• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

Yayasan Rumah Akal bergerak di bidang pelatihan matematika yang memberikan pelatihan dengan metode yang diciptakan sendiri oleh pemilik yayasan dan diberikan nama Mathmagic. Metode Mathmagic sebenarnya sudah diperkenalkan sejak Oktober 2003 yang penyebarannya dilakukan melalui internet dan dikemas dalam bentuk Print e-Book. Merek dagang (Trade Mark) ”Mathmagic School” telah terdaftar di Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. Agenda J00-2005-016467 dan Pendaftaran Hak Cipta Metode Matemagica-Magicmatika No. C00200501878-1954. Disamping itu Yayasan Rumah Akal mendapatkan dua penghargaan MURI pada tahun 2008 dari Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Kebudayaan dengan kategori penemu dan pengembang metode belajar matematika paling mudah di Indonesia.

Menanggapi permintaan masyarakat untuk melakukan proses belajar tatap muka, maka didirikanlah ”Mathmagic School” pada bulan April 2004, dan saat ini telah berdiri 32 buah cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana dua cabang dimiliki sendiri sebagai model dan tempat pelatihan bagi para franchisee. Saat ini perkembangan cabang dibatasi terkait dengan kesiapan Yayasan untuk menjaga standarisasi metode pengajaran yang harus diyakini mampu mewujudkan visi dan misi serta tujuan keberadaan Mathmagic School. Tujuan keberadaan

Mathmagic School adalah berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas dan

kecerdasan anak bangsa melalui cara berpikir yang kreatif, sederhana, cepat dan tepat serta menyenangkan dalam pemecahan soal berhitung dan matematika.

Disebabkan adanya keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha serta sulitnya mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan, Yayasan Rumah Akal mengembangkan usahanya dengan pola waralaba dengan persyaratan permodalan yang relatif ringan dibandingkan usaha waralaba sejenis. Yayasan Rumah Akal

(2)

menawarkan tiga jenis kemitraan yang dimulai dengan modal awal sebesar Rp. 5 juta; Rp. 10 juta dan Rp. 20 juta.

Dalam perkembangannya, pemilik Yayasan mengamati bahwa franchisee yang berhasil adalah mereka yang sebelumnya sudah menggeluti bisnis pendidikan dan menghayati peranan pendidik. Franchisee yang memiliki usaha di bidang lain dan kurang menghayati bisnis pendidikan biasanya lebih fokus pada bisnisnya semula. Mempertimbangkan hal tersebut, pembukaan cabang berikutnya disyaratkan bahwa franchisee memiliki idealisme dan visi yang sama dengan Yayasan Rumah Akal.

B. Organisasi Perusahaan dan Manajemen

Organisasi Yayasan masih sederhana, dipimpin langsung oleh pemiliknya, Bapak Ir. Bekti Hermawan dibantu oleh lima orang pegawai dengan pembagian tugas sebagai berikut :

a) Pemimpin/Pemilik Yayasan Rumah Akal dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana..

b) Satu Operasional Manager dengan tingkat pendidikan D3 yang menangani persiapan pembukaan cabang serta memantau perkembangan cabang-cabang. c) Satu orang pegawai dengan tingkat pendidikan D3 yang menangani keuangan

dan administrasi merangkap sebagai pengajar.

d) Tiga orang pegawai dengan pendidikan D3 yang menangani tugas-tugas operasional di lapangan yang juga merangkap sebagai pengajar.

Sedang susunan organisasi untuk franchisee Mathmagic School minimal terdiri dari tiga orang, yaitu :

a) Satu orang manajer cabang yang biasanya adalah pemilik usaha (franchisee). b) Satu orang pengajar tetap dengan tingkat pendidikan minimal D3.

c) Satu orang pengajar paruh waktu tingkat pendidikan D3. Syarat pengajar Mathmagic School adalah:

(3)

b) Mengerti dan menyukai matematika. c) Menyukai dunia pendidikan.

d) Mampu berkomunikasi dua arah dengan siswa. e) Lulus tes Tim dari Yayasan Rumah Akal.

Hubungan Yayasan Rumah Akal dan para franchiseenya yang diatur dalam Perjanjian kerja sama, mencakup persyaratan, hak dan kewajiban masing-masing pihak.

1. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh franchisse adalah sebagai berikut

a) Memiliki visi dan misi dalam pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan Mathmagic School.

b) Memiliki komitmen yang teguh untuk mengembangkan cabang secara berkesinambungan.

c) Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan didasarkan rasa saling percaya.

d) Memiliki kemampuan yang memadai dalam mengelola cabang untuk menjalankan standar pengelolaan yang telah ditetapkan

e) Memiliki kemampuan pendanaan yang memadai 2. Hak dan kewajiban dari franchisee adalah sebagai berikut :

1) Hak :

a) Menggunakan identitas Mathmagic School dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

b) Menentukan sendiri besarnya investasi yang diperlukan untuk membuka cabang.

c) Menentukan lokasi dengan persetujuan dari Yayasan Rumah Akal. d) Mengelola secara langsung baik operasional pendidikan dan keuangan. e) Menentukan sendiri karyawan dan pengajar sesuai kualifikasi yang

(4)

f) Mendapatkan program pelatihan bagi karyawan dan pengajar.

g) Mendapatkan dukungan manajemen dan teknis dari Yayasan Rumah Akal.

h) Mendapatkan prasarana pendidikan dan latihan berupa : master modul metode Mathmagic, teknik pengajaran Mathmagic, kurikulum dan silabus, software administrasi, standar pengelolaan cabang, buku panduan kerja cabang.

i) Mendapatkan seluruh keuntungan setelah membayar kewajiban kepada Yayasan Rumah Akal berupa Franchise Fee (License Fee) dan Royalti 10 persen dari biaya SPP persiswa.

j) Mendapatkan fasilitas promosi dan pemasaran melalui internet. 2) Kewajiban :

a) Melaksanakan operasi pendidikan dan latihan sesuai standar pengelolaan dan buku panduan kerja Mathmagic School.

b) Menjaga kerahasiaan seluruh produk usaha jasa pendidikan Mathmagic

School kepada pihak lain.

c) Menyiapkan seluruh sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pendidikan dan latihan.

d) Membayar uang Franchise Fee dan Royalti Fee setiap bulannya.

Franchise fee adalah semacam license fee untuk menggunakan nama

dagang, produk atau jasa, metode pengoperasian, rencana pemasaran, proses pengendalian kualitas, serta menerima jasa pendampingan/pembinaan manajeme dari pihak pemegang lisensi (pewaralaba). Sedang Royalti fee yang ditetapkan 10 persen adalah prosentase dari penerimaan biaya kursus bulanan siswa yang harus disetorkan kepada Yayasan Rumah Akal.

e) Melaksanakan administrasi dan pelaporan keuangan serta menyerahkan informasi penerimaan kotor setiap bulan.

(5)

3. Hak dan kewajiban dari Yayasan Rumah Akal adalah sebagai berikut : 1) Hak :

a) Menerima Franchise Fee untuk masa kontrak yang telah ditentukan b) Menerima Royalti fee sebesar 10 persen dari biaya yang dikenakan

kepada setiap siswa

c) Menerima laporan informasi penerimaan kotor dari mitra cabang

d) Melakukan pengawasan operasional dan keuangan terhadap kinerja penyelenggaraan pendidikan dan latihan

e) Melakukan peninjauan ulang terhadap kelangsungan kerjasama mitra cabang dengan Yayasan Rumah Akal

2) Kewajiban :

a) Membantu franchisee dalam proses persiapan pembukaan cabang seperti seleksi lokasi dan rencana tata letak ruangan

b) Memberikan dukungan operasional kepada franchisee, berupa: (1) membantu menyeleksi pengajar dan karyawan serta mengadakan pelatihan; (2) memberikan materi pendidikan seperti : master modul, kurikulum, silabus; (3) memberikan bimbingan operasional dan manajemen

c) Mengevaluasi kinerja franchisee agar dapat mempertahankan standar kinerja dan tingkat keuntungan yang diperoleh

d) Mempromosikan dan mengiklankan kantor cabang milik franchisee Dalam pelaksanaannya, perjanjian hak dan kewajiban di atas belum dapat dipenuhi seluruhnya, terutama dalam hal pemantauan dan pengarahan teknis operasional maupun manajemen dari pihak Yayasan Rumah Akal. Pemilik usaha lebih banyak meluangkan waktu untuk mengembangkan produk dan penulisan buku daripada pengembangan dan pembinaan jaringannya. Disatu sisi penulisan dan penerbitan buku merupakan cara yang baik untuk memperkuat brand image, meskipun pengaruhnya tidak sekuat apabila dilakukan promosi above the line melalui media yang mampu menjangkau secara nasional. Namun disisi lain hal

(6)

tersebut menyebabkan perhatian terhadap pengembangan bisnis melalui sistem waralaba tidak ditangani dengan optimal. Keterbatasan jumlah tenaga manajemen juga menyebabkan pemantauan dan pembinaan franchisee kurang optimal. Pemilik usaha sendiri pada saat ini sedang mencari investor untuk mengalihkan manajemen Mathmagic School, sehingga bisa lebih fokus pada pengembangan produk lainnya.

