• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 PASAR KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 PASAR KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK

DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR NEGERI 13

PASAR KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL

WILDA NENGSIH

NIM: 11060212

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK

DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR NEGERI 13

PASAR KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN

By:

Wilda Nengsih

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The Background of this research by there was child’s development task which not reacheable. How should like as there were not children fast in reading, that difficut in accounting, fighting, macking and etcetera. The aims of the research in profil description to achievement child’s development task. The kind of the research was quantitative description. The population of the student’s research of class V and VI were 106 people. Taken of the sample (purposive sampling) were 52 people. The instrument of collecting questionnaire the data. For the analysis of the data used presentation technique. The result about child’s development task had known that: (1) In developed the attitude that healthy about self as the people was growing at the level reached category, (2) In study for adjust with the same age at the level was enough reached category, (3) In developed of the character as female at the level was enough reached category, (4) In developed basic ability in calculate at the level was reached category, (5) In developed the attitude to the group and social institution at the level was reached category. This research will be recommendation to the teacher, so that it can be helped child’s development task at an elementary scholl in development task reached

.

Key Word : Development task for students of elementary scholl. Pendahuluan

Selama rentang kehidupan individu

selalu mengalami pertumbuhan dan

perkembangan baik secara fisik dan

psikologis dari masa bayi, kanak-kanak,

remaja, dewasa hingga usia lanjut.

Perkembangan terjadi secara teratur

mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap

tahap perkembangan merupakan hasil

perkembangan sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya (Yusuf, 2009:17). Yusuf dan Sugandhi

(2011:1-2) menjelaskan bahwa

“perkembangan adalah proses perubahan dalam diri individu, baik fisik maupun psikis menuju kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan”.

Tugas-tugas perkembangan berperan

penting untuk menentukan arah

perkembangan yang normal, maka apapun yang menghalangi penguasaan tugas-tugas perkembangan dianggap sebagai bahaya potensial. Sejalan dengan itu Havighurst

(Yusuf, 2009:65-66) menjelaskan bahwa tugas perkembangan merupakan suatu tugas dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagian dan kesuksesaan

dalam menuntaskan tugas berikutnya.

Sebaliknya, apabila individu gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagian pada

diri individu, menimbulkan penolakan

masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.

Tugas perkembangan yang dilalui dari fase ke fase sangat berbeda, mulai dari usia bayi, usia kanak-kanak, usia remaja, dan usia lanjut. Havighurst (Furqon, 2005:36)

mengemukakan sejumlah tugas

perkembangan yang harus dipenuhi oleh anak usia Sekolah Dasar (SD), yaitu:

1. Mempelajari keterampilan fisik yang

diperlukan untuk bermain.

2. Membangun sikap yang sehat

mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.

(3)

3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.

4. Mulai mengembangkan peran sosial

sebagai wanita atau pria.

5. Mengembangkan

keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.

6. Mengembangkan

pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Mengembangkan kata hati, moral, dan

nilai-nilai.

8. Mengembangkan sikap terhadap

kelompok-kelompok dan

lembaga-lembaga sosial.

9. Mencapai kebebasan pribadi.

Furqon (2005:35-36) menyatakan

murid SD pada umumnya berusia antara 6-13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi lebih matang secara seksual. Pada masa anak sekolah, penguasaan tugas-tugas

perkembangan tidak lagi sepenuhnya

menjadi tanggung jawab orang tua seperti masa sebelum sekolah. Tetapi sekarang penguasaan ini pun menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab teman-temannya yang sebaya.

Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan dua orang guru yang mengajar di kelas IV.B dan Kelas III.B di SD Negeri 13 Pasar Kambang pada tanggal 21 Februari

2015, diperoleh informasi bahwa

permasalahan yang dialami peserta didik di SD di antaranya yaitu: adanya peserta didik yang belum lancar membaca, ini terlihat ketika peserta didik membaca masih ada yang mengeja sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar dan hal itu membuat hasil belajar peserta didik rendah, adanya tulisan peserta didik yang kurang rapi dan sulit untuk dibaca, adanya peserta didik yang tidak menghargai pendapat temannya ini terlihat dari sikap peserta didik mencemooh teman ketika ada teman yang salah disaat proses pembelajaran berlangsung, adanya peserta didik yang sulit dalam berhitung, ini terlihat saat belajar matematika peserta didik masih sulit dalam hal KABATAKU (kali, bagi, tambah, dan kurang), adanya peserta didik yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok yang mana peserta didik malu bertanya dan mengemukakan pendapat

sehingga yang sering bertanya dan

mengemukakan pendapat peserta didik yang itu-itu saja, adanya peserta didik yang bersikap dan bertujuan menarik perhatian orang-orang disekitarnya.

