• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP PEMBERIAN MIKORIZA DAN EM 4. Widiyastiningsih, Sakhidin 1 ) dan Supartoto 2 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESPON BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP PEMBERIAN MIKORIZA DAN EM 4. Widiyastiningsih, Sakhidin 1 ) dan Supartoto 2 )"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON BEBERAPA VARIETAS

TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP

PEMBERIAN MIKORIZA DAN EM4

Widiyastiningsih, Sakhidin1) dan Supartoto2)

ABSTRAK

Peningkatan produksi tomat dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan teknologi pemupukan menggunakan EM4 dan inokulasi mikoriza.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi EM4 terhadap

pertumbuhan dan hasil tomat, mengetahui pengaruh inokulasi mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil tomat, mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tomat dan mengetahui pengaruh interaksi konsentrasi EM4, varietas dan inokulasi

mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil tomat.

Percobaan dilakukan dengan rancangan RAKL dengan 3 ulangan. Faktor pertama aplikasi mikoriza : tanpa mikoriza (M0), inokulasi mikoriza (M1); faktor

kedua berupa varietas : Montera (V1), Lentana (V2), dan Permata (V3); faktor ketiga

berupa konsentrasi EM4 :0 ml EM4/L (E0), 2 ml EM4/L (E1), 5 ml EM4/L (E2) dan

8 ml EM4/L (E3).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas yang diuji mempunyai keragaman tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, bobot buah per tanaman, serangan layu Fusarium dan penyakit virus Kuning. Varietas yang memberikan hasil tertinggi adalah Permata dengan produksi rata-rata 1,659 kg dan terendah adalah Montera yaitu 0,803 kg, sedangkan rata-rata produksi 1,338 kg/tanaman atau setara 53,5 ton/ha. Konsentrasi EM4 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tomat. Inokulasi mikoriza tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tomat. Interaksi antara konsentrasi EM4 dengan varietas dan inokulasi mikoriza, konsentrasi

EM4 dan varietas hanya menunjukkan keragaman terhadap tinggi tanaman. ABSTRACT

The increase of tomatoes production can be done in various ways, one of them is by fertilization technology with EM4 and mycorrhizal inoculation. This research

aimed to know the influences of EM4 concentration to the growth and yield of

tomatoes, to know the influences of mycorrhizal to the growth and yield of tomatoes, to know the growth and yield of tomatoes of several varieties, and to know the influences of interaction by EM4 concentration, varieties, and mycorrhizal inoculation

to the growth and yield of tomatoes.

(2)

The research used RAKL that consists of three treatment factors. First, application of mycorrhizal: without mycorrhizal (M0), mycorrhizal inoculation (M1);

the second is variety: Montera (V1), Lentana (V2), and Permata (V3); the third is EM4

concentration: 0 ml EM4/L (E0), 2 ml EM4/L(E1), 5 ml EM4/L (E2) and 8 ml EM4/L

(E3). Parameters were observed in this research are plant height, age of flowering,

harvest age, fruits diameter, weight of fruits per plant, total sugar content, vitamin C content, Fusarium wilt, and yellow viral diseases.

The results showed that varieties were significantly different on plant height, age of flowering, harvest age, weight of fruits, Fusarium wilt, and yellow viral diseases. Variety that gave the highest yield was Permata with average production 1,659 kg/plant, and the lowest is Montera with 0,803 kg/plant, and average production was 1,338 kg/plant or equivalent with 53,5 ton/ha. EM4 concentration

didn’t influence growth and yield of tomatoes. Mycorrhizal inoculation didn’t influence growth and yield of tomatoes. Interaction between EM4 concentration with

varieties and mycorrhizal inoculation, EM4 concentration and varieties were

significantly different only on plant height.

