• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan ini (Rachbini,2002:xiv).

Prospek ekonomi dunia diprakirakan membaik pada tahun 2004 dan selanjutnya melambat pada tahun 2005-2006. Di lain pihak prospek ekonomi Indonesia tahun 2004-2006 diprakirakan terus membaik, ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara bertahap hingga sekitar 6 % pada tahun 2006. Kemudian dilihat dari kontribusi sektoral, maka sektor industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian diprakirakan menjadi sektor utama pertumbuhan PDB (Product Domestic Bruto)

tahun 2004-2006 (Miranda S.Goeltom, 2004).

Perekonomian Indonesia di masa mendatang akan mengalami kecenderungan perbaikan sebagai dampak dari kondisi ekonomi global, regional dan adanya perbaikan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan ekonomi domestik, tampaknya perlu diwaspadai kemungkinan adanya beberapa isu kritis yang sering menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara, diantaranya adalah: (1) Tingginya pengangguran, (2) rendahnya investasi, dan (3) biaya ekonomi tinggi. Isu tingginya penganguran dan ekonomi biaya tinggi merupakan isu lama dan klasik yang selama ini belum dapat diatasi dengan baik. Kemudian isu rendahnya investasi merupakan produk dari kekurangpercayaan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia, termasuk di dalamnya masalah politik dan keamanan. Kemungkinan isu kritis tersebut

(2)

cepat direspon oleh semuapihak, terutama pihak pemerintah khususnya dalam menentukan kebijakan pengembangan ekonomi nasional pada tahun 2005-2009.

Pengalaman Indonesia selama tiga puluh tahun kebelakang terutama pada tujuh tahun terakhir dari tahun 2004, memberikan informasi dan sekaligus pelajaranberharga bagi kita, bahwa pada masa lalu runtuhnya perekonomian Indonesiaternyata sebagai akibat dari kekurangmampuan pengambil keputusan dipemerintahan Indonesia saat itu dalam merespon berbagai isu kritis , seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pada saat itu perekonomian Indonesia hanya bertumpu pada beberapa usaha skala besar (konglomerat). Oleh karena itu, respon yang cepat dan tepat terutama oleh pihak pemerintah terhadap isu kritis yang selalu menghantui kegiatan perekonomian tersebut, akan sangat bermanfaat bagi kemungkinan ketahanan dan sekaligus keamanan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Kebijakan pemerintah untuk memberikan kesempatan yang sama kepada kegiatan usaha kecil dan usaha kecil menengah (UKM) untuk dapat maju dan berkembang sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya, merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi ketahanan dan keamanan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Ini artinya bahwa usaha kecil dan UKM harus dapat tumbuh dengan baik, sehingga masalah mengenai pengangguran, rendahnya minat investasi dan ekonomi biaya tinggi dapat berkurang secara nyata. (Suhendar Sulaeman,2004)

Menurut Rachbini (2002), kelompok wirausahawan ini selalu mempunyai peranan krusial, baik sebagai gap filler (pihak yang mengisi jarak / kesenjangan antara peluang potensial dengan kenyataan yang ada) maupun sebagai input completer

(pihak yang melengkapi faktor – faktor produksi dalam menghasilkan output berupa barang dan jasa). Peranan itu berarti mendinamisasikan perekonomian atau bahkan menjadi penopang yang menahan gerak perekonomian pada masa resesi. Peranan

(3)

krusial ini ada pada masa pasang maupun masa surut dari suatu sistem perekonomian bangsa. Jadi, peran penting dari para wirausahawan tersebut tidak terbantahkan.

Seorang wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian untuk menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk atau jasa. Dengan kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi lingkungan. Sebagai pelaku bisnis, wirausahawan harus mengetahui dengan baik manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen. Untuk berhasil, ia harus mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa elemen kecakapan manajerial, serta mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis.

Membuka usaha bukanlah perkara yang mudah. Ada orang yang membuka usaha karena tidak ada pilihan lain selain membuka usaha sendiri. Ada orang yang membuka usaha sendiri karena pendidikan rendah yang membuat dia sulit mencari pekerjaan. Ada juga orang yang terpaksa membuka usaha sendiri karena terkena PHK dari perusahaannya. Sedangkan ada orang yang membuka usaha sendiri karena lebih senang memilih usaha sendiri daripada bekerja pada orang lain. Ada beberapa alternatif pilihan usaha baru. Pilihan usaha ada tiga macam yaitu waralaba (franchise), membeli usaha yang sudah berjalan, atau membuka usaha mulai dari nol.

Business plan merupakan dokumen yang disiapkan sercara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur

dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, dalam menjamin keberhasilan usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan cara menyiapkan rencana usaha (Business Plan) (Anoraga,2002:154).

