KEWIRAUSAHAAN
(Studi Persepsional Siswa Kelas XI Jurusan Pemasaran di SMK Bidang Keahlian Bisnis
dan Manajemen Kota Sukabumi)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun oleh:
NENG SRI NURAENI
1101669
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN MINAT
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
(Studi Persepsional Siswa Kelas XI Jurusan Pemasaran di SMK Bidang Keahlian Bisnis
dan Manajemen Kota Sukabumi)
Oleh
Neng Sri Nuraeni S.Pd
UPI Bandung, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana UPI
© Neng Sri Nuraeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS
NIP. 19611022198601002
Pembimbing II
Dr. Rasto, M.Pd
NIP 197207112001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
(Studi Persepsional Siswa Kelas XI Jurusan Pemasaran di SMK Bidang Keahlian Bisnis
dan Manajemen Kota Sukabumi)
Oleh: Neng Sri Nuraeni
NIM 1101669
Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa. Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi kompetensi guru, lingkungan masyarakat dan minat belajar. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh kompetensi guru, lingkungan masyarakat, dan minat belajar terhadap hasil belajar siswa secara parsial maupun secara bersama-sama. Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori Likert, terhadap 142 orang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Rumpun Bisnis dan Manajemen di Kota Sukabumi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah Model Analisis Jalur (Path
Analysis Models). Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan langsung dan tak
langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil belajar siswa, minat belajar siswa, kompetensi guru kewirausahaan dan lingkungan masyarakat siswa SMK keahlian bisnis dan Manajemen kota Sukabumi termasuk dalam kategori tinggi, dan terdapat pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar siswa serta terdapat pengaruh tidak langsung kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar siswa melalui minat belajar.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TEACHER COMPETENCY, COMMUNITY ENVIRONMENT AND INTEREST IN LEARNING ON STUDENT LEARNING
OUTCOMES IN ENTERPRENEURSHIP SUBJECT
(Study at State Vocational High School of Business and Management Course1 in Sukabumi Municipal)
By:
Neng Sri Nuraeni NIM 1101669
The question to be examined in this research is the student learning outcomes. The focus of investigation is on the factors that have influence on student learning outcomes,that consist of teacher competence of entrepreneurship, student societies, and interest in learning. Based on the notion, the main question is whether the teachers’ competency, student societies, and interest in learning have some influences on student learning outcomes, partially and simultaneously. The method in this research is Explanatory Survey Method, using the Likert 5-categories questionnaire to 142 students of State Vocational High School of Business and Management Course in Sukabumi. The data technique used is Path Analysis
Model. The model is used to identify the direct and indirect associative relation of the
exogenous variables on the endogenous variable. Results of this study indicate student learning outcomes, student interest, teacher competence and entrepreneurial communities vocational students business skills and management Sukabumi city in the high category, and there is the influence of teacher competence and community environments on learning outcomes of students, and there is no direct effect of teacher competence and community environments on learning outcomes through student interest in learning.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 5
C.Rumusan Masalah ... 6
D.Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A.Kajian Pustaka ... 9
1. Hasil Belajar ... 9
a. Pengertian Hasil Belajar ... 9
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 14
2. Minat Belajar ... 17
a. Pengertian Minat Belajar ... 17
b. Macam-macam Minat Belajar ... 18
c. Indikator Minat Belajar ... 19
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 20
e. Cara menumbuhkan minat belajar ... 23
3. Kompetensi Guru... 24
a. Pengertian Kompetensi Guru ... 24
b. Indikator Kompetensi Guru ... 26
4. Lingkungan Masyarakat ... 32
a. Pengertian Lingkungan Masyarakat ... 32
b. Karakteristik Lingkungan Masyarakat... 33
