• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH DEKAMON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill ) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH DEKAMON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill ) SKRIPSI"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZAT

PENGATUR TUMBUH DEKAMON TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

KEDELAI (Glycine max

(L.) Merrill )

SKRIPSI

OLEH

EKA MARIZA

07C10407038

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

(2)

PENGATUR TUMBUH DEKAMON TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

KEDELAI (Glycine max

(L.) Merrill )

SKRIPSI

OLEH

EKA MARIZA

07C10407038

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Zat

Pengatur Tumbuh Dekamon terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max(L.) Merrill).

Nama Mahasiswa : Eka Mariza

N I M : 07C10407038

Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

Ir. Hj. Yuliatul Muslimah, M.P NIDN 131996157

Chairudin, S.P NIDN 0122097309

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,

Diswandi Nurba, S.TP, M.Si NIDN 0128048202

Jasmi, S.P, M. Sc NIDN 0127088002

(4)

Yang disusun oleh:

Nama : EKA MARIZA

N I M : 07C10407038

Fakultas : Pertanian Program Studi : Agroteknologi

Skripsi/tugas akhir dengan judul:

Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 Februari 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Dekamon terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)

SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

1

2

3

4

Meulaboh, 13 Februari 2013

Ketua Prodi Agroteknologi,

Jasmi, SP., M.Sc Chairudin, SP

Pembimbing II

Rahmi Rukhyat, SP, MP

Penguji Utama

Ir. T. Sarwanidas

Penguji Anggota

Ir. Hj. Yuliatul Muslimah, MP

(5)

Persembahanku

Ya Allah…..

Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :

“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”

(Al-Kahfi : 109) Waktu telah berlalu begitu cepat

Seiring langkahpun semakin kencang Hidup penuh tantangan terus berperang Dalam menghadapi sebuah angan

Puji syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, berkat petunjuk dan hidayah-mu Semua ini terlaksana apa yang selama ini kuimpikan, apa yang selama ini kuhayalkan Tapih semua ini telah nyata, kutelah meraih semua apa yang ku jalani

Secerah harapan kini menanti, inilah sebuh jawaban Dari akhir sebuah pertanyaan

Ibunda ... yang sangat kusayangi

Jasamu yang telah melahirkanku, membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malam Ibunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dan cercaha

Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi dan dorongan demi buah hatimu

Ayahanda... yang sangat kucintai

Tutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmu Pegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelah

Hanya Allah yang dapat membalas semua jasamu ...

Demi sayang Ibu dan demi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih mereka melimpah ruah tiada bertepi

Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini dan engkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan....

Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta R. Beuransah dan Ibunda tersayang Katijah, juga orang-orang yang kusayangi abangku Samsuar, kakakku Rosmani, Erna Juwita, Eva wati,AMD Keb dan adikku Razat, Ely, dan keponakanku Aris, Riyan, Mela, Putri, Ramadzan serta abang iparku Nanggroe, kakak iparku Lely Lugina . Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua....

Terima Kasih ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Era, y, SP, Icut, Ida, Quratul, A, SP, Ainon, Eva, Emi, Endriati, SP, Halisah, SP, Safriani, Febri, Yuli, k.Icut, k.Rika, Ratna, W, S.pdi, B.Dedi, Adi, S, SP, Fajar, H, SP, Firdaus, SP, Fuadi, Riki, Wira, H, SP, Wahyudi, SP Wandi, SP, Soni, I, SP, Sidun, SP, Safriyudin, SP. Siabang, dan tak lupa pula kawan seperjungan ku waktu sidang Juanda, SP. Serta Teman-teman semuanya, Thank’s for All.

Tak lupa pula Ucapan terima kasihku untuk Bang Muslitar yang telah membatuku disaat penelitian dan memberi warna dalam hidupku, sepertih Canda, tawa, perhatian, kasih sayang sehingga membuat aku lebih Bersemangat dalam melaksanakan penelitian dan Penulisan skripsi hingga selesai.

Ya Allah

...

Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu Amin ...

Eka Mariza, SP

Persembahanku

Ya Allah…..

Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :

“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”

(Al-Kahfi : 109) Waktu telah berlalu begitu cepat

Seiring langkahpun semakin kencang Hidup penuh tantangan terus berperang Dalam menghadapi sebuah angan

Puji syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, berkat petunjuk dan hidayah-mu Semua ini terlaksana apa yang selama ini kuimpikan, apa yang selama ini kuhayalkan Tapih semua ini telah nyata, kutelah meraih semua apa yang ku jalani

Secerah harapan kini menanti, inilah sebuh jawaban Dari akhir sebuah pertanyaan

Ibunda ... yang sangat kusayangi

Jasamu yang telah melahirkanku, membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malam Ibunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dan cercaha

Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi dan dorongan demi buah hatimu

Ayahanda... yang sangat kucintai

Tutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmu Pegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelah

Hanya Allah yang dapat membalas semua jasamu ...

Demi sayang Ibu dan demi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih mereka melimpah ruah tiada bertepi

Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini dan engkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan....

Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta R. Beuransah dan Ibunda tersayang Katijah, juga orang-orang yang kusayangi abangku Samsuar, kakakku Rosmani, Erna Juwita, Eva wati,AMD Keb dan adikku Razat, Ely, dan keponakanku Aris, Riyan, Mela, Putri, Ramadzan serta abang iparku Nanggroe, kakak iparku Lely Lugina . Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua....

Terima Kasih ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Era, y, SP, Icut, Ida, Quratul, A, SP, Ainon, Eva, Emi, Endriati, SP, Halisah, SP, Safriani, Febri, Yuli, k.Icut, k.Rika, Ratna, W, S.pdi, B.Dedi, Adi, S, SP, Fajar, H, SP, Firdaus, SP, Fuadi, Riki, Wira, H, SP, Wahyudi, SP Wandi, SP, Soni, I, SP, Sidun, SP, Safriyudin, SP. Siabang, dan tak lupa pula kawan seperjungan ku waktu sidang Juanda, SP. Serta Teman-teman semuanya, Thank’s for All.

Tak lupa pula Ucapan terima kasihku untuk Bang Muslitar yang telah membatuku disaat penelitian dan memberi warna dalam hidupku, sepertih Canda, tawa, perhatian, kasih sayang sehingga membuat aku lebih Bersemangat dalam melaksanakan penelitian dan Penulisan skripsi hingga selesai.

Ya Allah

...

Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu Amin ...

Eka Mariza, SP

Persembahanku

Ya Allah…..

Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :

“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”

(Al-Kahfi : 109) Waktu telah berlalu begitu cepat

Seiring langkahpun semakin kencang Hidup penuh tantangan terus berperang Dalam menghadapi sebuah angan

Puji syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, berkat petunjuk dan hidayah-mu Semua ini terlaksana apa yang selama ini kuimpikan, apa yang selama ini kuhayalkan Tapih semua ini telah nyata, kutelah meraih semua apa yang ku jalani

Secerah harapan kini menanti, inilah sebuh jawaban Dari akhir sebuah pertanyaan

Ibunda ... yang sangat kusayangi

Jasamu yang telah melahirkanku, membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malam Ibunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dan cercaha

Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi dan dorongan demi buah hatimu

Ayahanda... yang sangat kucintai

Tutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmu Pegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelah

Hanya Allah yang dapat membalas semua jasamu ...

Demi sayang Ibu dan demi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih mereka melimpah ruah tiada bertepi

Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini dan engkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan....

Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta R. Beuransah dan Ibunda tersayang Katijah, juga orang-orang yang kusayangi abangku Samsuar, kakakku Rosmani, Erna Juwita, Eva wati,AMD Keb dan adikku Razat, Ely, dan keponakanku Aris, Riyan, Mela, Putri, Ramadzan serta abang iparku Nanggroe, kakak iparku Lely Lugina . Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua....

