• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Pada Siswa Kelas IV SDN Kalukunangka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Pada Siswa Kelas IV SDN Kalukunangka"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Membaca Pada Siswa Kelas IV

SDN Kalukunangka

Arifuddin, Efendi, dan Yun Ratna Lagandesa

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Membaca pada siswa kelas IV SDN Kalukunangka melalui penerapan Metode pembelajaran Diskusi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 April sampai dengan 15 Mei 2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian siklus I diperoleh tuntas individu 20 siswa dan tidak tuntas individu 8 siswa dari jumlah siswa sebanyak 28 dengan prensentase daya serap klasikal 68 % dan ketuntasan belajar 71,4%. Pada siklus II diperoleh peningkatan pada ketuntasan individu menjadi 26 siswa dan tidak tuntas sebanyak 2 siswa dari 28 siswa dengan presentase daya serap klasikal 83 %.Dan presentase ketuntasan belajar 96,4%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penerapan Metode pembelajaran diskusi di Sd Negeri Kalukunangka dapat meningkatkan hasil belajar Membaca.

Kata Kunci: Pembelajaran Diskusi, Hasil Belajar Membaca.

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi memberikan wahana yang memungkinkan Bahasa Indonesia berkembang dengan pesat. Sehingga dapat menggugah para pendidik dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang telah terarah pada penguasaan konsep Bahasa Indonesia dan dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan Bahasa Indonesia, diperlukan peningkatan kreativitas sumber daya manusia. Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan.

Pendekatan yang ada dalam kurikulum antara lain adalah dengan pembelajaran diskusi. Hal ini berarti bahwa proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di SD tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran perilaku, akan tetapi lebih

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

89 menekankan pada prinsip-prinsip belajar dari teori kognitif. Kenyataan di lapangan yang terlihat bahwa proses mengajar di kelas IV masih didominasi metode ceramah.

Secara teoristis proses belajar mengajar tidak hanya berlandaskan teori perilaku, tetapi lebih menekankan pada penerapan prinsip-prinsip belajar dari teori kognitif. Implikasi teori belajar diskusi dalam pengajaran Bahasa Indonesia memusatkan anak cara berpikir atau proses mental anak dan tidak sekedar kepada hasil yang dicapai. Relevansi dari teori kontruktivisme, siswa secara aktif membangun pengetahuan sendiri.

SD Inpres Kalukunangka dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia sampai saat ini masih banyak menggunakan metode konvesional (Ceramah), dengan metode tersebut siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu, siswa banyak merasa materi Bahasa Indonesia abstrak dan sulit dipahami, pelajaran Bahasa Indonesia kurang menarik karena guru kurang cakap mengajarkan secara bermakna. Akibatnya siswa kurang tahu manfaat Bahasa Indonesia dan pentingya Bahasa Indonesia dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di SD Inpres Kalukunangka ditemukan rendahnya hasil akhir nilai semester 1 (Kelas IV). Pada tabel berikut ini:

Tabel l. Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Kalukunangka

No Tahun Ajaran Semester I Semester II

1 2012/2013 60 63

Sumber: Kelas IV SD Inpres Kalukunangka,

Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Kalukunangka pada tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia masih tergolong rendah hanya mencapai 63 belum mencapai KKM sebesar 65. Hal ini disebabkan karena Keterbatasan sarana dan prasarana seperti kurangnya keterbatasan buku paket serta metode yang digunakan kurang menarik minat belajar siswa.

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

90 Salah satu metode pembelajaran yang dipakai dalam meningkatkan pengetahuan siswa adalah pembelajaran diskusi.

Penggunaan metode diskusi akan merangsang siswa untuk brfikir kritis dan mampu mengeluarkan pendapat, sehingga siwa terlibat aktif. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan pembelajjaran dengan metode diskusi agar tercipta keberanian dan interaksi siswa dengan pendidik (guru) sehinggga dapat meningkatkan hasil belajar siwa dikelas IV SDN Kalukunangka.

Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu diadakan penelitian dengan judul: Penerapan metode pembelajaran diskusi untuk meningkatkan hasil belajar membaca pada siswa kelas IV SD Inpres Kalukunangka.

II. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Desain Penelitian/Model Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terjadi dari dua siklus yang terdiri dari empat tahap. Secara garis besar dapat dilihat pada gambar yang mengacu pada model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc.Taggart (Wardhani, 2007:421).

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

91

Gambar 1. Diagram alur desain penelitian di adaptasi oleh model Kemmis & Mc.Taggart (Wardhani, 2007:421)

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Inpres 1 Tondo Kecamatan Palu Timur, dengan subyek penelitian siswa kelas V SDN Inpres 1 Tondo semester genap Tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah peserta didik keseluruhan yang berjumlah 36 orang yang terdiri dari perempuan 15 orang dan laki-laki 21 orang.

Rencana Tindakan a. Perencanaan tindakan

Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL). Pelaksanaan pembelajaran direncanakan sebanyak dua siklus dengan waktu 2 x 35 menit. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan, dimana dalam pertemuan di awali dengan kegiatan pembelajaran materi menulis puisi dan setelah itu dilanjutkan dengan tes kemampuan menulis puisi.

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

92 Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan memperhatikan hasil belajar siswa secara individual dan klasikal.

Analisis data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran oleh peneliti menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator sangat kurang diberi skor 1, kurang diberi skor 2, cukup diberi skor 3, baik diberi skor 4, dan sangat baik diberi skor 5. Selanjutnya persentase rata-rata dengan rumus :

Nilai rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 %

Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: 80% ˂ NR ≤ 100% = Sangat baik 60% ˂ NR ≤ 80% = Baik 40% ˂ NR ≤ 60% = Cukup 20% ˂ NR ≤ 40% = Kurang 0% < NR ≤ 20% = Sangat Kurang Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka/bilangan, yang diperoleh dari hasil tes siswa dan tugas. Data kualitatif adalah dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.

Cara pengumpulan data

1. Observasi

Data mengenai kondisi pelaksanaan pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan kontekstual diambil pada siswa kelas V SDN Inpres 1 Tondo dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pada kegiatan observasi ini ditekankan pada kemampuan menulis puisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning).

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

93 Data mengenai pembelajaran menulis puisi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan. Non Tes ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hasil belajar siswa dan keberhasilan tindakan dalam menulis puisi.

Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah pengumpulan. Adapun tahap-tahap analisis data kualitatif adalah:

a. Mereduksi data

Kegiatan mereduksi data merupakan kegiatan dari analisis yang digunakan untuk memperjelas informasi, mengelompokkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan.

b. Menyajikan data kegiatan

Menyajikan data kegiatan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel diberi nama kualitatif sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

c. Verifikasi/Penyimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil evaluasi dan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.

2. Analisis Data Kuantitatif

Teknik yang digunakan dalam menganalisa data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Daya Serap individu

Persentase daya serap individu

=

Jumlah skor yang diperoleh

skor maksimal tes X 100 %

Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu minimal mencapai 65%.

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

94 Presentase ketuntasan klasikal

=

Jumlah siswa yang tuntas

Jumlah siswa seluruhnya X 100%

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika persentase daya serap klasikal minimal mencapai 80% (Depdikbud, 1994:37).

Prosedur penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini bersiklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan puisi maka diberikan tes awal yang berfungsi sebagai evaluasi tahap awal. Hal ini diberikan dalam rangka memperbaiki cara menulis puisi yang baik dan benar kepada siswa.

1. Pratindakan

Pada tahap pratindakan observasi awal melalui pengamatan secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas V SDN Inpres 1 Tondo.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan secara bersiklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, (4) refleksi.

Adapun kegiatan-kegiatan dalam setiap siklus yang terdiri dari empat tahap tersebut adalah sebagai berikut:

Siklus 1 a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi d. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil analisis tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, jika belum berhasil akan dilakukan perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus II sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah didesain.

