• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUHARIKA DEWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MUHARIKA DEWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI) MAHASISWA PRODI D4 PENDIDIKAN TATA RIAS

DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNP

MUHARIKA DEWI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Juni 2013

(2)
(3)

1

EVALUASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI) MAHASISWA PRODI D4 PENDIDIKAN TATA RIAS

DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNP

Muharika Dewi1, Fahmi Rizal2, Elida3

Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang

Email: wmuharika@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan unsur-unsur

pelaksanaan PLI dengan memakai model Evaluasi Program

CSE-UCLA (Center for the Study of Evaluation University of California

Los Angeles). Metodologi yang digunakan adalah metode kombinasi (Mixed Methods) dengan desain Concurrent Triangulation. Penelitian dilaksanakan di Program Studi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT UNP. Informan penelitian adalah Kepada Unit Hubungan Industri FT UNP, koordinator PLI jurusan KK, ketua prodi, kepala labor, teknisi labor, dosen pembimbing, pihak industri dan mahasiswa. Teknik

pengumpulan data melalui observasi, kuesioner/angket, dan

wawancara. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa tingkat

ketercapaian program PLI untuk tahapan Needs Assesment diperoleh

skor rata-rata sebesar 4,1 (82%). Tahapan Program Planning

diperoleh skor rata-rata sebesar 3,1 (63%). Tahapan Formative

Evaluation diperoleh skor rata-rata sebesar 2,9 (59%). Tahapan Summative Evaluation diperoleh skor rata-rata sebesar 3,6 (72%).

Abstract

This study was aims to evaluate the industrial experience programs by using CSE Program Evaluation-UCLA (Center for the Study of Evaluation University of California Los Angeles). The methodology used is a combination of methods (Mixed Methods) with Concurrent Triangulation design. Research conducted at the Educational Studies Program Makeup and Beauty Diploma in Padang State Univerity (UNP), Technical Faculty (FT) Family Welfare Department (KK). To research informants is there Industrial Relations Unit (UHI), Department PLI coordinator, chairman Studies Program Makeup and Beauty, head of laboratory, laboratory technician, supervisor, the industry and the students. Techniques of collecting data through observation, questionnaires/ questionnaires, and interviews. Based on

(4)

the analysis of the data found that the level of achievement for a PLI program Needs Assessment stage obtained an average score of 4.1 (82%). Program Planning Stages obtained an average score of 3.1 (63%). Formative Evaluation phases obtained an average score of 2.9 (59%). Evaluation summative stages obtained an average score of 3.6 (72%).

Kata kunci: evaluasi, PLI, CSE UCLA

Pendahuluan

Pendidikan Teknologi Kejuruan (PTK) adalah sub-sistem pendidikan dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai tugas mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan dalam pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20 ayat 3 menyatakan bahwa “Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program pendidikan akademik, profesi dan atau Pendidikan Teknologi dan Kejuruan”. PTK di perguruan tinggi bertujuan untuk menyiapkan tenaga ahli yang dibutuhkan masyarakat untuk memfasilitasi, mendorong dan meningkatkan keahlian, kecakapan, kompetensi para mahasiswa agar dapat menjadi insan yang cerdas, kreatif, inovatif dan kompetitif.

Keberhasilan penyelenggaraan PTK dapat dilihat dari tingkat mutu dan relevansi yaitu jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang pekerjaan dengan bidang keahlian yang dipilih dan ditekuninya. PTK diharapkan dapat menjembatani dunia pendidikan tinggi dengan dunia kerja dan kebutuhan pasar kerja dengan menyesuaikan kompetensi yang dimiliki lulusannya, salah satu upaya untuk meningkat tujuan tersebut adalah dengan pelaksanan program Pengalaman Lapangan Industri (PLI).

(5)

Kegiatan PLI dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan dari dosen pembimbing dari pihak kampus, dan pembimbing lapangan dari instansi lapangan atau perusahaan tempat PLI dilaksanakan. Melalui praktek lapangan, mahasiswa diharapkan mampu mengenal, mengalami dan memahami penerapan teori secara ilmiah serta proses pengaplikasian pada industri sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai pengalaman kerja sesuai dengan profesi yang akan ditekuninya. PLI pada dasarnya mengacu kepada tujuan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dibidang studinya masing-masing.

