• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program yang berjudul “Peningkatan Status Gizi dan Kesehatan Anak Sekolah melalui Peningkatan Mutu dan Keamanan Makanan Jajanan Kantin”. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Palasari 02 Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan kemudahan akses peneliti, lokasi SDN Palasari 02 dekat dengan sarana kesehatan UPTD Puskesmas Cijeruk, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar hemoglobin pada siswa SDN Palasari 02. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan April 2012.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Jumlah contoh ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow & David (1997) dengan perhitungan sebagai berikut:

[(Z1-α)2 x (pxq)] n ≥ --- d2 n ≥ [(1.96)2 x (0.188 x 0.812)] --- (0.1)2 n ≥ 59 Keterangan: n = jumlah contoh α = derajat kepercayaan (0.05)

p = proporsi (prevalensi anemia di Provinsi Jawa Barat pada kelompok usia anak dan remaja yang berusia 5-14 tahun menurut Riskesdas 2007 sebesar 18.8%)

q = 1-p

d = presisi (10%)

Peneliti menggunakan estimasi drop out sebesar 10%, sehingga diperoleh jumlah contoh minimal sebesar 65 orang. Contoh penelitian ini adalah siswa siswi sekolah dasar kelas 3, 4, dan 5 di SDN Palasari 02 pada rentang usia 7-12 tahun (Usia Anak Sekolah) dengan pertimbangan pada usia tersebut anak

(2)

sudah lancar membaca dan menulis serta lebih mudah untuk diwawancarai dan diberi instruksi dalam pengisian kuesioner. Selain itu tidak dipilihnya contoh dari kelas 6, dikarenakan siswa kelas 6 sedang mempersiapkan Ujian Nasional. Penarikan contoh dilakukan secara purposive yaitu siswa siswi kelas 3, 4, dan 5. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas 3, 4, dan 5 SDN Palasari 02 serta bersedia mengikuti penelitian dari awal hingga akhir. Kriteria eksklusi adalah siswa yang keluar atau pindah dari SDN Palasari 02 ke sekolah lain dan siswa siswi yang tidak melengkapi data. Populasi siswa siswi kelas 3, 4, dan 5 SDN Palasari 02 pada tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 104 anak. Jumlah siswa-siswi kelas 3, 4, dan 5 yang mengikuti kegiatan pada saat pengambilan baseline data berjumlah seratus anak. Terdapat satu anak yang keluar atau pindah sekolah dan 21 anak tidak melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga didapatkan 82 anak yang dijadikan contoh dalam penelitian ini.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan adalah baseline data pada penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program. Baseline data tersebut diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner dimana siswa kelas 3, 4, dan 5 dikumpulkan dalam ruang kelas masing-masing untuk diberikan instruksi dalam pengisian kuesioner kemudian siswa diminta untuk mengisi kuesioner. Data yang diambil meliputi: status anemia, karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, dan uang saku), pengetahuan gizi dan kesehatan, kebiasaan makan dan jajan, morbiditas, serta konsumsi pangan siswa. Status anemia contoh diketahui dari kadar hemoglobin (Hb) darah berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia darah di laboratorium puskesmas kecamatan Cijeruk yang dilakukan oleh tenaga puskesmas menggunakan instruction manual automatic electric hemoglobin meter (HB meter).

Infeksi kecacingan diperoleh dari pemeriksaan feses secara mikroskopis yang dilakukan di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing pada feses contoh. Pengambilan spesimen dilakukan dengan kunjungan ke SD untuk membagikan pot atau kantong plastik kepada murid yang terpilih sebagai contoh agar diisi dengan fesesnya sendiri dan dikumpulkan keesokan harinya. Pot/kantong plastik tersebut diberi identitas murid, sehingga tidak akan terjadi kekeliruan antar spesimen. Jumlah feses yang

