PENDAP AT AKHIR
FRAKSI KARY A PEMBANGUNAN DPR RI
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENT ANG
llUBUNGAN LUAR NEGERI
Disampaikan oleh :
Pro(A.MASYHUR EFFENDI, SH.MA
Anggota DPR RI No. 296PENDAPAT AKHJ:R
FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN DPR-RZ
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
HUBUNGAN LUAR NEGERX
Disampaikan oleh : Prof. A. Masyhur Effendi, SH. MS. Anggota Nomor · A-296
Aaaalamu~alailrum Wr. Wb.
Yang Terhormat Saudara Pimpinan Sidang,
Yang Terhormat Saudara Menteri Luar Negeri, aelaku Wakil Pemerintah beaerta Jajarannya.
Yan~ Terhormat Saudara Anggota DPR-RI, serta para
hadirin yang berbahagia.
Sebagai umat yang taqwa kepada Tuhan, izinkanlah kami Fraksi Karya Pembangunan dalam mengawali Pendapat Akhir ini, menyampaikan puji ayukur dan terima kaaih kehadapan Tuhan
keaehatan, kekuatan kepada kita aemua, sehingga kita dapat hadir dalam rapat Paripurna DPR-RI yang cukup penting pada pagi hari yang cerah ini.
Lewat forum yang terhormat ini pula, marilah kita tetap memohon petunjuk kehadapan Tuhan, agar kiranya kita -bangaa Indonesia- kedepan dalam lintaa hidup antar bangaa dan negara, dapat menjadi kelompok bangaa dan negara yang aemakin diperhitungkan.
Diperhitungkan -tidak aaja- karena dapat mengatasi
kemelut masalnh dalam nep,eri yang berkepanjangan, yang telah
memmjukan titik-titik tcrang, baik lewat pendekatan budaya, politik, ekonomi maupun hukum. Juga telah memiliki seperangkat aturan hukum berupa Undang-undang Hubungan Luar Negeri yang relatif len~knp dalam pergaulan internaaional. Disamping,. dukungan para diplomat yang -tidak aaja- dalam jumlah yang
Profesional
cukup, -tidak
tetapi juga aema.kin profeaional. aaja- dalam arti "academic profesionalism", aekaligua 11
skilled profesionaliam". Insyaallah, "pamor" Indonesia akan aemakin terang, amien.
Dalam persaingan internaaional dalam berbagai lini dan aspek kehidupan yang semakin tajam, dengan muatan -tidak aa.ia- klaalk dan konvenaional, miaalnya maaalah tapal bataa, "keberadaan.. auku bangsa minoritas, hak menentukan naaib sendiri dan aebagainya, -tetapi- kitapun menghadapi pula masalah-masalah aktual lainnya. Hal yang terakhir ini, antara lain, berkaitan dengan lingkungan hidup, perkembangan Iptek, perkembangan ekonomi global, sampai pada masalah
aro.~"md ~u"tu nat=1ftrn kAronn mompunyni
kekuatnn
drmkak1v1um
yang melimpah. Hal-hal jni perlu pendekatan terus menerus.
Karena itulah, di era informatika, yang berciri dan dibarengi dengan kecepRtan informaai dalam akala global; dnegan dimilikinya undang-undang yang mengatur hubungan luar negeri yang relatif utuh, aerta didukung diplomat yang handal -sebagaimana harapan yang dimuat dalam undang-undang ini- kedepan diharapan, kiprah pelakaanaan politik luar negeri akan aemakin mantap dan terkoordinisi lebih baik,
karena pijakan hukum bagi para diplomat dalam membawakan aapiraai bangaa diluar negeri aemakin jelaa dan kuat, diaamping kordinaai antar departemen aemak.in jelaa.
Saudara Pimpinan, Saudara Menteri dan Para Hadirin Yth.
Keterangan dan uaulan Pemerintah mengenai Rancangan Undang-undang Hubungan Luar Negeri yang diaampaikan oleh Sdr. Menlu pada tanggal 6 April 1999 aangat tepat waktu, mengingat aelama ini, Deplu belum mempunyai Undang-undang Pokok yang cukup kompreheneif dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri, aehingga -sering- terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya_ Disamping itu, dalam
hubungan internasional yang aemakin
menghadapi komplek,
tatanan adanya kepaatian hukum dan pengaturan wewenang yang jelas dalam menetapkan kebijakan politik luar negeri menjadi lebih terjamin.
Hengingat pula, eifat hubungan internaeional eelalu
menMalwnt perubehnn dan pflrkembansan terua menerue,
yanskadang-kadang cukup optimistik/poaitif sering pula peaimiatik/negatif, -bagi
negeri dalam kerangka
kita- pelakaanaan politik luar hubungan internaaional, pada hakekatnya tetap mengacu kepada amanat Pembukaan UUD 1945, antara, lain ikut melakaanakan ketertiban dunia atas daaar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan aoaial, sehingga langkah politik luar negeri kita aelalu poaitif.
Hal ini, eeauai pula -kata Friedmann- yang men.ielaskan bahwa hubunRRn internaaional mempunyai dua segi, yaitu "The lnterest in preservation from destruction'" dan "The interest in the preservation of common resources".
Karena itu, di dalam pembahaaan antara Komiai I bersama-aama dengan Pemerintah, walau aekali-kali tampak alot dan kadang-kadang bertele-tele, maaih tetap dalam rambu-rrunbu dinamika demokrasi. Dengan dilandasi jiwa, semangat dan raaa tanggung jawab beraama demi '"keragaman"', kesatuan langkah dalam pelakaanaan politik luar negeri Indonesia kedepan, tugaa ini dapat diaeleaaikan dengan tepat waktu.
Saudara Pimpinan, Saudara Henteri dan Hadirin Yth.
Undang-undang Hubungan Luar Negeri yang aegera kita aetujui ini, aplikaei dan penerapnya ada dalam tanggung jawab Sdr. Henteri Luar Negeri beeerta jajarannya, karena itu ada beberapa catatan, kiranya mendapat perhatian
Saudnrn.
1. Politik luar negeri kita yang menganut prinaip bebas aktif, aebagaimana dimuat dalam paaal 3 dan dipenjelasannya, hendaknya amanat almarhum Bapak M. Hatta pada tahun 1953, pel.etak daaar politik bebaa aktif kita, tetap mendapat perhatian para diplomat kita.
Dikatakan, bahwa inti politik luar negeri kita, antara lain adalah : politik damai, politik beraahabat, politik menghormati hukum internaeional dan Piagam PBB, politik memperhatikan ekonomi rakyat, politik anti penjajahan.
