PENGARUH MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZAT
PENGATUR TUMBUH DEKAMON TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
KEDELAI (Glycine max
(L.) Merrill )
SKRIPSI
OLEH
EKA MARIZA
07C10407038
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
PENGATUR TUMBUH DEKAMON TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
KEDELAI (Glycine max
(L.) Merrill )
SKRIPSI
OLEH
EKA MARIZA
07C10407038
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Zat
Pengatur Tumbuh Dekamon terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max(L.) Merrill).
Nama Mahasiswa : Eka Mariza
N I M : 07C10407038
Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui : Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Ir. Hj. Yuliatul Muslimah, M.P NIDN 131996157
Chairudin, S.P NIDN 0122097309
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,
Diswandi Nurba, S.TP, M.Si NIDN 0128048202
Jasmi, S.P, M. Sc NIDN 0127088002
Yang disusun oleh:
Nama : EKA MARIZA
N I M : 07C10407038
Fakultas : Pertanian Program Studi : Agroteknologi
Skripsi/tugas akhir dengan judul:
Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 Februari 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
Dekamon terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :
1
2
3
4
Meulaboh, 13 Februari 2013
Ketua Prodi Agroteknologi,
Jasmi, SP., M.Sc Chairudin, SP
Pembimbing II
Rahmi Rukhyat, SP, MP
Penguji Utama
Ir. T. Sarwanidas
Penguji Anggota
Ir. Hj. Yuliatul Muslimah, MP
Persembahanku
Ya Allah…..
Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :
“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109) Waktu telah berlalu begitu cepat
Seiring langkahpun semakin kencang Hidup penuh tantangan terus berperang Dalam menghadapi sebuah angan
Puji syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, berkat petunjuk dan hidayah-mu Semua ini terlaksana apa yang selama ini kuimpikan, apa yang selama ini kuhayalkan Tapih semua ini telah nyata, kutelah meraih semua apa yang ku jalani
Secerah harapan kini menanti, inilah sebuh jawaban Dari akhir sebuah pertanyaan
Ibunda ... yang sangat kusayangi
Jasamu yang telah melahirkanku, membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malam Ibunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dan cercaha
Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi dan dorongan demi buah hatimu
Ayahanda... yang sangat kucintai
Tutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmu Pegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelah
Hanya Allah yang dapat membalas semua jasamu ...
Demi sayang Ibu dan demi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih mereka melimpah ruah tiada bertepi
Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini dan engkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan....
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta R. Beuransah dan Ibunda tersayang Katijah, juga orang-orang yang kusayangi abangku Samsuar, kakakku Rosmani, Erna Juwita, Eva wati,AMD Keb dan adikku Razat, Ely, dan keponakanku Aris, Riyan, Mela, Putri, Ramadzan serta abang iparku Nanggroe, kakak iparku Lely Lugina . Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua....
Terima Kasih ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Era, y, SP, Icut, Ida, Quratul, A, SP, Ainon, Eva, Emi, Endriati, SP, Halisah, SP, Safriani, Febri, Yuli, k.Icut, k.Rika, Ratna, W, S.pdi, B.Dedi, Adi, S, SP, Fajar, H, SP, Firdaus, SP, Fuadi, Riki, Wira, H, SP, Wahyudi, SP Wandi, SP, Soni, I, SP, Sidun, SP, Safriyudin, SP. Siabang, dan tak lupa pula kawan seperjungan ku waktu sidang Juanda, SP. Serta Teman-teman semuanya, Thank’s for All.
Tak lupa pula Ucapan terima kasihku untuk Bang Muslitar yang telah membatuku disaat penelitian dan memberi warna dalam hidupku, sepertih Canda, tawa, perhatian, kasih sayang sehingga membuat aku lebih Bersemangat dalam melaksanakan penelitian dan Penulisan skripsi hingga selesai.
Ya Allah
...
Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu Amin ...
Eka Mariza, SP
Persembahanku
Ya Allah…..
Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :
“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109) Waktu telah berlalu begitu cepat
Seiring langkahpun semakin kencang Hidup penuh tantangan terus berperang Dalam menghadapi sebuah angan
Puji syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, berkat petunjuk dan hidayah-mu Semua ini terlaksana apa yang selama ini kuimpikan, apa yang selama ini kuhayalkan Tapih semua ini telah nyata, kutelah meraih semua apa yang ku jalani
Secerah harapan kini menanti, inilah sebuh jawaban Dari akhir sebuah pertanyaan
Ibunda ... yang sangat kusayangi
Jasamu yang telah melahirkanku, membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malam Ibunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dan cercaha
Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi dan dorongan demi buah hatimu
Ayahanda... yang sangat kucintai
Tutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmu Pegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelah
Hanya Allah yang dapat membalas semua jasamu ...
Demi sayang Ibu dan demi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih mereka melimpah ruah tiada bertepi
Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini dan engkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan....
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta R. Beuransah dan Ibunda tersayang Katijah, juga orang-orang yang kusayangi abangku Samsuar, kakakku Rosmani, Erna Juwita, Eva wati,AMD Keb dan adikku Razat, Ely, dan keponakanku Aris, Riyan, Mela, Putri, Ramadzan serta abang iparku Nanggroe, kakak iparku Lely Lugina . Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua....
Terima Kasih ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Era, y, SP, Icut, Ida, Quratul, A, SP, Ainon, Eva, Emi, Endriati, SP, Halisah, SP, Safriani, Febri, Yuli, k.Icut, k.Rika, Ratna, W, S.pdi, B.Dedi, Adi, S, SP, Fajar, H, SP, Firdaus, SP, Fuadi, Riki, Wira, H, SP, Wahyudi, SP Wandi, SP, Soni, I, SP, Sidun, SP, Safriyudin, SP. Siabang, dan tak lupa pula kawan seperjungan ku waktu sidang Juanda, SP. Serta Teman-teman semuanya, Thank’s for All.
Tak lupa pula Ucapan terima kasihku untuk Bang Muslitar yang telah membatuku disaat penelitian dan memberi warna dalam hidupku, sepertih Canda, tawa, perhatian, kasih sayang sehingga membuat aku lebih Bersemangat dalam melaksanakan penelitian dan Penulisan skripsi hingga selesai.
Ya Allah
...
Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu Amin ...
Eka Mariza, SP
Persembahanku
Ya Allah…..
Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :
“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109) Waktu telah berlalu begitu cepat
Seiring langkahpun semakin kencang Hidup penuh tantangan terus berperang Dalam menghadapi sebuah angan
Puji syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, berkat petunjuk dan hidayah-mu Semua ini terlaksana apa yang selama ini kuimpikan, apa yang selama ini kuhayalkan Tapih semua ini telah nyata, kutelah meraih semua apa yang ku jalani
Secerah harapan kini menanti, inilah sebuh jawaban Dari akhir sebuah pertanyaan
Ibunda ... yang sangat kusayangi
Jasamu yang telah melahirkanku, membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malam Ibunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dan cercaha
Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi dan dorongan demi buah hatimu
Ayahanda... yang sangat kucintai
Tutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmu Pegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelah
Hanya Allah yang dapat membalas semua jasamu ...
Demi sayang Ibu dan demi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih mereka melimpah ruah tiada bertepi
Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini dan engkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan....
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta R. Beuransah dan Ibunda tersayang Katijah, juga orang-orang yang kusayangi abangku Samsuar, kakakku Rosmani, Erna Juwita, Eva wati,AMD Keb dan adikku Razat, Ely, dan keponakanku Aris, Riyan, Mela, Putri, Ramadzan serta abang iparku Nanggroe, kakak iparku Lely Lugina . Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua....