c. Pengaruh Masyarakat Terhadap Belajar Siswa ... 34
5. Kajian empirik Hasil Penelitian... 34
B.Kerangka Pemikiran ... 35
C.Hipotesis penelitian ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 43
B.Operasionalisasi Variabel ... 43
1. Operasional Variabel Kompetensi Guru ... 44
2. Operasional Variabel lingkungan Masyarakat ... 46
3. Operasional Variabel Minat Belajar ... 48
4. Operasional Variabel Hasil Belajar ... 49
C.Populasi dan Sampel ... 49
D.Teknik Pengumpulan Data ... 52
E. Analisis Data ... 56
1. Analisis Data Deskriptif ... 56
2. Uji Persyaratan Analisis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian ... 60
1. Gambaran Objek Penelitian ... 60
2. Karakteristik Responden ... 63
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 63
b. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 64
3. Deskripsi Variabel Penelitian ... 65
a. Variabel kompetensi guru ... 65
b. Variabel lingkungan masyarakat ... 71
c. Variabel minat belajar ... 76
d. Variabel hasil belajar ... 80
4. Uji Persyaratan analisis ... 81
a. Uji normalitas ... 81
b. Uji linieritas ... 82
5. Pengujian Hipotesis ... 84
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
1. Pengaruh kompetensi guru terhadap minat belajar ... 91
2. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap minat belajar ... 93
3. Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ... 94
4. Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar ... 95
5. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 100
B.Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 103
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan
pendidikan pada level mikro adalah mengenai hasil belajar siswa. Menurut
Slameto (2010) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah
kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab
untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,
keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan ilmu yang
dipelajarinya apabila terjun dalam dunia kerja. Kelebihan dari Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan selain lulusannya dapat mengisi peluang kerja pada
dunia usaha/industri, lulusan pendidikan menengah kejuruan juga dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sepanjang lulusan tersebut
memenuhi persyaratan baik nilai maupun program studi atau jurusan sesuai
dengan kriteria yang dipersyaratkan.
Kebijakan Depdiknas mengenai perbandingan SMK: SMA dengan rasio
70:30 diharapkan dapat mengurangi pengangguran karena SMK mempersiapkan
lulusan yang siap bekerja, bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Menurut Danuhadimedjo (1998 : 29) Lahirnya para wirausahawan berarti semakin
banyak pula terciptanya lapangan kerja. Terciptanya lapangan kerja akan memiliki
kontribusi positif bagi pengentasan pengangguran dan kemiskinan. Begitu juga
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu Negara sebenarnya sangat ditentukan
oleh keberadaan wirausahawan yang memadai dan mampu berpikir inovatif dan
kreatif, sebab menurut Schumpeter (dalam Thomas dan Mueller 2000)
meningkatnya aktivitas kewirausahaan masyarakat dapat memberi sumbangan
Melihat kenyataan di atas kita dapat melihat peran besar dan strategis bagi
SMK untuk mengubah Sikap Siswa dari “Mencari Kerja “menjadi “Menciptakan lapangan kerja/Wirausaha”. Maka dari itu guru kewirausahaan di SMK memegang peranan yang sangat strategis dalam menanamkan sikap
kewirausahaan bagi siswa, sehingga mindset siswa SMK berubah dari “lulus dan
mencari pekerjaan” menjadi “ lulus SMK menciptakan lapangan pekerjaan” atau
menjadi wirausaha. Peran yang bisa dilakukan oleh Guru Wirausaha sangatlah
strategis, karena mata pelajaran kewirausahaan dipandang paling erat kaitannya
dengan hal tersebut.
Upaya yang dilakukan sekolah untuk dapat mewujudkan kemampuan
siswa dalam berwirausaha adalah dengan meningkatkan kualitas Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di kelas guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan.
Pada jenjang pendidikan SMK, suatu proses belajar dikatakan berhasil apa
bila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentukan oleh guru
yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap sekolah pasti
mempunyai KKM yang berbeda dengan sekolah lain disesuaikan dengan kondisi
sekolah masing-masing. KKM adalah nilai batas minimal yang harus dicapai
oleh siswa sebagai ukuran keberhasilan proses pembelajaran.
