• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Vektor. Modul 1 PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ruang Vektor. Modul 1 PENDAHULUAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Ruang Vektor

Dr. Irawati

alam buku materi pokok Aljabar II ini kita secara perlahan-lahan mulai mengubah pendekatan kita dari pendekatan secara komputasi menjadi pendekatan yang lebih umum. Yang dimaksud dengan pendekatan yang lebih umum adalah penyelesaian masalah yang menuntut bukti, yang tentu saja tidak dapat diselesaikan dengan komputasi rutin. Namun, pendekatan komputasi tidak sepenuhnya kita tinggalkan, melainkan kita pakai untuk mengilustrasikan dan menerapkan teori yang kita bahas.

Pembaca diminta untuk mengerjakan semua soal-soal latihan maupun tes formatif (termasuk menuliskannya dengan rinci), untuk dapat mengikuti semua modul secara utuh dan berkesinambungan.

Secara khusus untuk modul (pokok bahasan) Ruang Vektor ini, skalar yang digunakan lebih umum, yakni himpunan yang memiliki struktur yang sama dengan struktur yang dimiliki oleh himpunan bilangan real.

Secara umum setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan

memahami konsep lapangan, ruang Fp, ruang vektor maupun subruang dan dapat memeriksa apakah suatu himpunan vektor-vektor di suatu ruang vektor bersifat bebas linear atau bergantung linear.

Secara lebih rinci, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu:

1. memahami konsep lapangan dan ruang Fp;

2. menyelidiki apakah suatu vektor merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor yang diberikan;

3. menyelidiki apakah suatu himpunan merupakan suatu ruang vektor atas suatu lapangan;

4. menyelidiki apakah suatu subhimpunan dari suatu ruang vektor merupakan subruang;

D

(2)

5. menentukan suatu himpunan bersifat bebas linear atau bergantung linear.

(3)

Kegiata n Be laj ar 1

Lapangan, Ruang

F

p

, dan Ruang Vektor

ada mata kuliah Aljabar Linear Elementer kita telah menggunakan himpunan bilangan nyata (real) sebagai skalar. Sebagaimana dinyatakan sebelumnya pada modul ini, skalar yang digunakan lebih umum, yaitu himpunan yang memiliki struktur yang sama dengan struktur yang dimiliki himpunan bilangan real, yang kita katakan lapangan (field) dengan notasi F.

Mari kita perhatikan mengenai persyaratan atau ketentuan-ketentuan dari suatu lapangan F yang didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 1.1

Suatu lapangan adalah suatu himpunan tak hampa F dengan dua operasi, yaitu penjumlahan dan perkalian serta terdapat unsur 0 (nol) dan 1 (satu) di F sehingga dipenuhi:

(i) ∀x y z, , ∈F, berlaku 1. x + y ∈F (sifat tertutup) 2. x + y = y + x (sifat komutatif) 3. (x + y) + z = x + (y + z) (sifat asosiatif) 4. 0 + x = x (unsur nol) (ii) ∀x y z, , ∈F, berlaku 1. xy∈F (sifat tertutup) 2. xy = yx (sifat komutatif) 3. (xy z) = (x yz) (sifat asosiatif) 4. 1 x = x (unsur satu)

(iii) ∀x y z, , ∈F, ( x y + ) z = xy + xz (Sifat distributif) (iv) ∀ ∈x F terdapat secara tunggal z∈F sehingga x + z = 0. (z disebut unsur balikan dari x terhadap operasi penjumlahan). (v) ∀ ∈x F, dengan x ≠ 0 terdapat secara tunggal y∈F sehingga

1

xy= (y dikatakan unsur balikan dari x terhadap operasi perkalian).

(4)

Dari definisi di atas terlihat bahwa, suatu lapangan adalah suatu himpunan tak hampa yang berkaitan dengan dua operasi dan memenuhi sifat-sifat (i) s/d (v). Sebagai ilustrasi dari Definisi 1.1, perhatikan contoh berikut:

Contoh 1.1

Lapangan yang kita kenal adalah ¡ = {bilangan yang nyata/real}, ¤ = {bilangan rasional}, dan £ = {bilangan kompleks} terhadap dua operasi, yaitu penjumlahan dan perkalian. Tetapi, himpunan bilangan bulat ¢ bukan merupakan lapangan terhadap dua operasi penjumlahan dan perkalian karena terdapat bilangan bulat a≠0 dan a≠1, tetapi tidak terdapat bilangan bulat b sehingga ab=1 [lihat sifat (v)].

Pandang lapangan F seperti ruang Rn, yang kita bahas pada mata kuliah Aljabar Linear Elementer, sekarang kita definisikan ruang Fp

sebagai berikut. p F = 1 1, , p p α α α α       ∈          M L F

Definisi di atas menyatakan bahwa ruang Fpadalah suatu himpunan vektor-vektor, dengan komponen sebanyak p buah dan setiap komponennya merupakan unsur dari lapangan F.

Selanjutnya, dua operasi penjumlahan dan perkalian skalar juga kita definisikan seperti di ¡ n, sebagai berikut.

1. Operasi Penjumlahan (+) + :Fp×Fp→Fp 1 1 1 1 , p p p p α β α β α β α β      +             +         M M a M

(5)

2. Operasi Perkalian Skalar

( )

o :F×Fp→Fp o 1 1 1 , p p p α α αα α α α α αα                 =                  M a o M M

Dengan menggunakan dua operasi di atas, kita simak suatu definisi tentang konsep kombinasi linear dari vektor-vektor di Fp.

Definisi 1.2

Misalkan v1,L , vn adalah vektor-vektor di Fp dan α1,L , αn adalah skalar-skalar di F. Vektor di Fp yang berbentuk

1 1 n n

wv +L +α v dikatakan kombinasi linear dari v1,L ,vn.

