• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N. Nomor: 0026/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N. Nomor: 0026/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor: 0026/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan dalam perkara Cerai Talak antara: ---PEMOHON, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat tinggal di Kabupaten

Kerinci, sebagai Pemohon; ---LAWAN

TERMOHON, umur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Kabupaten Kerinci, sebagai Termohon;

--Pengadilan Agama tersebut ;

---Telah membaca dan mempelajari berkas perkara; ---Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta memeriksa bukti-bukti surat dan saksi-saksi di

persidangan;---TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 21 Januari 2010 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Sungai Penuh Nomor: 0026/Pdt.G/2010/PA.Spn. tanggal 22 Januari 2010 mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

---1. Bahwa pada tanggal 02 April 2009, Pemohon dengan Termohon melangsungkan

pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) sebagaimana bukti berupa Buku Kutipan Akta Nikah Nomor: 038/03/IV/2009, tertanggal 03 April

(2)

2009;---2. Bahwa selama ikatan pernikahan, Pemohon dan Termohon telah melakukan hubungan badan layaknya suami isteri (ba'da dukhul), tetapi belum dikaruniai

anak;-3. Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon setelah akad nikah sering muncul perselisihan dan pertengkaran yang mengakibatkan hubungan Pemohon dengan Termohon pada akhirnya menjadi tidak harmonis

lagi;---4. Bahwa perselisihan Pemohon dengan Termohon pada intinya disebabkan oleh: a. Sejak awal Pemohon memang tidak mencintai Termohon;---b. Sejak akad nikah segala sesuatu Termohon yang mau mengatur Pemohon;---c. Termohon tidak bisa merawat diri seperti bau badan dan mulutnya tidak

dihiraukannya;---d. Termohon selalu memakai pakaian yang tidak pantas (baju pendek dan celana

sempit pendek);---e. Termohon tidak menghormati dan menghargai Pemohon selaku suami;---5. Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon terjadi pada

tanggal 4 Juni 2009 yang disebabkan Termohon pada saat itu dengan angkuhnya mengatakan kepada Pemohon bahwa :

- Termohon mengatakan sangat bersyukur pada Tuhan, bahwa ia telah suci (telah datang bulan) cukup satu orang yang teraniaya, jangan sampai dua orang yang teraniaya;--- Termohon dengan angkuh mengatakan Pemohon adalah orang yang sangat diktator

(egois);--- Termohon mengatakan sejak nikah dengan Pemohon tidak pernah merasa bahagia dan minta izin pergi meninggalkan rumah tempat kediaman bersama ke Sarolangun;-

--- Termohon tidak menghiraukan tidak mau merawat orang tua Pemohon yang dalam keadaan saki (sudah

tua);--- Bahwa sejak Termohon pergi sampai dengan bulan Desember 2009 tidak pernah memberi kabar

(3)

keberadaannya;---6. Bahwa, permasalahan rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah diusahakan damai oleh keluarga dekat kedua belah pihak, namun tidak berhasil;---7. Bahwa dengan keadaan rumah tangga seperti dijelaskan di atas Pemohon sudah tidak

memiliki harapan akan dapat hidup rukun kembali bersama Termohon untuk membina rumah tangga yang bahagia dimasa yang akan datang. Dengan demikian, permohonan izin Pemohon untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;----

---Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Sungai Penuh memeriksa dan mengadili perkara ini dengan memanggil Pemohon dan Termohon, dan selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

PRIMAIR:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;---2. Menetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap

Termohon;---3. Membebankan biaya perkara menurut hukum;---SUBSIDAIR:

Mohon putusan yang

seadil-adilnya;---Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan Pemohon dan Termohon hadir di

persidangan;---Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon, namun usaha tersebut tidak

berhasil;---Menimbang, bahwa kemudian terhadap perkara a quo telah dilakukan upaya penyelesaian melalui mediasi di Pengadilan berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan oleh Hakim Mediator Drs. M. ZUBIR. Th. namun mediasi dimaksud

(4)

gagal;---Menimbang, bahwa selanjutnya pemeriksaan dilanjutkan dengan pembacaan surat permohonan Pemohon, isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

---Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon di atas, Termohon mengajukan jawaban tertulis tertanggal 8 April 2010 yang pada pokoknya menerangkan hal-hal sebagai berikut:

- Setahu Termohon tidak ada perselisihan dan pertengkaran, yang ada Pemohon acuh tak acuh dengan

Termohon;---a. Soal mencintai Termohon tidak tahu, yang Termohon tahu Termohon dipanggil oleh Pemohon untuk mengadakan pertemuan, kesepakatan untuk

menikah;---b. Tidak ada niat Termohon mau mengatur Pemohon dan saya seorang muslim tahu posisi seorang

isteri;---c. Ini suatu kalimat (kata-kata) penghinaan, dan saya bisa merawat diri sebagai manusia

biasa;---d. Termohon seorang muslim, tidak pernah berpakaian tidak sopan;---e. Sampai saat ini Termohon masih menghormati dan menghargai Pemohon

selaku suami;--- Memang pernah Termohon melontarkan kata bersyukur, karena pada saat itu

