1
“Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa
Pada Materi Pokok Koloid”.
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan seseorang di masa mendatang. Melalui pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun,dunia pendidikan tidak pernah bebas dari masalah. Salah satu masalah yang dihadapi sekarang ini yaitu lemahnya proses pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan.
Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Proses pembelajaran harus dirancang dengan baik agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan . Pembelajaran yang baik dirancang berpusat pada siswa (student centered) ,sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Proses pembelajaran yang hanya dengan metode ceramah kurang memberikan wadah bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran sehingga siswa tidak memperoleh pengalaman langsung yang mempermudah siswa dalam mengingat dan memahami konsep yang sedang dipelajari.
Selama ini masih banyak guru kimia yang melakukan pembelajaran dengan metode ceramah dan tidak mengaitkan konsep kimia dengan fenomena di sekitar kehidupan, padahal banyak konsep kimia yang bersifat kompleks dan abstrak sehingga siswa menjadi kurang berminat terhadap pembelajaran kimia . Bahkan tidak sedikit siswa beranggapan bahwa kimia adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini
2
tentu akan berdampak pada rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa. Rendahnya motivasi siswa dapat terlihat ketika siswa lesu dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Mereka bergurau dengan temannya dan bahkan tidur ketika pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran agar susana belajar lebih menyenangkan dan memudahkan siswa dalam memahami konsep –konsep kimia, sehingga motivasi belajar siswa pun meningkat.
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode praktikum. Kegiatan praktikum sangat sesuai untuk memfasilitasi siswa belajar melalui pengalaman langsung. Praktikum memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan gambaran dalam keadaan yang nyata tentang apa yang diperoleh dalam teori . Selain itu, melalui kegiatan praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar siswa terutama dalam mempelajari kimia karena siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan mudah memahami suatu konsep kimia yang diajarkan. Melalui kegiatan praktikum banyak aspek yang dapat dikembangkan dalam diri siswa baik aspek kognitif,afektif maupun aspek psikomotoriknya. Dibandingkan dengan kegiatan di kelas, kegiatan praktikum berpeluang lebih banyak untuk membangun interaksi sosial antar siswa dan antar siswa dengan guru sehinnga menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif.(Tobin,1990 dalam Fina,2013).
Metode praktikum aplikatif sendiri merupakan salah satu cara mengajar yang menekankan pada pemahaman konsep lewat proses mengalami. Penggunaan praktikum aplikatif, menjadikan pembelajaran kimia menjadi lebih menarik dan menyenangkan jika dikaitkan dengan objek nyata dan bisa menghasilkan suatu produk dari praktikum yang dilakukan. Melalui kegiatan praktikum aplikatif , siswa akan lebih menyadari bahwa kimia ada di sekitar kehidupan mereka dan pembelajaranpun akan lebih bermakna. Kegiatan praktikum yang didasarkan pada inkuiri terbimbing,
3
memungkinkan siswa untuk berproses dalam menemukan konsep sendiri, sehingga materi yang dipelajari dapat diidentifikasi , dianalisis dan disintesis , diuji kebenarannya dan disimpulkan menjadi suatu konsep. Sebagian besar materi kimia dapat diajarkan kepada siswa melalui kegiatan praktikum. Namun materi kimia yang paling relevan dengan praktikum aplikatif yaitu materi koloid. Materi koloid sangat dekat dengan kehidupan siswa seperti pada makanan(yogurt,susu,keju,dll), lingkungan (pemjernihan air, pembentukan sungai),serta kesehatan (proses dialisis pada ginjal). Produk yang dihasilkan dari praktikum koloid dapat siswa rasakan. Sehingga diharapkan setelah mempelajari materi koloid di sekolah, siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Selain itu, materi koloid biasanya hanya dijadikan sebagai materi hafalan, sehingga siswa kurang bahkan tidak menyadari bahwa koloid sangat erat dengan kehidupan disekitarnya.
Penelitian terdahulu yang mendunkung penelitian ini diantaranya : Ade (2013),dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dapat menarik minat siswa. Siswa dapat lebih memahami konsep laju reaksi melalui masalah yang berkaitan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari sehingga dapat lebih bermakna bagi siswa.
Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan di atas penulis ,tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran materi koloid. Adapun judul yang diangkat oleh penulis yaitu “Penerapan Praktikum Aplikatif berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid”.
4 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
b. Kurang tepatnya seorang guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran , yang mempengaruhi proses belajar mengajar. c. Penyampaian materi yang tidak dikaitkan atau diaplikasikan
dengan kehidupan sekitar siswa sehingga siswa merasa pembelajaran tidak bermakna.
d. Materi koloid sering dijadikan materi sebatas hafalan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa pada materi
pokok koloid setelah diterapkan pembelajaran praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing?
b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok koloid setelah diterapkan pembelajaran praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing?
(variabel bebas: praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing, variabel terikat: motovasi dan hasil belajar siswa )
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penerapan praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar kimia siswa .
5 D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca, antara lain sebagai berikut :
1. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi ,melatih siswa untuk aktif,kreatif ,berpikir kritis dalam belajar memecahkan masalah-masalah kimia dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar kimia di sekolah.
3. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
E. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 67 dalam Susi 2009) menyatakan bahwa “ Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara pada permasalahan penelitian sampai terbukti dengan melalui data yang terkumpul setelah penelitian dilakukan“. Berdasarkan rujukan tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran dengan penerapan praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing terhadap motivasi dan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok koloid di kelas XI SMA Negeri di kota Bandung
6 F. Kajian Pustaka
1. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan kondisi psikologis sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan demi mencapai tujuan. Menurut Sardiman (1996:35 dalam Sunarto,2009) siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat diketahui melalui aktivitas selama proses belajar, antara lain: 1) tekun menghadapi tugas, 2) ulet dan tidak mudah putus asa, 3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, 4) lebih senang belajar mandiri, 5) cepat bosan terhadap rutinitas, 6) dapat mempertahankan pendapat, 7) tidak mudah melepas hal yang diyakininya, 8) senang mencari dan memecahkan kesalahan soal-soal
2. Hasil Belajar
Menurut Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz (2006: 27) hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Menurut Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 1999: 22-31) klasifikasi hasil belajar di bagi menjadi 3 ranah yaitu:
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah ini terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek pada ranah ini yakni,
7
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2002: 39-40 dalam Susi, 2009).
3. Metode Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing yaitu salah satu metode inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada metode ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
4. Praktikum Aplikatif
Praktikum aplikatif adalah pengajaran kimia dengan menggunakan metode praktikum yang dikaitkan dengan objek nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Praktikum aplikatif ini lebih menyenangkan daripada praktikum yang biasanya dilakukan, karena siswa diajarkan untuk mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari untuk membuat suatu produk yang bermanfaat dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Metode yang dikaitkan denan objek nyata ini diharapkan siswa lebih tertarik, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar giat dan bisa lebih paham terhadap materi kimia yang ada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta bisa menumbuhkan motivasi melalui pengajaran pembuatan produk yang dihasilakn melalui praktikum (Fina ,2013).
8 5. Sistem Koloid
Selama ini Anda memahami bahwa campuran ada dua macam, yaitu campuran homogen (larutan sejati) dan campuran heterogen (suspensi). Di antara dua keadaan ini, ada satu jenis campuran yang menyerupai larutan sejati, tetapi berbeda sifat-sifat yang dimilikinya, sehingga tidak dapat digolongkan sebagai larutan sejati maupun suspensi. Larutan seperti ini disebut koloid.
Perbedaan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar ditunjukkan pada tabel berikut:
Penggolongan Koloid
Variabel Larutan Sejati Sistem Koloid
Suspensi Kasar Ukuran partikel
(cm)
108 – 107 106 – 104 103 – 101 Fasa campuran Satu fasa Satu fasa polifasa Penembusan oleh cahaya Transparan Tidak transparan - Penyaringan Tidak terpisahkan Tidak terpisahkan Terpisahkan Kestabilan larutan Sangat stabil Beragam Tidak stabil
Zat terdispersi
Medium pendispersi
Wujud koloid Contoh Gas gas cair cair cair padat padat padat cair padat gas cair padat gas cair padat busa busa padat aerosol cair emulsi emulsi padat earosol padat sol sol padat
busa sabun, krim kocok batu apung, karet busa kabut, awan, aerosol, spray susu cair, coklat cair, saos keju, mentega, jeli