C. Product (Produk)

Mathmagic adalah berbagai metode kreatif untuk memecahkan persoalan

matematika. Berbeda dengan lembaga pelatihan matematika lainnya yang memiliki program yang tidak dikaitkan dengan kurikulum di sekolah formal, kurikulum program Mathmagic disusun berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 dari Departemen Pendidikan Nasional, sehingga modul-modulnya dapat diterapkan pada buku textbook matematika di sekolah formal. Dengan tetap mengacu kurikulum di atas, Mathmagic adalah metode-metode penyelesaian soal matematika secara cepat, sederhana, kreatif dan menyenangkan. Strategi penyusunan kurikulum didasarkan pada tujuan membantu murid-murid memahami dan memecahkan persoalan matematika di sekolah, sehingga hasil akhirnya adalah perbaikan nilai matematika di sekolah. Disamping itu kurikulum

Mathmagic juga disusun berdasarkan National Council of Teacher of Mathematics dari Amerika Serikat untuk mempelajari matematika nalar dan

realistik untuk berkompetisi dalam Olimpiade Matematika tingkat Sekolah Dasar. Untuk mempermudah proses belajar dan meningkatkan daya tarik murid, digunakan berbagai alat peraga dan alat permainan yang saat ini masing-masing jumlahnya mencapai 50 alat peraga dan 20 alat permainan. Salah satu contoh alat permainannya adalah kotak perkalian dibawah ini:

Perkalian : 34 x 21 = 714 3 4 2 6 8 2x3=6, 2x4=8 7 1 3 4 1x3=3, 1x4=4 1 1 4

(7)

Sampai dengan saat ini Rumah Akal memiliki tujuh produk matematika, dimana dua produk telah dipasarkan melalui sistem franchise, yaitu Mathmagic dan Matematika Akhlaq; dua produk hanya dipasarkan di tempat pelatihan pusat milik Yayasan Rumah Akal, yaitu Filsafat Matematika dan Math Experiment; satu produk ditujukan untuk aktivitas sosial, yaitu Think Quest; dan dua produk terakhir masih dalam tahap konsep, yaitu Matematika Realistis dan Money Magic. Penjelasan mengenai tujuh produk tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis produk yang Dimiliki Rumah Akal

Produk Keterangan Status/Konsumen

Mathmagic Metode belajar matematika secara sederhana, cepat dan akurat.

Telah difranchisekan, untuk kelas TK B, 1 SD sd. 3 SMP

Matematika Akhlaq

Metode belajar matematika budi pekerti yang dilandaskan pada Al Qur’an.

Telah difranchisekan, untuk kelas 1 sd 6 SD

Matematika Realistis

Metode matematika kreatif dari Belanda, dikembangkan ITB bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, dikembangkan dalam bentuk pilot project di beberapa sekolah untuk diterapkan secara nasional.

Tahap pengembangan/ konsep, untuk kelas 1 sd 6 SD. Strategi antisipasi kurikulum baru.

Filsafat Matematika

Menelusuri rahasia suatu konsep matematika, baru diterapkan pusat.

Dipasarkan di kantor pusat saja, untuk kelas 1 sd 6 SD

Think Quest

Bimbingan untuk sekolah-sekolah negeri membuat website pendidikan dalam rangka persiapan mengikuti perlombaan inter-nasional yang setiap tahun diadakan Oracle.

Kegiatan sosial dan strategi soasialisasi Rumah Akal ke sekolah-sekolah secara luas

Math Experient

Belajar matematika melalui pendekatan penerapan eksperimen sains, hanya diadakan pada saat liburan sekolah selama 6 kali pertemuan

Dipasarkan di kantor pusat saja, untuk kelas 1 SD sd 3 SMP

Money Magic

pendidikan pengelolaan keuangan yang dikaitkan dengan Matematika

Tahap konsep

(8)

Dari dua produk yang telah difranchisekan, yaitu Mathmagic dan Matematika Akhlaq, ditawarkan dengan pendekatan tiga program pendidikan yang dapat dipilih oleh calon franchisee sesuai dengan kebutuhan di wilayah di mana cabang Rumah Akal akan dibuka. Tiga program tersebut adalah: (1) Program Pendidikan Mathmagis School (MS); (2) Program Pendidikan Simple Aritmatica (SIAR); (3) Program Pendidikan Akhlaq. Penjelasan mengenai ketiga program tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari 30 franchisee yang telah membuka cabang, 29 franchisee memilih tipe A: Program Pendidikan Mathmagic School, karena lebih lengkap dibandingkan program lainnya, dan hanya satu franchisee yang memilih Program Pendidikan Matematika Akhlaq dan tidak ada satupun yang memilih program SIAR. Dalam kajian ini produk yang dianalisis dibatasi pada produk Mathmagic, yang merupakan produk utama yang paling banyak konsumennya. Mathmagic adalah metode matematika yang kurikulumnya mencakup pelajaran matematika untuk tingkat Taman Kanak-Kanak Besar (TK B), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP).

Tabel 3. Jenis Program Pendidikan yang Difranchisekan Nama Program Pendidikan

Mathmagis School (MS) Program Pendidikan Simple Aritmatica (SIAR) Program Pendidikan Akhlaq

Tujuan meningkatkan nilai akademis sekolah serta menguasai matematika

Menguasai aritmatika bilangan tak terbatas selama tiga bulan

menguasai aritmatika berdasarkan ALQURAN Target Konsumen Untuk TK B, SD dan SMP. Untuk TK-B, SD, SMP Untuk TK-B, SD, SMP

Franchise Fee Rp. 20 juta Rp. 10 juta Rp. 5 juta

Masa Kontrak 10 tahun 10 tahun Selamanya

Jumlah franchise

29 0 1

(9)

Program pendidikan Mathmagic didasarkan pada tingkat kelas sekolah formal yang dibagi dalam beberapa modul yang diberi nama Mathmagic Module (MM). Setiap modul dilaksanakan dalam waktu 3 atau 4 bulan. Klasifikasi dari modul pelatihan Mathmagic adalah sebagai berikut:

1) Program Tingkat TK B

a) Pengenalan konsep jumlah.

b) Pengenalan lambang bilangan dengan metode Mathmagic. c) Pengenalan operasi hitung penjumlahan Mathmagic. d) Pengenalan operasi hitung pengurangan Mathmagic. 2) Program Tingkat SD

a) Fokus Aritmatika (Kabataku Mathmagic atau MM1) adalah program pendalaman aritmatika dan bimbingan belajar sekolah dasar.

b) Fokus Matematika (MM2, MM3, MM4, MM5, MM6), adalah program akselerasi matematika sekolah dasar.

3) Program Tingkat SLTP

a) Fokus Aritmatika (Kabataku Mathmagic).

b) Fokus Matematika (MM7, MM8, MM9) adalah program akselerasi matematika tingkat SLTP.

Metode belajar yang diterapkan di Mathmagic adalah dengan memberikan soal-soal secara personal untuk berlatih dan mengajarkan teknik penyelesaiannya secara personal pula. Untuk itu dalam satu kelas tidak boleh terlalu banyak siswa, maksimal lima anak dalam satu kelas. Siswa juga diijinkan untuk membawa soal-soal dari sekolah yang tidak dapat diselesaikan karena kurikulum Mathmagic disesuaikan dengan kurikulum sekolah formal. Proses pelajar dilengkapi dengan beberapa alat peraga dan permainan sehingga dapat mempermudah proses perhitungan seperti kartu Rabdologia untuk berhitung perkalian dan pembagian.

Berdasarkan siklus produk, Mathmagic seharusnya sudah melewati tahap perkenalan dan berada pada tahap pertumbuhan dan penerimaan. Namun demikian proses tahap perkenalan belum terlaksana secara efektif, karena pada

(10)

masa perkenalan yang diperlukan adalah promosi secara besar-besaran dan membutuhkan biaya promosi yang besar. Promosi above the line yang diperlukan untuk memperkuat brand image belum dilaksanakan dengan efektif karena pertimbangan biaya maupun manajemen yang tidak fokus pada pengembangan jaringan. Promosi yang efektif dan pengembangan jaringan merupakan faktor penting yang terkait kuat dengan usaha untuk memperkuat brand image.

D. Penilaian Kelayakan Usaha

D.1. Kelayakan Usaha Yayasan Rumah Akal

Pengelolaan administrasi keuangan Rumah Akal belum berjalan baik. Pencatatan masih dilakukan sebagian, yaitu penerimaan dan pengeluaran di dua tempat kursus yaitu di Cimanggu dan Taman Yasmin. Penerimaan dari usaha lain-lain, seperti royalti fee, franchisee fee, dan penjualan paket

Mathmagic belum dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan. Sedang

seluruh beban pengeluaran dimasukkan ke dalam laporan keuangan kursus. Khusus untuk pengelolaan royalti fee sebesar 10 persen dari uang kursus bulanan para franchisee belum dikelola dengan baik. Beberapa franchisee tidak disiplin membayar setiap bulannya dengan alasan sepi, namun kenyataan di lapangan belum diperiksa secara langsung. Jumlah murid di setiap lokasi kursus juga sulit dipantau karena jauh dari kantor pusat dan tersebar di seluruh Indonesia serta tidak adanya tenaga yang melakukan pemantauan tersebut. Dari 30 franchisee saja apabila jumlah murid hanya mencapai 30 orang, minimal penerimaan royalti fee bisa mencapai sekitar Rp. 15 juta perbulan, namun saat ini rata-rata penerimaan hanya mencapai Rp. 7 juta perbulan.