(4)

Perencanaan merupakan alat untuk menggariskan arah dari perusahaan yang mengarahkan perusahaan kepada suatu kemajuan logis dari titik mulai sampai dengan titik akhir. Rencana yang dikembangkan dengan baik menolong entrepreneur

mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga mempersiapkannya untuk meminimalisasikan risiko dan memperbesar peluang keberhasilan usaha (Anoraga,2002:157). Keberhasilan usaha yang dimaksud dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal penting yaitu dana usaha bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat dan penghasilan anggota bertambah (Nasution,2001:12).

Peneliti memilih usaha Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta

Accessories Sun Plaza Medan sebagai objek penelitian dimana kedua usaha tersebut bergerak dalam bidang yang sama yaitu bisnis accessories wanita. Accessories wanita merupakan pendukung penampilan wanita yang sedang naik daun sekarang ini. Berbagai macam model, bentuk, dan bahan membuat accessories wanita menjadi menarik untuk digunakan. Apalagi wanita zaman sekarang sudah menyadari bahwa penampilan merupakan salah satu penunjang dalam berkarir, berbisnis, maupun bersosialisasi. Dengan menggunakan beberapa accessories yang sesuai dengan karakter yang dimiliki, busana yang digunakan, maupun acara yang dihadiri oleh mereka, para wanita merasa lebih percaya diri dan lebih yakin dengan kemampuan dan segala tindakannya.

Crispo Accessories merupakan usaha baru yang menjual accessories yang bersifat etnik dan diminati oleh sebagian orang yang berani tampil beda yang menginginkan barang berkualitas baik dengan harga yang relatif terjangkau. Keunggulan yang dapat dilihat dari toko accessories ini adalah keunikan masing-masing produknya yang memiliki design yang spesial.

(5)

Pemilik toko ini berpendapat bahwa dengan menjual barang yang jarang beredar di pasar khususnya di Medan akan memberikan peluang yang cukup besar bagi usaha ini untuk berhasil, dengan melihat trendaccessories (kecenderungan)yang sedang digemari di pasar dan mencoba untuk mengkombinasikannya dengan ciri dan kualitas yang tetap ingin dijaga oleh pemilik usaha ini. Dilihat dari aspek lokasi, Crispo Accessories terletak di Grand Palladium tepatnya di Ground Floor GS 27- 28.

Grand Palladium pada kenyataannya belum mampu mencapai target penyewaan kios menyisakan pertanyaan di benak kita tentang alasan pemilik toko memilih Grand Palladium sebagai lokasi yang dinilai baik untuk memulai usaha barunya. Masih banyak kios yang masih belum ditempati di Grand Palladium dan pengunjung yang datang pun tidak seramai pengunjung di Sun Plaza.

Q-ta Accessories yang berlokasi di Sun Plaza merupakan usaha baru yang didirikan oleh tiga orang yang berbeda yang mempunyai kegemaran yang sama dalam bidang accessories, yang pada akhirnya mencetuskan ide untuk memulai usaha baru dengan konsep accessories yang chic, modern dan dinamis. Harga yang ditawarkan pun lebih cocok untuk kalangan menengah ke atas dengan kualitas yang baik pula.

Sun Plaza merupakan plaza yang paling ramai pengunjungnya pada saat ini di Medan. Seorang entrepreneur membutuhkan capital yang cukup besar untuk memulai usaha baru di plaza ini. Kepemilikan Q-ta Accessories yang terdiri dari tiga orang memudahkan pembiayaan toko tersebut juga sekaligus memudahkan penyediaan barang-barang yang akan dijual kepada konsumen.

Diagram 1.1. menampilkan data profit yang diperoleh dari laporan keuangan Crispo Accessories sejak bulan Januari 2007 hingga sekarang ditunjukkan dalam bentuk diagram batang pada halaman berikutnya;

(6)

Modal awal untuk mendirikan Crispo Accessories adalah sebesar Rp 81.000.000,- dan Crispo mampu mencapai break even point pada bulan Desember 2006 serta telah meraih profit di bulan Januari 2007. Diagram batang 1.1. tersebut menunjukkan bahwa Crispo Accessories Grand Palladium mulai dari bulan Januari 2007 hingga bulan Januari 2008 telah mampu meraih profit yang terus meningkat. Hal ini sangat jarang terjadi pada perusahaan baru; Usaha yang dirintis mulai dari pertengahan tahun 2006 ini dalam masa beroperasinya hingga sekarang mampu meningkatkan profitnya secara berkesinambungan menunjukkan bahwa Crispo

Accessories merupakan salah satu contoh usaha baru yang mengindikasikan tanda keberhasilan dalam usahanya. Hal yang membuat Crispo Accessories dapat meningkatkan serta mempertahankan profit usahanya secara drastis inilah yang sangat menarik untuk diteliti sehingga membuat peneliti tertarik dan memilih Crispo sebagai

Rp1.000.000 Rp2.000.000 Rp3.000.000 Rp4.000.000 Rp5.000.000 Rp6.000.000 Rp7.000.000 Rp8.000.000 Rp9.000.000 Rp10.000.000 Jan

-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Ag ust-07

Sep

-07 Okt-07 Nov-07 Dec-07 Jan-08 ProfitCRISPO Diagram 1.1.