Terima Kasih ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Era, y, SP, Icut, Ida, Quratul, A, SP, Ainon, Eva, Emi, Endriati, SP, Halisah, SP, Safriani, Febri, Yuli, k.Icut, k.Rika, Ratna, W, S.pdi, B.Dedi, Adi, S, SP, Fajar, H, SP, Firdaus, SP, Fuadi, Riki, Wira, H, SP, Wahyudi, SP Wandi, SP, Soni, I, SP, Sidun, SP, Safriyudin, SP. Siabang, dan tak lupa pula kawan seperjungan ku waktu sidang Juanda, SP. Serta Teman-teman semuanya, Thank’s for All.
Tak lupa pula Ucapan terima kasihku untuk Bang Muslitar yang telah membatuku disaat penelitian dan memberi warna dalam hidupku, sepertih Canda, tawa, perhatian, kasih sayang sehingga membuat aku lebih Bersemangat dalam melaksanakan penelitian dan Penulisan skripsi hingga selesai.
Ya Allah
...
Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu Amin ...
Puji syukur ke penulis telah dapat Tanam dan Konse
Pertumbuhan dan H
Selawat beriring sala yang telah membawa pengetahuan. pat menyelesaikan skripsi dengan judul. “Pe
onsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekam
an Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max
alam kepada janjungan alam Nabi Besar Muh wa umat manusia dari alam kebodohan ke alam
ma kasih penulis sampaikan kepada :
uliatul Muslimah, M.P. Selaku pembimbing
S.P. Selaku pembimbing anggota yang telah me
ngan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
urba S.TP., M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertani
r dan Civitas Akademika yang telah menyedia
selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa
niversitas Teuku Umar.
d Jalil, SP, MP. Selaku Wakil Dekan I yan
u dan membimbing selama dilahan penelitian hingg
. Beuransah dan Ibunda Katijah, serta saudara
sayang, cinta, pengorbanan dan dorongan sem
pat menyelesaikan studi hingga selesai.
ngan segala kerendahan hati penulis berharap
ereka mendapat balasan yang setimpal dari All
Meulaboh,
diakan sarana dan
iii
RINGKASAN
EKA MARIZA “Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) ”. Di bawah bimbingan Yuliatul Muslimah sebagai pembimbing utama dan Chairudin sebagai pembimbing anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai serta interaksi antara kedua faktor tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh Aceh Barat dari tanggal 2 April 2012 sampai
dengan 29 Juli 2012.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa benih kedelai, tanah yang digunakan jenis tanah Alluvial, legium inokulan (tanah bekas kacang tanah), pupuk kandang dari kotoran sapi, zat pengatur tumbuh dekamon, polybag, pupuk dasar Urea, SP36, KCL dan pupuk susulan NPK. Sedangkan alat yang digunakan adalah garut, hand sprayer, meteran, rol, timbangan analitik, ayakan, sekop, cankul, parang, gembor, gelas ukur air dan alat tulis menulis.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah faktor Media Tanam yang tediri atas tiga taraf, yaitu (M0) 1:0, (M1) 3:1 dan (M2) 1:1. Faktor
Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon yang terdiri dari empat taraf yaitu (D1) 0,5 ml/liter air, (D2)1,0 ml/liter air, (D3) 1,5 ml/liter air dan (D4) 2,0 ml/liter
air.
Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah polong per tanaman, persentase polong bernas per tanaman, persentase polong hampa per tanaman, berat biji kering per tanaman (gr), dan berat 100 butir biji per tanaman (gr).
iv biji per tanaman (gr).
Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati.
vi DAFTAR ISI
RINGKASAN ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... v
DAFTAR ISI... vi
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Hipotesis ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1.Botani Tanaman Kedelai ... 5
2.2.Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai ... 8
2.3.Media Tanam ... 10
2.4.Zat Pengatur Tumbuh Dekamon... 11
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN... 14
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 14
3.2 Bahan dan Alat Penelitian ... 14
3.3 Metode Penelitian ... 16
3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 18
3.5 Pengamatan... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
4.1. Hasil Penelitian ... 22
4.2. Pembahasan ... 30
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
5.1. Kesimpulan ... 38
5.2. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA... 39
LAMPIRAN... 41
vii
Nomor Teks Halaman
1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 17
2. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 22, 29 dan 36 HST Akibat Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Dekamo ... 22
3. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 dan 95 HST pada Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 24
4. Rata-rata Persentase Polong Bernas Per Tanaman pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 25
5. Rata-rata Persentase Polong Hampa pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 27
6. Rata-rata Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) pada berbagai perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 28
viii DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Hubungan antara tinggi tanaman umur 22, 29 dan 36 HST akibat
perlakuan media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon ... 23
2. Jumlah polong per tanaman pada umur 65 dan 95 HST pada berbagai media tanam. ... 25
3. Persentase polong bernas per tanaman pada berbagai media tanam... 26
4. Persentase polong hampa per tanama pada berbagai media tanam... 27
5. Berat biji kering per tanaman (gr) pada berbagai media tanam ... 29
6. Hubungan antara berat 100 butir biji per tanaman (gr) akibat perlakuan media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon... 30
ix
Nomor Teks Halaman
1. Rata–rata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST... 41
2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST ... 41
3. Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 29 HST ... 42
4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 29 HST ... 42
5. Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 36 HST ... 43
6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 36 HST ... 43
7. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 HST ... 44
8. Analisis Ragam Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 HST ... 44
Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 95 HST... .. 45
9. Analisis Ragam Jumlah Polong Per Tanaman Umur 95 HST ... 45
10. Rata-rata Persentase Polong Bernas Per Tanaman ... 46
11. Analisis Ragam Persentase Polong Bernas Per Tanaman... 46
12. Rata-rara Persentase Polong Hampa Per Tanaman... 47
13. Analisis Ragam Persentase polong Hampa Per Tanaman ... 47
14. Rata-rata Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) ... 48
15. Analisis Ragam Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) ... 48
16. Rata-rata Berat 100 Butir Biji Per Tanaman (gr) ... 49
17. Analisis Ragam Berat 100 Butir Biji Per Tanaman (gr) ... 49
1
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill) termasuk family
Leguminosae yang berasal dari daratan Cina tepatnya dari daerah Manshukuo
(Cina Utara) (Suprapto, 2002).
Kedelai merupakan tanaman asli Cina yang tersebar ke berbagai negara
seperti Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia dan Amerika. Kedelai sudah
dikenal di Indonesia pada zaman kerajaan Demak pada saat itu pedagang dari
Cina sudah menetap di Demak dan mereka meminta petani setempat untuk
membudidayakan tanaman kedelai dilahan sawah atau ladang (Budi dan Tim
Ricardo, 2007).