SMK Negeri 2 Sukabumi menetapkan KKM untuk mata pelajaran
kewirausahaan yaitu 78. Kriteria ketuntasan minimal ini paling tinggi di antara
sekolah lainnya yang merupakan bidang keahlian Bisnis dan Manajemen. Di
SMK Terpadu Ibaadurrahman menetapkan KKM untuk mata pelajaran
kewirausahaan yaitu 73. Di SMK Pasundan 2 Sukabumi menetapkan KKM untuk
mata pelajaran kewirausahaan yaitu 75. Sedangkan di SMK Pelita YNH
menetapkan KKM untuk mata pelajaran kewirausahaan yaitu 70. Adapun tabel
persentase jumlah siswa SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota
Tabel 1.1
Persentase Siswa Kelas XI Jurusan Pemasaran Yang Mendapatkan Nilai Rapor Semester 1
Pada Mata pelajaran Kewirausahaan Tahun Pelajaran 2012/2013
Sumber : SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi.
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persentase jumlah siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM cukup banyak yaitu 52,92 % atau hampir
setengahnya dari siswa yang berada di atas KKM yaitu 47,08 % dari total jumlah
siswa kelas XI jurusan pemasaran di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen Kota Sukabumi yaitu sebanyak 220 orang.
SMK Negeri 2 sebanyak 46 orang atau 38,02% siswa yang nilainya di
SMK Terpadu Ibaadurrahman persentase jumlah siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM adalah sebanyak 53,57 % atau 15 siswa dan yang
mendapat nilai di atas KKM adalah 46,43 % atau 13 siswa dari total 28 siswa.
SMK Pelita YNH persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM adalah sebanyak 55,81 % atau 24 siswa dan yang mendapat nilai di atas
masih banyak siswa kelas XI jurus an pem as aran di SMK Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi nilainya belum mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM).
Pencapaian nilai rata-rata sekolah maupun masing-masing siswa yang
sebagian besar masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan bahwa hasil
belajar yang di raih belum memuaskan. Belum optimalnya hasil belajar siswa
perlu segera dicarikan solusi, karena akan berdampak pada kualitas lulusan.
Kondisi ini akan mengakibatkan lulusan yang kurang mampu menghadapi
tuntutan jaman sedangkan Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat
akan membuat keadaan ini lebih parah jika tidak diantisipasi dengan cepat dan
tepat. Implikasinya akan terjadi kesenjangan antara supply dan demand tenaga
kerja yang memberi dampak pada pengangguran.
Dengan demikian pemecahan masalah ini secara praktis akan berguna bagi
peningkatan kualitas tenaga kerja yang diharapkan oleh dunia usaha dalam
menghadapi persaingan. Secara normatif hal ini dilakukan dalam rangka
mewujudkan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 15, yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu. Kondisi ini memberikan peluang kepada peneliti untuk
melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Slameto (2010:54) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada di luar individu. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor
Mengacu pada pendapat Slameto (2010) di atas Pendekatan yang
digunakan untuk memecahkan masalah belum maksimalnya hasil belajar siswa
adalah teori belajar dari Gagne.
Menurut Gagne (dalam Schunk: 2012) belajar terdiri dari tiga komponen
penting, yakni (1) kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara
belajar; (2) kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses
kognitif siswa; dan (3) hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal,
keterampilan intelektual, kemampuan motorik, sikap dan siasat kognitif.
B.Identifikasi Masalah
Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal (faktor yang berasal dari diri
siswa) yang meliputi kondisi fisiologis (kondisi jasmani siswa), dan aspek
psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi), faktor eksternal
(faktor yang berasal dari luar diri siswa) yang meliputi lingkungan sosial
(keluarga, guru, masyarakat, dan teman), dan lingkungan non-sosial (rumah,
sekolah, alam, dan peralatan), dan pendekatan belajar, yaitu meliputi segala
upaya yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Faktor-faktor
tersebut diduga bermasalah di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Kota Sukabumi.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas penulis hanya
membatasi pada faktor minat, kompetensi guru dan lingkungan masyarakat saja.
Karena tanpa adanya minat belajar yang tumbuh dari diri siswa tersebut
pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan, begitu pun
pembelajaran tanpa adanya seorang guru yang berperan sebagai pendidik maka
proses pembelajaran tidak akan berlangsung.
