• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Wulan Kartika Sari NIM: 151134132. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Wulan Kartika Sari NIM: 151134132. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada: . Almamater Universitas Sanata Dharma.. . Saudara saya, Isna Kumi Ningrum yang selalu mendukung dan memotivasi saya ..

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia". (QS Yasin ayat 82).. Jangan pernah bergantung pada orang lain karena hidupmu adalah hidupmu (Wulan Kartika S).

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD Wulan Kartika Sari Universitas Sanata Dharma 2019 Penelitian ini dilatar belakangi oleh kebutuhan adanya modul sebagai pedoman bagi siswa dalam menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran matematika. Faktanya, siswa dan guru belum mampu menggunakan sempoa karena belum memahami cara penggunaanya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD dan mengetahui kualitas modul tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan yang dilakukan adalah (1) Merumuskan tujuan, (2) Analisis kebutuhan, (3) Analisis pembelajaran dan konteks, (4) Merumuskan tujuan performansi, (5) Mengembangkan instrumen, (6) Mengembangkan strategi pembelajaran (7) Mengembangkan dan memilih bahan ajar, (8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, dan (10) Melakukan evaluasi summatif. Penelitian dilakukan di SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2018/2019. Berdasarkan penelitian ini, modul yang dikembangkan memiliki karakteristik: 1) memuat gambar dan warna yang menarik bagi siswa, 2) berisi contoh-contoh soal yang dapat digunakan sebagai sarana latihan, 3) berisi penjelasan konsep-konsep utama yang perlu dipahami untuk menggunakan sempoa, misalnya teman kecil dan teman besar, serta kaidah penggunaan jari dalam proses pengoperasian sempoa. Kualitas modul yang dihasilkan termasuk dalam kategori baik (skor 3.1). Hal ini berdasarkan hasil validasi dari 2 ahli dan 2 guru kelas I SD. Dengan demikian, disimpulkan bahwa modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap uji coba lebih luas. Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, modul sempoa, matematika, pengurangan..

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT DEVELOPMENT OF SEMPOA MODULE SUBTRACTION MATERIAL FOR STUDENT IN GRADE I ELEMENTARY SCHOOL Wulan Kartika Sari Sanata Dharma University 2019 This research is motivated by the need for modules as guidelines for students in using sempoa as media learning of mathematics. In reality, student and teacher has not been able to use sempoa because they have not been understanding how to use it. The purpose of this research is to produce sempoa module subtraction material for a student in grade I elementary school and to know the quality of that module. This research used method research and development (R&D). The procedure of development which conducted are (1) Identify instructional goal, (2) Conduct instructional analysis (3) Analyze learners and contexts, (4) Write performance objectives, (5) Develop assessment instruments, (6) Develop instructional strategy (7) Develop and select instructional material, (8) Design and conduct formative instruction, (9) Revise instruction, dan (10) Design and conduct summative evaluation. The research conducted at SD Negeri Dayuharjo on 2018/2019. Base on this research, the developed of module have a characteristic: 1) there are picture and color that interesting for student, 2)contains sample of question that can be to use for practice, 3) contains an explanation of the main concept that should be understood to used sempoa, for example, is small friends and big friends, and that principle of using finger on process of sempoa operational. Quality the model of produce on the category good (score 3.1). this is base on validation result from 2 expert and 2 teachers on grade I elementary school. Therefore, conclude that sempoa module subtraction material for a student in grade I elementary school already feasible to use and through a wider trial stage. Keyword: research and development, sempoa module, mathematics, subtraction..

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karuniaNya,. sehingga. peneliti. dapat. menyelesaikan. skripsi. dengan. judul. “PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah terlibat memberikan bantuan, dukungan, serta doa kepada peneliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Haryono, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Christiyanti Aprinastusi, S.Si., M. Pd. Selaku Ketua Prodi Program Studi PGSD 3. Kintan Limiansih S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Prodi Prodi PGDS dan dosen pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran , kritis serta kesabaran untuk membimbing peneliti selama menyusun skripsi ini. 4. Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran , kritis serta kesabaran untuk membimbing peneliti selama menyusun skripsi ini. 5. Bu Azil dan Bu Dar selaku guru kelas IA dan IB SD Negeri Dayuharjo yang telah memeberikan waktu dan membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian dalam penyususnan skripsi ini. 6. Jnice, Nisa, Aurel, Eagle, Risa, dan Almira siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo yang bersedia menyempatkan waktu untuk mengikuti kegiatan penelitian yang telah dilakukan..

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Seluruh staf dan karyawan PGSD yang telah memeberikan dukungan dan bantuan. 8. Kedua orang tua, Suwarto dan Sri Koyimah yang selalu mendukung, mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang. 9. Kakak, Agus Budiyanto, S.Pd yang senantiasa membantu mendukung, membantu dan mendoakan. 10. Seluruh sahabat (Kanca Turu, Buzz, Hompimpah, Kost Eksklusif Endra, Kost Surya) yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu yang selalu memotivasi, mendukung, dan menemani. 11. Kepada keluarga besar Cipto Dihardjo dan Ahmad Sidik selalu membantu dan mendukung peneliti. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.. Peneliti..