Termohon dalam keadaan keguguran (bukan datang bulan). Jangankan Pemohon untuk mengantarkan Termohon ke dokter, membiayai dan menanyakan keadaan Termohon habis pulang periksa dari dokter pun tidak ada;--- Termohon tahu tata krama bicara terhadap suami, memang ada Termohon

melontarkan kata egois sehubungan dengan jawaban di atas;--- Tidak pernah Termohon mengucapkan kata-kata tidak bahagia semenjak menikah

dengan Pemohon. Memang ada Termohon mengucapkan mau ke Sarolangun, seandainya diizinkan oleh Pemohon. Karena pada saat itu Pemohon mengusir Termohon pulang ke rumah orang tua Termohon, dan Termohon merasa malu untuk

(5)

pulang ke rumah orang tua Termohon mengingat usia pernikahan Pemohon dengan Termohon lebih kurang 2

bulan;--- Termohon ikut merawat orang tua Pemohon yang sedang sakit (sudah tua), Termohon sering mencari obat tradisional untuk orang tua Pemohon (tanpa sepengetahuan Pemohon);--- Pemohon tahu tempat keberadaan Termohon karena Teganai dari Pemohonlah yang

mengantarkan Termohon ke rumah orang tua

Termohon;--- Ya, memang pernah keluarga termohon berusaha untuk mendamaikan secara kekeluargaan, namun Pemohon mengatakan tidak ada jalan untuk baik

Menimbang, bahwa atas jawaban Termohon tersebut di atas, Pemohon mengajukan replik tertanggal 14 April 2010 yang pada pokoknya tetap mempertahankan permohonannya

semula;---Menimbang, bahwa selanjutnya Termohon mengajukan duplik tertulis tertanggal 29 April 2010 yang pada pokoknya mempertahankan jawabannya semula, disamping itu Termohon juga mengajukan gugatan rekonvensi yang pada pokoknya adalah menuntut Pemohon untuk membayar kepada Termohon sebagai berikut:

1. Nafkah Termohon sejak menikah tanggal 02-04-2009 s/d sekarang lebih kurang 1 tahun 27 hari s/d tanggal 29-04-2010 berupa:

a. Pakaian 3 stel, kain, sandal, dll = Rp.

2.500.000,-b. Kosmetik = Rp.

1.500.000,-c. Makan dan Minum = Rp. 35.000,-/ hari x 392 hari = Rp. 13.720.000,-2. Nafkah Idah = Rp. 40.000,-/hari x 90 hari = Rp.

3.600.000,-3. Mut’ah = Rp.

18.000.000,-4. Biaya berobat keguguran = Rp. Jumlah = Rp. 39.570.000,-Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon mengajukan jawaban dalam rekonvensi secara lisan yang pada pokoknya menerangkan hal-hal sebagai berikut:

(6)

- Bahwa Pemohon tidak sanggup memenuhi tuntutan Termohon karena Termohon merasa tidak nyaman bersama

Pemohon;--- Bahwa Termohon meminta izin untuk pergi ke Sarolangun kepada Pemohon, tetapi Pemohon diam saja;--- Bahwa mengenai gugatan rekonvensi Termohon, Pemohon hanya menyanggupi :

1. Nafkah Idah Rp. 15.000,- / hari;---2. Mut’ah Rp. 500.000,- ;---3. Sejak awal nikah Pemohon tidak pernah memberi uang kepada Termohon

karena Pemohon sakit;---4. Pemohon tidak pernah menyediakan kosmetik untuk Termohon;--- Bahwa mengenai biaya berobat Pemohon tidak mau

membayar;---Menimbang, bahwa atas jawaban Pemohon dalam rekonvensi tersebut, Termohon telah mengajukan replik dalam rekonvensi secara tertulis tertanggal 20 Mei 2010 sebagaimana terlampir dalam berita acara persidangan yang pada pokoknya tetap mempertahankan gugatan

rekonvensinya;---Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon mengajukan duplik dalam rekonvensi yang disampaikan secara lisan di persidangan yang pada pokoknya tetap mempertahankan jawaban rekonvensinya, dan untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini dianggap telah termuat dan turut dipertimbangkan dengan saksama dalam putusan ini ;---

---Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti-bukti surat berupa fotokopi yang diberi tanda bukti P-1 sampai dengan P-3, dengan perincian sebagai berikut:

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Nomor: 1501172410540002 atas nama PEMOHON, yang dikeluarkan oleh KADIS DUKCAPIL Kabupaten Kerinci tertanggal 04-08-2009, yang diberi tanda bukti