Di Indonesia kedelai merupakan tanaman yang penting dibudidayakan
dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia, permintaan meningkat pesat
seiring dengan tingginya laju pertambahan penduduk Pitojo, 2007 (dalam
Wahyuni, 2009). Kedelai termasuk bahan pangan yang bermanfaat sebagai bahan
makanan manusia, pengobatan (terapi) dan bahan pakan ternak, kedelai dapat di
olah menjadi berbagai macam bahan makanan seperti tauge, susu kedelai, snack
kedelai tahu, kembang tahu, tempe, oncom, kecap dan bahan penyedap. Kedelai
untuk pengobatan berkhasiat mencegah penyakit jantung, osteoporosis, kangker
payudara, obesitas, dan melancar metabolisme tubuh. Bungkil kedelai dan ampas
Tahu dapat di manfaatkan sebagai bahan campuran pakan hewan ternak
(Astawan, 2009). Produktivitas kedelai, di Indonesia saat ini mencapai sekitar
1,30 ton ha-1 atau masih sekitar 50% dari hasil yang maksimal dianjurkan
setiap pertanaman (0,50-2,50 ton ha-1) hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan beberapa faktor yang mencangkup waktu tanam, tinggkat
pemerliharaan, ketersediaan air irigasi, kesuburan lahan dan pencegahan hama
penyakit sehingga menyebabkan produksi kedelai rendah, serta media tanam yang
di gunakan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman seperti tanahnya tidak subur
karena kurang unsur hara tidak gembur sehingga drainase menjadi buruk tidak
steril dari gangguan hama tanah. Pemberian pupuk tidak sesuai dengan dosis yang
di anjurkan (Adisarwanto, 2008).
Media tanam merupakan salah satu faktor pendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman kedelai, karena media tanam memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perakaran akar tanaman, karena media tanam selain tempat
hidup juga menjadi tempat bagi tanaman untuk mencari makanan (Yuliarti, 2007).
Pemberian pupuk kandang dapat tersedia secara optimal Unsur hara di dalam
tanah karena pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik tanah, kesuburan
tanah, dan struktur tanah, di samping itu juga dapat membentuk khelat sebagai
samping dari mikroorganisme tanah sehingga perakaran akar tanaman dapat
dengan mudah menyerap unsur hara di dalam tanah dan dapat di manfaatkan oleh
tanaman. Untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman perlu adanya
modifikasi media tanam misalnya kombinasi tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan tertentu yang dapat di gunakan (Samekto, 2006).
Selain pupuk, tanaman kedelai juga membutuhkan zat perangsang
pertumbuhan seperti zat pengatur tumbuh dekamon yang merupakan zat pengatur
tumbuh buatan yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang, daun, dan
3
yang mengandung campuran dari empat jenis garam natrium-nitrofenol sebagai
bahan aktif. Pemberian zat pengatur tumbuh dekamon memiliki beberapa dampak
positif, kedelai dapat tumbuh 20-30 cm lebih tinggi, polong lebih banyak, biji
lebih besar dan lebih berat. Berat biji yang biasanya 14-15 gr/100 biji, bisa
mencapai 16 gr/100 biji. Pemberian zat pengatur tumbuh dekamon harus
dilakukan secara tepat dan sesuai dengan konsentrasi yang dianjurkan karena
pemberian konsentrasi yang berlebihan akan menyebabkan keracunan pada
tanaman pemberian konsentrasi yang tepat akan bepergaruh pada pertumbuhan
yang baik (Moore, 1979).
Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
1.2. Permasalahan
1. Apakah media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kedelai ?
2. Apakah konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai ?
3. Apakah terjadi interaksi diantara kedua perlakuan tersebut terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai ?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan
konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon yang tepat terhadap petumbuhan dan
1.4. Hipotesis
1. Media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai
2. Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
3. Terdapat interaksi antara media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Kedelai
1. Sistematika
Kedelai merupakan tanaman semusim dan termasuk tanaman basah,
batangnya berdiri tegak dan bercabang banyak. Cabang-cabang ini tumbuh
memanjang posisinya hampir sejajar dengan batang dan tingginya dapat
menyamai batang ada juga cabang-cabang yang pendek sekali sependek cabang
paling bawah ( AAK, 1991 ).
Menurut Adisarwanto, 2006 (dalam Wahyuni, 2009) klasifikasi tanaman kedelai
sebagai berikut :
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Sub Divisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledonae
Sub Kelas :Archichlamydae
Ordo :Rosale
Sub Ordo :Leguminosae
Family :Leguminosae
Genus :Glycine
Sub Genus :Glycine
Spesies :Glycine max(L.) Merrill.
2. Morfologi Tanaman Kedelai
1. Tipe pertumbuhan
a. Tipe Ujung Batang Melilit (indeterminate)
Kedelai yang bertipe pertumbuhan semacam ini ujung batangnya tidak
berakhir dengan rangkaian bunga, jadi ujung batang atau cabang-cabangnya
tumbuh melilit (AAK, 1991)
b. Tipe Batang Tegak (Determinate)
Kedelai yang bertipe pertumbuhan semacam ini, ujung batangnya berakhir
dengan rangkaian bunga, sedangkan ujung batang atau cabang-cabangnya tumbuh
tanpa melilit, tetapi lurus tegak keatas (AAK, 1991)
2. Akar
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar
tunggal lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar-akar cabang terdapat bintik-bintik akar berisi Bakteri Rhizobium Japonicum,
yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) di udara yang
kemudian di pergunakan untuk menyuburkan tanah (AAK, 1991).
3. Batang
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi
kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua.
Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut Hypocotyl,
sedangkan bagian diatas keping biji disebut epycotyl. Batang kedelai tersebut
berwarna ungu atau hijau (AAK, 1991).
4. Daun
Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak
daun dan umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan. Bentuk daun ada yang
7
varietas masing-masing. Pada saat tanaman kedelai itu sudah tua, maka daun
kedelai itu sudah menguning, maka daun-daunnya mulai rontok (AAK, 1991).
5. Bunga
Bungan kedelai disebut bunga kupu-kupu dan mempunyai dua mahkota
dan dua kelopak bunga. Warna bunga putih bersih atau ungu muda. Bunga
tumbuh pada ketiak daun dan biasanya terdapat 3-15 kuntum bunga, namun
sebagian besar bunga rontok, hanya beberapa dapat membentuk polong
( AAK, 1991 ).
Bunga kedelai mempunyai 10 buah benang sari. Sembilan buah
diantaranya bersatu pada bagian pangkal dan membentuk seludang yang
mengelilingi putik. Sedangkan benang sari yang kesepuluh terpisah pada bagian
pangkalnya dan seolah-olah menjadi penutup seludang. Bila putik di belah, di
dalamnya terdapat tiga bakal biji (AAK, 1991).
Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri dengan tepung sari sendiri
karena pembuahan terjadi sebelum bunga mekar (terbuka). Pada saat terjadi
persilangan (hibridisasi), mahkota daun dan benang sari dibuang
(kastrasi/mengebiri), hanya putiknya saja yang ditinggalkan (AAK, 1991).
6. Polong dan Biji
Banyaknya polong tergantung pada jenisnya. Ada jenis kedelai yang
menghasilkan banyak polong, ada pula sedikit. Berat masing-masing biji pun
berbeda-beda, ada yang bisa mencapai berat 50-500 gram per 1000 butir biji.
Warna biji pun berbeda-beda. Perbedaan warna biji dapat di lihat pada belahan
cahaya). Disamping itu ada pula biji yang berwarna gelap kecoklat-coklatan
sampai hitam, atau berbintik-bintik (AAK, 1991).
7. Bulu
Semua varietas kedelai mempunyai bulu pada batang, cabang, daun dan
polong-polongnya. Lebat atau tidaknya bulu serta kasar atau halusnya bulu
tergantung dari varietas masing-masing. Begitu pula warna bulu berbeda-beda,
ada yang berwarna coklat dan ada pula yang putih kehijauan (AAK, 1991).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai
a. Iklim
Kedelai sebagian tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Kedelai dapat tumbuh baik di tempat yang barhawa panas, di tempat-tempat
yang terbuka dan bercurah hujan 350-550 mm/bulan. Kekurangan atau kelebihan
air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai. Volume air yang terlalu banyak
tidak menguntungkan, karena akan mengakibatkan akar membusuk. Banyaknya
curah hujan juga sangat mempengaruhi aktivitas bakteri tanah dalam
menyediakan nitrogen, dengan suhu yang optimal berkisar antara 20-30 0C,
suhu yang terlalu tinggi bisa menekan atau memperlambat proses perkecambahan
biji sehingga polong menjadi lebih cepat masak sehingga polong menjadi mudah
rontok. Kelembapan udara yang tinggi selama beberapa waktu akan mendorong
perkembangan hama penyakit sehingga serangan semakin meningkat.