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii. HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii. HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv. HALAMAN MOTTO.................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI ..................................... vii. ABSTRAK..................................................................................................... viii ABSTRACT..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR.................................................................................... x. DAFTAR ISI.................................................................................................. xii DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv. DAFTAR BAGAN......................................................................................... xvi. DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 6. 1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 6. 1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 7. 1.5. Definisi Operasional............................................................................ 7. 1.6. Spesifik Modul Sempoa yang Diharapkan.......................................... 8. BAB II. LANDASAN TEORI....................................................................... 11 2.1. Kajian Pustaka..................................................................................... 11 2.1.1. Hakikat Matematika............................................................. 11. 2.1.2. Tujuan Pembelajaran Matematika....................................... 13. 2.1.3. Prinsip Praktis Matematika.................................................. 14.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.4. Fungsi Matematika............................................................... 15. 2.1.5. Pengertian Pengurangan....................................................... 16. 2.1.6. Mata Pelajaran Matematka di Kelas I SD........................... 17. 2.1.7. Sempoa................................................................................. 19. 2.1.8. Modul Sempoa..................................................................... 29. 2.1.9. Pengembangan Materi......................................................... 30. 2.1.10. Karakteristik Siswa Kelas SD.............................................. 2.1.11. Karakteristik Pembelajaran di Kelas I SD........................... 32. 31. 2.2. Penelitian yang Relevan....................................................................... 34. 2.3. Kerangka Berpikir................................................................................ 39. 2.4. Pertanyaan Penelitian........................................................................... 40. BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 42. 3.1. Jenis Penelitian.................................................................................... 42. 3.2. Setting Penelitian................................................................................. 43. 3.3. Prosedur Penelitian.............................................................................. 45. 3.4. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 51. 3.5. Instrumen Penelitian............................................................................ 53. 3.6. Teknik Analisis Data........................................................................... 57. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 60 4.1. Hasil Penelitian dan Pengembangan................................................... 4.1.1. Proses Pengembangan Modul Sempoa Materi Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD........................................................... 4.3. 60. 60. Pembahasan ........................................................................................ 89. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 98. 5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 98. 5.2. Keterbatasan Pengembangan............................................................... 99. 5.3. Saran.................................................................................................... 100. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 101. LAMPIRAN................................................................................................... 107 Curruculum Vitae........................................................................................... 141.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Contoh 2......................................................................... 18. Tabel 2.2. Contoh 6......................................................................... 19. Tabel 3.1. Subjek penelitian............................................................ 44. Tabel 3.2. Kisi-kisi angket penelitian modul oleh para ahli........... 54. Tabel 3.3. Kisi-kisi angket penilaian produk oleh siswa................ 55. Tabel 3.4. Kisi-kisi instrumen wawancara kepada guru kelas I SD Negeri Dayuharjo..................................................... 56. Tabel 3.5. Konversi data kualitatif ke kuantitatif............................ 59. Tabel 4.1. Hasil wawancara dan observasi..................................... 62. Tabel 4.2. Kompetensi Inti (KI) ..................................................... 72. Tabel 4.3. Kompetensi Dasar (KD)................................................. 72. Tabel 4.4. Hasil penilaian modul oleh ahli dan guru...................... 78. Tabel 4.5. Hasil penilaian modul oleh siswa................................... 88.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Cover modul………………………………………… 8. Gambar 1.2. Contoh gambar, warna dan animasi yang digunakan dalam modul………………………………………… 9. Gambar 1.3. Contoh. jenis. tulisan. yang. digunakan. dalam. modul………………………………………………... 10. Gambar 1.4. Cover belakang (halaman 30)……………………….. 10. Gambar 2.1. Sempoa Cina................................................................ 21. Gambar 2.2. Sempoa Jepang............................................................ 22. Gambar 4.1. Sejarah sempoa............................................................ 74. Gambar 4.2. Bagian-bagian sempoa................................................. 74. Gambar 4.3. Cara menggunakan sempoa......................................... 75. Gambar 4.4. Teman kecil dan teman besar....................................... 75. Gambar 4.5. Contoh operasi hitung.................................................. 76. Gambar 4.6. Contoh latihan soal...................................................... 76. Gambar 4.7. Revisi bagian-bagian sempoa...................................... 80. Gambar 4.8. Revisi 1 bagian-bagian sempoa................................... 80. Gambar 4.9. Revisi 2 bagian-bagian sempoa................................... 81. Gambar 4.10. Revisi 3 bagian-bagian sempoa................................... 81. Gambar 4.11. Revisi cara menggunakan sempoa............................... 82. Gambar 4.12. Revisi 1 cara menggunakan sempoa............................ 82. Gambar 4.13. Revisi 2 cara menggunakan sempoa............................ 82. Gambar 4.14. Revisi 3 cara menggunakan sempoa............................ 82. Gambar 4.15. Revisi teman kecil dan teman besar............................. 83. Gambar 4.16. Revisi 1 teman kecil dan teman besar.......................... 83. Gambar 4.17. Revisi 2 teman kecil dan teman besar.......................... 83. Gambar 4.18. Revisi 3 teman kecil dan teman besar.......................... 83.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1. Literatur map dari penelitian sebelumnya...................... 38. Bagan 3.1. Model pengembangan Dick and Carey.......................... 50.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Instrumen angket penilaian modul materi pengurangan……………………………………………….. 108. Lampiran 2. Hasil validasi produk oleh guru kelas Ia………………….. 110. Lampiran 3. Hasil validasi produk oleh guru kelas Ib………………….. 112. Lampiran 4. Hasil validasi produk oleh dosen ahli matematika………... 114. Lampiran 5. Hasil validasi produk oleh ahli sempoa………………….... 116. Lampiran 6. Intrumen oenilaian modul oleh siswa……………………... 118. Lampiran 7. Hasil penilaian modul oleh siswa 1……………………….. 120. Lampiran 8. Hasil penilaian modul oleh siswa 2……………………….. 123. Lampiran 9. Hasil penilaian modul oleh siswa 3……………………….. 125. Lampiran 10 Hasil penilaian modul oleh siswa 4……………………….. 127. Lampiran 11 Hasil penilaian modul oleh siswa 5……………………….. 129. Lampiran 12 Hasil penilaian modul oleh siswa 6……………………….. 131. Lampiran 13 Intrumen wawancara………………………………………. 133. Lampiran 14 Surat izin validasi modul di SD…………………………... 135. Lampiran 15 Surat izin validasi modul kepada dosen ahli…………….... 136. Lampiran 16 Surat izin validasi modul kepada ahli sempoa…………….. 137. Lampiran 17 Surat izin melaksanakan penelitian……………………….. 138. Lampiran 18 Surat telah melakukan penelitian………………………….. 139. Lampiran 19 Foto kegiatan…………………………………………….... 140. Lampiran 20 Modul sempoa (dicetak terpisah)…………………………. 140.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk yang diharapkan. 1.1.. Latar Belakang Masalah Menurut Offirstson (2014) matematika adalah suatu alat untuk. mengembangkan cara berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk menunjang kemajuan pengetahuan dan teknologi. Menurut Glenn Doman (dalam Harjanto, 2011) matematika merupakan salah satu yang paling bermanfaat untuk ditanamkan di dalam otak karena akan meningkatkan fungsi dari otak itu sendiri Berdasarkan pendapat dari Offirson dan Glenn Doman tersebut, matematika merupakan alat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta matematika diperlukan dalam meningkatkan fungsi otak. Hal ini didukung oleh Permen No. 22 Tahun 2006 (dalam Giarti, 2014) yang menyatakan “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama”. Mata pelajaran matematika mulai diajarkan kepada siswa sejak kelas I SD, dengan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sebagai salah satu materinya. Namun, adanya matematika sejak kelas I SD belum menjadikan siswa.