Faktor masyarakat atau lingkungan tempat siswa tinggal juga akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Karena siswa yang latar
belakangnya tinggal di tempat yang nyaman dan tenang akan berbeda dengan
siswa yang terbawa lingkungan masyarakat yang tidak kondusif. Siswa yang
belajar berbeda dengan siswa yang lingkungan dan teman pergaulan di
lingkungan masyarakat yang kurang kondusif akan terbawa ke dalam hal-hal
yang kurang positif. Selain itu juga kaitannya dengan mata pelajaran
kewirausahaan, tempat tinggal bisa menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, jika tempat tinggal siswa dekat dengan lokasi
industri maka minat belajar kewirausahaan khususnya akan menjadi tinggi dan
nantinya akan berdampak pada hasil belajar.
C.Rumusan Masalah
Secara lebih rinci pokok masalah di atas dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran tingkat hasil belajar siswa SMK bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
2. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi guru kewirausahaan di SMK
bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
3. Bagaimana gambaran kualitas lingkungan masyarakat siswa SMK bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
4. Bagaimana gambaran tingkat minat belajar siswa SMK bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
5. Adakah pengaruh t i n g k a t kompetensi guru terhadap t i n g k a t minat
belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
6. Adakah pengaruh k u a l i t a s lingkungan masyarakat terhadap minat
b e l a j a r siswa pada pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
7. Adakah pengaruh tingkat kompetensi guru terhadap tingkat hasil belajar
siswa pada pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
8. Adakah pengaruh kualitas lingkungan masyarakat terhadap tingkat hasil
b e l a j a r siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
9. Adakah pengaruh tingkat minat belajar terhadap tingkat hasil belajar
siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
menganalisis :
1. Hasil belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota
Sukabumi.
2. Kompetensi guru kewirausahaan di SMK bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen Kota Sukabumi.
3. Lingkungan masyarakat siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Kota Sukabumi.
4. Minat belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota
Sukabumi.
5. Pengaruh kompetensi guru terhadap minat belajar siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Kota Sukabumi.
6. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa pada
mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen Kota Sukabumi.
7. Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Kota Sukabumi.
8. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
9. Pengaruh Minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen Kota Sukabumi.
E.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan
sumbangan pemikiran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dari hasil penelitian ini menjadi sumbangan bagi berbagai
pihak:
a. Guru, dapat menambah pengetahuan, serta menjadi bahan renungan
(refleksi) dalam upaya memperbaiki profesionalisme dan kompetensi guru.
b. Kepala sekolah, dapat mengembangkan suasana kondusif bagi proses
pembelajaran.
c. Masyarakat, dapat menciptakan lingkungan masyarakat yang peduli
terhadap pendidikan.
d. Bagi kegiatan penelitian, untuk menjadi informasi dan dasar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan Explanatory Survey Method dimana
penelitian ini dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan
yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila
digunakan sampel yang representatif.
Analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) untuk
mengetahui sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat
tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, dimana data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian kemudian
dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan lalu diinterprestasikan.
B.Operasional Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini bersumber dari kerangka teoritis yang
dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak
suatu gejala sosial. Variasi nilai dari konsep disebut variabel yang dalam setiap
penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi pengertiannya secara operasional.
Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang
terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan, yaitu dengan
cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari setiap variabel, sehingga
dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan derajat nilai atau
Variabel terdiri atas kompetensi guru, lingkungan masyarakat, minat, dan
hasil belajar. Operasional masing-masing variabel tersebut diuraikan berikut ini.
1. Operasional Variabel Tingkat Kompetensi Guru
Kompetensi guru dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas profesi keguruan
dengan penuh tanggung jawab. Gambaran variabel ini diperoleh berdasarkan skor
angket persepsi siswa terhadap kompetensi guru kewirausahaan.