PENDAHULUAN

Tomat merupakan salah satu komoditas sayuran yang mengandung vitamin A dan vitamin C cukup tinggi, serta hampir semua bagiannya dapat dimakan. Produktivitas tomat Provinsi Jawa Tengah sebesar 11,93 ton/ha, lebih rendah dibandingkan provinsi lain, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur yaitu 20,25 ton/ha dan 13,35 ton/ha (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2006). Rendahnya produksi tomat antara lain disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan varietas unggul di tingkat petani sehingga masih banyak petani tomat menanam varietas lokal dengan mutu benih yang rendah (Purwati dan Khairunisa, 2007). Selain itu, pengembangan varietas berdaya hasil tinggi mengalami hambatan karena tidak tahan terhadap temperatur tinggi dan adanya layu Fusarium. Serangan penyakit ini mengurangi produksi tomat hingga 30%, bahkan pada musim penghujan dapat mencapai 60% (Nurita et al., 2004).

Upaya peningkatan produksi tomat ke depan masih dan akan terus bertumpu pada penggunaan input luar, diantaranya perbaikan kesuburan tanah dengan penggunaan pupuk hayati. Pupuk hayati digunakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk anorganik sekaligus untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkannya. Salah satu jenis pupuk hayati atau biofertilizer adalah mikoriza, dalam penelitian ini dilakukan aplikasi inokulasi mikoriza yang dikombinasikan

(3)

dengan pemberian EM4 pada berbagai konsentrasi. Aplikasi faktor-faktor perlakuan

tersebut diharapkan dapat mengefisienkan penggunaan pupuk organik melalui peningkatan serapan N dan P oleh tanaman agar dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai bulan Juni – Oktober 2010 di rumah plastik UPTD Perbenihan Mewek Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Purbalingga dengan ketinggian ± 50 m dpl dan curah hujan rata-rata 3.684 mm/tahun.

Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain tanah inceptisol sebanyak 49,06 kg/plybag, benih tomat Varietas Permata, Lentana dan Montera, EM4, mikoriza yang diperoleh dari Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit

Banyumas, pestisida, pupuk kandang, pupuk urea dan KCl serta bahan kimia untuk analisis. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat olah tanah, polybag ukuran 50 x 50 cm, ayakan dengan diameter saring 2 mm, alat semprot, alat tulis, timbangan dan alat laboratorium untuk keperluan analisis.

Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan 3 faktor perlakuan menggunakan RAKL. Faktor pertama aplikasi mikoriza : tanpa mikoriza (M0),

inokulasi mikoriza (M1); faktor kedua berupa varietas : Montera (V1), Lentana (V2),

dan Permata (V3); faktor ketiga berupa konsentrasi EM4 : 0 ml EM4/L (E0), 2 ml

EM4/L (E1), 5 ml EM4/L (E2) dan 8 ml EM4/L (E3).

Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), umur berbunga, umur panen, diameter buah (cm), pengukuran dilakukan terhadap semua buah pada setiap panen, bobot buah per tanaman (g), kadar gula total buah tomat dengan metode Nelson Somogyi (Sudarmadji et al, 1984), kadar vitamin C buah tomat dengan metode titrasi yodium, serangan layu Fusarium dan penyakit Virus Kuning. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis varians atau uji F. Apabila ada perbedaan yang nyata, dilanjutkan dengan uji berjarak ganda Duncan pada taraf 5%.

(4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rangkuman hasil analisis sidik ragam semua variabel pengamatan disajikan dalam Tabel 1. Pemberian mikoriza dan EM4 tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tomat. Varietas yang diuji menunjukkan keragaman tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, bobot buah per tanaman, serangan layu Fusarium dan penyakit virus Kuning. Interaksi mikoriza, varietas dan EM4 menunjukkan keragaman terhadap tinggi tanaman.