Kemudian pada tanggal 23 Februari 2015 penulis melakukan observasi di SD Negeri 13 Pasar Kambang, diperoleh data bahwa permasalahan yang dialami peserta didik yaitu: terlihatnya peserta didik yang tidak tenang duduk di tempat duduknya ketika proses pembelajaran berlangsung, ini terlihat peserta didik keluar masuk kelas dan berjalan-jalan ke tempat duduk temannya, dan mengajak temannya berbicara hal ini membuat suasana belajar jadi ribut, terlihat peserta didik yang menangis dikarenakan berkelahi dengan temannya, terlihat peserta didik yang membuang sampah secara sembarangan, dan adanya peserta didik yang berbicara kotor kepada temannya, dan adanya peserta didik yang mengejek temannya, seperti temannya yang kurus dipanggil lisui, dan yang kecil dipanggil kerdil.

Berdasarkan fenomena yang

dipaparkan di atas, maka peniliti tertarik untuk meneliti “Profil Pencapaian Tugas Perkembangan anak di Kelas Tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan”.

Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Profil pencapaian tugas perkembangan

anak di kelas tinggi dalam membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh di SD Negeri 13 Pasar Kambang

Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan.

2. Profil pencapaian tugas perkembangan

anak di kelas tinggi dalam belajar

menyesuaikan diri dengan teman

sebaya di SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Profil pencapaian tugas perkembangan

anak di kelas tinggi dalam

mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria di SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan.

4. Profil pencapaian tugas perkembangan

anak di kelas tinggi dalam

(4)

untuk berhitung di SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan.

5. Profil pencapaian tugas perkembangan

anak di kelas tinggi dalam

mengembangkan sikap terhadap

kelompok dan lembaga sosial di SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang profil pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan

Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

dalam:

1. Membangun sikap yang sehat

mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.

2. Belajar menyesuaikan diri dengan

teman sebaya.

3. Mengembangkan peran sosial sebagai

wanita atau pria,.

4. Mengembangkan keterampilan dasar

untuk berhitung.

5. Mengembangkan sikap terhadap

kelompok-kelompok dan

lembaga-lembaga sosial.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu:

“Bagaimana profil pencapaian tugas

perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?”. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf

(2005:83) “penelitian deskriptif adalah salah

satu jenis penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan secara detail”. Selanjutnya Lufri (2007: 56) menjelaskan penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi, dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual yang sedang atau sudah

terjadi dan diungkapkan sebagaimana

adanya atau tanpa manipulasi. Jadi dapat disimpulkan penelitian deskriptif ialah

penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan suatu gejala atau keadaan secara sistematis dan akurat. Maka

penelitian ini untuk menggambarkan

pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2015, yang dilaksanakan di SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan., karena masih

terlihatnya pencapaian tugas-tugas

perkembangan peserta didik di SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan yang belum tercapai sebagaimana seharusnya, serta peneliti ingin mengetahui profil pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Populasi yang menjadi penelitian ini adalah semua siswa kelas V dan siswa kelas VI di SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 106 orang siswa. Pada penelitian ini teknik pengampilan

sampel secara purposive sampling yaitu

sampel bertujuan. Sampel bertujuan

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006:139-140). Jumlah sampel pada penelitian ini 50 orang siswa.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Bungin, (2005:131) “data interval adalah data yang punya ruas atau interval atau jarak yang berdekatan dan sama”. Jarak itu berpedoman pada ukuran tertentu misalnya nilai rata-rata (mean), bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Data yang akan diintervalkan dalam penelitian ini yaitu

data tentang pencapaian tugas

perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini dengan mengadministrasikan angket. Sedangkan

(5)

untuk analisis data digunakan teknik persentase.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Secara umum hasil penelitian

mengenai profil pencapaian tugas

perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang yang meliputi:

1. Membangun Sikap yang Sehat

Mengenai Diri Sendiri Sebagai

Makhluk yang Sedang Tumbuh Hasil pengolahan angket profil pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan terungkap bahwa, 37 dari 52 peserta didik dengan

persentase 71.15% berada pada

kategori tercapai. Selanjutnya, 13

peserta didik dengan persentase

25.00% berada pada kategori cukup tercapai. Kemudian, 2 orang peserta didik dengan persentase 3.85% berada pada ketegori kurang tercapai, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tidak tercapai.

