Prosentase Removal E coli Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.6/jam, volume air 10liter dan 20 liter

Hari ke Influen Effluen 10liter %Removal Effluen 20liter %Removal 1 >240 >240 - >240 - 2 >240 >240 - >240 - 3 >240 >240 - >240 - 4 >240 240.00 >0 >240 - 5 240.00 8.80 96.33 30.00 87.5 8 240.00 240.00 0 240.00 0 9 240.00 240.00 0 240.00 0 10 240.00 21.00 91.25 2.20 99.08 11 >240 30.00 87.75 240.00 >0 12 >240 15.00 93.75 240.00 >0 Rata rata 61.51 46.65

Sumber : Data primer laboratorium, 2009

Pada operasional 4 hari pertama setelah reaktor melewati masa ripening selama tiga minggu tidak menunjukkan adanya penurunan angka e coli. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme biologis yang terbentuk selama masa ripening masih belum optimal untuk menurunkan parameter e coli dan dimungkinkan juga mikroorganisme yang terbentuk berada pada fase kematian. Pada fase ini jumlah mikroorganisme yang mati dengan mikroorganisme yang menempel pada media sama banyaknya yang ditunjukkan dengan nilai effluent dan influen yang sama. Namun pada hari hari berikutnya prosentase removal mulai mengalami peningkatan meskipun masih belum stabil ditandai dengan

(7)

naik turunya konsentrasi effluent. Volume air 10liter mempunyai prosentase penurunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan air 20liter yang disebabkan oleh waktu kontak yang lebih lama yang terjadi selama periode masa henti operasi selama 10 jam yang memungkinkan mekanisme biologis berlangsung lebih lama.

Tabel 4.8. Prosentase Removal E coli Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.3/jam, Volume air 10liter dan 20 liter

Hari ke Influen Effluen

10liter %Removal Effluen 20liter %Removal 1 >240 >240 - >240 - 2 >240 >240 - >240 - 3 >240 >240 - >240 - 4 >240 >240 - 240.00 >0 5 240 30.00 87.50 240.00 0 8 240 15.00 93.75 >240 - 9 240 8.80 96.33 15.00 93.75 10 240 96.00 60.00 12.00 95 11 >240 240.00 >0 21.00 91.95 12 >240 8.80 96.33 >240 -

Rata rata 86.78 Rata rata 70.175 Sumber : Data primer laboratorium, 2009

Sama seperti yang terjadi pada variasi sebelumnya yaitu pada kecepatan filtrasi 0.6m/jam, tidak terjadi penurunan konsentrasi e coli pada empat hari pertama operasional. Hal ini dimungkinkan terjadi hal yang sama pada reaktor yang telah mengalami masa ripening selama 3 minggu. Tetapi setelah itu terjadi peningkatan prosentase removal meskipun terkadang terdapat fluktuasi penurunan. Pada air air 10liter terjadi penurunan konsentrasi yang lebih besar dibandingkan air 20liter. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme biologis oleh mikroorganisme lapisan biofilm tidak hanya terpenuhi waktu kontaknya dengan kecepatan aliran yang kecil saja tetapi juga memerlukan waktu yang lebih lama lagi yang terjadi pada air 10liter. Selama masa henti 10jam, air yang berada pada reaktor akan tereduksi jumlah e colinya sehingga ketika filter dioperasikan kembali air yang keluar sebagai effluent mempunyai kualitas yang lebih bagus.