Tabel 1. Rangkuman analisis sidik ragam

Variabel M V E MxV MxE VxE MxVxE Tinggi tanaman (cm) ns ** ns ns ns * ** Umur berbunga (hari) ns ** ns ns ns ns ns Umur panen (hari) ns ** ns ns ns ns ns Bobot buah (g) ns ** ns ns ns ns ns Diameter buah (cm) ns ns ns ns ns ns ns Kadar gula total (%) ns ns ns ns ns ns ns Kadar vitaminC (mg/100g) ns ns ns ns ns ns ns Layu Fusarium (%) ns ** ns ns ns ns ns Virus Kuning (%) ns ** ns ns ns ns ns Keterangan : M : Inokulasi mikoriza V : Varietas E : Konsentrasi EM4

MxV : Interaksi mikoriza dengan varietas MxE : Interaksi mikoriza dengan EM4

VxE : Interaksi varietas dengan EM4

MxVxE : Interaksi antara mikoriza, varietas dan EM4

ns : Tidak berbeda nyata pada taraf 5%

* : Berbeda nyata pada taraf 5%

** : Sangat berbeda nyata pada taraf 1%

Tabel 2. menunjukkan bahwa pemberian mikoriza (2 g) tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil tomat dibandingkan tanaman kontrol (M0). Namun demikian,

tanaman tomat yang diberi mikoriza menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan diameter buah, kadar vitamin C, dan penurunan intensitas serangan layu Fusarium dan virus kuning.

(5)

Tabel 2. Pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil

Variabel/Perlakuan Tanpa MVA

Tinggi tanaman (cm) 44,7a 44,3a

Umur berbunga (hari) 17,2a 16,7a

Umur panen (hari) 63,4a 64,2a

Bobot buah per tanaman (g) 1346a 1331a

Diameter buah (cm) 2,0a 2,1a

Kadar gula total (%) 0,09a 0,09a

Kadar vitamin C (mg/100 g) 16,8a 17,1a

Intensitas serangan layu Fusarium (%) 30,3a 27,2a

Intensitas serangan Virus Kuning (%) 25,3a 21,6a

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris tidak berbeda menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5 %.

Hal ini sejalan dengan penelitian Bertham (2002) pada tanaman kacang tanah, bahwa mikoriza yang diberikan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasilnya. Tidaknyatanya pengaruh pemberian mikoriza pada pertumbuhan dan hasil tomat menunjukkan bahwa mikoriza tidak meningkatkan serapan hara dan air pada tanaman tomat sehingga tidak menunjukkan perbedaan pada pertumbuhan dan hasil. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini tanaman tomat ditanam dalam polybag yang terkontrol sehingga hara dan air cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Tabel 3. Pengaruh EM4 terhadap pertumbuhan dan hasil

Konsentrasi (ml/L)

Variabel/Perlakuan 0 2 5 8

Umur berbunga (hari) 17,2a 16,9a 16,7a 17a

Umur panen (hari) 63a 65a 63,6a 63,5a

Bobot buah per tanaman (g) 1213a 1460a 1478a 1201a

Diameter buah (cm) 2,0a 2,2a 2,1a 2,0a

Kadar gula total (%) 0,09a 0,10a 0,08a 0,09a

Kadar vitamin C (mg/100 g) 17,5a 17,4a 16,2a 16,6a

Layu Fusarium (%) 27,2a 19,8a 32,1a 35,8a

Virus Kuning (%) 25,9a 22,2a 18,5a 27,2a

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris menunjukkan tidak berbeda menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5 %.

(6)

Tabel 3 menunjukkan pemberian EM4 tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tomat. Hal ini sesuai dengan penelitian Fandel et al (2002), dimana pemberian EM4 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tomat,

namun demikian, tanaman tomat yang diberi EM4 menunjukkan adanya

kecenderungan peningkatan tinggi tanaman dan umur berbunga. Pemberian EM4

meningkatkan tinggi tanaman 4,6% dan umur berbunga cenderung lebih cepat 2,9% dibandingkan tanaman kontrol. Penyebab tidak nyatanya pemberian EM4 diduga

karena pupuk organik yang digunakan merupakan bahan organik yang sudah mengalami pelapukan, sehingga aktifitas mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik berkurang. Wididana (1993) menyatakan bahwa populasi mikroorganisme akan menjadi lebih cepat pertumbuhannya dalam bahan organik yang belum mengalami dekomposisi sempurna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas yang diuji menunjukkan keragaman tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, bobot buah per tanaman, layu Fusarium dan penyakit virus Kuning (Tabel 4). Varietas Permata mempunyai umur berbunga lebih cepat (21,3 %), bobot buah per tanaman 106,6% lebih tinggi, ketahanan terhadap serangan layu Fusarium dan virus Kuning lebih tinggi masing-masing sebesar 67,4% dan 68,1% dibandingkan varietas Montera.

