• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran outdoor activities Dalam pembelajaran outdoor activities yang akan dibahas adalah pengertian outdoor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran outdoor activities Dalam pembelajaran outdoor activities yang akan dibahas adalah pengertian outdoor"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran outdoor activities

Dalam pembelajaran outdoor activities yang akan dibahas adalah pengertian outdoor ac-tivities, manfaat pembelajaran outdoor activities dan langkah-langkah pembelajaran outdoor activities. Adapun pembahasannya sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Outdoor activities

Menurut Indramunawar (Iptu Prihantoro, 2010), outdoor activities adalah kegiatan di alam bebas atau kegiatan di luar kelas dan mempunyai sifat menyenangkan, karena bisa me-lihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang terbentang si alam, yang dapat disajikan dalam bentuk permainan, observasi/pengamatan, simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyapaian materi.

Menurut Dadang M. Rizal (Rita Mariyana (2010), pembelajaran di luar kelas yang me-nyenangkan kemampuan dan potensi diri disamping mencari suasana dan lingkungan baru untuk menyalurkan kebutuhan manusia dalam berinteraksi dengan alam dan berinteraksi se-sama manusia dalam suasana di luar ruangan (outdoor). Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan berinteraksi dengan alam dan manusia dalam suasana di luar kelas.

Jadi, outdoor activities dalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas dan mempunyai sifat yang menyenangkan, dimana melalui kegiatan ini diberikan kesempatan untuk menua-ngkan potensi diri, sekaligus menyalurkan kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan alam dan sesama manusia dalam suaasana di luar ruangan; dan dapat menimbulkan nilai spiritual siswa terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

2.1.2 Manfaat Pembelajaran Outdoor Activities

Menurut Rita Mariyana, dkk dalam bukunya (2010: 99) lingkungan belajar di luar kelas atau outdoor activities sebagai tempat bermain melainkan juga sebagai tempat anak mengek-spresikan keinginannya. Lingkugan ini merupakan tempat yang sangat menarik di mana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang. Ketika anak-anak-anak-anak bermain di luar, mereka menunjukkan

(2)

kejutan dan kaya akan perubahan. Di luar kelas anak-anak dapat mempelajari berbagai hal serta mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Lingkungan di luar ruangan membe-rikan kekayaan tersendiri bagi anak dalam mengenal tekstur, warna, aroma, dan suara-suara, jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di dalam ruangan saja. Lingkungan di luar ruangan juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah.

Kegiatan pembelajaran di luar kelas atau outdoor activities membuat siswa dalam bela-jar akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena siswa belabela-jar secara langsung berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru tetapi mereka menunjukkan ketertarikan serta ingin tahu yang tinggi, memberikan kekayaan tersendiri bagi anak-anak dalam mengenal tekstur, warna, aroma, dan suara-suara, jauh lebih bermakna dibandingkan hanya mengalaminya di dalam ruangan saja. Serta juga menambah pengalaman untuk menikmati hari yang cerah.

Berdasarkan manfaat pembelajaran outdoor activities, dapat dikatakan bahwa manfaat dari pembelajaran outdoor activities adalah mempermudah siswa memahami materi yang di-paparkan oleh guru, disebabkan karena siswa telah belajar secara langsung atau mengalami pengalaman langsung; sehingga saat materi diberikan, siswa lebih mudah mencerna karena dapat mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman yang dialaminya saat belajar melalui me-tode outdoor activities.

2.1.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Outdoor Activities

Menurut Oemar Hamalik (Iptu Prihantoro (2010), berpendapat bahwa prosedur untuk mempersiapkan pembelajaran dengan outdoor activities (experiental learning), adalah seba-gai berikut :

1. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar direncanakan untuk memperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif.

2. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor activities ini dapat diva-riasi sendiri oleh guru. Misalnya : dalam satu materi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain seperti lingkungan.

(3)

4. Menentukan waktu pelaksanakan kegiatan. Kegiataan outdoor activities ini dapat dilaksa-nakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksadilaksa-nakan di luar jam pelajaran.