P-1;---2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor: 038/03/IV/2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) tertanggal 03-04-2009, yang diberi tanda bukti

(7)

P-2;---3. Surat Keterangan Pemberian Izin Perceraian, Nomor: 1593/DjA/KP.01/III/2010 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia, tertanggal 31 Maret

2010;---Menimbang, bahwa terhadap bukti tersebut telah diberi meterai secukupnya dan di muka persidangan semuanya telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata telah sesuai, sehingga dapat dijadikan alat bukti yang sah menurut

hukum;---Menimbang, bahwa selain bukti-bukti surat, Pemohon juga telah mengajukan saksi-saksi yang telah disumpah berdasarkan agama dan kepercayaannya, yang dipersidangan memberikan keterangan yang pada pokoknya menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. SAKSI I:

- Bahwa benar saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon;--- Bahwa benar Pemohon dan Termohon telah menikah;--- Bahwa Pemohon dan Termohon menikah atas dasar suka sama suka;--- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga di Desa

Tebat Ijuk tepatnya di rumah Pemohon;--- Bahwa benar Pemohon dan Termohon tidak serumah lagi sejak awal tahun 2009

sampai dengan sekarang;--- Bahwa benar Pemohon mengatakan kepada saksi bahwa Termohon itu bersikap

kasar, tidak sama dengan isteri yang dulu, oleh karena itu Pemohon tidur di Kantor selama 7

hari;--- Bahwa benar saksi menemui Pemohon di Kantor untuk mengajak Pemohon pulang ke

rumah;--- Bahwa terhadap ajakan saksi tersebut di atas, Pemohon mengatakan “ kalau mau menyuruh saya pulang tolong suruh isteri saya (Termohon) minggir dulu, supaya ada ketenangan ”; --- Bahwa setelah Termohon pergi dari tempat kediaman bersama, Pemohon tidak

(8)

--- Bahwa ketika Pemohon di rawat di RSU Sungai Penuh dan di rumah sakit di Padang Termohon selalu mendampingi atau merawat Pemohon, bahkan sampai Pemohon pulang dari Padang, Termohon tetap setia mendampingi;--- Bahwa saksi tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon dengan

Termohon;---Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas Pemohon memberikan keterangan bahwa sebelum Termohon meninggalkan tempat kediaman bersama Pemohon mengatakan kepada Termohon “permintaan kamu kan ke Sarolangun, ya

pergilah”;---Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas Termohon menerangkan bahwa tidak benar kalau Termohon pergi ke Sarolangun, yang benar Termohon pergi ke rumah orang tua Termohon;---2. SAKSI II:

- Bahwa benar saksi kenal dengan Pemohon dan

Termohon;--- Bahwa benar Pemohon dan Termohon telah menikah;--- Bahwa Pemohon dan Termohon menikah atas dasar suka sama suka;--- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga di Desa

Tebat Ijuk tepatnya di rumah Pemohon;--- Bahwa benar Pemohon dan Termohon tidak serumah lagi sejak awal tahun 2009

sampai dengan sekarang;--- Bahwa Pemohon mengatakan kepada saksi bahwa Termohon tidak mau dapat

keturunan, Termohon mengatakan Pemohon egois dan Termohon mau lari ke Sarolangun, oleh karena itu Pemohon tidur di Kantor selama 7 hari;--- Bahwa benar saksi menemui Pemohon di Kantor untuk mengajak Pemohon pulang

ke rumah, karena Termohon sendirian menunggu Pemohon

pulang;--- Bahwa terhadap ajakan saksi tersebut di atas, Pemohon mengatakan bersedia pulang ke rumah dengan syarat Termohon harus lari dari

(9)

rumah;--- Bahwa benar selama Pemohon pergi dari rumah kediaman bersama dan tidur di kantor sampai Pemohon kembali ke tempat kediaman bersama, Termohon tetap di rumah kediaman bersama (rumah Pemohon);--- Bahwa yang menyampaikan kehendak Pemohon kepada Termohon agar Pemohon

dan Termohon pisah rumah adalah Pak NAMA, dan setelah itu Termohon langsung pergi dari tempat kediaman bersama tapi saksi tidak tahu kemana tujuannya;---

--- Bahwa setelah Termohon pergi dari tempat kediaman bersama, Pemohon tidak pernah menjemput Termohon;

---Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas Pemohon membenarkannya dan menambahkan keterangan bahwa Pemohon memberi izin kepada Termohon untuk pergi ke

Sarolangun;---Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas Termohon tidak membantah dan menambahkan keterangan bahwa Termohon pergi dari rumah kediaman bersama pada tanggal 4 Juli

2009;---Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dali-dalil bantahannya, Termohon telah mengajukan saksi-saksi di persidangan yang telah disumpah menurut agama dan kepercayaannya serta telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. SAKSI I:

- Bahwa Saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon;--- Bahwa Pemohon dan Termohon telah menikah atas dasar suka sama suka;--- Bahwa setelah akad nikah Pemohon dan Termohon tinggal di rumah Pemohon dan

hidup rukun dalam rumah tangga selama 2

bulan;--- Bahwa pada tanggal 4 Juli 2009, Pukul 06.30 pagi, Teganai Pemohon yang bernama Buya datang menemui saksi dan mengatakan “ kita suruh Termohon menghindar dulu dari Pemohon sementara mengobati

(10)

Termohon;---Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas Termohon membenarkannya sedangkan Pemohon memberikan tambahan keterangan bahwa Pemohon baru tahu sekarang kalau Buya ada menemui saksi selaku teganai

Termohon;--2. SAKSI II:

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon;--- Bahwa saksi hadir pada pernikahan Pemohon dan Termohon;--- Bahwa pernikahan Pemohon dan Termohon didasari oleh mau sama mau;--- Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun tetapi sekarang

Pemohon dan Termohon sudah pisah

rumah;--- Bahwa Saksi pernah mendamaikan Pemohon dengan Termohon namun tidak berhasil;---Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut di atas Termohon membenarkannya sedangkan Pemohon membenarkan dan menambahkan keterangan bahwa benar ada usaha damai tetapi setelah gugatan masuk ke

pengadilan;---Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah mencukupkan pembuktiannya dan tidak mengajukan suatu apapun lagi kecuali mohon

putusan;---Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian dalam putusan ini, maka ditunjuk hal-hal yang tercantum dalam berita acara persidangan dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

---TENTANG HUKUMNYA DALAM KONVENSI

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas;

---Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha memberi nasehat kepada Pemohon namun usaha tersebut tidak

berhasil;---Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon telah diupayakan penyelesaian melalui mediasi di Pengadilan Agama Sungai Penuh berdasarkan PERMA Nomor 1 Tahun

(11)

Tahun 2008 dengan mediator Drs. M. ZUBIR. Th, namun mediasi dinyatakan gagal;---

---Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon dan dikuatkan dengan bukti P.1 jelas bahwa perkara yang diajukan oleh Pemohon telah memenuhi syarat-syarat formil untuk diperiksa dan diadili, hal mana sesuai dengan ketentuan pasal 49 huruf a dan penjelasan pasal 49 huruf a angka 8 jo pasal 66 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Ke dua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989;

---Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon yang dikuatkan dengan bukti P.2 dan keterangan saksi-saksi di persidangan, jelas bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah terikat dalam hubungan perkawinan yang sah, menikah pada tanggal 02 April 2009 ;

---Menimbang, bahwa Pemohon selaku Pegawai Negeri Sipil telah mendapat izin perceraian dari pejabat yang berwenang dengan Nomor : 1593/DjA/KP.01/III/2010 tanggal 31 Maret 2010 (alat bukti

P-3);---Menimbang, bahwa pokok permasalahan antara kedua belah pihak di dalam permohonan pada dasarnya adalah berkenaan dengan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon setelah akad nikah sering muncul perselisihan dan pertengkaran yang mengakibatkan hubungan Pemohon dengan Termohon pada akhirnya menjadi tidak harmonis

lagi;---2. Bahwa perselisihan Pemohon dengan Termohon pada intinya disebabkan oleh: a. Sejak awal Pemohon memang tidak mencintai Termohon;---b. Sejak akad nikah segala sesuatu Termohon yang mau mengatur Pemohon;---c. Termohon tidak bisa merawat diri seperti bau badan dan mulutnya tidak

dihiraukannya;---d. Termohon selalu memakai pakaian yang tidak pantas (baju pendek dan celana

(12)

pendek);---3. Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon terjadi pada tanggal 4 Juni 2009 yang disebabkan Termohon pada saat itu dengan angkuhnya mengatakan kepada Pemohon bahwa :

- Termohon mengatakan sangat bersyukur pada Tuhan, bahwa ia telah suci (telah datang bulan) cukup satu orang yang teraniaya, jangan sampai dua orang yang teraniaya;--- Termohon dengan angkuh mengatakan Pemohon adalah orang yang sangat diktator

(egois);--- Termohon mengatakan sejak nikah dengan Pemohon tidak pernah merasa bahagia dan minta izin pergi meninggalkan rumah tempat kediaman bersama ke Sarolangun;-

--- Termohon tidak menghiraukan tidak mau merawat orang tua Pemohon yang dalam keadaan sakit (sudah

tua);--- Bahwa sejak Termohon pergi sampai dengan bulan Desember 2009 tidak pernah memberi kabar keberadaannya;---4. Bahwa, permasalahan rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah diusahakan

damai oleh keluarga dekat kedua belah pihak, namun tidak berhasil;---Menimbang, bahwa Termohon menolak dan menyangkal dalil permohonan Pemohon dengan mengemukakan hal sebagai berikut:

1. Setahu Termohon tidak ada perselisihan dan pertengkaran, yang ada Pemohon acuh tak acuh dengan

Termohon;---a. Soal mencintai Termohon tidak tahu, yang Termohon tahu Termohon dipanggil oleh Pemohon untuk mengadakan pertemuan, kesepakatan untuk menikah;---b. Tidak ada niat Termohon mau mengatur Pemohon dan saya seorang muslim tahu

posisi seorang isteri;---c. Ini suatu kalimat (kata-kata) penghinaan, dan saya bisa merawat diri sebagai

manusia biasa;---d. Termohon seorang muslim, tidak pernah berpakaian tidak

(13)

sopan;---e. Sampai saat ini Termohon masih menghormati dan menghargai Pemohon selaku suami;---2. Memang pernah Termohon melontarkan kata bersyukur, karena pada saat itu Termohon

dalam keadaan keguguran (bukan datang bulan). Jangankan Pemohon untuk mengantarkan Termohon ke dokter, membiayai dan menanyakan keadaan Termohon habis pulang periksa dari dokter pun tidak

ada;---3. Termohon tahu tata krama bicara terhadap suami, memang ada Termohon melontarkan kata egois sehubungan dengan jawaban di

atas;---4. Tidak pernah Termohon mengucapkan kata-kata tidak bahagia semenjak menikah dengan Pemohon. Memang ada Termohon mengucapkan mau ke Sarolangun, seandainya diizinkan oleh Pemohon. Karena pada saat itu Pemohon mengusir Termohon pulang ke rumah orang tua Termohon, dan Termohon merasa malu untuk pulang ke rumah orang tua Termohon mengingat usia pernikahan Pemohon dengan Termohon lebih kurang 2 bulan;---5. Termohon ikut merawat orang tua Pemohon yang sedang sakit (sudah tua), Termohon

sering mencari obat tradisional untuk orang tua Pemohon (tanpa sepengetahuan

Pemohon);---6. Pemohon tahu tempat keberadaan Termohon karena Teganai dari Pemohonlah yang mengantarkan Termohon ke rumah orang tua Termohon;---7. Ya, memang pernah keluarga termohon berusaha untuk mendamaikan secara

kekeluargaan, namun Pemohon mengatakan tidak ada jalan untuk baik kembali;---Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil permohonan Pemohon telah dibantah (disangkal) oleh Termohon, oleh karenanya berdasarkan Pasal 1865 KUHPerdata dan Pasal 283 RBg yang mengatakan ”Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah sesuatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut”, maka menurut hemat majelis hakim kewajiban pertama diberikan kepada

(14)

tersebut, akan tetapi dengan tidak mengesampingkan kewajiban Termohon pula untuk membuktikan dalil-dalil bantahannya (sangkalannya) tersebut, hal ini dilakukan agar beban pembuktian menjadi merata bagi para pihak sehingga tercipta suatu pembuktian yang sinergis dan tidak berat

sebelah;---Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon,anggapan hukum dan keterangan saksi-saksi di persidangan, maka majelis dapat menemukan fakta di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa pernikahan Pemohon dengan Termohon didasari oleh perasaan suka sama suka;--- Bahwa benar setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga di

rumah Pemohon;--- Bahwa ketika Pemohon di rawat di RSU Sungai Penuh dan di rumah sakit di Padang

Termohon selalu mendampingi atau merawat Pemohon, bahkan sampai Pemohon pulang dari Padang Termohon tetap setia

mendampingi;--- Bahwa benar Pemohon dan Termohon tidak serumah lagi;--- Bahwa terhadap keterangan saksi yang mengatakan bahwa Termohon bersikap

kasar, tidak mau dapat keturunan, Termohon mengatakan Pemohon egois dan Termohon mau lari ke Sarolangun, majelis hakim menilai bahwa oleh karena keterangan saksi tersebut didasarkan atas apa yang disampaikan oleh Pemohon kepada saksi dan bukan atas dasar apa yang dilihat sendiri oleh saksi maka kesaksian tersebut untuk selanjutnya tidak dapat dipertimbangkan;--- Bahwa benar Pemohon pernah meninggalkan tempat kediaman bersama dan

menginap di Kantor selama 7 hari dan saksi telah berupaya membujuk Pemohon pulang ke rumah, terhadap bujukan saksi tersebut di atas, Pemohon mengatakan bersedia pulang ke rumah di Desa Tebat Ijuk dengan syarat Termohon harus pergi dari