Selanjutnya, himpunan semua kombinasi linear dari v1,L ,vn dikatakan span dari v1,L , vn dan ditulis

{

1, , n

}

{

1 1 n n 1, , n

}

span v L v = αv +L +α v α L α ∈F

Ilustrasi untuk konsep kombinasi linear dan span yang didefinisikan di atas, akan diperlihatkan pada contoh di bawah ini.

Contoh 1.2

Pandang vektor-vektor di ¡ 4 berikut.

1 2 1 3 2 v       =      , 2 2 1 2 1 v       =       , 3 1 0 0 1 v       =       , 4 0 1 2 0 v       =      , 5 0 1 1 0 v       =      .

(6)

Karena v1=2v3+2v4v51= 2, α2=2 dan α3= −1) maka vl merupakan kombinasi linear dari v3, v4 dan v5.

Jadi, v1span v v v { ,3 4, 5}, tetapiv2span v v v{ ,3 4, 5}, karena Sistem Persamaan Linear (SPL) berikut:

2 1 2 2 1 α β γ β γ α =   + =   + =   =

tidak memiliki solusi, dengan kata lain v tak dapat ditulis sebagai 2 kombinasi linear dari v v3, 4dan .v 5

Pandang himpunan Fp, yang telah dibahas di atas, beserta operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Maka, dapat ditunjukkan bahwa:

(i) ∀u v w, , ∈Fp berlaku sifat-sifat berikut:

1. u+ ∈v Fp (sifat tertutup) 2. u + v = v + u (sifat komutatif) 3. ( u + ) v + w = u + ( v + )w (sifat asosiatif) 4. 0 0 0 0 p u u     ∃ = ∈ ∋ + =     r r M F (vektor nol)

5. ∃ − ∈u Fpu+ − =( u) 0r (−u vektor balikan dari u) (ii) ∀u v, ∈Fp dan α β, ∈F berlaku

1. α ∈u Fp

2. 1 . v = v

3. α (u + v) = αu + αv 4. (α +β)v = αv + βv 5. (αβ)v = α (βv)

(7)

Berikut ini akan kita definisikan pengertian ruang vektor atas lapangan

F secara umum.

Definisi 1.3

Suatu ruang vektor V atas lapangan F adalah himpunan tak hampa V, yang memuat vektor 0r dan dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar sehingga dipenuhi:

(i) ∀u v w, , ,∈V, berlaku 1. ( ) 2. ( ) 3. ( ) ( ) ( ) 4. 0 ( ) 5. ( ) 0 ( ) u v V sifat tertutup u v v u sifat komutatif u v w u v w sifat asosiatif u u vektor nol

u V u u u vektor balikan dari u

+ ∈  + = +   + + = + +   + =   ∃ − ∈ ∋ + − =  r r

(ii) u v, ,∈V dan α β, ∈F berlaku

1. 2. 1 . 3. ( ) ( ) 4. ( ) ( ) 5. ( ) ( ) u V v v u v u v sifat distributif v v v sifat distributif v v α α α α α β α β αβ α β ∈   =  + = +   + = +  = 

Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan ruang vektor adalah ruang vektor atas lapangan F. Dengan lapangan Fadalah ¡ atau £ , kecuali dengan keterangan yang lebih spesifik.

Setelah kita paham dengan apa yang dimaksud dengan ruang vektor, mari kita lihat salah satu sifat yang berlaku di ruang vektor pada teorema berikut.

Teorema 1.1

Misalkan V suatu ruang vektor. Maka untuk 0, − ∈1 F berlaku: (i) 0v=0,r ∀ ∈v V

(8)

Bukti:

Misalkan vVsebarang, maka

(i) 0v=(0+0)v=0v+0v (sifat distributif) 0v + ( (0v)) = (0v + 0v) + ( (0v))

0 =0v+

(

0v+ −

(

(0 )v

)

)

r

(vektor balikan dari 0v) 0r =0v+0r 0r =0v (vektor nol) (ii) 0r =0v=

(

1+ −( 1)

)

v=1.v+ −( 1)v 0r = + −v ( 1)v − + = − + + −v 0r v v ( 1)v − = − +v ( v v)+ −( 1)v − = + −v 0r ( 1)v − = −v ( 1)v

Sekarang timbul pertanyaan, apakah subhimpunan dari suatu ruang vektor juga merupakan ruang vektor? Untuk itu, mari kita simak definisi di bawah ini.

Definisi 1.4

Pandang subhimpunan tak hampa U dari suatu ruang vektor V. Kita katakan U sebagai subruang dari V, jika U juga merupakan ruang vektor dengan operasi yang sama seperti operasi di V.

Sekarang akan kita lihat suatu lemma yang lebih operasional untuk menyelidiki apakah suatu subhimpunan tak hampa dari suatu ruang vektor merupakan subruang dari ruang vektor tersebut.

Lemma 1.1

Suatu subhimpunan tak hampa U dari suatu ruang vektor V merupakan suatu subruang, jika dan hanya jika,

(i) jika , 1 2 maka 1 2

(ii) jika dan , maka .

u u U u u U

u U u U

α α

∈ + ∈

(9)

Bukti:

Misalkan V suatu ruang vektor dan U adalah subruang dari V maka U juga merupakan ruang vektor (berdasarkan Definisi 1.4), sehingga (i) dan (ii) jelas dipenuhi.

Sebaliknya, misalnya (i) dan (ii) dipenuhi untuk U V. Karena U tak hampa maka terdapat uU. Dari Teorema 1.1 maka 0u= ∈0r U (karena V suatu ruang vektor). Sifat-sifat ruang vektor dan sifat-sifat yang lain jelas dipenuhi.