Terima Kasih ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Era, y, SP, Icut, Ida, Quratul, A, SP, Ainon, Eva, Emi, Endriati, SP, Halisah, SP, Safriani, Febri, Yuli, k.Icut, k.Rika, Ratna, W, S.pdi, B.Dedi, Adi, S, SP, Fajar, H, SP, Firdaus, SP, Fuadi, Riki, Wira, H, SP, Wahyudi, SP Wandi, SP, Soni, I, SP, Sidun, SP, Safriyudin, SP. Siabang, dan tak lupa pula kawan seperjungan ku waktu sidang Juanda, SP. Serta Teman-teman semuanya, Thank’s for All.

Tak lupa pula Ucapan terima kasihku untuk Bang Muslitar yang telah membatuku disaat penelitian dan memberi warna dalam hidupku, sepertih Canda, tawa, perhatian, kasih sayang sehingga membuat aku lebih Bersemangat dalam melaksanakan penelitian dan Penulisan skripsi hingga selesai.

Ya Allah

...

Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan Jiwaku Agar Selalu Melangkah di Jalan Mu Amin ...

(6)

Puji syukur ke penulis telah dapat Tanam dan Konse

Pertumbuhan dan H

Selawat beriring sala yang telah membawa pengetahuan. pat menyelesaikan skripsi dengan judul. Pe

onsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekam

an Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max

alam kepada janjungan alam Nabi Besar Muh wa umat manusia dari alam kebodohan ke alam

ma kasih penulis sampaikan kepada :

uliatul Muslimah, M.P. Selaku pembimbing

S.P. Selaku pembimbing anggota yang telah me

ngan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

urba S.TP., M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertani

r dan Civitas Akademika yang telah menyedia

selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa

niversitas Teuku Umar.

d Jalil, SP, MP. Selaku Wakil Dekan I yan

u dan membimbing selama dilahan penelitian hingg

. Beuransah dan Ibunda Katijah, serta saudara

sayang, cinta, pengorbanan dan dorongan sem

pat menyelesaikan studi hingga selesai.

ngan segala kerendahan hati penulis berharap

ereka mendapat balasan yang setimpal dari All

Meulaboh,

diakan sarana dan

(7)

iii

RINGKASAN

EKA MARIZA Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) ”. Di bawah bimbingan Yuliatul Muslimah sebagai pembimbing utama dan Chairudin sebagai pembimbing anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai serta interaksi antara kedua faktor tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh Aceh Barat dari tanggal 2 April 2012 sampai

dengan 29 Juli 2012.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa benih kedelai, tanah yang digunakan jenis tanah Alluvial, legium inokulan (tanah bekas kacang tanah), pupuk kandang dari kotoran sapi, zat pengatur tumbuh dekamon, polybag, pupuk dasar Urea, SP36, KCL dan pupuk susulan NPK. Sedangkan alat yang digunakan adalah garut, hand sprayer, meteran, rol, timbangan analitik, ayakan, sekop, cankul, parang, gembor, gelas ukur air dan alat tulis menulis.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah faktor Media Tanam yang tediri atas tiga taraf, yaitu (M0) 1:0, (M1) 3:1 dan (M2) 1:1. Faktor

Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon yang terdiri dari empat taraf yaitu (D1) 0,5 ml/liter air, (D2)1,0 ml/liter air, (D3) 1,5 ml/liter air dan (D4) 2,0 ml/liter

air.

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah polong per tanaman, persentase polong bernas per tanaman, persentase polong hampa per tanaman, berat biji kering per tanaman (gr), dan berat 100 butir biji per tanaman (gr).

(8)

iv biji per tanaman (gr).

Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati.

(9)

vi DAFTAR ISI

RINGKASAN ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... vi

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Hipotesis ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1.Botani Tanaman Kedelai ... 5

2.2.Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai ... 8

2.3.Media Tanam ... 10

2.4.Zat Pengatur Tumbuh Dekamon... 11

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN... 14

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

3.2 Bahan dan Alat Penelitian ... 14

3.3 Metode Penelitian ... 16

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 18

3.5 Pengamatan... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1. Hasil Penelitian ... 22

4.2. Pembahasan ... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

5.1. Kesimpulan ... 38

5.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA... 39

LAMPIRAN... 41

(10)

vii

Nomor Teks Halaman

1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 17

2. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 22, 29 dan 36 HST Akibat Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh

Dekamo ... 22

3. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 dan 95 HST pada Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 24

4. Rata-rata Persentase Polong Bernas Per Tanaman pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 25

5. Rata-rata Persentase Polong Hampa pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 27

6. Rata-rata Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) pada berbagai perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon ... 28

(11)

viii DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Hubungan antara tinggi tanaman umur 22, 29 dan 36 HST akibat

perlakuan media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon ... 23

2. Jumlah polong per tanaman pada umur 65 dan 95 HST pada berbagai media tanam. ... 25

3. Persentase polong bernas per tanaman pada berbagai media tanam... 26

4. Persentase polong hampa per tanama pada berbagai media tanam... 27

5. Berat biji kering per tanaman (gr) pada berbagai media tanam ... 29

6. Hubungan antara berat 100 butir biji per tanaman (gr) akibat perlakuan media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon... 30

(12)

ix

Nomor Teks Halaman

1. Ratarata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST... 41

2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST ... 41

3. Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 29 HST ... 42

4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 29 HST ... 42

5. Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 36 HST ... 43

6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 36 HST ... 43

7. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 HST ... 44

8. Analisis Ragam Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 HST ... 44

Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 95 HST... .. 45

9. Analisis Ragam Jumlah Polong Per Tanaman Umur 95 HST ... 45

10. Rata-rata Persentase Polong Bernas Per Tanaman ... 46

11. Analisis Ragam Persentase Polong Bernas Per Tanaman... 46

12. Rata-rara Persentase Polong Hampa Per Tanaman... 47

13. Analisis Ragam Persentase polong Hampa Per Tanaman ... 47

14. Rata-rata Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) ... 48

15. Analisis Ragam Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) ... 48

16. Rata-rata Berat 100 Butir Biji Per Tanaman (gr) ... 49

17. Analisis Ragam Berat 100 Butir Biji Per Tanaman (gr) ... 49

(13)

1

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill) termasuk family

Leguminosae yang berasal dari daratan Cina tepatnya dari daerah Manshukuo

(Cina Utara) (Suprapto, 2002).

Kedelai merupakan tanaman asli Cina yang tersebar ke berbagai negara

seperti Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia dan Amerika. Kedelai sudah

dikenal di Indonesia pada zaman kerajaan Demak pada saat itu pedagang dari

Cina sudah menetap di Demak dan mereka meminta petani setempat untuk

membudidayakan tanaman kedelai dilahan sawah atau ladang (Budi dan Tim

Ricardo, 2007).

Di Indonesia kedelai merupakan tanaman yang penting dibudidayakan

dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia, permintaan meningkat pesat

seiring dengan tingginya laju pertambahan penduduk Pitojo, 2007 (dalam

Wahyuni, 2009). Kedelai termasuk bahan pangan yang bermanfaat sebagai bahan

makanan manusia, pengobatan (terapi) dan bahan pakan ternak, kedelai dapat di

olah menjadi berbagai macam bahan makanan seperti tauge, susu kedelai, snack

kedelai tahu, kembang tahu, tempe, oncom, kecap dan bahan penyedap. Kedelai

untuk pengobatan berkhasiat mencegah penyakit jantung, osteoporosis, kangker

payudara, obesitas, dan melancar metabolisme tubuh. Bungkil kedelai dan ampas

Tahu dapat di manfaatkan sebagai bahan campuran pakan hewan ternak

(Astawan, 2009). Produktivitas kedelai, di Indonesia saat ini mencapai sekitar

1,30 ton ha-1 atau masih sekitar 50% dari hasil yang maksimal dianjurkan

(14)

setiap pertanaman (0,50-2,50 ton ha-1) hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan beberapa faktor yang mencangkup waktu tanam, tinggkat

pemerliharaan, ketersediaan air irigasi, kesuburan lahan dan pencegahan hama

penyakit sehingga menyebabkan produksi kedelai rendah, serta media tanam yang

di gunakan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman seperti tanahnya tidak subur

karena kurang unsur hara tidak gembur sehingga drainase menjadi buruk tidak

steril dari gangguan hama tanah. Pemberian pupuk tidak sesuai dengan dosis yang

di anjurkan (Adisarwanto, 2008).