5. Menentukan rute perjalanan outdoor activities, dapat dilakukan satu kelas bersama-sama. Outdoor activities dapat menggunakan rute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga sekitar.

6. Siswa dapat bekerja secara individual dan dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. 7. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman.

8. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan outdoor activities yaitu guru menjelaskan tentang aturan dalam pembelajaran dengan outdoor ac-tivities.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran outdoor activities dapat disimpulkan bah-wa dalam pelaksanaan pembelajaran outdoor activites, hal-hal yang perlu dilakukan atau langkah-langkah yang perlu disiapkan adalah pertama dan mendasar adalah guru perlu me-rumuskan secara teliti dan hati-hati pengalaman belajar apa yang hendak diperoleh atau di-capai siswa. Hal ini dimaksudkan supaya dapat memicu potensi kreatif siswa. Demi mensu-port hal pertama tadi, guru perlu menentukan bentuk kegiatan-kegiatan yang akan digunakan dalam pembelajaran outdoor activity nanti; disamping itu, guru juga perlu membuat perencaan waktu terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan; juga menentukan rute. Penentuan rute ini juga sangat ditentukan oleh pengalaman belajar apa yang hendak dicapai. Dari kese-mua itu dapat disimpulkan bahwa agar pembelajaran dengan metode outdoor activity terca-pai, guru perlu secara teliti, sadar dan detail mendesain rencana pembelajaran dan kemung-kinan-kemungkinan yang akan muncul dalam proses melaksanakan pembelajaran outdoor activity tersebut, termasuk resiko yang akan muncul.

Terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti, maka langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Guru menetapkan obyek yang akan dipelajari pada hari itu yaitu keadaan cuaca.

2. Menggunakan halaman sekolah sebagai lokasi untuk melakukan pengamatan tentang keadaan cuaca.

(4)

3. Guru menetapkan waktu, yaitu 10 menit dalam melakukan pengamatan tentang keadaan cuaca.

4. Guru menetapkan teknik mempelajari objek yaitu meramalkan keadaan cuaca berdasarkan keadaan cuaca.

5. Siswa dibagi dalam kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 orang. 6. Guru bersama siswa menuju ke lokasi pengamatan.

7. Guru membagikan LKS dan meminta siswa untuk melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatannya tentang cuaca berdasarkan keadaan langit yang ada pada hari itu. 2.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) akan dibahas tentang pengertian ilmu pengetahuan alam (IPA), tujuan IPA diajarkan di SD, dan hakikat IPA di SD. Adapun pembahasannya dapat dilihat sebagai berikut:

2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang be-rupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga mebe-rupakan suatu proses penemuan (Permendiknas, 2008). Selain itu, Rusyan (2007) dalam (Nurferi, 2010) mengemu-kakan:

“bahwa IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bu-kan hanya penguasaan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi mengumpulkan fakta-fakta, dan bagaimana menghubungkan fakta-fakta itu.”

Selain beberapa pengertian yang telah dikemukakan, ada pengertian lain yang dikemuka-kan oleh para ahli, yaitu:

a. Kemeny (dalam Nurferi, 2010) menyatakan bahwa IPA merupakan aktivitas dalam me-nemukan hukum-hukum alam dalam bentuk teori-teori berdasarkan fakta-fakta.

b. Sund (dalam Nurferi, 2010) mengemukakan bahwa “science is both a body of know-ledge and process”.

(5)

c. Depdiknas, 2006 (dalam Aris, M 2010) mengemukakan bahwa IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Berdasarkan berbagai pengertian IPA, dapat ditarik simpulan bahwa dengan demi-kian IPA adalah cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan se-kedar penguasan, kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga mengumpulkan fakta-fakta dan bagaimana menghhubungkan fakta-fakta itu. Dengan kata lain, IPA berarti juga merupakan proses penemuan.