asap, debu, cat, selai, gelatin, kaca rubi, obata-obatan
9 Sifat-sifat koloid :
1. Efek tyndal : partikel koloid akan menghamburkan berkas cahaya yang dijatuhkan padanya.
2. Gerak brown : gerakan partikel koloid yang bergerak dengan arah lurus,tetapi arahnya tidak menentu.
3. Elektroforesa : partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik, karena partikel itu bermuatan listrik.
4. Adsorpsi : partikel koloid bermuatan listrik karena karena adanya penyerapan ion pada permukaan patikel koloid.
5. Koagulasi : sistem koloid tersebut dapat digumpalkan denngan cara,
a. Mekanik : pemanasan, pendimginan, pengadukan b. Kimia : menabahkan zat kimia.
Pembuatan koloid
Metode dispersi,yaitu partikel kasar dipecahkan menjadi partikel koloid dengan cara mekanik (penggilingan,cara listrik/busur bredig), cara peptisasi (dilakukan dengan menambahkan ion sejenis)
Metode kondensasi, yaitu atom/ion/molekul dijadikan partikel koloid,dan biasanya melalui reaksi kimia:
a. Reaksi redoks, misalnya pembuatan sol belerang dan sol emas b. Reaksi hidrolisis, misalnya pembuatan sol Fe (OH)3 dan sol AS3S3
G. Metode Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah silabus, rencana pembelajaran, LKS, soal tes (pretes dan postes), angket, lembar observasi, dan lembar wawancara. Soal tes terdiri dari tes obyektif bentuk pilihan ganda, dengan penskoran jika benar diebri skor 1 dan
10
jika salah diberi skor 0. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif yang meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi atau penerapan (C3) ,analisis (C4). Sebelum instrumen tes dibuat,terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen.
Lembar observasi adalah instrumen yang digunakan untuk mengobservasi sikap dan keterampilan siswa dalam melakukan praktikum dan proses belajar mengajar .
Angket digunakan untuk menunjang data penelitian yang tidak bisa diungkap dalam instrumen yang lain. Angket disusun berupa pertanyaan dengan beberapa option jawaban dan ada juga yang beralasan. Pertanyaan yang diajukan dalam angket berhubungan dengan praktikum dan yang dapat mendukung data .
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan beberapa tahap yaitu pelaksaan pretes , pemberian perlakuan, observasi ,postes, pemberian angket dan pelaksanaan wawancara pada siswa di kelas eksperimen. Pretes dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran sedangkan postes dilakukan setelah pembelajaran. Observasi dilakukan saat pemberian perlakuan pada siswa berlangsung. Angket dan wawancara dilaksanakan pada hari berikutnya. Wawancara dilaksanakan terhadap perwakilan siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dari hasil pretes dan postes.
3. Teknik Pengolahan Data
1. Mengolah data pretes dan postes siswa ,sebagai berikut :
a. Jawaban siswa pada pretes dam postes diperiksa kemudian jawaban tersebut dibandingkan dengan acuan jawaban yang benar (kunci jawaban).
11
b. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban dari soal pretes dan postes yang telah dilakukan. Item yang dijawabbenar diberi nilai satu (1) dan bagi item yang salah diberi nilai nol (0). c. Untuk soal uraian penskoran berdasarkan jumlah tiap point
jawaban yang telah ditentukan.
2. Menetukan skor tiap siswa dan skor tiap butir soal
3. Menentukan skor rata-rata siswa dengan menggunakan rumus
Skor rata-rata siswa =
4. Menetukan skor rata-rata tiap butir soal. Skor rata-rata pretes dan postes untuk tiap butir soal digunakan rumus
Skor rata-rata =
5. Menetukan presentase ketercapaian hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus :
% nilai
6. Menghitung gain ternormalisasi dengan menggunakan rumus :
Gain ternormalisasi
Nilai N-Gain ditafsirkan berdasarkan kriteria peningkatan N-Gain berikut :
Tinggi = gain ternormalisasi > 0.7 Sedang = 0,3 < gain ternormalisasi < 0,7 Rendah = gain ternormalisasi < 0,3
12 7. Mengolah data angket
Dalam menganalisis data yang berasal dari angket berperingkat satu sampai empat, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut:
1). Sangat setuju menunjukkan peringkat paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 4.