Merujuk pada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen dimensi kompetensi guru yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
indikator pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
a. Kompetensi pedagogik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Indikator
dimensi ini meliputi kemampuan merencanakan program belajar mengajar,
kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar
mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.
b. Kompetensi profesional dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Indikator dimensi ini meliputi kemampuan penguasaan materi
pelajaran, kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah, kemampuan
pengembangan profesi, dan pemahaman terhadap wawasan dan landasan
pendidikan.
c. Kompetensi kepribadian dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
serta menjadi teladan peserta didik, dari seorang guru. Indikator dimensi ini
meliputi sikap, dan keteladanan. Dimensi kompetensi sosial dalam
penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan guru dalam berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Indikator
dimensi ini meliputi interaksi guru dengan siswa, interaksi guru dengan
kepala sekolah, interaksi guru dengan rekan kerja, interaksi guru dengan
orang tua siswa, dan interaksi guru dengan masyarakat.
Operasional variabel kompetensi guru secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Kompetensi Guru
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengukuran Kompetensi
Guru
Kompetensi Pedagogik
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, kultural, emosional, dan intelektual
Interval
Menggunakan metode pembelajaran secara kreatif
Menata materi pelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik
Menggunakan media belajar dan sumber belajar yang relevan
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar
Memotivasi siswa dalam pencapaian prestasi
Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
Mengadakan remedial atau pengayaan
Sumber : Diadaptasi dari Usman (2009), Surya (2004) dan sumber lain yang
relevan.
2. Operasional Variabel Kualitas Lingkungan Masyarakat
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengukuran
Kompetensi Profesional
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
Interval
Memahami tujuan pembelajaran
Mengolah materi pelajaran secara kreatif
Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa
Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi
Lingkungan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
lingkungan tempat siswa bergaul dan memperhatikan kejadian-kejadian yang
terjadi di sekitarnya. Gambaran variabel ini diperoleh berdasarkan skor angket
persepsi siswa terhadap karakteristik lingkungan masyarakat di lingkungannya.
Menurut Slameto (2010:70), Karakteristik lingkungan masyarakat meliputi
sebagai berikut :
a. Kegiatan siswa dalam masyarakat. b. Mass media.
c. Teman bergaul.
d. Bentuk kehidupan masyarakat.
Operasional variabel lingkungan masyarakat secara lebih rinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Lingkungan Masyarakat
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengukuran Lingkungan
Masyarakat
Kegiatan siswa dalam
masyarakat Mass Media Mengikuti perkembangan
media massa
Peran orang tua dalam mengawasi perkembangan media massa
Teman bergaul Memiliki teman bergaul yang baik
Mendapat pengawasan dari orangtua dalam bergaul
Peran orang tua dalam bergaul
Sumber: Slameto (2010).
3. Operasional Variabel Minat Belajar
Minat belajar dalam penelitian ini adalah kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar dalam belajar kewirausahaan. Gambaran
variabel ini diperoleh berdasarkan skor angket siswa terhadap minat belajar
kewirausahaan di sekolahnya. Merujuk kepada pendapat Safari (2003) ada
beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut :
a. Adanya Perasaan Senang.
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengukuran
Adanya ketertarikan Ketertarikan siswa pada mata pelajaran
kewirausahaan
Keinginan untuk mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan kewirausahaan Adanya Perhatian Memiliki buku
kewirausahaan
Memiliki konsentrasi saat pembelajaran berlangsung Memiliki kemampuan keras
Siswa dalam proses pembelajaran Kesadaran siswa untuk
bertanya Sumber : Slameto (2010).
4. Operasional Variabel Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian adalah pencapaian siswa setelah melakukan
berbagai aktivitas proses belajar mengajar di sekolah. Gambaran variabel ini
diperoleh berdasarkan hasil ujian akhir semester.
Menurut Muhibbin Syah (2012: 217), indikator hasil belajar yaitu :
a. Ranah Kognitif. b. Ranah Afektif. c. Ranah Psikomotor.
Operasional variabel budaya organisasi dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.4
Operasional Variabel Hasil Belajar
Sumber: Muhibbin Syah (2012).