Dapat disimpulkan, gambaran profil pencapaian tugas perkembangan anak kelas tinggi di SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan dalam

membangun sikap yang sehat

mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh berada pada kategori tercapai dengan persentase 71.15%. Jika kondisi ini dibiarkan anak akan memiliki sikap yang sehat dalam memelihara, merawat, dan menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya, hal ini sangat baik untuk menunjang pertumbuhan anak. Namun sebaliknya, apabila anak belum dapat mencapai dan menuntaskan tugas perkembangan seusianya dalam membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh secara baik, kesehatan anak dapat

terganggu dan pertumbuhan dan

perkembangan anak dapat mengalami hambatan.

Solusi untuk mengatasi masalah anak dalam membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh yaitu,

orang tua lebih memperhatikan

makanan yang dikonsumsi anak,

membiasakan anak untuk bangun pagi, dan melatih anak untuk menjaga kebersihan diri dan kebersihan tempat tinggal. Selanjutnya, guru di sekolah juga memiliki peranan penting dalam

mengembangkan kebiasaan

memelihara badan pada anak usia SD, dengan cara menanamkan hidup bersih dan teratur, menciptakan lingkungan yang sejuk dan asri, melakukan senam pagi, dan memperhatikan kebersihan diri peserta didik.

Yusuf, (2009:69) menjelaskan dalam membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh anak dibiasakan

dalam mengembangkan kebiasaan

untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan

kesehatan, Serta mengembangkan

sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun

postur tubuhnya) secara positif.

Selanjutnya Hurlock, (2005:148)

menyatakan bahwa Kesehatan, gizi, dan ketegangan emosional merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Semakin baik

kesehatan dan gizi, anak cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak kesehatan

dan gizinya buruk. Ketegangan

emosional juga mempengaruhi

pertumbuhan fisik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat dari pada anak yang mengalami gangguan emosional.

Berdasarkan uraian di atas

disimpulkan bahwa sebagai makhluk yang sedang tumbuh, anak usia SD

mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Oleh karena itu anak dibiasakan untuk menjaga kebersihan, kesehatan tubuh dan menerima kondisi diri secara positif agar pertumbuhan anak lebih cepat.

2. Belajar Menyesuaikan Diri dengan

Teman Sebaya

Hasil pengolahan angket profil pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

(6)

bahwa, 24 dari 52 peserta didik dengan

persentase 46.15% berada pada

kategori tercapai. Selanjutnya, 25

peserta didik dengan persentase

48.08% berada pada kategori cukup tercapai. Kemudian, 2 orang peserta didik dengan persentase 3.85% berada pada ketegori kurang tercapai, dan 1 orang peserta didik dengan persentase 1.92% berada pada kategori tidak tercapai.

Dapat disimpulkan, gambaran profil pencapaian tugas perkembangan anak kelas tinggi di SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan dalam

belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya berada pada kategori cukup tercapai dengan persentase 48.08%. Kondisi ini cukup baik dalam hubungan sosial anak, karena anak dapat untuk menyesuaikan diri dengan teman sebayanya dan lingkungan baru bagi anak. Namun dari pengumpulan data tersebut dapat dilihat terdapat 2 orang peserta didik berada pada kategori kurang tercapai dan 1 orang berada pada kategori tidak tercapai. Kondisi ini akan berdampak kurang baik dalam hubungan sosial anak. Anak akan merasa kesepian, anak akan

mengalami bertengkaran dalam

kelompok bermainnya, dan anak akan

mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan teman sebayanya.

Solusi untuk mengatasi

permasalahan anak dalam belajar

menyesuaikan diri dengan teman

sebaya yaitu sebagai orang tua

menanamkan nilai-nilai kesopanan, dan kejujuran kepada anak. Orang tua untuk lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan anak, jangan terlalu mengekang anak.