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. memiliki prestasi yang maksimal dalam mata pelajaran matematika. Fakta menunjukan bahwa prestasi yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran matematika baik secara nasional maupun internasional belum maksimal. Salah satu indikator keberhasilan siswa secara nasional dapat dilihat dari hasil UN (Ujian Nasional) di setiap tahunnya , sedangkan keberhasilan siswa dalam internasional dapat dilihat dari hasil TIMSS (Trends in Mathematic and Science Study) yang diadakan setiap 4 tahun sekali pada siswa kelas IV dan VIII di bidang matematika dan IPA. Berdasarkan pendapat dari Nizam (2015), pencapaian hasil UN 2015 selaras dengan hasil yang diperoleh dari TMSS 2015. Hasil yang diperoleh dari TIMSS 2015 nilai matematika kelas IV SD berada pada urutan 45 dari 50 negara. James (dalam Pratiwi, 2017) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak. Berdasarkan pernyataan tersebut, hasil UN pada kelas VI SD dan TIMSS tahun 2015 pada kelas IV SD yang tidak maksimal dapat dipengaruhi oleh pemahaman matematika yang belum maksimal pula pada kelas-kelas sebelumnya karena matematika saling berhubungan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman matematika sehingga nilai UN dan TIMSS dapat meningkat diperlukan pemahaman matematika yang maksimal mulai dari tingkat dasar (kelas I SD) dengan materi operasi hitung pengurangan sebagai salah satu materinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai Indonesia pada TIMSS 2015 adalah sikap siswa serta sarana dan prasarana. Data yang diperoleh adalah 66% siswa merasa enjoy dengan mata pelajaran matematika, namun hanya.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. 23% siswa yang menjawab ketika ditanya mengenai kepercayaan diri kemampuan matematika yang dimilikinya. Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah secara nasional mencapai 49,78% atau 1 dari 4 sekolah yang memiliki fasilitas, sedangkan secara internasional sebesar 77,98% atau 2 dari 4 sekolah yang memiliki fasilitas. Nilai TIMSS berikutnya dapat ditingkatkan apabila beberapa faktor tersebut dapat teratasi, seperti tingkat kepercaan diri ditingkatkan dengan melakukan latihan-latihan di sekolah, serta sarana pembelajaran matematika dapat dilengkapi seperti media pembelajaran. Fakta lain menunjukan rendahnya nilai matematika juga terjadi di SD Negeri Dayuharjo, khususnya pada siswa kelas I SD. Siswa kelas I SD yang harusnya sudah mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 99, sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.4 pada mata pelajaran matematika. Namun, kenyataanya siswa justru masih kesulitan dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan nilai belasan. Pada tanggal 4 Oktober 2018 peneliti melakukan wawancara, hasil dari kegiatan wawancara tersebut di antaranya guru memaparkan bahwa beberapa siswa bahkan belum lancar behitung, guru mengatakan bahwa diperlukan media selain batu kecil untuk media pembelajaran karena siswa nampak cepat bosan bila menggunakan media batu kecil saja. Media pembelajaran matematika yang dapat digunakan salah satunya adalah sempoa, namun guru memiliki kendala mengenai cara penggunaan sempoa sebagai media pembelajaran matematika. Selain kegiatan wawancara, peneliti juga melakukan kegiatan observasi. Hasil dari kegiatan observasi yang dilakukan pada tanggal 22-23 Oktober 2019 adalah.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. kegiatan pembelajarn matematika yang berlangsung di dalam kelas terbatas pada penggunaan batu kecil sebagai media pembelajaran matematika. Meskipun sudah menggunakan media batu kecil tetapi siswa masih belum paham. Ketidakpahaman tersebut nampak ketika siswa selalu bertanya setiap kali guru menyampaikan materi. Namun setelah dijelaskan kembali, beberapa siswa masih mengerjakan latihan dengan waktu yang lebih lama dibanding siswa lainnya dengan jawaban yang tidak sesuai. Siswa juga nampak kesulitan dengan konsep operasi hitung pengurangan bilangan dua angka, hal ini nampak dari siswa yang selalu melewati soal dengan bilangan dua angka. Hasil dari kegiatan observasi juga menunjukan beberapa siswa keluar masuk kelas ketika pembelajaran matematika berlangsung, akibatnya siswa tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan maksimal. Ketika peneliti menanyakan hal tersebut kepada siswa, siswa mengatakan merasa bosan dengan pembelajaran matematika yang berlangsung. Kegiatan pembelajaran matematika dilakukan oleh guru dengan menggunakan media batu kecil yang berjumlah 20 biji. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, proses pembelajaran yang terjadi di sekolah belum cukup untuk meningkatkan pemahaman matematika siswa sehingga pemahaman matematika siswa belum maksimal. Salah satu yang diperlukan untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah media yang lebih bervarias, khususnya untuk operasi hitung pengurangan. Media pembelajaran matematika operasi hitung pengurangan yang dapat digunakan adalah sempoa. Sempoa memiliki beberapa manfaat, seperti menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri, melatih daya imajinasi dan kreatif, dasar untuk memahami bidang.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. lain, melatih koordinasi otak dan tangan, serta meningkatkan konsentrasi belajar (nn, 2016). Siswa yang menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran matematika memiliki kemampuan dalam operasi hitung penguranagn lebih baik dibandingkan. siswa. yang. tidak. menggunakan. sempoa. sebagai. media. pembelajaran (Syifa & Simatupang, 2016). Penelitian yang dilakukan Syifa & Simatupang (2016) menggunakan sempoa sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Penggunaan media sempoa juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lain, seperti 1) Sempoa mudah ditemukan di pasaran, apabila diperlukan sempoa sebagai media pembelajaran tidak perlu pemesanan terlebih dahulu sehingga efektif waktu, 2) Harga Ekonomis, sempoa merupakan media yang cukup ekonomis dibandingkan dengan media lain dengan banyak manfaat yang diberikan, 3) Mudah dibawa kemana-mana, sempoa yang berukuran kecil dan ringan dapat dimasukan ke dalam tas siswa dan dapat digunakan ketika pembelajaran. matematika. Sempoa juga memiliki kerakteristik lain seperti. diperlukan kedisiplinan dalam penggunaan sempoa, penggunaan sempoa juga hanya bias digunakan di di atas meja dengan posisi duduk yang benar dan kedua tanggan diatas meja. Sempoa adalah alat yang dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung aritmatika seperti, penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan akar kuadrat (Gunawan dan Santoso, 2014). Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2018, diketahui bahwa salah satu media pembelajaran matematika yang dapat digunakan adalah sempoa, dalam penggunaan sempoa tersebut diperlukan modul pendukung untuk memahami cara.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. penggunaan. sempoa. sebagai. media. pembelajaran.. Penggunaan. modul. berpengaruh terhadap pemahaman yang diperoleh siswa Aulia (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2014) memaparkan hasil posttest siswa yang menggunakan modul dengan siswa yang tidak menggunakan modul memiliki perbedaan sebesar 12,4%. Penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan modul dapam pemahaman siswa. Melalui latar belakang yang telah dipaparkan di atas serta penelitian yang relevan, peneliti terdorong untuk mengembangkan modul sempoa guna mendukung pemahaman matematika dengan menggunakan sempoa dalam bentuk modul. Modul tersebut dibuat sebagai modul sempoa untuk kelas I SD dengan materi pengurangan, sehingga peneliti melakukan penelitian dan pengembangan berjudul “PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1.2.1. Bagaimana prosedur pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD?. 1.2.2. Bagaimana kualitas prosedur pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD?. 1.3 Tujuan Penelitian: Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1.3.1. Untuk mengetahui prosedur pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD.. 1.3.2. Untuk mengetahui kualitas prosedur pengembangan modul sempoa materi penguranagan untuk siswa kelas I SD.. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian dan pengembangan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1.4.1. Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman penggunaan sempoa sebagai media pembelajaran matematika yang dapat digunakan secara mandiri.. 1.4.2. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam operasi hitung pengurangan, penelitian ini dapat membantu siswa lebih paham dalam melakukan operasi hitung pengurangan.. 1.4.3. Bagi guru, penelitian ini dapat menambah wawasan baru mengenai pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD. 1.4.4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman yang mampu diterapkan ketika menjadi guru.. 1.5 1.5.1. Definisi Operasional Sempoa adalah alat yang dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung, terbuat dari kayu atau plastik yang berisi manik-manik.. 1.5.2. Modul sempoa adalah pedoman penggunaan sempoa yang disusun secara sistematis dan menarik, serta dapat digunakan oleh siswa secara mandiri..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1.5.3. Pengurangan adalah salah satu operasi hitung aritmatika dasar, yang merupakan kegiatan mengambil, seisih atau perbedaan dari dua bilangan atau lebih.. 1.5.4. Siswa kelas I SD adalah siswa yang berumur 7 tahun, yang berada pada tahap operasional kongkret.. 