Struktur permodalan Yayasan Rumah Akal berasal dari modal sendiri dan franchise fee dari para franchisee, tanpa bantuan modal dari Bank. Modal awal Yayasan untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp. 161 juta, yang sebagian besar adalah tanah dan bangunan yang dijadikan kantor dan ruangan kelas sebesar Rp. 150 juta.

Dalam menganalisa laporan keuangan, dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu penerimaan dari usaha franchise dan penerimaan dari kursus matematika (Mathmagic School). Penerimaan Yayasan Rumah Akal dari usaha franchise

(11)

adalah: franchise fee, royalti fee dan pembelian paket Mathmagic.. Untuk

franchise fee, setiap franchisee membayar Rp. 20 juta untuk 10 tahun masa

kontrak. Saat ini rata-rata pertahun setiap bulannya ada satu tambahan

franchisee. Royalti fee besarnya 10 persen dari pembayaran kursus siswa

perbulan. Sedang dari pembelian paket Mathmagic untuk peserta kursus rata-rata perbulan diperoleh sebesar Rp. 1,5 juta. Penerimaan Yayasan Rumah Akal rata-rata dari usaha franchisenya adalah sebesar Rp.23,5 juta perbulan.

Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terbesar adalah gaji Pemimpin Yayasan dan Manajer Operasional sebesar Rp. 14,5 juta perbulan. Sedang biaya tetap lainnya adalah biaya listrik, telepon dan internet serta biaya perjalanan (transportasi) dan promosi rata-rata perbulan sebesar Rp. 1,8 juta. Biaya variabel terdiri dari pengadaan paket

Mathmagic sebesar Rp. 940 ribu perbulan. Total biaya yang harus dikeluarkan

adalah sebesar Rp. 17,3 juta.

Laba perusahaan sebelum pajak dan biaya penyusutan perbulan adalah sebesar Rp. 6,2 juta, sedang laba bersih setelah biaya penyusutan dan pajak perbulan adalah sebesar Rp. 3,8 juta. Perhitungan penerimaan, biaya dan laba rugi Yayasan Rumah Akal dapat dilihat pada rincian pada Tabel 4.

Tabel 4. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Yayasan Rumah Akal

No. Uraian Jumlah

Perbulan (Rp.) Prosentase (%) 1. Penerimaan 23.500.000 100,00 2. Biaya operasional 17.283.775 73,55 3. Laba operasional (1-2) 6.216.225 26,45 4. Penyusutan 733.333 3,12

5. Laba sebelum bunga dan pajak (3-4) 5.482.892 23,33

6. Bunga kredit - 0,00

7. Laba sebelum pajak (5-6) 5.482.892 23,33

8. Pajak 2.350.000 10,00

9. Laba setelah pajak (7-8) 3.132.892 13,33

10. Proceeds (9+4) 3.866.225 16,45

(12)

a. Analisis Profit Margin

Perolehan tingkat laba bersih sebelum dipotong pajak adalah sebesar 23,33 persen belum optimal karena bisa ditingkatkan lebih baik lagi apabila pengelolaan tagihan royalti fee dapat dilakukan dengan baik. Diasumsikan apabila dengan penambahan satu orang pegawai dengan gaji Rp. 1 juta perbulan dan tagihan bisa dilakukan dengan baik, maka perusahaan mampu menghasilkan laba sampai dengan 39,64 persen, atau apabila sebelumnya laba operasional perbulan sebesar Rp. 6,2 juta, dengan perbaikan manajemen dapat diperoleh laba sebesar Rp.13,2 juta.

Tabel. 5. Neraca Yayasan Rumah Akal Tanggal 31 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.)

AKTIVA Aktiva lancar:

- Kas dan bank 17.144.860

- Piutang lancar 5.750.000

- Persediaan 7.500.000

Total Aktiva Lancar 30.394.860

Aktiva Tetap:

- Tanah dan bangunan 150.000.000

- Total Aktiva Tetap 150.000.000

TOTAL AKTIVA 180.394.860

PASIVA

Hutang dan Modal:

- Hutang Lancar -

- Modal 142.800.160

- Laba ditahan 37.594.700

TOTAL PASIVA 180.394.860

Sumber : Laporan Keuangan Yayasan Rumah Akal dan Wawancara b. Analisis Return on Asset

Dari total aktiva yang dimiliki sebesar Rp.180.394.860 perusahaan mampu memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp.37.594.700 sehingga Ratio Laba terhadap total aset adalah sebesar 20,84 persen yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan nilai aktiva yang dimiliki dimana semakin besar semakin baik.

Pada saat ini dengan jumlah karyawan sebanyak lima orang ditambah dengan pemilik menjadi enam orang, maka rasio laba bersih dibandingkan

(13)

jumlah karyawan adalah sebesar Rp.522.148,- perorang bulan. Namun dengan menambah satu orang karyawan yang khusus menangani pemantauan penagihan royalti fee dari para franchisee dan asumsi tagihan bisa dikelola lebih baik, maka setiap karyawan rata-rata dapat menghasilkan laba sebesar Rp.1.555.482 perbulan bagi perusahaan.

c. Analis Kelayakan Investasi

Dasar untuk menilai kelayakan suatu proyek investasi digunakan kriteria yang lazim dalam mengevaluasi layak dan tidak layaknya suatu proyek yang dijalankan dengan menggunakan NPV, IRR dan PBP. Untuk menghitung kelayakan investasi tersebut dilakukan perhitungan proyeksi penerimaan, biaya dan laba rugi selama lima tahun. Asumsi yang digunakan dalam proyeksi tersebut adalah setiap tahunnya terdapat peningkatan penerimaan sebesar 10 persen dan peningkatan biaya operasional sebesar 10 persen pertahun. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Disamping itu dilakukan skenario perhitungan proyeksi apabila ditambahkan satu orang tenaga pengelolaan franchisee sehingga proses penagihan bisa lebih optimal dengan asumsi setiap cabang memiliki 30 orang murid. Perhitungan skenario kedua tersebut dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.

1) NPV

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan discount factor 16 persen (Lampiran 10) diketahui bahwa Yayasan Rumah Akal dapat menghasilkan NPV positif Rp. 19.332.509. Berarti usaha Yayasan Rumah Akal layak diteruskan karena jumlah proceeds selama lima tahun kedepan dikurangi biaya investasi yang dikeluarkan dan di-presentvalue-kan dengan discount factor 16 persen nilainya positif Rp. 19.332.509.

2) IRR

Berdasarkan perhitungan IRR (Lampiran 11) diperoleh IRR Yayasan Rumah Akal sebesar 21,98 persen yang lebih besar dari tingkat bunga pinjaman Bank komersial saat ini yaitu sebesar 14,5 persen. Berarti usaha ini layak diteruskan karena rate pada saat NPV = 0 adalah sebesar 21,98 persen, yang lebih besar dari tingkat bunga pinjaman bank sebesar 14,5 persen

(14)

sehingga masih ada spread sebesar 7,48 persen. Dan bila dibandingkan dengan bunga deposito bank komersial sebesar 9 persen pertahun, maka nilai IRR 21,98 persen masih jauh diatas bunga deposito sehingga modal yang dimiliki akan lebih menguntungkan apabila ditanamkan pada usaha ini daripada disimpankan dalam bentuk deposito di bank.

3) PBP

Berdasarkan perhitungan (Lampiran 12), PBP usaha Yayasan Rumah Akal adalah 1249 hari ( 3 tahun 5 bulan). Berarti investasi sebesar Rp. 161 juta yang telah dikeluarkan mencapai titik impas setelah 1249 hari, lebih singkat dibandingkan dengan umur ekonomis dari jenis investasi terbesar yang dikeluarkan yaitu bangunan yang umur ekonomisnya mencapai 10 tahun.

Dari seluruh kriteria investasi di atas menunjukkan hasil bahwa usaha ini layak diteruskan meskipun masih belum optimal, karena dengan jumlah

franchisee yang ada dan manajemen yang baik dapat dihasilkan struktur

penerimaan yang lebih baik.

D.2. Kelayakan Usaha Lokasi Kursus

Perhitungan kelayakan usaha dilakukan dengan mengacu penerimaan dan biaya yang dikeluarkan dari tiga lokasi kursus, yaitu Taman Yasmin, Bukit Cimanggu dan Indraprasta. Mesing-masing lokasi yang dikaji saat ini memiliki 47 murid, 52 murid dan 152 murid dan telah berjalan selama tiga dan empat tahun. Ketiga tempat kursus tersebut memiliki perbedaan dalam hal biaya investasi yang dikeluarkan terkait dengan biaya sewa gedung yang digunakan serta perkembangan usaha yang telah berjalan. Prediksi perkembangan ke depan berbeda-beda karena faktor lokasi dan keterbatasan ruangan. Setiap ruang kelas apabila dimanfaatkan secara maksimal, dapat digunakan untuk mendidik limapuluh orang anak, dimana setiap hari dalam satu minggu diadakan lima sesi kursus, dan jumlah murid setiap kelas adalah lima orang anak.

Perbedaan dari ketiga tempat kursus tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini. Lokasi kursus di Perumahan Taman Yasmin berada di kompleks

(15)

ruko di pinggir jalan utama perumahan memiliki potensi berkembang cukup baik karena developer perumahan masih agresif membangun. Namun tenpat kursus ini memiliki keterbatasan ruangan yaitu hanya dua kelas, sehingga setelah mencapai 100 anak tidak dapat berkembang lagi, kecuali dilakukan investasi perluasan ruangan.

