• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - MELATI ARUM BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - MELATI ARUM BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar untuk semua manusia agar mereka memiliki ilmu yang bermanfaat bagi agama, masyarakat, maupun negaranya. Pendidikan juga merupakan sebuah proses seseorang itu menjadi lebih dewasa baik itu dalam hal berfikir, bersikap, maupun bertindak. Pendidikan pula menjadikan seseorang dapat menyalurkan seluruh potensinya yang diberikan oleh Allah SWT berupa pendengaran, penglihatan, dan hati untuk dipergunakan dan dikembangkan sebaik-baiknya agar menjadi khalifah di muka bumi kelak. Manusia pada hakikatnya selalu ingin tahu, mereka selalu berupaya untuk mengejar pengetahuan. Manusia pada dasarnya senantiasa ingin belajar dan terus belajar mencari tahu banyak hal salah satunya yaitu dengan pendidikan.

Berbicara tentang pendidikan tentunya tidak lepas dari proses kegiatan belajar mengajar yang di dalamnya terdapat subjek pengajar dan subjek pembelajar. Subjek pengajar yang dimaksud di sini adalah guru sedangkan subjek pembelajar adalah siswa itu sendiri. Guru sebagai subjek pendidik mempunyai tugas dan peran yang sangat penting dalam mendukung kelancaran proses kegiatan belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas.

(2)

KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) secara terpadu. Fakta di lapangan kurikulum KTSP 2006 tiap mata pelajaran hanya mendukung ranah tertentu, yaitu lebih menonjolkan ranah kognitif dan mengindahkan ranah afektif dan psikomotorik, berbeda dengan kurikulum 2013 tiap mata pelajaran mendukung semua ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Terdapat perbedaan antara KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013, dalam KTSP 2006 mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri sedangkan kurikulum 2013 mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas, dan semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama yaitu saintifik melalui mengamati, menanya, menalar, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.

(3)

Salah satu sekolah dasar yang telah menerapkan kurikulum 2013 di kecamatan Majenang adalah SD Negeri Jenang 02. Sekolah ini telah menerapkan kurikulum 2013 sejak bulan November 2013. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 27 Januari 2013 dengan Ibu Aisyah sebagai wali kelas IV SD N Jenang 02 yang berlokasi di Jln. Pahlawan No. 7 Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap, SD ini merupakan SD unggulan di kecamatan Majenang dan juara ke-2 UN se- Jawa Tengah pada tahun 2013. Menurut guru kelas IV yang menjadi problem di SD ini adalah belum terbiasanya guru dalam menerapkan pembelajaran saintifik dalam proses belajar mengajar, karena kurikulum 2013 adalah kurikulum baru jadi guru belum terbiasa menerapkan kurikulum 2013 jadi guru masih menggunakan metode konvensional. Hal tersebut akan berimbas pada tidak maksimal pengalaman belajar siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Berdasarkan data rata-rata nilai tema 9 sub tema 2 yang berada di bawah nilai KKM. Nilai KKM di SD Jenang 02 adalah 78.

Tabel 1. 1 Nilai KKM SD Jenang 02 pada Tema 9 Sub Tema 2

No Kegiatan Jumlah siswa Rata-rata

1. Pembelajaran 1 47 siswa 72

(4)

Oleh karena itu dengan upaya guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, proses pembelajaran akan lebih efektif dan peningkatan hasil pelajar akan tercapai. Meningkatnya hasil belajar maka akan menandakan meningkat pula kualitas peserta didik.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran. Pengembangan metode pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menuntut siswa berfikir kritis dan logis, jika dengan metode pembelajaran yang konvensional hal tersebut sulit untuk terealisasi. Siswa akan aktif, inovatif, dapat berpikit logis dan kritis ketika pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.

(5)

Pada Sub Tema Kebiasaan Makanku Kelas IV SD N Jenang 02

Kecamatan Majenang Tahun Pelajaran 2013 / 2014

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya lewat penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar aspek kognitif melalui Pendekatan

Saintifik Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Sub Tema Kebiasaan Makanku Kelas IV SDN Jenang 02 Kecamatan MajenangTahun Pelajaran 2013 / 2014?

2. Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar aspek afektif melalui Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Sub Tema Kebiasaan Makanku Kelas IV SDN Jenang 02 Kecamatan MajenangTahun Pelajaran 2013 / 2014?

3. Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar aspek psikomotor melalui Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Sub Tema Kebiasaan Makanku Kelas IV SDN Jenang 02 Kecamatan MajenangTahun Pelajaran 2013 / 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

(6)

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

a Mengetahui bagaimana pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar aspek kognitif siswa kelas IV SD N Jenang 02

b Mengetahui bagaimana pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar aspek afektif siswa kelas IV SD N Jenang 02

c Mengetahui bagaimana pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar aspek psikomotor siswa kelas IV SD N Jenang 02

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua ranah, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber referensi yang relevan khususnya untuk kajian tentang pendekatan saintifik dan model pembelajaran berbasis masalah

b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memperkuat penelitian sebelumnya

(7)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Diharapkan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah akan menjadikan siswa aktif dan berpikir kritis.

b. Bagi Guru

Diharapkan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat membantu guru dalam menyampaikan materi. Menambah wawasan mengenai metodepembelajaran yang sesuai dengan permasalahan dan karakteristik siswa.

c. Bagi Sekolah

Dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu sekolah.

d. Bagi Peneliti

Gambar

Tabel 1. 1 Nilai KKM SD Jenang 02 pada Tema 9 Sub Tema 2

Referensi

Dokumen terkait

PEMBUATAN FILM PENDEK TENTANG PERNIKAHAN USIA MUDA DENGAN TEKNIK CONTINUITY EDITING SEBAGAI UPAYA.. PENYADARAN

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/ Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013, seperti tersebut di bawah ini

The students were reportedly enjoy studying in the Monolingual class and support the use of English–only in their English classes for enhancing learning. In spite of their

Proses pembuatan jamu yang dilakukan oleh ketiga penjual jamu di wilayah Ngawen dapat dikatakan sebagian besar prosedur pembuatannya telah sesuai dengan Cara Pembuatan