Salah satu program studi yang melaksanakan kegiatan PLI pada Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT UNP adalah prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan. Sebagai prodi yang baru didirikan pada tahun pelajaran 2007/2008, sampai pada saat ini mahasiswa prodi ini telah melaksanakan kegiatan PLI sebanyak tiga kali angkatan, yaitu mahasiswa tahun masuk 2007 hingga mahasiswa tahun masuk 2009 dan mulai dilaksanakan pada semester Juli-Desember tahun 2010.

Pelaksanaan kegiatan PLI ini diselenggarakan dengan koordinasi pihak-pihak yang terkait dan bertanggungjawab, mulai dari tingkat program studi hingga tingkat fakultas. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan pada prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan KK FT UNP sampai saat sekarang koordinasi yang terjalin masih kurang baik sehingga sering menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaannya.

Hal ini dipandang perlu dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan PLI telah tercapai atau tidak. Selama

(6)

ini evaluasi yang telah dilakukan baru sampai pada aspek penilaian hasil PLI. Tujuan penilaian dalam kegiatan PLI adalah untuk menetapkan patokan tentang keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan kewajiban akademik dan administratif selama melaksanakan program PLI saja sedangkan evaluasi program secara keseluruhan belum pernah dilakukan.

Evaluasi program berfungsi untuk memperbaiki tingkat efektifitas unsur-unsur yang ada dalam program yang berperan dalam mewujudkan tercapaiannya tujuan pelaksanaan program. Hal ini bertujuan untuk mengindentifikasi arah perencanaan evaluasi yang akan dilaksanakan. Tahapan pelaksanaan evaluasi

program ini merujuk kepada model evaluasi yang dipopulerkan oleh Center for

the Study of Evaluation (CSE) dari University of California in Los Angeles (UCLA).

Dalam penelitian evaluasi program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan ini akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam

evaluasi program CSE UCLA yaitu: 1) Needs assesment, 2) Program planning, 3)

Formative evaluation dan, 4) Summative evaluation, (Arikunto dan Jabar, 2010:44). Model evaluasi program ini mengarah pada empat sasaran evaluasi yang dikembangkan oleh Fernandes pada tahun 1984, seluruh tahapan dalam evaluasi program model CSE UCLA ini merupakan dan menunjukkan suatu proses yang cocok digunakan untuk mengevaluasi program-program dalam pendidikan.

Menurut hasil observasi yang dilakukan pada awal bulan September 2012, peneliti menemui permasalahan bahwa dalam pelaksanaan program PLI

(7)

mahasiswa sering mendapat hambatan dalam menentukan industri pasangan dalam PLI, sehingga mahasiswa harus melaksanakan PLI pada industri pasangan yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan jurusan yaitu salon kecantikan yang berkategori minimal kelompok menengah.

Kemudian berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 September 2012 dengan mahasiswa yang menyatakan bahwa sebagian industri sering tidak memberikan kesempatan berpraktek bagi mahasiswa, bahkan hingga mahasiswa menyelesaikan PLI sehingga menyebabkan rendahnya keterlibatan mahasiswa dalam industri. Mahasiswa mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan PLI, mahasiswa sering kesulitan dalam menyesuaikan pengetahuan yang dimiliki di kampus dengan industri hal ini membuat mahasiswa menjadi kurang mampu melaksanakan tugas yang diberikan pihak industri. Mahasiswa sering ditempatkan pada bagian yang rendah dan tidak sesuai dengan kemampuan mahasiswa seperti bagian pencucian rambut, atau menyusun dan membersihkan peralatan kerja saja.