Tabel 6. Perbedaan Lokasi Kursus dan Perkembangan Usaha Taman Yasmin Bukit

Cimanggu

Indraprasta Jumlah murid

saat ini

47 52 152

Lokasi Kompleks Ruko di jalan utama Perumahan

Di dalam perumahan

Di pinggir jalan Raya

Jumlah guru (orang) 2 2 3 Gedung Sewa Rp. 9 juta/tahun Sewa Rp. 7,5 juta/bulan Sewa Rp. 12 juta/tahun Perkembangan jumlah murid (historical) :

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 30 40 47 30 50 50 52 50 100 152 Pertumbuhan rata-rata 25% 2% 76% Kapasitas kelas maksimal 100 200 200

Prediksi perkembangan jumlah murid Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5 Tahun ke-6 Tahun ke-7 59 74 92 100 100 100 100 60 60 60 60 60 60 60 200 200 200 200 200 200 200

(16)

Lokasi kursus di Perumahan Bukit Cimanggu berada di dalam kompleks perumahan yang sudah mapan dimana developer perumahannya tidak lagi melakukan pengembangan perumahan sehingga diprediksi perkembangan kursus di lokasi ini akan cenderung stagnan, dan hal tersebut sudah dapat dilihat dimana selama empat tahun berdiri, perkembangan rata-rata jumlah murid hanya dua persen. Untuk lokasi kursus di Indraprasta berada di perumahan Indraprasta bagian terluar, terletak di pinggir jalan raya, mudah diakses kendaraan umum. Perkembangan jumlah murid selama tiga tahun berjalan sangat pesat, sehingga dapat diprediksi masih bisa berkembang baik ke depan, namun karena keterbatasan jumlah ruangan, maka setelah mencapai jumlah 200 anak, tidak dapat bertambah lagi, kecuali dilakukan investasi perluasan ruangan.

Sumber penerimaan Franchisee adalah dari biaya kursus setiap siswa setiap bulannya Rp.175.000 perbulan. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari: gaji manajer/pemilik, gaji guru, biaya sewa gedung, biaya listrik dan komunikasi, biaya promosi serta biaya penyusutan. Sedang biaya variable terdiri dari royalti fee, peralatan pendidikan dan alat tulis menulis.

Biaya tetap terbesar adalah gaji manajer atau pengelola usaha sebesar Rp. 1,5 juta perbulan dan gaji pengajar sebesar Rp. 1 juta perorang perbulan. Untuk Bukit Cimanggu dan Taman Yasmin dikelola oleh satu orang Manajer, sehingga biaya yang dibebankan ke masing-masing lokasi dibagi dua. Biaya sewa gedung berbeda untuk setiap lokasi, dimana Taman Yasmin Rp. 9 juta pertahun, Bukit Cimanggu Rp. 7,5 juta pertahun dan Indraprasta Rp. 12 juta pertahun. Biaya listrik dan komunikasi sebesar Rp. 500.000 perbulan untuk Taman Yasmin dan Bukit Cimanggu sedang Indraprasta lebih besar karena ruangan dan murid lebih banyak yaitu sebesar Rp. 750.000 perbulan. Biaya variabel terdiri dari biaya royalti fee sebesar 10 persen dari biaya kursus peranak, biaya pengadaan paket Mathmagic Rp. 100.000 per anak pertahun dan biaya alat tulis sebesar Rp. 25.000 peranak pertahun.

(17)

Tabel 7. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Taman Yasmin Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%)

Penerimaan 74,025,000 100.00

Biaya operasional 47,808,750 64.58 Laba operasional 26,216,250 35.42

Penyusutan 13,500,000 18.24

Laba sebelum bunga dan pajak 12,716,250 17.18 Bunga kredit - - Laba sebelum pajak 12,716,250 17.18

Pajak 3,670,275 4.96

Laba setelah pajak 9,045,975 12.22

Proceeds 22,545,975 30.46

Sumber : Laporan Keuangan Taman Yasmin dan Wawancara

Tabel 8. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Bukit Cimanggu Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%)

Penerimaan 81,900,000 100.00

Biaya operasional 53,940,000 65.86 Laba operasional 27,960,000 34.14

Penyusutan 12,375,000 15.11

Laba sebelum bunga dan pajak 15,585,000 19.03 Bunga kredit - - Laba sebelum pajak 15,585,000 19.03

Pajak 3,914,400 4.78

Laba setelah pajak 11,670,600 14.25

Proceeds 24,045,600 29.36

(18)

Tabel 9. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Indraprasta Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 September 2009

Uraian Jumlah (Rp.) Prosentase (%)

Penerimaan 239,400,000 100.00

Biaya operasional 103,440,000 43.21 Laba operasional 135,960,000 56.79

Penyusutan 15,750,000 6.58

Laba sebelum bunga dan pajak 120,210,000 50.21 Bunga kredit - - Laba sebelum pajak 120,210,000 50.21

Pajak 19,034,400 7.95

Laba setelah pajak 101,175,600 42.26

Proceeds 116,925,600 48.84

Sumber : Laporan Keuangan Indraprasta dan Wawancara

Dari ketiga tempat kursus diatas, terlihat bahwa ketiganya memiliki profit marjin cukup baik, dan yang menghasilkan profit marjin terbesar adalah Mathmagic yang berlokasi di Indraprasta (laba bersih setelah pajak sebesar 42,26 persen), karena jumlah muridnya paling banyak. Pemilihan lokasi menjadi faktor utama yang menentukan perkembangan usaha ke depan, semakin strategis lokasinya semakin besar potensi pengembangan usaha ke depan.

Lokasi kursus di Taman Yasmin masih memiliki potensi perkembangan usaha ke depan namun tidak sepesat Indraprasta, dengan pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 25 persen selama ini, didukung dengan masih berkembangnya perumahan Taman Yasmin serta lokasi tempat kursus yang berada di jalan utama kompleks yang juga menjadi jalur lalu lintas kendaraan umum cukup mendukung perkembangan ke depan. Laba bersih setelah pajak yang dicapai pada tahun yang ketiga hanya 12.22 persen namun dengan mempertimbangkan potensi perkembangan ke depan dengan bertambahnya jumlah murid, maka usaha ini masih memiliki prospek yang cukup baik.

(19)

Lokasi kursus di Bukit Cimanggu diperkirakan tidak berkembang lagi karena terletak di perumahan lama yang saat ini tidak lagi berkembang secara agresif. Laba bersih seteleh pajak yang diperoleh pada tahun 2009 adalah sebesar 14.24 persen, lebih baik dari Taman Yasmin, namun prediksi ke depan terkait dengan perkembangan jumlah murid, maka Taman Yasmin akan mendapatkan laba bersih yang lebih baik.

a. Analisis Pulang Pokok

Perhitungan Analisis Pulang Pokok terdapat tiga skenario dari tiga lokasi kursus karena biaya variabel dan biaya tetap berbeda-beda sehingga titik impas dari ketiga lokasi tersebut juga berbeda-beda. Bukit Cimanggu mencapai titik impas ketika jumlah muridnya mencapai 32 anak, Taman Yasmin 38 Anak dan Indraprasta 48 anak. Perbedaan tersebut disebabkan berbedanya biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan di masing-masing lokasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 10. Perhitungan Break Even Analysis Franchisee

Taman Yasmin Bukit Cimanggu Indraprasta Penerimaan

(biaya kursus peranak perbulan) 175.000 175.000 175.000 Pengeluaran : Biaya Variabel : • Royalti Fee 17.500 17.500 7.500 • Peralatan pendidika 8.333 8.333 8.333 • Alat tulis menulis 2.083 2.083 2.083 Jumlah Biaya Variabel 27.917 27.917 27.917 Biaya Tetap :

• Penyusutan 1.500.000 1.375.000 1.750.000 • Gaji guru*) 2.000.000 2.000.000 2.000.000 • Gaji manajer/pemilik 750.000 750.000 1.500.000

• Listrik dan telepon 500.000 500.000 750.000

• Sewa gedung 750.000 62.500 1.000.000

Jumlah Biaya Tetap 5.500.000 4.687.500 7.000.000 Perhitungan Titik Impas :

Biaya Tetap (FC) 5.500.000 4.687.500 7.000.000

Biaya Variabel (AVC) 27.917 27.917 27.917

Biaya kursus (P) 175.000 175.000 175.000

P-AVC 147.083 147.083 147.083

(20)

b. Analis Kelayakan Investasi

Dasar untuk menilai kelayakan suatu proyek investasi digunakan kriteria yang lazim dalam mengevaluasi layak dan tidak layaknya suatu proyek yang dijalankan dengan menggunakan NPV, IRR dan PBP (Tabel 11). Dari ketiga lokasi kursus diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 11. Perbandingan NPV, IRR dan PBP

NPV IRR PBP

Taman Yasmin Rp. 307.401.287 38,29% 3,98 Tahun Bukit Cimanggu Rp. 164.479.883 47,83% 2,16 Tahun Indraprasta Rp. 988.484.296 55,06% 1,61 Tahun 1) NPV

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan discount factor 16 persen (lampiran 17, 24 dan 31) diketahui bahwa ketiga lokasi kursus dapat menghasilkan NPV positif. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha

franchise Mathmagic layak dilaksanakan. Dari ketiga lokasi diatas yang

terbesar adalah Indraprasta, karena jumlah murid yang paling banyak serta prospek pengembangan ke depan paling baik, yang disebabkan faktor lokasi yang paling strategis.