(3)

dimasukkan dalam pot/kantong plastik sekitar 100 mg (sebesar kelereng). Spesimen tersebut segera diperiksa pada hari tersebut sebab kalau tidak segera diperiksa, telur cacing akan rusak atau menjadi larva (Forum Koordinasi Pusat Program Pembinaan Anak dan Remaja 1996). Bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan menggunakan metode ini adalah lidi berukuran 5 cm, gelas objek, gelas tutup, larutan eosin 2%. Cara kerja pemeriksaan menggunakan metode ini yaitu: (1) ambillah tinja dengan lidi sebesar kacang merah, (2) tetesilah dengan larutan eosin 2%, (3) ratakan dengan lidi, (4) tutuplah dengan gelas tutup, (5) periksalah dengan mikroskop dengan perbesaran 100 x, (6) (objektif 10 kali, okuler 10 kali), bila diperlukan dapat dibesarkan menjadi 10 x 45 kali.

Data sekunder mengenai keadaan umum sekolah dan karakteristik orang tua (pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) diperoleh melalui informasi baik lisan maupun tulisan dari pihak Tata Usaha Sekolah. Data yang dibutuhkan meliputi lokasi sekolah, jumlah siswa, fasilitas sekolah. Data sekunder mengenai program kesehatan UPTD Puskesmas Cijeruk diperoleh melalui informasi lisan maupun tulisan dari pihak Tata Usaha Puskesmas dan tenaga puskesmas yang melakukan pemeriksaan kesehatan di SDN Palasari 02.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh diperiksa terlebih dahulu agar kelengkapannya sesuai dengan tujuan penelitian. Pengolahan data meliputi beberapa tahap yaitu pengeditan, pengkodean, pengentrian dan analisis. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dan dianalisis, kemudian dilakukan pengolahan data dengan sistem komputerisasi menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS versi 17.0 for windows. Data meliputi status anemia, karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, dan uang saku), pengetahuan gizi dan kesehatan, kebiasaan makan dan jajan, morbiditas dan infeksi kecacingan, serta konsumsi pangan siswa.

Status anemia diperoleh dengan metode penentuan kadar hemoglobin contoh berdasarkan WHO (2011) untuk anak usia 5-11 tahun dan anak usia 12-14 tahun. Usia contoh dikelompokkan berdasarkan sebaran data yaitu: 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11 tahun, dan 12 tahun. Jenis kelamin dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1) perempuan dan 2) laki-laki. Besar uang saku contoh yang diperoleh kemudian dicari interval kelas dan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi dengan cara mengurangi skor terbesar dengan skor terkecil kemudian

(4)

dibagi dengan jumlah kelas yang akan dikategorikan (Sugiyono 2011). Berdasarkan sebaran data diperoleh kategori uang saku yang terdiri dari: 1) Rendah (≤Rp 3000/hari), 2) Sedang (Rp 3001-Rp 5001/hari), 3) Tinggi (≥Rp 5002/hari).

Data pengetahuan gizi dan kesehatan contoh diperoleh dengan menilai jawaban yang diberikan contoh terhadap 25 pertanyaan meliputi pengetahuan tentang zat-zat gizi secara umum, fungsi zat gizi, akibat defisiensi dan kelebihan zat gizi dan perilaku sehat. Setiap jawaban yang sesuai diberikan skor 1, sedangkan setiap jawaban yang tidak sesuai diberikan skor 0. Pengetahuan gizi dan kesehatan contoh dihitung dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh. Skor maksimum dari keseluruhan pertanyaan adalah 25, sedangkan skor minimum adalah 0. Total jawaban yang benar dipersentasikan terhadap jumlah skor maksimum dan selanjutnya dikategorikan menjadi tiga kriteria. Khomsan (2000) mengelompokkan tingkat pengetahuan gizi menjadi tiga kriteria yaitu 1) kurang dengan skor <60%, 2) sedang dengan skor 60-80%, dan 3) baik jika skor >80%.