(7)

salah satu objek studi kasus dalam meneliti tentang faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru.

Modal awal untuk mendirikan Q-ta Accessories adalah sebesar Rp 195.500.000,- dan Q-ta Accessories mampu mencapai break even point diantara bulan Januari 2007 dan bulan Februari 2007 serta berhasil meraih keuntungan bersih (profit) pada bulan Februari 2007. Diagram batang 1.2. merupakan data profit (keuntungan bersih) diperoleh dari laporan keuangan toko Q-ta Accessories sejak bulan November 2006 dalam bentuk diagram batang 1.2.;

Pada Diagram batang 1.2., Q-ta Accessories pada awal usahanya sempat mengalami kerugian selama 3 bulan berturut. Namun, selama 3 bulan itu pula Q-ta juga mengurangi tingkat kerugiannya secara pasti dan akhirnya memperoleh keuntungan bersih pada bulan Februari 2007 dan terus mengalami peningkatan profit walaupun sedikit berfluktuasi namun Q-ta dapat mempertahankan laba bersihnya (Rp3.000.000) (Rp1.000.000) Rp1.000.000 Rp3.000.000 Rp5.000.000 Rp7.000.000 Rp9.000.000 Rp11.000.000 Rp13.000.000 Rp15.000.000

Nov-06 Dec-06 Jan

-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agust-0 7

Se

p-07 Okt-07 Nov-07 Dec-07 Jan-08 Profit Qta Diagram 1.2.

Jumlah Profit Q-ta Accessories November 2006 – Januari 2008

(8)

secara konstan hingga bulan Januari 2008 di atas Rp 5.000.000,-. Fakta ini menyatakan bahwa Q-ta merupakan salah satu usaha yang telah menunjukkan tanda – tanda keberhasilan karena Q-ta, dalam waktu kurang dari dua tahun dapat memperoleh profit serta dapat mempertahankan perolehan laba bersihnya hingga sekarang.

Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza

merupakan dua contoh usaha yang tergolong usaha baru yang meraih keberhasilan usaha karena mereka berhasil meningkatkan profit mereka serta mempertahankan profit mereka secara konstan. Peneliti memilih dua objek penelitian yaitu Crispo

Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan dengan maksud untuk mengetahui faktor – faktor pendorong keberhasilan usaha kedua perusahaan baru tersebut yang berada dalam situasi lingkungan bisnis masing – masing perusahaan yang sangat berbeda pula.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha tersebut sehingga penulis memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul ”Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza?

(9)

keberhasilan usaha pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta

Accessories Sun Plaza.

b. Mengetahui faktor yang paling dominan mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta

Accessories Sun Plaza.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan dalam mendirikan usaha baru dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru.

b. Bagi Fakultas Ekonomi USU, diharapkan dapat menambah dan memperluas khazanah penelitian yang ada.

c. Bagi penulis, memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam bidang entrepreneur, khususnya yang berkaitan dengan mendirikan usaha baru.

(10)

d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

D. Kerangka Konseptual

Menurut Pandji Anoraga (2002), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan (implementasi) untuk mencapai sasaran. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencana keuangan.

Keberhasilan Usaha Baru Rencana Usaha

(Business Plan) dan Implementasinya Rencana Pemasaran Rencana Produksi Rencana Organisasi dan Manajemen Rencana Keuangan

(11)

E. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Faktor – faktor yang mendorong wirausahawan pada Crispo Accessories

Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza meraih keberhasilan dalam usaha barunya adalah adanya rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta rencana keuangan yang tergabung dalam rencana usaha (business plan) dan pengimplementasian dari keempat rencana dalam business plan tersebut.

2. Pengimplementasian rencana organisasi dan manajemen merupakan faktor yang paling dominan mendorong keberhasilan usaha baru Crispo Accessories

Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza.

F. Metode Penelitian 1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru dalam hal ini peneliti meneliti dua usaha yang bergerak dalam bidang yang sama yaitu usaha accessories namun memiliki lokasi berbeda yakni Crispo Accessories yang berada di plaza Grand Palladium dan Q-ta Accessories yang berada di Sun Plaza Medan dimana kedua usaha baru tersebut telah berhasil meningkatkan serta mempertahankan profitnya. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah Rencana Pemasaran, Rencana Produksi, Rencana Organisasi dan Manajemen serta Rencana Keuangan.