2) IRR

Berdasarkan perhitungan IRR diperoleh IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga bank komersial 14.5% (lampiran 18, 25, 32), dimana IRR yang terbesar adalah Indraprasta (55,06%) diikuti Bukit Cimanggu (47,83%) sedang Taman Yasmin yang terkecil (38,39%).

3) PBP

Berdasarkan perhitungan, PBP ketiga lokasi cukup baik, dimana Indraprasta yang paling singkat, yaitu 1,61 tahun diikuti oleh Bukit Cimanggu (2,16 tahun) dan yang paling lama adalah Taman Yasmin (3,98

(21)

tahun). Perhitungan PBP ketiga lokasi tersebut dapat dilihat pada lampiran 31, 32, 33. Apabila dibandingkan dengan umur ekonomis proyek maka investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang lebih pendek dari jangka waktu umur ekonomis proyek investasi, yaitu 10 tahun.

Dari ketiga indikator kelayakan investasi diatas (NPV, IRR dan PBP) dapat disimpulkan bahwa usaha franchise Mathmagic layak dikembangkan. Dan apabila dibandingkan dari ketiga lokasi diatas, maka pengembangan usaha yang paling menguntungkan adalah Indraprasta, meskipun investasi awal yang dikeluarkan lebih besar karena menyewa lokasi yang lebih strategis, namun perkembangan jumlah murid yang diperoleh juga jauh lebih besar sehingga pengembalian investasi yang dilakukan lebih besar dibandingkan kedua lokasi yang lainnya.

E. Place (Tempat)

Lokasi yang dipersyaratkan untuk membuka tempat kursus adalah strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Ada dua jenis lokasi yang saat ini dianggap strategis, yaitu di daerah perumahan untuk mendekati konsumen dan di daerah pertokoan yang ramai dilewati kendaraan umum. Dalam perkembangannya lokasi yang kedua memiliki potensi untuk berkembang lebih besar, sedang lokasi pertama terbatas pada penduduk yang bermukim di perumahan tersebut.

Pada saat ini Mathmagic School tersebar kota di 12 kota di Indonesia, yaitu di Bogor, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Lampung, Palembang, Makasar, Malang, Kalimantan, Papua, Purwokerto, dan Jambi. Khusus untuk cabang di Papua merupakan proyek sosial dimana kurikulum Mathmagic digunakan di tujuh puluh sekolah formal, yang tidak mungkin dilakukan di wilayah lain di Indonesia yang mengacu pada kurikulum nasional. Dari tigapuluh franchisee, terdapat 8 franchisee yang berkembang pesat, 13 franchisee yang berkembang cukup baik sedang sisanya menyatakan perkembangan siswa di bawah standar, namun kebenarannya sulit dipastikan.

(22)

Sedang persyaratan fisik tempat usaha adalah luas bangunan minimal 50 m2, dimana 25 m2 dipergunakan untuk ruang kelas dan 15 m2 untuk ruang sekretariat, dan harus dibuat nyaman untuk kelancaran proses belajar mengajar. Adapun persyaratan fasilitas tempat usaha yang harus dipenuhi

franchisee adalah:

a) Tersedia AC (kecuali ruangan kelas sudah memiliki sirkulasi udara yang baik).

b) Terdapat minimal dua line telepon, dimana satu line digunakan untuk internet.

c) Tersedia satu buah modem.

d) Tersedia kursi siswa lima unit per kelas. e) Tersedia meja fasilitator.

f) Tersedia satu buah whiteboard per kelas. g) Tersedia lemari arsip siswa.

h) Tersedia filling cabinet untuk kegiatan small office.

(23)

Gambar 7. Ruang Kelas Mathmagic School F. Price |(Harga)

Strategi penetapan harga dilakukan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu daya beli masyarakat, harga pesaing dan biaya serta keuntungan yang diperoleh. Strategi penetapan harga dengan membandingkan harga pesaing adalah mengambil harga ditengah-tengah, antara harga tertinggi (Kumon) dan harga terrendah Biaya Kursus per bulan (Jarimatika dan Sempoa).

Pada Tabel 12 dapat dilihat perbandingan harga antara biaya kursus lembaga pelatihan Kumon, Jarimatika dan Mathmagic, dimana Mathmagic menentukan range harga tergantung kemampuan penduduk disekitar lokasi kursus antara Rp.100.000 sampai dengan Rp.250.000. Penentuan harga ini cukup bersaing dibandingkan dengan lembaga kursus lainnya dan fleksibel tergantung kemampuan penduduk di sekitar lokasi kursus.

Tabel 12. Perbandingan Biaya Kursus Biaya Pendaftaran

(Rp.)

Biaya Kursus perbulan*) (Rp.) Lembaga Kursus Jabodetabek Luar Jabodetabek Jabodetabek Luar Jabodetabek Kumon 250.000 230.000 320.000 276.000 Jarimatika 80.000 50.000 100.000 – 150.000 100.000 Mathmagic 150.000 150.000 100.000 -250.000 100.000-250.000 *) Kisaran biaya kursus perbulan, franchisee bebas menentukan selama dalam batas

range

Sumber : http://www.rumahakal.com; http://www.jarimatika.com; http://id.kumonglobal.com

(24)

Dari sisi biaya franchise fee, Jarimatika menetapkan harga awal terrendah, yaitu Rp. 12,5 juta untuk masa kontrak lima tahun, apabila dikalikan dua untuk menyamakan masa kontrak Mathmagic yaitu sepuluh tahun maka total franchise fee Jarimatika menjadi Rp. 25 juta. Mathmagic menetapkan franchise fee sebesar Rp. 20 juta untuk masa kontrak sepuluh tahun. Sementara Kumon menetapkan franchise fee antara Rp. 30-40 juta.

Franchisee fee Kumon paling tinggi, namun hanya dikenakan sekali selama

usaha masih berjalan. Mengingat usia Kumon yang sudah jauh lebih lama sehingga sudah memiliki data historis yang cukup mengenai para franchisee, ternyata masa kontrak tidak dianggap penting.

Tabel 13. Perbandingan Biaya Franchisee Lembaga Kursus Franchisee Fee Masa Kontrak Biaya Training/orientasi Royalti Fee Kumon*) +/- Rp. 30 juta Selama usaha berjalan gratis 5% Jarimatika**) Rp. 12,5 juta 5 tahun Rp. 350.000/orang /paket Tahun ke 1 : 40% Tahun ke 2 : 30% Tahun ke 3 : 20% Tahun ke 4 : 10% Tahun ke 5 : Bebas Mathmagic Rp. 20 juta 10 tahun Termasuk

Franchisee fee

10%

Sumber : *) http//www.jarimatika.com; **)wawancara pertelepon kepada manajemen Kumon (PT. KIE Indonesia)

G. Promotion (Promosi)

Inti dari kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, mengingatkan sasaran konsumen agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan. Tujuan utama dari pemilik Rumah Akal dalam melakukan promosi adalah memperkenalkan kepada masyarakat luas cara berpikir kreatif dan sistematis, sederhana, cepat dan tepat dalam memecahkan soal matematika serta sesuai dengan standar pengajaran yang telah ditentukan oleh Pemerintah (Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004).Namun sampai dengan saat ini cara promosi yang banyak dilakukan adalah promosi below the line, yang langsung

(25)

ditujukan kepada target konsumen tertentu dan jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah menggunakan sarana promosi above the line yang memang biayanya sangat tinggi melalui media-media yang bisa langsung menjangkau masyarakat luas, seperti televisi dan koran.

Kegiatan-kegiatan promosi yang selama ini telah dilakukan adalah: 1. menerbitkan buku elektronik yang dapat dicetak sendiri oleh pembaca, 2. menerbitkan buku cetak dengan judul : Mathmagic untuk 8th melalui

penerbit PT Kawan Pustaka,

3. talkshow mathmagic yang diprakarsai oleh PT Gramedia Pustaka Utama,

4. menyelenggarakan seminar-seminar ke sekolah-sekolah di berbagai daerah, dan

5. mathmagic roadshow ke sekolah-sekolah kurang mampu.

