• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul bimbingan belajar ipa berbasis kecerdasan musikal pada siswa berprestasi rendah kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan modul bimbingan belajar ipa berbasis kecerdasan musikal pada siswa berprestasi rendah kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR IPA BERBASIS

KECERDASAN MUSIKAL PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH

KELAS V SD KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Vincensia Septy Restiningtyas

NIM: 101134060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN BELAJAR IPA BERBASIS KECERDASAN MUSIKAL PADA SISWA BERPRESTASI RENDAH

KELAS V SD KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Vincensia Septy Restiningtyas NIM: 101134060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku Ignatius Haryanto dan Margareta Maria Susilastuti yang senantiasa

mendoakan, memberi semangat dan dukungan baik secara moril maupun materil

Kepada Kakek dan Nenekku yang juga selalu memberi dukungan doa

Adikku Nico yang menjadi motivasi bagiku

Dan seluruh Keluarga besarku yang selalu memberi semangat kepadaku.

Tak lupa kepada saudara, sahabat -sahabatku, MMC, dan teman payung:

Ingkan, Oda, Ari, Fedine, Bayu, Aji, Verine, Artha , Gayuh, Jefri, Pras, Elis, Yuni, Okta,

Terry, Dwi, Anik, Tina, Agnes, Nurul, Koko, Bayu, Marsel, Cahyo, Putra, Candra, Huda,

dan Sr. Nanda

Kepada teman kelas B 2010 tercinta yang tak bisa disebutkan satu persatu

Kepada Dosen pembimbing yang selalu membantu dan memberi pengarahan

Kepada SD Kanisius Gayam yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian

(6)
(7)
(8)

MOTTO

“Doa mampu mengubah segalanya”

“Setiap keping kesabaran yang pernah dilakukan akan menjadi

tabungan kita untuk memperoleh perlakuan yang sama, percayalah itu tak mudah. Tapi, pasti akan berbuah manis nantinya.”

“Bahagia itu ketika kita mampu bersyukur atas apa yang sudah kita

dapatkan.”

“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu,

keunggulan bukanlah suatu perbuatan, melainkan sebuah kebiasaan.”

(9)

ABSTRAK

Septy Restiningtyas, Vincensia(2014): Pengembangan Modul Bimbingan Belajar Berbasis Kecerdasan Musikal Pada Siswa Berprestasi Rendah Kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan gambaran prosedur pengembangan bahan ajar berbasis multiple inteligences pada mata pelajaran IPA SD kelas V. (2) untuk mendiskripsikan hasil validasi kualitas produk “Bahan Ajar yang berbasis multiple inteligences pada mata pelajaran IPA SD kelas V”

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan bahan ajar. Adapun langkah- langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah milik soegiyono dengan tujuh tahap yaitu: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji Coba Desain, (7) Revisi Desain, hingga mendapatkan hasil berupa produk final modul bimbingan belajar. Uji coba desain melibatkan 10 siswa kelas V SD Kanisius Gayam yang dilaksanakan pada Bulan April 2014.

Hasil dari penelitian ini yaitu modul bimbingan belajar ilmu pengetahuan alam berbasis kecerdasan musikal pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas V SD semester gasal berdasarkan validasi ahli multiple inteligence, ahli tata bahasa Indonesia, ahli pendidikan ilmu pengetahuan alam, guru ilmu pengetahuan kelas V SD di katakan tinggi. Hal ini ditunjukan dengan rerata produk 2,96 dan termasuk kategori “tinggi” dilihat dari (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi modul, (4) topik dalam modul, dan (6) metodologi.

(10)

ABSTRACT

Septy Restiningtyas, Vincensia (2014): the development of a module of the musical Intelligence-based Tutoring On Pupils Underachieving Class V SD Kanisius Gayam. Thesis. Yogyakarta. Education Elementary School Teacher Sanata Dharma University.

This research aims to (1) explain the description of the procedure for the development of learning materials based on multiple intelligences on subjects IPA SD class v. (2) discribe the validation results for product quality "Materials based on multiple inteligences subjects IPA SD class V"

This research is a research and development study. This research uses Soegiyono’s seven stages such as: (1) the potential and problems, (2) Data collection, (3) product design, (4) Design Validation, (5) revision of design, (6) Test design, (7) the revised design, to get the final product in the form of tutoring modules. The sample is 10 10 students of class V SD Kanisius Gayam.

The results of this research was an modules natural science-based musical intelligence subjects in 5th grade of odd semester of primary school. Based on multiple expert validation inteligence, grammarian Indonesia expert education, natural science, master of science class V SD said. This is indicated with a 2.96 average product and include the categories of "high" (1) the purpose and approach, (2) designing and organizing, (3) content modules, (4) topic in the module, and (6) methodology.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

Pengembangan Modul Bimbingan Belajar IPA Berbasis Kecerdasan Musikal

untuk Siswa Berprestasi Rendah Kelas V di SD Kanisius Gayam Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu dan berperan aktif dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis sampaikan terimakasih yang mendalam kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.s., BST., M. A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Prof. Dr. Paulus Suparno, S. J., MST, selaku dosen pembimbing I, saya ucapakan terima kasih atas bimbingan, kesabaran, dan pencerahan yang diberikan selam proses penyusunan skripsi.

4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S. Psi., M., Psi, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Paulus Suparno, S. J., MST, Dr. Y. Karmin, M. Pd, Yunanto, dan Bu Ika selaku validator yang telah memberikan penilaian, saran, dan komentar untuk perbaikan kualitas modul yang dikembangkan.

(12)

7. Bapak Yunanto, selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V di SD Kanisius Gayam yang telah memberikan masukan dan saran selama proses penelitian.

8. Sepuluh siswa Kelas V SD Kanisius Gayam tahun ajaran 2013/2014 yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.

9. Seluruh dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberi ilmu selama menempuh kuliah di PGSD.

10.Sekretariat PGSD, yang selalu memberikan informasi dan keramahan dalam segala urusan adminitrasi sehingga penulis selalu diberikan kelancaran.

11.Orangtuaku Ignatius Haryanto dan Mm. Susilastuti, yang selalu mendoakannku, memberi motivasi, serta materil demi kelancaran dan terselesainnya skripsi yang penulis susun.

12.Saudaraku Nicolaus yang selalu memberikan keceriaan dan dukungan. 13.Kepada kakek dan nenekku yang selalu mendukung lewat doa.

14. Teman dan Sahabatku “MMC”: Yuni, Okta, Terry, Dwi, Anik, Tina, Agnes, Nurul, Koko, Bayu, Marsel, Cahyo, Putra, Ini yang telah memberikan semangat dan mengajariku ketika mengalami kesulitan.

15.Teman Seperjuangan: Huda, Marsel, Cahyo, Candra, Suster Nanda, dan Dwik yang bekerjasama, memberi dukungan, dan masukan selama menyelesaikan skripsi ini.