Permasalahan lain yang dilihat berdasarkan hasil observasi pada bulan September 2012 di industri pasangan adalah kurangnya ketertarikan dari industri untuk menjadikan mahasiswa yang telah pernah melaksanakan PLI untuk dapat bekerja pada industri yang bersangkutan. Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak industri, hal ini disebabkan karena rendahnya keahlian kerja (kompetensi) yang dimiliki sebagian mahasiswa, kurangnya sikap kerja yang baik, kedisiplinan dan inisiatif kerja mahasiswa yang telah melaksanakan PLI.

Hal ini juga dibuktikan dengan rendahnya daya serap tamatan mahasiswa prodi ini di industri kecantikan. Menurut ketua prodi menyatakan bahwa dari 12

(8)

orang tamatan yang telah diwisuda hanya 1 orang yang berkecimpung di industri kecantikan. Berdasarkan permasalahan yang diutarakan dikhawatirkan bahwa tujuan dari pelaksanaan program PLI bagi mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Evaluasi program PLI penting dilaksanakan sebagai pedoman perencanaan program PLI selanjutnya. Dengan adanya evaluasi program akan diketahui unsur program yang belum terealisasi untuk diperbaiki dan dilaksanakan pada pelaksanaan program selanjutnya. Kemudian berdasarkan wawancara dengan ketua prodi dapat diketahui bahwa evaluasi program PLI pada prodi ini belum pernah dilaksanakan karena baru dilaksanakan dalam tiga kali periode.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakankan di atas, untuk meningkatkan kualitas dan menunjang terwujudnya sebuah program studi baru yang dapat dikenal dan memperoleh nama baik dimasyarakat, melalui terciptanya

lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan link dan match dengan lapangan kerja

bidang kecantikan maka peneliti memandang penelitian ini penting untuk dilaksanakan, oleh karena itu perlu untuk dilakukan penelitian tentang “Evaluasi Program Pengalaman Lapangan Industri (PLI) Mahasiswa Prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang”.

Dari observasi awal yang dilakukan terdapat banyak sekali masalah yang dihadapi antara lain, 1) Terjadinya peningkatan pengangguran terdidik baik pengangguran terbuka maupun terselubung sebagai akibat dari ketertutupan pendidikan tinggi terhadap perkembangan industry, 2) Kurang efektifnya

(9)

pencapaian tujuan program PLI berkaitan dengan melatih mahasiswa menguasai teknologi khususnya bidang kecantikan, 3) Sebagian industri tidak memberikan kesempatan dalam berpraktek bagi mahasiswa, bahkan hingga mahasiswa menyelesaikan PLI menyebabkan rendahnya keterlibatan mahasiswa dalam industry, 4) Sebagian besar mahasiswa melaksanakan PLI pada industri salon kecantikan kelompok kecil, 5) Mahasiswa sering mendapat kesulitan dalam menyesuaikan pengetahuan yang dimiliki di kampus dengan industri hal ini membuat mahasiswa menjadi kurang mampu melaksanakan tugas yang diberikan pihak industry, 6) Kurangnya ketertarikan dari pihak industri untuk menjadikan mahasiswa yang telah pernah melaksanakan PLI pada industri untuk dapat bekerja pada industri yang bersangkutan, 7) Kurangnya sikap, kedisiplinan dan inisiatif mahasiswa selama melaksanakan PLI, 8) Rendahnya keahlian kerja (kompetensi) yang dimiliki sebagian mahasiswa yang telah melaksanakan PLI, sehingga tamatan yang telah ada tidak siap untuk bekerja, 9) Rendahnya daya serap industri terhadap lulusan prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan, 10) Evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan PLI baru terbatas pada aspek penilaian hasil PLI saja, 11) Evaluasi program PLI pada prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan KK FT UNP belum pernah dilakukan sebelumnya.

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah menganalisis implementasi program PLI berdasarkan evaluasi program model CSE-UCLA

dengan tahapan: 1) Analisis kebutuhan (Needs Assesment) terkait identifikasi dari

tujuan program PLI mahasiswa Prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan

(10)

dari unsur-unsur program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan

Kecantikan KK FT UNP, 3) Hasil evaluasi formatif (formative evaluation)

keterlaksanaan unsur-unsur PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan

Kecantikan KK FT UNP, 4) Hasil evaluasi sumatif (sumative evaluation)

ketercapaian tujuan program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan KK FT UNP.