Tabel 4. Pertumbuhan dan hasil tiga varietas tomat

Variabel/Perlakuan Montera Lentana Permata

Tinggi tanaman (cm) 50,5a 39,8c 43,1b

Umur berbunga (hari) 19,7a 15,7b 15,5c

Umur panen (hari) 67,7a 60,9c 62,6b

Bobot buah per tanaman (g) 803c 1553b 1659a

Diameter buah (cm) 2,1a 2,0a 2,0a

Kadar gula total (%) 0,10a 0,08a 0,09a

Kadar vitamin C (mg/100 g) 16,0a 18,4a 16,4a

Layu Fusarium (%) 45,4a 25,9b 14,8c

Virus Kuning (%) 43,5a 28,7b 13,9c

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada setiap baris menunjukkan perbedaan nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5 %.

(7)

Varietas Montera merupakan varietas yang mempunyai pertumbuhan tanaman tertinggi, sedangkan terendah yaitu varietas Lentana. Hal ini erat kaitannya dengan sifat genetis varietas Montera yang bertipe indeterminate. Tipe indeterminate memiliki pola pertumbuhan tidak terbatas atau fase vegetatifnya tetap tumbuh meskipun telah memasuki masa generatif, sedangkan varietas Lentana dan Permata merupakan varietas dengan tipe pertumbuhan determinate yaitu tipe pertumbuhan terbatas, fase vegetatif berhenti setelah memasuki fase generatif.

Permata merupakan varietas yang memiliki umur berbunga lebih cepat dibandingkan dengan varietas Lentana dan Montera. Sesuai dengan karakteristik masing-masing, varietas Permata dan Lentana merupakan tipe determinate sehingga lebih cepat berbunga dibandingkan dengan varietas Montera yang indeterminate, lamanya berbunga berturut-turut adalah 15.5 hari, 15.67 hari dan 19.67 hari. Menurut Darjanto dan Satifah (1984) pembentukan bunga adalah peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif ke fase generatif. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif sebagian ditentukan oleh faktor genotip (sifat turun temurun) atau faktor dalam dan sebagian lagi ditentukan oleh faktor luar seperti suhu, cahaya, kelembaban dan pemupukan. Faktor luar yang paling berpengaruh terhadap pembentukan bunga tomat adalah suhu, untuk pembentukan bunga yang baik, tomat memerlukan suhu 23oC pada siang hari dan suhu 17oC pada malam hari. Batas suhu yang paling rendah bagi tanaman tomat di waktu malam adalah 12oC. Dalam penelitian ini seluruh tanaman yang diuji mendapat pengaruh luar yang sama sehingga faktor yang membedakan hasil adalah varietas.

Varietas Lentana merupakan varietas yang mempunyai umur panen tercepat dibandingkan dua varietas lainnya. Hal ini sesuai dengan karakteristik varietas Lentana yang memiliki umur panen minimal 60 hari (tabel 1). Lamanya umur panen tergantung pada banyaknya buah yang masak. Buah yang masak ditentukan oleh beberapa hal antara lain : jumlah bunga yang dihasilkan tanaman, persentase bunga yang mengalami penyerbukan, persentase bunga yang mengalami pembuahan dan persentase buah muda yang dapat tumbuh terus hingga menjadi buah masak (Darjanto dan Satifah, 1984). Faktor-faktor tersebut merupakan faktor dalam yang

(8)

sifatnya turun temurun, meskipun faktor luar seperti keadaan lingkungan, iklim dan kesuburan tanah dapat mempengaruhi, namun karena penelitian ini dilakukan dalam polybag kecil pengaruhnya terhadap tanaman.