(15)

rumah;--- Bahwa benar selama Pemohon pergi dari rumah kediaman bersama dan tidur di kantor sampai Pemohon kembali ke tempat kediaman bersama, Termohon tetap di rumah kediaman bersama (rumah Pemohon);--- Bahwa kehendak Pemohon kepada Termohon agar Pemohon dan Termohon pisah

rumah telah disampaikan kepada Termohon, dan setelah itu Termohon langsung pergi dari tempat kediaman bersama, kepergian Termohon tersebut adalah sepengetahuan dan diizinkan oleh Pemohon; ---

- Bahwa setelah Termohon pergi dari tempat kediaman bersama, Pemohon tidak pernah menjemput Termohon; --- Bahwa saksi tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon dengan

Termohon;---Menimbang, bahwa jawaban Termohon pada pokoknya membantah adanya pertengkaran, namun setidaknya membenarkan ketidak harmonisan rumah tangganya dengan Pemohon, ketidak harmonisan ini dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi dari Pemohon dan Termohon dengan keterangan bahwa mereka telah berpisah rumah sejak tanggal 4 Juli 2009;

---Menimbang, bahwa dari uraian-uraian dan fakta-fakta tersebut di atas, maka Majelis Hakim akan memberikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut;

---Menimbang, bahwa suami-istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat (vide pasal 30 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974), oleh karena itu, suami-istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin satu kepada yang lain (vide pasal 33 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974);

---Menimbang, bahwa keluhuran tidak terlepas dari pengertian akhlak dan moral yang membawa konsekwensi suami istri berkewajiban memiliki budi pekerti yang tinggi sebagai sarana mewujudkan rumah tangga, karena itu semangat dari tujuan pasal 30 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tersebut adalah agar rumah tangga setiap warga Negara Indonesia dihiasi oleh akhlak yang luhur dan nurani yang tetap jernih;

(16)

---Menimbang, bahwa yang menjadi penyebab tidak harmonisnya rumah tangga Pemohon dan Termohon adalah terkait dengan apa yang dialami oleh Pemohon dan Termohon terutama sejak kepergian Pemohon dari tempat kediaman bersama sebagaimana yang terungkap dalam pembuktian di persidangan, keadaan mana merupakan cerminan rumah tangga yang tidak dilandasi oleh penghayatan yang baik terhadap amanat Pasal 30 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 karena kedua belah pihak tidak lagi merasakan adanya kedamaian dan kesejukan dalam rumah tangga;

---Menimbang, bahwa bibit-bibit ketidakharmonisan dan perselisihan dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon menjadi semakin parah ketika upaya damai yang dilakukan oleh Pemohon dan keluarganya tidak berhasil karena Pemohon bersikeras tidak mau kembali ke tempat kediaman bersama jika Termohon tidak pergi dari rumah kediaman bersama tersebut;

---Menimbang, bahwa untuk memenuhi kehendak Pemohon, Termohon telah pergi dari tempat kediaman bersama sejak tanggal 4 Juli 2009 sampai dengan sekarang, dan Pemohon tidak pernah menjemput Termohon ataupun memberikan nafkah yang bisa memenuhi kebutuhan nafkah

Termohon;---Menimbang, bahwa Pemohon di muka sidang tetap mempertahankan permohonannya untuk menceraikan Termohon sedangkan Termohon keberatan untuk diceraikan;

---Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sangat sulit untuk dirukunkan, hal tersebut dapat dilihat atau disimpulkan dari hal-hal sebagai berikut :

- Bahwa upaya untuk merukunkan Pemohon dan Termohon baik yang dilakukan oleh keluarga kedua belah pihak ataupun yang dilakukan oleh Majelis Hakim serta hakim mediator tidak berhasil;--- Bahwa Pemohon sudah tidak mau lagi memperdulikan Termohon, bahkan Pemohon

(17)

--- Bahwa meskipun Termohon menyatakan tidak mau cerai dengan Pemohon, tetapi Pemohon tetap pada pendiriannya untuk menceraikan Termohon; --- Bahwa sikap keras yang ditunjukkan oleh Pemohon tersebut adalah merupakan fakta

yang tak terbantahkan, bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon telah pecah dan tidak dapat direkatkan lagi;

---Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ”perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;

---Menimbang, bahwa dari ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu unsur dari perkawinan itu ialah unsur ikatan batin dan apabila unsur ini sudah tidak ada lagi maka sebenarnya perkawinan tersebut sudah rapuh dan tidak utuh lagi;

---Menimbang, bahwa apabila salah satu pihak atau kedua belah pihak telah menyatakan tidak mau lagi untuk hidup bersama dan telah minta cerai, hal ini menjadi petunjuk bahwa ikatan batin diantara Pemohon dan Termohon telah terputus ;

---Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana tersebut di atas terlepas dari siapa yang benar dan siapa yang salah, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa telah terbukti adanya perselisihan atau konflik antara Pemohon dan Termohon, baik yang mengeja wantah dalam pertengkaran (lahiriah) atau perselisihan (batiniyah), yang berlangsung terus menerus, yang merusak sendi-sendi perkawinan yang luhur sehingga telah mengikis harapan untuk hidup rukun

lagi;---Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berkeyakinan bahwa ikatan perkawinan antara Pemohon dan Termohon tidak mungkin diteruskan lagi, sehingga maksud Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam telah terpenuhi, oleh karena itu permohonan Pemohon tentang perceraian sudah sepatutnya dan adil untuk dikabulkan;

(18)

---Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 70 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan dirubah lagi dengan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka Majelis Hakim akan membuka sidang guna penyaksian Ikrar Talak Pemohon kepada Termohon setelah putusan ini memperoleh kekuatan hukum tetap;

----DALAM REKONVENSI

Menimbang, bahwa apa yang menjadi pertimbangan dalam Konvensi menjadi dasar pertimbangan Rekonvensi;

---Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Rekonvensi Penggugat adalah sebagaimana tertera di atas;

---Menimbang, bahwa gugatan Rekonvensi Penggugat diajukan oleh Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi dalam tahapan jawaban, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 157 dan Pasal 158 R.Bg , secara formil dapat diterima, dan berdasarkan pasal 66 ayat (5) Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 maka gugatan Rekonvensi tersebut dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan permohonan talak;

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 24 Ayat (2) huruf a maka selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat atau tergugat, Pengadilan dapat menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami;---

Menimbang bahwa di dalam gugatan Rekonvensinya Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi menuntut hal-hal sebagai berikut:

1. Nafkah Termohon sejak menikah tanggal 02-04-2009 s/d sekarang lebih kurang 1 tahun 27 hari s/d tanggal 29-04-2010 berupa:

a. Pakaian 3 stel, kain, sandal, dll = Rp.

2.500.000,-b. Kosmetik = Rp.

1.500.000,-c. Makan dan Minum = Rp. 35.000,-/ hari x 392 hari = Rp. 13.720.000,-2. Nafkah Idah = Rp. 40.000,-/hari x 90 hari = Rp.

(19)

18.000.000,-4. Biaya berobat keguguran = Rp. Jumlah = Rp. 39.570.000,-Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi, Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi menyampaikan jawaban sebagai berikut:

- Bahwa Pemohon tidak sanggup memenuhi tuntutan Termohon karena Termohon merasa tidak nyaman bersama

Pemohon;--- Bahwa Termohon meminta izin untuk pergi ke Sarolangun kepada Pemohon, tetapi Pemohon diam saja;--- Bahwa mengenai gugatan rekonvensi Termohon, Pemohon hanya menyanggupi :

1. Nafkah Idah Rp. 15.000,- / hari;---2. Mut’ah Rp. 500.000,- ;--- Bahwa sejak awal nikah Pemohon tidak pernah memberi uang kepada Termohon

karena Pemohon sakit;--- Bahwa Pemohon tidak pernah menyediakan kosmetik untuk Termohon;sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;---sakit;--- Termohon;--- Bahwa mengenai biaya berobat Pemohon tidak mau membayar;Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---Termohon;---

membayar;---Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi mengenai nafkah selama ditinggalkan (selanjutnya di sebut nafkah madhiyah) Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi menuntut nafkah tersebut kepada Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi sebanyak Rp. 35.000,- perhari x 392 hari = Rp. 13.720.000,- sedangkan Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi menyatakan tidak mau dan tidak menyanggupi sama sekali untuk memenuhi tuntutan tersebut dan Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi hanya menyediakan 2 kaleng beras, sikap Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi yang demikian menurut penilaian Majelis Hakim merupakan prilaku yang mengingkari tanggung jawabnya selaku suami, karena sudah

(20)

meskipun sudah lampau masa, hal mana sesuai dengan keterangan dalam Kitab I’anatut Thalibin, Juz IV, halaman 85 yang selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim sebagai berikut:

Artinya : “Nafkah atau pakaian yang belum dipenuhi maka harus dilunasi walaupun sudah lampau masa”;---maka berdasarkan pendapat Majelis Hakim tersebut di atas tuntutan Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi mengenai nafkah lampau dapat dikabulkan sebagian dan Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi diwajibkan memberikan nafkah madhiyah kepada Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan minimum pada saat ini sebesar Rp. 20.000,- x 392 hari = Rp.7.840.000,- ;

