• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Aktivitas Belajar Murid melalui Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Aktivitas Belajar Murid melalui Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID

MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

DI SEKOLAH DASAR

Mariani, Marzuki, Mastar Asran

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email: mariani386@yahoo.co.id

Abstrak: Permasalahan pada penelitian ini adalah usaha untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik menggunakan pembelajaran Tematik di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, bentuknya Penelitian Tindakan Kelas, dan sifat penelitian bersifat kolaboratif. Subjek penelitian guru, dan peserta didik kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya yang berjumlah 16 orang. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik observasi langsung dan alat pengumpul data yang digunakan berupa pedoman observasi. Hasil penelitian berdasarkan dari observasi dengan menggunakan pembelajaran Tematik untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut, secara umum penggunaan pembelajaran Tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya. Dengan demikian pembelajaran Tematik dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

Kata kunci : Pembelajaran Tematik, Aktivitas Belajar

Abstract: The problem of this study is an attempt to improve the learners' learning activities by using the Thematic learning in class III of Public Elementary School Number 46 Sungai Raya. This research method is descriptive, in the form of Classroom Action Research, and nature of the research is collaborative. This research subjects were teachers, and class I students of Public Elementary School Number 46 Sungai Raya, amounted to 16 people. The research technique used was direct observation technique and data collection tool used was the observation guidelines. The result of the research based on the observation by using Thematic learning to improve students’ learning activities. Based on this description, generally, the use of Thematic learning can improve learners' learning activities in class I of Public Elementary School Number 46 Sungai Raya. Thus, thematic learning can be used to improve the learners' learning activities.

Keywords: Thematic Learning, Learning Activity

endidikan merupakan upaya untuk mempersiapkan atau memberi bekal pada murid agar bisa mandiri dan mampu menghadapi tantangan hidup dimasa depan. Dalam proses belajar mengajar, aktivitas murid merupakan sesuatu yang

(2)

sangat penting. Murid yang memiliki aktivitas positif akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan sebaliknya murid yang memiliki aktivitas negatif akan memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan.

Selama pembelajaran berlangsung diharapkan murid mempunyai aktivitas belajar secara positif, sebagaimana yang dinyatakan Sardiman (2008: 95), aktivitas belajar adalah suatu perilaku siswa yang selalu berusaha, bekerja, atau belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapat kemajuan atau prestasi yang gemilang dari perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman dan latihan.

Guru merupakan tenaga pendidik, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberi ruang pada anak untuk berpikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya yang berkenaan dengan aktivitas belajar anak secara optimal.

Aktivitas murid merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain serta bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Menurut Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”. Aktivitas belajar murid ini merupakan salah satu indikator adanya keinginan murid untuk belajar.

Pemilihan strategi, metode, dan pendekatan yang tidak memenuhi kebutuhan murid akhirnya menimbulkan fenomena seperti anak dipaksa belajar dengan cara guru, suasana tegang, seringkali tidak bermakna, seringkali murid belajar sesuatu tidak menarik perhatiannya, telah terjadi perubahan sifat pada anak, makin tinggi kelas anak, makin kurang inisiatif dan keberanian bertanya atau mengemukakan pendapatnya.

Penyebab aktivitas belajar yang rendah antara lain disebabkan oleh sebagian guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, sementara muridnya pasif. Keterlibatan anak dalam aktivitas pembelajaran masih belum optimal karena guru mendominasi proses pembelajaran dan murid terkesan pasif karena hanya mendengarkan guru serta guru kurang melibatkan murid dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Selain itu, permasalahan dalam proses pembelajaran yang terjadi di sekolah masih banyak menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang memperhatikan kebutuhan dan pengembangan potensi murid, serta cenderung

(3)

bersifat sangat teoritik. Peran guru masih sangat dominan dan gaya mengajar cenderung bersifat satu arah. Akhirnya proses pembelajaran terjadi hanya sebatas pada penyampaian informasi saja, kurang terkait dengan lingkungan sehingga murid tidak mampu memanfaatkan konsep kunci keilmuan dalam proses pemecahan masalah kehidupan yang dialami murid sehari-hari.

Berdasarkan pengalaman dan permasalahan yang peneliti alami selama mengajar di kelas rendah Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya ini belum pernah menerapkan pembelajaran Tematik sehingga aktivitas belajar siswa menjadi kurang menarik dan menyenangkan. Menurut Rusman (2010: 254) Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan Tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Untuk itu peneliti memilih pendekatan pembelajaran Tematik dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang disusun kemudian diobservasi dan dievaluasi serta refleksi sebagai masukan untuk perbaikan rencana tindakan berikutnya.

Pendekatan Tematik secara efektif akan membantu memberikan kesempatan yang luas bagi murid untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian pembelajaran Tematik memberi kesempatan pada murid untuk memahami masalah yang kompleks dengan cara pandang utuh.