1.6. Spesifikasi Modul Sempoa yang Diharapkan. 1.6.1. Modul sempoa dibuat dengan kertas berbahan HVS berwarna dengan berat 180 gr pada bagian dalam atau inti modul. Kertas ini dipilih dengan pertimbangan ketebalan dan tekstur yang sesuai untuk siswa kelas I SD agar dapat digunakan untuk latihan secara langsung.. 1.6.2. Pada bagian cover, modul sempoa cetakan lebih tebal yaitu meggunakan kertas ivory dengan warna-warna pastel. Bagian cover ini dibuat lebih tebal guna melindungi bagian isi modul dari air, serta meminimalisir rusaknya bagian dalam atau isi modul.. Gambar 1.1 Cover Modul.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 1.6.3. Modul disatukan dengan cara disusun landscape dengan ring pada bagian atas, tujuannya ialah memudahkan siswa dalam mengerjakan latihanlatihan yang terdapat dalam modul menggunakan sempoa.. 1.6.4. Modul sempoa dikemas dengan beberapa warna dan gambar animasi, tujuannya untuk menarik perhatian siswa untuk membaca modul terlebih dahulu. Warna yang dipilih adalah warna-warna pastel atau warna-warna yang soft, tujuannya agar siswa tertarik namun tetap fokus terhadap materi yang dikemas dalam modul sempoa, tidak tergangu dengan warna yang ada.. Gambar 1.2 Contoh Gambar, Warna dan Animasi yang Digunakan dalam Modul. 1.6.5. Modul sempoa disusun dengan 3 warna pokok yaitu warna kuning, hijau dan ungu. Warna hijau merupakan kata pengantar, daftar isi, serta materi mengenai cara penggunaan sempoa, warna kuning merupakan pembuka yang berisi latihan-latihan soal yang terdiri dari 11 latihan soal, , dan warna ungu merupakan penutup modul yang berisi daftar pustakan dan biodata penulis..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 1.6.6. Adapun jenis tulisan yang digunakan dalam modul adalah Comic dengan ukuran 14 dengan spasi 2.0.. Gambar 1.3 Contoh Jenis Tulisan yang Digunakan dalam Modul. 1.6.7. Modul dibuat dengan jumlah 29 halaman untuk mengantisipasi siswa jenuh dalam membaca, dilengkapi dengan gambar disetiap halamannya.. Gambar 1.4 Cover Belakang (Halaman ke 30). 1.6.8. Modul sempoa dibuat dengan ukuran A4 dan posisi landscape..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini memuat empat hal yang akan dibahas. Empat hal tersebut adalah (1) Kajian pustaka, (2) Penelitian yang relevan, (3) Kerangka berpikir, dan (4) Pertanyaan penelitian. Dalam kajian pustaka peneliti membahas beberapa topik bahasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. 2.1. Kajian Pustaka. 2.1.1. Hakikat Matematika Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena. itu matematika sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Effirstson, 2014). Matematika merupakan salah satu pengetahuan yang paling bermanfaat dalam kehidupan manusia, hampir setiap bagian dari kehidupan manusia. berkaitan. dengan. matematika.. Namun. demikian,. siswa-siswa. membutuhkan pengalaman yang tepat untuk memahami bahwa matematika adalah aktivitas manusia sehari-hari yang penting untuk kehidupan saat ini dan masa depan (Fatimah, 2009) Pendapat lain dari Suherman (dalam Awalrukmana, 2018) mengatakan bahwa matematika merupakan disiplin ilmu tentang cara berpikir dan mengelola logika, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Matematika diajarkan sebagai salah satu bidang studi di sekolah, baik dipendidikan dasar maupun menengah, dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. kepribadian siswa dan perkembangan IPTEK (Sriyanto, 2017). Selaras dengan hal tersebut matematika adalah salah satu pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari jenjang SD, SMP, SMA sampai dengan Universitas. Supatmono (2009) mengatakan bahwa matematika memegang peranan penting karena dengan belajar matematika secara benar, daya nalar siswa dapat terolah. Lain lagi dengan pendapat James (dalam Pratiwi, 2017), matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyak, yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu: aljabar, analisis dan geometri. Reys dkk (dalam Pratiwi, 2017) mengatakan bahwa matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa, dan alat-alat yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Dari pendapat ahli di atas, matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat. malalui. proses. manalar. dan. digunakan. sebagai. alat. untuk. mengembangakan cara berpikir (pemecahan masalah), yang memiliki bidangbidang tertentu yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika adalah bidang studi yang ada di semua jenjang pendidikan, termasuk juga jenjang pedidikan dasar (SD). Hal tersebut guna menumbuhkembangkan kemampuan dan membentuk kepribadian siswa yang akan digunakan dalam kehidupan saat ini dan hari nanti..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2.1.2 Tujuan Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) memiliki tujuan pembelajaran, Ibrahim dan Suparni (dalam Awalrukmana, 2017) mengatakan secara khusus tujuan pembelajaran matematika, yaitu: 2.1.2.1 Memahami konsep matematika, menjelaskan ketertarikan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme. 2.1.2.2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau memahami gagasan dan pernyataan matematika. 2.1.2.3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi untuk menjelaskan keadaan atau masalah. 2.1.2.4 Memiliki sikap menghargai penggunan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan pembalajaran matematika yang termuat dalam kompetensi umum matematika, Ibrahim dan Suparni (dalam Awalrukmana, 2017) mengatakan: 2.1.2.1 Melakukan. operasi. hitung. penjumlahan,. pengurangan,. perkalian,. pembagian beserta operasi hitung campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan. 2.1.2.2 Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 2.1.2.3 Menentukan sifat simetri, kesebangunan, antar satuan, dan penaksiran pengukuran. 2.1.2.4 Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan gagasan secara matematika. Pendapat lain dari Supriadi (dalam Pratiwi, 2017) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah: 2.1.2.1 Siswa dapat belajar cara berpikir logis. 2.1.2.2 Siswa dapat belajar menganalisis suatu masalah dengan benar. 2.1.2.3 Siswa berlatih kreatif. 2.1.2.4 Bermanfaat untuk kehiduan sehari-hari. Dengan demikian, matematika bukan lagi suatu hal yang abstrak, tetapi ril dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Berdasarkan beberapa ahli di atas, tujuan pembelajaran matematika adalah: 1.. Memahami konsep matematika yang merupakan operasi hitung, sifat, serta unsur dalam bangun datar maupun bangun ruang.. 2.. Memiliki kemampuan pemecahan masalah, melakukan penalaran, serta mengkomunkasikan gagasan secara matematika. 3.. Bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. 2.1.3 Prinsip Praktis Matematika Reys dkk (dalam Pratiwi, 2017), mengemukakan prinsip-prinsip pendekatan belajar kognitif dalam pembelajaran matematika yang dapat.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. diaplikasikan secara umum pada siswa berkesulitan belajar matematika. Prinsipprinsip praktis yang diajukan tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan satu dengan lainnya, di antaranya: 2.1.7.1. Belajar matematika harus berarti (meaningful).. 2.1.7.2. Belajar matematika adalah proses perkembangan.. 2.1.7.3. Matematika adalah pengetahuan yang sangat terstruktur.. 2.1.7.4. Siswa aktif terlibat dalam belajar matematika .. 2.1.7.5. Siswa harus mengetahui apa yang harus dipelajari dalam matematika .. 2.1.7.6. Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan belajar.. 2.1.7.7. Menggunakan berbagai bentuk atau model matematika .. 2.1.7.8. Vareasi matematika membantu siswa belajar matematika .. 2.1.7.9. Metakognisi mempengaruhi siswa belajar.. 2.1.7.10 Pemberian bantuan pada kemampuan yang terbentuk.. 2.1.4 Fungsi Matematika Skemp (dalam Pratiwi, 2017) mengemukakan beberapa fungsi matematika, terlebih pada simbol yang digunakan dalam matematika, yaitu 1) berkomunikasi, 2) merekam pengetahuan, 3) membuat klarifikasi ganda secara langsung, 4) fungsi menjelaskan, 5) fungsi membuat kegiatan reflektif, 6) menunjukan struktur, 7) fungsi manipulasi proses, 8) matematika secara otomatis, 9) fungsi megulang informasi dan pengertian, 10) fungsi seni. Sedangkan, Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003) mengemukanan bahwa matematika memiliki fungsi sebagai, (a) Sarana berpikir yang jelas dan logis, (b) Sarana memecahkan masalah.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. kehidupan sehari-hari, (c) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (d) Sarana untuk mengembangkan kreatifitas, (e) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003), mengatakan matematika memliki fungsi (a) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (b) semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai, (c) sarana komunikasi yang kuat dan jelas, (d) dapat digunakan untuk menyajikan informasi, (e) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran, serta usaha memecahkan masalah. Berdasarkan beberapa ahli di atas, matematika memiliki fungsi di antaranya memberi bekal siswa untuk berpikir kristis, analitis serta logis, serta meningkatkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.. 2.1.5 Pengertian Pengurangan Supriadi (dalam Pratiwi, 2013), mengatakan pengurangan adalah salah satu konsep aritmatika yang harus dipelajari oleh siswa setelah penjumlahan. Pengurangan adalah satu dari empat operasi dasar aritmatika, yang pada prinsipnya merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan. Operasi pengurangan dinyatakan dengan tanda minus atau negatif (-). Operasi penjumlahan dan pengurangan adalah operasi bilangan paling utama yang perlu dipahami dan dikuasai siswa. Pengurangan dapat artikan dengan mengambil, selisih atau perbedaan, mencari bilangan yang belum diketahui, jarak atau perpindahan (Ismayani,2008).