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model CSE UCLA (Centre For Study of Evaluation-University California Los Angeles). Menurut

Cross dalam Sukardi (2011:1) mendefinisikan bahwa “Evaluasion is a process

which determines the extent to which objectives have been achieved. Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi dimana suatu tujuan telah dapat dicapai”. Dalam hal ini peneliti mengevaluasi unsur-unsur program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikandi Jurusan KK FT UNP yaitu (a) Mahasiswa, (b) Industri pasangan PLI, (c) Dosen pembimbing, (d) Kurikulum, (e) Peralatan laboratorium kampus, dan (f) Administrasi pelaksanaan program PLI

dengan tahapan Needs Assesment, Program Planning, Formative Evaluatio dan

Summative Evaluation. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode Kombinasi (Mixed Metod) dengan desain concurrent triangulation.

Sugiyono (2011:415) menyatakan metode penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara berimbang, metode digunakan secara

(11)

bersama-sama dalam waktu yang sama tetapi indipenden untuk menjawab rumusan masalah yang sejenis.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan di Jurusan KK FT UNP. Informan penelitian ini adalah Kepada Unit Hubungan Industri FT UNP, koordinator PLI jurusan KK, ketua prodi, kepala labor, teknisi labor, dosen pembimbing, pihak industri dan mahasiswa program studi keahlian yang telah melaksanakan PLI yaitu mahasiswa tahun masuk 2007 s/d 2009. Teknik pengumpulan data evaluasi dengan menggunakan data primer yaitu, 1) observasi, 2) Kuesioner/Angket, dan 3) wawancara. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi dokumentasi. Dokumentasi yang dikumpulkan berupa arsi-arsip pelaksanaan program PLI. Uji coba instrumen dilakukan pada mahasiswa program studi S1 Tata Busana jurusan Kesejahteraan Keluarga FT UNP. Analisis data uji coba dilakukan dengan komputerisasi melalui program

analisis SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17. Hasil uji coba

selanjutnya dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir pernyataan dari masing-masing indikator dan variabel.

Hasil dan Pembahasan

1. Tahapan Analisis Kebutuhan (Needs Assesment)

Dari angket yang disebarkan kepada 48 orang responden penelitian, tahapan ini dinilai melalui 8 butir pernyataan yang diberikan kepada responden. Hasil

analisis data berada pada skor 4,1 (82%) dengan kategori baik. Hasil analisis data

(12)

manfaat bagi mahasiswa. Dalam hal tujuan pelaksanaan PLI, responden menyatakan bahwa pada dasarnya melalui PLI mahasiswa belajar untuk meningkatkan pengetahuan mengenai industri kecantikan, dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dan memperluas wawasan, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang tata rias dan kecantikan, lebih cakap dan terampil dalam bekerja sehingga mahasiswa siap dan mampu terjun keindustri nyata.

Hal ini sesuai dengan tujuan pengalaman lapangan industri bagi peserta didik yaitu untuk membantu peserta didik dalam memaksimalkan belajar terutama keterampilan sesuai dengan kompetensi jurusannya (Depdikbud, 1995). Kemudian kenyataan bahwa program PLI ini dibutuhkan oleh mahasiswa dan industri sebagai lingkungannya, hal ini juga didukung oleh pendapat Djojonegoro

(1999) yang menyatakan bahwa konsep link and match pada pendidikan kejuruan

pada dasarnya adalah berarti bahwa dunia pendidikan sebagai lembaga yang mempersiapkan SDM, sedangkan masyarakat dan dunia industri sebagai pihak yang membutuhkannya.