Pada penelitian ini terdapat empat variasi reaktor yang diteliti yaitu : Variasi 1 : Rate Filtrasi 0,6m/jam, Volume air 10 liter

Variasi 2 : Rate Filtrasi 0,6m/jam, Volume Air 20 liter Variasi 3 : Rate Filtrasi 0,3m/jam, Volume Air 10 liter Variasi 4 ; Rate Filtrasi 0,3m/jam, Volume Air 20 liter

Empat variasi tersebut dalam menurunkan parameter kekeruhan, zat organik (PV) dan E coli dapat dinyatakan sebagai berikut:

Kekeruhan PV (zat Organik) E coli Parameter

Variasi % Removal % removal %Removal Rata Rata

V.1 81.02 91.45 61.51 77.99

V.2 78.49 88.81 46.65 71.32

V.3 89.36 94.84 86.78 90.33

(8)

Rata rata penurunan yang terbesar pada ketiga parameter kekeruhan, zat organik dan e coli terdapat pada variasi ketiga yaitu reaktor dengan kecepatan filtrasi 0.3m/jam dengan volume air 10 liter. Perbedaan prosentase removal pada parameter kekeruhan dan zat organik tidak terlalu besar tetapi pada e coli cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme biologis oleh lapisan biofilm pada media berperan sangat besar karena e coli tidak mampu juka hanya diturunkan oleh mekanisme fisik saja. Keberadaan lapisan biofilm pada reaktor IOSSF didukung oleh factor pH yang berada pada kisaran pH normal (6.87 – 7.37) dan suhu antara 27-29°C. Hal ini sesuai bahwa slow sand filter merupakan satu unit pengolahan yang mempunyai proses yang lengkap (Huisman, 1974) sehingga mampu menurunkan parameter kekeruhan, zat organik dan E coli dengan efisiensi tinggi.

KESIMPULAN

1. Prosentase removal maksimal untuk parameter kekeruhan, Zat Organik (PV) dan E coli terdapat pada reaktor dengan variasi kecepatan filtrasi 0.3m/jam dan volume air 10liter dengan prosentase removal 90.33%.

2. Masa ripening sangat diperlukan untuk mencapai removal yang maksimal sejak pertama kali operasional reaktor.

3. Lapisan biofilm.schmutdecke sangat berperan dalam operasional slow sand filter secara intermittent

DAFTAR PUSTAKA

Bellamy, W.D., Silverman, G. P., Hendricks, D.W., (1984), Filtration of Giardia Cysts And Other Substances Volume 2 Slow Sand Filtration, Environmental Protection Agency, Ohio

El Taweel, G. E., Ali, G. H., (2000), Evaluation of Roughing And Slow Sand Filter For Water Treatment, Jurnal Water, Air and Soil Pollution, Kluwer Academic Publishers, hal. 21-28

Fairuza, E.Z., (2008), Pengaruh Variasi Media dan Tinggi Media Pada Filter Dual Media Untuk Peningkatan Kualitas Air Kran, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Lingungan ITS, Surabaya

Hijnen, W.A. M., Schijven, J. F., Bonne, P., Visser, A., Medema, G. J., (2004), Elimination of Viruses, Bacteria and Protozoa Oocysts by Slow Sand Filtration, Water Science & technology, 50:01, IWA Publishing, 147 – 154 Huisman, L., Wood, W. E., (1974), Slow Sand Filtration, World Health Organization,

Genewa

Stauber, C.E., Elliot, M.A., Koksal, F., Ortiz, G.M., Digiano, F.A., Sobsey, M.D., (2006), Characterization of The Biosand Filter For Reduction From Household Drinking Water Under Controlled laboratory and Field Use Conditions, Water Science and Technology, 54:3, IWA Publishing, 1 – 7

Zamzami, I., (2006), Desain IPAM Skala Rumah Tangga dengan Rapid Sand Filter dan UV untuk Pemisahan Kekeruhan dan E coli, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Lingungan ITS, Surabaya

(9)

Tabel 4.1. Prosentase Removal Kekeruhan Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.6m/jam, Tanpa Karbon aktif, Volume Air 10liter dan 20 liter

Hari ke Influen Effluen 10liter %Removal Effluen 20liter %Removal 1 2.45 0.98 60.20 1.05 57.35 2 5.14 1.68 67.28 1.99 61.34 3 4.34 0.78 82.12 0.95 78.09 4 5.58 0.63 88.79 0.82 85.38 5 2.42 0.00 100.00 0.04 98.55 8 3.82 1.14 70.12 1.31 65.79 9 4.85 0.81 83.30 1.00 79.48 10 7.51 1.24 83.49 1.42 81.16 11 1.49 0.07 95.30 0.07 95.64 12 4.43 0.91 79.57 0.79 82.17 Rata rata 81.02 78.49