Permata mempunyai bobot buah per tanaman paling tinggi yaitu 1659 g, sedangkan terendah adalah Montera (803 g). Hal ini sesuai dengan karakteristik masing-masing varietas, Permata merupakan tipe determinate atau pertumbuhan terbatas sedangkan Montera memiliki tipe indeterminate dimana fase vegetatifnya tetap tumbuh meskipun telah memasuki masa generatif. Tomat dengan tipe indeterminate memiliki produksi lebih rendah dibandingkan dengan tipe determinate, hal ini dikarenakan hara yang diserap tanaman lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan vegetatif seperti cabang dan daun.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap serangan OPT yang terjadi varietas Permata mendapat serangan layu Fusarium dan penyakit Virus Kuning dengan intensitas terendah yaitu masing-masing sebesar 14,8% dan 13,9%. Hasil uji lanjutan menunjukkan varietas Permata merupakan varietas yang paling tahan terhadap serangan layu Fusarium dan penyakit virus Kuning, dengan perbedaan intensitas serangan masing-masing sebesar 67,4% dan 68,1% lebih rendah dibandingkan varietas Montera. Varietas Permata lebih tahan terhadap serangan layu Fusarium dan penyakit virus Kuning dikarenakan Permata lebih adaptif dibudidayakan di dataran rendah yang bercuaca panas dengan kelembaban tinggi dibandingkan dengan varietas Montera (Agrina online.com, 2009).

Interaksi antara varietas dan konsentrasi EM4 menunjukkan keragaman terhadap tinggi tanaman (Tabel 5), demikian juga interaksi antara pemberian mikoriza, varietas dan konsentrasi EM. Hal ini menunjukkan ketiga faktor perlakuan saling mempengaruhi dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat, meskipun tanaman yang tertinggi belum tentu mencerminkan proses pertumbuhan yang paling baik.

(9)

Tabel 5. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tomat

Perlakuan Interaksi mikoriza + varietas + EM4

Tinggi tanaman (cm) 44,5 **

Umur berbunga (hari) 16,9

Umur panen (hari) 63,8

Bobot buah per tanaman (g) 1338,7

Diameter buah (cm) 2,1

Kadar gula total (%) 0,09

Kadar vitamin C (mg/100g) 16,9

Layu Fusarium (%) 28,7

Virus Kuning (%) 23,5

Menurut Sitompul dan Guritno (1995) pertumbuhan adalah proses kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan juga semakin tinggi. Pertambahan ukuran tubuh tanaman mengakibatkan pertambahan jaringan sel yang dihasilkan oleh pertambahan ukuran sel. Jumlah sel yang semakin banyak atau ruang sel yang semakin besar membutuhkan banyak bahan-bahan sel yang disintesis menggunakan substrat yang sesuai. Pada tingkat tanaman, substrat dibatasi pada bahan anorganik dan unsur lain yang diambil tanaman dari lingkungannya seperti karbondioksida, unsur hara, air dan cahaya matahari.

Dalam penelitian ini EM4 yang diberikan mempercepat proses dekomposisi

bahan organik yang ada sehingga mampu menyediakan hara yang dibutuhkan tanaman, sedangkan mikoriza yang bersimbiosis dengan perakaran tanaman secara efektif dapat meningkatkan penyerapan hara, baik unsur hara makro maupun mikro. Menurut Novriani dan Madjid ( 2008) adanya hifa eksternal pada mikoriza menyebabkan penyerapan hara terutama fosfor menjadi lebih besar dibanding dengan tanaman yang tidak bermikoriza. Peningkatan serapan dikarenakan miselium fungi meningkatkan area permukaan serapan hara tanah oleh tanaman.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dapat diambil simpulan sebagai berikut : (1) pemberian mikoriza tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tomat; (2) pemberian EM4 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tomat; (3)

(10)