(13)

17.Teman PGSD 2010 kelas B yang selalu memberikan keceriaan, tawa, dan kekompakan selama perkuliahan yang membuat perjalanan selama kuliah menjadi sangat berkesan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tentu saja masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PESEMBAHAN... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

Motto ... viii

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian... 3

1. Bagi Guru ... 3

3. Bagi Siswa ... 3

4. Bagi Sekolah ... 3

5. Bagi Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma ... 3

E. Spesifikasi Produk ... 4

1. Kecerdasan yang Dikembangkan dalam Bahan Ajar ... 4

2. Komponen Bahan Ajar ... 4

3. Rumusan Indikator ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Ilmu Pengetahuan Alam ... 6

(15)

2. Hakikat Pembelajaran IPA ... 7

B. Intelligensi ... 8

1. Pengertian Inteligensi ... 8

2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inteligensi... 9

1) Faktor Genetik atau Keturunan ... 9

2) Faktor Lingkungan ... 10

3) Faktor Minat ... 11

4) Faktor Gizi... 11

5) Faktor Kematangan ... 11

6) Faktor Pembentukan ... 12

7) Faktor Kebebasan ... 12

C. Multiple Intelligences ... 12

1. Pengertian Multiple Intelligences... 12

2. Macam-Macam Multiple Intelligences ... 13

a. Kecerdasan Linguistik ... 13

b. Kecerdasan Logis-Matematis ... 14

c. Kecerdasan Visual-Spasial ... 14

d. Kecerdasan Musikal ... 15

e. Kecerdasan Badani-Kinestetik... 15

f. Kecerdasan Interpersonal ... 15

g. Kecerdasan Intrapersonal ... 16

h. Kecerdasan Lingkungan ... 16

i. Kecerdasan Eksistensial ... 17

D. Mengajarkan Kecerdasan ... 17

E. Penilaian dan Pengajaran Inteligensi Ganda ... 18

1. Diagnosis ... 19

(16)

1. Hakikat Musik ... 20

2. Fungsi dan Sifat Musik... 20

3. Sifat-Sifat Membentuk Musik ... 21

G. Strategi Pengajaran ... 22

H. Bimbingan Belajar ... 24

1. Pengertian Bimbingan Belajar ... 24

2. Tujuan Bimbingan Belajar ... 25

I. Siswa Berprestasi Rendah ... 28

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 28

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 29

J. Modul Bimbingan Belajar ... 37

1. Pengertian Modul ... 37

2. Cara Menyusun Modul... 37

3. Evaluasi Modul ... 38

K. Penelitian yang Relevan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Jenis Penelitian ... 43

C. Prosedur Pengembangan... 43

1. Potensi dan Masalah ... 44

2. Pengumpulan Data ... 44

3. Desain Produk ... 44

4. Validasi Desain ... 45

5. Revisi Desain... 45

6. Uji Coba Desain ... 45

7. Revisi desain ... 46

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

E. Perlakuan (Treatment) ... 47

F. Teknik Pengumpulan Data... 48

G. Instrumen Penelitian ... 49

H. Teknik Analisis Data ... 51

(17)

A. Pelaksanaan Penelitian ... 55

1. Sebelum Penelitian ... 55

2. Proses Pembuatan Modul dan Validasi Ahli ... 56

3. Selama Penelitian ... 58

a. Pertemuan Pertama ... 58

b Pertemuan Kedua ... 59

c. Pertemuan Ketiga ... 61

B. Data dan Analisis ... 61

1. Hasil Validasi Pakar ... 61

a. Validasi Pakar IPA... 61

b. Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia... 63

c. Validasi Guru IPA SD Kelas V ... 64

d. Validasi Pakar Multiple Intelligences ... 65

e. Rekap Data Validasi Pakar ... 65

2. Hasil Belajar ... 66

a. Data Pretest dan Posttest ... 66

b. Tanggapan Siswa Terhadap Modul ... 67

c. Hasil- Hasil Latihan ... 67

3. Analisis ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A.Kesimpulan... 72

B. Keterbatasan Penelitian ... 73

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pretest dan Posttest ... 49

Tabel 3.2 Skala Empat PAP ... 52

Tabel 3.2 Resume Nilai Validator ... 52

Tabel 3.3 Perhitungan Standar Deviasi ... 53

Tabel 3.4 Hasil Konversi Nilai Skala Empat ... 54

Tabel 3.5 Resume Nilai Kuisioner Validator ... 54

Tabel 4.1 Komentar Pakar IPA ... 62

Tabel 4.2 Komentar Pakar Tata Bahasa Indo nesia ... 63

Tabel 4.3 Rekap ahli Pembelajaran IPA ... 65

Tabel 4.4 Rekap Ahli Tata Bahasa Indonesia ... 66

Tabel 4.5 Rekap Guru Mata Pelajaran IPA ... 66

(19)

DAFTAR GAMBAR

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 78

Lampiran 2. Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian ... 79

Lampiran 3. Validasi Pakar Pembelajaran IPA... 80

Lampiran 4. Validasi Pakar Tata Bahasa Indonesia ... 83

Lampiran 5. Validasi Guru IPA Kelas V ... 86

Lampiran 6. Silabus... 89

Lampiran 7.RPP Bimbingan Belajar 1 ... 95

Lampiran 8. RPP Bimbingan Belajar 2 ... 105

Lampiran 9. RPP Bimbingan Belajar 3 ... 116

Lampiran10. Hasil Pre-test Tinggi ... 130

Lampiran 11. Hasil Pre-test Rendah ... 135

Lampiran 12. Hasil Post-test Tinggi ... 140

Lampiran 13. Hasil Post-Test Rendah... 141

Lampiran 14. Modul Siswa ... 142

Lampiran 15. Nilai Musik Sampel ... 154

Lampiran 16. Ledger Nilai IPA Kelas V... 155

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bekal berharga untuk anak bangsa. Pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat menjadikan bangsa yang sedang berkembang ini semakin mampu bersaing dengan negara-negara maju maupun berkembang lainnya. Namun, pada kenyataannya masih saja banyak siswa yang berprestasi rendah k urang diperhatikan. Anak dengan prestasi rendah sebenarnya dapat di asah kemampuannya menggunakan teori kecerdasan ganda.

(22)

kinestetik-badani, inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal, inteligensi lingkungan, inteligensi eksistensial.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada anak kelas V SD Kanisius Gayam ditemukan bahwa ada 10 siswa menonjol dibidang musikalnya namun mempunyai prestasi yang rendah pada mata pelajaran IPA. Musik adalah salah satu bagian dari seni, pendidikan yang utuh tidak dapat dilepaskan dari pengembangan seni (Reimer,1989). Menurut Johan (2009:112) seni diketahui sebagai bagian penting dalam proses belajar seperti yang terdapat dalam kurikulum.