Berdasarkan pengamatan awal pada murid kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2013 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan jumlah anak 16 orang diperoleh data yaitu aktivitas fisik anak hanya 43.75%, aktivitas mental hanya 50%, serta aktivitas emosional hanya 43.75%.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran murid masih tergolong rendah. Berdasarkan dari permasalahan tersebut. penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar Murid melalui Pembelajaran Tematik di Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya”.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Bentuk penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Recearch) yang bersifat kolaboratif dengan teman sejawat.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya yang mana kegiatannya berada di dalam kelas. Subjek penelitian adalah guru dan peserta didik kelas I Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya yang berjumlah 16 orang, dengan peserta didik laki-laki yang berjumlah 7 orang, dan peserta didik perempuan berjumlah 9 orang.

Prosedur penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Demonstrasi melalui pembelajaran Tematik melalui empat (4) tahapan, yaitu: a) perencanaan, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Tematik, menyusun

(4)

lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan media, menyusun lembar observasi untuk peserta didik dan guru; b) pelaksanaan, Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar sesuai dengan RPP yang dirancang dengan menggunakan pembelajaran Tematik; c) observasi, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun dan; d) refleksi, peneliti mendiskusikan dengan guru mengenai hasil pengamatan yang dilakukan, kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran untuk menyimpulkan data atau informasi yang berhasil dikumpulkan sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya sampai ketercapaian berada pada titik jenuh.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi langsung, yakni cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti saat penelitian tindakan kelas berlangsung dalam pembelajaran dengan alat pengumpul datanya berupa lembar observasi.

Teknik analisis data menggunakan persentase pada setiap aspek aktivitas belajar. Indikator kinerja untuk mengukur aktivitas belajar dengan menggunakan pembelajaran Tematik dikelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu:

1. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dengan melakukan gerakan motorik. Aktivitas fisik ini meliputi:

a. Menyimak/mendengarkan dengan sungguh-sungguh b. Mengamati/menggunakan media yang digunakan c. Memperhatikan saat diberikan instruksi

2. Aktivitas mental

Aktivitas mental adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dengan diikuti oleh kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir. Aktivitas mental ini meliputi:

a. Menjawab pertanyaan dengan tepat b. Berdiskusi dengan teman sebangku c. Menyimpulkan materi

d. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan 3. Aktivitas emosional

Aktivitas emosional merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dengan diikuti oleh kemampuan emosional. Aktivitas emosional ini meliputi:

a. Semangat belajar b. Kegembiraan

c. Rasa senang, dan lain sebagainya. HASIL DAN PEMBAHASAN

Objek pada penelitian ini adalah peningkatan aktivitas belajar sebagai bentuk tindakan dari penerapan pembelajaran Tematik di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

(5)

Data diperoleh dalam penelitian ini, yaitu: aktivitas fisik, aktivitas mental, aktivitas emosional dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran Tematik. Rekapitulasi hasil penelitian dan pembahasan dapat disajikan sebagai berikut.

Tabel 1. Indikator Aktivitas Belajar sebelum dan sesudah Menerapkan Pembelajaran Tematik

No Aspek Yang Diamati

Hasil Pengamatan Perolehan rata-rata persentase observasi awal Perolehan rata-rata persentase siklus I Perolehan rata-rata persentase siklus II

1 Aktivitas fisik murid 41.7 % 68.75 % 93.75 %

2 Aktivitas mental 40.6 % 60.94 % 78.13 %

3 Aktivitas emosional 45.8 % 68.75 % 87.5 %

Berikut pemaparan hasil pengamatan sesuai dengan aspek yang diteliti, yaitu: a. Aktivitas fisik Murid

Aktivitas fisik murid yang meliputi aktivitas menyimak/mendengarkan guru dengan sungguh-sungguh, aktivitas mengamati/menggunakan media yang digunakan serta memperhatikan saat diberikan instruksi oleh guru secara keseluruhan pada observasi awal sebelum pelaksanaan tindakan sebagai baseline diperoleh nilai 41.7%, pada siklus I diperoleh nilai 68.75% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 93.75%. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik murid dalam pembelajaran Tematik dari siklus I sampai II mengalami peningkatan.

b. Aktivitas mental murid

Aktivitas mental murid yang meliputi aktivitas menjawab pertanyaan secara tepat, aktivitas berdiskusi dengan teman sebangku, aktivitas menyimpulkan materi serta aktivitas mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru secara keseluruhan pada observasi awal sebelum pelaksanaan tindakan sebagai baseline diperoleh nilai 40.6%, pada siklus I diperoleh nilai 60.94% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 78.13%. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai sebesar 17.19%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas mental murid dalam pembelajaran Tematik dari siklus I sampai II mengalami peningkatan.

c. Aktivitas emosional murid

Aktivitas emosional murid yang meliputi aktivitas semangat dalam belajar, aktivitas memberikan pendapat, dan keaktifan murid secara keseluruhan

(6)

pada observasi awal sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh nilai 45.8%, pada siklus I diperoleh nilai 68.75% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 87.5%. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai sebesar 18.75%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas emosional murid dalam pembelajaran Tematik dari siklus I sampai II mengalami peningkatan.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Guru melaksanakan Penerapan Pembelajaran Tematik