Media tanam merupakan salah satu faktor pendukung pertumbuhan dan

produksi tanaman kedelai, karena media tanam memiliki peranan penting dalam

pertumbuhan dan perakaran akar tanaman, karena media tanam selain tempat

hidup juga menjadi tempat bagi tanaman untuk mencari makanan (Yuliarti, 2007).

Pemberian pupuk kandang dapat tersedia secara optimal Unsur hara di dalam

tanah karena pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik tanah, kesuburan

tanah, dan struktur tanah, di samping itu juga dapat membentuk khelat sebagai

samping dari mikroorganisme tanah sehingga perakaran akar tanaman dapat

dengan mudah menyerap unsur hara di dalam tanah dan dapat di manfaatkan oleh

tanaman. Untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman perlu adanya

modifikasi media tanam misalnya kombinasi tanah dan pupuk kandang dengan

perbandingan tertentu yang dapat di gunakan (Samekto, 2006).

Selain pupuk, tanaman kedelai juga membutuhkan zat perangsang

pertumbuhan seperti zat pengatur tumbuh dekamon yang merupakan zat pengatur

tumbuh buatan yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang, daun, dan

(15)

3

yang mengandung campuran dari empat jenis garam natrium-nitrofenol sebagai

bahan aktif. Pemberian zat pengatur tumbuh dekamon memiliki beberapa dampak

positif, kedelai dapat tumbuh 20-30 cm lebih tinggi, polong lebih banyak, biji

lebih besar dan lebih berat. Berat biji yang biasanya 14-15 gr/100 biji, bisa

mencapai 16 gr/100 biji. Pemberian zat pengatur tumbuh dekamon harus

dilakukan secara tepat dan sesuai dengan konsentrasi yang dianjurkan karena

pemberian konsentrasi yang berlebihan akan menyebabkan keracunan pada

tanaman pemberian konsentrasi yang tepat akan bepergaruh pada pertumbuhan

yang baik (Moore, 1979).

Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

1.2. Permasalahan

1. Apakah media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

kedelai ?

2. Apakah konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai ?

3. Apakah terjadi interaksi diantara kedua perlakuan tersebut terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan

konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon yang tepat terhadap petumbuhan dan

(16)

1.4. Hipotesis

1. Media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai

2. Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

3. Terdapat interaksi antara media tanam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh

(17)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kedelai

1. Sistematika

Kedelai merupakan tanaman semusim dan termasuk tanaman basah,

batangnya berdiri tegak dan bercabang banyak. Cabang-cabang ini tumbuh

memanjang posisinya hampir sejajar dengan batang dan tingginya dapat

menyamai batang ada juga cabang-cabang yang pendek sekali sependek cabang

paling bawah ( AAK, 1991 ).

Menurut Adisarwanto, 2006 (dalam Wahyuni, 2009) klasifikasi tanaman kedelai

sebagai berikut :

Kingdom :Plantae

Divisi :Spermatophyta

Sub Divisi :Angiospermae

Kelas :Dicotyledonae

Sub Kelas :Archichlamydae

Ordo :Rosale

Sub Ordo :Leguminosae

Family :Leguminosae

Genus :Glycine

Sub Genus :Glycine

Spesies :Glycine max(L.) Merrill.

2. Morfologi Tanaman Kedelai

1. Tipe pertumbuhan

(18)

a. Tipe Ujung Batang Melilit (indeterminate)

Kedelai yang bertipe pertumbuhan semacam ini ujung batangnya tidak

berakhir dengan rangkaian bunga, jadi ujung batang atau cabang-cabangnya

tumbuh melilit (AAK, 1991)

b. Tipe Batang Tegak (Determinate)

Kedelai yang bertipe pertumbuhan semacam ini, ujung batangnya berakhir

dengan rangkaian bunga, sedangkan ujung batang atau cabang-cabangnya tumbuh

tanpa melilit, tetapi lurus tegak keatas (AAK, 1991)

2. Akar

Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar

tunggal lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada

akar-akar cabang terdapat bintik-bintik akar berisi Bakteri Rhizobium Japonicum,

yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) di udara yang

kemudian di pergunakan untuk menyuburkan tanah (AAK, 1991).

3. Batang

Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi

kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua.

Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut Hypocotyl,

sedangkan bagian diatas keping biji disebut epycotyl. Batang kedelai tersebut

berwarna ungu atau hijau (AAK, 1991).

4. Daun

Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak

daun dan umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan. Bentuk daun ada yang

(19)

7

varietas masing-masing. Pada saat tanaman kedelai itu sudah tua, maka daun

kedelai itu sudah menguning, maka daun-daunnya mulai rontok (AAK, 1991).

5. Bunga

Bungan kedelai disebut bunga kupu-kupu dan mempunyai dua mahkota

dan dua kelopak bunga. Warna bunga putih bersih atau ungu muda. Bunga

tumbuh pada ketiak daun dan biasanya terdapat 3-15 kuntum bunga, namun

sebagian besar bunga rontok, hanya beberapa dapat membentuk polong

( AAK, 1991 ).

Bunga kedelai mempunyai 10 buah benang sari. Sembilan buah

diantaranya bersatu pada bagian pangkal dan membentuk seludang yang

mengelilingi putik. Sedangkan benang sari yang kesepuluh terpisah pada bagian

pangkalnya dan seolah-olah menjadi penutup seludang. Bila putik di belah, di

dalamnya terdapat tiga bakal biji (AAK, 1991).

Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri dengan tepung sari sendiri

karena pembuahan terjadi sebelum bunga mekar (terbuka). Pada saat terjadi

persilangan (hibridisasi), mahkota daun dan benang sari dibuang

(kastrasi/mengebiri), hanya putiknya saja yang ditinggalkan (AAK, 1991).

6. Polong dan Biji

Banyaknya polong tergantung pada jenisnya. Ada jenis kedelai yang

menghasilkan banyak polong, ada pula sedikit. Berat masing-masing biji pun

berbeda-beda, ada yang bisa mencapai berat 50-500 gram per 1000 butir biji.

Warna biji pun berbeda-beda. Perbedaan warna biji dapat di lihat pada belahan

(20)

cahaya). Disamping itu ada pula biji yang berwarna gelap kecoklat-coklatan

sampai hitam, atau berbintik-bintik (AAK, 1991).

7. Bulu

Semua varietas kedelai mempunyai bulu pada batang, cabang, daun dan

polong-polongnya. Lebat atau tidaknya bulu serta kasar atau halusnya bulu

tergantung dari varietas masing-masing. Begitu pula warna bulu berbeda-beda,

ada yang berwarna coklat dan ada pula yang putih kehijauan (AAK, 1991).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai

a. Iklim

Kedelai sebagian tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.

Kedelai dapat tumbuh baik di tempat yang barhawa panas, di tempat-tempat

yang terbuka dan bercurah hujan 350-550 mm/bulan. Kekurangan atau kelebihan

air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai. Volume air yang terlalu banyak

tidak menguntungkan, karena akan mengakibatkan akar membusuk. Banyaknya

curah hujan juga sangat mempengaruhi aktivitas bakteri tanah dalam

menyediakan nitrogen, dengan suhu yang optimal berkisar antara 20-30 0C,

suhu yang terlalu tinggi bisa menekan atau memperlambat proses perkecambahan

biji sehingga polong menjadi lebih cepat masak sehingga polong menjadi mudah

rontok. Kelembapan udara yang tinggi selama beberapa waktu akan mendorong

perkembangan hama penyakit sehingga serangan semakin meningkat.