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

95

a. Indikator Kinerja Kualitatif

Indikator kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru serta hasil wawancara. Penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik atau sangat baik dan hasil wawancara menunjukan bahwa siswa senang dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

b. Indikator Kinerja Kuantitatif

Indikator yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran atau peningkatan hasil belajar siswa yaitu jika daya serap individu memperoleh nilai minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai minimal 80% (Depdikbud, 1994:37).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tindakan dalam siklus I ini dilaksanakan 2 kali pertemuan di dalam kelas dengan rincian 1 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan I kali pertemuan untuk melakukan tes akhir tindakan siklus I. pada siklus I, rencana tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan materi ajar yakni Membaca 2. Membuat skenario pembelajaran

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4. Membuat lembar observasi siswa

5. Membuat lembar observasi guru 6. Membuat tes hasil belajar siklus I

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan 2 kali pertemuan, pertemuan pertama pemberian materi dan pertemuan kedua dilakukan dengan pemberian tes akhir tindakan siklus I.

Pertemuan pertama dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, pemberian motivasi dan dilanutkan dengan penyajian materi dengan menggunakan metode diskusi. Setelah itu memintah kepada siswa untuk menggapi materi yang sudah disiapkan didepan kelas yang menggunakan kata kunci dan membaca sesuai

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

96 dengan pemahaman siswa tentang membaca. Setelah itu guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah diajarkan kemudian siswa mengerjakan evaluasi. Sehingga proses pembelajaran lebih berkembang dan terarah.

Hasil dan Analisis Observasi Siswa dan Guru Tindakan Siklus I a. Observasi Siswa

Observasi aktifitas siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan langsung oleh seorang observer dengan cara mengisi lembar observasi. Secara ringkas aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dapat pada dua kali pertemuan yaitu 75%, dengan kategori Cukup Baik.

b. Aktivitas Guru

Untuk hasil observasi terhadap aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru secara rinci diperoleh persentase rata-rata (NR) sebesar 83,3 % atau berada dalam kategori baik. Dari hasil observasi pengelolaan pembelajaran oleh guru ini dengan penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran Membacai sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I denagn pengguanaan metode diskusipada konsep Membaca, kegiatan selanjutnta adalah pemberian tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 20 dan siswa yang menjawab ½ benar memperoleh nilai 10. Secara ringkas hasil analisis tes siklus I.

Tabel 2. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Siklus I

No. Aspek Perolehan Hasil

1. Skor tertinggi 90

2. Skor terendah 50

3. Banyak siswa yang tidak tuntas 8 orang 4. Banyak siswa yang tuntas 20 orang 5. Persentase ketuntasan klasikal 71,4 % 6. Persentase daya serap klasikal 66 %

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

97 Dari data tabel 2 menunjukan bahwa hasil belajar Membacai pada siswa kelas IV SDN Kalukunangkaidengan menggunakan metode diskusisudah menunjukan hasil yang baik. Namun masih perlu ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Refleksi Tindakan Siklus I

Setelah menelaah, mempelajari dan mendiskusikan hasil observasi bersama dengan teman sejawat, dapat diidentifikasi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan siklus I sebagai berikut:

1. Penelitian sebagai pelaksana perbaikan pembelajaran belum maksimal dalam mengelola pembelajaran. Seperti ditemukan dalam observasi proses belajar mengajar, masih ada siswa yang ditemukan memperoleh nilai cukup, bahkan ada yang memperoleh nilai kurang.

2. Dalam menyelesaikan soal, guru tidak membimbing siswa dalam melakukan kegiatan menyelesaikan masalah dengan menemukan idenya sendiri.

3. Pemberian umpan balik dan pengamatan harus selalu dilakukan agar siswa secara berkelanjutan terlibat aktif dalam pembelajaran.

4. Peneliti perlu memperhatikan dan memberikan motivasi kepada siswa yang berkemampuan rendah dengan tujuan untuk dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran.

5. Peneliti perlu meningatkan kemampuannya dalam menggunakan metode diskusisebagai media pembelajaran.

6. Hasil evaluasi pada siklus 1 menunjukan nilai rata-rata 66,0 dan daya serap klasikal 66 % Serta ketuntasan belajar klasikal 71,4 % ini menunjukan siswa belum sepenuhnya memahami materi .

Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus 1 siswa belum dapat memahami materi. Dengan kata lain tujuan pembelajaran pada siklus I belum tercapai sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar. Oleh karena itu, peniliti melakukan perbaikan pembelajan pada siklus II dengan memperhatikan (a) Siswa yang berkemampuan rendah, (b) Meningkatkan aktivitas siswa dan (c) Memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan soal materi tentang peristiwa

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

98 alam dan sumbr daya alam, dan (d) Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menggunakan metode diskusipada kegiatan pembelajaran.

Tindakan Siklus II Rencana Tindakan

Adapun kegiatan yang direncanakan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan skenario pembelajaran

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa

4. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru 5. Membuat tes hasil belajar siklus II

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada pemberian materi dan pertemuan ke dua dengan pelaksanaan tes akhir siklus II.

Hasil dan Analisis Observasi Tindakan Siklus II a. Aktivitas siswa

Pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa oleh observer (pengamat). Secara rinci aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar pada dua kali pertemuan dan hasil yang diperoleh dari analisis data dengan persentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan pertama sebesar 84,4 % atau berada dalam kategori baik. Dari hasil ini dapat dilihat dengan kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah baik.

b. Aktivitas Guru

Hasil observasi terhadap aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru secara rinci hasil pengelolaan pembelajaran diperoleh persentase rata-rata (NR) sebesar 91,6 % atau berada dalam kategori baik. Dari hasil observasi pengelolaan pembelajaran oleh guru ini dengan penggunaan metode diskusidalam pembelajaran Membacai sudah baik, namaun masih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

99 Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan pengguanaan metode diskusipada konsep struktur dan fungsi batang tumbuhan, kegiatan selanjutnta adalah pemberian tes akhir pada siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 10. Secara ringkas hasil analisis tes siklus II.

Tabel 3. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Siklus II

No. Aspek Perolehan Hasil

1. Skor tertinggi 95

2. Skor terendah 60

3. Banyak siswa yang tidak tuntas 1 orang 4. Banyak siswa yang tuntas 27 orang 5. Persentase ketuntasan klasikal 96,4 % 6. Persentase daya serap klasikal 78 %

Berdasarkan table 4.6 di atas, diketahui bahwa hasil tes yang diperoleh pada siklus II yakni dengan skor tertinggi 95, skor yang terendah 60 dan skor rata-rata diperoleh 78 yang terdiri dari 28 orang siswa. Dalam tes hasil belajar siklus II, hampir semua siswa tuntas belajar dengan Persentase Ketuntasn Klasikal 96,4% dan Daya Seraap Klasikal 78 %. Bedasarkan hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan dengan menggunakan metode diskusi harus terus ditingkatkan karena pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dinyatakan tuntas dan mencapai target yang telah ditetapkan dengan nilai Baik.

Pembahasan

Penggunaan metode diskusipada pembelajaran Membacai sesuai dengan hasil penelitian yang yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat meningkatkan hasil belajar Membacai pada siswa kelas IV SDN Kalukunangka. Dari semua aktivitas yang dilaksanakan baik aktivitas guru, aktivitas siswa, analisis tes hasil belajar siswa, baik siklus I maupun siklus II tampak terjadi penigkatan yang cukup baik. Pada

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

100 pembelajaran ini siswa dilatih untuk mengenali bagian-bagian membaca melalui membaca yang disediakan guru, sehingga dalam hal ini siswa tidak hanya mengetahui teori yang disampaikan guru tetapi juga melihat secara jelas meskipun melalui media membaca. Siswa juga lebih aktif dalam proses pembelajaran sebab guru melatih untuk menyebutkan kembali bagian-bagian membaca sesuai pembejaran guru.

Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I, diperoleh Persentase rata-rata (NR) sebesar 75 % atau berada dalam Cukup Baik. Hal ini disebabkan karena siswa masih malu untuk bertanya dengan materi yang belum dipahaminya. Masih ada beberapa orang siswa melakukan aktivitas lain diluar pelajaran Membacai, misalnya bercerita dengan teman sebangkunya pada saat peneliti/guru menjelaskan materi. Namun siswa juga terlihat antusias dan menyenangi materi membaca yang diperhatikan guru. Dari hasil pengelolaan pembelajaran oleh guru diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) sebesar 83,3 % atau berada dalam kategori sangat baik. Dalam hal ini, baik sebagai guru yang melakukan kegiatan pembelajaran dngan menggunakan metode diskusisesuai RPP yang dirancang, membimbing siswa mengenali bagian-bagian membaca (membaca dan batang), guru sebagai fasilitator dan motivator, melakukan kegiatan : (a) memotivasi siswa selama pembelajaran dengan cara memberikan latihan mengamati membaca (b) menyediakan alat bantu/sumber pelajaran seperti metode diskusiyang menarik, dan (c) membimbing siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran.

Untuk hasil analisis tes hasil belajar pada siklus I diperoleh Ketuntasan Klasikal sebesar 71,4% dengan 8 orang siswa yang tuntas dari 28 siswa yang mengikuti ujian. Persentase daya serap klasikal ini masih perlu ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang maksimal atau dapat mencapai indikator yang ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk tindakan siklus II lebih ditingkatkan lagi, baik aktivitas siswa, aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran.

Untuk aktivitas siswa siklus II diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) sebesar 84,4 % dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan sudah dapat diminimalisir dan

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

101 kegiatan/aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran melalui penggunaan metode diskusimeningkat. Begitu pula aktivitas guru diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) 96,4 % dalam kategori baik.

Dari hasil tersebut dapat diperoleh membacaan bahwa penggunaan medi membaca yang diterapkan dalam pembelajaran merupakan salah satu alternative dalam upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pelajaran Membacai di kelas. Siswa mendapatkan peluang besar untuk mengasah pengetahuan yang dimilikinya dam membantu siswa dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, baik dari segi akademik maupun dari segi keterampilan. Hal ini berarti bahwa melalui penggunaan metode diskusidalam pelajaran masalah/kesulitan belajar juga dapat teratasi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebab membaca-membaca yang ditampilkan dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa, sehingga dengan demikian dapat membuat siswa lebih termotivasi belajar, dan pada akhirnya dapat memberikan hasil belajar yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini materi ajar disajikan dengan bantuan metode diskusiyang berukuran besar agar terlihat jelas oleh semua siswa. Membaca yang diperhatikan diberikan warna untuk menarik perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan siswa, menarik perhatian dalam belajar dan memberikan kesenangan pada siswa.

Perbaikan pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus kegiatan yakni siklus I dan siklus II. Siklus I difokuskan pada materi tentang Struktur dan fungsi Membaca pada dan pada siklus II difokuskan pada materi. Pada silkus I dan siklus II kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi, dengan tahapan kegiatan pembelajaran yang terdiri atas : Perencanaan, Pelaksanaan. Observasi, dan Refleksi. Setiapa siklus senantiasa mengikuti tahapan tersebut. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan tes evaluasi. Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode diskusi belum sesuai dengan indicator keberhasilan penelitian.

Pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menggunakan metode membaca, kegiatan pembelajaran secara umum telah berjalan dengan baik dan menunjukan peningkatan. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran semakin

(15)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

102 meningkat. Tingkat penguasaan konsep tentang membaca mulai menunjukan hasil yang lebih baik. Hal ini disebabkan pengguaan metode diskusi dalam pembelajaran sangat efektif dalam memberikan kecakapan kepada siswa untuk membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahamaan suatu topik pelajaran. Pada tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 66 dan daya serap klasikal 66 % serta ketuntasan belajar klasikal 60 %. Dengan demikian hasil kegiatan pembelajaran siklus I belum berhasil.