Dengan demikian, -aebagaimana dijelaakan dalam penjelasan paaal
bukan
3- bebaa aktif, bukan politik netral, dalam arti pule. "a neutralised State", "neutralisation"", ataupun "neutrality" -aebagaimana dikemuk.a.kan
tetapi -mungkin- padanannya "neutralism.. atau aebagaimana diainggung dalam aalah aatu pasal undang-undang ini.
Strake-GNB, dalam
2. Hubungan antara Pemerintah cq Deplu dengan DPR, -yang sudah erat- akan aemakin erat, karena di dalam beberapa pasal yang terkait dengan pelaksanaan politik luar negeri, aelalu berhubungan dengan DPR. Dengan demikian, pemikiran lebih lanjut dalam rangka penjabarannya perlu dicermati beraama.
3. Perlu antara
dikembangkan mekaniame hubungan Deplu dengan departemen lain,
dan kewenangan ataupun lembaga negara lainnya -khuauanya- yang terkait dengan maaalah luar negeri. Dengan demikian, maaalah kewenangan akan aemakin terbuka, kiranya hal ini akan mendorong -aecara makro- dikembangkan pemikiran materi Hukum Antar Wewenang
dl P'nkul
t~naHukum.
4. Diharapkan, kiranya jajaran Deplu aegera pula memperaiapkan beberapa .~ aturan pelakaana dari Undang-undang ini dalam berbagai aapek, lebih dari 8 aturan pelakaanaan -baik berupa Peraturan Pemerintah, Keputuean Preaiden diumumkan. maupun Dengan Keputuaan demikian, Menteri-aturan yang menunggu pelakaanaan yang merupakan hukum positif aplikatif ataa hukum positif ini aegera terwujud.
5. Kedepan, meliat pentingnya peran dan
,,
fungal diplomat, -kiranya-., I. I;..-_ _ _ _ pembibitnn ..,... dan pengkaderan diplomat yangselnma ini sudah diadakan, -kalau perlu- ada penelaahan
ulang, schingga kita memiliki para diplomat yang ulung.
Knlnu dulu, kita mengenal diplomat blok Timur terkesan
an~ker, diplomat Barat terkenal terbuka, Iha bagaimana
diplomat Indonesia. Karena itu, kita yang beberapa waktu yanR lalu mengenai iotilah diplomaai kebudayaan dapat dipikirkan ulang.
Saudara Pimplnan, Saudara Henteri dan Hadirin Yth.
Frakei Karya Pembangunan -eetelah dengan sekaama
mencermati keterangan Pemerintah, jawaban atas berbagai
pertanyaan, diakuai antar frakai dengan pemerintah, aampailah kepada aatu kesimpulan bahwa Rancangan Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri ini dapat segera disahkan, demi terwujudnya pelaksanaan hubungan luar negeri yang lebih harmonik dan maju.
Akhirnya, Fraksi Karya Pembangunan DPR-RI menyatakan Menyetujui "Rancangan Undang-undang Hubungan Luar Negeri diaahkan aebagai Undang-undang
RI
11•
Sebelum, kami mengakhiri Pendapat Akhir ini, perlu kami sampaikan terimakasih kepada Pemerintah yang telah dengan sabar dan bijak melakukan diskuai dan lobby dengan kami. Demikian pula, raaa terima kaaih, kami aampaikan kepada fraksi ABRI, frakai PPP dan frakai PDI yang telah menunjukan
kerjaaama yang baik di dalam membahaa RUU ini, aemata-mata demi kepentingan bangaa dnn negara. Demikian juga kepada ataf Sekretariat Komiai I DPR-RI yang telah tekun memperaiapan keperluan aelama pembahaean
RUU
ini.Last but not least, kepada aaudara wartawan media cetak dan elektronika yang meliput dan menyebar luaakan kegiatan ini ketengah maayarakat, kami juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih.
Semoga Allah SWT meridhoi kerja kita beraama, Pemerintah,
DPR,
Wartawan dan para hadirin dalam melaksanakan salah satu tugas/hak konatituai kita, demikokohnya negara pereatuan yang kita cintai bersama. Amin Ya Rabil Alamin.
Wabillahhi Taufik wal Hidayah,
Wassalamu~alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 27 Juli
1999
Frakai Karya Pembangunan DPR-RI
FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MPR I DPR- RI. NUSANTARA I JL. JEND.GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270 W (021) 575 5991-5756130-575 6131-5755990- 575 6180- FAX. 575 6181
---·--- --- -- ---~---·-· -···--- - -- --- - - ---·---·---·---·---···---- . - -
---I)l·~~),·11111""~).1·1.,·-,··.· ·, .,-1. T1·1·L1 B~c0··r, ··~·-:-·::~ ..,-·,irYi> I)Tl · 0·1,'\..<.: ,_; ·1:"11iJ-~1 ICl-11 ~ ·•
_ J, , .• ..11 . .,,1 , 1 (Ll.: • . . . . ,,,, · ' - - \. , >..J. • • · l l ' - . ,_,1J,,,,. , , , , , ,
c· ~ Ll'1 rl···1 ~ •. ;,,)~1"": , .. "._)'-: -.- .
" , ) C< \..l .; i ,_, .1. I l IL j } l d Q. L ; •
. :·)aud~1:·~1 iVi·...::":(1.·i '. ~ ' [ .. ... ~g~ y ·=-1·1' .- '.. ut.,,.:_),~.,. .
. . D')l) , ' T " .l\11guo !·<.) I ' - .' :\,1 r ·•"tl ''I" :). - ' .. :. • b l~·· l '- . . . ; \Ji v. , .. ·' ·JI .. _: ·'i .. .. !:1ya.
~·-·.
·->1rn-Saudarn Anggc
-~:_;PR-RI clan
hac: : yangterhormat.
Seg~-:l:i
:)uji bagi Allah;
TE'.1,~11Yang
lViz:'.12~Pengasih tanpa pi1ih kasih,
yan.::
:-Ja;1 rnernberikan
kJ<:-i
sayang-Nya
k,~:::::~c1akit,:, sehingga k>·
:~:-:i·,1ua' '.... Ja11 t'.:.1··1··11a ,,..
l.;1,,.:.(-t} ( ;..,. i . :-... , ... .·~2rni
sampaikan
:\> . ::,ja Pirnpin2nRa_':·: . ,. ...
anpurna~ • 1 -i
_A._;1f10cnKan !(eSe!·1·1.~.;c.:.um
Fraksi
-.• :1.)-.~~i t
A .... \ -~ • ...
. ~ ...
' . '
~· ... _. ~ •. l, J .. ..:_ ... i. Demo:<.·
·~rngan
U11drn1g-unc:: _,
::,1. Dcn!iki .Cj; . II '111. Terakh~: k~ -~· ·.; .. rl;!.;ll Y"l\.)O tr~1·1····, .. · -·· . . . '. \. l • ,_ <:) '-' •• 1..,. • •.