C.Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber
penelitian. Menurut Sudjana (2004: 66):
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengukuran
Hasil Belajar Ranah Kognitif
Ranah Afektif Ranah
Psikomotor
Nilai Hasil
Ujian Akhir
Semester
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitas mengenai karakteristik-karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya.
Berkaitan dengan itu, Sugiyono (2009:72) mendefinisikan populasi sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan pengertian di atas, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Jurusan Pemasaran di kota
Sukabumi, seperti tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5
Populasi Siswa SMK Kelas XI Jurusan Pemasaran Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Se-Kota Sukabumi
Tahun Pelajaran 2012/2013
No Sekolah Jumlah Siswa
1 SMK Negeri 2 121
2 SMK Terpadu Ibaadurrahman 28
3 SMK Pasundan 2 28
4 SMK Pelita YNH 43
Total 220
Sumber: Dinas Kota Sukabumi.
Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak semua unit populasi diteliti,
karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu,
dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak
diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2009:73), bahwa:
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel dari populasi harus benar-benar mewakili.
Menurut Arikunto (2004:117), yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:73), yang dimaksud dengan sampel adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.
Menurut Riduwan (2010:65) Dalam penentuan jumlah sampel siswa
dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai
berikut :
n = Dimana :
n = Ukuran sampel.
N = Ukuran Populasi.
e = Persentasi kelonggaran karena ketidakpastian yang masih bisa
ditolerir (5% - 10%).
n =
= 142 Siswa.
Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian
ini adalah 142 siswa. Penarikan sampel siswa, dapat dilihat pada tabel berikut :
No. Nama Sekolah Jumlah
Sumber: SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Digunakannya teknik pengumpulan data melalui kuesioner sejalan
dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Dikatakan oleh Rusidi (1989:16) bahwa “ciri lainnya dari pendekatan survey explanatory adalah
pengumpulan informasi diambil dari sampel atas populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya”.
Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun kisi-kisi angket, sebagaimana terlampir.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang
digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban.
3. Menetapkan skala penilaian angket.
Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori
model Likert (Sugiyono, 2009) tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang
dari 1 sampai dengan 5. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket dengan menggunakan skala likert.
Tabel 3.7
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
4. Melakukan Uji Coba Angket
Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket
yang akan digunakan terlebih dahulu diuji-cobakan. Pelaksanaan uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket,
berkaitan dengan redaksi, alternatif jawab yang tersedia maupun maksud yang
terkandung dalam pernyataan item angket tersebut.
Dalam penelitian, keampuhan instrumen penelitian (valid dan reliable)
merupakan hal yang penting dalam pengumpulan data. Karena data yang benar
sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian.
Menurut Sururi dan Nugraha (2007:51), Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya
rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas
menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik.
Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS 20,
dengan memperhatikan angka pada Corrected Item-Total Correation, yang
dengan cara mengkonsultasikan dengan r tabel. Sebuah item dikatakan valid
apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Untuk uji reliabilitas dapat
dilihat dari nilai korelasi gutman split half yang dibandingkan dengan r tabel.
Berikut ini hasil uji validitas dan reliabilitas masing-masing variabel.
a. Variabel Kompetensi guru
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Guru
Sumber: Lampiran.
Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi gutman split half sebesar
0,937. Korelasi berada pada kategori sangat kuat bila dibandingkan dengan r tabel
0,374 maka r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa angket variabel kompetensi guru tersebut reliable.
b. Variabel Lingkungan Masyarakat
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Masyarakat
Sumber:
Lampiran.
Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi gutman split half sebesar
0,788. Korelasi berada pada kategori sangat kuat bila dibandingkan dengan r tabel
0,374 maka r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa angket variabel lingkungan masyarakat tersebut reliable.
c. Variabel Minat Belajar
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Belajar
Sumber: Lampiran
Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi gutman split half sebesar
0,889. Korelasi berada pada kategori sangat kuat bila dibandingkan dengan r tabel
0,374 maka r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa angket variabel minat belajar tersebut reliable.
E.Analisis Data
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi
frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada
masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata
yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS),
dengan rumus :
Keterangan:
= Skor rata-rata yang dicari.