2. Tahapan Program Planning

Tahapan ini diteliti melalui angket dengan pertanyaan yang berjumlah 27 butir. Skor perolehan rata-rata dari keenam indikator terkait unsur-unsur

pelaksanaan program PLI diperoleh nilai rata-rata untuk tahapan program

planning diperoleh skor sebesar 3,1 (63%), dengan kategori kurang. Tahapan program planning terkait dengan keberadaan unsur-unsur program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan dari hasil penelitian pada setiap

(13)

unsur-unsur yang menjadi indikator dalam penelitian ini telah diberikan ketentuan yang tertulis dan jelas mengenai persyaratan mengenai unsur terkait seperti mahasiswa, industri pasangan PLI dan dosen pembimbing. Peraturan telah tertulis dalam buku panduan PLI dan telah diketahui yang diperlukan hanya koordinasi dari pelaksanaan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.

Menurut Alkin (1969:4) Program planning bertujuan untuk membantu

pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program. Sesuai dengan teori tersebut dapat diartikan bahwa evaluasi unsur-unsur yang ada didalam pelaksanaan program PLI membantu untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan program PLI.

Peningkatan dan pembenahan unsur-unsur yang terkait dengan program PLI ini bertujuan dalam upaya peningkatan mutu dari setiap unsur agar tujuan dappat tercapai dengan sempurna. Hal ini didukung oleh pendapat Fernades dalam Arikunto dan Jabar (2010:44) yang menyatakan bahwa evalusi program planning dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data yang terkait langsung dengan program yang dievaluasi dan mengarah kepada pemenuhan kebutuhan dan tujuan dari pelaksanaan program.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan suatu program butuh perencanaan yang matang terkait unsur-unsur yang ada dalam pembelajaran, salah satu bentuk pembelajaran adalah dengan pengalaman lapangan industri persiapan terhadap unsur-unsur terkait akan menentukan keberhasilan dalam PLI.

(14)

Dengan demikian program planning yang telah dievaluasi yang menyatakan bahwa hasil yang cukup dan masih perlu dilaksanakan perbaikan dan penataan dari unsur-unsur program PLI. Hasil evaluasi program planning pada program PLI ini dibutuhkan untuk memperbaiki unsur-unsur dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan selanjutnya dalam program PLI.

3. Tahapan Formative Evaluation

Tahapan formatif evaluasi dalam penelitian ini memiliki indikator yaitu keterlaksanan dari unsur-unsur terkait PLI dengan dua sub indikator yaitu relevansi program dan hambatan pelaksanaan program. Pada penelitan kuantitatif dianalisis menggunakan angket dengan pernyataan yang berjumlah 11 butir.

Perolehan rata-rata dari kedua indikator diperoleh skor sebesar 2,9 (59%), dengan

kategori kurang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tahapan formative

evaluation masih harus perhatikan karena masih berada pada kategori kurang dalam pelaksanaannya.

Relevansi dan hambatan yang dihadapai dari unsur industri pasangan PLI dinyatakan berdasarkan temuan penelitian bahwa mahasiswa telah ditetapkan harus melaksanakan PLI pada salon kecantikan yang memiliki kategori minimal salon kecantikan menengah (madya), namun karena jumlah salon tersebut sedikit di kota Padang, jadi mereka banyak yang harus melaksanakan PLI salon berkategori kecil (pratama). Akibatnya mahasiswa banyak yang tidak mendapatkan kesempatan berpraktek, sedangkan kesempatan kerja yang diberikan mahasiswa tergantung dari inisiatif mahasiswa dalam menyesuaikan diri.

(15)

Hasil evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki program, fokus evaluasi berkisar pada kebutuhan yang dirumuskan berkaitan dengan tujuan dari pelaksanaan program (Widoyoko, 2012). Dalam evaluasi program PLI mahasiswa D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan yang dilaksanakan disimpulkan bahwa hasil evaluasi dinyatakan kurang dan masih perlu mendapatkan perhatian.

Hal-hal yang kiranya dapat dilaksanakan berkaitan dengan mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan program seperti melaksanakan kerjasama dan kesepakatan melalui lobi yang dilakukan oleh pihak kampus kepada pihak indutri untuk dapat menerima mahasiswa, melalui penawaran dan kerjasama yang baik diharapkan pihak industri dapat memposisikan mahasiswa dalam bekerja saat prakerin dengan pekerjaan yang lebih sesuai dengan kompetensi mahasiswa. Hal ini betujuan agar permasalahan dapat diatasi segera dan tidak berlanjut pada masa yang akan datang.