2). Setuju menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan sangat setuju. Olehkarena itu kondisi tersebut diberi nilai 3.
3). Kurang setuju, karena di bawah setuju, diberi nilai 2.
4). T idak setuju yang berada di bawah kurang setuju, diberi nilai 1.
Rata –rata nilai tiap aspek =
(Arikunto,2006: 243 dalam Fina ,2013) 8. Pengolahan data wawancara
Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan membuat transkrip wawancara. Hasil transkripsi ini diuraikan secara deskriptif.
4. Teknik Analisis Data a. Analisis data hasil belajar
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu,
Zi
dengan : Zi =skor baku = skor rata-rata X= nilai rata-rata S = simpangan baku
13 2. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fischer,
Fhitung =
3. Uji Pembeda
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Jika dua kelas mempunya varians tidak berbeda (s12=s22), digunakan rumus t.
dengan
Keterangan :
X1 = rata-rata postes kelas eksperimen
X2 = rata-rata postes kelas kontrol
S12 = varians data kelas eksperimen
S2 2
= varians data kelas kontrol n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
S = simpangan baku gabungan
Jika dua kelas mempunyai varians yang berbeda (s1 2≠s
2 2
) digunakan rumus t’
14 b. Analisis data hasil non tes
Data hasil observasi akan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelaksaan pembelajaran dikelas selama diberi perlakuan berupa penerapan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Sedangkan angket dan pedoman wawancara setelah pembelajaran terhadap siswa. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia menggunakan aplikatif berbasis inkuiri terbimbing yang diunkapkan melalui dan wawancara. Dari hasil angket dan wawancara tersebut didapatkan informasi mengenai motivasi dan hasil belajar siswa, evaluasi serta saran terhadap penelitian yang telah dilakukan.
c. Analisis pengujian hipotesis
Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan uji parametrik untuk menguji hipotesis dengan rumus uji- t dengan taraf signifikansi α=0.05. Dengan rumus sebagai berikut
√ √
dengan dsg = √( ) ( )
Keterangan :
X1 = rata – rata data kelompok eksperimen
X2 = rata – rata data kelompok kontrol
dsg = nilai deviasi standar gabungan
n1 = banyaknya data kelompok eksperimen
n2 = banyaknya data kelompok kontrol
v1 = varians data kelompok eksperimen
15
DAFTAR PUSTAKA
Fajriani , Santi. (2010). Pembelajaran Materi Hidrolisis Garam Melalui
Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan
Kimia FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Handrianto , Prasetyo .(2012). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Motivasi Belajar. [online]. Tersedia : http://sainsjournal-
fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45907-PENDIDIKANFaktorfaktor%20yang%20berpengaruh%20terhadap% 20motivasi%20belajar.html [10 Juni 2014]
Herdian.(2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [online]. Tersedia: erdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri./ [9 Juni 2014]
Malihah, Memi. (2011). Pengaruh Model Guided Inquiry(Inkuiri Terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi.
Skripsi sarjana pada Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.
Masruroh, Kuni Hidayatul. (2013). Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI Pada
Pembelajaran Sifat-Sifat Koloid Mengggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi sarjana pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Bandung : tidak diterbitkan.
Qudsiyah, Fina Haziratul .(2013). Implementasi Praktikum Aplikatif Berorientasi
Chemoentrepreneurship (CEP) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Koloid Siswa Kelas XI. Skripsi sarjana pada
Jurusan Kimia FPMIPA Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.
16
Sunarto .(2009). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Listrik Dinamis Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Teat Achievement Division(STAD) dengan Lembar Kerja Terstruktur(LKT) pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Boyolali. [online] . tersedia :
http://disdikpora-boyolali.info/page/86/jurnal-penelitian.aspx . [10 Juni 2014]
Sunarya,Yayan dan Agus Setiabudhi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Susi. (2009). Pembelajaran Aktif Dengan Praktikum Dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. [online]. Tersedia :
http://susianha.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-aktif-dengan-praktikum.html . [9 Juni 2014]
Wulandari,Ade Dewi. (2013). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri
Terbimbing Untuk Meningkatkan Katerampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Laju Reaksi.Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan
Kimia, 1(1),hlm 19-20.