Pada usia SD anak mulai keluar

dari lingkungan keluarganya dan

masuk dalam dunia teman sebayanya. Anak belajar untuk menerima dan bergaul dengan teman sebayanya, serta belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru, (Yusuf, 2009:69). Selanjutnya Yusuf dan Sugandhi (2011:66) menyatakan bahwa pada usia ini anak mulai

berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok, dan merasa tidak

senang bila tidak diterima oleh

kelompoknya.

Dalam menentukan sebuah

kelompok teman sebaya, anak lebih

menekankan pentingnya aktivitas

bersama-sama, seperti berbicara,

berkeluyuran, berjalan ke sekolah,

mendengarkan musik, bermain game,

dan melucu. Tinggal di lingkungan yang sama, bersekolah di sekolah yang

sama, dan berpartisipasi dalam

organisasi masyarakat yang sama, merupakan dasar bagi kemungkinan terbentuknya kelompok teman sebaya (Desmita, 2012: 185).

Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar

menyesuaikan diri yakni anak belajar

untuk menerima, bergaul dan

menyesuaikan diri dengan dengan teman sebaya serta situasi yang baru. Dalam bergaul dengan teman sebaya, ditandai dengan meningkatnya minat anak terhadap kegiatan-kegiatan teman

sebayanya dan bertambah kuat

keinginannya untuk diterima dalam kelompok teman sebaya.

3. Mengembangkan Peran Sosial Sebagai

Wanita atau Pria

Hasil pengolahan angket profil pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan terungkap bahwa 22 dari 52 peserta didik dengan

persentase 42.30% berada pada

kategori tercapai. Selanjutnya, 28

peserta didik dengan persentase

53.85% berada pada kategori cukup tercapai. Kemudian, 2 orang peserta didik dengan persentase 3.85% berada pada ketegori kurang tercapai, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tidak tercapai.

Dapat disimpulkan, gambaran profil pencapaian tugas perkembangan anak kelas tinggi di SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan dalam

(7)

wanita atau pria berada pada kategori cukup tercapai dengan persentase 53.85%. Jika kondisi ini dibiarkan anak

akan mampu mengetahui dan

mengembangkan peran sosialnya

sebagai wanita atau pria, Anak akan

berprilaku, berpenampilan, dan

mengembangkan minat yang dianggap sesuai dengan jenis kelaminnya, hal ini berdampak positif bagi perkembangan

anak selanjutnya. Jika tugas

perkembangan ini belum dapat

dituntaskan oleh anak, anak akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari dan akan mengalami hambatan dalam mencapai tugas perkembangan remaja nantinya.

Solusi untuk mengatasi

permasalahan anak dalam

mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria yaitu sebagai orang tua memberikan contoh kepada anak dalam berpakaian, berbicara, dan bersikap yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Di sekolah guru dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis kelamin anak. Misalnya pada

kegiatan gotong-royong. Anak

perempuan bekerja menyapu halaman dan anak laki-laki bekerja memotong rumput.

Pada saat masuk sekolah, anak

mulai mengembangkan perannya

sesuai dengan jenis kelamin. Dalam penampilan, pakaian, perkembangan minat dan gerak-gerik, anak berusaha menciptakan dan kesesuaian dengan peran yang sesuai jenis kelaminnya (Hurlock, 2005:168).

Menurut Yusuf (2009:69)

perbedaan peran seks (jenis kelamin)

akan makin tampak dari segi

permainan, umpamanya anak laki-laki

tidak memperbolehkan anak

perempuan mengikuti permainan anak laki-laki, seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang.

Berdasarkan penjelasan di atas

disimpulkan bahwa dalam

mengembangkan peran sosial sebagai pria atau wanita, terlihat dari pemilihan jenis permainan. Anak memainkan

permainan yang dianggap sesuai

dengan jenis kelaminnya. Kemudian dalam penampilan, pakaian dan

gerak-gerik anak berusaha menciptakan kesan

dan kesesuaian dengan jenis

kelaminnya.