2.2.2 Tujuan IPA diajarkan di SD

Sulistyorini (2007: 40), mengemukakan tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar, seba-gai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang berman-faat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubun-gan saling mempengaruhi antara IPA, lingkunhubun-gan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara, menjaga, meles-tarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

2.2.3 Hakikat IPA di SD

A’sy, Muslichah (Sekolah Dasar.net, 2011) keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur,

(6)

rampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalis dan mesintesis data.

Poedieti (Sekolah Dasar.neet, 2011) menyebutkan bahwa keterampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam pembelaja-ran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan ma-salah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru dalam menciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu.

2.3 Hasil Belajar

Dalam pembahasan hasil belajar akan dibahas tentang pengertian hasil belajar dan fak-tor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Adapun pembahasannya sebagai berikut:

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa In-donesia, hasil belajar merupakan wujud dari keberhasilan belajar yang menunjukkan kecaka-pan dalam penguasaan materi pengajaran.

Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2011: 7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowlwdge (pengetahuan, ingatan), com-prehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analy-sis (menguraikan, menentukan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan res-pons), valuing (nilai), organizations (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psi-komotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup kete-rampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Menurut Winkel (Purwanto, 2011: 45), Hasil belajar adalah perubahan yang mengaki-batkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu

(7)

kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Blom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 1996: 244). Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hal yang diharapkan dari pembelajaran yang telah dite-tapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.

Berdasarkan paparan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian hasil belajar, maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah siswa me-nerima pengalaman belajarnya. Dalam hal ini kemampuan yang diperoleh ada kemampuan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Meskipun demikian, dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada aspek kemampuan yang diperoleh pada aspek kognitif saja. 2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Paul Suparno (Sardiman A.M., 2011: 38) menyatakan bahwa hasil belajar di-pengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Seperti faktor jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu. Seperti faktor keluarga, faktor seko-lah, dan faktor masyarakat.

Berdasarkan paparan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern (di dalam diri individu) dan faktor ekstern (di luar individu).

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan

Outdoor Activities untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata pelajaran IPA SD Negeri 02 Pangkalan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011. (Ipnu Prihantoro). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini ada-lah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan ketuntasan hasil belajar. Pe-ningkatan hasil belajar sisswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada kondisi awal hanya terdapat 10 siswa (4,67%) yang telah tuntas dalam belajarnya dan 14 (58,33) siswa

(8)

24 siswa (100%) yang telah tuntas, dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa sudah menca-pai, 24 siswa yang tuntas. Pebelajaran outdoor activities sangat bermanfaat bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran karena melaluipembelajaran outdoor activities siswa dapat belajar se-suatu yang nyata atau konkrit yang dapat disajikan dalam bentuk pengamatan/ observasi, diskusi dan kerjasama kelompok.

Efektivitas Penerapan Metode Outdoor Activities Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Ha-sil Belajar Geografi Pada Siswa Kelas VII SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010. (Ciptadi, S). Dari hasil analisis statistik diperoleh hasil, harga t hitung sebesar 1,921. Untuk dk = 6 ( N – 1 ) dan taraf signifikansi 0,05 atau 95 % diperoleh harga t tabel sebesar 1, 671. Karena t hitung > daripada t tabel, maka keputusan uji adalah bahwa Hipotesis yang berbunyi : (1) Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode Out-door Activities dengan hasil belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I Kedungban-teng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010, (2) Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I Ke-dungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010, dan (3) Ada pengaruh yang sig-nifikan antara penerapan metode Outdoor Activities dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar geografi siswa kelas VII semester 1 SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010 adalah diterima.