Pembelajaran siklus II dengan menggunakan metode diskusiberjalan lancer, lebih efektif dan terus menunjukkan peningkatan.keikutsertaan siswa dalam mengelola pembelajaran, menunjukan peningkatan yang sangat berarti. Siswa telah mampu menunjukan konsep tentang Struktur dan Fungsi Batang pada Tumbuhan secara sistematis, dengan membentuk pemahaman mulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempuntai hubungan satu dengan yang lain. Pada siklus II siswa tidak lagi ragu-ragu dalam menyelesaikan soal, sehingga siswa dapat memungkunkan memahami konsep Struktur dan Fungsi Batang pada Tumbuhan dengan baik. Selain itu, guru telah memberikan umpan balik dengan baik kepada siswa. Aktivitas guru dan siswa pada siklus II lebih baik dari pada siklus I.

Pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 78 dan daya serap klasikal 78 %, serta ketuntasan belajar klasikal 96,4 %. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indicator keberhasilan atan peningkatan hasil belajar nilai rata-rata daya serap minimal 65 % dan ketuntasan klasikal 80 %.

Berdasarkan hasil nilai rata-rata daya serap siswa dan ketuntasan klasikal pada materi Srtuktur dan Fungsi Batang pada Tumbuhan pada kegiatan siklus II, maka perbaikan pembelajaran ini dianggap berhasil. Dengan demikian perbaikan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi Membaca melalui penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(16)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

103

IV. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis beberapa penilaian yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh peningkatan hasil analisis dan pencapaian indicator kinerja dari siklus I ke siklus II pada penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode diskusi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kalukunangka pada mata pelajaran bahasa indonesia dengan materi membaca. Hal tersebut ditandai dari ketercapaian indikator keberhasilan penelitian dan adanya peningkatan rata-rata daya serap klasikal siswa dari siklus I sebesar 66 % menjadi 78 % Pada siklus II. Sedangkan untuk pencapaian ketuntasan belajar klasikal, siklus I sebesar 71,4 % menjadi 96,4 % pada siklus II. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga terlihat semakin meningkat dari kategori rata-rata cukup menjadi baik. Demikian juga aktivitas guru dalam pembelajaran Membacai lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian ini,ada beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: Dalam pelajaran Membacai di Sekolah Dasar kelas IV murid diharapkan lebih aktif dan metode diskusi dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran.

(17)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 7 ISSN 2354-614X

104

DAFTAR PUSTAKA

Ali Lukman, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pusytaka. Jakarta.

Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar program Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta: Dikdasmen.

Depdiknas.2004.Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen Pend. Dasar Menengah.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran kooperativ Universitas Press. Surabaya.

Hamalik.1990.Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belaiar. Bandung: Tarsito. Hartono Legowo, 2003. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Depdiknas Jakarta. Moedjiono, 2004. Strategi Pembelajaran: PT. Remaja Rosda Karya

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Membacata: Rineka Cipta.

Sujana, l996 Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algesindo, Bandung.

Tukiran Taniredja, 2011 Model model Peembelajara Inovatif. Bandung: Alfabeta. Usman, 2000 Upaya Qptimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Winatapura, Rosita, 1997. ModeI Pembelajaran Type STAD yang dapat Zainudin, 2002. Penerapan Model pembelajaran Kooperatif STAD. Surabaya.

Gambar

Gambar 1. Diagram alur desain penelitian di adaptasi oleh model Kemmis &amp;
Tabel 3. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang lain adalah membuat sistem perkuatan struktur plaster beton untuk konstruksi tandon penyedia air bersih di masyarakat desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sintesis C-dots berbahan dasar limbah kulit nanas madu dengan metode pemanasan oven , (2) mengetahui

Fokus pada penelitian ini adalah fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem dan prosedur pembelian dan pengeluaran kas, dokumen dan catatan yang digunakan, jaringan prosedur

Sri Agung Pranoto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah “ purposive sampling ”. Sumber data yang

Dari perhitungan jarak tempuh menggunakan Manhattan Distance dan dikalikan dengan frekuensi pekerja maka masing-masing fasilitas akan dapat ditetapkan koordinat

Berdasarkan percobaan, akan dipaparkan nilai precision untuk beberapa tahap, yaitu nilai precision sebelum dilakukan pengoreksian, nilai precision setelah pengoreksian

Besarnya utang advanced countries dibanding emerging countries yang ternyata tidak diiringi oleh lebih besarnya beban bunga dalam anggaran disebabkan bunga utang