Jadi, U merupakan subruang dari ruang vektor V.

Untuk pemahaman lebih lanjut tentang konsep ruang dan subruang vektor maupun konsep-konsep yang berhubungan dengan ruang dan subruang vektor ini, baik kita perhatikan beberapa ilustrasi pada Contoh 1.3 di bawah ini.

Contoh 1.3

(1) Misalkan A suatu matriks, dengan unsur pada lapangan F, berukuran m × n. Pandang ruang baris A yaitu span{ , rl ⋯, }rm , dengan merupakan

l, , m

rr baris matriks A.

Maka span { ,rl ⋯, }rm merupakan subruang dari Fn. Ruang kolom A

yaitu Span { ,k1⋯,kn}, dengan k1,⋯,kn merupakan kolom-kolom

matriks A, merupakan subruang dari Fm.

(2) Pandang himpunan P yang diekspresikan sebagai

1 0 1 1 n n n n x x x α α α − α − + +L + +

dengan α α0 1,L ,α ∈n F dan n bilangan bulat positif.

Operasi penjumlahan dan perkalian skalar didefinisikan sebagai berikut:

01x+L +αn1xn−1+αnxn)+(β01x+L + βs1xs−1+ βsxs) 0 0 0 ( ) n s m i i i i i i i i i i x x x α β α β = = = =

+

=

+ , dengan m = maks (n,s)

(10)

1 0 1 1 ( x n xn nxn) α α α α − α − + +L + + 0 0 . n n i i i i i i x x α α αα = = =

=

Maka, dengan operasi seperti di atas, P merupakan ruang vektor dan disebut ruang suku banyak berderajat hingga.

(3) Pandang Mm×n (F) = himpunan semua matriks berukuran m × n dengan

unsur di F. Dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar biasa, Mm× n (F) merupakan suatu ruang vektor.

Misalkan K={ AMm n× ( ) F At = −A }⊂Mm n× ( ).F

Akan kita selidiki apakah K merupakan subruang dari Mm× n (F). Jelas,

K≠ ∅, karena matriks O berukuran m×n merupakan unsur K. Misalkan , A BK dan α∈F. Berarti At =A dan Bt = −B.

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ). t t t t t A B A B A B A B A B A A A A α α α α + = + = − + − = − + = − + = = − = − Berarti A+ ∈B K dan αAK.

Jadi, K merupakan subruang dari Mm× n (F).

(4) Misalkan L={A M2 2× ( )F A−1ada}⊂M2 2× ( ).F Pandang 1 0 1ada, berarti 0 1 A=   AAL   1 1 0 ada, berarti 0 1 B= −  BBL −   Tetapi 0 0 0 0 A+ B =

  tak memiliki invers, berarti A+ ∉B L. Jadi, L bukan merupakan subruang dari M2 2× ( )F .

(11)

(5) Pandang V =

{

f :RR f pemetaan

}

Didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian skalar sebagai berikut: Misalkan f dan gdiV;α∈¡ maka

1) (f+g) ( )x =f x( )+g x( ), ∀ ∈x R 2) (αf) ( )x

(

f x( ) ,

)

∀ ∈x ¡ Pandang dengan: : 0, O O V x x →  ∈  ∀ ∈  a R R R

Misalkan fV sebarang maka

(

O+f

)

( )x =O x( )+ f x( )= +0 f x( )= f x( ), ∀ ∈x ¡ Jadi, kita mempunyai O+ =f f, ∀ ∈f V .

Pandang − ∈f V dengan:

(

)

: ( ) , f x f x x − →   − ∀ ∈  a R R R Maka

(

f + −( f) ( )

)

x = f x( ) (+ −f)( )x

(

)

( ) ( ( ) 0 ( ), f x f x O x x = + − = = ∀ ∈R Jadi, f + −( f)=O.

Maka V dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar di atas

merupakan suatu ruang vektor atas ¡ .

(6) Misalkan V suatu ruang vektor atas F. Misalkan pula v v1, 2,L ,vn vektor-vektor di V.

Maka, span { ,v v1 2,L ,vn} akan membentuk subruang dari V.

(12)

(

)

1 1 1 dan n n i i i i i i n i i i i x v y v x y v α β α β = = =  = =     + = +  

demikian sehingga,

{

1, 2, , n

}

x+ ∈y span v v L v ...……….. (1.1) Kemudian, misalkan α∈F, maka

1 . n i i i x v α αα = =

Jadi,

{

1, 2, , n

}

x span v v v α ∈ L ………...….. (1.2)

∴ Dari (1.1) dan ((1.2) maka span v v

{

1, 2,L ,vn

}

merupakan subruang

dari V.

Setelah membaca materi subpokok bahasan di atas, cobalah kerjakan latihan berikut agar pemahaman Anda lebih mantap.

1) Tentukan subhimpunan dari ¡ n yang merupakan subruang a)

{

( ,r1L ,rn) r1+2r2+3r3+L +nrn=0

}

b)

{

( ,r1L ,rn) r12+r22+L + =rn2 1

}

Jelaskan jawaban Anda.

2) Tentukan subhimpunan dari ruang fungsi kontinu dari R ke R yang merupakan subruang

a)

{

f:RR f kontinu f x, ( )= −f (−x) , ∀ ∈x R

}

b)

{

f:RR f kontinu f solusi dari PD y", + =y' 2y

}

L A T I H A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

(13)

3) Misalkan V suatu ruang vektor. Diketahui w v, 1,L ,vn di V dan w merupakan kombinasi linear dari v1,L ,vn. Tunjukkan

{

, ,1 , n

}

span w v L v = span v

{

1,L ,vn

}

4) Misalkan V suatu ruang vektor. Misalkan pula K dan L subruang dari V sehingga dipenuhi V = K + L. Tunjukkan K L = {0}, jika dan hanya jika penulisan setiap vektor di V sebagai hasil tambah dari vektor-vektor di K dan L adalah tunggal.