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 2.1.6 Mata Pelajaran Matematika di Kelas I SD Materi matematika pada Kelas I SD beberapa di antaranya adalah Bab 1. Membandingkan bilangan, Bab 2. Mengurutkan bilangan, Bab 3. Penjumlahan dan pengurangan, Bab 4. Pengukuran waktu, Bab 5. Pengukuran panjang dan berat. Dilanjutkan dengan latihan untuk semester ganjil. Pada semester genap, terdiri dari 4 Bab disertai sub-bab-nya. Pada Bab ke 7, terdapat materi operasi hitung kembali, lebih tepatnya adalah penjumlahan dan pengurangan (Astuti & Sunardi: 2009). Berikut ini adalah materi yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada kelas I SD (Astuti & Sunardi: 2009) Penjumlahan sampai dengan 10 1) Penjumlahan dua bilangan satu angka Contoh 2+1=3 5. +1=4. 2) Penjumlahan dengan cara bersusun Contoh : 4 1 5. +.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 3) Pasangan bilangan yang diketahui jumlahnya Contoh: 1+6=7 2+5=7 Apabila dipasangkan dalam tabel maka akan nampa sebagai berikut: Tabel 2.1 Contoh 2. 1. 2. 6. 5. 3. 4. 5. 6. 4. 3. 2. 1. 7. 4) 4) Sifat pertukaran dalam penjumlahan, yang terdiri dari asosiatif, komutatif, dan distrbutif. Pengurangan 5) Pengurangan bilangan paling besar 10 Contoh: 8–2=6 6. –3=4.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 6) Pengurangan bilangan satu angka dengan cara bersusun 9 3 6. -. 7) Pasangan bilangan yang selisihnya ditentukan Contoh:. Tabel 2.2 Contoh 6 5-. 6-1=5 7-2=5. 6. 1. 7. 2. 8) Pengurangan sampai dengan bilangan 99. 2.1.7. Sempoa. 2.1.7.1 Hakikat dan Sejarah Sempoa Dalam bahasa Inggris, sempoa dikenal dengan nama abacus. Penggunaan kata abacus sudah dimulai sejak tahun 1387, meminjam kata dalam bahasa Latin abakos yang berasal dari kata abax, dalam bahasa Yunani berarti “tabel perhitungan”. Dalam bahasa Yunani, kata abax juga berarti tabel untuk menggambar bentuk-bentuk geometri di atas debu atau pasir. Sempoa adalah suatu alat kuno untuk berhitung yang dibuat dari rangka kayu atau plastik (modern) secara sederhana dengan sederet poros berisi manik-manik yang bisa digerak-gerakkan (Goenawan dan Santoso, 2014). Sempoa digunakan untuk melakukan operasi hitung aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian,.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. pembagian dan akar kuadrat. Sempoa telah digunakan berabad-abad sebelum dikenalnya sistem bilangan Hindu Arab, bahkan sampai sekarang masih digunakan pedagang di berbagai belahan dunia seperti di Tiongkok. Pada dasarnya, asal-usul sempoa sulit dilacak karena alat hitung yang mirip dengan sempoa sendiri telah banyak dikenal di berbagai kebudayaan di dunia. Konon sempoa sudah ada di Babilonia dan Tiongkok sekitar tahun 2400 SM dan 300 SM. Orang zaman kuno menghitung dengan membuat garis-garis dan meletakkan batu-batu di atas pasir yang merupakan bentuk awal dari berbagai macam variasi sempoa. Oleh bangsa Cina, sempoa dikenal dengan sebutan suanpan atau “nampan untuk menghitung”. Biasanya alat ini memiliki tinggi 20 cm atau ±8 inchi dan lebar yang bermacam-macam. Berkembangnya sempoa di Cina ini, menimbulkan model sempoa yang dikenal dengan Sempoa Cina. Sempoa Cina memiliki jumlah manik sebanyak 2-4 (2 manik pada baris atas dan 4 manik pada baris bawah). Selain itu juga terdapat model Sempoa Jepang (soroban), sempoa jepang ini adalah pengembangan dari sempoa Cina. Sempoa jepang memiliki jumlah manik yang lebih sedikit dibanding Sempoa Cina yaitu 1-4 ( 1 manik di baris atas dan 4 manik di baris bawah). Cara menghitung nilai manik tersebut dengan memindahkan manik ke atas atau ke bawah, ke arah tiang pemisah yang terdapat di tengah (Nuryanto, 2012). Sempoa bukan hanya digunakan sebagai alat hitung di negara Cina dan jepang, namun berbagai negara lainnya juga menggunakannya, seperti Mesir, Persia, Yunani, Romawi, India, Rusia hingga Amerika menggunakan alat sejenis sempoa..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Dengan demikian, sempoa merupakan alat kuno yang telah digunakan sebagai alat hitung sejak jaman dahulu untuk melakukan operasi hitung aljabar sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan akar kuadrat. Sempoa sendiri memiliki 2 macam model, di antaranya:1) Sempoa dengan model Cina, 2) Sempoa dengan model Jepang, yang membedakan keduanya ialah jumlah manik atas. Sempoa model Cina memiliki 2 manik atas pada setiap tiangnya, sedangkan sempoa model Jepang hanya memiliki 1 manik atas pada setiap tiangnya, Cara menghitung nilai manik yaitu dengan memindahkan manik ke atas atau ke bawah, ke arah tiang pemisah yang terdapat di tengah. 2.1.7.2 Bentuk dan bagian-bagian Sempoa Ismarti (2016) menggambarkan sempoa Cina sebagai berikut:. 1 2.2.. 1. 2. 4. 4. 3 2.3. 2.4.. 1. 3. 4. Gambar 2.1 Sempoa Cina.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Keterangan : 1 : Manik, manik-manik mewakili bilangan, dimana setiap batang berisi 5 buah manik. Bagian atas terdapat 2 manik yang bernilai masing-masing 5 dan bagian bawah terdapat 5 manik yang bernilai 1 setiap maniknya 2 : Tiang Pembatas, yang membagi setiap batang menjadi dua bagian, atas dan bawah dimana tempat manik-manik tersebut dibaca berupa angka. 3 : Tiang peluncur, tempat bergesernya manik-manik. 4 : Bingkai sempoa, pada sisi luar yang memegang batang peluncur.. Ismarti (2016) juga menggambarkan sempoa Jepang yang merupakan salah satu pengembangan dari sempoa Cina, sempoa Jepang memiliki ciri jumlah manik sempoa yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan sempoa Cina. Berikut adalah gambaran dari sempoa Jepang yang merupakan pengembangan dari sempoa Cina: 1. 2. 1. 3. 4. 4. Gambar 2.2Sempoa Jepang.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Keterangan : 1 : Manik-manik, mewakili bilangan dimana setiap batang berisi 5 buah manik. Bagian atas terdapat satu manik yang bernilai 5 dan bagian bawah terdapat 4 manik yang bernilai 1 2 : Tiang pembatas, yang membagi setiap batang menjadi dua bagian, atas dan bawah dimana tempat manik-manik tersebut dibaca berupa angka. 3 : Tiang peluncur, tempat bergesernya manik-manik. 4 : Bingkai sempoa, pada sisi luar yang memegang batang peluncur.. Berdasarkan gambar dan penjelasan di atas, sempoa Cina dan sempoa Jepang memiliki jumlah manik yang berbeda, serta memiliki karakteristik tersendiri dalam hal menunjukkan nilai sebuah bilangan. Sempoa Cina memiliki 5 manik bawah yang menunjukkan nilai 1 pada setiap maniknya, sedangkan 2 manik atas menunjukkan nilai bilangan 5 pada setiap maniknya. Hal ini berbeda dengan sempoa Jepang yang hanya memiliki 4 manik bawah dan 1 manik atas. Pada manik atas dalam sempoa Jepang memiliki nilai bilangan 5, sedangkan manik bawah bernilai 1 pada setiap maniknya.. 2.1.7.1 Pengguaan/ Cara Menggunakan Sempoa 1.. Pengenalan nilai pada sempoa Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sempoa Jepang sebagai alat. bantu hitung operasi hitung aljabar, berikut ini adalah gambaran sempoa Jepang yang digunakan oleh peneliti:.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Gambar 2.3 Sempoa Jepang. Berdasarkan gambar di atas sebuah sempoa memiliki 13 batang peluncur, di mana setiap batang memiliki jumlah manik yang sama banyak. Batang peluncur ke-7 (titik putih) baik dari kanan maupun dari kiri memiliki nilai satuan (1,2,3,4,5,6,7,8,9). Batang peluncur ke-7 inilah yang dijadikan patokan, pengguna sempoa dapat memberi tanda titik putih pada manik ke-7 agar memudahkan pengguna dalam mengingat. Batang peluncur ke-8 (dari kiri) memiliki nilai per 10 (0.1, 0.2, 0.3, 0.4, ... 0.9), setiap mundur satu batang peluncur berarti dibagi 10 kembali, artinya batang peluncur peluncur ke-10 (dari kanan) memiliki nilai per 1000 (0.001, 0.002, 0.003, ..., 0.009). Sedangkan untuk batang peluncur ke-1 sampai dengan batang peluncur ke-6 memiliki nilai puluhan, batang peluncur ke-5 memiliki nilai ratusan, batang peluncur ke-4 memiliki nilai ribuan, dan seterusnya hingga batang peluncur pertama yang memiliki nilai jutaan.. 2.. Menggerakan biji sempoa untuk membaca angka Nurmalasari (2013) memaparkan hal pertama yang dilakukan ketika. menggunakan sempoa adalah semua manik harus berada pada posisi nol (0) yaitu dimana semua manik berada pada tepi bingkai atas untuk manik atas dan berada.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. di tepi bingkai bawah untuk manik bawah. Setiap deret manik tersebut memiliki nilai yang berbeda. Nurmalasari (2013), cara menggunakan sempoa antara lain: a. Untuk gerakan manik ke atas, gunakan ibu jari. Contoh: untuk membuat nilai „4‟ pada sempoa, gunakan ibu jari anda untuk menaikkan empat buah manik di bawah tiang pembatas kearah atas. b. Untuk gerakan manik ke bawah, gunakan jari telunjuk. Contoh: untuk membuat nilai „5‟, gunakan jari telunjuk anda untuk menurunkan manik yang berada diatas tiang pembatas. c. Terkadang gerakan pertama dan kedua dilakukan secara bersamaan untuk membuat nilai yang memang memerlukan manik-manik atas danbawah sekaligus. Contoh: untuk membuat nilai „8‟, turunkan manik diatas tiang pembatas dan naikkan tiga buah manik dibawah tiang pembatas secara serempak. Ketika melakukan gerakan ini, untuk mempermudah pemula biasanya dibarengi sebutan gabungkan. d. Terkadang juga proses yang berlawanan digunakan dalam operasi pengurangan. Contoh: Untuk 9 – 7, buatlah „9‟ di sempoa anda, kemudian hilangkan „7‟ darinya (satu manik di atas tiang pembatas dan dua manik di bawah tiang pembatas). Gerakan yang mesti dilakukan adalah menaikkan manik atas dengan jari telunjuk dan turunkan dua manik dibawah tiang pembatas dengan ibu jari secara serempak. Gerakan ini biasa dibarengi dengan sebutan pisahkan. e. Setelah selesai berhitung, semua tiang sempoa harus dikosongkan kembali seperti semula. Untuk itu, posisikan jari telunjuk dan ibujari di tiang paling.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. kanan sempoa, mengapit tiang pembatas. Jalankan kedua jari anda sampai ke ujung kiri.. 3. Mengenal teman kecil dan teman besar Dalam sempoa, juga dikenalkan mengenai teman kecil dan teman besar. Teman kecil adalah dua angka yang apabila dijumlahkan memiliki nilai 5. Contohnya, 2 teman kecilnya 3, begitu pula sebaliknya 3 adalah teman kecilnya 2. Contoh lainnya, 4 adalah teman kecilnya 1 dan 1 adalah teman kecilnya 4. Sedangkan teman besar adalah dua angka yang bila dijumlahkan memiliki nilai 10. Contohnya adalah 6 merupkan teman besarnya 4 dan 4 adalah teman besarnya 6. Contoh lainnya adalah 7 yang merupakan teman besarnya 3 dan 3 merupakan teman besarnya 7.. 2.1.7.4 Manfaat Sempoa Rohmah (2019), menyebutkan bahwa sempoa memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1.. Operasionalnya lebih mudah karena menggunakan 3 rumus untuk semua operasional +, -, x, dan :. Sehingga sempoa akan lebih mudah dipahami dan dipraktekkan siapapun.. 2.. Membantu mengoptimalkan kecerdasan otak karena di dalam penggunaan media sempoa juga terdapat teknik “minda” atau membayang (imajinasi). Kegiatan berhitung menggunakan sempao ini, akan merangsang kerja otak sebelak kiri dan kanan secara selaras dan seimbang. Selin itu, kegiatan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. menghitung dengan sempoa ini akan membuat otak menjadi berkembang dan tidak mudah stres. 