Tabel 4.3. Prosentase Removal Kekeruhan Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.6m/jam, Penambahan Karbon aktif, Volume Air 10liter

Hari ke Influen Effluen 1 Effluen 2 %Removal 1 % Removal 2 % Removal reaktor 1 2.45 1.95 0.83 20.41 57.44 66.12 2 5.14 2.93 1.21 42.94 58.87 76.53 3 4.34 2.52 0.91 41.87 63.89 79.01 4 5.58 3.05 0.99 45.38 67.65 82.33 5 2.42 1.38 0.00 43.06 100.00 100.00 8 3.82 1.86 0.66 51.25 64.52 82.70 9 4.85 2.08 0.74 57.11 64.66 84.85 10 7.51 2.94 0.96 60.85 67.35 87.22 11 1.49 1.34 0.06 10.40 95.88 96.31 12 4.43 2.01 0.61 54.74 69.83 86.34 Rata rata 42.80 71.01 84.14

Tabel 4.3. Prosentase Removal Kekeruhan Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.6m/jam, Penambahan Karbon aktif, Volume Air 20 liter

Hari ke Influen Effluen 1 Effluen 2 %Removal 1 % Removal 2 % Removal reaktor 1 2.45 1.96 1.02 20.00 48.21 58.57 2 5.14 3.03 1.34 41.09 55.70 73.90 3 4.34 2.54 0.93 41.52 63.51 78.66 4 5.58 2.71 0.91 51.48 66.36 83.68 5 2.42 1.38 0.00 42.86 100.00 100.00 8 3.82 1.84 0.73 51.90 60.22 80.87 9 4.85 1.89 0.54 61.03 71.43 88.87 10 7.51 3.09 0.96 58.92 69.04 87.28 11 1.49 1.20 0.09 19.46 92.92 94.30 12 4.43 1.61 0.52 63.66 68.01 88.37

(10)

Gambar

Gambar 1. Reaktor IOSSF Skala RT
Tabel 4.2. Analisa Pendahuluan Air Baku PDAM
Tabel 4.4.  Prosentase Removal Kekeruhan Pada Variasi Kecepatan Filtrasi 0.3m/jam,  Volume air 10liter dan 20 liter
Tabel 4.6.  Prosentase Removal Zat Organik (PV) Pada Variasi Kecepatan Filtrasi  0.3m/jam, Volume air 10liter dan 20 liter
+4

Referensi

Dokumen terkait

operasionalnya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan lain sebagainya. 76 Seorang guru

Berdasarkan hasil penelitian ini ekstrak etanol daun suji (Pleomele Angustifolia N.E Brown) data yang diperoleh hanya satu yang menunjukkan kemampuan menghambat

Optimalisasi nilai rata-rata efesiensi total perbandingan volume kebutuhan air terhadap volume air intake pada daerah Irigasi Jambo Aye adalah 81% dan Alue Ubay 69%, ini

Tindakan perbaikan yang diberikan diimplementasikan pada perusahaan sehingga dapat kembali dilakukan perhitungan ukuran performasi untuk mengetahui peningkatan kualitas yang

Saran saya untuk mengatasi keberatan tersebut adalah dengan terus memberikan dan menaikkan image yang bagus baik tentang produk maupun bisnisnya sendiri, setelah

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada cara dan pandangan yang Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada cara

Penilaian adalah pengamatan yang dilakukan secara periodik terhadap kegiatan reklamasi hutan untuk menjamin bahwa rencana kegiatan yang diusulkan, jadwal kegiatan,

0 5 10 15 20 25 Saya telah berkomitmen untuk menjadi koordinator CBT nasional Telah tercipta kesamaan persepsi mengenai penyelenggaraan CBT nasional melalui workshop