No Hasil Observasi Kemampuan Guru/Peneliti

Skor

Perolehan Skor Ideal Persentase

1 Siklus I 77 80 96%

2 Siklus II 78 80 98%

Rekapitulasi hasil observasi terhadap guru/peneliti yang melaksanakan siklus dengan menerapkan pembelajaran Tematik dapat dilihat bahwa guru/peneliti sudah memunculkan semua aspek baik di kegiatan awal, kegiatan inti maupun kulminasi. Pada siklus I guru/peneliti memperoleh skor 77 point atau 96% dan pada siklus II memperoleh skor 78 point atau 98%, hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebesar 2 point atau 2%. Peningkatan yang terjadi sangat baik dan artinya guru/ peneliti sudah melaksanakan penerapan pembelajaran dengan sangat baik.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Rancangan pembelajaran Tematik dilakukan menganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, membuat silabus, RPP, media pembelajaran Tematik, lembar observasi bagi murid dan guru/peneliti serta menyusun lembar evaluasi yang akan diberikan pada murid diakhir kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan KTSP dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. (2) Pelaksanaan pembelajaran Tematik yang dilaksanakan menarik, menyenangkan, dialogis, dinamis, bermakna melalui penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus secara keseluruhan dilaksanakan dengan perencanaan yang telah disusun dengan langkah-langkah sesuai RPP pembelajaran Tematik mengenai aktivitas fisik murid, aktivitas mental murid dan aktivitas emosional murid mengalami peningkatan yang signifikan. (3) Aktivitas fisik belajar murid pada pembelajaran Tematik di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya terbukti mengalami peningkatan. Hal ini tampak pada aktivitas fisik murid yang termuat dalam indikator kinerja pada setiap siklus selalu

(7)

mengalami peningkatan baik dalam menyimak, mengamati dan memperhatikan instruksi. (4) Aktivitas mental belajar murid pada pembelajaran Tematik di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya terbukti mengalami peningkatan. Hal ini tampak pada aktivitas yang termuat dalam indikator kinerja pada setiap siklus selalu mengalami peningkatan baik pada saat menjawab pertanyaan berdiskusi, menyimpulkan maupun mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru. (5) Aktivitas emosional belajar murid pada pembelajaran Tematik di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 46 Sungai Raya terbukti mengalami peningkatan. Hal ini tampak pada aktivitas murid yang termuat dalam indikator kinerja pada setiap siklus selalu mengalami peningkatan pada saat memberikan pendapat, keaktifan murid maupun semangat dalam belajar.

Saran

Beberapa saran yang dikemukakan terkait dengan hasil penelitian ini, yaitu: (1) Pelaksanakan pembelajaran Tematik tidak mudah, untuk itu guru harus mengerti dan benar-benar memahami tentang pembelajaran Tematik agar aplikasinya tidak menyimpang sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. (2) Pembelajaran Tematik memerlukan persiapan yang matang untuk itu guru harus benar-benar serius mempersiapkan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya agar hasil belajar yang diperoleh dapat maksimal. (3) Sebagai seorang pendidik, hendaknya secara terus menerus mendiagnosis kekeliruan dalam pembelajaran baik cara mengajar guru maupun dari muridnya sehingga dapat menemukan cara-cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Suryanto. (2010). Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hernawan, dkk.(2009), Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit.(2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Isjoni. (2010). Model Pembelajaran Anak Usia Dini.Bandung: Alfabeta.

Muhammad Jauhar. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik.Jakarta:Prestasi Pustakaraya.

(8)

Oemar Hamalik. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Ratna Megawangi, dkk. (2004). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.

Rochman Natawijaya. (2005).Aktivitas Belajar.Jakarta: Depdiknas.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran.Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Trianto. (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.

Gambar

Tabel 1. Indikator Aktivitas Belajar sebelum dan sesudah  Menerapkan Pembelajaran Tematik
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Guru  melaksanakan Penerapan Pembelajaran Tematik

Referensi

Dokumen terkait

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum operasi uji alat Spektrometri Serapan Atom atau SSA milik STTN-BATAN dalam menganalisis unsure Fe

Metode Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen Dengan Perbandingan 7:4 Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik” dapat terselesaikan dengan baik

Gambar 4.2 Model PBSK Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi 56 Gambar 4.3 Skor Rata-rata Pretes dan Postes Mahasiswa berdasarkan Konsep 58 Gambar 4.4 Skor Rata-rata

Timbal balik yang dilakukan guru terhadap pertanyaan dan pendapat siswa baik berupa ucapan atau ungkapan yang berkenaan dengan kesantunan berbahasa siswa ketika

Segenap dosen pemasaran dan seluruh dosen STIE Perbanas Surabaya atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama mengemban pendidikan di STIE

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau kelompok yang secara kultural terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda

cellulose acetat dari residu rumput laut Eucheuma Spinosum yang akan digunakan.. untuk proses penghilangan kandungan garam (desalinasi) pada air payau

S2 Pendapat saya dari penerapan ta’zir disini sangat baik sekali karena apa dengan ta’ziran saya dan santri lain bisa lebih tertib ketika kegiatan di beri peraturan. P