Kelembapan udara yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai berkisar
antara 75-90%, dengan lama penyinaran matahari selama 12 jam/hari
9
b. Tanah
Kedelai tidak menuntut struktur tanah khusus sebagai suatu persyaratan
tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun
kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak sampai tergenang air, sebab
genangan air tersebut akan membuat akar, dan cabang tanaman menjadi busuk.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi, kedelai juga memebutuhkan
tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup
dalam tanah akan memerbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan
bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk
pertumbuhan tanaman (AAK, 1991).
Tanah yang baru pertama kali di tanami kedelai, sebelumnya harus di beri
bakteri Rhizobium, karena adanya bintik-bintik akar tidak selalu menandakan
bahwa tanah sudah mengandung Rhizobium, mungkin bintik-bintik tersebut
disebabkan oleh parasit-parasit Rhizobium. Sebaliknya apabila tanah tersebut
sudah pernah ditanami Vignasinensis maka, tidak perlu di suntik dengan bakteri
Rhizobium. Kedelai dapat tumbuh dengan baik pada pH 5,8-7 sedangkan pada
tanah dengan pH 4,5 pertumbuhan kedelai kurang sempurna karena tingginya hara
mikro sepertih Besi dan Alluminium (AAK, 1991).
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol,
grumosol, latosol, dan andosol. Pada tanah podsolik merah kuning dan tanah yang
mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, karena
mengandung masam kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos
2.3 Media Tanam
Media tanam merupakan tempat hidup tanaman sesuai dengan persyaratan
hidupnya, secara umum media tanam dapat di kategorikan menjadi dua yaitu
media tanam tanah (Soil Medium Plant) atau non tanah (Non Soil Medium Plant).
Media tanam tanah bisa di gunakan secara tunggal (100% Tanah) bisa juga di
campur dengan bahan lain seperti pupuk kandang sapi (Yuliarti, 2007). Dalam
mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki 4 fungsi utama yaitu memberi
unsur hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat
penumpukan air, menyediakan udara untuk respirasi akar, dan sebagai tempat
bertumbuhnya tanaman (Novizan, 2005).
Campuran tanah dan pupuk kandang sapi sangat baik bagi pertumbuhan
tanaman kedelai karena pupuk kandang mampu meningkatkan kelembaban tanah
dan membangun kesuburan tanah terutama apabila di lakukan dalam waktu yang
relatif panjang Sutanto, 2002 (dalam Yanto, 2012). Kandungan unsur hara yang
terkandung dalam pupuk kandang sapi adalah (H2O) 85%, NO 40%, P2O5 0,20%
dan K2O 0,1% Sutejo, 2002 (dalamWahyuni, 2009).
Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara,
juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah pupuk kandang tersebut mempunyai
kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang
sangat sedikit (Samekto, 2006). Selain itu pemberian pupuk kandang pada
tanaman dapat membantu menetralkan pH tanah, memperbaiki kesuburan tanah
dan meningkatkan evisiensi penggunaan pupuk anorganik, sehingga mempercepat
pertumbuhan tanaman tetapi dapat memperbaiki permeabilitas tanah, porositas,
11
organik dapat berfungsi dalam menyumbangkan unsur hara sepertih N, P dan K.
Meningkatkan kapasitas fisik dan struktur tanah, membentuk senyawa komplek
dengan menguragi proses pencucian unsur. Disamping itu penambahan pupuk
organik yang dapat membentuk khelat, sebangai hasil samping dari mikro organik
tanah ( Hakim,at el,. 1986 ).
Sruktur tanah yang baik akan mendukung perkembangan perakaran
pertumbuhan dan produksi tanaman, karena semakin luas bidang serapan terhadap
persedian air tanah maka, kapasitas menahan air oleh seluruh komponen hasil
sintesa oleh tanaman yaitu asam-asam amino, profirin, karbohidrat, nukleotida,
lipit, dan enzim baik, sehingga mampu memacu proses fotosintesis secara
optimal (Hakim,at el,. 1986). Media tanam yang di gunakan misalnya kombinasi
tanah tambah pupuk kandang dengan perbandingan tertentu yang bisa di gunakan
Tim Trubus, 2006 (dalamWahyuni, 2009)
2.4 Zat Pengatur Tumbuh Dekamon
Zat pengatur tubuh dekamon berbentuk larutan dalam air, berwarna coklat
tua, yang tujuan pengunaannya untuk meningkatkan pengisian polong, jumlah
polong berbiji dua, polong berbiji tiga dan mutu biji. Zat pengatur tumbuh
dekamon dapat di berikan dalam bentuk konsentrasi dengan anjuran 10-15 ml/10
litet air atau 400-500 liter ha-1. Cara pemberiannya di semprotkan pada batang
tanaman sampai basah pada saat berumur 15, 22, dan 29 hari setelah tanam.
Zat pengatur tumbuh dekamon merupakan senyawa organik yang bukan
merangsang dan mengadakan modifikasi secara kualitatif terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Moore, 1979).
Pemberian zat pengatur tumbuh dapat mendorong, mengatur, dan
menghambat proses fisiologi tanaman yang melibatkan hormon seperti
perkembangan akar, pertumbuhan tunas, perkecambahan biji, pembentukan
bunga, buah dan proses penuaan (Untung, 2004).
Dekamon banyak digunakan oleh petani di banyak negara di seluruh
dunia yang efeknya adalah sama dengan asam amino dan vitamin. Dekamon
dapat diserap dengan cepat ke dalam tubuh berbagai tanaman, meningkatkan
fluiditas dari protoplasma sel tanaman. Efek menonjol dimanifestasikan selama
perkecambahan, pertumbuhan perakaran dan pembuahan. Zat pengatur tumbuh
dekamon dapat dengan mudah dan cepat menembus kedalam tubuh tanaman
karena zat pengatur tumbuh dekamon bisa memberikan daya aktif dan efek yang
sangat baik untuk pertumbuhan vegetatif serta pertumbuhan generatif tanaman
(Heddy, 1996).
Komposisi Bahan Aktif Dekamon yaitu natrium orto-nitrofenoel 6,90
gr/liter, natrium para-nitrofenol 10,35 gr/liter, natrium 2,4 dinitrifenol 1,73
gr/liter, natrium 5 nitroguaiakol 3,45 gr/liter. Pengunaan zat pengatur tumbuh bila
di gunakan dengan konsentrasi tepat akan merangsang dan mengiatkan
pertumbuhan tanaman dan sebaliknya bila di gunakan dalam jumlah tidak tepat
akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman (Moore, 1979).
Jumlah konsentrasi yang diberikan harus sesuai dengan anjuran yaitu
pada umur 15, 22 dan 29 hari setelah tanam. Pemberian pada umur 15, 22 dan 29
13
yaitu pertumbuhan akar primer, batang dan daun, sedangkan pada umur 35 hari
setelah tanam tidak dilakukan lagi pemberian karena tanaman sudah memasuki
masa pertumbuhan generatif yaitu masa pembentukan polong, perkembangan biji,
14 3.1.Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai tanggal 2 April 2012
sampai dengan 29 Juli 2012.