Data kebiasaan makan dan jajan contoh terdiri dari 19 pertanyaan yang meliputi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Data kebiasaan makan dan jajan contoh ini kemudian dijelaskan secara deskriptif. Data infeksi kecacingan diperoleh dari hasil pemeriksaan ada atau tidaknya telur cacing pada feses yang diperiksa di laboratorium kesehatan daerah. Hasil pemeriksaan infeksi kecacingan dinyatakan ke dalam dua kategori, yaitu positif dan negatif. Data morbiditas diukur dari kejadian sakit dalam satu bulan terakhir, yang meliputi jenis penyakit dan lama hari sakit.

Data konsumsi pangan diperoleh melalui Food Recall 1x24 jam yang dikonversikan ke dalam satuan energi (kkal), protein (gram), zat besi (mg), vitamin C (mg), dan vitamin A (RE), menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM). Konversi dihitung menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai berikut:

Kgij = Kandungan zat gizi dalam bahan makanan j Bj = Berat makanan yang dikonsumsi

Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan

(5)

energi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara konsumsi zat gizi aktual dengan kecukupan zat gizi berdasarkan (WNPG 2004). Adapun rumus untuk menghitung tingkat kecukupan gizi (TKG) menurut Hardinsyah dan Briawan (1994) adalah sebagai berikut:

TKGi= (Ki/ AKGi) X 100% Keterangan:

TKGi = Tingkat kecukupan gizi i (%)

Ki = Konsumsi zat gizi i (sesuai satuannya)

AKGi = Kecukupan zat gizi i yang dianjurkan (sesuai satuannya) (WNPG 2004) Menurut Hardinsyah dan Tambunan (2004) penilaian angka kecukupan zat gizi (energi dan protein) individu diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut:

AKE usia 7-9 tahun = (88.5-61.9U)+26.7Ba(1.31)+903TBa+20 AKE pria dan wanita usia 10-12 tahun = (88.5-61.9U)+26.7Ba(1.31)+903TBa+25 AKPi usia 7-9 tahun pria dan wanita usia 10-12 tahun = (Ba/Bs) x AKPI

Keterangan:

AKEi = Angka kecukupan energi (kkal/hari) Ba = Berat badan aktual sehat (Kg)

Bs = Berat badan rata-rata (Kg) yang tercantum dalam WNPG 2004 U = Usia contoh (tahun)

TBa = Tinggi badan aktual contoh (kg) AKPi = Angka kecukupan protein (g)

AKPI = Angka kecukupan protein (g) yang tercantum dalam WNPG 2004 Angka kecukupan vitamin A, vitamin C, dan zat besi juga diacu dalam WNPG tahun 2004.

Data hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensia sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Data hasil penelitian diolah secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi, nilai minimum, nilai maksimum, nilai median, nilai rat-rata serta nilai standar deviasi. Data yang diperoleh secara statistik inferensia dilakukan untuk menguji hipotesis. Data yang dianalisis meliputi: status anemia, karakteristik contoh, pengetahuan gizi dan kesehatan contoh, karakteristik orang tua contoh, kebiasaan makan dan jajan contoh, konsumsi pangan dan tingkat kecukupan zat gizi contoh, serta morbiditas dan infeksi kecacingan contoh.

(6)

Jenis analisis disesuaikan dengan jenis datanya. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data yang ada terdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang akan dianalisis terdistribusi normal (p>0.05), maka uji korelasi yang digunakan adalah Pearson. Sedangkan apabila data yang akan dianalisis tidak terdistribusi normal (p<0.05), maka uji korelasi yang digunakan adalah Spearman.

Tabel 4 Cara pengkategorian variabel-variabel penelitian

Variabel Kategori

pengukuran

Batas nilai Sumber

Karakteristik Contoh

Usia 7-12 tahun RSCM dan

PERSAGI (1994)