K+ = +L {k l k K l L∈ , ∈ }

Agar latihan Anda terarah dengan baik dan dapat memperkirakan hasil latihan Anda, bacalah rambu-rambu jawaban Latihan.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) a) Tulis S =

{

( ,r1 L ,rn)∈Rn r1+2r2+L +nrn=0

}

i) jelas S ⊂ n

¡

ii) (0,L , 0)∈S . Jadi S≠ ∅.

iii) Misalkan ( ,r1L ,rn)∈S, berarti r1+2r2+L +nrn=0 dan ( ,s1 L ,sn)∈S berarti: 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 0 ( ) 2( ) ( ) ( 2 ) ( 2 ) 0 0 0 n n n n n s s ns r s r s n r s r r nr s s ns + + + = + + + + + + = + + + + + + + = + = L L L L Jadi, ( ,r1L ,rn) ( ,+ s1L ,sn)=(r1+ s1,L ,rn+sn)∈S.

iv) Misalkan ( ,r1L ,rn)∈S berarti r1+2r2+L +nrn =0 dan . α∈R 1 2 2 n (1 22 n) .0 0. r r n r r r nr α + α +L + α =α + +L + =α = Jadi α( ,r1L ,rn)=(αr1,L ,αrn)∈S

(14)

b) Tulis K =

{

( ,r1L , )rnRn r12+L +rn2=1

}

Pandang (1, 0,L , 0)∈¡ n dan 1 + 0 +2 2 L + 0 = 12 . Jadi, (1,0, L ,0) ∈K

Pandang pula (0,1, 0,L , 0)∈Rn dan 0 + 1 + 0 +2 2 2 L + 0 = 12 . Jadi, (0,1,0, L ,0)∈K, (1,0,L ,0) + (0,1,0,L ,0) = (1,1,0,L ,0). Tetapi, 1 + 1 + 02 2 2+L + 02 ≠ 1 sehingga

(1,0, L ,0) + (0,1,0, L ,0) ∉K Jadi, K bukan subruang dari ¡ n.

2) a) Tulis K =

{

( :f RR f kontinu, f x( )= − f(− ∀ ∈x) x R

}

i) Pandang f x( ) 0,= ∀ ∈x ¡. Jelas f kontinu di ¡ . Maka − − = − =f ( x) 0 0.

Jadi, f x( )= − f(− ∀ ∈x), x ¡ . Berarti fK.

K

∴ ≠ ∅

ii) Misalkan fK, berarti f kontinu di ¡ dan

( ) ( ) , .

f x = − −f x ∀ ∈x R ,

gK berarti g kontinu di ¡ dan g x( )= − −g( x) , ∀ ∈x R. Misalkan pula α∈R. ( )( ) ( ) ( ) ( )

[

( )

]

( )( ), dan kontinu . f g x f x g x f x g x f g x x f g di + = + = − − + − − = − + − ∀ ∈¡ + ¡ Jadi, f+ ∈g K ( )( ) ( ( )) ( ( )) ( ( )) dan kontinu . f x f x f x f x f di R α α α α α = = − − = − − Jadi, α ∈f K.

∴ subruang dari ruang fungsi kontinu dari ke .K R R

b) Tulis K=

{

f : RR f kontinu, f solusi PD y" + y'=2 y

}

i) Pandang

: dengan ( ) 0, . Jelas kontinu di .

f RR f x = ∀ ∈x R f R

0.

(15)

solusi PD 2 . . . f y" y' y f L L ∴ + = ∴ ∈ ∴ ≠∅

ii) Misalkan fL, berarti f kontinu di R dan f"+ =f' 2 .f Misalkan pula gL, berarti g kontinu di R dan

2 . g"+ =g' g Misalkan α∈R. (f +g ") +(f +g ') = f"+g"+ + =f' g' 2f +2g=2(f +g). f +g kontinu di R. . f g L ∴ + ∈ (αf ") +(αf ') =αf"f' =α(f"+ f')=α(2 )f =2αf. . f L L α

∴ ∈ ∴ subruang dari fungsi kontinu dari ¡ ke¡ . 3) Misalkan xspan w v

{

, , ,1 v2 L ,vn

}

maka xw+α1 1v + +L αn nv

untuk suatu α α α, 1, 2,L , α ∈n R. Tetapi, w kombinasi linear dari

1 , 2, , n. v v L v

Berarti wv12 2v + +L βn nv untuk suatu β β1, 2,L ,β ∈n R.

Jadi, x=α β( 1 1v + +L βn nv )+α1 1v + +L αn nv =(αβ α1+ 1)v1+ +L (αβ αn+ n) .vn 1 1 1 { , , } { , , , } { , , }. n n n x span v v span w v v span v v ∴ ∈ ∴ ⊆ L L L

Misalkan yspan v{ ,1L ,vn}. Berarti y = γ1 1v + +L γn nv untuk suatu

1, , n . γ L γ ∈R y1 1v + +... γn nv1 1v + +... γn nv +0 .w 1 1 1 { , ,..., }. { ,..., } { , ,..., }. n n n y span w v v span v v Span w v v ∴ ∈ ∴ ⊆ 1 1 { ,..., n} { , ,..., n}. span v v span w v v ∴ =

4) (⇒) Misalkan xV sebarang dengan x = k1 + l1 = k2 + l2 untuk k1, k2K dan l l1, 2L. Maka k1− = −k2 l2 .l1

(16)

Tulis y= − = −k1 k2 l2 .l1 Karena K dan L subruang, maka k1− ∈k2 K dan l2− ∈l1 L.