3.2. Bahan dan Alat
a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Benih
Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lokal yang
diperoleh dari pasar Simpang Peut.
2. Tanah
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lapisan atas
(Top Soil) jenis tanah alluvial yang diambil di depan kampus Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
3. Legium inokulan
Legium inokulan (tanah bekas kacang tanah) yang diambil di kebun
petani warga Alue Peunyareng.
4. Pupuk Kandang
Pupuk kandang yang digunakan dari kotoran sapi yang sudah
terdekomposisi dengan sempurna yang diambil di Gampong Suak Puntong
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.
5. Zat Pengatur Tumbuh Dekamon
Zat pengatur tumbuh dekamon yang diproduksi oleh PT. Dewi Kayangan
15
5. Polybag
Polybag yang digunakan berwarna hitam berukuran 40 cm x 35 cm.
6. Pupuk Dasar
Adapun pupuk dasar yang digunakan yaitu pupuk Urea, SP36 dan KCL
yang masing-masing disediakan Urea, 508,68 gram (4,71 gram / polibag), dan
SP36, KCL 339,12 gram (3,14 gram/polibag). Sedangkan pupuk susulan yang
diberikan adalah pupuk NPK, dengan dosis 200 kg/Ha, 540 gram NPK/12
liter air dalam 108 polibag, (220 ml/polibag).
7. Pestisida
Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit digunakan insektisida
sepertih sevin 85, fugisida sepertih dithene dengan dosis 2 gram/liter air dan
furadan 5 gram.
b. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Garu
2. Hand Spayer
3. Meteran
4. Rol
5. Timbangan analitik
6. Ayakan
7. Sekop
8. Cangkul
9. Parang
11. Gelas ukur air
12. Alat tulis menulis
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan tiga ulangan
maka terdapat 12 kombinasi perlakuan sehingga terdapat 36 unit satuan
percobaan. Faktor yang di teliti meliputi media tanam dan konsentrasi zat
pengatur tumbuh dekamon.
Faktor Media Tanam (M) terdiri atas 3 taraf yaitu :
M0= Tanah tanpa pupuk kandang (1:0)
M1= Tanah + Pupuk Kandang dengan perbandingan (3:1)
M2= Tanah + Pupuk Kandang dengan perbandingan (1:1)
Faktor Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon (D) terdiri atas 4 taraf yaitu :
D1= 0,5 ml/liter air
D2= 1,0 ml/liter air
D3= 1,5 ml/liter air
D4= 2,0 ml/liter air
Dengan demikian terdapat 3 x 4 = 12 kombinasi perlakuan masing-masing
perlakuan diulang sebanya 3 kali sehingga berjumlah 36 satuan percobaan.
Tiap-tiap satuan percobaan terdiri atas 3 tanaman sehingga secara keseluruhan dalam
penelitian ini terdapat 108 tanaman. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat
17
Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon
Model matematis yang digunakan adalah :
Yijk= µ + βi+ Mj+ Dk+(MD)jk+
ε
ijkKeterangannya :
Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor media tanam taraf ke – i, Faktor
Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon taraf ke- j dan ulangan ke-k
µ = Nilai tengah umum
βi = Pengaruh ulangan ke-I (I = 1,2,3)
Mj = Pengaruh faktor media tanam ke - j (J = 1,2,3)
Dk = Pengaruh faktor Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon ke-k
(k=1,2,3,4)
(MD)jk= Interaksi media tanam dan Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon
pada taraf media tanam ke – j, taraf konsentrasi zat pengatur tumbuh
ε
ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke- i, faktor Media tanam taraf ke - j,faktor konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon taraf ke-k.
Apabila uji F menunjukan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan
dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Dengan rumus sebagai berikut:
BNJ0,0,5 = q0,0 5
Dimana :
BNJ0,0 5 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5%
q0,0 5 (p;dbg) = Nilai baku q pada taraf 5% (jumlah perlakuan p dan derajat bebas
galat)
KTg = Kuadrat Tengah Galat
r = Jumlah ulangan.
3.4.Pelaksanaan Penelitian
1. Perlakuan dan penyediaan benih kedelai
Biji kedelai yang dipilih relatif sama ukurannya sebanyak 216 biji. Biji
tersebut terlebih dahulu disiram dengan air dan dibiarkan selama 12 jam hal ini
dimaksud agar benih cepat berkecambah. Setelah berkecambah di masukkan 2
biji kedelai kedalam polibag yang sudah terisi oleh media tanam campuran tanah
dengan pupuk kandang dengan cara melobangi lubang tanam dengan kedalaman
3-4 cm, kemudian lubang tanam di tutup kembali.
1. Persiapan media tanam
Dalam penelitian ini menggunakan media tanam tanah dan pupuk
19
dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian diayak, kedua bahan media ini
dicampur sesuai dengan perlakuan yang dicobakan yaitu tanah tanpa campuran
pupuk kandang (1:0), tanah + pupuk kandang (3:1) dan Tanah + pupuk kandang
(1:1).
2. Legium Inokulan
Legium inokulan (tanah bekas kacang tanah) diberikan pada saat
penanaman dengan cara mencampurkan legium inokulan 188,16 gram / polibag
yang telah terisi oleh media tanam pada bagian atas saja dengan kedalaman
4 cm.
3. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Dekamon
Konsentrasi zat pengatur tumbuh yaitu 0,5 ml / liter air, 1,0 ml/liter air, 1,5
ml/liter air dan 2,0 ml/liter air, pemberian konsentras zat pengatur tubuh dekamon
di berikan 3 kali yaitu pada umur 15, 22, dan 29 hari setelah tanam. Cara
pemberiannya melalui penyemprotan yang dilakukan pada pagi hari jam 08.00
wib.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan bibit sampai dewasa meliputi penyiraman, penyiangan
gulma, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu
pada pukul 08.00 wib dan sore hari pukul 17.00 wib. Untuk pencegahan serangan
hama dan penyakit digunakan insektisida sepertih sevin 85, fugisida sepertih
Dithene 45 dengan dosis 2 gram/liter air dan furadan 5 gram.
Pemanenan di lakukan pada umur 95 hari setelah tanam, apabila biji pada
polong mencapai kriterial panen dengan tanda daunnya menguning dan daun
sudah mulai rontok, polong berwarna kuning. Panen dilakukan dengan cara
memotong dibagian pangkal batang tanaman dengan menggunakan parang.
3.5. Pengamatan
Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur pada umur 22, 29 dan 36 HST pengukuran dimulai
dari permukaan tanah sampai dengan titik tumbuh tertinggi dengan menggunakan
meter.
2. Jumlah Polong Per Tanaman
Jumlah polong dihitung pada umur 65 dan 95 HST perhitungan dilakukan
per tanaman dengan menghitung semua polong.
3. Persentase Polong Bernas Per Tanaman
Polong bernas dihitung pada saat panen umur 95 HST, perhitungan di
lakukan per tanaman dengan menghitung semua polong bernas.
4. Persentase Polong Hampa Per Tanaman
Polong hampa dihitung pada saat panen umur 95 HST. Perhitungan
dilakukan per tanaman dengan menghitung semua polong hampa.