4. Tahapan Summative Evaluatin

Nilai perolehan rata–rata dari kedua indikator diperoleh nilai rata-rata pada

skor sebesar 3,65 (73%), dengan kategori cukup. Hasil penelitian untuk indikator

evaluasi hasil pelaksanaan program PLI yang secara kuantitatif berarti bahwa tahapan evaluasi hasil program PLI dapat dikatakan cukup berhasil. Didukung oleh hasil wawancara yang ungkapkan oleh responden dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat merasakan dampak positif dari pelaksanaan program PLI, terlihat keinginan mahasiswa untuk berwirausaha dan memiliki usaha sendiri

(16)

maupun untuk bekerja meningkat setelah melaksanakan PLI. Sedangkan rendahnya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam mengoperasikan peralatan elektrik adalah karena mahasiswa kurang diberi kesempatan oleh pihak industri saat PLI untuk mengaplikasikan ilmunya karena kurangnya kepercayaan dari pihak salon kecantikan.

Kemudian evaluasi terhadap dampak dari program PLI yang dilakukan oleh mahasiswa D4 Pendidkan Tata Rias dan Kecantikan dapat diartikan bahwa pelaksanaan program PLI cukup memberikan dampak bagi kemajuan mahasiswa dan prodi D4 Pendidikan TRK meskipun kemajuan yang terlihat tidak terlalu menonjol. Didukung oleh data kualitatif yang menyatakan bahwa pelaksanaan program PLI dapat memberikan dampak yang positif terhadap kemajuan prodi D4 Pendidikan TRK yang baru berjalan selama lima tahun ajaran dan baru melaksanakan PLI sebanyak 3 kali periode. Namun mahasiswa lebih banyak yang ingin membuka usaha sendiri dari pada bekerja sebagai karyawan disalon kecantikan tempat mereka melaksanakan PLI.

Kesepakatan dan kerjasama yang dilaksanakan oleh pihak indutri dan kampus bertujuan untuk menyelaraskan perkembangan antara pengetahuan dan teknis dilapangan industri dengan pengetahuan yang dibekalkan kepada mahasiswa sebelum melaksanakan PLI, hal ini bertujuan agar tidak ada kompetensi yang tidak terkuasai oleh mahasiswa saat berada dilapangan dan menghindari komplen dan kritikan industri terhadap kemampuan lulusan perguruan tinggi secara umum dan prodi D4 Pendidikan TRK secara khusus.

(17)

Evaluasi hasil dan dampak pelaksanaan program PLI dapat dirasakan manfaatnya jika setelah kegiatan evaluasi perbaikan dan pembenahan dari segala unsur yang menghambat dan tidak berjalan dengan baik dapat dilaksanakan, agar tujuan program PLI dapat terwujud dengan lebih baik.

Simpulan, implikasi dan saran 1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penelitian evaluasi

dengan model dengan model evaluasi CSE-UCLA (Centre For The Study of

Evaluation-University California Los Angeles) dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Tahapan Analisis Kebutuhan (Needs Assesment)

Pelaksanaan program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan

Kecantikan pada tahapan needs assessment berkategori baik.

b. Tahapan Perencanaan Program (Program Planning)

Pelaksanaan program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan

Kecantikan tahapan program planning dari unsur-unsur yang terkait dengan

perencanaan program PLI ber kategori kurang.

c. Tahapan Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Pelaksanaan program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan

(18)

d. Tahapan evaluasi sumatif (Summative Evaluation)

Pelaksanaan program PLI mahasiswa prodi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan pada tahapan evaluasi sumatif berada pada kategori cukup.