40 0.444 0,374 Valid
41 0.472 0,374 Valid
42 0.708 0,374 Valid
43 0.491 0,374 Valid
44 0.634 0,374 Valid
45 0.518 0,374 Valid
46 0.360 0,374 Valid
47 0.586 0,374 Valid
48 0.606
0,374 Valid
Item No r hitung r tabel Kesimpulan
49 0.494 0,374 Valid
50 0.569 0,374 Valid
51 0.454 0,374 Valid
X = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk
setiap alternatif jawaban).
N = Jumlah responden.
Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 5 kriteria dan
penafsiran seperti di bawah ini:
Tabel 3.11 Kriteria dan Penafsiran
Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria
4,01 - 5,00 Sangat Setuju Sangat tinggi / Sangat Baik
3,01 – 4,00 Setuju Tinggi/ Baik
2,01 – 3,00 Netral Cukup / Sedang
1,01 – 2,00 Tidak Setuju Rendah / Tidak Baik
0,01 – 1,00 Sangat Tidak Setuju Sangat rendah /Sangat Tidak
Baik
2. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis meliputi uji normalitas,
dan linieritas.
Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors (Sudjana, 2004:466).
Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel
terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas
dilakukan dengan uji kelinieran regresi (Sudjana, 2004 : 466).
Ρx3x1
Ρ
Ρx3 ε2
Penelitian ini dalam pengujian hipotesisnya menggunakan metode analisis
jalur (path analysis). Seperti yang dikemukakan oleh Kusnendi (2008:146)
Analisis Jalur adalah metode untuk mengukur validitas dari teori mengenai
hubungan kausal antara tiga atau lebih variabel yang dapat dipelajari
menggunakan rancangan penelitian korelasi. Sementara menurut Ridwan (2012:2)
model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
Ridwan (2012:) Menjelaskan langkah-langkah menguji path analysis yaitu
sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural model-1
1) Hipotesis Model-1:
Terdapat pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap
minat belajar siswa.
Struktur Model-1 : X3 = ρx3x1X1 + ρx3x2 X2 + ρx3 ԑ1
2) Hipotesis Model-2 :
Terdapat pengaruh kompetensi guru,lingkungan masyarakat dan minat
belajar terhadap hasil belajar
Struktur Model-2 : Y = ρyx1X1 + ρYx2X2+ ρyx3X3 + ρy ԑ2
b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
1) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan
rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai dengan hipotesis yang
diajukan.
X1
Gambar 3.1
Hubungan Struktural X1 dan X2 terhadap X3 Model-1
Gambar 3.2
Hubungan Struktural X1,X2 dan X3 terhadap Y Model-2
2) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.
c. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Kaidah pengujian signifikansi : program SPSS.
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau (0,05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
X2
X3 ρyx1
ρx3x2
ρx3 ε2
X1
X2
Y
ε1
ρy ρx3x1
ρyx2
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau (0,05 > Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
d. Menghitung koefisien jalur secara individu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kompetensi guru kewirausahaan SMK bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen kota Sukabumi termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini
menggambarkan bahwa kompetensi guru kewirausahaan SMK bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Sukabumi berada pada kategori tinggi.
2. Lingkungan masyarakat siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
kota Sukabumi termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menggambarkan
bahwa lingkungan masyarakat siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen kota Sukabumi berada pada kategori tinggi.
3. Minat Belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota
Sukabumi termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa
minat belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota
Sukabumi berada pada kategori tinggi.
4. Hasil Belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota
Sukabumi termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa
hasil belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota
Sukabumi berada pada kategori tinggi. Terdapat perbedaan hasil belajar
kewirausahaan sebelum penelitian dengan sesudah penelitian, ini disebabkan
karena perolehan nilai hasil belajar yang diambil sebelum penelitian dilihat
dari Nilai raport Semester 1, sedangkan perolehan nilai hasil belajar diatas
diambil dari nilai raport semester 2.
5. Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap minat belajar siswa SMK
bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Sukabumi. Artinya semakin
6. Terdapat pengaruh lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa SMK
bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Sukabumi. Artinya semakin
kondusif lingkungan masyarakat maka meningkatkan minat belajar siswa.
7. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa SMK bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Sukabumi. Artinya semakin tinggi
minat belajar makan meningkatkan hasil belajar siswa.
8. Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa SMK
bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Sukabumi. Artinya semakin
tinggi kompetensi guru maka meningkatkan hasil belajar siswa.
9. Terdapat pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar siswa SMK
bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Sukabumi. Artinya semakin
kondusif lingkungan masyarakat maka meningkatkan hasil belajar siswa.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam upaya meningkatkan meningkatkan minat belajar siswa dituntut
adanya kreativitas dari guru untuk menggunakan berbagai media dan model
pembelajaran yang bervariasi agar tidak membosankan bagi siswa sehingga
bisa meningkatkan minat belajar siswa.
2. Kompetensi guru kewirausahaan di SMK bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen kota Sukabumi hendaknya lebih ditingkatkan lagi, misalnya
dengan mengikuti berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dan mengikuti sertifikasi guru agar profesionalisme sebagai
seorang guru lebih terjamin. Pihak sekolah pun perlu memperhatikan
ketersediaan fasilitas belajar di sekolah sehingga guru mampu menggunakan
fasilitas tersebut demi kelancaran dan membantu siswa memahami materi
3. Bagi pihak kepala sekolah, diharapkan dapat mengembangkan suasana yang
kondusif dalam proses pembelajaran, dan memfasilitasi kebutuhan siswa agar
minat belajar siswa bisa lebih meningkat.
4. Bagi pihak masyarakat, untuk meningkatkan minat belajar siswa agar bisa
meningkatkan hasil belajar siswa maka perlu adanya pembinaan lingkungan
yang kondusif agar suasana menjadi tenang dan mendukung keberlangsungan
belajar siswa sehingga membuat siswa yang tinggal di lingkungan sekitarnya
akan nyaman dalam belajar.
5. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat meneliti dan memperdalam
kembali permasalahan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja.
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Azwar,Saifuddin, (2003). Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Danuhadimedjo, R. Djatmiko. (1998) Kewiraswastaan dan pembangunan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Desi Irawati (2009) Pengaruh Kompetensi Guru dan Lingkungan Masyarakat
terhadap Minat Belajar Serta Impilikasinya terhadap Hasil Belajar siswa.
Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati & Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah, 2004. Kurikulum Berbasis
Kompetensi dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen Dikdasmen, 2004. Pedoman
Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Eptiarti Rahayu (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Ervianti Rulistiana. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Siswa
Mengenai Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Fuad Ihsan, H. 2010. Dasar - Dasar Kependidikan, Jakarta. Rineka Cipta.
Kunandar. (2009). Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lester D. Crow dan Alice Crow. (1958). Educational Psychology. New York: American Book Company.
Mohamad Surya. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.
…... (2013: 80). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
…….. (2004). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005.
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
Pintrich, R. P dan Schunk. D. H. (2003). Motivation in Education, Theory
Research and Application. New Jesney : Prentice Hall.
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.
Riduwan dan Engkos Achmad (2012). Cara Menggunakan dan Memaknai Path
Analysis. Bandung : Alfabeta.
Reni dan Hawadi. (2004) . Psikologi Perkembangan Anak. Mengenal Sifat, Bakat
dan. kemampuan Anak. Jakarta: Gramedia.
Rusidi. (1989). Bahan Bacaan Metodologi Penelitian. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Siti Suhaebah. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Siswa.
Suharsimi Arikunto, ( 2004). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
Sururi dan Nugraha Suharto. (2007) Belajar SPSS For Windows Untuk Mengelola
Data Penelitian. Bandung : Dewa Ruchi.
The Liang Gie. (2002) Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Undang-Undang No. 20. Tahun 2003. (2009). Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS). Bandung: Citra Umbara.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI Press.
Usman Effendi dan Juhaya S. Praja.(2008) . Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.
Usman, M.U.(2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.