∴ ∈ ∩y K L. Tetapi K∩ =L {0}.

∴ = − = −y k1 k2 l2 l1 =0. Jadi, k1=k2 dan l1=l2.

Jadi, penulisan setiap vektor x di V sebagai hasil tambah dari vektor-vektor di K dan L adalah tunggal.

(⇐) Misalkan x∈ ∩K Lsebarang. Berarti xK dan xL. xK, maka x= x + 0 dengan xK dan 0∈L.

,

xL maka x= + 0 x dengan 0∈K dan xL.

Tetapi penulisan xV sebagai hasil tambah dari vektor-vektor di K dan adalah tunggal. Jadi, x = 0.

K L {0}.

∴ ∩ =

Pada bagian ini Anda telah mempelajari struktur himpunan yang merupakan dasar dari mata kuliah ini. Ruang vektor disebut juga sebagai struktur ruang linear, karena pada ruang tersebut kita mengerjakan operasi tambah.

Objek atau elemen dari ruang vektor tersebut secara umum tidak harus berbentuk vektor, seperti yang kita kenal. Seperti terlihat pada subpokok bahasan ini, elemen dari ruang vektor dapat berupa matriks, fungsi dan lain sebagainya.

1) Apakah

(

)

1 3 2 0 0 a H b ax bx c dx c       = ∈ + + =        

R merupakan ruang vektor?

(Jelaskan jawaban Anda)

R A N G K U M A N

T E S F O R M A T I F 1

(17)

2) Tentukan subhimpunan dari Fn di bawah ini yang merupakan subruang dari Fn: (Jelaskan jawab Anda!)

a) 3 0 u v u v w w       ∈ + + =           F b) 3 1 u v u v w w       ∈ + + =           F c) u 2 u v 0 v      ∈ =        F  d) u 2 u2 v2 0 v      ∈ + =        R  e) u 2 u2 v2 0 v      ∈ + =        £ 

3) Mana yang merupakan subruang dari ruang vektor Mn n× ( ) F berikut, (Jelaskan jawab Anda!).

a) Subhimpunan dari Mn n× ( ) F yang memiliki rang 1 (satu). b) Subhimpunan yang memiliki rang 0 (nol).

c) Matriks-matriks yang merupakan solusi dari persamaan

2

.

n M +M = I

d) Matriks-matriks M yang memenuhi t . MM =O

4) Misalkan V suatu ruang vektor. Misalkan pula aVdan α∈F. Tunjukkan bahwa:

a) (−α)( )a = −(αa)

b) α(− = −a) (αa)

c) (−α)(− =a) αa

Petunjuk: Sebelum Anda mengerjakan soal 4 di atas, terlebih dahulu tunjukkan sifat berikut:

(18)

5) Misalkan V suatu ruang vektor. Misalkan pula K dan L masing-masing subruang dari V.

a) Selidiki apakah KL membentuk subruang dari V. b) Selidiki pula apakah KL membentuk subruang dari V. c) Jika K+ =L

{

k l k+ ∈K l, ∈K

}

selidiki apakah K+L

merupakan subruang dari V. Jelaskan jawab Anda. (Jika "ya" tunjukkan dan jika "bukan" berikan contoh).

6) Misalkan U U dan W masing-masing subruang dari suatu ruang 1, 2 vektor V.

a) Buktikan (U1W)+ (U2W)⊆(U1+U2)∩W.

b) Buat suatu contoh di F2 yang menunjukkan bahwa kesamaan pada (a) tidak berlaku.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100%

(19)

Kegiata n Be laj ar 2

Bebas Linear

ari kita pandang subruang-subruang dari ¡ 2 berikut:

{

1 , 1 , 2 , 1

}

1 1 6 5 K =span     −                ,

{

1 , 2

}

dan

{

1 , 1

}

3 6 3 3 K '=span −   K "=span     −          .

Maka, dapat ditunjukkan K =K′′ , tetapi KK′.

Mengapa terjadi demikian? Mengapa subruang yang dibangun oleh 4 (empat) vektor, sama dengan subruang yang dibangun oleh 2 (dua) vektor?

Untuk masalah di atas kita katakan K dibangun oleh

1 1 2 1 , , dan 1 1 6 5   −                             

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan dijawab dalam subpokok bahasan ini. Kunci jawaban ada pada konsep bebas linear.

Definisi 1.5

Misalkan V suatu ruang vektor. Himpunan vektor-vektor v v1, 2,L ,vn di V dikatakan bebas linear di V, jika kombinasi linear

1 1v n nv 0

α +L +α = hanya dipenuhi oleh α12=L =αn =0.

Jika

{

v v1, 2,L ,vn

}

tidak bebas linear, kita katakan bergantung linear. Berikut ini mari kita perhatikan suatu sifat yang cukup menarik dari himpunan vektor-vektor bergantung linear dan bebas linear di V yang diberikan oleh Lemma 1.2 dan Lemma 1.3 di bawah ini.

(20)

Lemma 1.2.

Misalkan V suatu ruang vektor. Misalkan pula

{

v v1, 2,...,vn

}

bergantung linear di V. Maka, terdapat j dengan 1≤ ≤j n sehingga vj

merupakan kombinasi linear dari v v1, 2,L ,vj−1,vj+1,L ,vn.