Kelembapan udara yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kedelai berkisar

antara 75-90%, dengan lama penyinaran matahari selama 12 jam/hari

(21)

9

b. Tanah

Kedelai tidak menuntut struktur tanah khusus sebagai suatu persyaratan

tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun

kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak sampai tergenang air, sebab

genangan air tersebut akan membuat akar, dan cabang tanaman menjadi busuk.

Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi, kedelai juga memebutuhkan

tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup

dalam tanah akan memerbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan

bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk

pertumbuhan tanaman (AAK, 1991).

Tanah yang baru pertama kali di tanami kedelai, sebelumnya harus di beri

bakteri Rhizobium, karena adanya bintik-bintik akar tidak selalu menandakan

bahwa tanah sudah mengandung Rhizobium, mungkin bintik-bintik tersebut

disebabkan oleh parasit-parasit Rhizobium. Sebaliknya apabila tanah tersebut

sudah pernah ditanami Vignasinensis maka, tidak perlu di suntik dengan bakteri

Rhizobium. Kedelai dapat tumbuh dengan baik pada pH 5,8-7 sedangkan pada

tanah dengan pH 4,5 pertumbuhan kedelai kurang sempurna karena tingginya hara

mikro sepertih Besi dan Alluminium (AAK, 1991).

Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan

aerasi tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol,

grumosol, latosol, dan andosol. Pada tanah podsolik merah kuning dan tanah yang

mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, karena

mengandung masam kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos

(22)

2.3 Media Tanam

Media tanam merupakan tempat hidup tanaman sesuai dengan persyaratan

hidupnya, secara umum media tanam dapat di kategorikan menjadi dua yaitu

media tanam tanah (Soil Medium Plant) atau non tanah (Non Soil Medium Plant).

Media tanam tanah bisa di gunakan secara tunggal (100% Tanah) bisa juga di

campur dengan bahan lain seperti pupuk kandang sapi (Yuliarti, 2007). Dalam

mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki 4 fungsi utama yaitu memberi

unsur hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat

penumpukan air, menyediakan udara untuk respirasi akar, dan sebagai tempat

bertumbuhnya tanaman (Novizan, 2005).

Campuran tanah dan pupuk kandang sapi sangat baik bagi pertumbuhan

tanaman kedelai karena pupuk kandang mampu meningkatkan kelembaban tanah

dan membangun kesuburan tanah terutama apabila di lakukan dalam waktu yang

relatif panjang Sutanto, 2002 (dalam Yanto, 2012). Kandungan unsur hara yang

terkandung dalam pupuk kandang sapi adalah (H2O) 85%, NO 40%, P2O5 0,20%

dan K2O 0,1% Sutejo, 2002 (dalamWahyuni, 2009).

Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara,

juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah pupuk kandang tersebut mempunyai

kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang

sangat sedikit (Samekto, 2006). Selain itu pemberian pupuk kandang pada

tanaman dapat membantu menetralkan pH tanah, memperbaiki kesuburan tanah

dan meningkatkan evisiensi penggunaan pupuk anorganik, sehingga mempercepat

pertumbuhan tanaman tetapi dapat memperbaiki permeabilitas tanah, porositas,

(23)

11

organik dapat berfungsi dalam menyumbangkan unsur hara sepertih N, P dan K.

Meningkatkan kapasitas fisik dan struktur tanah, membentuk senyawa komplek

dengan menguragi proses pencucian unsur. Disamping itu penambahan pupuk

organik yang dapat membentuk khelat, sebangai hasil samping dari mikro organik

tanah ( Hakim,at el,. 1986 ).

Sruktur tanah yang baik akan mendukung perkembangan perakaran

pertumbuhan dan produksi tanaman, karena semakin luas bidang serapan terhadap

persedian air tanah maka, kapasitas menahan air oleh seluruh komponen hasil

sintesa oleh tanaman yaitu asam-asam amino, profirin, karbohidrat, nukleotida,

lipit, dan enzim baik, sehingga mampu memacu proses fotosintesis secara

optimal (Hakim,at el,. 1986). Media tanam yang di gunakan misalnya kombinasi

tanah tambah pupuk kandang dengan perbandingan tertentu yang bisa di gunakan

Tim Trubus, 2006 (dalamWahyuni, 2009)

2.4 Zat Pengatur Tumbuh Dekamon

Zat pengatur tubuh dekamon berbentuk larutan dalam air, berwarna coklat

tua, yang tujuan pengunaannya untuk meningkatkan pengisian polong, jumlah

polong berbiji dua, polong berbiji tiga dan mutu biji. Zat pengatur tumbuh

dekamon dapat di berikan dalam bentuk konsentrasi dengan anjuran 10-15 ml/10

litet air atau 400-500 liter ha-1. Cara pemberiannya di semprotkan pada batang

tanaman sampai basah pada saat berumur 15, 22, dan 29 hari setelah tanam.

Zat pengatur tumbuh dekamon merupakan senyawa organik yang bukan

(24)

merangsang dan mengadakan modifikasi secara kualitatif terhadap pertumbuhan

dan perkembangan tanaman (Moore, 1979).

Pemberian zat pengatur tumbuh dapat mendorong, mengatur, dan

menghambat proses fisiologi tanaman yang melibatkan hormon seperti

perkembangan akar, pertumbuhan tunas, perkecambahan biji, pembentukan

bunga, buah dan proses penuaan (Untung, 2004).

Dekamon banyak digunakan oleh petani di banyak negara di seluruh

dunia yang efeknya adalah sama dengan asam amino dan vitamin. Dekamon

dapat diserap dengan cepat ke dalam tubuh berbagai tanaman, meningkatkan

fluiditas dari protoplasma sel tanaman. Efek menonjol dimanifestasikan selama

perkecambahan, pertumbuhan perakaran dan pembuahan. Zat pengatur tumbuh

dekamon dapat dengan mudah dan cepat menembus kedalam tubuh tanaman

karena zat pengatur tumbuh dekamon bisa memberikan daya aktif dan efek yang

sangat baik untuk pertumbuhan vegetatif serta pertumbuhan generatif tanaman

(Heddy, 1996).

Komposisi Bahan Aktif Dekamon yaitu natrium orto-nitrofenoel 6,90

gr/liter, natrium para-nitrofenol 10,35 gr/liter, natrium 2,4 dinitrifenol 1,73

gr/liter, natrium 5 nitroguaiakol 3,45 gr/liter. Pengunaan zat pengatur tumbuh bila

di gunakan dengan konsentrasi tepat akan merangsang dan mengiatkan

pertumbuhan tanaman dan sebaliknya bila di gunakan dalam jumlah tidak tepat

akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman (Moore, 1979).

Jumlah konsentrasi yang diberikan harus sesuai dengan anjuran yaitu

pada umur 15, 22 dan 29 hari setelah tanam. Pemberian pada umur 15, 22 dan 29

(25)

13

yaitu pertumbuhan akar primer, batang dan daun, sedangkan pada umur 35 hari

setelah tanam tidak dilakukan lagi pemberian karena tanaman sudah memasuki

masa pertumbuhan generatif yaitu masa pembentukan polong, perkembangan biji,

(26)

14 3.1.Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai tanggal 2 April 2012

sampai dengan 29 Juli 2012.

3.2. Bahan dan Alat

a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Benih

Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lokal yang

diperoleh dari pasar Simpang Peut.

2. Tanah

Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lapisan atas

(Top Soil) jenis tanah alluvial yang diambil di depan kampus Fakultas

Pertanian Universitas Teuku Umar.

3. Legium inokulan

Legium inokulan (tanah bekas kacang tanah) yang diambil di kebun

petani warga Alue Peunyareng.

4. Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang digunakan dari kotoran sapi yang sudah

terdekomposisi dengan sempurna yang diambil di Gampong Suak Puntong

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

5. Zat Pengatur Tumbuh Dekamon

Zat pengatur tumbuh dekamon yang diproduksi oleh PT. Dewi Kayangan

(27)

15

5. Polybag

Polybag yang digunakan berwarna hitam berukuran 40 cm x 35 cm.