Sebagai bagian dari seni, musik juga memiliki dimensi kreatif dan memiliki bagian yang identik dengan proses belajar secara umum. Oleh karena itu, modul dengan ciri kecerdasan musikal dipilih sebagai salah satu alat untuk membantu siswa berprestasi rendah untuk lebih mema hami materi IPA mengenai bencana alam dan sumber daya alam. Seseorang dikatakan memiliki kecerdasan musikal ketika dia peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan, dan musik itu sendiri. Demikian modul yang dibuat juga menggunakan ciri-ciri dalam kecerdasan musikal itu yang diterapkan pada pembelajaran yang dilakukan dengan model bimbingan belajar.

B. Rumusan Masalah

(23)

2. Bagaimana hasil validasi kualitas produk modul yang berbasis kecerdasan musikal pada mata pelajaran IPA SD kelas V untuk kelompok siswa berprestasi rendah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan modul berbasis kecerdasan musikal pada mata pelajaran IPA kelas V bagi kelompok siswa berprestasi rendah.

2. Untuk mendiskripsikan hasil validasi kualitas produk modul berbasis kecerdasan musikal pada mata pelajaran IPA SD kelas V bagi kelompok siswa berprestasi rendah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ajar berbasis multiple inteligences pada mata pelajaran IPA SD kelas V semester gasal.

2. Bagi Siswa

Produk yang dihasilkan dan dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh siswa sebagai buku pelajaran berbasis multiple inteligences pada mata pelajaran IPA SD kelas V semester gasal. 3. Bagi Sekolah

(24)

Hasil penelitian ini mampu menambah referensi prodi PGSD Universitas Sanata Dharma mengenai penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R & D) dan produk berupa modul berbasis multiple inteligences pada mata pelajaran IPA SD kelas V semester gasal.

E. Spesifikasi Produk

1. Kecerdasan yang Dikembangkan dalam Bahan Ajar

Kecerdasan yang akan dikembangkan dalam bahan ajar ini adalah musikal yaitu kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Dalam bahan ajar ini, diharapkan siswa mampu memahami materi yang diberikan dengan menggunakan modul berisi berbagai macam lagu. Dengan lagu tersebut, pembelajaran yang dilakukan dalam seb uah bimbingan akan dikemas menggunakan lagu- lagu yang dinyanyikan. Kaitannya dengan materi dalam bahan ajar dapat diterima siswa dengan cepat. Cepat artinya dalam waktu yang singkat. Kaitannya dengan materi dalam bahan ajar maka cepat dimaknai sebagai kema mpuan seseorang menjelaskan deskripsi suatu tempat dalam jangka waktu tertentu yang sudah ditentukan.

2. Komponen Bahan Ajar

(25)

pertemuan meliputi: Halaman SK dan KD, indikator dan tujuan pembelajaran, halaman apersepsi, halaman uraian materi, halaman kegiatan siswa, halaman post tes, halaman refleksi. Dalam isi bahan ajar sendiri dilengkapi dengan halaman rangkuman materi, halaman soal evaluasi, dan halaman daftar pustaka setelah semua materi untuk pertemuan pertama dan kedua selesai diuraikan. Bahan ajar diberi sampul depan dan belakang.

3. Rumusan Indikator

(26)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakikat IPA

Ilmu pengetahuan alam merupakan suatu terjemahan dari kata-kata dalam Bahasa Inggris yaitu natural science. Natural berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan alam atau segala sesuatu yang bersangkutan dengan alam. Science memiliki arti ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) disebut juga sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Setiap Guru harus paham alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Ada empat golongan alasan menurut Samatoa (2011:4) yaitu:

a. IPA berfaedah bagi suatu bangsa karena kesejahteraan materil suatu bangsa itu tergantung pada kemampuan dalam bidang IPA. b.Jika diajarkan dengan cara yang tepat, IPA merupakan suatu mata

pelajaran yang memberikan kesempatan anak untuk berpikir kristis.

(27)

d.Mata pelajaran IPA mempunyai nilai- nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

2. Hakikat Pembelajaran IPA

Ilmu pengetahuan alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur empirik dan analisis. Dalam prosedur empirik ilmuwan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi untuk selanjutnya dianalisis. Prosedur empirik dalam IPA mencakup: observasi (pengamatan), klasifikasi, dan pengukuran. Untuk analitik ilmuwan menginterprestasikan penemuan mereka dengan menggunakan proses-proses seperti hipotesis, eksperimentasi, terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi. Untuk mengetahui hal tersebut dibutuhkan pengetahuan secara terpadu.

(28)

a. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah- langkah metode ilmiah;

b.Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah;

c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan.

Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap;

b.Menanamkan sikap hidup ilmiah;

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan;

d.Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya;

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

B. Inteligensi

1. Pengertian Inteligensi

(29)

lingkungannya secara efektif. Inteligensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas kerja otak. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelgensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Menurut Gardner (dalam Suparno 2004:17) Inteligensi merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam- macam dan dalam situasi yang nyata. Inteligensi bukan hanya kemampuan seseorang untuk menjawab suatu tes IQ dalam ruang atau kamar tertutup yang lepas dari lingkungannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inteligensi

Pada dasarnya kecerdasan masing- masing orang berbeda, ada yang pintar sekali, ada yang sedang-sedang saja, dan ada juga yang bisa-biasa saja. Namun tidak sedikit juga yang tingkat kecerdasannya dibawah rata-rata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Subini (2012:20), faktor- faktor yang mempengaruhi inteligensi seseorang adalah sebagai berikut:

(30)

Pandangan umum mengatakan bahwa seseorang yang lahir dari keluarga berpendidikan tinggi atau mempunyai tingkat intelektual diatas rata-rata akan mempunyai keturunan yang tidak jauh berbeda. Meskipun bukan faktor utama, namun faktor keturunan terbukti mempengaruhi kecerdasan seseorang. Oleh karena itu di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang berbeda secara akademis.

Hal ini berdasarkan pada penelitian yang membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQ-nya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.

b. Faktor lingkungan

(31)

belajar. Ia bisa belajar kapanpun dan kepada siapapun yang mau mengajarinya.

Oleh karena itu walaupun pada dasarnya inteligensi sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Walaupun masih diakui bahwa faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat dipungkiri kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk menciptakan orang-orang cerdas. Rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif seperti emosional dari lingkungan juga memegang peranan penting.

c. Faktor minat dan pembawaan yang khas

Minat merupakan suatu dorongan untuk mencapai sebuah tujuan. Minat mengarahkan perbuatan kepada seuatu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dengan belajar giat akan meningkatkan kecerdasan seseorang.

d. Faktor gizi

(32)

kecerdasan atau makanan- makanan yang bergizi setiap harinya yang mengandung 4 sehat lima sempurna. Hal ini mendukung aktivitas anak dalam belajar.

e. Faktor kematangan

Faktor kematangan berhubungan erat dengan umur seseorang. Organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan setiap saat. Bagaimana seorang bayi yang mulanya hanya bisa menangis kemudian dapat lari ke sana ke mari, itu adalah bagian dari proses tumbuh kembangnya. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang jika ia telah tumbuh dan berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing- masing.

f. Faktor pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. Pembentukan ada dua macam yakni pembentukan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan. Pembentukan yang direncanakan misalnya dilakukan di sekolah sedangkan pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam semesta.

g. Faktor kebebasan

(33)

daripada duduk diam mendengarkan guru berceramah. Biarkan anak melakukan hal yang disukainya asalkan itu baik, berguna dan tidak membahayakan dirinya.