Jenis kelamin 1. Perempuan Ketentuan

Peneliti 2. Laki-laki

Uang saku 1. Rendah 1. ≤ Rp 3000/hari Sebaran

contoh

2. Sedang 2. Rp 3001-5001/hari

3. Tinggi 3. ≥ Rp 5002/hari

Tingkat kecukupan energi dan protein

1. Defisit tingkat berat 1. <70% angka kecukupan Depkes (1996) 2. Defisit tingkat sedang 2. 70-79% angka kecukupan 3. Defisit tingkat ringan 3. 80-89% angka kecukupan 4. Normal 4. 90-119% angka kecukupan 5. Lebih 5. ≥120% angka kecukupan Tingkat kecukupan

vitamin dan mineral

1. Kurang 1. < 77% angka kecukupan Gibson (2005) 2. Cukup 2. > 77% angka kecukupan Tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan 1. Kurang 2. Sedang 3. Baik 1. skor <60% 2. skor 60-80% 3. skor >80% Khomsan (2000) Definisi Operasional

Contoh adalah siswa siswi sekolah dasar kelas 3, 4, dan 5 di SDN Palasari 02 Kecamtan Cijeruk Kabupaten Bogor.

Jenis kelamin adalah jenis kelamin contoh pada saat penelitian dilakukan dan dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan.

Kadar hemoglobin adalah nilai yang menentukan status anemia contoh menggunakan instruction manual automatic electric hemoglobin meter (HB meter) yang dilakukan oleh tenaga puskesmas.

(7)

Karakteristik contoh adalah kondisi pribadi contoh meliputi usia, jenis kelamin, dan uang saku per hari.

Karakteristik keluarga meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua.

Kebiasaan makan dan jajan adalah tindakan makan dan jajan contoh yang telah dilakukan secara berulang untuk memenuhi kebutuhan gizinya, menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 19 pertanyaan berupa pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

Konsumsi pangan adalah jumlah zat gizi yang dikonsumsi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi contoh dan diperoleh melalui recall 1x24 jam Pengetahuan gizi dan kesehatan adalah skor pengetahuan contoh tentang hal

yang berhubungan dengan gizi dan kesehatan yang diukur dengan menjumlahkan seluruh jawaban yang benar dari 25 pertanyaan yang diberikan melalui kuesioner.

Status anemia adalah status anemia contoh yang meliputi 1) anemia dan 2) tidak anemia yang ditentukan berdasarkan kadar hemoglobin contoh. Jika anemia kemudian dikategorikan lagi menjadi anemia: 1a) ringan, 1b) sedang, dan 1c) berat.

Status kesehatan adalah kondisi kesehatan contoh dilihat dari ada tidaknya contoh yang sakit selama satu bulan terakhir, meliputi jenis penyakit dan lama hari sakit.

Tingkat kecukupan adalah persentasi konsumsi zat gizi (energi, protein, Fe, vitamin A, dan vitamin C) aktual contoh dibandingkan kecukupan energi dan zat gizi berdasarkan WNPG 2004 untuk anak usia 7-9 tahun, pria dan wanita usia 10-12 tahun yang dinyatakan dalam %.

Uang saku adalah jumlah uang yang diberikan oleh orang tua contoh per hari, kemudian dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan sebaran contoh.

Usia adalah umur contoh pada saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun dan berada pada usia anak sekolah (7-12 tahun).

Gambar

Tabel 4 Cara pengkategorian variabel-variabel penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membantu seseorang berjuang dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan diperlukan self-efficacy, dengan keyakinan diri yang kuat akan membuat mereka melakukan

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam proyek seharusnya

Berangkat dari hal-hal yang harus diperhatikan pada readiness assesment untuk organizational change, para peneliti mencoba membuat pendekatan untuk readiness assesment dalam

Internet Gateway dengan multiple ISP By Henry Saptono &lt; boypyt@gmail.com &gt; Jul 2008

Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai perbedaan adversity quotient pada mahasiswa yang mengikuti Objective Structured Clinical Skills (OSCE) berdasarkan motivasi

Berdasarkan model genangan banjir rob yang ditunjukkan pada Gambar 14, hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Semarang Utara terkena dampak dari banjir rob, yang

e) jika klien tidak memiliki produk yang disertifikasi pada saat survailen dalam 2 (dua) kali survailen berturut-turut. 2) Organisasi yang sedang dalam masa pembekuan status