6. Pupuk Dasar

Adapun pupuk dasar yang digunakan yaitu pupuk Urea, SP36 dan KCL

yang masing-masing disediakan Urea, 508,68 gram (4,71 gram / polibag), dan

SP36, KCL 339,12 gram (3,14 gram/polibag). Sedangkan pupuk susulan yang

diberikan adalah pupuk NPK, dengan dosis 200 kg/Ha, 540 gram NPK/12

liter air dalam 108 polibag, (220 ml/polibag).

7. Pestisida

Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit digunakan insektisida

sepertih sevin 85, fugisida sepertih dithene dengan dosis 2 gram/liter air dan

furadan 5 gram.

b. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Garu

2. Hand Spayer

3. Meteran

4. Rol

5. Timbangan analitik

6. Ayakan

7. Sekop

8. Cangkul

9. Parang

(28)

11. Gelas ukur air

12. Alat tulis menulis

3.3. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan tiga ulangan

maka terdapat 12 kombinasi perlakuan sehingga terdapat 36 unit satuan

percobaan. Faktor yang di teliti meliputi media tanam dan konsentrasi zat

pengatur tumbuh dekamon.

Faktor Media Tanam (M) terdiri atas 3 taraf yaitu :

M0= Tanah tanpa pupuk kandang (1:0)

M1= Tanah + Pupuk Kandang dengan perbandingan (3:1)

M2= Tanah + Pupuk Kandang dengan perbandingan (1:1)

Faktor Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon (D) terdiri atas 4 taraf yaitu :

D1= 0,5 ml/liter air

D2= 1,0 ml/liter air

D3= 1,5 ml/liter air

D4= 2,0 ml/liter air

Dengan demikian terdapat 3 x 4 = 12 kombinasi perlakuan masing-masing

perlakuan diulang sebanya 3 kali sehingga berjumlah 36 satuan percobaan.

Tiap-tiap satuan percobaan terdiri atas 3 tanaman sehingga secara keseluruhan dalam

penelitian ini terdapat 108 tanaman. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat

(29)

17

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Media Tanam dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Dekamon

Model matematis yang digunakan adalah :

Yijk= µ + βi+ Mj+ Dk+(MD)jk+

ε

ijk

Keterangannya :

Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor media tanam taraf ke – i, Faktor

Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon taraf ke- j dan ulangan ke-k

µ = Nilai tengah umum

βi = Pengaruh ulangan ke-I (I = 1,2,3)

Mj = Pengaruh faktor media tanam ke - j (J = 1,2,3)

Dk = Pengaruh faktor Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon ke-k

(k=1,2,3,4)

(MD)jk= Interaksi media tanam dan Konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon

pada taraf media tanam ke – j, taraf konsentrasi zat pengatur tumbuh

(30)

ε

ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke- i, faktor Media tanam taraf ke - j,

faktor konsentrasi zat pengatur tumbuh dekamon taraf ke-k.

Apabila uji F menunjukan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan

dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Dengan rumus sebagai berikut:

BNJ0,0,5 = q0,0 5

Dimana :

BNJ0,0 5 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5%

q0,0 5 (p;dbg) = Nilai baku q pada taraf 5% (jumlah perlakuan p dan derajat bebas

galat)

KTg = Kuadrat Tengah Galat

r = Jumlah ulangan.

3.4.Pelaksanaan Penelitian

1. Perlakuan dan penyediaan benih kedelai

Biji kedelai yang dipilih relatif sama ukurannya sebanyak 216 biji. Biji

tersebut terlebih dahulu disiram dengan air dan dibiarkan selama 12 jam hal ini

dimaksud agar benih cepat berkecambah. Setelah berkecambah di masukkan 2

biji kedelai kedalam polibag yang sudah terisi oleh media tanam campuran tanah

dengan pupuk kandang dengan cara melobangi lubang tanam dengan kedalaman

3-4 cm, kemudian lubang tanam di tutup kembali.

1. Persiapan media tanam

Dalam penelitian ini menggunakan media tanam tanah dan pupuk

(31)

19

dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian diayak, kedua bahan media ini

dicampur sesuai dengan perlakuan yang dicobakan yaitu tanah tanpa campuran

pupuk kandang (1:0), tanah + pupuk kandang (3:1) dan Tanah + pupuk kandang

(1:1).

2. Legium Inokulan

Legium inokulan (tanah bekas kacang tanah) diberikan pada saat

penanaman dengan cara mencampurkan legium inokulan 188,16 gram / polibag

yang telah terisi oleh media tanam pada bagian atas saja dengan kedalaman

4 cm.

3. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Dekamon

Konsentrasi zat pengatur tumbuh yaitu 0,5 ml / liter air, 1,0 ml/liter air, 1,5

ml/liter air dan 2,0 ml/liter air, pemberian konsentras zat pengatur tubuh dekamon

di berikan 3 kali yaitu pada umur 15, 22, dan 29 hari setelah tanam. Cara

pemberiannya melalui penyemprotan yang dilakukan pada pagi hari jam 08.00

wib.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan bibit sampai dewasa meliputi penyiraman, penyiangan

gulma, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu

pada pukul 08.00 wib dan sore hari pukul 17.00 wib. Untuk pencegahan serangan

hama dan penyakit digunakan insektisida sepertih sevin 85, fugisida sepertih

Dithene 45 dengan dosis 2 gram/liter air dan furadan 5 gram.

(32)

Pemanenan di lakukan pada umur 95 hari setelah tanam, apabila biji pada

polong mencapai kriterial panen dengan tanda daunnya menguning dan daun

sudah mulai rontok, polong berwarna kuning. Panen dilakukan dengan cara

memotong dibagian pangkal batang tanaman dengan menggunakan parang.

3.5. Pengamatan

Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah :

1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur pada umur 22, 29 dan 36 HST pengukuran dimulai

dari permukaan tanah sampai dengan titik tumbuh tertinggi dengan menggunakan

meter.

2. Jumlah Polong Per Tanaman

Jumlah polong dihitung pada umur 65 dan 95 HST perhitungan dilakukan

per tanaman dengan menghitung semua polong.

3. Persentase Polong Bernas Per Tanaman

Polong bernas dihitung pada saat panen umur 95 HST, perhitungan di

lakukan per tanaman dengan menghitung semua polong bernas.

4. Persentase Polong Hampa Per Tanaman

Polong hampa dihitung pada saat panen umur 95 HST. Perhitungan

dilakukan per tanaman dengan menghitung semua polong hampa.

5. Berat Biji Kering (gram) Per Tanaman

Polong dijemur selama 3 hari dibawah sinar matahari selama 4 jam setiap

harinya, polong yang telah mengering dikupas kulitnya lalu biji nya ditimbang

(33)

21

6. Berat 100 Butir Biji (gram) Per Tanaman

Biji yang sudah mengering di pilih secara acak 100 butir per tanama

(34)

22 4. 1. Hasil

1. Tinggi Tanaman (cm)

Hasil uji F (Lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan bahwa terdapat interaksi

yang nyata antara media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon terhadap tinggi

tanaman umur 22, 29 dan 36 HST. Rata-rata tinggi tanaman umur 22, 29 dan 36

HST akibat pelakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapat di lihat

pada tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 22, 29 dan 36 HST Akibat Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon

Kombinasi

BNJ0,05 3,54 6,01 8,83

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi umur 22, 29 dan 36 HST

dijumpai pada kombinasi perlakuan (M2D1) dan yang terendah dijumpai pada

M0D2. Hubungan antara tanaman tinggi umur 22, 29 dan 36 HST akibat perlakuan

(35)

Gambar 1. Hubungan perlakua

2. Jumlah Polong Per

Hasil uji F pa

perlakuan media tana

tanaman umur 65 da

Dekamon berpengaruh

umur 65 dan 95 HST.

pada berbagai media

Tabel 3.

gan antara tanaman tinggi umur 22, 29 dan kuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon

er Tanaman

pada analisis ragam (Lampiran 8 dan 10) menunj

anam berpengaruh sangat nyata terhadap jum

65 dan 95 HST. Sedangkan pada perlakuan k

aruh tidak nyata terhadap jumlah polong per

T. Rata-rata jumlah polong per tanaman umur

dia tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapa

23

n 36 HST akibat mon

enunjukkan bahwa

umlah polong per

n konsentrasi ZPT

per tanaman pada

ur 65 dan 95 HST

(36)

Tabel 3. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 dan 95 HST pada Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon

Perlakuan Jumlah Polong tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05).