---Menimbang, bahwa dalam perkara ini Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi sebagai suami yang mengajukan permohonan cerai talak, namun demikian dalam pemeriksaan di persidangan tidak terbukti Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi sebagai istri berbuat nusyuz maka Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi menuntut Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi untuk membayar nafkah iddah sebanyak Rp. 40.000,- perhari x 90 hari = Rp. 3.600.000,-sedangkan Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi hanya menyanggupinya Rp. 15.000,- perhari dengan demikian berdasarkan Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 149 dan Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam tuntutan Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi mengenai nafkah idah dapat dikabulkan sebagian dan Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi diwajibkan memberi nafkah idah kepada Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi sebesar Rp. 20.000,- x 90 hari = Rp. 1.800.000,- yang jumlahnya akan ditetapkan dalam amar putusan

ini;---Menimbang, bahwa oleh karena perceraian dalam perkara ini atas kehendak Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi selaku suami dan dalam pemeriksaan di persidangan tidak terbukti terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut semata-mata disebabkan oleh Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi sebagai istri maka Penggugat

(21)

Rekonvensi/ Termohon Konvensi menuntut Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi untuk membayar mut’ah sebanyak Rp. 18.000.000,- sedangkan Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi hanya menyanggupinya sebanyak Rp. 500.000,- maka berdasarkan Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah disempurnakan oleh Pasal 158 Kompilasi Hukum Islam tuntutan Penggugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi mengenai mut’ah dapat dikabulkan sebagian dan Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi diwajibkan untuk membayar mut’ah kepada Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi yang jumlahnya akan ditetapkan dalam amar putusan ini dan harus disesuaikan dengan kemampuan Tergugat Rekonpensi/ Pemohon Konvensi dan kondisi perekonomian pada saat

ini;---Menimbang, bahwa dalam persidangan Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi tidak dapat membuktikan bahwa Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi pernah mengalami keguguran, maka gugatan rekonvensi Penggugat Rekonpensi/Termohon Konvensi mengenai biaya berobat keguguran menurut majelis sudah sepatutnya ditolak;----

---DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, maka semua biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon;---

Mengingat segala ketentuan Hukum dan peraturan per-undang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan perkara ini;

---M E N G A D I L I DALAM KONVENSI

1. Mengabulkan permohonan Pemohon; ---2. Menetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengikrarkan talak satu raj’i

(22)

---1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi sebagian;---2. Menghukum Tergugat Rekonvensi/ Pemohon Konvensi untuk memberikan kepada

Penggugat Rekonvensi/ Termohon Konvensi berupa :

2.1. Nafkah Madhiyah selama 392 hari x Rp.20.000,- = Rp. 7.840.000,- (Tujuh juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah);

-2.2. Nafkah Idah sebesar Rp. 1.800.000,- (satu juta delapan ratus ribu rupiah); ---2.3. Mut’ah berupa uang sebesar Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah);---3. Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi selain dan

selebihnya;--- ---DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

- Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp 241.000,- (Dua ratus empat puluh satu ribu rupiah);

---Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Agama Sungai Penuh pada hari Senin tanggal 21 Juni 2010 M, bertepatan dengan tanggal 8 Rajab 1431 H. oleh kami Drs. M. ZUBIR. Th sebagai Ketua Majelis dan ALFI ZUHRI, S.Ag., serta ABDURRAHMAN ALWI, S.HI., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana dibacakan pada hari Kamis tanggal 24 Juni 2010 M, bertepatan dengan tanggal 11 Rajab 1431 H dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh Hakim–Hakim Anggota dan dibantu oleh Drs. KHAIRUDDIN., sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Pemohon dan Termohon; --

---Hakim Ketua,

Drs. M. ZUBIR, Th

(23)

ALFI ZUHRI, S.Ag. ABDURRAHMAN ALWI, S.HI. Panitera Pengganti, Drs. KHAIRUDDIN Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,-Biaya Panggilan : Rp. 290.000,-Redaksi : Rp. 5.000,-Meterai : Rp. 6.000,-Rp. Perincian Biaya: Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,-Biaya Panggilan : Rp. 200.000,-Redaksi : Rp. 5.000,-Meterai : Rp. Jumlah :Rp. 241.000,-(Dua ratus empat puluh satu ribu rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Perangkat Ajar Mengenal Huruf dan Angka, Mengeja, Membaca Dongeng dan Bernyanyi bagi Anak-Anak Penderita Down Syndrome” ini

Menurut Kasmir “Standart rata-rata industri untuk NPM ini adalah 20%”. Peningkatan tersebut disebabkan oleh hasil penjualan bersih dan laba usaha atau dengan kata lain

UKM Pengolahan Bapak Agus bertempat tinggal di Desa Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Kota Malang merupakan UKM yang sudah berproduksi dalam pengolahan tahu lebih

Sekayu, Februari 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin

Dalam Undang – undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 1 ayat 3, foreign drect investment atau penanaman modal asing adalah kegiatan

Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memeberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun

a) VG1 Membangun informasi dan pemimpin yang berkomitmen; memperkuat kepemimpinan dalam mengembangkan pemahaman yang baik dari tata kelola dan wawasan yang jelas

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, pembahasan dan analisis yaitu desain meja dan kursi belajar berdasarkan hasil pendekatan kansei