C. Multiple Intelligences

1. Pengertian Multiple Inteligences

Gardner berpandangan bahwa, kecerdasan yang dimiliki seseorang tidak hanya tunggal, tetapi setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda yang disebut sebagai kecerdasan majemuk atau sering dinamakan kecerdasan ganda (multiple intelligences). inteligensi ganda bukan hanya kemampuan seseorang untuk menjawab suatu tes IQ dalam ruang atau kamar tertutup yang lepas dari lingkungannya.

2. Macam-Macam Multiple Intelligences

Awalnya Gardner berpendapat bahwa ada 7 kecerdasan majemuk. Howard Gardner (dalam Jasmine, 2007: 14) mengide ntifikasi tujuh kecerdasan, antara lain:

a. Kecerdasan linguistik (Berkaitan dengan bahasa)

(34)

1) Gemar membaca, menulis, dan berbicara; 2) Suka bercengkrama dengan kata-kata;

3) Menikmati kata-kata dalam bentuk dan bunyinya; 4) Senang menceritakan lelucon;

5) Penggemar teka-teki silang.

b. Kecerdasan logis- matematis (Berkaitan dengan nalar dan logika matematika)

Kecerdasan logis-matematis berhubungan dengan kemampuan ilmiah. Kecerdasan logis matematis sering dipandang lebih tinggi dari pda kecerdasan lainnya oleh masyarakat, khususnya teknologi pada masa ini. Karakteristik orang yang memiliki kecerdasan logis-matematis sebagai berikut:

1) Suka permainan strategi seperti catur;

2) Gemar bekerja dengan data: mengumpulkan dan mengorganisasi, menganalisis serta menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan, mencari adanya pola dan keterkaitan antar data;

3) Suka memecahkan problem matematis;

4) Suka menggunakan grafik untuk menyampaikan informasi kepada orang lain.

c. Kecerdasan spasial (Berkaitan dengan ruang dan gambar)

(35)

1) Berpikir dengan menggunakan gambar; 2) Mudah belajar melalui video, film, gambar; 3) Gemar menggambar dan melukis;

4) Menyajikan perasaannya melalui seni;

5) Bagus dalam hal membaca peta dan diagaram; 6) Suka permainan puzzle.

d. Kecerdasan musikal (Berkaitan dengan musik, irama, dan bunyi/suara)

Kecerdasan musikal merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang yang peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan, dan musik. Karakteristik sebagai berikut:

1) Suka bernyanyi, bersiul, bersenandung ketika melakukan sesuatu;

2) Gemar mendengarkan musik, mengkoleksi CD atau kaset lagu, memainkan alat musik;

3) Bernyanyi dengan kunci nada yang tepat.

e. Kecerdasan badani-kinestetik (Berkaitan dengan badan dan gerak tubuh)

Kecerdasan badani-kinestetik merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk memproses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada mereka. Karakteristik sebagai berikut:

1) Tidak suka diam ingin bergerak terus;

(36)

3) Mengkomunikasikan informasi dengan pemodelan atau peragaan;

4) Mengungkap emosi dan perasaan melalui tarian.

f. Kecerdasan interpersonal (Berkaitan dengan hubungan sosial) Kecerdasan interpersonal ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial. Karakteristik sebagai berikut:

1) Menyukai dan menikmati bekerja dalam kelompok; 2) Empati terhadap orang lain;

3) Belajar sampil berinteraksi dan bekerja sama;

4) Senang bertindak sebagai penengah dalam perselisihan atau pertikaian di sekolah maupun di rumah.

g. Kecerdasan intrapersonal (Berkaitan dengan hal- hal pribadi)

Kecerdasan intrapersonal tercermin dalam kesadaran mendalam akan perasaan batin. Kecerdasan yang memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan, dan pilihannya sendiri. Karakteristik sebagai berikut:

1) Mandiri dan tidak tergantung pada orang lain;

2) Yakin terhadap pendapat diri tentang hal- hal yang controversial;

3) Memiliki rasa percaya diri yang besar; 4) Senang bekerja sendiri.

(37)

h. Inteligensi Lingkungan

Kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam. i. Inteligensi Eksistensial

Kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persolan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas tidak hanya menerima keadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam.

D. Mengajarkan Kecerdasan

Cara mengajarkan kecerdasan menurut Gardner (dalam Jasmine, 2007) salah satunya adalah melalui kurikulum. Ada dua cara mengajarkan kecerdasan melalui kurilukum yaitu dapat diajarkan secara langsung atau disisipkan ke dalam kurikulum reguler. Dua macam strategi yang digunakan yaitu dengan memulai satu jenis kecerdasan dan memikirkan tugas-tugas yang menggabungkan berbagai ranah kurikulum, atau orang dapat mengambil suatu ranah kurikulum dan merencanakan suatu pendekatan yang melibatkan masing pendekatan. Contoh masing-masing pendekatan sebagai berikut:

a. Contoh yang berangkat dari kecerdasan menuju ke kurikulum (Kecerdasan Interpersonal).

(38)

- Ciptakanlah “Tarian Persahabatan” dan pertontonkan untuk kelompok atau ke las. - Lukislah sebuah gambar persahabatan, benci atau cinta.

- Buatlah sepuluh soal mate matika tentang anak-anak di ke lasmu.

- Tulislah sandiwara bagi ke lo mpokmu untuk dipertunjukan. Tetapkan peran -peran dan selenggarakan latihan-latihan.

- Upayakan temu i s atu orang yang baru setiap hari sela ma sepekan.

b. Contoh yang berangkat dari kurikulum menuju ke kecerdasan (Matematika).

Ranah Kurikulum: Mate matika

- Intr apersonal: M intalah anak-anak untuk me laku kan refleksi dan tulis ke ma juan me reka dala m mate matika.

- Inter personal: Mulailah tutoria l (Bimb ingan) lintas usia dengan kelas lain. - Linguistik: Mintalah anak-anak untuk menulis sebuah cerita dari sudut pandang

bilangan atau angka.

- Logis-Mate matis: Ajarlah anak-anak bagaimana memainkan “Othello” sebagai

latihan dala m logika.

- Visual-S pasial: Buatlah kota/gambar dengan hanya menggunakan persegi,

segitiga, dan lingka ran.

- Badani-Ki nestetik: Berdirilah mnyerupai sebuah bilangan. Suruhlah anak-anak

mendekat i bilangan dengan badan mere ka dan mintalah mere ka menyentuhnya.

- Musikal: Ca ri dan tunjukkan sebuah video yang menje laskan hubungan

mate mat ika dengan musik.

E. Penilaian dalam Pengajaran Inteligensi Ganda

(39)

1. Diagnosis

Tes diagnosis disebut juga dengan TIMI, yang memudahkan guru menemukan kecerdasan yang dominan di kelas. Tes ini mempunyai keuntungan yaitu bebas dari bahasa.