DP.·
·f·.~i l<e.lrena :~. • !.,....,-. ', .. (;; l l...- ... ·: r ... ,-:tel ah
1 ' mse·l:: · • ' ~ t . . ·~m:iy:; '"'~'IT1:~.a·· l1'"'0 ' ' · · · j~'v • u (t;)C:;. "''f ·~-•'"I · •. J·(;.: .. ,.'' .·. ~ (:;·i-:, Ct~iL:.
r;
~~:_i ~( .. L ~ ~ ;~·>~:_ ~ :, -. y· ·~ .l ;_~; v'""·~, ~ ..,,.. ...
1.:l:..;: •.•. : .. :
yn1:.'::
b::~·sangkutrm,
tinggal
... ·:.:i11bcra1"'.i~.-11 ole1~ 1...• "' ... -. ... >· .. v.'.)1,J.C -~ri'.:>1 .... 1 a·',..~ C:~li l' ;,. '/ '1'"'t'7' .· CU "-'•.:.Stkretar:s
, . . : .. ,.:_~ Ulc!.JL:K:i.
>·ang clisyaratk(:.... cler
gan
persen:j.DPR-R~
..
· .. ·.·,·'.1' .. ·.·Ll.ll se··t·.1..-~ .. ·1,rc111'1· . ,,.-.,l·."1 n···'1I .. •..,;! ;, ._1,.,t l<t2>•.!11,
mengadakan ·n cengan
CL,_: · '. · · ·.... . . . i ; .-..:, '°' b G·"'t1·· ·. '-l d
1
ai· ·i·1" > · 1 L~;.:1J arnar: a tau utang
: 1;;tapan Anggaran .J,~ndapatan de::11
' I . -,
·-·"·,au lt:(·rnpe-iL:~~-,. ~.:·. l°~·i1G<:1>-~
< ''" ,...,,. (.I·_.· \.1 ~!JUl :.r ,... . CU :·1 (ll"US1..:: '-:·: ·. .' ':'~ ... . -..J ~ .... ,' :. :,· '-1--·~ ..._ / I • A ~ ·.,•' 1 '· _ ·-· .. -. ,._ .,. , ~--· -~< ... · .. j. ~ l >.:·.r ~ c :,.·: ~--~ ·~ . ' .... ". ·, \.
'-' : i • i i: •. ~ ! I . ". .. : : , " ' ·;·~·11·~11· L1t011g ]., ... . • .J (., •• I ' I L (L L ... ~ .. "; ... ·D1 at le1"'· ·~ ·· .. i·' 0_1 (. i • u.: . . c\.· .. l ...:i11en, dapat r.1.: .. · 11-. ,::., · " .·~ .-. , ... o~·--·etllJ 0 LL81 · .. I(..' ' ,. . (~ tJ' l l j.J v l ;) ~ • ~· i --· . '
..
,
,_, l"I yq1 .. ,g '·a· i( 0·1 ··':.
: . ._.,v1 ! (L& • l l " ' · ' ' -.. -.. - '<·11-it··111 ~ ... : ', .. ~. -.:..~ l J ' (.. j .kan pc1janji?.~-· "' . : ~) \.: ~-~ .. }I:;!< ~·~uu Pasal l:fj. ., ' · ' " ' • ! • • • ...._ l 1 ' , j I 1 : ' .. !: \ :·1 " ' .' 'oe'.C'.'·;r·· ':l 1.- ... ··.:. "v~ ... !.lc\., •'-'···• '-.,, .... ... ..:pen: i ... Pcmbuknan .'; ... ,
.
., ... i-'-~· • • diplomatik i. : ... ,.,, .. :,, ... ! ( ICL\....1;::_(1. t\d.1d
1. SC ... . I I) ·, '0 J I . C" . ' . · ' t· rl ll (11' n 1 · • ( . j ' ' '· • I ' ( i ( • <l l t.: ~.': '• .. .. ;<_. •,.1.) . (' ionna I . 1t::~~~ 1 w1mmg-dr: ..J.
IvL· .
~::pdvv·akilan
~.memoerikan
pengayc ...perlindungan
,-·' r- - '"'··~ ;. ~~l;. -
bantuaa lmkurn
c ..
~ warp:1negara dan ayL:t
1
r, r;·-, \...:.G.lA
• ' , - . I . I . , ..I. / : • ·. \l
I ' ' .,
: .... :rn11g pcm::. , ... <~-~:1 :~~~~;:c 1.)a:~:
.i ...
~.Ji. i ~~~~'
Luaar
l\ q ··~·:.. ; 'I D0 11ll11.... _.. \... • • \ ~; l . . ..._,," i C· ' ,
·:bat Fungsi
OG~ ·,_., o l ., ,.1 -\ ..•. ; D., .. · . . , . ·N· -. ... ;
. , J 11.=- ) CI d S d I <..,: ; . " '-• .:_ ~ ,, 1-V ell 1 •.:, g Ct l
latihan khusus w~
....
c : - ~:tug:.:s di'. -~.:
.,
I nduiiCsi::i 1 ,,. ,,, : t( <: ~' I,~ _.:>~;k r-:~ .·i~:.-.. ~~s
~~! i~~ -. ~·~(.l"C~.-,I I l \i 1"11 • j ,:--._ \ . ( ( l h~:ij
cl<'! s ~ ll 1 r),1~:<~: ~ 31.\ ), ( " \.. ·'· sc;l.1 J .... ,. p~~l1\dl..,;.,, .c~an Presidcn, r:~ · .. ~::Gpun pcngangl<u:.
"I\.:.•
.~ ""~'~'\..,. •• # \ ~ ... ~ . . . .
1 . 1 l . ' ' ' ·· ' I
. ·1 1L10· lll)<"an .. 0 - · . . . -.:~r1 ('' '->·r·•)" .,.
.. :. ,1 !};<.:. !.! IL!a~ i~',.Jt;;v.: _._, LJ,\. .. al!.::,S
:'-::ngikuti
I)" -.,-1 .. ·,. _. . . . ..t· l;...clu.:1.. .. ,.-.. .... ~-; (~ ;.c.ct: r11... la""·i U•<C:i-i 'hr--1 '.·.·' ... • 11:~;: -,_~~-. .._ - '·.· ... :: _,
ltu pun, F
LT, .. ,...! •• ; :· , ..• ··. 'r t"::i.rl
~.,..,...,...
i ld\..:11 . . _· ~-~~:0 e. 1or.1.c~l ,.-: ~.-;' · ... ~ c .. , . ..,, ~ ~ pemrn~. .Ht.~:: ~:: .-j .asa1al1l\::.perlu L< konsultasi
dan
: .-~ '. .. ·7 .. ·' - i \" .__,_. .... •. -- Cl.:111 . (' 1 \ \ ... /;' \ ' ) ,'. J.