3.. Lebih cepat karena cara operasionalnya sangat sederhana dan tidak bertele-tele.. 4.. Dapat membantu mata pelajaran lainnya, khususnnya bidang studi yang ada hubungannya dengan operasi hitung, misalnya matematika, fisika, kimia, dan lainnya.. 5.. Tidak menyebabkan kerja otak secara berlebihan karena dibantu alat visual yaitu sempoa.. Sedangkan Pandhah (2010), menyatakan manfaat sempoa di antaranya: 1. Mengoptimalkan fungsi otak karena disaat anak sedang bermain sempoa anak konsentrasi dalam berhitung secara tidak langsung otak kiri bekerja, selain itu anak juga menggunakan imajinasi serta logikanya untuk menghitung hasil operasi matematika lewat pikirannya yang nantinya ditunjukkan dalam bentuk manik sehingga otak kanan anak juga bekerja.. 2. Melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, sistematika berpikir,daya konsentrasi. Dengan sempoa anak berimajinasi untuk memikirkan hasil operasi hitung, dengan cara ini anak akan konsentrasi.. 3. Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan sebuah masalah yang ada. Manik-manik pada sempoa mempermudah dan mempercepat anak dalam mendapatkan hasil operasi hitung.. 4. Menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otak kita. Jika seorang anak sudah terbiasa.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. dalam membayangkan hitungan matematika lewat pikirannya maka proses berpikir anak tersebut mudah dalam membayangkan sesuatu yang bersifat abstrak. Sedangkan Nurmalasari (2013) juga menjelaskan bahwa media sempoa memiliki banyak manfaat yang didapat setelah mempelajarinya yaitu : 1. Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri; 2. Melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, serta sistematika berfikir; 3. Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam berfikir; serta 4. Menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otaknya. Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sempoa memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Membantu meningkatkan kecerdasan otak, dalam penggunaan otak kanan dan otak kiri secara seimbang. 2. Melatih daya imajinasi dan keratif. 3. Meningkatkan kecepatan dalam menyelesaikan masalah. 4. Menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari membayangkan sempoa dalam otaknya.. 2.1.7.5 Kelebihan Sempoa Sebagai alat bantu operasi hitung aljabar, sempoa memiliki beberapa kelebihan (Faizatin, 2012), di antaranya: 1) Dapat menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi, desimal, sistim metris, persen, dll dengan bilangan multi digit;.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 2) Dapat menghitung tanpa mencoret-coret dikertas pada hitungan 2, 3 atau 4 digit; 3) Seorang siswa dapat mengingat deret 9 digit hanya pada 3 detik melihat angka tersebut; 4) Siswa lebih dapat berkonsenterasi, mandiri, serta percaya diri; 5) Dapat menghitung 3x lebih cepat dari pada kalkulator pada hitungan tertentu; 6) Cenderung lebih banyak menggunakan otak kanan. Selain itu, kelebihan lain dalam penggunaan sempoa (Sobur, 2006), yakni: 1) bersifat konkret dan penggunaannya praktis, 2) mempunyai variasi dan teknik, 3) dapat disiapkan oleh guru sendiri, 4) dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, 5) harganya murah dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, 6) mampu memberikan pemahaman akan konsep suatu penjumlahan dan pengurangan. Sempoa memiliki banyak kelebihan seperti yang yang telah disebutkan oleh kedua ahli di atas, diantaranya: 1) Sempoa sebagai media atau alat untuk melakukan operasi hitung, baik itu penjumlahan, pengurangan, perkalian hingga pembagian dalam jumlah atau digit yang banyak, 2) Lebih efektif dalam hal waktu karena sempoa dapat digunakan menghitung dengan cepat dan dengan digit yang banyak karena, 3) sempoa merupakan benda konkret, dimana siswa pada kelas bawah (khususnya) dapat memahami materi menggunakan media kongkret, 4) Harga sempoa yang terjangkau sehingga guru dapat menyiapkannya sendiri.. 2.1.8. Modul Sempoa. 2.1.8.1. Pengertian Modul Rahardi (2006) menjelaskan modul merupakan paket atau program belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. terhadap dampak hasil pelaksanaan. Sedangkan, Wiyanto & Mustakim (2012) menjelaskan modul merupakan lembaran tertulis berisi materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai belajar siswa secara mandiri. Lain halnya dengan Yaumi (2018), yang menjelaskan modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Oleh karena itu modul merupakan kumpulan kegiatan pembelajaran yang dibuat untuk membantu siswa belajar memperoleh pengetahuannya Berdasarkan beberapa pendapat di atas, modul merupakan paket belajar mengajar, yang dapat membantu siswa dalam memahami sebuah materi terkait, yang disusun secara sistematis dan menarik sehingga dapat digunakan oleh siswa secara mandiri.. 2.1.9. Pengembangan Materi Materi yang akan termuat dalam modul sempoa ini adalah operasi hitung. pengurangan bilangan sampai dengan 99. Materi tersebut disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran matematika untuk kelas I SD yaitu KD 3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengkaitkan penjumlahan dan pengurangan. Indikator yang telah dikembangkan yaitu siswa mampu melakukan operasi hitung pengurangan bilangan cacah sampai dengan 99 dengan benar. Materi pengurangan yang termuat dalam modul diawali dengan pengurangan satu angka (satuan), kemudian dilanjutkan dengan.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. pengurangan dua angka (belasan dan puluhan). Modul ini dikembangkan dengan 11 latihan pengurangan, dengan nilai yang berbeda sehingga memungkinkan siswa banyak berlatih dalam mata pelajaran matematika materi pengurangan.. 2.1.10 Karakteristik Siswa SD Permendikbud No. 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Dasar Pasal 5 menyebutkan bahwa calon peserta didik berusia 7 (tujuh) wajib diterima sebagai peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, siswa yang memulai jenjang sekolah dasar kelas I rata-rata berumur 7 (tujuh) tahun. Jean Piaget (Supano, 2001) menjelaskan bahwa anak umur 7 berada pada tahap perkembangan operasional kongkrit. Dengan demikian anak memerlukan dorongan dan dukungan secara optimal untuk dapat belajar melalui hal-hal yang kongkrit dalam lingkungannya. Selain tahapan perkembangan anak yang diharapkan dapat dilewati sesuai rentang usia yang telah ditentukan Piaget tersebut, terdapat pula 3 tugas perkembangan siswa yang harus dipenuhi oleh siswa, yaitu tugas perkembangan pribadi-sosial, tugas perkembangan akademik dan pendidikan, serta tugas perkembangan karir (Awalrukmana, 2017). Sitti (dalam Awalrukmana, 2017), menjelskan. tugas. perkembangan. pribadi-sosial. pada. masa. ini. adalah. pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang berkembang, mengenal dan dapat memelihara kesehatan dan keselamatan, menyayangi dirinya, senang berolahraga dan memiliki sikap yang tepat terhadap.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. jenis kelamin lain. Siswa mampu memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa bergantung pada orang tuanya. Sedangkan Dahlah (dalam Awalrukmana, 2017), menjelaskan tugas perkembangan akademik dan pendidikan adalah siswa belajar keterampilan dasar dalam membaca , menulis, dan berhitung. Selain itu siswa mengembangkan konsep sehari-hari, dengan melihat dan mendengar segala sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Kartadinata (dalam Awalrukmana, 2017) menyebutkan bahwa tugas perkembangan karir anak pada masa ini yaitu mengenali macam dan ciri berbagai jenis pekerjaan, mengembangkan cita-cita terhadap berbagai pilihan pekerjaan dan belajar merencanakan masa depan, serta menyesuaikan pengembnagn kemampuan, keterampilan, dan minat dengan kecenderungan arah cita-cita pekerjaan.. 2.1.11 Karakteristik Pembelajaran di Kelas I SD Piaget (dalam Suparno, 2001) menjelaskan dalam teori perkembangan kognitif bahwa setiap siswa memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Permendikbud No. 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Dasar Pasal 5, menyebutkan bahwa calon peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun wajib diterima sebagai peserta didik. Sehingga rata-rata siswa memulai jejang sekolah dasar pada usia 7 tahun. Siswa yang berumur 7 tahun berada pada tahapan operasional konkret. Piaget (Sanjaya, 2008), menyebutkan tahap perkembangan intelektual (kognitif) anak terdiri dari 4 tahap, tahapan-tahapan tersebut ialah 1) tahap sesorial, yang berkembanga mulai.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. dari lahir hingga 2 tahun, 2) tahap praoperasional, mulai dari umur 2 sampai 7 tahun, 3) tahap operasional kongkrit, mulai umur 7 sampai 11 tahun, 4) tahap operasional formal, yang dimulai dari umur 11 sampai 14 tahun ke atas. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas I SD yang berumur 7 tahun. Siswa tersebut berada pada tahapan operasional kongkret, artinya siswa belajar melalui apa yang mereka lihat secara langsung atau kongkret melalui pengalaman-pengalaman langsung, termasuk juga pada mata pelajaran matematika. Selain itu, Rusman (2017) menjelaskan siswa pada tahapan operasional kongkret mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan. benda-benda,. (4). Membentuk. dan. mempergunakan. keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan dan perilaku belajar siswa tersebut, siswa usia sekolah dasar memiliki tiga ciri kecenderungan belajar (Rusman, 2017), yaitu: 2.1.11.1 Konkrit Rusman (2017), menjelaskan bahwa konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. pemanfaatan. lingkungan. sebagai. sumber. belajar.. Pemanfaatan. lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. 2.1.11.2 Integratif Rusman. (2017),. menjelaskan. bahwa. integratif. berarti. siswa. memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini melukiskan cara berpikir siswa yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. 2.1.11.3 Hierarkis Rusman (2017), menjelaskan bahwa hierarkis berarti cara siswa belajar bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.. 2.2 Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 2.2.1. Penelitian tentang Penggunaan Media sempoa.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Syifa dan Simatupang (2016) melakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Sempoa dalam Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah pendekatan penelitian kualitiatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, di antara siswa, guru kelas, kepala sekolah, dan guru les. Siswa yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah siswa TK B TK 17 Agustus Veteran Gresik. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analaisis data model Miles dan Huberman. Hasil penelitian dijelaskan bahwa TK 17 Agustus Veteran menggunakan media sempoa sebagai ekstrakulikuler yang telah diadakan kurang lebih 6 tahun atas musyawarah bersama wali siswa. Siswa kelompok B usia 5-6 tahun pada dasarnya sudah mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dasar dan sempoa dapat digunakan sebagai media berhitung sesuai dengan perkembangan kognitif aak usia 5-6 tahun 2.2.2. Penelitian tentang kesulitan belajar kelas bawah materi pengurangan Sutrisno (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis kesulitan Belajar Siswa Kelas II pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Subjek penelitian diambil dengan cara snowball sampling pada siswa kelas II dan guru kelas SD Negeri Kalibeluk. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian Sutrisno ini menggunakan model Miles and Huberman, yang meliputi data reduction (data reduksi), data display (penyajian data), serta conclution (penarikan kesimpulan/ verifikasi). Hasil penelitian menjelaskan bahwa siswa sudah menguasai konsep.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. penjumlahan dan pengurangan bilangan dalam menyelesaikan soal cerita, sudah dapat membedakan penggunaan operasi penjumlahan dan pengurangan dalam menyelesaikan soal cerita, serta menguasai operasi penjumlahan dengan cara menyimpan dan operasi pengurangan dengan cara meminjam. namun, siswa masih mempunyai miskonsepsi pada operasi pengurangan dan melibakan nol. Siswa mengatakan 30 – 8 = 38, materi pengurangan tersebut sudah ajarkan sejak siswa kelas 1 melihat KD yang ada di kelas I SD. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum mencapai KD yang telah ditentukan. 2.2.3. Penelitian tentang hasil belajar matematika pada pengurangan bilangan bulat. Jazidah (2009) melakukan penelitian berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menerapkan Pita Garis Bilangan di Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Jazidah adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif antara teman sejawat dengan bsubjek penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 19 Sungai Kunyit Kab. Model penelitian yang digunakan Jazidah adalah PTK menurut Kurt Lewin dengan teknik analisis menurut Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian Jazidah adalah adanya peningkatan nilai siswa kelas V pada pembelajaran bilangan bulat dengan bantuan pita garis bilangan sebagai media pembelajaran. Penelitian Jazidah dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan nilai, serta peningkatan kemampuan guru meracang RPP dan implementasi RPP pada kegiatan pembelajaran. 2.2.4 Penelitian mengenai pengaruh penggunaan media sempoa.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Irma Nurmalasari (2013) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Media Sempoa Terhadap Kreativitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Karangrejo Tulungagung. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Nurmalasari adalah. penelitian. kuantitatif.. Peneliutian. ini. menggunakan. instrumen. pengumpulan data berupa tes soal-soal mengenai operasi hitung bilangan bulat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Irma Nurmalasari, nampak pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media sempoa terhadap kreativitas siswa pada siswa yang menggunakan sempoa dengan siswa yang tidak menggunakan sempoa di kelas II SDN II Karangrejo tahun ajaran 2012/2013 dengan nilai empirik sebesar 3.952 dan lebih besar dari t teoritik sebesar 2.074 pada taraf signifikan 5%. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Nurmalasari ini juga menunjukan bahwa sempoa berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil yang signifikan menunjukan bahwa siswa yang menggunakan sempoa dengan siswa yang tidak menggunakan sempoa di kelas II SDN II Karangrejo tahun ajaran 2012/2013 dengan nilai empirik sebesar 3.608 dan lebih besar dari t teoritik sebesar 2.704 pada taraf signifikansi 5%. Hal tersebut menunjukan bahwa alat hitung sempoa dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Bagan 2.1 Literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya Penggunaan Media Sempoa. Syifa dan Simatupang (2016) Penggunaan sempoa dalam Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan.. Pengurangan Jazidah (2009) Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menerapkan Pita Garis Bilangan di Kelas V Sekolah Dasar . Pengaruh Penggunaan Media Sempoa. Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas Bawah Materi Pengurangan Sutrisno (2010) Analisis kesulitan Belajar Siswa Kelas II pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan.. Irma Nurmalasari (2013) Pengaruh Media Sempoa Terhadap Kreativitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Karangrejo Tulungagung .. Yang diteliti : Pengembangan Modul Sempoa Materi Pengurangan untuk Kelas I SD. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat kesamaan dan perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaan terletak pada media yang digunakan pada penelitian Syifa dan Simatupang serta penelitian oleh Irma Nurmalasari yaitu sempoa, sedangkan perbedaan terletak pada jenis penelitian, jenjang kelas, serta aspek pendukungnya. Penelitian yang Syifa dan Simatupang (2016) menggunakan jenis penelitian berupa kualitatif deskripsif dalam penelitiannya, penelitian kedua, oleh Sutrisno (2010) lebih berfokus pada analisis.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. kesulitan siswa dalam pengurangan pada kelas II SD, serta penelitian ketiga, oleh Jazidah (2009) menggunakan pita garis bilangan sebagai aspek pendukung pada kelas V SD. Sedang penelitian sebelumnya oleh Irma Nurmalasari (2013) dilakukan di kelas II mengenai pengaruh media sempoa terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa, jenis penelitian oleh Irma Nurmalasai ini adalah kuantitatif. 2.3 Kerangka Berpikir Peneliti melakukan penelitian dengan mencari data tentang analisis kebutuhan siswa mengenai kesulitan belajar pengurangan dengan menggunakan media sempoa sebagai media pembelajaran matematika di SD Negeri Dayuharjo dengan melakukan kegiatan wawancara dan observasi. Analisis kebutuhan serta analisis pembelajaran konteks dilakukan untuk pembuatan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD agar sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan dari Dick & Carey (2006). Selain itu, peneliti melakukan validasi atau evaluasi formatif untuk mengetahui kualitas modul sempoa dengan ahli sempoa, ahli matematika, serta dua guru kelas I SD. Setelah dilakukan penilaian oleh ahli dan guru, peneliti melakukan revisi berdasarkan saran dari ahli dan guru untuk meningkatkan kualitas modul. Kegiatan revisi dilakukan oleh peneliti pada beberapa bagian modul. Selanjutnya, modul yang telah direvisi dilakukan ujicoba atau evaluasi sumatif kepada 6 siswa. Kegiatan validasi digunakan oleh peneliti untuk penilaian modul oleh ahli dan guru sedangkan kegiatan ujicoba digunakan oleh peneliti untuk penilaian modul oleh siswa sebagai pengguna modul untuk mengetahui keefektifan penggunaan.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. modul. Penilaian pada tahap validasi dan ujicoba dilakukan oleh ahli, guru dan siswa menggunakan angket penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti mengembangkan modul sempoa materi pengurangn untuk siswa kelas I SD bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menggunakan media sempoa sebagai media pembelajaran matematika yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Modul sempoa sesuai untuk digunakan oleh siswa kelas I Sd yang berada pada tahapan operasional kongkret, siswa belajar menggunakan alat inderanya secara langsung seperti meraba dan melihat. Dengan menggunakn modul sempoa ini, siswa berada pada proses pembelajaran sesuai dengan kecenderungan belajar siswa yaitu kongkret, serta sesuai dnegan tahapan perkembangan kognitif siswa yaitu operasional kongkret. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD, dikarenakan permasalahan guru dan siswa belum mengetahui cara menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran matematika, sehingga dibutuhkan adanya modul sebagai pedoman bagi siswa dalam menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran matematika. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana tahap-tahap pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa Kelas I SD? 2.4.2 Bagaimana kualitas modul sempoa materi pengurangan untuk siswa Kelas I SD menurut dosen dan ahli?.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 2.4.3 Bagaimana kualitas modul sempoa materi pengurangan untuk siswa Kelas I SD menurut guru kelas I SD? 2.4.4 Bagaimana kualitas modul sempoa materi pengurangan untuk siswa Kelas I SD menurut siswa kelas I SD?.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab III ini diuraikan (1) Jenis penelitian, (2) Setting penelitian, (3) Prosedur pengembangan, (4) Teknik pengumpulan data, (5) Instrumen penelitian, serta (6) Teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R and D), bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah model penelitian dan pengembangan.. Setyosari (2013) menjelaskan bahwa. model menyajikan suatu informasi yang kompleks atau rumit menjadi lebih sederhana, suatu model penelitian pengembangan dihadirkan dalam bagian prosedur pengembangan. Dick and Carrey (dalam Sugiyono, 2008) menjelaskan R and D adalah suatu penelitian yang menghasilkan poduk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian ini, penelitian dan pengembangan berupa produk yaitu modul sempoa untuk mata pelajaran matematika materi pengurangan kelas I SD. Peneliti mengembangkan produk berdasarkan langkah-langkah prosedur pengembangan dari Dick and Carey (2009). Prosedur pengembangan terdiri dari 10 langkah, yaitu (1) Menentukan tujuan, menentukan tujuan yang ingin dicapai secara umum; (2) Analisis kebutuhan, melakukan analisis kebutuhan berdasarkan konteks; (3) Analisis pembelajaran dan konteks, melakukan analisis terkait materi atau pembelajaran;. (4) Merumuskan tujuan performansi,.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. merumuskan tujuan khusus produk dikembangkan; (5) Mengembangankan instrumen, instrumen assessment yang digunakan untuk mengukur perangkat produk yang dikembangkan; (6) Mengembangkan strategi pembelajaran, strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan khusus; (7) Mengembangkan dan memilih bahan, mengembangkan dan memilih bahan yang digunakan untuk membuat produk; (8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif, dikembangkan untuk mendukung proses peningkatan efektivitas produk; (9) Melakukan revisi, revisi dilakukan terhadap langkah-langkah sebelumnya atau disebut perbaikan; dan (10) Merancang dan melakukan evaluasi summatif, bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan produk yang dibuat. Menurut Maudiarti (2007), dalam model R and D dari Dick and Carey memiliki tahapan revisi yang dapat dilakukan beberapa kali, hal tersebut merupakan keistimewaan dari model Dick and Carey.. 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo yang berjumlah 6 siswa..