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah polong per tanaman pada umur 65

HST terbanyak di jumpai pada perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian

pupuk kandang (M2) yang berbeda nyata dengan M1 dan M0dan pada umur 95

HST jumlah polong per tanaman terbanyak juga di jumpai pada perlakuan media

tanam (M2) yang tidak berbeda nyata dengan M1tetapi berbeda nyata dengan M0.

Sedangkan jumlah polong terbanyak pada umur 65 HST dijumpai pada perlakuan

konsentrasi 2,0 ml/liter air (D4) dan pada umur 95 HST jumlah polong terbanyak

dijumpai pada perlakuan konsentrasi 1,5 ml/liter air (D3) meskipun secara statistik

menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata

jumlah polong per tanaman umur 65 dan 95 HST pada perlakuan media tanam

(37)

Gambar 2. Jumlah pol media tana

3. Persentase Polong B

Hasil uji F

pelakuan media tana

polong bernas per tan

Dekamon berpengaruh

h polong per tanaman pada umur 65 dan 95 HST pa anam.

ong Bernas Per Tanaman

F pada analisis ragam (Lampiran 12) menunj

nam berpengaruh sangat nyata terhadap peuba

tanaman sedangkan pada berbagai perlakuan konse

ruh tidak nyata terhadap peubah persentase pol

persentase polong bernas per tanaman pada ber

konsentrasi ZPT Dekamon dapat di lihat pada tabe

a Persentase Polong Bernas Per Tanaman kuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon

akuan Persentase Polong B yang diikuti oleh huruh yang sama pada kolom ya nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)

enunjukkan bahwa persentase polong berna

i pada perlakuan Media tanam 1 bagian tanah :

(38)

kandang (M2) yang tidak berbeda nyata dengan M1 tetapi berbeda nyata dengan

M0. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi ZPT Dekamon persentase polong

bernas per tanaman terbanyak dijumpai pada perlakuan 2,0 ml/liter air (D4)

meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan

perlakuan lainnya. Rata-rata persentase polong bernas per tanaman pada

perlakuan media tanam dapat di lihat pada gambar 3.

Gambar 3. Persentase polong bernas per tanaman pada berbagai media tanam.

4. Persentase Polong Hampa Per Tanaman

Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa

pelakuan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap peubah persentase

polong hampa per tanaman sedangkan pada berbagai perlakuan konsentrasi ZPT

Dekamon berpengaruh tidak nyata terhadap peubah persentase polong hampa per

tanaman. Rata-rata persentase polong hampa pada berbagai media tanam dan

(39)

27

Tabel 5. Rata-rata Persentase Polong Hampa pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon

Perlakuan Persentase Polong Hampa

Media Tanam M0(2:0) M1(2:1) M2(2:2)

45 ,94 b 35,15 a 27,84 a

BNj0,05 8,31

Konsentrasi ZPT Dekamon D1(0,5)

D2(1,0) D3(1,5) D4(2,0)

(38,54) 37,90 (33,03) 34,33 (42,60) 40,57 (29,89) 32,44

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruh yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)

Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase polong hampa per tanaman

terbanyak dijumpai pada perlakuan media tanam tanah tanpa pupuk kandang

(M0) yang berbeda nyata dengan M1 dan M2. Sedangkan pada perlakuan

konsentrasi ZPT Dekamon persentase polong hampa terbanyak dijumpai pada

perlakuan konsentrasi 1,5 ml/liter air (D3) meskipun secara statistik tidak

menunjukkan pebedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. .Rata-rata

persentase polong hampa per tanaman pada berbagai media tanam dapat dilihat

pada gambar 4.

(40)

5. Berat Biji Kering (gr) Per Tanaman

Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 16) menunjukkan bahwa

pelakuan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat biji kering (gr) per

tanaman sedangkan pada berbagai perlakuan konsentrasi ZPT Dekamon

berpengaruh tidak nyata terhadap berat biji kering (gr) per tanaman. Rata-rata

berat biji kering per tanaman pada Berbagai media tanam dan konsentrasi ZPT

Dekamon dapat di lihat pada tabel 6

Tabel 6. Rata-rata Berat Biji Kering Per Tanaman (gr) pada Berbagai Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon

Perlakuan Berat Kering (kg)

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ0,05)

Tabel 6 menunjukkan bahwa terberat biji kering (gr) per tanaman

dijumpai pada perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 pupuk kandang (M2)

yang berbeda nyata dengan M1 dan M0. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi

ZPT Dekamon berat biji kering terberat dijumpai pada perlakuan konsentrasi 2,0

ml/liter air (D4) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata berat biji kering pada perlakuan media

(41)

29

Gambar 5. Berat biji kering per tanaman (gr) pada berbagai media tanam.

1. Berat 100 butir biji Per Tanaman (gr)

Hasil uji F (Lampiran 18) menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang

nyata akibat perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon terhadap berat

100 butir biji per tanaman (gr). Rata-rata berat 100 butir biji akibat perlakuan

media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 7. Rata-rata Berat 100 butir biji Per Tanaman (gr) Akibat Perlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon

(42)

Tabel 7 me

diberikan telah dapat

dalam jumlah optim

menunjukkan bahwa berat 100 butir biji pe

pada kombinasi perlakuan (M2D3) dan yang ter

perlakuan M0D1. Hubungan antara berat 100 but

nam dan konsentrasi ZPT Dekamon dapat diliha

gan antara berat 100 butir biji akibat perlakuan m ntrasi ZPT Dekamon

(cm)

litian menunjukkan bahwa terdapat interaksi ya

kuan media tanam dan konsentrasi ZPT Deka

naman kedelai umur 22, 29 dan 36 HST, tana

dia tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kanda

/liter air (D1). Hal ini disebabkan karena medi

pat terpenuhi ketersediaan unsur hara, air, dan

imal sehingga menguntungkan bagi pertumbuha

per tanaman (gr)

terendah dijumpai

100 butir biji akibat

(43)

31

Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sarief, 1986 (dalamWahyuni, 2009), yang

menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang ke dalam tanah dapat memperbaiki

keadaan fisik tanah menjadi gembur, aerasi menjadi lebih baik sehingga absorpsi

unsur hara lebih baik pula. Pernyataan ini juga didukung oleh Sutarpradya, 1994

(dalam Wahyuni, 2009) yang menyatakan bahwa media tanam pupuk kandang

memiliki aerasi dan drainase yang baik sehingga memungkinkan ketersediaan air,

oksigen dan unsur hara dalam jumlah yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

Selain media tanam, pertumbuhan tanaman kedelai juga didukung oleh

perlakuan konsentrasi ZPT Dekamon dengan konsentrasi yang rendah 0,5 ml/liter

air (D1), Hal ini disebabkan oleh peranan ZPT menstimulasi pertumbuhan dengan

memberi isyarat kepada sel target untuk membelah atau memanjang sehingga

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung,

memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk. Widianto, 1988 (dalam

Majalah Ilmiah, 2009).