)
:
1~unsicleran~·· ..
~ ... JV i;._"'(·'·L1)l1i 'ti···111 a\.t..., ''nc11\ · f-" ····n·cr'l"'1 ' · · ·...1 ••· .v.l."'Qt;-l 1 .... ~( .. ~!
'' ,. J. ·1d'1!1°-Ll1~ ( b "~'-'-t• ··: '..., ., ::. , ""::; ·;
.-:etentuan yang men
- ... _"!.: .. ~ .. -... -· ... , l . -~ ,_: ... __ ;..; __
..
,_· . ..: ..
.
a11g-t:11c:z~ng ' i:a; c.~-- :: ... :"' c .. l • -~ •• / ... J ..:_""•. -... .1. ·-·· -' ... .. . ::ara mcnyc!urcL". · .. , ....c .. :;rpaau
·~
mencakup
seh~:-..··-···"'-.:.::
:.:i pt:njabaran .. ::rng berkaitar1. • • ! '
ll l1. 1'-:
1·1e11g1e1·1·'11· IJC111b··r>··- ... - .-~,. .. .., . .,~11ges·-:-'·· ~!~ "-- t..'- . Li.Ci..'".:.. ... cu .. :.}v c.~'-.h·
. -~·--1,..,,. .,,"r1·. o· t·-..- ,:::.1· -7.; .. ·:·:
. ;1;...u .• i:~.:.-d1•~a110 e~s...,, ... .
•. ) ,_:, ... • 1.!:11 d·-:.11P~l'11 '~1'°''" · .. ,,-1-i·:··ra'' 10·'"'~1\\'a T~· .,,_.~. "" 0~ '\.Cu_;·"··"··~·• -) Cl• c __ ._ ,- ,.. . ' ~ ..., ..
1
. 1 ' . .
( ld \.ii; . . 1.,. 1,,[i • . :.<:.!ll · · ... ''1·rla111r \.~ ' ' - ' b-l, ... d.·.0•_ 1·: ~n1 -·• : .. l; a11 • 1· ·11.·rer• • 1,·.1 ;;.; '-<--· c: ~ ,· ·_: · · _:.· .·,. ~ : 1 __ .. ~(:~ t· ld i ••
de1...,
t,...,C .. o .. ~ -l.. J ,.J "--""'
. _·, -; ~- .-.-~~ ... ,1 :t '',, -_,_ "\ ... , - ·· 1 ., , ' - . , .. - .
.... .... .., (...L :..i~~:.l<:' ·~.: ·\. .. ·· '-1~ ...
Indonesi2. tidak
dapLt :><sahkan dari
; .~(~;, . .S~.r)Si
d
. . . .
.. ·1 .. ,,.-,1p1s,1l .. '.r.: . j'(~, :-. ~.:·. ' ., ·1 , l '-' '.'-'u."1l 1 ll1''~~. ri~
.~ ...
. . :pat clinilai
clcnr, .
:.:idik.,
burLLk,
bijai<
,;
. · a \. ··t:;
I'('\' .. ·:·
.~, \.v.)'-•· :l
dan sebagainya. K:::.}ifr1at
(ieklaratif
rne11jad! obyek 1ogikn clan dapd dini>.,;dengan
benar a:au salah. Ber.;:;;: ?.~au". !11J a LI 1 • .. -
..
,,. -.~'' ' . . :..iC1d ,, .. , ··'1 J-~~ ..:i1·l·l1,.· il,.a-
i1 " -. · · 1;,~··'r
d·1·1°1·')'1 •' ·'· U c \.l \.,. c., ... j . i ... ? (.~ (U,,0 "a1n ·11"ya .) lCJI. I ... +··r~--,ir i·1~1,. ,],,.,_.-... ~ d~c.~h. Cl c.. \.t~.:.\. , •• , . . ,·-,' ·I-,;;' ll; ·I:• , ... "'.t..i."' a..L~l I-Isl i...1,,. •• • .- • ( !., . . . ...; " .. · ... ; ~ ... negeri SC~-:. ... -;.~ -·kc;· .i .:::;nan nasional k;;:::: ... ~L mu11cul kemu;
>· .. :
setclah adanya h~:-:. .... _;an 1u::ir. I 1
. -
.
l b·
1
·
.
1, T
negen nc 01ws1a. Ju.'.;: ...
.:..anegara
yar:g p:.:·~· .. yam
ungc1n \.laf negen, pam:~::.:l.. ~·1 1,edt1q p1·p11·11·s·"-.. ,c:~ 1\. · I .. C1 v L·~
"·~ ... ., '
,-' ... ~ ~ ' ... '• .... ~ ~
,. .
,:zu :.mat 1a-:pi::~·~.
' .. -; .;.·r ._)~ ..
ba" b
1l 11e11g<r: 1 •• ·: .. · l b"' .. .. _,,·: '"'+ :(.:u<..t ;, n .. I ang - t. '·i ~,.., ~;< •. i '
Sauc... .:~ . .::-~ua,
c:
a Lt -i ,~ · ~ l.c.11+e1·1· Lt1a1· N"-v '- ~~ ~.~ .... ~ l I 1 v l • 1.; .. ,;;serta jajarmmya,
I l , ~ t .J \,,." • •, j:.
nose1nat~k.• • • , , .. • 1 ) --111 I-' i· ·. • , :. •. : • I l ; "- ( i j ( .) • ~ l ,. , .. ql"'l ! ' 1~11. I1"Cl1''''~'11'·'·'· .)\.. 'vC.L ( 4'.::J J 11 ) <ll< 1\.<l:. 1 1·· .':'
.. .:sia drn1 umat
L:; .. . • ! • : I , . l: 1'1 ! ~ 1 (: 1Lri·<1 ri1 (: ~ ; i I _. • ~) ~ 1(-' , _,, I , ,, "l' 'I t.i./ ·· .. '1,,1) ...
~-;1en_pc1d ... .... . : '":Iberkati perjuangan kita untuk ban.~
A •
r\ i 1 ·11 C 11 .
.1 cH<arta, I 3 Rao 1 u;, . ( : , i :fi. U H
27 Juli lS>j
P .. "\ ,fDl :... T A } y .:'Lv.u 1~ru'-! ~' . . ... j ""', C'·l '. • Cl1c.< .•. : . ch:tai ini .~7·,·~, 4 K1~T
PERSA
·-~~~;-
.'.\·;\r P~iVIBANC: ·.·.-.~-lN DPR-RI
,._ ... ~-.I. ... '··. - ~ ..,I.. {1... ~ --4.. . ... .),.../ ..J \._i ... . . . 1..