5. Berat Biji Kering (gram) Per Tanaman
Polong dijemur selama 3 hari dibawah sinar matahari selama 4 jam setiap
harinya, polong yang telah mengering dikupas kulitnya lalu biji nya ditimbang
21
6. Berat 100 Butir Biji (gram) Per Tanaman
Biji yang sudah mengering di pilih secara acak 100 butir per tanama
22 4. 1. Hasil
1. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil uji F (Lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan bahwa terdapat interaksi
yang nyata antara media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon terhadap tinggi
tanaman umur 22, 29 dan 36 HST. Rata-rata tinggi tanaman umur 22, 29 dan 36
HST akibat pelakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapat di lihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 22, 29 dan 36 HST Akibat Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
Kombinasi
BNJ0,05 3,54 6,01 8,83
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi umur 22, 29 dan 36 HST
dijumpai pada kombinasi perlakuan (M2D1) dan yang terendah dijumpai pada
M0D2. Hubungan antara tanaman tinggi umur 22, 29 dan 36 HST akibat perlakuan
Gambar 1. Hubungan perlakua
2. Jumlah Polong Per
Hasil uji F pa
perlakuan media tana
tanaman umur 65 da
Dekamon berpengaruh
umur 65 dan 95 HST.
pada berbagai media
Tabel 3.
gan antara tanaman tinggi umur 22, 29 dan kuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon
er Tanaman
pada analisis ragam (Lampiran 8 dan 10) menunj
anam berpengaruh sangat nyata terhadap jum
65 dan 95 HST. Sedangkan pada perlakuan k
aruh tidak nyata terhadap jumlah polong per
T. Rata-rata jumlah polong per tanaman umur
dia tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapa
23
n 36 HST akibat mon
enunjukkan bahwa
umlah polong per
n konsentrasi ZPT
per tanaman pada
ur 65 dan 95 HST
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 dan 95 HST pada Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
Perlakuan Jumlah Polong tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05).
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah polong per tanaman pada umur 65
HST terbanyak di jumpai pada perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian
pupuk kandang (M2) yang berbeda nyata dengan M1 dan M0dan pada umur 95
HST jumlah polong per tanaman terbanyak juga di jumpai pada perlakuan media
tanam (M2) yang tidak berbeda nyata dengan M1tetapi berbeda nyata dengan M0.
Sedangkan jumlah polong terbanyak pada umur 65 HST dijumpai pada perlakuan
konsentrasi 2,0 ml/liter air (D4) dan pada umur 95 HST jumlah polong terbanyak
dijumpai pada perlakuan konsentrasi 1,5 ml/liter air (D3) meskipun secara statistik
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata
jumlah polong per tanaman umur 65 dan 95 HST pada perlakuan media tanam
Gambar 2. Jumlah pol media tana
3. Persentase Polong B
Hasil uji F
pelakuan media tana
polong bernas per tan
Dekamon berpengaruh
h polong per tanaman pada umur 65 dan 95 HST pa anam.
ong Bernas Per Tanaman
F pada analisis ragam (Lampiran 12) menunj
nam berpengaruh sangat nyata terhadap peuba
tanaman sedangkan pada berbagai perlakuan konse
ruh tidak nyata terhadap peubah persentase pol
persentase polong bernas per tanaman pada ber
konsentrasi ZPT Dekamon dapat di lihat pada tabe
a Persentase Polong Bernas Per Tanaman kuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
akuan Persentase Polong B yang diikuti oleh huruh yang sama pada kolom ya nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)
enunjukkan bahwa persentase polong berna
i pada perlakuan Media tanam 1 bagian tanah :
kandang (M2) yang tidak berbeda nyata dengan M1 tetapi berbeda nyata dengan
M0. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi ZPT Dekamon persentase polong
bernas per tanaman terbanyak dijumpai pada perlakuan 2,0 ml/liter air (D4)
meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan
perlakuan lainnya. Rata-rata persentase polong bernas per tanaman pada
perlakuan media tanam dapat di lihat pada gambar 3.
Gambar 3. Persentase polong bernas per tanaman pada berbagai media tanam.
4. Persentase Polong Hampa Per Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa
pelakuan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap peubah persentase
polong hampa per tanaman sedangkan pada berbagai perlakuan konsentrasi ZPT
Dekamon berpengaruh tidak nyata terhadap peubah persentase polong hampa per
tanaman. Rata-rata persentase polong hampa pada berbagai media tanam dan
27
Tabel 5. Rata-rata Persentase Polong Hampa pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
Perlakuan Persentase Polong Hampa
Media Tanam M0(2:0) M1(2:1) M2(2:2)
45 ,94 b 35,15 a 27,84 a
BNj0,05 8,31
Konsentrasi ZPT Dekamon D1(0,5)
D2(1,0) D3(1,5) D4(2,0)
(38,54) 37,90 (33,03) 34,33 (42,60) 40,57 (29,89) 32,44
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruh yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)
Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase polong hampa per tanaman
terbanyak dijumpai pada perlakuan media tanam tanah tanpa pupuk kandang
(M0) yang berbeda nyata dengan M1 dan M2. Sedangkan pada perlakuan
konsentrasi ZPT Dekamon persentase polong hampa terbanyak dijumpai pada
perlakuan konsentrasi 1,5 ml/liter air (D3) meskipun secara statistik tidak
menunjukkan pebedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. .Rata-rata
persentase polong hampa per tanaman pada berbagai media tanam dapat dilihat
pada gambar 4.
5. Berat Biji Kering (gr) Per Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 16) menunjukkan bahwa
pelakuan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat biji kering (gr) per
tanaman sedangkan pada berbagai perlakuan konsentrasi ZPT Dekamon
berpengaruh tidak nyata terhadap berat biji kering (gr) per tanaman. Rata-rata
berat biji kering per tanaman pada Berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT
Dekamon dapat di lihat pada tabel 6
Tabel 6. Rata-rata Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
Perlakuan Berat Kering (kg)
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)
Tabel 6 menunjukkan bahwa terberat biji kering (gr) per tanaman
dijumpai pada perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 pupuk kandang (M2)
yang berbeda nyata dengan M1 dan M0. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi
ZPT Dekamon berat biji kering terberat dijumpai pada perlakuan konsentrasi 2,0
ml/liter air (D4) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata berat biji kering pada perlakuan media
29
Gambar 5. Berat biji kering per tanaman (gr) pada berbagai media tanam.
1. Berat 100 butir biji Per Tanaman (gr)
Hasil uji F (Lampiran 18) menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang
nyata akibat perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon terhadap berat
100 butir biji per tanaman (gr). Rata-rata berat 100 butir biji akibat perlakuan
media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 7. Rata-rata Berat 100 butir biji Per Tanaman (gr) Akibat Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
Tabel 7 me
diberikan telah dapat
dalam jumlah optim
menunjukkan bahwa berat 100 butir biji pe
pada kombinasi perlakuan (M2D3) dan yang ter
perlakuan M0D1. Hubungan antara berat 100 but
nam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapat diliha
gan antara berat 100 butir biji akibat perlakuan m ntrasi ZPT Dekamon
(cm)
litian menunjukkan bahwa terdapat interaksi ya
kuan media tanam dan konsentrasi ZPT Deka
naman kedelai umur 22, 29 dan 36 HST, tana
dia tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kanda
/liter air (D1). Hal ini disebabkan karena medi
pat terpenuhi ketersediaan unsur hara, air, dan
imal sehingga menguntungkan bagi pertumbuha
per tanaman (gr)
terendah dijumpai
100 butir biji akibat
31
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sarief, 1986 (dalamWahyuni, 2009), yang
menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang ke dalam tanah dapat memperbaiki
keadaan fisik tanah menjadi gembur, aerasi menjadi lebih baik sehingga absorpsi
unsur hara lebih baik pula. Pernyataan ini juga didukung oleh Sutarpradya, 1994
(dalam Wahyuni, 2009) yang menyatakan bahwa media tanam pupuk kandang
memiliki aerasi dan drainase yang baik sehingga memungkinkan ketersediaan air,
oksigen dan unsur hara dalam jumlah yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Selain media tanam, pertumbuhan tanaman kedelai juga didukung oleh
perlakuan konsentrasi ZPT Dekamon dengan konsentrasi yang rendah 0,5 ml/liter
air (D1), Hal ini disebabkan oleh peranan ZPT menstimulasi pertumbuhan dengan
memberi isyarat kepada sel target untuk membelah atau memanjang sehingga
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung,
memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk. Widianto, 1988 (dalam
Majalah Ilmiah, 2009).