(12)

2. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Rencana Pemasaran merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen) industri maupun untuk konsumsi akhir.

b. Rencana Produksi merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai mesin atau alat – alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.

c. Rencana Organisasi dan Manajemen merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.

d. Rencana Keuangan merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya – biaya pemasaran, umum

(13)

dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran pokok pinjaman dan arus kas bersih.

Tabel 1.1.

Definisi Operasionalisasi Variabel

VARIABEL INDIKATOR SKALA

UKUR

Faktor Rencana Pemasaran

1. Produk (Product) yang berkualitas

2. Harga (Price) yang sesuai dengan kualitas produk 3. Lokasi (Place) yang strategis 4. Tenaga Kerja (People) yang

terlatih

5. Promosi (Promotion) melalui berbagai media

6. Proses (Process) pendeskripsian produk kepada konsumen disampaikan dengan jelas 7. Lokasi (Place) usaha yang

strategis

Guttman

Faktor Rencana Produksi

1. Tempat usaha letaknya dekat dengan bahan mentah

(Material) 2. Memperhitungkan dan

menganalisis modal kerja (Money)

3. Memiliki visi dan misi sesuai dengan tujuan perusahaan

(Mindset)

4. Tenaga kerja memiliki keahlian (skill) yang sesuai dengan

tugasnya (Man) 5. Kegiatan promosi produk

merupakan kegiatan yang wajib dilakukan (Market)

Guttman

Faktor Rencana Organisasi dan

Manajemen

1. Terdapat pembagian kerja 2. Adanya Kedisiplinan

3. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap

kepentingan umum 4. Setiap karyawan hanya

menerima perintah kerja dari satu orang

5. Imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha.

(14)

pada atasan

7. garis kewenangan seperti tergambar pada struktur organisasi

8. Terdapat Keadilan (equity) dalam usaha

9. Tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi

10. Adanya kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa

Faktor Rencana Keuangan

1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha 2. Memperhitungkan kebutuhan

modal

3. menganalisis kemampuan perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha (sustainable)

Guttman

Sumber : diolah penulis (2008)

3. Skala Pengukuran Variabel

Variabel faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru diukur dengan menggunakan skala Guttman. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu ”ya – tidak”, ”benar – salah”, ”pernah – tidak pernah”, ”positif – negatif” dan lain – lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk piihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.

(15)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Crispo Accessories Grand Palladium yang terletak di jalan Kapten Maulana Lubis dan di Q-ta Accessories Sun Plaza

Medan yang berada di jalan Haji Zainul Arifin Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga Mei 2008.

5. Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan studi kasus dua perusahaan accessories maka populasi yang sekaligus sebagai sampel yang representatif dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting dalam menjalankan usaha acessories yang diteliti yaitu pemilik dari Crispo Accessories Grand Palladium dan tiga orang pemilik Q-ta Accessories Sun Plaza Medan dimana dari mereka dapat diperoleh informasi dan data – data penting dalam keseluruhan pelaksanaan aktivitas usaha mereka yang telah berhasil.

6. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian.

Data primer diperoleh dengan wawancara terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.

(16)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik Crispo Accessories Grand Palladium dan ketiga pemilik Q-ta Accessories Sun Plaza.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dangan penelitian yang dilakukan.

c. Observasi

Melakukan pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti di lokasi penelitian, dalam hal ini di Grand Palladium Plaza Jln. Kapten Maulana Lubis dan di Sun Plaza Jln. Haji Zainul Arifin Medan, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

(17)

8. Metode Analisis Data

Statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula – mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti. Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberi suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknis, analisis yang sering digunakan adalah statistika dasar yang berkaitan dengan parameter statistik deskriptif. Termasuk dalam parameter statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi web berbasis SMS yang mampu mempermudah komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa dengan hasil pengujian sebagai berikut : Dari ahli

Media seni batik diharapkan dapat menjadi inspirasi oleh guru-guru di Indonesia sebagai inovasi pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik.. Kata Kunci

Samarinda, November 2017 Wakil Dekan I, Ketua Program

dan menulis, berapa waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan pada garis waktu. 2) Menulis: Membantu peserta didik menulis informasi tentang waktu, kegiatan, dan

PERTAMA : Menetapkan cara untuk menyepakati waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan yang mencerminkan kesepakatan bersama dengan masyarakat (melalui

Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik akan memudahkan siswa untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang beragam dan dengan latar belakang yang berbeda karena

Fasilitas SMA baik negeri maupun swasta di Kabupaten Batang berjumlah 13 buah pada tahun 2007, yang tersebar di 8 kecamatan yaitu : Kecamatan Bandar, Kecamatan Bawang,

Jawa Tengah Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan, pendidikan,