K ~tu
a,
509 {PA-HU5LU}
\\.U·· .. 0ekretar1s~
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA
Sekretariat : MPR/DPR-RI, Nusantara l, Lantai XXI, Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta 10270
tr 575 5908, 575 5858, 575 5867, 575 5868 Fax. 575 5905
PENDAPAT AKHIR
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA TERHADAP
RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG
HUBUNGAN LUAR NEGERI
---·---·---Dibacakan Oleh : Y .8. Wiyanjono, SH. Anggota Nomor : A - 424
Yth. Pimpinan dan para Anggota Dewan,
Yth. Menteri Luar Negeri dan Jajaran Departemen Luar Negeri,
Segenap Hadirin yang k~mi hormati.
Salam sejahtera untuk kita semua,
Puji syukur ke hadirat Tuhan, kita masih diperkenankan hadir dalam Rapat Kerja
Komisi I hari ini, untuk pembahasan terakhir di tingkat UI mengenai Rancangan
Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri.
Fraksi
POI
mengerti dan memahami letar belakang dan urgensi dibentuknyaUndang-undang tentang Hubungan Luar Negeri, sebagaimana telah disampaikan oleh Pemerintah lewat Menteri Luar Negeri. Bahwa kebijaksanaan, kegiatan dan langkah-langkah hubungan luar Negeri selama ini didasarkan pada landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional Undang-undang Dasar 1945, dan landasan operasional TAP
MPR mengenai Garis-garis besar dari haluan Negara, serta berpegang pada prinsip
politik Luar Negeri yang bebas aktif . Praktek-praktek kebijakan Hubungan Luar Negeri dan Politik Luar Negeri tersebut belum dikukuhkan dalam bentuk Undang-undang. Sedang perkembangan Hubungan Luar Negeri semakin intens, apabila memasuki millenium ketiga hubungan antara bangsa saling ketergantungan dan keterikatan akan bertambah besar, baik regional maupun universal. Oleh karena itu demi menjamin kepastian hukum bagi kebijakan-kebijakan yang diambil dalam penyelenggaraan Hubungan Luar Negeri dan Politik Luar Negeri perlu dibentuk
dalam suatu Undang-undang. Dengan adanya Undang-undang tersebut
penyelenggaraan Hubungan Luar Negeri diharapkan lebih efisien, efektif, terarah dan terkoordinasi.
Fraksi POI sependapat dengan Pemerintah mengenai 4 (em pat) pokok pikiran yang melandasi Rancangan Undang-undang ini; yaitu :
1. Sebagai konsekuensi dan pemenuhan Negara hukum diperlukan kaidah-kaidah bagi para penyelenggara Hubungan Luar Negeri.
2
2.
Penegasan Hubungan Luar Negeri untuk melindungi segenap bangsadan
tumpah darah Indonesia.
3. Penegasan Hubungan Luar Negeri harus diabdikan pada kepentingan Nasional dan pencapaian tujuan nasional.
4. Menteri Luar Negeri, sebagai penyelenggara tugas umum, Pemerintahan
dibidang Hubungan Luar Negeri dan Politik Luar Negeri, perlu didukung aparatur penyelenggara Hubungan Luar Negeri yang handal dan memahami, baik institusional, fungsional maupun profesional.
Pimpinan Dewan dan Rapat Paripurna yang terhormat;
Mencermati pokok-pokok pikiran yang menjadi pertimbangan, pembuatan
Rancangan Undang-undang dikaitkan dengan konsep Rancangan Undang-undang, Fraksi POI berpendapat sebagai berikut :
1 . Secara keseluruhan sebagai pengukuhan atas praktek-praktek dan kebiasaan
Hubungan dan Politik Luar Negeri, muatan Rancangan Undang-undang telah cukup memadai. Namun semangat reformasi kurang dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung peningkatan peran Departeman Luar Negeri. Dengan sangat hati-hati Departemen Luar Negeri sebagai penyusun konsep Rancangan Undang-undang menempatkan dlrl pada batas-batas yang sangat prinslpial, sedang Fraksl
PDI beserta fraksi-fraksi lain cenderung untuk manempatkan Departemen Luar
Negeri c.q Menteri Luar Negeri lebih berarti sebagai pembantu Presiden,
dibandingkan waktu-waktu terdahulu.
Dalam konsep Rancangan Undang-undang Menteri Luar Negeri sebagai penerima limpahan kewenangan Presiden dalam penyelenggaraan Hubungan dan Politik
Luar Negeri (Pasal 6 ayat 1 dan pasal 28 ayat 1) bertugas dan berwenang antara
lain:
a) Mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu demi dipatuhinya ketentuan-ketentuan tentang Hubungan Luar Negeri (Pasal 6 ayat 3).
b) Mengkoordinir penyelenggaraan Hubungan Luar Negeri dan pelaksanaan Politik Luar Negeri ( Pasal 28 ayat 2), termasuk ketugasan pejabat lain yang ditunjuk oleh Presiden untuk menyelenggarakan Hubungan Luar Negeri dibidang tertentu (Pasal 7 ayat 3 ).
c) Dapat mengangkat pejabat Departemen atau Non Departemen,
untuk
ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia guna melaksanakan tugas-tugas yang menjadi bidang wewenang pejabat yang bersangkutan atas usul pimpinannya (Pasal 8 ayat 1).
d) Memberikan pertimbangan pendirian lembaga kebudayaan dan atau promosi Indonesia di luar Negeri (Pasal 11 ayat 1)
e) Memberikan pendapat atas Rencana dari Lembaga Negara, Lembaga Pemerintah baik Departemen maupun Non Departemen yang akan membuat perjanjian lnternasional (Pasal 13).
f) Menerbitkan Surat Keputusan Mengenai Pendidikan dan Latihan bagi Pejabat
3
g) Menerbitkan Surat Keputusan Mengenai Tata Cara Pengangkatan dan Penempatan Pejabat Dinas Luar Negeri (Pasal 33 ayar 3), Demikian pula mengenai hak dan kewajibannya (Pasal 32 ayat 4).
h) Jenjang Kepangkatan dan Gelar Pejabat Dinas Luar Negeri serta penempatannya pada Perwakilan juga diatur dengan Keputusan Menteri (Pasal 33) demikian pula hubungan kerja antar Departemen Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia (Pasal 34).
Untuk meningkatkan peran Menteri, disamping tugas dan kewenangan tersebut diatas untuk hal-hal lain yang erat kaitannya dengan Hubungan Luar Negeri yang semula dalam konsep Rancangan Undang-undang kewenangannya hanya ditangan Presiden sendiri, oleh Fraksi-fraksi termasuk Fraksi PDI disempurnakan dengan menambahkan ketentuan "dengan memperhatikan pertimbangan Menteri" antara lain dalam hal kewenangan pemberian suaka kepada orang asing, dan
penetapan kebijakan masalah pengungsi dari Luar Negeri (Pasal 35 ayat 1, dan
Pasal 27 ayat 1 ).