Harjadi (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik
dapat tercapai apabila pengunaan ZPT bila digunakan dengan konsentrasi rendah
akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila
digunakan dalam jumlah besar atau konsentrasi tinggi akan menghambat
pertumbuhan tanaman. Widianto, 1988 (dalamMajalah Ilmiah, 2009).
menambahkan bahwa peranan ZPT Dekamon pada dasarnya mengadung
ausin sintetik yang akan mendorong terjadinya pembelahan, pembesaran, dan
pemanjangan sel melalui pengaktifan pompa ion pada plasma membran, dinding
berkuran dan air dengan mudah masuk ke dalam sel sehingga terjadi pembesaran
dan perpanjangan sel. Sedangkan Dwidjoseputro (1980) menyatakan bahwa
pengunaan ZPT tergantung pada dosisnya, jika kurang, khasiatnya tidak efektif,
jika dosisnya tepat, akan menolong tanaman dan jika berlebihan, akan membunuh
tanaman karena ZPT dapat berubah fungsi menjadi racun bila di pakai melebihi
kadar.
Jumlah Polong Per Tanaman
Perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang (M2)
sangat baik bagi pertumbuhan tanaman karena campuran tanah dan pupuk
kandang yang diberikan sangat berperan dalam menentukan proses metabolisme
tanaman, sepertih proses fotosintesis, sebangai salah satu bahan dasar bagi
terbentuknya senyawa kompleks berupa karbohidra, protein dan lemak dalam
tanaman. Utamanya struktur tanah yang berpengaruh pada kemampuan
mempertahankan air lebih lama. Air yang lebih lama tertahan, akan
memungkinkan tanaman mempunyai persediaan air dalam waktu yang relatif
lama, sehingga melancarkan proses larutan sejumlah bahan organik bagi tanaman.
Kombinasi tanah dan pupuk kandang yang mampu ketersediaan air yang cukup
sangat mendukung sehingga akan mendorong pembentukan bunga lebih banyak,
biji yang dihasilkan lebih sempurna.
Suhartina, 2003 (dalamJurnal Suhartono,et al, 2008) menyatakan bahwa
pembentukan polong pada tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh proses
fotosintesis yang terjadi. Untuk mengoptimalkan timbunan hasil fotosintesis,
33
media tanam, bila bahan organik, udara dan air seimbang di dalam media tanam
maka akan memberikan hasil yang baik.
Supardi et al,1994 (dalamJurnal Suhartono, et al, 2008) menambahkan
bahwa penggunaan media tanam yang baik dan sesuai bagi tanaman akan
mendukung semua komponen bagi proses fotosintesis dengan baik. Sehingga
terbentuknya jumlah polong, jumlah biji, dan berat biji kedelai yang sempurna.
Persentase Polong Bernas Per Tanaman
Dari berbagai perbandingan perlakuan media tanam yang dilakukan,
jumlah polong kedelai terbanyak di jumpai pada perlakuan media tanam 1 bagian
tanah : 1 bagian pupuk kandang. Hal ini dikarenakan kebutuhan tanaman akan
unsur hara telah tercukupi. Media tanam telah mampu menciptakan kondisi fisik,
kimia dan biologi tanah yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman shingga
ketersediaan air, oksigen dan unsur hara dalam jumlah yang mengutungkan bagi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Penggunaan media tanam yang baik dan
sesuai bagi tanaman kedelai akan mempengaruhi terbentuknya jumlah polong
bernas per tanaman lebih banyak. Demikian juga sebaliknya, apabila media tanam
tidak sesuai bagi tanaman maka produksi tanaman akan menurun.
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Hakim, et al, 1968 (dalam
Wahyuni, 2009) mengatakan mengatakan bahwa banyaknya pupuk kandang yang
di campurkan kedalam tanah mempengaruhi populasi fauna tanahnya. Dengan
kehadiran Biota tanah ini maka ekosistem di dalam tanah akan lebih hidup
sehingga medium bagi tanaman akan lebih baik .
Pemberian pupuk kandang pada tanaman di samping bertujuan untuk
biologis tanah, Sosrosoedirdjo dan Rifai, 1981 (dalam Wahyuni, 2009). Media
tanam yang di butuhkan memiliki karakteristik remah, poros (memiliki banyak
pori), dan subur. tanah yang berpori sangat penting agar media tanam bisa
mengikat air dengan baik. Dalam membentuk media tanam yang tepat, campuran
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Artinya , satu bagian tanah
dicampur 1 bagian pupuk kandang. Pupuk kandang yang diberikan bisa memberi
struktur tanah remah pada media tanam sehingga mampu memberi tunjangan
kehidupan dan perkembanga tanaman kedelai yang baik. Hal ini disebabkan
semua komponen pendukung bagi proses fotosintesis tersedia dengan baik.
Sehingga proses fotosintesis akan menghasilkan ouput yang optimal berupa
karbohidrat, lemak dan protein. Sehingga akan mempengaruhi terbentuknya
jumlah polong bernas lebih banyak. Demikian juga sebaliknya, apabila media
tanam tidak sesuai bagi tanaman maka produksi tanaman akan terhambat (usman,
2007).
Persentase Polong Hampa Per Tanaman
Dari berbagai perbandingan perlakuan media tanam yang dilakukan,
persentase polong hampa per tanaman terbanyak di jumpai pada perlakuan media
tanah tanpa campuran pupuk kandang (M0). Hal ini disebabkan pada perlakuan
media tanam tanah tanpa campuran pupuk kandang yang di berikan tidak mampu
memberikan pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi tanaman kedelai,
kerena unsur hara tidak mencukupi, sruktur dan stektur tanahnya tidak baik,
pori-pori kecil sehingga akar tanaman sulit untuk menyerap air dan unsur hara dalam
tanah. Penyataan ini sesuai dengan pendapat Hakim, et al,1986 (dalamWahyuni,
35
belum cukup tersedia serta tidak mencukup untuk menjalankan metabolisme
tanaman sehingga menyebabkan banyaknya jumlah polong hampa.
Blair, 1979 (dalam Jurnal Suhartono, et al, 2008) menambahkan bahwa
pada tanah mineral kandungan haranya rendah tanpa dicampurkan dengan pupuk
organik. Rendahnya unsur hara dalam tanah akan mengakibatka tanah menjadi
tidak subur sehingga tanaman akan terhambat (tanaman tumbuh kerdil).