2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka implikasi penelitian ini ditujukan kepada, Berdasarkan kesimpulan penelitian maka implikasi penelitian ini adalah: 1) Seharussnya dilakukan pendataan industri pasangan PLI bagi mahasiswa yang sesuai dengan kriteria usaha yang berklasifikasi madya, 2) Pelaksanakan pembekalan tingkat program studi dan melaksanakan pengawasan tempat prakerin yang disetujui oleh program studi, 3) Semestinya adanya ikatan kerjasama antara pihak industri dengan prodi untuk menjamin mahasiswa dibina dan diberikan kesempatan bekerja sesuai dengan kompetensinya.

3. Rekomendasi

Peneliti memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan PLI mahasiswa D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan yaitu: 1) Pihak UHI agar membenahi pelaksanaan PLI dengan melaksanakan pendataan industri pasangan PLI yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, 2) Koordinator PLI Jurusan Kesejahteraan Keluarga, lebih meningkatkan kerjasama dengan pihak program studi dan dosen pembimbing terutama dalam pemberian izin tempat pelaksaaan PLI. Membuka ikatan kerjasama tertulis antara pihak industri seperti

(19)

Tata Rias dan Kecantikan lebih meningkatkan upaya perbaikan kurikulum, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana dalam perkuliahan. Penyediaan peralatan elektrik yang lebih relevan dengan industri dan melaksanakan pembelajaran berbasis industri, 4) Pihak dosen pembimbing PLI melaksanakan pengawasan dalam kegiatan PLI (monitoring), melaksanakan perkuliahan dengan membentuk kebiasaan kerja yang efektifitas saat melaksanakan perkuliahan praktek, 5) Pihak industri pasangan PLI, melengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang ditentukan agar dapat menerima mahasiswa untuk melaksanakan PLI, 6) Pihak mahasiswa, sebagai peserta PLI, agar meningkatkan pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan industri dengan bersikap disiplin dan memiliki inisiatif kerja dalam berbaur dengan industri tempat melaksanakan PLI.

Daftar Rujukan

Alkin, C Marvin. 1969. UCLA-CSE. Evaluation Comment, Center for Study Of

Evaluation. Evaluation Theory Development. Diakses tanggal 21 Oktober

2012 dari http://www.cse.ucla.edu/products/pdf.

Arikunto, Suharsimi, & Jabar, Cepi Safruddin Abdul. 2010. Evaluasi Program

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. 1995. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39, tentang Peranan

Masyarakat dalam Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Djojonegoro, Wardiman. 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui

(20)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta.

Sukardi, HM. 2011. Evaluasi Pendidikan, Prinsip & Operasionalnya. Jakarta:

Bumi Aksara.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis

Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Persantunan: Artikel ini diolah dari Tesis Muharika Dewi dengan judul Evaluasi Program Pengalaman Lapangan Industri (PLI) Mahasiswa Prodi D4 Pendidikan Tata Rias Dan Kecantikan Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik UNP dan ucapan terima kasih kepada Pembimbing I Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, M.T dan Pembimbing II Dr. Elida, M.Pd yang telah membantu memberikan arahan sehingga artikel ini bisa dibuat.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan cash inflow yang merupakan indikasi investor dalam memilih reksa dana yang dapat dipengaruhi dalam 6 faktor

.Sebelum variabel bebas dan terikat dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji kolmogorov Smirnov.Hasil uji kenormalan ternyata data berdistribusi normal, sehingga

Perencanaan Kegiatan Pembangunan Jembatan Pengawasan (Peningkatan Jalan Nanga Bulik – Arga Mulya (E4), Jl. Perumda – Alun –alun) (DAK Tambahan Usulan Daerah) Pengawasan

[r]

Selain alat dan sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dan Pasal 46, satuan tugas Polhut yang berada pada SPORC, sekurang-kurangnya dilengkapi dengan 1 (satu) Markas Komando

Ayat 8, “Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.” Pada bagian sebelumnya Paulus telah menjelaskan salah satu sisi dari

ULP Polres Jembrana Tahun Anggaran 2016, melaksanakan pembukaan penawaran untuk Pekerjaan Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2 Sebanyak 129 Unit Polres Jembrana T.A..

Thus, diarrhea usually develops in the settings of poor sanitation and hygiene, when there is lack of safe drinking water, improper hand hygiene, while preparing the food or