Pengaruh pembelajaran di luar kelas terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari antu-siasme belajar siswa pada siswa SMP Tahun ajaran 2004/2005. (Siti Khomsatun). Berdasar-kan hasil penelitian dapat disimpulBerdasar-kan : (1) ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran di luar kelas dan pembelajaran di dalam kelas terhadap prestasi belajar siswa (FA=6,196>Ftab=3,970 pada taraf signifikansi 5%). Siswa yang diberi pembelajaran di luar kelas memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran di dalam kelas (mA1=6,771>mA2=6,325). (2) ada perbedaan pengaruh antara antusiasme belajar tinggi dan antusiasme belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa (FB=11,221>Ftab=3,970 pada taraf signifikansi 5%). Siswa yang mempunyai antusiasme be-lajar tinggi memperoleh prestasi bebe-lajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai antusiasme belajar rendah (mB1=6,840>mB2=6,254) (3) tidak ada interaksi

(9)

anta-ra tempat pembelajaanta-ran dan tingkat antusiasme belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa (FAB=0,071.

Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor Study Objek Lereng Gunung Kelud Guna Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Menyusun Karya Tulis Geogarafi Materi Pe-manfaatan Sumber Daya Alam Siswa Kelas XI IPS-2 SMA Negeri Blitar. (Moch. Budi. Harso-no). Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya peningkatan aktivitas siswa, hasil belajar, dan kemampuan menyusun karya tulis siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri Blitar. Peningkatan aktivitas siswa ditunjukkan pada siklus I yang mencapai keberhasilan 51,3%, pada siklus II mencapai 86,4%. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan pada saat pratindakan 27,0%, siklus I mencapai 67,6%, siklus II mencapai 89,2%, peningkatan kemampuan menyusun karya tulis terlihat pada siklus I terdapat 43% yang nilainya dibawah 75 dan pada siklus II 100% nilai rata-ratanya di atas 75.

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidenfikasi sebagai masalah yang penting. Salah satu fak-tor yang berpengaruh dalam hasil belajar adalah dari fakfak-tor model pembelajaran yang diguna-kan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena model pembelajaran sangat pent-ing dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Pada kegiatan pembelajaran outdoor activities penyampaian suatu pesan pendidikan melalui sebuah pengalaman langsung cepat meresap kedaya tangkap pikiran manusia. Se-hingga siswa dalam belajar akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena siswa belajar secara langsung berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru tetapi dengan cara mengamati objek, menyelidiki, bertanya atau wawancara, membuktikannya dan menguji fakta. Sehingga kebe-narannya dapat dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(10)

Gambar: 2.1. kerangka berpikir

Berdasarkan gambar 2.1 sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaaan an-tara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya kelas kontrol dan kelas eksperimen di-beri perlakuan. Kelas kontrol didi-beri perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konven-sional yang dilakukan di dalam kelas dan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggu-nakan pembelajaran outdoor activities. Setelah perlakuan diberikan kedua kelas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi postets untuk mengetahui hasil akhir yaitu hasil belajar siswa setelah diberikannya perlakuan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2.6 Hipotesis Penelitian

Dengan menggunakan pembelajaran outdoor activities pada mata pelajaran IPA, maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar.

Pre Test

Kelas Kontrol menggunakan Pem-belajaran Konvensional dilakukan di

dalam kelas

Kelas Eksperimen menggunakan model Pembelajaran outdoor activities

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan Pengadaan Langsung pada Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2013 dan berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL) Nomor

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Meiden dan Wenny (2007) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara tingkat opini audit dan leverage

This study aims: (1) to develop a model of HOTS-based AFL which can be used to increase higher order thinking skills (HOTS) of student teachers of clothing

Dikaji secara yuridis berdasarkan pendekatan perbandingan (comparative approach), ketentuan-ketentuan yang mengatur instrumen hukum Bank Indonesia dalam Undang-Undang

// Wisatawan dapat menikmati keindahan perkebunan kopi sekaligus mendapat pengalaman langsung mengolah biji kopi secara tradisional dan menikmati khasnya rasa kopi di daerah

[r]

Game “Peta Buta Dunia”merupakan game Puzzle , game ini mengandalkan kecepatan pemain dalam mengetahui letak wilayah .Game bertipe Puzzle merupakan game yang memiliki Plot

Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) Secara umum introduksi teknologi PHT relatif baik diterapkan oleh para petani perkebunan rakyat, meskipun penerapannya belum