Harjadi (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik

dapat tercapai apabila pengunaan ZPT bila digunakan dengan konsentrasi rendah

akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila

digunakan dalam jumlah besar atau konsentrasi tinggi akan menghambat

pertumbuhan tanaman. Widianto, 1988 (dalamMajalah Ilmiah, 2009).

menambahkan bahwa peranan ZPT Dekamon pada dasarnya mengadung

ausin sintetik yang akan mendorong terjadinya pembelahan, pembesaran, dan

pemanjangan sel melalui pengaktifan pompa ion pada plasma membran, dinding

(44)

berkuran dan air dengan mudah masuk ke dalam sel sehingga terjadi pembesaran

dan perpanjangan sel. Sedangkan Dwidjoseputro (1980) menyatakan bahwa

pengunaan ZPT tergantung pada dosisnya, jika kurang, khasiatnya tidak efektif,

jika dosisnya tepat, akan menolong tanaman dan jika berlebihan, akan membunuh

tanaman karena ZPT dapat berubah fungsi menjadi racun bila di pakai melebihi

kadar.

Jumlah Polong Per Tanaman

Perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang (M2)

sangat baik bagi pertumbuhan tanaman karena campuran tanah dan pupuk

kandang yang diberikan sangat berperan dalam menentukan proses metabolisme

tanaman, sepertih proses fotosintesis, sebangai salah satu bahan dasar bagi

terbentuknya senyawa kompleks berupa karbohidra, protein dan lemak dalam

tanaman. Utamanya struktur tanah yang berpengaruh pada kemampuan

mempertahankan air lebih lama. Air yang lebih lama tertahan, akan

memungkinkan tanaman mempunyai persediaan air dalam waktu yang relatif

lama, sehingga melancarkan proses larutan sejumlah bahan organik bagi tanaman.

Kombinasi tanah dan pupuk kandang yang mampu ketersediaan air yang cukup

sangat mendukung sehingga akan mendorong pembentukan bunga lebih banyak,

biji yang dihasilkan lebih sempurna.

Suhartina, 2003 (dalamJurnal Suhartono,et al, 2008) menyatakan bahwa

pembentukan polong pada tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh proses

fotosintesis yang terjadi. Untuk mengoptimalkan timbunan hasil fotosintesis,

(45)

33

media tanam, bila bahan organik, udara dan air seimbang di dalam media tanam

maka akan memberikan hasil yang baik.

Supardi et al,1994 (dalamJurnal Suhartono, et al, 2008) menambahkan

bahwa penggunaan media tanam yang baik dan sesuai bagi tanaman akan

mendukung semua komponen bagi proses fotosintesis dengan baik. Sehingga

terbentuknya jumlah polong, jumlah biji, dan berat biji kedelai yang sempurna.

Persentase Polong Bernas Per Tanaman

Dari berbagai perbandingan perlakuan media tanam yang dilakukan,

jumlah polong kedelai terbanyak di jumpai pada perlakuan media tanam 1 bagian

tanah : 1 bagian pupuk kandang. Hal ini dikarenakan kebutuhan tanaman akan

unsur hara telah tercukupi. Media tanam telah mampu menciptakan kondisi fisik,

kimia dan biologi tanah yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman shingga

ketersediaan air, oksigen dan unsur hara dalam jumlah yang mengutungkan bagi

pertumbuhan dan produksi tanaman. Penggunaan media tanam yang baik dan

sesuai bagi tanaman kedelai akan mempengaruhi terbentuknya jumlah polong

bernas per tanaman lebih banyak. Demikian juga sebaliknya, apabila media tanam

tidak sesuai bagi tanaman maka produksi tanaman akan menurun.

Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Hakim, et al, 1968 (dalam

Wahyuni, 2009) mengatakan mengatakan bahwa banyaknya pupuk kandang yang

di campurkan kedalam tanah mempengaruhi populasi fauna tanahnya. Dengan

kehadiran Biota tanah ini maka ekosistem di dalam tanah akan lebih hidup

sehingga medium bagi tanaman akan lebih baik .

Pemberian pupuk kandang pada tanaman di samping bertujuan untuk

(46)

biologis tanah, Sosrosoedirdjo dan Rifai, 1981 (dalam Wahyuni, 2009). Media

tanam yang di butuhkan memiliki karakteristik remah, poros (memiliki banyak

pori), dan subur. tanah yang berpori sangat penting agar media tanam bisa

mengikat air dengan baik. Dalam membentuk media tanam yang tepat, campuran

tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Artinya , satu bagian tanah

dicampur 1 bagian pupuk kandang. Pupuk kandang yang diberikan bisa memberi

struktur tanah remah pada media tanam sehingga mampu memberi tunjangan

kehidupan dan perkembanga tanaman kedelai yang baik. Hal ini disebabkan

semua komponen pendukung bagi proses fotosintesis tersedia dengan baik.

Sehingga proses fotosintesis akan menghasilkan ouput yang optimal berupa

karbohidrat, lemak dan protein. Sehingga akan mempengaruhi terbentuknya

jumlah polong bernas lebih banyak. Demikian juga sebaliknya, apabila media

tanam tidak sesuai bagi tanaman maka produksi tanaman akan terhambat (usman,

2007).

Persentase Polong Hampa Per Tanaman

Dari berbagai perbandingan perlakuan media tanam yang dilakukan,

persentase polong hampa per tanaman terbanyak di jumpai pada perlakuan media

tanah tanpa campuran pupuk kandang (M0). Hal ini disebabkan pada perlakuan

media tanam tanah tanpa campuran pupuk kandang yang di berikan tidak mampu

memberikan pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi tanaman kedelai,

kerena unsur hara tidak mencukupi, sruktur dan stektur tanahnya tidak baik,

pori-pori kecil sehingga akar tanaman sulit untuk menyerap air dan unsur hara dalam

tanah. Penyataan ini sesuai dengan pendapat Hakim, et al,1986 (dalamWahyuni,

(47)

35

belum cukup tersedia serta tidak mencukup untuk menjalankan metabolisme

tanaman sehingga menyebabkan banyaknya jumlah polong hampa.

Blair, 1979 (dalam Jurnal Suhartono, et al, 2008) menambahkan bahwa

pada tanah mineral kandungan haranya rendah tanpa dicampurkan dengan pupuk

organik. Rendahnya unsur hara dalam tanah akan mengakibatka tanah menjadi

tidak subur sehingga tanaman akan terhambat (tanaman tumbuh kerdil).

Berat Biji Kering Per Tanaman (gr)

Dari berbagai perbandingan perlakuan media tanam yang dilakukan,

berat biji kering per tanaman terberat di jumpai pada perlakuan media tanam 1

bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang. Hal ini disebabkan pada perlakuan media

tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang yang diberikan sangat baik bagi

pertumbuhan karena campuran tanah dan pupuk kandang sangat berperan dalam

menentukan berat biji kering per tanaman pada tanaman kedelai. Struktur tanah

yang berpengaruh pada kemampuan mempertahankan air lebih lama. Air yang

lebih lama tertahan, akan memungkinkan tanaman mempunyai waktu yang relatif

lama untuk menyerapanya bagi pertumbuhan. Kombinasi tanah dan pupuk

kandang sangat mendukung proses fotosintesis sehingga akan menghasilkan ouput

yang optimal berupa karbohidrat, lemak dan protein. Sehingga akan

mempengaruhi berat biji kering kedelai per tanaman. Demikian juga sebaliknya,

apabila media tanam tidak sesuai bagi tanaman maka produksi tanaman akan

terhambat. Penyataan ini sesuai dengan pendapat Dartius (1990) menyatakan

bahwa tersedianya unsur hara yang di butuhkan tanaman yang berada dalam

keadaan cukup serta di dukung oleh faktor lingkungan, sehingga pembesaran,

(48)

Membaiknya pertumbuhan tanaman akibat penambahan pupuk kandang

disebabkan oleh pupuk kandang dalam menyumbangkan unsur hara sepertih N,

P dan K, memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, disamping itu panambahan

pupuk kandang juga dapat membentuk khelat sebagai sampingan dari

mikroorganisme tanah, sehingga mampu memberikan tunjangan yang baik bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta mendukung terjadinya proses

fotosintesis. Anonymous, 2000 (dalam Wahyuni, 2009) menambahkan

penggunaan media tanam yang baik dan sesuai bagi tanaman kedelai akan

mempengaruhi terbentuknya jumlah polong, jumlah biji dan berat biji kedelai.