Bukti:

1, 2, , n

v v L v bergantung linear. Berarti terdapat α ≠j 0; 1≤ ≤j n sehingga

1 1v + 2v2+⋯+ jvj+⋯+ n nv =0 α α α α 1 1 1 1 1 1 jvj v jvjj+vj+ n nv ⇔ α = −α −⋯−α −α −⋯−α 1 1 1 1 1 1 j j n j j j n j j j j v vv + v v − + ⇔ = −α α −⋯−α α −α α −⋯−α α 1 1 1 1 1 1 j j j j j n n v β v β v β + v+ β v ⇔ = +L + + + +L dengan i i j = −α

β α dan ij atau dengan penulisan lain, yaitu 1 . n j i i i i j v β v = ≠ =

Lemma 1.3

Misalkan V = span

{

w w1, 2,⋯,wn

}

suatu ruang vektor. Misalkan pula

{

v v1, 2,⋯,vr

}

bebas linear di V. Maka r n.

Bukti:

Akan kita buktikan dengan menggunakan kontradiksi.

Andaikan r > n. Misalkan vii1w1i2w2+⋯+αinwn, ∀ =i 1,⋯, .r Pandang kombinasi linear β1 1v +L +βrvr=0, maka

1=⋯= r =0

(21)

Selanjutnya

(

)

(

)

1 11w1 12w2 1nwn r r1w1 r2w2 rnwn 0 β α +α +L +α +L +β α +α + L +α = atau

(

α β α β11 1+ 21 2+ L +α βr1 r

)

w1+ L +

(

α β α β1n 1+ 2n 2+ L +α βrn r

)

wn =0 atau 11 1 21 2 1 12 1 22 2 2 1 1 2 2 0 0 0 r r r r n n rn r α β α β α β α β α β α β α β α β α β + + + =   + + + =     + + + =  L L M L

Tetapi SPL homogen di atas terdiri dari n persamaan dan r variabel, dengan r > n. Maka, SPL di atas memiliki solusi tak hingga banyak (lihat BMP Aljabar Linear Elementer). Hal ini bertentangan karena { ,v1, }vr bebas

linear. Jadi, haruslah rn.

Untuk pemahaman lebih baik tentang konsep bebas dan bergantung linear dari himpunan vektor-vektor di suatu ruang vektor, perhatikan contoh-contoh berikut ini.

Contoh 1.4

(1) Pandang ruang fungsi V=

{

f:RR f pemetaan

}

.

Misalkan f x( ) 1,= g x( )=ex danh x( )=e2x adalah fungsi-fungsi di V. Akan ditunjukkan bahwa

{

f g h, ,

}

bebas linear di V.

Untuk menunjukkan kebebaslinearan

{

f g h, ,

}

, pandang kombinasi linear:

αfgh=O

Jadi,

fgh x) ( )=αf x( )+βg x( )+γh x( )

(22)

Selanjutnya, untuk x = 0, x = 1 dan x = 2, kita peroleh SPL berikut: 2 2 4 0 0 0 e e e e α β γ α β γ α β γ + + =   + + =   + + = 

Dapat ditunjukkan bahwa solusi SPL di atas adalah α β γ= = =0.

Jadi

{

f g h, ,

}

bebas linear.

(2) Pandang ruang fungsi seperti pada Contoh 1.4 nomor (1) di atas. Misalkan

2 2

1( ) cos , 2( ) sin dan ( ) cos 2 .3

f x = x f x = x f x = x

Kita ketahui bahwa: cos 2x=cos2x−sin2x (ini berarti cos 2x

merupakan kombinasi linear dari cos2x dan sin2x), maka berdasarkan Tes Formatif 2 nomor 2 (kebalikan Lemma 1.2) kita peroleh {f1,f2,f3}

bergantung linear.

Setelah membaca materi subpokok bahasan di atas, cobalah kerjakan latihan berikut agar pemahaman Anda lebih mantap.

1) Diketahui V suatu ruang vektor atas lapangan F. Tunjukkan kebalikan Lemma 1.2 senantiasa berlaku.

2) Diketahui V suatu ruang vektor atas lapangan F. Diketahui pula

{

1, 2, , n

}

X= x x L x bebas linear di V. Selidiki apakah

{

x x1, 2,L ,xn

}

bebas linear di V. Jelaskan jawaban Anda!

L A T I H A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

(23)

3) Diketahui seperti soal nomor 2. Misalkan pula yV. Selidiki apakah

{

x x1, 2,L ,xn,y

}

bebas linear di V. Jelaskan jawaban Anda.

4) Diketahui V suatu ruang vektor atas lapangan F. Diketahui pula

{

1, 2, , m

}

Y = y y L y membangun V. Selidiki apakah

{

y2,y3,L ,ym

}

membangun V. Jelaskan jawaban Anda.

5) Diketahui seperti soal nomor 4. Misalkan pula zV . Selidiki apakah

{

y y1, 2,L ,ym,z

}

membangun V. Jelaskan jawaban Anda.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) 1 1 1 1 1 1 1 0 n j i i j j j j j n n i i j v αv αv α v v α +v + α v = ≠ =

⇔ +L + − + + +L = ⇔α1 1v +L +αj1vj1+ −( 1)vjj+1vj+1+ +L αn nv =0

Jadi terdapat αj = − ≠1 0 di Fsehingga

1 0. n i i i v α = =

Jadi,

{

v1,⋯, vj1, , vj vj+1,⋯, vn

}

bergantung linear. 2) Pandang kombinasi linear

2 2x n nx 0 α + +L α = ……… (1.3) Maka, 2 2 1 2 2 0=α x +⋯+αnxn=0xx +⋯+αnxn. ………… (1.4) Tetapi, { , x1 L ,xn } bebas linear di V. Maka kombinasi linear (1.4) hanya dapat dipenuhi oleh α2 =⋯= αn =0. Jadi kombinasi linear (1.3) hanya dipenuhi oleh α2 =L = αn =0. Jadi, {x2,L , } xn bebas linear di V.