Gambar 8. Tampak depan Rumah Akal di Bukit Cimanggu Villa, Bogor

Sampai saat ini kurang lebih dua ratus sekolah telah dikunjungi untuk memperkenalkan metode Mathmagic. Kegiatan promosi lainnya adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan tujuan memperluas jaringan atau cabang-cabang Mathmagic School melalui sistem waralaba, serta kegiatan promosi yang terkait dengan tujuan menarik minat murid-murid untuk mendapatkan pengajaran Mathmagic. Kegiatan promosi yang terkait dengan usaha memperluas jaringan atau cabang melalui pola waralaba adalah melakukan penawaran melalu internet dengan membuka website dengan alamat www.rumahakal.com. Sedang kegiatan promosi yang terkait dengan

(26)

upaya untuk menjaring murid Mathmagic School, dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:

1. spanduk yang disediakan dari pusat untuk dipasang di lokasi kursus, 2. merek dan papan nama Mathmagic School di depan tempat usaha, 3. penyebaran brosur-brosur

H. Penyelenggaraan Pelatihan pada Rumah Akal dan Pesaing H. 1. Aspek Sumber Daya Manusia

Kualiatas sumberdaya manusia, dalam hal ini adalah staff pengajar memegang kunci penting dalam bisnis lembaga kursus matematika. Standar yang ditetapkan untuk tenaga fasilitator adalah sebagai berikut a) Minimal pendidikan D3 hingga Sarjana S1.

b) Mengerti dan menyukai matematika.

c) Menyukai dunia pendidikan dasar dan menengah. d) Mampu berkomunikasi dua arah.

e) Lulus test yang diselenggarakan oleh Mathmagic School. Tabel 14. Perbandingan Persyaratan Pengajar

Lembaga Kursus Pendidikan Formal minimal Usia (tahun) Lain-lain Kumon D3 25 – 40 a) Wanita

b) Pemilik adalah pembimbing utama dan pengelola usaha Jarimatika D1 20 – 40 c) Pemilik dan pengajar boleh

orang yang berbeda Mathmagic D3 Tidak

dibatasi

d) Pemilik dan fasilitator boleh orang yang berbeda Sumber : http://www.rumahakal.com; http://www.jarimatika.com;

http://id.kumonglobal.com

Pada tabel 14 diatas dapat dilihat perbandingan persyaratan pengajar Kumon, Jarimatika, dan Mathmagic. Hal yang paling membedakan lembaga kursus Kumon dengan lembaga lainnya yang sudah berkembang di 45 negara dengan jumlah murid 4,13 juta murid adalah persyaratan bahwa pemilik usaha (franchisee) adalah pengelola dan

(27)

pengajar utama, dan harus wanita. Hal tersebut dipersyaratkan untuk beberapa pertimbangan berikut

a) untuk kepentingan menjaga kualitas dan standar pendidikan, diharapkan bahwa pemilik usaha adalah mereka yang perduli dan senang dengan dunia pendidikan, jadi motif utamanya bukanlah pertimbangan financial semata-mata,

b) wanita diharapkan lebih tekun dalam menjalankan usaha pendidikan (tidak mudah berganti-ganti usaha), dan

c) wanita lebih tertarik pada dunia pendidikan dibandingkan pria.

Persyaratan tingkat pendidikan formal minimal D3 yang diminta oleh Mathmagic dimaksudkan untuk menjaga kualitas pendidikan dan standar tersebut sama dengan standar pendidikan yang ditetapkan oleh Kumon disamping kurikulum yang harus dikuasai pengajar adalah sampai dengan tingkat SLTP untuk Mathmagic dan SLTA untuk Kumon. Jarimatika memberikan persyaratan lebih ringan yaitu cukup D1 karena kurikulum yang diajarkan sangat terbatas, hanya berhitung sederhana dengan menggunakan jari. Kualifikasi ini merupakan persyaratan administrasi pertama yang harus dipenuhi disamping faktor-faktor lain yang dinilai selama pelatihan pengajar berlangsung. Kualifikasi ini terkait dengan dua hal, yaitu kualitas dan tingkat gaji yang harus dibayarkan, yang merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan franchisee.

H.2. Pola Pelatihan dan Asessment Pengajar

Di Mathmagic, proses pelatihan juga berfungsi untuk melakukan

asessment terhadap kualitas pengajar yang merupakan faktor kunci untuk

mendapatkan tenaga pengajar yang tepat. Perbandingan pola pelatihan dari ketiga lembaga kursus matematika Kumon, Jarimatika dan Mathmagic dapat dilihat pada Tabel 16.

Mathmagic menekankan proses learning by doing serta

pengamatan praktek di kelas untuk menilai kemampuan pengajar. Dari sisi proses memang lebih lama dan lebih sulit dibandingkan pelatihan klasikal serta tidak mungkin dilakukan secara masal, namun hasilnya akan lebih

(28)

baik. Dari sisi jangka waktu pelaksanaan, dan perbandingan pada Tabel 15 dapat dilihat keperdulian Mathmagic dalam mengadakan pelatihan dan

asessment untuk menjaga kualitas pengajar lebih baik dibandingkan

dengan lembaga kursus lokal Jarimatika.

Tabel 15. Perbandingan Pola Pelatihan dan Asessment Lembaga Kursus Pola Pelatihan dan Asessment

Kumon Tahapan pelatihan dan asessment di Kumon:

• Mengikuti masa orientasi selama 3-5 bulan

• Mengikuti proses seleksi

• Setelah lulus, Tim Kumon akan mengunjungi lokasi untuk menilai kelayakan tempat kursus (pengajar adalah franchisee)

Jarimatika Klasikal berdasarkan paket yang diambil: 1. Paket dasar : 4 hari

2. Paket 2 : 2 hari 3. Paket 3 : 2 hari 4. Paket 4 : 2 hari

Setiap paket ada ujian tertulis yang harus dilalui Mathmagic Pelatihan dan learning by doing (magang) selama satu

bulan

Kelulusan didasarkan pengamatan langsung pada saat magang

Sumber : http://www.rumahakal.com; http://www.jarimatika.com; http://id.kumonglobal.com

Bagi Mathmagic proses pelatihan pengajar atau fasilitator merupakan suatu bagian dari proses pendirian suatu cabang dan sudah termasuk fasilitas dalam franchisee fee. Hal ini berbeda dengan Jarimatika, dimana proses pelatihan merupakan kegiatan bisnis yang mendatangkan penghasilan tambahan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan kualitas SDM terkait dengan kualitas pendidikan yang menjadi faktor kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan adalah sebagai berikut

a. Pemilik usaha haruslah orang yang perduli pada dunia pendidikan, sehingga mendukung seluruh proses dan infrastruktur yang diperlukan untuk membuat sebuah lembaga kursus pendidikan dapat berkembang. Untuk mengetahui tingkat keperdulian tersebut biasanya diketahui melalui proses wawancara saat mengajukan proposal menjadi

(29)

b. Pengajar selain memiliki tingkat pendidikan formal yang memadai juga memiliki keperdulian terhadap murid dan bersedia memecahkan persoalan yang dihadapi murid untuk mencari solusinya. Untuk bisa menilai hal tersebut tidaklah cukup proses pelatihan di kelas dan lulus ujian tertulis. Proses pengamatan pada saat learning by doing atau magang dapat memberikan penilaian yang lebih komprehensif.

Dalam hal ini, Mathmagic telah menjaga kualitas pengajar melalui proses pelatihan dan asessment yang baik.

I. Analisis SWOT I.1. Peluang

a. Potensi Pengembangan Pasar

Segmen market yang menjadi potensi pasar terbesar dari

Mathmagic School adalah anak-anak SD. Berdasarkan data pada Tabel

16, jumlah anak yang bersekolah di Sekolah Dasar pada tahun 2007 secara nasional adalah 97,60 persen, sedang jumlah usia penduduk dengan kelompok usia 5 sampai 14 tahun sekitar 42 juta anak. Apabila diasumsikan jumlah anak yang mampu mengikuti kursus tambahan informal sebesar 10 persen, maka potensi pasar yang dapat digarap adalah 398.235 anak.

Tabel 16. Perhitungan Perkiraan Potensi Anak Mengikuti Kursus Tingkat Partisipasi

Sekolah Nasional*)

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Tahun 2007**) Perkiraan Jumlah Anak Sekolah SD dan SMP SD 97.60% 5-9 Tahun 22,109,704.00 21,579,071.10 SMP 83.49% 10-14 Tahun 21,852,247.00 18,244,441.02 Jumlah 39,823,512.12

Asumsi jumlah anak sekolah yang mampu mengikuti kursus 10%

398,235

*) Sumber : Survei sosial dan ekonomi nasional, BPS, 2007, diolah

Menurut hasil survai Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2008,

(30)

jumlah peserta kursus adalah 1.348.565 orang, sedang jumlah peserta kursus ditingkat Sekolah Dasar sebesar 17.84 persen atau sebesar 240.584 anak. Data yang tersedia adalah peserta seluruh jenis kursus, sehingga peserta kursus matematika atau sejenisnya lebih kecil lagi.

Potensi jumlah anak yang mampu mengikuti kursus sebesar 398.235 anak sedang yang telah mengikuti berbagai kursus berjumlah 240.586 anak, berarti hanya sebagian saja yang mengikuti kursus matematika. Dengan demikian masih terdapat selisih yang cukup besar belum lagi ditambahkan dengan jumlah anak yang berpindah dari kursus matematika lain. Sehingga potensi pasar yang dapat digarap cukup besar.

Gambar 9. Peserta Kursus Menurut Pendidikan terhadap Tingkat Pendidikan

Sumber : Survai Direktorat Pembinaan Lembaga dan Kursus, Depdiknas 2008

b. Ketersediaan Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja sebagai tenaga pengajar yang besar memberikan keuntungan dalam hal kesempatan memilih tenaga kerja yang sesuai. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada bulan Agustus 2007 mencapai 9,11 persen, atau sebanyak 10.01 juta, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2007 mencapai 99,93 juta orang, dan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2007 tercatat sebanyak 109,94 juta orang. (www.indonesia.go.id 2008). Berdasarkan perhitungan pada Tabel 17,

(31)

jumlah tingkat pengangguran terbuka dengan tingkat pendidikan Diploma dan Universitas mencapai 1, 22 juta orang.