4. Mengembangkan Keterampilan Dasar

untuk Berhitung

Hasil pengolahan angket profil pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan terungkap bahwa 27 dari 52 peserta didik dengan

persentase 51.92% berada pada

kategori tercapai. Selanjutnya, 18

peserta didik dengan persentase

34.62% berada pada kategori cukup tercapai. Kemudian, 7 orang peserta

didik dengan persentase 13.46%

berada pada ketegori kurang tercapai, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tidak tercapai.

Disimpulkan, gambaran profil pencapaian tugas perkembangan anak kelas tinggi di SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan dalam

mengembangkan keterampilan dasar untuk berhitung berada pada kategori tercapai dengan persentase 51.92%. Jika kondisi ini dibiarkan anak akan memiliki keterampilan dasar yang baik terutama dalam berhitung. Hal ini berdampak positif bagi perkembangan intelektual anak. Anak akan mampu hidup dalam lingkungan masyarakat, dan anak akan mampu menerima pengajaran di sekolah. Namun, jika tugas perkembangan ini belum dapat tercapai oleh anak dengan baik anak

akan mengalami kesulitan dalam

menerima pengajaran dan akan

menghambat proses pendidikan anak.

Solusi untuk mengatasi

permasalahan anak dalam

mengembangkan keterampilan dasar dalam berhitung yaitu orang tua menyiapkan fasilitas belajar anak yang

dapat menunjang perkembangan

intelektual anak serta membimbing anak dalam belajar berhitung. Di sekolah guru dapat melatih anak dalam berhitung serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011:61) “pada usia SD, anak sudah

(8)

dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual

atau kemampuan kognitif seperti

berhitung”. Masa ini berada pada tahap operasi tahap operasi konkret, yang

ditandai dengan kemampuan

mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang sama, menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung)

angka-angka atau bilangan, dan

memecahkan masalah yang sederhana.

Untuk dapat hidup dalam

masyarakat, anak harus memiliki

keterampilan salah satunya

keterampilan berhitung. Melalui

pendidikan SD, anak sudah

memperolah keterampilan berhitung (Yusuf, 2009:70).

Berdasarkan uraian di atas

disimpulkan bahwa perkembangan

kemampuan kognitif anak usia SD dalam berhitung berada pada tahap operasi konkret. Anak sudah dapat mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang sama, menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung)

angka-angka atau bilangan, dan

memecahkan masalah yang sederhana.

5. Mengembangkan Sikap terhadap

Kelompok-kelompok dan Lembaga-lembaga Sosial

Hasil pengolahan angket profil pencapaian tugas perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan dilihat

dilihat terungkap bahwa 37 dari 52

peserta didik dengan persentase

71.15% berada pada kategori tercapai. Selanjutnya, 12 peserta didik dengan

persentase 23.08% berada pada

kategori cukup tercapai. Kemudian, 3 orang peserta didik dengan persentase 5.77% berada pada ketegori kurang tercapai, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tidak tercapai.

Disimpulkan, gambaran profil pencapaian tugas perkembangan anak kelas tinggi di SD Negeri 13 Pasar

Kambang Kecamatan Lengayang

Kabupaten Pesisir Selatan dalam

mengembangkan sikap terhadap

kelompok-kelompok dan lembaga-

lembaga sosial berada pada kategori tercapai dengan persentase 71.15%. Jika kondisi ini dibiarkan anak akan memiliki sikap demokratis, menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab, tenggang rasa, suka menolong, dan mau bekerja sama dalam kelompok

atau lembaga sosial. Hal ini,

mengakibatkan anak tidak mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial

dalam lingkungan keluarga,

masyarakat, dan teman sebaya.

Namun, jika tugas perkembangan ini belum tercapai oleh anak dengan baik, anak akan berprilaku tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di lingkungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat.

Solusi untuk mengatasi

permasalahan anak dalam

mengembangkan sikap terhadap

kelompok dan lembaga sosial yaitu orang tua jangan bersikap oteriter kepada anak, karena akan membuat anak bersikap membakang. Di sekolah guru dapat memberikan tugas-tugas kelompok dan kegiatan diskusi kepada anak. Melalui tugas kelompok dan kegiatan diskusi tersebut, anak dapat

mengembangkan sikap

tolong-menolong, mau bekerja sama, saling

menghargai pendapat teman,

bertanggung jawab dan tenggang rasa. Pada tugas perkembangan ini, anak mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain. Seperti sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerja sama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain” (Yusuf, 2009:71).