2. Perlu pengurangan kesan terpusatnya kewenangan Hubungan Luar Negeri dan pelaksanaan Politik Luar Negeri ditangan Presiden dengan mengaitkan peran Dewan.
Untuk itu, konsep Pasal 6 disempurnakan dengan menambah kalimat"
sedang-kan dalam hal menyatasedang-kan perang membuat perdamaian 1 dan perjanjian dengan
Negara lain, diperlukan persetujuan DPR ".
• Pasal 9 mengenai pembukaan dan pemutusan hubungan diplomatik serta
masuk .kedalam atau keluar demi keanggotaan organisasi internasional, yang semula ditetapkan oleh Presiden - disempurnakan dengan prosa " dengan memperhatikan pendapat DPR".
• Demikian pula Pasal 10 mengenai pengmman pasukan atau m1s1
pemeliharaan perdamaian semula ditetapkan oleh Presiden disempurnakan 11
dengan memperhatikan pendapat DPR".
• Mengenai peran Dewan dalam kaitan Hubungan Luar Negeri - masih ada dua
hal yang dalam pembahasan ditingkat Ill memakan energi dan waktu yaitu : 1 . Masalah keterlibatan Dewan dalam perjanjian Luar Negerl khususnya
bidang ekonomi, keuangan dan perjanjian-perjanjian yang berlakunya membutuhkan persetujuan Dewan. Karena selama ini Dewan difait a camply. Pemerintah dapat memahami semangat Fraksi-fraksi, namun
belum cukup berani untuk menyetujuinya. Dan lagi sejak awal
Rancangan Undang-undang ini didesain bersifat Undang-undang Pokok. Oleh karena itu ketentuan mengenai pembuatan dan pengesyahan perjanjian lnternasional dalam konsep Rancangan Undang-undang disebutkan .. diatur dengan Undang-undang tersendiri". Mendiskusikan lebih lanjut masalah tersebut akan memakan waktu yang cukup panjang, baik untuk menyatukan prinsip antara Pemerintah dengan Fraksi-fraksi
4
maupun untuk memilah-milah macam-macam per1an11an yang
memerlukan persetujuan Dewan, oleh karena itu dengan rumusan tersebut diatas (Pasal 15) Fraksi POI dapat menerima.
2. Mengenai perlunya persetujuan Dewan dalam pengangkatan dan pemberhentian Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh. Jabatan tersebut begitu penting sebagai Duta Bangsa, sebagai Wakil Pribadi Presiden Republik Indonesia disuatu Negara atau pada suatu organisasi internasional, layak dan semestinya Dewan memberikan pertimbnagan dan persetujuan. Apalagi praktek selama ini, banyak unsur drop-dropan pilihan Presiden. menutup karir Pejabat Dinas Luar Negeri yang telah dipersiapkan dengan melalui beberapa jenjang pendidikan dan pelatihan, sesuai pokok pikiran keempat dalam penyusunan Rancangan Undang-undang ini " Menteri Luar Negeri perlu didukung aparatur penyelenggara Hubungan Luar Negeri yang andal dan memadai, baik institusional, fungsional maupun profesional". Diskusi melingkar-lingkar terbentur pada ketentuan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 13 yang berbunyi Presiden mengangkat Duta dan Konsul dalam penjelasannya diterangkan bahwa kekuasaan tersebut konsekuensi dari kedudukan Presiden sebagai Kepala Negara. Jadi masuk dataran hak Prerogatif Presiden. Mengingat DPR tidak dapat mengamandemenkan Undang-undang Dasar 1945,
maka harapan Fraksi POI tersandar pada MPR yang akan datang untuk
menampung, menegaskan dan merealisasikan semangat tersebut.
3. Muatan lain yang menarlk adalah mengenai perlindungan kepada warga
negara Indonesia. Dengan tegas Pasal 19, menyebutkan:
Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban :
a) Memupuk persatuan dan kerukunan antara sesama warga negara Indonesia di Luar Negeri.
b) Memberikan pengamanan, perlindungan dan bantuan hukum bagi
warga negara dan badan hukum Indonesia diluar negeri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional serta hukum dan kebiasaan internasional.
Dalam hal terjadi sengketa antara sesama warga atau badan hukum
Indonesia, Perwakilan Republik Indonesia wajib membantu
menyelesaikannya berdasarkan asas musyawarah atau sesuai hukum yang berlaku ( Pasal 20).
Tugas ini sangat mendesak dan penting untuk dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan sepenuh daya sehingga pelecehan terhadap para TKl/TKW di luar negeri dapat diatasi.
Fraksi POI juga menghimbau Departemen lain terkait untuk benar-benar menertibkan pengiriman TKI keluar negeri, melindungi dengan perjanjian yang layak, memberikan laporan ke Perwakilan RI setempat, sehingga masing-masing TKI tercatat dan mendapat pengayoman dan perlindungan apabila terjadi sesuatu yang melanggar hak-hak mereka .
..
5Fraksi POI meminta pada Pemerintah agar dalam RAPBN yang akan datang dan di Perubahan APBN Tahun Anggaran ini dialokasikan dana untuk J<epentingan perlindungan warga negara Indonesia di Luar Negeri, baik untuk pembelaan maupun pemulangan, sebagaimana diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang terancam bahaya nyata yang harus dilindungi, dibantu, dihimpun didaerah yang aman dan diusahakan pulang (Pasal 21 ).
Pimpinan dan Rapat Paripurna Yth.
Sesuai dengan pendapat dan saran kami tersebut diatas dengan ini Fraksi POI menyatakan :
" Dapat menyetujui RUU tentang · Hubungan Luar Negeri yang telah
disempurnakan dan pembahasan Tk. Ill menjadi Undang-undang,
yang selanjutnya untuk disahkan 11 •
Terima kasih kami sampaikan kepada Fraksi ABRi, Fraksi Persatuan Pembangunan, Fraksi Karya Pembangunan dan Wakil Pemerintah yang telah memperhatikan masukan dari FPDI dan bersama-sama telah membahasnya dengan seksama.
T erima Kasih kepada sekretariat komisi 1 yang telati membantu pencatatan,
sehingga memperlancar pembahasan hingga selesai.
T erima kasih pula kepada segenap wartawan media cetak dan elektronika yang telah memberitakan dan menyiarkan pembentukan Undang-undang ini sebagai sosialisasi
awal.
At_as perhatian segenap hadirin kami ucapkan terima kasih.
MERDEKAlll
Jakarta, 27 Juli 1999
PIMPINAN FRAKSI
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA DDPR-RI
Ket u a, Sekretaris,
ttd. ttd.