Tabel 17. Perhitungan Jumlah Pengangguran Terbuka Nasional

Tingkat Pendidikan Pengangguran Pernah Bekerja (%) Pengangguran Baru (%) Diploma 2.3 3.2 Universitas 3.1 3.6 Jumlah (%) 5.4 6.7

Jumlah orang (juta) 0.55 0.68

Sumber : BPS 2008 diolah c. Tingkat Upah yang Rendah

Tingkat upah dari tenaga pengajar merupakan biaya tetap yang paling tinggi diantara seluruh komponen biaya. Tingkat upah yang rendah mempengaruhi rendahnya biaya operasional sehingga lebih fleksibel dalam menentukan harga produk (biaya kursus) untuk menyesuaikan dengan daya beli masyarakat, sehingga pangsa pasar yang dapat digarap lebih luas. Pada Tabel 19 dapat dilihat gambaran standar gaji di Indonesia jauh lebih rendah dibadingkan standar gaji di negara-negara lain.

Tabel 18. Perbandingan Tingkat Upah Rata-rata Perbulan

Nama Negara Tingkat Upah Rata-Rata Perbulan (Rp. Juta) Indonesia 1.0 China 2.6 Singapore 25.5 Amerika Serikat 30.3 Jerman 50.1 Sumber: ILO, 2008

d. Posisi Kepentingan Produk (Pelajaran Matematika)

Kedudukan pelajaran matematika di sekolah formal sangat penting, contohnya dalam sistem ujian nasional nilai ujian matematika bersifat final dimana meskipun secara rata-rata telah memenuhi syarat, namun apabila tidak melampaui nilai minimal untuk mata pelajaran

(32)

matematika, maka siswa tidak lulus. Kebijakan ini didasarkan pada pentingnya kemampuan penalaran siswa yang dapat dilihat dari kemampuan menyelesaikan soal matematika. Tingginya kepentingan pelajaran matematika di sekolah menjadi faktor pendukung yang kuat pada tingkat permintaan konsumen.

e. Ketersediaan Sistem Franchise

Dengan berkembangnya sistem franchise di Indonesia memberikan kemudahan kepada pemilik usaha (franchisor) dalam hal mengakses permodalan, berbagi biaya dengan franchisee dan berbagi risiko. Dipihak lain para franchisee mendapatkan kemudahan dalam memperoleh produk yang sudah teruji dapat berkembang di pasar serta bantuan manajerial dari franchisor.

Dengan adanya sistem franchise ini pengembangan usaha dapat dilakukan dengan lebih mudah bagi pengusaha yang terbatas permodalannya. Dalam waktu relatif singkat, dengan promosi yang baik, maka pengembangan unit usaha dalam dilakukan dalam waktu relatif singkat.

I. 2 Ancaman

a. Persaingan dari Lembaga Kursus Sejenis

Lembaga kursus matematika yang saat ini berkembang cukup pesat dan diminati masyarakat diantaranya: Kumon, Sempoa, Sakamoto dan Jarimatika. Masing-masing lembaga kursus pesaing memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Dari sisi mutu produk, Kumon telah memiliki produk yang teruji secara internasional efektif sehingga mampu berkembang di 45 negara, serta meliliki kurikulum yang lengkap dari SD sampai dengan SLTA, namun tidak disesuaikan dengan kurikulum nasional. Mutu produk Mathmagic juga baik dari sisi metode dan kelengkapan kurikulum karena telah diakui dan mendapat penghargaan dari Pemerintah (Kementrian Riset dan Teknologi), dan memiliki kurikulum lengkap

(33)

sesuai dengan kurikulum nasional sampai dari kelas 1 SD sampai dengan kelas 3 SMP. Sedang Jarimatika kurikulumnya sangat terbatas, yaitu hanya mencakup aritmatika saja (berhitung) yang diperlukan sampai dengan kelas tiga Sekolah Dasar sehingga sebenarnya segmennya terbatas, namun demikian kesederhaan konsep lebih mudah diterima masyarakat luas.

Tabel 19. Perbandingan dengan Pesaing

Faktor Kumon Jarimatika Mathmagic

Mutu Produk

***

*

***

Biaya Kursus

*

***

**

Franchise Fee

**

**

**

Kemudahan Persyaratan franchise

*

***

**

Kualifikasi Pengajar

**

**

**

Manajemen

***

**

*

Promosi

***

***

*

Jumlah jaringan

**

***

*

JUMLAH 17 19 14 Keterangan :

*

: kurang baik/sulit;

**

: cukup;

***

: baik/mudah

Dari sisi biaya kursus, Kumon menetapkan biaya tertinggi dan cukup mahal yaitu Rp.320.000 perbulan di daerah Jabodetabek, sehingga segmen pasar dilayani lebih terbatas. Jarimatika menetapkan range harga lebih rendah (Rp.100.000 sampai dengan Rp.150.000) dibandingkan

range harga Mathmagic sehingga lebih bersaing. Harga yang ditetapkan Mathmagic cukup fleksibel tergantung potensi daerah lokasi tempat

kursus (Rp.100.000 sampai dengan Rp.250.000).

Biaya franchise fee Mathmagic lebih rendah dibandingkan Jarimatika untuk masa kontrak sepuluh tahun, yaitu sebesar Rp. 20 juta. Jarimatika menetapkan franchise fee sebesar Rp. 12,5 juta untuk masa kontrak 5 tahun, sehingga secara total untuk masa kontrak 20 tahun maka Mathmagic lebih murah namun untuk penyediaan modal awal

(34)

Jarimatika lebih murah. Sedang franchise fee Kumon paling tinggi, namun hanya dikenakan sekali saja selama usaha berjalan. Untuk keberlangsungan usaha jangka panjang merupakan hal yang baik, karena mengutamakan keberlanjutan jangka panjang. Sedang dari sisi biaya awal yang harus disediakan untuk memulai usaha lebih berat.

Untuk persyaratan franchisee, Kumon menetapkan syarat paling sulit karena harus wanita dan melalui tes karena pemilik haruslah menjadi pengajar utama. Tidak demikian dengan Jarimatika dan

Mathmagic dimana pemilik tidak diharuskan melalui tes dan menjadi

pengajar dan tidak dibatasi oleh gender.

Mathmagic dan Kumon mensyaratkan pengajar memiliki

pendidikan fomal minimal D3 dan untuk Kumon ditambahkan persyaratan lain, yaitu harus wanita. Jarimatika mensyaratkan pengajar cukup setingkat D1. Hal tersebut terkait dengan kurikulum yang dimiliki lembaga kursus masing-masing dimana Kumon dan Mathmagic memiliki kurikulum yang cukup luas, sedang Jarimatika sangat sederhana sehingga tidak diperlukan kualifikasi yang tinggi.

Manajemen Mathmagic, dalam hal ini pemilik usaha banyak meluangkan waktu untuk pengembangan produk dan bahkan terlibat sebagai pengajar untuk produk tertentu yang sulit didelegasikan kepada staff pengajar lainnya. Hal ini menyebabkan pemilik usaha tidak memfokuskan diri pada pengembangan usaha, dan membatasi pengembangan usaha selama belum ditemukan metode yang efektif dalam membentuk cabang sesuai harapannya. Manajemen Kumon telah memiliki tim manajemen yang solid dan stabil. Jarimatika memiliki kelebihan dalam strategi pengembangan jaringan dan bisnisnya, dengan produk yang mudah dipasarkan dan persyaratan franchise yang lebih ringan membuat lembaga kursus ini berkembang sangat pesat dalam jangka pendek, yaitu 450 cabang.

Kumon yang didukung kemampuan finansial yang tinggi, banyak menggunakan strategi promosi above the line disamping itu secara rutin mengadakan uji coba kursus gratis selama 2 minggu dan 4 kali

(35)

pertemuan. Jarimatika banyak diekspose media masa ditambah dengan beberapa penghargaan yang diterima pemilik usaha Jarimatika yang diekspose oleh berbagai media above the line. Sementara Mathmagic lebih banyak menggunakan pendekatan below the line.

Sampai dengan saat ini Kumon telah memiliki 300 cabang di seluruh Indonesia dan Jarimatika telah memiliki 86 cabang, 450 unit, dan 7.550 siswa di seluruh Indonesia. Bahkan di kota Bogor yang merupakan basis dari Mathmagic, sudah tercatat sebanyak 70 cabang atau unit dan 800 siswa Jarimatika. Untuk mempermudah pengelolaan unit-unit yang banyak serta efisiensi biaya pengelolaan Jarimatika menunjuk beberapa cabang untuk menjadi pengawas unit-unit di sekitarnya.

Dari perbandingan di atas, dibandingkan pesaingnya, posisi

Mathmagic kuat dalam hal: mutu produk dibandingkan pesaing lainnya.

Cukup kuat dalam hal biaya kursus, franchise fee, kemudahan persyaratan franchise serta kualifikasi pengajar. Tetapi lemah dalam hal manajemen, promosi, dan jaringan.

b. Lemahnya Perlindungan HKI

Merek dagang (Trade Mark) Mathmagic School telah terdaftar di Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No Agenda 300-2005-016467 dan Pendaftaran Hak Cipta Metode Matemagica Magicmatika No. C00200501878-1954. Namun demikian Mathmagic menghadapi beberapa masalah peniruan atau pemalsuan seperti berikut

a) Pembukaan lembaga kursus dengan metode yang sama dan nama yang hampir sama bahkan menjadi pewaralaba.

b) Penggunaan metode Mathmagic secara luas di berbagai sekolah dan lembaga kursus secara hukum boleh digunakan karena metodenya telah di-publish ke masyarakat luas melalui buku-buku yang diterbitkan

(36)

c) Pemalsuan buku metode matematika sering terjadi, sebagai contohnya setelah terbit buku Mathmagic, sebulan kemudian terbit sebelas buku dengan judul yang hampir sama.

