• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterpaduan Berdasarkan Entitas Kawasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Keterpaduan Berdasarkan Entitas Kawasan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sebagai upaya untuk menyusun keterpaduan seluruh program

pembangunan bidang Cipta Karya, maka Pemerintah Kabupaten/Kota dapat

mengelompokkan usulan program-program pembangunan bidang Cipta

Karya-nya sesuai dengan desain program keterpaduan.

Desain program keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya

dikelompokkan berdasarkan 4 (empat) skala entitas yaitu entitas regional,

entitas kabupaten/kota, entitas kawasan, dan entitas lingkungan/komunitas.

7.1. Entitas Regional

Entitas regional didefinisikan sebagai suatu wilayah lintas batas

administratif yang memiliki kesamaan fungsi, antara lain fungsi ekonomi,

sosial, dan lingkungan, yang mendorong terjadinya kerjasama antar daerah.

Pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara

lain dalam rangka pengembangan kota metropolitan, KAPET, KEK, dan

lain-lain.

Adapun contoh program software/non fisik, yang termasuk pada

pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain

adalah:

a. MasterplanInfrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

b. FeasibilityStudy Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

Untuk program pembangunan fisik, yang termasuk pada

pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain

adalah:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Regional, sektor Pengembangan

Air Minum;

(3)

7.2. Entitas Kabupaten/Kota

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas kabupaten/kota

merupakan infrastruktur yang memiliki tingkat pelayanan skala

kabupaten/kota, sebagai berikut:

a. Programsoftware/non fisik antara lain berupa:

1. Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM),

sektor Pengembangan Air Minum;

2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman (RP2KP), sektor Pengembangan Permukiman;

3. Perda Bangunan Gedung dan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK),

sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

4. Strategi Sanitasi Kota (SSK), program dari Direktorat

Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya,

b. Program pembangunan fisik antara lain berupa:

1. Penyehatan PDAM, sektor Pengembangan Air Minum;

2. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM)Kabupaten/Kota, sektor

Pengembangan Air Minum;

3. Infrastruktur Air Limbah Terpusat, sektor Pengembangan PLP;

4. Infrastruktur Drainase Perkotaan, sektor Pengembangan PLP;

5. Infrastruktur TPA Sampah, sektor Pengembangan PLP.

7.3. Entitas Kawasan

Seperti telah disampaikan pada bab sebelumnya bahwa pada RTRW

Kabupaten/Kota telah ditetapkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota(KSK)

(4)

a. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan;

b. Desain Kawasan.

Sedangkan untuk program pembangunan fisik, yang termasuk dalam entitas

kawasan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) MBR di Rusuna, Kawasan

Kumuh dan Kawasan Nelayan, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan KAPET/

MP3EI/KEK, sektor Pengembangan Air Minum;

c. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) IKK, sektor Pengembangan Air

Minum;

d. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Pelabuhan Perikanan, sektor

Pengembangan Air Minum;

e. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan Perbatasan, sektor

Pengembangan Air Minum;

f. Rusunawa, sektor Pengembangan Permukiman;

g. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuhsektor Pengembangan

Permukiman;

h. PSD Kawasan Rawan Bencana, Kawasan Perbatasan, Pulau Kecil Terluar,

dan Kawasan Perdesaan Potensial (Agro/Minapolitan dan KTM), sektor

Pengembangan Permukiman

i. Infrastruktur Air Limbah Komunal, sektor Pengembangan PLP;

j. Infrastruktur TPST/3R, sektor Pengembangan PLP;

k. Revitalisasi Kawasan, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

l. Pengembangan RTH, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan; dan

m. PSD Permukiman Tradisional/Bersejarah, sektor Penataan Bangunan dan

(5)

7.4. Entitas Lingkungan

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada entitas lingkungan diutamakan diselenggarakan pada pembangunan berbasis komunitas, dan lokasi pembangunan diutamakan pada KSK.

Untuk program software/non fisik, kegiatan dapat berupa penyusunan

Rencana Kerja Masyarakat/Community Action Plan, sedangkan pada program

fisik dapat berupa:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Desa Rawan Air/

Pesisir/Terpencil, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (PAMSIMAS), sektor

Pengembangan Air Minum;

c. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), sektor

Pengembangan Permukiman;

d. SANIMAS, sektor Pengembangan PLP;

e. Program Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas/ Neighbourhood

Development (PLP-BK/ND), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

f. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

(P2KP), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

g. Perbaikan Kampung/Program Lingkungan Permukiman Berbasis

Komunitas (PLP-BK), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

ringkasan desain program pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

(6)

Tabel. VII.1.