SAMBUTANPEMERINTAH
PADA RAPAT/SIDANG PARIPURNA DPR-RI
DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT IV
ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI
T ANGGAL 27 JULI 1999
DEPARTEMEN LUAR NEGERI
MENTERI LUAR NEGERI AEPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN PEMERINTAH
PADA RAPAT/SIDANG PARIPURNA DPR-RI
DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT IV
AT AS RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENT
ANG HUBUNGAN
LUARNEGERI
TANGGAL 27JULI1999
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sau~ara
Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Yang Terhormat,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah S\VT
lrnrena berkat rahmat dan karuniaNya kita dapat
bersama-sama hadir dalam sidang paripurna DPR-RI pada hari ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ketua dan anggota Dewan
Yang Terhormat atas kesempatan yang diberikan kepada Pemerintah
untuk menyampaikan sambutan pada Sidang Paripurna hari ini.
Setelah melalui pcmbahasan yang sangat produktif pada Sidang
Komisi I DPR-RI Tingkat 111 yang berlangsung dari tanggal 5 s/d 13
.Juli 1999, telah berhasil disepakati suatu Rancangan Undang-undang
pendapat akhir dan pemandangan fraksi-fraksi dalam sidang
pembahasan
POKJA Komisi I.
Kcscpakatan tcrsebut mempunyai arti yang sangat penting dan
stratcgis bagi kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara,
1·~
khususnya dalam penyelenggaraan hubungan Juar negeri dan
pelaksanaan politik luar negeri.
Setelah diundangkan, Undang-Undang tentang Hubungan Luar
Negeri akan mengikat seluruh penyelenggara hubungan luar negeri dan
pelaksanaan politik luar negeri dari berbagai kalangan, baik
pemerintah maupun non-pemerintah. Undang-Undang tersebut akan
menjadi norma-norma dasar dan pedoman dalam penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik Juar ncgeri yang
dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah
tingkat I maupun tingkat II, lembaga-lembaga negara, baik lembaga
negara tertinggi maupun lembaga tinggi negara, badan-badan usaha
baik milik swasta mau pun milik negara, organisasi-organisasi politik
dan kemasyarakatan, serta perseorangan \Varga Negara Indonesia.
Dengan demikian, maka sesuai dengan amanat UUD 1945,
sebagai negara yang berdasar atas hukum, Indonesia telah memiliki
suatu Undang-Undang yang akan menjadi landasan hukum yang kuat
dan yang dapat menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri.
Saudara Ketua, \Vakil Ketua dan Anggota Dewan Yang Terhormat,
Rancangan Undang-Undang tentang Hubungan Luar Negeri disampaikan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dengan Amanat Presiden tanggal 12 Pebruari 1999, Nomor
R.
13/PU/11/1999, kemudian dilanjutkan dengan
penyampaian
Keterangan Pemerintah cli hadapan Sidang Paripurna Dewan pada tanggal 6 April 1999, Pemandangan Umum Fraksi-fraksi pada tanggal15 April
1999,
jawaban Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi-fraksi pada tanggal 22 April 1999, dan diteruskan dengan pembahasan-pembahasan dalam Pembicaraan TingkatIII DPR-RI
di KomisiI
yang berlangsung dari tanggal5
Juli1999
sampai dengan tanggal 13 Juli 1999.Pemerintah sangat menghargai perhatian, partisipasi dan sumbangan pikiran yang telah diberikan oleh para Anggota Dewan dalam pembahasan RUU ini, baik dalam pembicaraan pada Tingkat I,
II
dan TingkatIII.
Kesungguhan dan komitmen yang telah ditunjukkan olch para Anggota Dewan dalam pembahasan RUU ini semakin memberikan keyakinan kepada pemerintah mengenai pentingnya kehadiran suatu Undang-Undang tentang Hubungan Luar Ncgeri ~alam tatanan sistem hukum Indonesia sebagai suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan bcrdaulat berdasar atas hukum.Petnbahasan pada pembicaraan Tingkat 111/Komisi I telah berlangsung dalam suasana yang demokratis, terbuka dan transparan,
dan sportif serta tctap mcmcgang scmangat mufakat berdasarkan
musyawarah sebagai
perwujudan dari nilai-nilai luhur kepribadian
bangsa Indonesia. Berbagai kritik, saran, pendapat dan pertimbangan
anggota Komisi
Itelah dibicarakan dan dibahas bersama-sama dengan
pcmcrintah.
Pcmcrintah
telah
mcmpcroleh
masukan-masukan
berharga
dari
para
anggota
Dewan
yang terhormat
untuk
menycmpurnakan
RUU tentang HUBLU ini, baik yang menyangkut
hal-hal
yang bersifat redaksional dan linguistik maupun yang bersifat
substantif.
Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan Yang Terhormat,
Pembahasan substansi RUU oleh Fraksi-fraksi bersama-sama
dengan pemerintah _dalam pembicaraan Tingkat
III
di Komisi
I
diwarnai oleh kesamaan-kesamaan pandangan dan pendapat, di
sampmg juga diwarnai oleh perbedaan-perbedaan pendapat dan
pandangan baik antar fraksi maupun antara fraksi-fraksi dengan
pemerintah. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan rahmat yang
sangat bcsar, karena dcngan adanya perbedaan-perbedaan tersebut
fraksi-fraksi
bersama-sama
pemerintah
telah
melakukan
penyempurnaan terhadap Rancangan Undang-undang yang dibahas
setelah melalui penelaahan yang
sangat mendalam, yang pada
akhirnya
Fraksi-fraksi
dan
Pcmerintah
berhasil
mencmukan
kebenaran
yang
sesungguhnya
yang
melandasi
kesepakatan-kesepakatan yang dicapai sebagaimana tertuang dalam Rancangan
Undang-undang tentang HUBLU yang akan disampaikan kepada
Sidang Paripurna DPR-RI ini.
Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan Yang Terhormat,
Sebagaimana telah disampaikan pada saat menyampaikan kctcrangan pcmcrintah, RlJlJ tcntang Hubungan Luar Ncgcri ini diajulrnn oleh Pemcrintah demi tercapainya penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar ncgeri yang lebih efisien, efektif, terarah dan terkoordinasi. Hal itu tidak berarti bahwa sclama ini pcnyclcnggaraan hubungan luar negeri yang dilakukan oleh para penyclcnggara hubungan luar ncgcri, baik pemerintah maupun non-pemcrintah, tidak cfisicn, tidak cfektif serta tidak tcrarah dan terkoordinasi. Dalam menyongsong abad perscribu yang ketiga (millcnium ke tiga) kita harus tcrus bcrupaya meningkatkan efisiensi, efektifitas, keterarahan serta koordinasi yang telah dicapai selama ini dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik I uar 'negeri • Hal tersebut didorong oleh adanya kondisi-kondisi baru yang melahirkan tantangan-tantangan baru dalam pergaulan antar bangsa dan negara yang akan memberikan ciri dan warna penyelenggaraan hubungan luar negcri dan pelaksanaan politik luar negeri pada abad perseribu ketiga.