3) Kasus 1.

Jika yspan x{ ,1L ,xn}, maka y1 1x + +L αn nx untuk αl,n di F. Menurut soal nomor 1 di atas, maka { ,x1 ,x yn, } bergantung linear.

(24)

Kasus 2.

Jika yspan x{ ,1⋯,xn}, andaikan { ,x1 ⋯,x yn, } bergantung linear.

Maka terdapat β1, ⋯ , βi1i+1,⋯,β γn, di ,R sehingga

1 . n i j j j j i x β x γ y = ≠

=

+ Jelas γ ≠ 0, karena jika = 0, γ maka

1 n i j j j j i x β x = ≠

=

dan ini berarti { ,x1 , }xn bergantung linear. Hal ini bertentangan dengan { ,x1, }xn bebas linear.

0. γ ∴ ≠ Jadi, 1 1 1 . n i j j j j i y γ− x γ− β x = ≠ = −

Ini berarti, yspan x{ ,1 ⋯,xn}. Hal ini bertentangan dengan

1

{ , , n}.

yspan xx Jadi haruslah { ,x1 ⋯,x yn, } bebas linear.

4) Kasus 1.

1 { 2, , n}.

yspan yy Maka y1∈V tidak dapat ditulis sebagai

kombinasi linear dari {y2,⋯,yn}. Jadi {y2,⋯,yn} tidak membangun

V. Kasus 2.

1 { 2, , n},

yspan yy maka terdapat β2,⋯,βndiF sehingga

1 2 2 n n.

yy +⋯+β y Sekarang misalkan xV sebarang,

1

{ ,y , }yn membangun V berarti terdapat α1,, αn diF sehingga

1 1 n n x= α y +⋯+α y 1( 2y2 nyn) 2y2 nyn = α β +⋯+β +α +⋯+α 1 2 2 2 1 ( )y ( n n)yn. = α β +α +⋯+ α β +α

Jadi setiap vektor di V dapat ditulis sebagai kombinasi linear dari

2

{y ,⋯, }.yn Jadi {y2,⋯, }yn membangun V.

5) Misalkan x V∈ sebarang dan { ,y1 ,ym} membangun V. Berarti terdapat α1,⋯ ,αm diF sehingga

1 1 m m 1 1 m m 0 ; .

(25)

Jadi setiap vektor di V dapat ditulis sebagai kombinasi linear dari

1, , m, .

y y z Jadi { ,y1 ,ym, } z membangun V.

Pada bagian ini Anda telah mempelajari sifat bebas linear dan bergantung linear dari kumpulan vektor. Pada kumpulan vektor yang bebas linear, tidak akan berubah sifatnya walaupun anggota dari vektor tersebut dikalikan dengan skalar tidak nol.

1) Misalkan V suatu ruang vektor atas lapangan F. Misalkan pula {u, v, w} bebas linier di V. Tunjukkan {u v v w u w+ , + , + }bebas linier di V dan

span {u, v, w} = span {u v v w u w+ , + , + }.

2) Misalkan V suatu ruang vektor atas lapangan F. Misalkan pula

1 2 { ,v v ,L ,vn}vektor-vektor di V. Jika 1 1 1 j j j i v α v = ≠ =

Tunjukkan bahwa { ,v v1 2,L ,vn} bergantung linear.

3) Misalkan V suatu ruang vektor atas lapangan F. Misalkan pula

1

{ ,v L ,vn} bebas linier di V dan vspan v v{ ,1 2,L ,vn}. Tunjukkan bahwa

{

v1+ v v, 2+v,L ,vn+v

}

bebas linier.

4) Misalkan V = span { ,v v1 2,L ,vn}dan w w1, 2,L ,wnV dengan m > n. Tunjukkan

{

w w1, 2,L ,wm

}

bergantung linier.

5) Misalkan

{

v v1, 2,L ,vn

}

bebas linier di . n

R Misalkan pula A suatu matriks berukuran n × n dan A memiliki invers.

Tunjukkan

{

Av1, Av2,L , Avn

}

bebas linear. R A N G K U M A N

T E S F O R M A T I F 2

(26)

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100%

(27)

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1) Karena H subhimpunan tak hampa dari ¡ 3, maka untuk menyelidiki apakah H ruang vektor, cukup diselidiki apakah H Subruang dari

3

¡ dengan menggunakan Lemma 1.1. 2) a) subruang. b) bukan subruang. c) bukan subruang. d) bukan subruang. e) bukan subruang. 3) a) bukan subruang. b) subruang. c) bukan subruang. d) bukan subruang.

4) Pertama-tama akan ditunjukkan bahwa pada lapangan F berlaku 0.α=0 , ∀ ∈α F 0.α= +(0 0)α=0α+0.α (0. ) 0. (0. ) 0. 0. 0 0 0. 0 0. α α α α α α α − + = − + + = + =

Berikutnya akan ditunjukkan bahwa pada lapangan F berlaku

( 1) , ( 1) ( 1) 1. ( 1 1) 0 0 α α α α α α α α α − = − ∀ ∈ − + = − + = − + = = F ( 1)α α ∴ − = − a) (− +α α) .a= − +( α α)a 0. 0 ( 1) ( ) a a αa = = ∴ − = −

(28)

b) α(− +a) α a=α(− +a a) . 0 0 ( a) ( a) α α α = = ∴ − = − − c) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 0 0 ( ) ( ) a a a a a α α α α α α − − + − = − − + = − = ∴ − − = − 5) a) ya. b) tidak selalu. c) ya. 6) a) Ambil x

(

U1I W

) (

+ U2I W

)

.