Demikian juga sebaliknya, apabila media tanam tidak sesuai bagi tanaman maka

produksi tanaman akan terhambat.

Berat 100 butir biji Per Tanaman (gr)

Dari berbagai perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamon

menunjukkan adanya interaksi terhadap parameter berat biji 100 buti per tanaman.

Kombinasi perlakuan 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang (M2) dan

konsentrasi ZPT Dekamon 1,5 ml/liter air (D3), telah dapat memberikan

pertumbuhan dan perkembangan generatif tanaman kedelai dengan baik dan

sudah tencapai kebutuhan yang lebih maksimal bagi tanaman kedelai sehingga

mendorong tanaman menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas biji yang

dihasilkan.

Pemberian konsentrasi ZPT Dekamon 1,5 ml/liter air (D3) lebih baik

dibandingkan dengan konsentrasi lain, hal ini di sebabkan oleh konsentrasi yang

di berikan dapat merangsang perkembangan tanaman sehingga pertumbuhan dapat

(49)

37

sesuai dengan pendapat Hardjowigeno, 1983 (dalam Wahyuni, 2009) yang

menyatakan bahwa agar tanaman dapat tumbuh dan produksi maksimum perlu

adanya keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sutarpraya,1994

(dalamWahyuni, 2009) menambahkan fungsi media tanam adalah sebagai tempat

melekatnya akar dan menyimpan unsur hara serta air bagi tanaman. Agar

kebutuhan unsur hara dan air terpenuhi maka media tanam harus baik. Media

tanam pupuk kandang memiliki aerasi dan drainase yang baik sehingga

memungkinkan ketersediaan air, oksingen dan unsur hara dalam jumlah yang

menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan generatif tanaman.

Selain pupuk kandang, ZPT merupakan bahan aktif yang berperan

merangsang, meninggkatkan proses fisiologi tanaman, memacu kerja enzim, yang

berhubungan dengan metabolisme karbohidrat dan dapat memperbaiki sistim

perakaran, meningkatkan penyerapan unsur hara, menambah jumlah klorofil,

sehingga meningkatkan berat 100 butir biji Anonymous, 1986 (dalam Majalah

(50)

38 5. 1. Kesimpulan

1. Media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman

umur 22, 29 dan 36 HST, jumlah polong umur 65 dan 95 HST, persentase

polong bernas per tanaman, persentase polong hampa per tanaman, berat biji

kering per tanaman (gr), dan berat biji 100 butir per tanaman (gr). Media

tanam terbaik dijumpai pada perlakuan 1 bagian pupuk kandang : 1 bagian

tanah (M2).

2. Konsentrasi ZPT Dekamon berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang diamati

3. Terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan media tanam dan konsentrasi

ZPT Dekamon terhadap parameter tinggi tanaman umur 22, 29 dan 36 HST

dan berat biji 100 butir per tanaman. Tanaman tertinggi dijumpai pada

kombinasi perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang

(M2) dan konsentrasi ZPT Dekamon 1,0 ml/liter air (D2). Sedangkan

parameter berat biji 100 butir per tanaman terbanyak dijumpai pada

kombinasi perlakuan media tanam 1 bagian tanah : 1 bagian pupuk kandang

(M2) dan konsentrasi ZPT Dekamon 1,5 ml/liter air (D3).

5. 2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pupuk

kandang sebagai campuran pada media tanam untuk meningkatkan produksi dan

(51)

39

DAFTAR PUSTAKA

AAK.1991. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. 83 hlm.

Wahyuni, S. 2009. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Super Bionik dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill). Skripsi. Budidaya. Fakultas Pertanian. Universitas Teuku Umar. Meulaboh. 43 hlm.

Adisarwanto.T. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm.

Astawan, M.2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-Bijian. Penebar Swadaya. Jakarta.172 hlm

Budi A dan Tim Ricardo. 2007. Penuntun Pengolahan Kedelai. Ricardo. 90 hlm.

Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan 2. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara, Medan. 125 hlm.

Dwidjoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. 200 hlm

Heddy S, 1996. Hormon Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 95 hlm.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Soul, M. A. Diha, Go Ban Hong dan H. H. Bailay.1968. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung. 488 hlm.

Harjadi, S.S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta.76 hlm.

Mitchell dan Russel, 1971. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 428 hlm.

Moore. 1979. Zat Pengatur Tumbuh. (http://pasca.uns.co.id). Diakses 9 Desember 2011.

Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. 130 hlm.

Rachim. 1996. Keuntungan Pemupukan. (http://pasca.uns.co.id). Diakses 9 Desember 2011.

Samekto, R. 2006. Pupuk Kandang. Citra Aji Parama. Yogyakarta. 44 hlm

(52)

Suhartono. R. A. Sidgi Zaed ZM. Ach. Khoiruddin. 2008. Pengaruh Irterval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max(L.) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. ( Jurnal EMBRYO VOL. 5 No. 1). 98-111 hlm.

Untung, O. 2004. Agar Tanaman Berbuah Di Luar Musim. Penebar Swadaya. Jakarta. 83.hlm.

Usman, M. 2007. Sukses Membuah Lengkeng dalam Pot. Agro Media. Jakarta. 74 hlm.

Winten, I, T, K, 2009. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya Dalam Budidaya Tanaman. (Majalah Ilmiah Untab, Vol. 6 No. 1 Pebruari 2009). 49-57 hlm.

Yanto, H, W, 2012. Respon Beberapa Varietas dan Dosis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa, L,) Skripsi. Budidaya. Fakultas Pertanian. Universitas Teuku Umar. Meulaboh. 55 hlm.

(53)

41

Lampiran 1. Rata–Rata Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST

Perlakuan Ulangan Total Rerata

Total 148,00 146,33 147,67 442,00

Ῡ = 12,28

Lampiran 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Pada Umur 22 HST

Sumber

db JK KT Fhit F Tabel

Keragaman 0,05 0,01

Kelompok 2 0,130 0,065 0,046 tn 3,44 5,72

M 2 138,667 69,333 48,941 ** 3,44 5,72

Gambar

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Media Tanam dan Konsentrasi Zat
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 22, 29 dan 36 HST AkibatPerlakuan Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
Gambar 1. Hubungan perlakuagan antara tanaman tinggi umur 22, 29 dan kuan media tanam dan konsentrasi ZPT Dekamonn 36 HST akibatmon
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman Umur 65 dan 95 HST padaBerbagai Media Tanam dan Konsentrasi ZPT Dekamon
+7

Referensi

Dokumen terkait

5elain perbesaran uterus yang lebih menon!ol, pada MH# ditemukan pula dua hal lain yang berbeda dengan kehamilan normal, yaitu kadar hCG dan kista lutein. #adar hCG pada

Kita sebagai manusia harus lebih berhati hati dan smart, dalam menyikapi dan menggunakan teknologi ini mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan bermanfaat bagi sesama,

Serta peran guru ekonomi yang senantiasa membantu peneliti jika menghadapi kesulitan ketika sedang mengajar dan tentu saja karakteristik para siswa yang mampu

Oleh itu, objektif kajian ini adalah mensintesis resin epoksi dengan abu buangan terubah suai (bersaiz kecil) dan abu buangan asal (bersaiz besar) untuk menghasilkan komposit

Hasil uji t tidak berpasangan hari ke-1 dan ke-7 (Tabel 3) menunjukkan nilai p = 0,348 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara penggunaan pasta

Mengingat keluarga (orang tua) sebagai lembaga pendidikan tertua, yang pertama dan utama dalam mendidik anak. Oleh karena itu telah diterima sejak mulai adanya manusia

Beberapa parameter yang dirubah dalam proses kalibrasi adalah CH_K2 (kon- duktivitas hidrolik sungai), CH_N2 (koefisien Manning untuk saluran utama), ALPHA_BNK (faktor

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN No 1