Untuk mcncapai tujuan di atas, beberapa hal pokok perlu diletakkan sebagai landasan bcrpijak yang kokoh bagi penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar ncgcri. Oleh karcna itu, Undang-Undang tentang Hubungan Luar Negeri berisikan pengaturan norma-norma dasar bagi penyelenggaraan hubungan luar ncgcn.
---~
Benlasarkan norma ini, hubungan luar negeri harus dilandaskan kepada Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila harus tcrus mcnjiwai sctiap langkah dalam penyelenggaraan negara,
tcrmasuk pcnyclcnggaraan hubungan luar
ncgen dan pclaksanaan
politik luar ncgcri.
U ndang-U ndang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional, tclah mengamanatkan bahwa hubungan luar negeri harus diselcnggarakan untuk mcmbcla dan mcmpertahankan kcpentingan
11asio1rnl
Negara Kesatuan
Rcpublik Indonesia.
Hubungan
luarnegeri
juga harus diarahkan untuk ikut mcnciptakan pcrdamaian dunia atas dasar kemerdckaan, pcrdamaian abadi dan keadilan sosial. Semua itu tercermin dalam RUU tentang Hubungan Luar Negeri baik pada bagian menimbang maupun pada bcrbagai pasal opcratifnya.
Garis-garis Besar Haluan Negara merupakan landasan operasional, karena di dalamnya ditetapkan oleh l\'IPR arah dan prinsip-prinsip pokok bagi penyclenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri untuk jangka waktu 5 tahun.
Pcnyelenggaraan hubungan luar negcri harus didasarkan kepada politik luar negeri yang mcnganut prinsip bebas aktif yang diabdikan kepada kcpcntingan nasional. Politik luar ncgcri yang bebas aktif adalah kebijakan, langkah dan sikap Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam mengadakan hubungan dengan negara lain atau organisasi internasional yang tidak berpihak kepada suatu negara tertentu atau kepentingan suatu negara tertentu dan selalu ikut serta
sccan1 aktif dalam upaya bangsa-bangsa dalam memelihara ketertiban d uni a berdasarkan kemerdckaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dcngan norma dasar ini, maka siapapun atau pihak manapun, baik pcmcrintah mau pun non-pcmerintah tidak boleh mcnyclcnggarakan hubungan luar negeri yang bertcntangan dcngan atau di luar kerangka politik luar ncgeri Republik Indonesia.
Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan Yang Terhormat,
Dalam pembahasan RUU ini, bcrbagai aspirasi telah disampaikan olch anggota Dewan dan pemcrintah bcrupaya untuk menanggapi aspirasi-aspirasi tcrscbut dengan scbaik-baiknya dalam batas-batas wcwenang konstitusional yang ada pada pemerintah menurut UUD
1945.
Setclah melalui pembahasan-pembahasan yang sangat mendalam dan rinci, akhirnya telah dicapai kcsepakatan untuk menampung aspirasi-aspirasi anggota Dewan kc dalam RUU, di antaranya yang terpenting menyangkut peran yang lebih besar dari
DPR-RI,
sebagai lembaga lcgislatif dan lembaga penvakilan rakyat, dalam penyclcnggaraan hubungan luar ncgcri dan pelaksanaan politik luar ncgeri. Dalam beberapa hal pemerintah akan memperhatikan pendapat DPR-RI. Adapun hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang yang akan memerlukan pendapat atau persetujuanDPR-RI
menyangkut pengiriman pasukan atau misi pemeliharaan perdamaian, pernyataan damai dan perang, pembuatan perjanjian internasional, yang akan diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang tersendiri tentangpembuatan dan pengesahan pcrJ'lllJian internasional, pcmbukaan dan pemutusan hubungan diplomatik dengan suatu ncgara, dan keanggotaan serta berhentinya keanggotaan Indonesia pada suatu organisasi intcrnasional.
l\1cngcnai keinginan anggota Dewan agar pengangkatan Duta Besar dan Konsul dilaksanakan oleh Presiden dengan pcrsctujuan
DPR-RI
atau dengan memperhatikan pendapatDPR-RI,
pada dasarnya pcmcrintah mcmahami kcinginan tcrsebut, karcna kcdua jabatan tersebut sclain mcwakili Presidcn secant pribadi dan pcmcrintah, juga mcwakili negara dan bangsa Indonesia. Akan tetapi karcna UUD 1945 secant tcgas menyatakan bahwa pcngangkatan Duta Besar dan Konsul merupakan hak prerogatif Presiden, maka sulit bagi Pcmerintah cq DEPLU pada saat ini untuk memenuhi kcinginan anggota DPR di atas, karcna hal terscbut berada di luar wcwenang Pemcrintah untuk memenuhinya.
Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat,
Sebagaimana diatur dalam pasal 5 (1) UUD 1945, pemerintah mcmhuat Undang-Undang dengan persetujuan DPR-RI. Pembuatan Undang-Undang tcntang Hubungan Luar Negeri ini tclah dilakukan dcngan kcrjasama yang baik antara Pemerintah dan Dewan yang terhormat. Kerjasama yang baik ini sepenuhnya sejalan dengan semangat yang terk~ndung dalam pasal 5 (1) UUD 1945 dalam
pembuatan Undang-Undang oleh Pemerintah dan DPR-RI.
Pemerintah ingin sekali lagi menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang scdalam-dalamnya kepada Pimpinan dan Anggota Komisi I DPR-RI atas kerjasama, jerih payah dan sumbangan pemikiran yang telah diberikan dalam pembuatan Undang-Undang
ten tang Hubungan
Luar Ncgcri. Pcmcrintah jugamohon ma 'af
yangsebesar-besarnya apabila ada hal-hal yang tidak berkenan sclama berlangsungnya rapat dan sidang Dewan. Ucapan terima kasih ingin pula pcmerintah sampaikan kepada Pimpinan dan Staf Sekrctariat .Jenderal DPR-RI, dan Pim pi nan dan Staf Sekretariat Komisi I, karena hanya dcngan kerja keras mcrcka,
pembahasan RUU tentang
Hubungan Luar Negeri dapat bcrjalan lancar dan bcrhasil .
Semoga Allah
S\VT
sclalu mclimpahkan rahmat dan karuniaNya kepac.Ja kita sekalian.\Vassalamu'alaikum \Vr. Wb.
Jakarta, 27