Design Program CK Berdasarkan Entitas

ENTITAS BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN

SOFTWARE/NONFISIK PEMBANGUNAN FISIK

Regional  Masterplan

 Feasibility Study

Sector AM

 SPAM Regional

Sector PLP

 TPA Regional

Kabupaten Sektor AM

 RISPAM

 SPAM Kab/Kota

Sektor PPLP

 Infrastruktur Air Limbah terpusat

 Infrastruktur Drainase Perkotaan

 Infrastruktur TPA Sampah

Sektor PLP

 SSK

Sektor PBL

 Perda BG

Kawasan  RTBL

 Desain Kawasan

Sektor AM

 SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh dan Kws Nelayan) Kecil Terluar, & Kws Perdesaan Potensial (agro/minapolitan & KTM)

Sektor PPLP

 Infrastruktur Air Limbah RTH dan PSD permukiman tradisional/ bersejarah

Lingkungan  Rencana Kerja Masyarakat/ Community Action Plan

Sektor AM

(7)

Jika dilihat dari uraian diatas, maka pendekatan yang paling relevan terhadap

konsep entitas tersebut adalah arahan sistem pusat-pusat kegiatan yang diatur

melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bungo yang dikombinasikan

dengan arahan perwujudan kawasan yang berkaitan dengan bidang

Keciptakaryaan. Pusat-pusat kegiatan yang diarahkan berdasarkan RTRW

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. VII.2.

Sistem Pusat-pusat Kegiatan Kabupaten Bungo

KSK PKW/ PKNp PKL PPK PPL

KTM Bathin III UluKTM Rantau

Pandan

Perkotaan Rantau Ikil

Perkotaan Tuo Limbur

Perkotaan Rantau Keloyamg

Perkotaan

Embacang Gedang

Perkotaan Ma.

Bungo • Rantau IkilTuo Limbur

• Rantau

• Sungai Binjai

• Simpang

• Pulau Batu

• Muara Buat

Sumber : RTRW Kabupaten Bungo

Relevansi peran pusat-pusat kegiatan tersebut terhadap konsep entitas

pembangunan Bidang Cipta Karya dapat diuraikan melalui matrik sebagai

(8)

Tabel. VII.3.

Entitas Pusat-pusat Kegiatan di Kabupaten Bungo dan Rencana Perwujudan Peran dan Fungsi Kawasan

Entitas Kawasan Rencana Perwujudan Berdasarkan RTRW Terkait Bidang CK

Regional

Kabupaten Perkotaan Muara Bungo 1. Pembangunan TPA

2. Pembangunan IPAL komunal 3. Penataan Kawasan Bersejarah

Kawasan 1. Perkotaan Rantau Ikil 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

2. Perkotaan Tuo Limbur 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

3. Perkotaan Rantau Keloyang 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

4. Perkotaan Embacang Gedang 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

5. Perkotaan Cadika 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

6. Perkotaan Talang Pantai 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

7. Perkotaan Sungai Binjai 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

8. Perkotaan Simpang Babeko 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman 9. Perkotaan Pasar Lubuk

Landai

1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

10. Perkotaan Tanah Tumbuh 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

11. Perkotaan Tanjung Agung 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

12. Perkotaan Rantau Pandan 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

13. Perkotaan Purwosari 1. Pembangunan RTH Taman 2. Perbaikan/penataan lingkungan

permukiman

Lingkungan 1. KTM Bathin III Perbaikan/penataan lingkungan permukiman 2. KTM Rantau Pandan Perbaikan/penataan lingkungan permukiman 3. Pulau Batu

4. Muara Buat

Gambar

Tabel. VII.1.
Tabel. VII.2.Sistem Pusat-pusat Kegiatan Kabupaten Bungo
Tabel. VII.3.

Referensi

Dokumen terkait

pada konstruksi sel yang dimodelkan, adalah para- meter teras yang meliputi: nilai faktor multiplikasi neutron, distribusi neutron dan laju reaksi material dengan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring (dalam jaringan) fisika SMA berbasis Probing Promting efektif untuk

Distibuted control system atau sistem kendali terdistribusi merupakan salah satu metode pengendalian yang menggunakan beberapa unit pemroses untuk mengendalikan suatu plant

Subyek dipilih peneliti secara purposive yaitu pertama, berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda; kedua, warga masyarakat yang berdomisili di desa Karangwuni;

Apabila dikaitkan dengan keseluruhan faktor dalam identitas responden, dapat disimpulkan bahwa identitas responden tidak mempengaruhi responden dalam memberikan

penelitian dan dibuat dalam bentuk laporan akhir yang berjudul “ Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Pemberian Kompensasi Langsung Pada Bagian Operasional

Setelah menyelesaikan mata kuliah Studio Perencanaan Kota ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami teknik dan proses penyusunan rencana tata ruang wilayah perkotaan

Tarik gambar yang ada didalam Files (Home.gif), masukkan kedalam Table baris ke 2, Columns pertama.. Gambar