Berat Biji Kering Per Tanaman (gr)
Dari berbagai perbandingan perlakuan media tanam yang dilakukan,
berat biji kering per tanaman terberat di jumpai pada perlakuan media tanam 1
bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang. Hal ini disebabkan pada perlakuan media
tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang yang diberikan sangat baik bagi
pertumbuhan karena campuran tanah dan pupuk kandang sangat berperan dalam
menentukan berat biji kering per tanaman pada tanaman kedelai. Struktur tanah
yang berpengaruh pada kemampuan mempertahankan air lebih lama. Air yang
lebih lama tertahan, akan memungkinkan tanaman mempunyai waktu yang relatif
lama untuk menyerapanya bagi pertumbuhan. Kombinasi tanah dan pupuk
kandang sangat mendukung proses fotosintesis sehingga akan menghasilkan ouput
yang optimal berupa karbohidrat, lemak dan protein. Sehingga akan
mempengaruhi berat biji kering kedelai per tanaman. Demikian juga sebaliknya,
apabila media tanam tidak sesuai bagi tanaman maka produksi tanaman akan
terhambat. Penyataan ini sesuai dengan pendapat Dartius (1990) menyatakan
bahwa tersedianya unsur hara yang di butuhkan tanaman yang berada dalam
keadaan cukup serta di dukung oleh faktor lingkungan, sehingga pembesaran,
Membaiknya pertumbuhan tanaman akibat penambahan pupuk kandang
disebabkan oleh pupuk kandang dalam menyumbangkan unsur hara sepertih N,
P dan K, memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, disamping itu panambahan
pupuk kandang juga dapat membentuk khelat sebagai sampingan dari
mikroorganisme tanah, sehingga mampu memberikan tunjangan yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta mendukung terjadinya proses
fotosintesis. Anonymous, 2000 (dalam Wahyuni, 2009) menambahkan
penggunaan media tanam yang baik dan sesuai bagi tanaman kedelai akan
mempengaruhi terbentuknya jumlah polong, jumlah biji dan berat biji kedelai.
Demikian juga sebaliknya, apabila media tanam tidak sesuai bagi tanaman maka
produksi tanaman akan terhambat.
Berat 100 butir biji Per Tanaman (gr)
Dari berbagai perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon
menunjukkan adanya interaksi terhadap parameter berat biji 100 buti per tanaman.
Kombinasi perlakuan 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang (M2) dan
konsentrasi ZPT Dekamon 1,5 ml/liter air (D3), telah dapat memberikan
pertumbuhan dan perkembangan generatif tanaman kedelai dengan baik dan
sudah tencapai kebutuhan yang lebih maksimal bagi tanaman kedelai sehingga
mendorong tanaman menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas biji yang
dihasilkan.
Pemberian konsentrasi ZPT Dekamon 1,5 ml/liter air (D3) lebih baik
dibandingkan dengan konsentrasi lain, hal ini di sebabkan oleh konsentrasi yang
di berikan dapat merangsang perkembangan tanaman sehingga pertumbuhan dapat
37
sesuai dengan pendapat Hardjowigeno, 1983 (dalam Wahyuni, 2009) yang
menyatakan bahwa agar tanaman dapat tumbuh dan produksi maksimum perlu
adanya keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sutarpraya,1994
(dalamWahyuni, 2009) menambahkan fungsi media tanam adalah sebagai tempat
melekatnya akar dan menyimpan unsur hara serta air bagi tanaman. Agar
kebutuhan unsur hara dan air terpenuhi maka media tanam harus baik. Media
tanam pupuk kandang memiliki aerasi dan drainase yang baik sehingga
memungkinkan ketersediaan air, oksingen dan unsur hara dalam jumlah yang
menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan generatif tanaman.
Selain pupuk kandang, ZPT merupakan bahan aktif yang berperan
merangsang, meninggkatkan proses fisiologi tanaman, memacu kerja enzim, yang
berhubungan dengan metabolisme karbohidrat dan dapat memperbaiki sistim
perakaran, meningkatkan penyerapan unsur hara, menambah jumlah klorofil,
sehingga meningkatkan berat 100 butir biji Anonymous, 1986 (dalam Majalah
38 5. 1. Kesimpulan
1. Media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman
umur 22, 29 dan 36 HST, jumlah polong umur 65 dan 95 HST, persentase
polong bernas per tanaman, persentase polong hampa per tanaman, berat biji
kering per tanaman (gr), dan berat biji 100 butir per tanaman (gr). Media
tanam terbaik dijumpai pada perlakuan 1 bagian pupuk kandang : 1 bagian
tanah (M2).
2. Konsentrasi ZPT Dekamon berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang diamati
3. Terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan media tanam dan konsentrasi
ZPT Dekamon terhadap parameter tinggi tanaman umur 22, 29 dan 36 HST
dan berat biji 100 butir per tanaman. Tanaman tertinggi dijumpai pada
kombinasi perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang
(M2) dan konsentrasi ZPT Dekamon 1,0 ml/liter air (D2). Sedangkan
parameter berat biji 100 butir per tanaman terbanyak dijumpai pada
kombinasi perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang
(M2) dan konsentrasi ZPT Dekamon 1,5 ml/liter air (D3).
5. 2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pupuk
kandang sebagai campuran pada media tanam untuk meningkatkan produksi dan
39
DAFTAR PUSTAKA
AAK.1991. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. 83 hlm.
Wahyuni, S. 2009. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Super Bionik dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill). Skripsi. Budidaya. Fakultas Pertanian. Universitas Teuku Umar. Meulaboh. 43 hlm.
Adisarwanto.T. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm.
Astawan, M.2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-Bijian. Penebar Swadaya. Jakarta.172 hlm
Budi A dan Tim Ricardo. 2007. Penuntun Pengolahan Kedelai. Ricardo. 90 hlm.
Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan 2. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan. 125 hlm.
Dwidjoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. 200 hlm
Heddy S, 1996. Hormon Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 95 hlm.
Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Soul, M. A. Diha, Go Ban Hong dan H. H. Bailay.1968. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung. 488 hlm.
Harjadi, S.S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta.76 hlm.
Mitchell dan Russel, 1971. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 428 hlm.
Moore. 1979. Zat Pengatur Tumbuh. (http://pasca.uns.co.id). Diakses 9 Desember 2011.
Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. 130 hlm.
Rachim. 1996. Keuntungan Pemupukan. (http://pasca.uns.co.id). Diakses 9 Desember 2011.
Samekto, R. 2006. Pupuk Kandang. Citra Aji Parama. Yogyakarta. 44 hlm
Suhartono. R. A. Sidgi Zaed ZM. Ach. Khoiruddin. 2008. Pengaruh Irterval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max(L.) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. ( Jurnal EMBRYO VOL. 5 No. 1). 98-111 hlm.
Untung, O. 2004. Agar Tanaman Berbuah Di Luar Musim. Penebar Swadaya. Jakarta. 83.hlm.
Usman, M. 2007. Sukses Membuah Lengkeng dalam Pot. Agro Media. Jakarta. 74 hlm.
Winten, I, T, K, 2009. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya Dalam Budidaya Tanaman. (Majalah Ilmiah Untab, Vol. 6 No. 1 Pebruari 2009). 49-57 hlm.
Yanto, H, W, 2012. Respon Beberapa Varietas dan Dosis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa, L,) Skripsi. Budidaya. Fakultas Pertanian. Universitas Teuku Umar. Meulaboh. 55 hlm.
41
Lampiran 1. Rata–Rata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST
Perlakuan Ulangan Total Rerata
Total 148,00 146,33 147,67 442,00
Ῡ = 12,28
Lampiran 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST
Sumber
db JK KT Fhit F Tabel
Keragaman 0,05 0,01
Kelompok 2 0,130 0,065 0,046 tn 3,44 5,72
M 2 138,667 69,333 48,941 ** 3,44 5,72