2. Pengamatan

Pengamatan atau observasi dapat dilakukan dengan mengaitkan pada aktivitas-aktivitas khusus. Merancang ceck list yang dapat dipakai untuk pengamatan di kelas.

3. Check List

Daftar tentang sesuatu yang akan diperiksa pengamat. Sesuatu disini dapat berupa tes ojektif, pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur ketrampilan sesaat siswa dan untuk menunjukan apa yang diketahui oleh siswa.

4. Catatan Singkat

Pengamatan juga dapat didokumentasikan dengan memanfaatkan catatan singkat. Catatan singkat digunakan sebagai daftar komentar untuk menyatakan dan mendokumentasikan problem perilaku. Catatan singkat juga merupakan komentar tentang perkenbangan siswa.

5. Portofolio

Portofolio dianggap sebagai penilaian yang memberikan suatu cara untuk meninjau dan membandingkan pekerjaan guna mengamati kemajuan selama periode waktu tertentu.

(40)

Refleksi adalah bentuk penilaian diri yang melibatkan kecerdasan intrapersonal. Refleksi memungkinkan siswa pada setiap jenjang usia untuk memulai mengambil kendali pada proses pembelajaranya sendiri.

F. Kecerdasan Musikal

1. Hakikat Musik

Menurut Banoe (2013:9) hakikat musik dapat dijabarkan menurut teori para ahli berikut ini :

a. Teori biologis dari Darwin menyatakan, bahwa musik adalah suatu pernyataan murni dan rasa hidup, terutama mengenai rasa hidup seksual.

b. Teori pernyataan yang menganggap musik sebagai suatu pernyataan emosional manusia.

c. Teori peniruan yang menganggap musik sebagai suatu peniruan nyanyian burung-burung atau suara-suara alam.

d. Teori ritmik dari Bucher yang menganggap musik timbul dari gerakan-gerakan ritmik, dan menghubungkan musik dengan hari. e. Teori melodi bicara dari Spencer, Harder dan Rousseau yang

menganggap musik timbul dan aksentuasi, intonasi dan emosi berbicara.

2. Fungsi dan Sifat Musik

Fungsi musik dalam pendidikan menurut Banoe (2013:9), bersifat: a. Psikologis, bahwa seorang yang mendengar musik akan dapat

(41)

suatu kejadian yang telah lalu, memikirkan, berasosiasi, mereproduksi dan memproduksi sesuatu.

b.Pedagogis, yaitu musik dapat bersifat mendidik, sehingga musik dapat merupakan “katarsis” atau “pembersihan jiwa bagi

manusia”. Pendapat itu dianut oleh Plato dan Aristoteles.

c. Sosiologis, bahwa musik dalam kehidupan baik bangsa-bangsa

“primitif” maupun “modern” berguna di dalam kehidupan

masyarakat sehari- hari seperti: berlayar dengan perahu sambil bernyanyi, bekerja, menumbuk padi, di dalam kehidupan keluarga, di bioskop, di radio, di dalam pesta-pesta, dan

3. Sifat-Sifat Membentuk Musik

Nilai-nilai yang bersifat membentuk pada pendidikan musik menurut Banoe (2013:9):

a. Beethoven berpendapat bahwa semua jenis-jenis rasa seperti: marah, gembira, sedih, dapat membantu inspirasi musik.

b. Kent, ahli filsafat tersohor mengatakan bahwa musik adalah bahasa dari perasaan-perasaan.

(42)

d. Banyak ahli yang berpendapat, bahwa musik dapat merupakan vitamin bagi perasaan seseorang, juga harus diingat bahwa musik dan kultur dari seluruh dunia disebarkan melalui radio dan televisi serta internet, yang dapat dinikmati masyarakat secara luas.

e. Para ahli psikologi berpendapat bahwa musik dapat membentuk dan mengembangkan rasa-rasa nasional, sosial, etnis, dan religius, serta dapat pula membentuk kecakapan intelektual seperti: konsentrasi, refleksi, berpikir, dan bertindak teratur serta pembentukan kemauan.

G. Strategi Pengajaran

Menurut Hamzah (2009:152-155) terdapat lima strategi yang dapat membantu untuk mengintegrasikan musik ke dalam inti kurikulum yaitu:

a. Irama, Lagu, Rap, dan Senandung

(43)

b. Diskografi

Tambahkan referensi pembelajaran dengan daftar berbagai jenis musik/lagu, yang dapat mengilustrasikan, mewujudkan, atau menjelaskan materi yang akan diajarkan.

c. Musik Supermemori

Hasil temuan para peneliti pendidikan di Eropa Timur dua puluh lima tahun yang lalu, dinyatakan bahwa siswa dapat dengan mudah mengingat informasi ketika mendengarkan penjelasan guru sambil mendengarkan musik efektif. Siswa harus dalam keadaan santai (menyenderkab kepala dimeja atau berbaring di lantai) ketika guru secara berirama menyampaikan informasi yang dipelajari.

d. Konsep Musikal

Nada dan musik dapat digunakan sebagai alat kratif untuk mengekspresikan konsep atau pola atau skema pelajaran.

e. Musik Suasana

Gunakan rekaman musik yang membangun susasana hati yang cocok untuk pelajaran atau unit tertentu. Musik ini dapat berupa efek suara, suara alam, musik klasik atau kontemporer yang dapat membangun kondisi emosional tertentu.

H. Bimbingan Belajar

1.Pengertian Bimbingan Belajar

(44)

Berikut ini beberapa devenisi bimbingan yang dikemukakan oleh bebrapa ahli yakni:

a. Harol Alberty: bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan sosialnya.

b. Chrisholm: bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah- masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. c. Stikes dan Dorcy: bimbingan adalah suatu proses untuk menolong

individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah- masalahnya. Definisi ini menekankan pandangan pribadi.

d. Stoops: bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Dari keempat defisinisi diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu proses memberi bantuan kepada individu agar individu itu dapat mengenal dirinya dan dapat memecahkan masalah- masalah hidupnya sendiri sehingga ia dapat menikmati hidup dengan bahagia.

(45)

Menurut Oemar Hamalik (2009:195), bimbingan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk:

a. Agar siswa bertanggungjawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya. b. Agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan

menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri.

c. Agar semua potensi siswa berkembang secara optimal meliputi aspek pribadinya sebagai individu yang poetensial.

Menurut Skiner dalam Hamalik (2009:195), bimbingan bertujuan untuk menolong setiap individu dalam membuat pilihan dan mnentukan sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada yang sejalan dengan nilai- nilai sosialnya.