Mudahnya peniruan metode dan nama yang mendekati tanpa adanya konsekuensi hukum akan mempengaruhi berkurangnya potensi perluasan jaringan Mathmagic School ke depan karena pangsa pasar telah dikuasai lembaga pelatihan lain.

Kumon telah memiliki brand image yang kuat, telah dikenal masyarakat secara luas dan didukung oleh organisasi yang kuat sehingga peniruan metode sulit dilakukan. Demikian pula dengan Jarimatika yang juga telah menerbitkan buku sehingga metodenya di-publish secara luas, telah memiliki jaringan yang kuat dan brand image yang cukup kuat pula.

c. Kurikulum Pendidikan Nasional

Kurikulum pendidikan selalu mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang pendidikan. Hal tersebut menyebabkan adanya kebutuhan siswa yang berkembang pula dari waktu ke waktu. Perubahan kurikulum dalam waktu pendek akan menjadi ancaman bagi lembaga kursus karena kebutuhan siswa berkembang dan metode yang digunakan pada saat ini di lembaga kursus tersebut bisa saja suatu saat tidak dapat dipasarkan lagi karena tidak lagi dibutuhkan oleh murid-murid sekolah formal. Untuk itu diperlukan pengamatan dan penyesuaian secara kontinu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi serta melakukan antisipasi yang diperlukan.

Pemilik Mathmagic School selalu mengikuti hal tersebut dan memang memiliki kemampuan serta kepuasan untuk mengeksplorasi metode-metode matematika yang baru. Sebagai contohnya Matematika realistis adalah salahsatu produk untuk mengantisipasi metode pengajaran tersebut yang saat ini statusnya masih diujicobakan di beberapa sekolah sebelum diberlakukan secara nasional.

(37)

d. Daya Beli Masyarakat

Meskipun jumlah penduduk Indonesia sangat besar termasuk jumlah penduduk usia didik yang menjadi segmen market yang dituju, namun belum berarti pangsa pasar yang dapat digarap sebesar itu. Dengan belum meratanya kemakmuran di negara kita, maka jumlah keluarga sejahtera yang diperkirakan mampu mengikuti kursus jumlahnya masih terbatas. Dari 59 juta keluarga yang ada di Indonesia, pada tahun 2008 hanya 4.41 persen yang masuk dalam kategori Keluarga Sejahtera III Plus berdasarkan kriteria Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (http:/www.bkkbn.go.id/webs/upload/ data/RIKSK-PERPROPIN-SI-2008/).

e. Keterbatasan Kemampuan Franchisee

Tujuan dari setiap pengusaha untuk membeli franchise pada umumnya adalah untuk memperoleh laba. Dalam dunia pendidikan pendirian bisnis kursus ini harus diimbangi dengan kepentingan meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan pengalaman pembukaan cabang Mathmagic selama ini, franchisee yang berhasil adalah mereka yang sebelumnya bergelut di bidang pendidikan dan memiliki motivasi mendidik. Ketidakperdulian dan ketidakmampuan franchisee untuk mengimplementasikan visi dan misi Mathmagic School dapat berpengaruh negatif terhadap persepsi masyarakat terhadap nama Mathmagic secara keseluruhan.

I.3. Kekuatan

a. Kualitas Produk

Dari hasil kuesioner kepada orangtua murid diperoleh data 13.79 persen sangat setuju dan 82.76 persen setuju putra/putrinya mengalami kemajuan yang berarti dalam memahami matematika setelah mengikuti kegiatan di Mathmagic, sedang 3.45 persen menyatakan belum tahu karena baru 1 bulan mengikuti kursus. Kemudian 10.34 persen menyatakan sangat setuju dan 86.21 persen setuju dan 3.45 persen cukup

(38)

setuju bahwa program pendidikan mendukung murid untuk mengikuti pelajaran di sekolah.

Sebaliknya orang tua murid yang anaknya pernah mengikuti kursus di tempat lain kemudian pindah ke Mathmagic disebabkan alasan: (a) terlalu banyak tugas; (b) hanya aritmatika saja sementara kebutuhan tugas sekolah lebih dari itu dan; (c) metode kurang efektif.

Sangat setuju 13.79% Setuju 82.76% Tidak setuju 0.00% 0.00% Kurang setuju 0.00% Belum terlihat 3.45%

Gambar 10. Hasil Survai kemajuan setelah mengikuti Mathmagic Hasil survai kepada murid-murid menunjukkan bahwa 26,67 persen menyatakan sangat setuju dan 63.33 persen menyatakan setuju serta 10 persen menyatakan cukup setuju bahwa setelah mengikuti kursus Mathmagic lebih mudah mengerti matematika. Kemudian 30 persen sangat setuju, 50 persen setuju dan 20 persen setuju setelah mengikuti matematika lebih mudah mengikuti pelajaran matematika di sekolah. Mengenai metode belajar yang diterapkan 23.33 persen menyatakan sangat setuju, 46.67 persen setuju dan 30 persen cukup setuju, bahwa metode yang diberikan membuat anak-anak senang menikuti kursus di Mathmagic.

Dari hasil survai tersebut dapat dilihat bahwa produk Mathmagic dalam hal ini kurikulum dan metode belajar yang dimiliki Mathmagic

(39)

memiliki kualitas yang baik karena efektif menjawab kebutuhan konsumen sehingga dapat menjadi produk yang dapat diandalkan.

b. Harga Produk

Berdasarkan hasil survai, 24,14 persen menyatakan biaya kursus murah dibandingkan kualitas yang diberikan dan 75,86 persen menyatakan sesuai. Sedang dari sisi biaya kursus dibandingkan penghasilan orangtua sebanyak 3,45 persen menyatakan sangat murah, 27,59 persen menyatakan murah, 65,52 persen menyatakan sedang/sesuai dan 3,45 persen menyatakan mahal.

Dari hasil survai tersebut terlihat bahwa harga yang dibebankan sesuai dengan mayoritas kemampuan orangtua serta sesuai dengan kualitas yang diberikan kepada konsumen. Sehingga dapat disimpulkan strategi penetapan harga sudah tepat.

c. Lokasi Tempat Kursus

Dari tiga lokasi kursus yang diamati, satu lokasi terletak di daerah yang ramai dilalui kendaraan umum, sedang dua lokasi lain berada di dalam kompleks perumahan. Lokasi yang berkembang cepat baik adalah yang berada di daerah yang ramai dilalui kendaraan umum dan mudah diakses oleh kendaraan umum, dimana jumlah muridnya mencapai 103 orang. Sedang tempat kursus yang berada di dalam perumahan, jumlah muridnya berkisar antara 45 sampai 50 orang meskipun sudah lebih dahulu berdiri. Tempat kursus yang berada di dalam perumahan konsumennya terbatas pada anak-anak yang bertempat tinggal di perumahan tersebut.

Dari sisi kenyamanan tempat kursus sebesar 96 persen murid menyatakan suhu di dalam kelas dingin dan sisanya menyatakan cukup sejuk, sedang kondisi ruangan kelas sebanyak 24 persen murid menyatakan menarik dan 76 persen menyatakan cukup menarik.

Dari hasil pengamatan dan survai dapat disimpulkan bahwa lokasi, kursus sangat menentukan berkembangnya usaha. Lokasi di

Gambar

Tabel 2. Jenis produk yang Dimiliki Rumah Akal
Tabel 3. Jenis Program Pendidikan yang Difranchisekan  Nama  Program Pendidikan
Tabel 4. Perhitungan Penerimaan, Biaya dan Laba Rugi Yayasan Rumah Akal
Tabel 6. Perbedaan Lokasi Kursus dan Perkembangan Usaha  Taman Yasmin  Bukit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati volume kendaraan di dua lokasi di Surabaya pada durasi dua jam sibuk, yaitu mulai jam 6.20 sampai jam 8.20 kemudian mengkonversikan emisi

Hasil Analisis Regrsi Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng Terhadap Jumlah Biji Basah.. Model Summary b Mod el R R Square Adjusted R Square

Sedangkan yang membedakan dengan yang lain yaitu Perancangan E-Commerce menggunakan Web Service pada Makro Komputer Sintang ini lebih mencakup sistem web

Sebelum diuji bivariat data diuji normalitas datanya dengan uji Kolmogorov Smirnov, karena data tidak berdistribusi normal (p value < α) yaitu 0,001; 0,000 dan 0,000

Hal yang dilakukan adalah mencari lokasi penempatan untuk peletakan sel surya, kemudian merangkai alat untuk digunakan pengambilan data berupa tegangan, arus dan daya keluaran

- Hary Puji, Umboro Lasminto , Permodelan Hujan Debit Pada Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Dengan Distributed Model Menggunakan Integrated Flood Analysis System

Dalam penelitian terdahulu berjudul Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Batik Danar Hadi Surabaya yang dilakukan oleh Ratna Yuliana menunjukkan

dapat dibuktikan dengan terdapatnya (1) hasil kemampuan bernalar kelompok mahasiswa yang mengikuti perkuliahan strategi pembelajaran metakognisi dengan gaya berpikir