Varietas yang diuji menunjukkan keragaman pada tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, bobot buah per tanaman, kepekaan terhadap serangan layu Fusarium dan penyakit Virus Kuning. Rata-rata produksi adalah 1,338 kg/tanaman atau setara 53,5 t/ha. Varietas yang memberikan bobot buah per tanaman tertinggi adalah Permata sebesar 1659 g per tanaman dan terendah adalah Montera yaitu 803 g per tanaman (4) interaksi antara varietas + EM4, dan mikoriza + EM4 dengan varietas menunjukkan

keragaman tinggi tanaman.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : inokulasi mikoriza dilakukan pada saat persemaian tanaman berumur kurang lebih 1 (satu) minggu, karena mikoriza hidup secara simbiosis dengan perakaran dan akan selalu hidup selama tanaman hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Agrina online.com, 2009. Pilihan Baru Di Dataran Rendah. http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=10&aid=1723. Diakses tanggal 20 Mei 2011.

Bertham, Y. H., 2002. Potensi Pupuk Hayati Dalam Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah dan Kedelai Pada Tanah seri Kedungkimun Bengkulu. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 4, No I 2002. Hal 18 – 26.

Darjanto dan Satifah, S., 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. 156 hal.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2006. Produktivitas Tomat di Indonesia. Biro Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Departemen Pertanian RI.

Fandel, A., N. Setyowati, dan U. Siswanto. 2002. Pertumbuhan dan Hasil Tomat dengan Pemberian Effective Microorganism. Akta Agrosia Vol. 5 No. 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Novriani dan Madjid, 2008. Peran dan Prospek Mikoriza. http/www.scribd.com/doc/22391846. Diakses tanggal 8 Januari 2010.

(11)

Nurita, N. Fauziati, E. Maftu’ah dan R. S. Simatupang., 2004. Pengaruh Olah Tanah Konservasi terhadap Hasil Varietas Tomat di Lahan Lebak. Badanlitbang Pertanian. Puslitbangtanak. Balittra. Banjarbaru.

Purwati, E dan Khairunisa, 2007. Budidaya Tomat Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sitompul, S.M. dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.

Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Wididana, 1993. Peranan Effective Microorganism-4 Dalam Meningkatkan Kesuburan Dan Produktivitas Tanah. Indonesian Kyusei Nature Farming.

(12)

Gambar

Tabel 1. Rangkuman analisis sidik ragam
Tabel 2. Pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil
Tabel  3  menunjukkan  pemberian  EM4  tidak  berpengaruh  terhadap  pertumbuhan  dan  hasil  tomat
Tabel 5. Pengaruh interaksi perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tomat

Referensi

Dokumen terkait

63 Imam Khoemeini, Tafsir Al-Fatihah, Al-Ikhlash..., 36.. 52 Kepemilikan Allah yaitu lewat aneksasi iluminatif serta mencakup diri yang sejati dan hakiki, dimana tIada

Menurut Quraish Shihab bahwa objek membaca pada ayat-ayat yang menggunakan akar kata qara'a ditemukan bahwa ia terkadang menyangkut suatu bacaan yang bersumber dari

Selain kapasitas adsorpsinya yang relatif cukup besar, MCM-41 juga memiliki keunggulan lain seperti volume pori yang besar dan fleksibilitas ukuran porinya yang

Makna ekspresif akan ditemukan suatu pemaknaan para aktor yang ditandai oleh tindakan seorang pemain tergantung sejarah personalnya. 80 Ada dua makna ekspresif, makna

Adapun manfaat yang di dapatkan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui informasi tentang respon pertumbuhan stek pucuk pelawan ( Tristaniopsis merguensis Griff.) pada

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bentuk pola pemukiman awal masuk dan berkembangnya agama Islam pada wilayah Fakfak adalah pola pemukiman memusat yang mana antara bangunan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa dari semen beku sapi perah berpengencer tris sitrat kuning telur diperlakukan dengan 4 metode thawing

Prinsip ini dibedakan pada jenis dan tingkatan berdasarkan pembagian golongan masyarakat kolonial yaitu, golongan Eropa, golongan Timur Asing (Cina dan Arab),