Selain ketiga tujuan tersebut, masih ada tiga tujuan yang bisa dijabarkan (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 103); yaitu:

a. Tujuan pelayanan bimbingan di sekolah

Menurut Gunarsa (dalam Ahmadi dan Supriyono, 1991: 104) bimbingan sekolah diartikan suatu proses bantuan anak didik yang dilakukan secara terus menerus suapaya anak dapat memahami dirinya sendiri, sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku yang wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Tujuan bimbingan sekolah antara lain:

1)Kebahagiaan hidup pribadi;

(46)

3)Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain, dan

4)Keserasian antara cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya.

b. Tujuan pelayanan bimbingan bagi murid

1)Membantu dalam memahami tingkah laku orang lain;

2)Membantu murid- murid suapaya hidup dalam kehidupan yang seimbang antara aspek fisik, mental dan social;

3)Membantu proses sosialisasi dan sikap sensitif terhadap kebutuhan orang lain;

4)Membantu murid- murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, bakat, kecakapan belajar, dan kesempatan yang ada;

5)Membantu murid- murid untuk mengembangkan motif- motif intrinsik dalam belajar, sehingga dapat mencapai kema juan yang berarti dan bertujuan;

6)Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengembalian keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan;

7)Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri (self acceptance);

(47)

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991: 105) tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid- murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan pelayanan bimbingan belajar:

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau kelompok anak;

2) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku pelajaran;

3) Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan;

4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian;

5) Memilih suatu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatannya;

6) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi;

7) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya;

(48)

I. Siswa Berprestasi Rendah

1. Pengertian Prestasi Belajar

Pada umumnya untuk mengukur hasil belajar belajar siswa digunakan tes. Dari hasil tes itulah akan diketahui hasil belajar siswa atau prestasi belajar siswa. Pengertian prestasi belajar menurut Masidjo (1995: 38-40) mengartikan prestasi belajar sebagai kekhasan dari hasil proses belajar yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran dalam proses belajar.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Prinsip dari pengungkapan hasil belajar itu dapat meliputi hampir seluruh ranah psikologis dari proses dan pengalaman belajar setiap siswa. Tidak semua ranah dapat dilihat hasilnya. Ranah perasaan siswa adalah salah satu ranah yang paling sulit untuk di lihat hasilnya. Ranah perasaan siswa sulit untuk dilihat hasilnya karena perubahan hasil belajar tersebut bersifat intagible (sulit untuk diraba). Hal yang dapat dilakukan guru untuk menentukan hasil belajar ini adalah mengambil beberapa cuplikan dari perubahan tingkah laku yang ditunjukan siswa dan dianggap penting sehingga diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasamaupun yang berdimensi karsa.

(49)

Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum faktor- faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal berkaitan dengan faktor yang berasal dari lingkungan, sementara faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh (Slameto, 2002:60).

1) Faktor Keluarga

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri (Syah, 2011: 135). Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama dalam proses sosialisasi anak dan lingkungan yang membentuk sikap anak dalam masyarakat. Keluarga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan anak terutama saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

(50)

anaknya, dapat mengakibatkan anak tidak berhasil atau kurang berhasil dalam belajarnya.

Hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis penuh perhatian, kasih sayang, akrab dan saling pengertian memungkinkan anak belajar dengan baik, karena disamping memberikan dorongan untuk belajar orang tua akan membantu bagaimana cara belajar yang baik.

Keadaan ekonomi keluarga sedikit banyak mempengaruhi keberhasilan belajar atau prestasi belajar anak. Orang tua yang ekonominya rendah akan merasa kesulitan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan belajar anak misalnya buku-buku pelajaran, fasilitas untuk belajar dan kebutuhan lain sehingga anak mengalami hambatan dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga da n keadaan ekonomi keluarga, cara orang tua mendidik anaknya, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. (Slameto, 2010: 60).

2) Faktor Sekolah

(51)

sekolah, standard pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Kurikulum yang baik, jelas dan mantap memungkinkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik. Program pendidikan dan pengajaran yang jelas tujuanya, serananya, waktu dan kegiatannya dapat dilaksanakan dengan mudah sehingga membantu siswa dalam belajar.

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan murid, oleh karena itu cara belajar anak juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru yang bersangkutan, jika hubungan guru dengan murid kurang baik maka akan berpengaruh pada kelancaran belajar mengajarnya. Selain dengan guru, hubungan antara anak di sekolah juga menentukan tingkat kecerdasan anak. Anak yang pendiam, mengurung diri, tidak mau bergaul dengan teman yang lainnya tentu akan kesulitan bertanya jika ada materi yang belum dipahaminya.

(52)

atau bahkan atapnya bocor tentu menjadi kendala saat kegiatan belajar mengajar belangsung. Meskipun anak memiliki semangat yang menggebu untuk belajar, namun keadaan gedung sekolah yang mengkhawatirkan dapat menurunkan niatnya mencari ilmu.

Metode pembelajaran merupakan cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal. Guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat karena setiap materi pembelajaran belum tentu cocok dengan satu metode.

Banyaknya tugas rumah yang diberikan guru juga mempengaruhi tingkat kesulitan belajar anak karena akan semakin menambah bebannya untuk mengerjakan. Jangankan untuk belajar materi lain, untuk mengerjaka n pekerjaan rumah saja waktunya sudah kurang.

Guru atau tenaga pengajar yang lengkap, kualitas guru yang baik, cara mengajar guru yang jelas, kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran dan kedisplinan guru serta metode mengajar guru yang bervariasi akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

3) Faktor Masyarakat

(53)

kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Dalam pergaulan ini anak akan menemukan berbagai macam tingkah laku yang berbeda-beda. Selain itu adanya media massa, baik yang cetak maupun elektronik mempengaruhi pula terhadap perolehan hasil belajar dan proses belajar bagi anak, baik yang positif maupun yang negatif. Apabila individu yang belajar dapat menggunakan sarana tersebut dengan kebutuhan sebagai individu yang sedang belajar akan meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah.

b.Faktor Internal

Menurut Muhubbin Syah, faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) (Syah, Muhibbin 2010:130).

1) Aspek Fisiologis

(54)

ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara berkesinambungan.

2) Aspek Psikologis.

Banyak aspek yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa, namun diantaranya yang dipandang lebih esensial yaitu: (1) Inteligensi Siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Muhibbin Syah, 2012:131). Inteligensi merupakan kemampuan umum seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar atau baerpikir abstrak (Subini, 2012:86).

(2) Sikap Siswa

(55)

proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap guru dan pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar untuk siswa tersebut.

(3) Bakat Siswa

Reber: 1988 (dalam Syah) mengemukakan Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. (Muhibbin Syah, 2012:133). Dengan demikian sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing- masing, jadi secara umum bakat itu mirip dengan inteligensi. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Dari beberapa pandangan di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

(4) Minat Siswa

(56)

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, samakin besar minat (Slameto, 2002:180).

Sedangkan menurut Djamarah (2008:166), minat adalah kecenderungan yang menetap dan mengenang beberapa aktifitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan aktifitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

(5) Motivasi Siswa

Motivasi mempunyai peranan penting dalam pencapaian keberhasilan suatu hal. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang yang entah disadari atau tidak untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu.

Motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. (Muhibbin Syah, 2012:89).