Dalam proses belajar di sekolah,

kematangan perkembanagan sosial

dapat dimanfaatkan dengan

memberikan tugas-tugas kelompok. Dengan melaksanakan tugas kelompok, siswa dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa, dan bertanggung jawab (Yusuf, 2009:181).

(9)

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa dalam kelompok dan lembaga sosial anak usia SD belajar untuk mengembangkan sikap demokratis dan menghargai hak orang lain, seperti saling tolong-menolong, tenggang rasa, saling menghormati dan bertanggung jawab.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data dan

pembahasan maka dapat diambil kesimpulan

mengenai profil pencapaian tugas

perkembangan anak di kelas tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tugas perkembangan anak di kelas

tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang

Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan dalam membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh berada pada kategori tercapai.

2. Tugas perkembangan anak di kelas

tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang

Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan dalam belajar

menyesuaikan diri dengan teman

sebaya berada pada kategori cukup tercapai.

3. Tugas perkembangan anak di kelas

tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang

Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan dalam mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria berada pada kategori cukup tercapai,

4. Tugas perkembangan anak di kelas

tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang

Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk berhitung berada pada kategori tercapai.

5. Tugas perkembangan anak di kelas

tinggi SD Negeri 13 Pasar Kambang

Kecamatan Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan dalam mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-sosial berada pada kategori tercapai. Pada penelitian ini, peneliti ingin ingin mengajukan beberapa saran kepada:

1. Peserta didik, diharapkan agar

meningkatkan kebiasaan dalam

memelihara badan terkait kebersihan diri, kesehatan dan keselamatan diri

dan juga diharapkan agar

mempertahankan sikap yang baik dalam kelompok belajar.

2. Orang tua, diharapkan agar melatih

anak untuk meningkatkan kebiasaan memelihara badan dan mengajari serta memberikan contoh kepada anak untuk bersikap baik dalam bergaul dengan teman sebayanya.

3. Guru kelas, diharapkan agar

menggunakan strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan anak usia SD dalam mengembangkan keterampilan dasar salah satunya keterampilan dalam

berhitung, serta memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab dalam proses

pembelajaran supaya keterampilan

dasar peserta didik dalam berhitung dari segi menghitung angka-angka atau bilangan tercapai lebih baik lagi.

4. Kepala Sekolah, diharapkan agar

membantu dan memberikan bimbingan

kepada peserta didik dalam

mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria.

5. Pengelola Program Studi

Bimbingan dan Konseling,

diharapkan agar meningkatkan

program perkuliahan serta menyiapkan calon guru BK yang berbudi pekerti dan kaya ilmu pengetahuannya, agar calon guru BK siap dan mampu untuk mengaplikasikan ilmunya di lapangan, terutama dalam memberikan layanan BK pada anak usia SD.

Kepustakaan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi

Penelitian Kuantitatif (Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya). Jakarta: Kencana.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Furqon. 2005. Konsep dan Aplikasi

Bimbingan dan Konseling di

Sekolah Dasar. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

(10)

Hurlock, Elizabeth B. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi

dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Yusuf, Syamsu, L.N., dan Sugandhi, Nani,

M. 2011. Perkembangan Peserta

Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yusuf, Syamsu, L.N. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi

Penelitian “Dasar-dasar

Penyelidikan Ilmiah”. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

BAGIAN STRUKTUR JENIS / BAHAN KETERANGAN DIMENSI 1.1 Lantai Tegel terbuat dari campuran semen & pasir 30 cm x 30 cm atau.. LANTAI 40 cm x

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan memehami dan merangkai kata-kata yang dikumpulkan secara sistematis, sedangkan untuk

Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam dunia otomotif khususnya pada mobil serta banyak orang yang tidak mengerti tentang mesin mobil, maka penelitian tentang

Rendahnya kandungan calcium (Ca) pada geopolymer menyebabkan proses pengerasan yang lambat. Namun hal ini dapat diatasi dengan menggunakan bahan tambahan yang

Melalui studi literatur yang dilakukan, belum ada penelitian yang melaporkan penggunaan spektroskopi FTIR yang dikombinasikan dengan kemometrika sebagai metode untuk

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dituliskan kesimpulan bahwa LKS materi pemisahan campuran untuk melatihkan keterampilan proses sains