Misalkan x= +y z dengan yU1I W dan zU2I W . Karena yU1 dan zU2, maka x= + ∈y z U1+U2. Karena yW dan zW , maka x= + ∈y z W . Jadi

x

=

y

+

z

(

U

1

+

U

2

)

Ι

W

.

b) Silakan dicoba sebagai latihan.

Tes Formatif 2

1) a) Pandang kombinasi linear

(

u v

) (

v w

) (

u w

)

0

α + +β + +γ + =

(

α γ

) (

u α β

) (

v β γ

)

w 0

∴ + + + + + =

Karena

{

u v w bebas linear, maka , ,

}

0 α γ α β β γ+ = + = + = 0. α β γ ∴ = = =

.

b) Misalkan xspan u v w

{

, ,

}

. Jadi xuvw =α′

(

u+ +v

)

β′

(

v+w

)

+γ′

(

u+w

)

=

(

α γ′+ ′

) (

u+ α β′+ ′

) (

v+ β γ′+ ′

)

w

Karena

{

u v w bebas linear, maka , ,

}

(29)

2)

{

v1,L ,vn

}

V . 1 n i j j j j i v α v = ≠ =

1 0 n j j i j j i v v α = ≠ ∴

− = 1 0

∴ ∃− ≠ sedemikian hingga kombinasi linear di atas sama dengan nol.

{

v1, ,vn

}

∴ L bergantung linear.

3) Pandang kombinasi linear

(

)

(

)

(

)

1 v1 v 2 v2 v n vn v 0. α + +α + + +L α + =

(

)

1 1v n nv 1 2 n v 0. α α α α α ∴ + +L + + + +L = Jika α1+ +L αn ≠0, maka

(

) (

1

)

1 2 n 1 1v n nv v α α+ + +L α − −α − −L α =

{

1, , n

}

. v span v v ∴ ∈ L .

Hal ini bertentangan dengan vspan v

{

1,L ,vn

}

.

1 2 n 0 α α α ∴ + + +L = 1 1v n nv 0 α α ∴ + +L =

Karena

{

v1,L ,vn

}

bebas linear, maka

0

2 1

=

α

=

=

α

=

α

Λ

n

{

v

+

v

v

n

+

v

}

1

,

Λ

,

bebas linear. 4) Misalkan 1 n i ij j j w α v = =

, i=1,L ,m Pandang kombinasi linear

1 0 m i i i w β = =

(

)

(

)

1 11 1v 1n nv m m1 1v mn nv 0 β α + +L α + +L β α + +L α =

(

β α1 11+β α2 21+ +L β αm m1

)

v1+ +L

(

β α1 1n+ +L β αm mn

)

vn =0

(30)

Jika

{

v1,L ,vn

}

bebas linear, maka 1 11 m m1 0 β α + +L β α =

Μ

1 1n m mn 0 β α + +L β α = .

m anu dan n persamaan, dengan m>n.

SPL homogen memiliki tak hingga banyak jawab.

{

w1, ,wm

}

∴ L bergantung linear.

Jika

{

v1,L ,vn

}

bergantung linear maka dapat direduksi menjadi subhimpunan yang bebas linear. Proses selanjutnya sama dengan di atas.

5) Pandang kombinasi linear

1Av1 nAvn 0

α + +L α =

(

1 1 n n

)

0

A αv + +L α v = Karena A−1 ada, maka

1 1v 2 2v n nv 0

α +α + +L α =

Karena

{

v1,L ,vn

}

bebas linear, maka α α1= 2=L =αn =0

{

Av1, ,Avn

}

(31)

Daftar Pustaka

Bill Jacob. (1990). Linear Algebra. W.H. Freeman and Company.

Leon, SJ, (1990). Linear Algebra with Application. MacMilan Publishing Company.

Strang, G. (1988). Linear Algebra and Its Application. 3rd edition Academic Press.

Curtin, CW. (1984). Linear Algebra An Introduction Approach. Undergraduate Text in Mathematics Springer verlag.

Gambar

Ilustrasi  untuk  konsep  kombinasi  linear  dan  span  yang  didefinisikan  di  atas, akan diperlihatkan pada contoh di bawah ini

Referensi

Dokumen terkait

Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Total Aset Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga dan Prinsip Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Bank-Bank Umum Syariah di Sumatera Utara”

 the basal cell layer (stratum germinativum), the squamous cell layer (stratum spinosum), the granular cell layer (stratum granulosum), a the cornified or horny cell layer (stratum

Bumiputera cabang Serang untuk meningkatkan loyalitas nasabah terhadap produk unggulannya yaitu asuransi pendidikanAJB Bumiputera yang pada saat ini lebih memfokuskan kepada

Komposisi ukuran cakalang yang ter- tangkap dengan pole and line pada kedua zona memiliki pola yang hampir sama yaitu Januari mengalami peningkatan ukuran sam- pai

Kegiatan ini merupakan terobosan ISSEI untuk membekali siswa-siswi sekolah Insan Teladan agar mempunyai pandangan yang luas, aktif memberikan solusi, saling berbagi pemikiran

1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH D.I. Wujud Produksi/Production : Biji Kering/Dried Seeds.. Jumlah Luas Areal dan Produksi Kakao Perkebunan Rakyat, Besar Negara dan

Pored sekundarnih učinaka obraćenja na distribuciju moći, otvoren je drugi put koji je nastao kad su se protestantski nekonformisti dogovorili s misliocima Pro- svjetiteljstva o

Kajian ini memberikan rekomendasi diantaranya: (1) sekolah sebaiknya melakukan pemutusan rantai kekerasan dengan menciptakan momen orientasi yang bebas kekerasan dan