Gambar

Gambar 1.1 Cover Modul
Gambar 1.2  Contoh Gambar, Warna dan Animasi yang Digunakan dalam  Modul
Gambar 1.3 Contoh Jenis Tulisan yang Digunakan dalam Modul
Tabel 2.1 Contoh 2
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Karakteristik teknis produk yang memiliki nilai tertinggi menunjukkan bahwa karakteristik teknis tersebut menjadi fokus permasalahan yang dihadapi perusahaan, sedangkan

Mereka mempunyai karakter yang sangat berbeda, anak pertama saya, Bobi tidak mau mengalah, kasar, suka cari keribuatan dengan adik- adiknya, susah di bilang kalau

Biaya yang diperoleh dari dinas pendidikan provinsi dan/ atau kabupaten/kota umumnya digunakan un- tuk memberikan beasiswa bagi ABK maupun biaya tambahan bagi guru mata pelajaran

Lebar pembukaan stomata nyata berkorelasi negatif dengan tingkat ketahanan kacang tanah terhadap penyakit bercak daun, dan sebaliknya berkorelasi positif dengan daya hasil,

Secara umum mata kuliah ini akan membahas (1) hal ihwal pengertian, jenis, karakteristik, dan perbedaan metode-metode penelitian; (2) memahami konsep dasar penelitian PAUD;

siswa dan mengukur kemampuan siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan. Dari sini juga dapat diperoleh informasi apakah praktikan dapat menyampaikan materi

dari hasil pengujian pada Berdasarkan hasil dari pengujian statistk F dapat disimpulkan bahwa faktor kesadaran perpajakan dan tingkat pemahaman secara bersama sama

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variasi konsentrasi penambahan NaFeEDTA terhadap stabilitas iodium dalam garam fortifikasi kalium iodida (KI) pada penyimpanan