J. Modul Bimbingan Belajar

(57)

Menurut Nasution (1984: 206-208) modul adalah media pembelajaran yang di dalamnya terdiri dari kegiatan belajar yang dibuat untuk membantu siswa mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

2. Cara Menyusun Modul

Menurut Nasution (1982: 217-218) penyusunan modul atau pengembangan modul dapat mengikuti langkah- langkah berikut: a. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk

kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur;

b. Urutan tujuan-tujuan itu menentukan langkah- langkah yang diikuti dalam modul itu;

c. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (entry behaviour atau entering behaviour). Ada hubungan antara butir-butir test ini dengan tujuan-tujuan modul;

d. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini. Siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya sepenuh tenaga;

(58)

kepribadiannya. Bagian ini merupakan inti dan aspek terpenting dari modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri; f. Menyusun post-test untuk mengukur hasil belajar murid, dapat

pula disusun beberapa bentuk test yang paralel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul;

g. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya.

3. Evaluasi Modul

Evaluasi modul dilakukan untuk mengetahui seberapa modul tersebut efektif untuk digunakan. Cunningsworth mengemukakan beberapa unsur untuk mengevaluasi suatu bahan ajar. Unsur tersebut meliputi: aims and objectives, desaign and organization, language contents, skills, topic, methodology, teacher’s book, practical

consideration (1995:3).

K. Penelitian yang Relevan

Piping, (2005) melakukan penelitian untuk mengenalkan teori tentang multiple inteligences dalam mata pelajaran Fisika. Ia meneliti, penerapan metode mengajar yang kreatif dan aplikatif berdasarkan “Multiple Inteligences” yang dimiliki anak-anak agar anak-anak yang tidak memiliki

(59)

menghadapi pelajaran fisika karena ternyata fisika pun dapat d ipelajari dengan cara-cara yang menyenangkan sesuai dengan talenta yang dimilikinya.

Djohan melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengembangkan instrumen kepekaan musikalitas sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan peran musik dalam pendidikan serta peningkatan keterampilan sosial pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan terhadap 381 siswa kelas 3, 4, dan 5 sekolah dasar di Jakarta dan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepekaan musikalitas siswa dapat diukur melalui instrumen kepekaan terhadap musik dan kemampuan ini memiliki korelasi yang signifikan dengan skor kecerdasan sosial.

Menurut Ghullam dan Lisa (2011) Prestasi belajar itu dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Tanpa motivasi belajar, proses pembelajaran tidak akan mencapai kesuksesan. Penelitian korelasi deskriptif ini dilakukan sebagai studi kasus terhadap siswa kelas empat Sekolah Dasar dan tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan level dari pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi belajar IPA. Terdapat total 26 siswa kelas empat Sekolah Dasar dari SD Tarumanagara kecamatan Tawang, Tasikmalaya yang dijadikan sample dalam penelitian ini. Data-data dikumpulkan melalui

questionare instrument dari variabel motivasi belajar dan juga hasil test

(60)

tinggi besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA adalah sebesar 48,1%.

Menurut Nenden (2008) prestasi belajar yang diteliti hanya nilai tertulis dari pelajaran matematika, karena mata pelajaran ini dianggap pelajaran yang sulit sehingga menjadi tolak ukur prestasi yang tinggi apabila nilai matematikanya tinggi. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut : Prestasi belajar matematika, test tertulis sekolah dasar unggulan secara kualitatif dan kuantitatif, dari sampel yang diambil lebih baik (35,71%) dibandingkan dengan sekolah non-unggulan hanya (17,85%) meskipun yang nilai rendahnya rata-rata sama. Dilihat dari prestasi secara keseluruhan meskipun sekolah unggulan memiliki prasarana yang lengkap ditunjang dengan penggunaan metode yang baik serta ditambah dengan pelajaran tambahan dan guru yang profesional hasilnya tidak begitu jauh dengan sekolah non-unggulan. Hal ini membuktikan bahwa pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Korelasi antara faktor penunjang dengan hasil akhir prestasi belajar siswa SD Negeri Serang 2 dengan SD Karang Tumaritis mempunyai hubungan yang tinggi dengan nilai 0,87 berada pada interval 0,70 – 0,90.

(61)
(62)

Gambar 2.1 Liter atur Map

Ke ma mpuan Musikalitas Sebagai Sarana Penge mbangan

Ketera mpilan Sos ia l Oleh : Djohan

Pengembangan Modul Bimbingan Be laja r Berbasis Kecerdasan Musikal Pada Siswa Berp restasi Rendah Kelas V SD Kan isius Gaya m Yogyakarta

Pengaruh Motivasi Be la jar Siswa Terhadap Prestasi Be la jar IPA

di Se kolah Dasar Oleh : Ghu lla m Ha mdu

Perbandingan Prestasi Belajar Antara Siswa

Sekolah Dasar Unggulan dan Siswa Sekolah Dasar

Non-Unggulan di Kabupaten Serang Oleh: Sundari Nenden

Kehidupan Siswa yang Be laja r di Bimb ingan Be laja r A lternatif

(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Gayam, pada semester genap (II) tahun ajaran 2013-2014. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai April 2014. SD ini beralamat di Jl. Ki Mangunsarkoro No.80 Yogyakarta.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian dan pengembangan atau

Research and development (R&D). Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Penelitian ini mengembangakan modul berbasis kecerdasan musikal untuk pelajaran IPA yang berfokus pada kecerdasan dominan siswa yaitu kecerdasan matematik-logis. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran IPA berbasis kecerdasan musikal.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengadaptasi model dari Sugiyono yang terdiri dari 6 langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 409).

Pengumpulan Desain

(64)

Gambar 3.1

Langkah-Langkah Pe nelitian Sugiyono 1. Potensi dan Masalah

Peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V di SD K Gayam.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi, meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas, persiapan laporan awal. Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi dokumenter dan pengamatan pada waktu guru mengajar.

3. Desain Produk

Pada langkah ini, peneliti mulai mengembangkan bentuk produk awal (draf) yang bersifat sementara. Sementara bukan berarti asal-asala, karena produk sementara ini tetap dibuat sebenarnya, lengkap, dan sebaik mungkin seperti kelengkapan komponen-konponen, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, contoh soal atau latihan, media yang akan digunakan, sistem penilaian. Misalnya produk yang dikembangkan adalah modul, maka peneliti harus membuat modul

Revisi Desain Uji Coba

(65)

yang sebenarnya, lengkap dan utuh, mulai dari petunjuk pengerjaan modul sampai dengan umpan balik, termasuk perangkat penunjang lainnya. Peneliti harus berkolaborasi dengan para ahli yang relevan dengan produk tersebut (Arifin, 2011: 130).

4. Validasi Desain

Disini peneliti melakukan validasi dengan para ahli tentang produk yang telah dibuat seperti ahli mata pelajaran atau bidang studi, ahli kurikulum dan pembelajaran, ahli multimedia, dan ahli evaluasi (Arifin, 2011: 130).

5. Revisi Desain

Setelah melakukan validasi dari para ahli, kemudian peneliti melakukan revisi desain berdasarkan masukan dari para ahli. Revisi produk dilakukan setelah melakukan validasi terhadap pakar/ahli, kemudian melakukan perbaikan terhadap produk berdasarkan masukan.

6. Uji Coba Desain

Uji coba dilakukan peneliti secara terbatas saja yang melibatkan subjek 10 siswa. Selama uji coba, peneliti dapat melakukan observasi terhadap kegiatan subjek dalam melaksanakan produk tersebut. Setelah selesai uji coba, peneliti dapat melakukan wawancara atau diskusi dengan siswa. Peneliti dapat memberikan angket (Arifin, 2011: 130).

(66)

Intrumen penelitian dapat berupa tes dan catatan observasi selain itu pedoman wawancara. Dalam pelaksanaan uji coba, peneliti juga melakukan pengamatan dengan mencatat hal- hal penting yang dilakukan guru. Pencatatan dan pengamatan juga dilakukan terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Kemudian peneliti melakukan diskusi dengan guru dan siswa membicarakan kekurangan dan kelemahan, kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan (Sukmadinata, 2008: 186).

7. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan sesudah uji coba produk selesai dilakukan. Produk tersebut kemudian akan direvisi sesua i dengan masukan dari siswa yang diikut sertakan dalam uji coba produk. Hasil revisi ini akan menjadi desain produk final bahan ajar buku modul aktivitas siswa berdasarkan kecerdasan musikkal pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas V SD K Gayam.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta. Melibatkan 10 sampel siswa dengan kecerdasan musikal yang tinggi namun memiliki kelemahan dibidang mata pelajaran IPA. Pengambilan sampel ini berdasarkan hasil trianggulasi data peneliti, yaitu dengan observasi, wawancara, dokumentasi nilai. Pedoman yang dipakai dalam pengambilan sampel ini adalah dengan berpegang pada ciri-ciri dari teori kecerdasan musikal.

(67)

Pengujian modul pada penelitian ini dibagi menjadi tiga langkah. Setiap pertemuannya dilaksanakan selama 2 x 30 menit di ruang kelas V. Pertemuan I membahas mengenai Sumber daya alam yang ada di Indonesia. Pada pertemuan II membahas mengenai bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia. Pada pertemuan terakhir mengulas kembali mengenai materi pertama dan kedua. Langkah- langkah inti pembelajaran di bimbingan belajar ini, adalah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok dan kemudian dibagikan modul. 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai instruksi penggunaan

modul dan kegiatan pembelajarannya.

3. Siswa dalam kelompok memahami materi sumber daya alam dan bencana alam yang terjadi di Indonesia dan mengerjakan soal dalam modul. dan guru sebagai fasilitator membimbing siswa bila ada kesulitan

4. Perwakilan siswa dari kelompok menerangkan hasil pekerjaannya di depan kelas.

5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya-jawab bila ada permasalahan yang belum dipahami mengenai materi hari ini.

(68)

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut (Arikunto, 2005:126), mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam waktu penelitian dengan menggunakan sesuatu metode. Kegunaan instrumen ini agar leb ih mudah dalam penelitian dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuisioner, tes tertulis, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mencari sampel yang menonjol dalam musikalitasnya. Selanjutnya, setelah menemukan sampel, peneliti melakukan wawancara terhadap guru seni musik untuk memastikan apakah anak tersebut menonjol di bidang musiknya. Wawancara juga dilakukan terhadap guru mata pelajaran untuk mengetahui kelemahan siswa terhadap mata pelajaran inti di sekolah dasar.

Instrumen untuk mengetahui hasil validasi kualitas modul bimbingan belajar IPA berbasis kecerdasan musikal menggunakan kuisioner. Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data untuk lebih meyakinkan peneliti dalam melihat nilai- nilai harian siswa pada mata pelajaran IPA dengan ledger nilai yang boleh diminta dari guru baik guru seni musik maupun guru mata pelajaran. Sedangkan untuk menguji pemahaman siswa sebelum dilakukan penelitian menggunakan pretest dengan 25 soal uraian. Terakhir untuk menguji pemahaman siswa setelah diberi perlakuan menggunakan posttest dengan soal yang sama dengan yang dilakukan ketika pretest. Berikut ini tabel kisi-kisi dari soal pretest

(69)

Tabel 3.1 diperbaharui dan tidak dapat diperbahaui

11, 15, 16, 23, 25

Menurut Hadi (1986), dalam (Sugiyono,2010:203) mengemukakan bahwa observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Wawancara

(70)

pertanyaan bentuk kombinasi. Wawancara sendiri digunakan untuk mengetahui lebih awal siswa dengan kecerdasan musikal yang menonjol dan untuk mengetahui di mata pelajaran apa siswa mengalami kesulitan belajar. Selanjutnya wawancara juga dilakukan untuk mengetahui materi yang belum disampaikan dalam bimbingan belajar. Wawancara yang dilakukan dalam penelitia ini adalah wawancara yang tidak terstruktur.

3. Kuesioner

Dalam Masidjo (1995: 70) angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal- hal yang diketahuinya. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner untuk validasi ahli (expert judgment) yang ditujukan kepada guru IPA kelas V SD Kanisius Gayam I Yogyakarta, pakar tata bahasa, pakar pembelajaran matematika, dan pakar kecerdasan ganda terhadap kualitas modul bimbingan belajar yang dikembangkan.

4. Tes

Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu (Masidjo, 2010:38). Soal tes (pretest dan posttest) yang dibuat berupa 25 soal pilihan ganda.

Gambar

Gambar 3.2 Grafik Hasil Belajar Siswa ......................................................
Gambar 2.1 Literatur Map
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian Sugiyono
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Investor dapat menilai bagaimana kinerja perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan, maupun faktor eksternal perusahaan seperti tingkat suku bunga untuk mengetahui

Semakin tinggi pendapatan atau laba perusahaan tentu saja hal ini akan memperoleh apresiasi dari investor bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan yang positif

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, maka Penerima Kuasa mewakili dalam hal menyampaikan dokumen untuk pembuktian kualifikasi dan dokumen penawaran kami untuk paket kegiatan

pemotongan atas penghasilan yang terutang PPh pasal 21 yaitu tarif pajak pasal 17 UU PPh. Besarnya tarif pajak PPh pasal 21 yang diterapkan terhadap WP yang tidak memiliki

Berangkat dari pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk untuk membahas mengenai “Analisis CAMEL Dalam Menilai Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

2OO7 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2OO7), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi

Undang-undang (KUH Perdata) hanya menetukan bahwa orang- orang tertentu tidak cakap untuk membuat perjanjian sebagaimana di atur dalam Pasal 1330 KUH Perdata. Oleh karena itu,

Jika harga 1 pensil dinyatakan dengan a dan harga 1 buku dinyatakan dengan b maka sistem persamaan linier dua variabel yang berkaitan dengan pernyataan di atas