• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (experimental research). Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Sugiyono (2011:114) menjelaskan bahwa “eksperimen semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni (true experimental design), yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan adalah Two Group Posttes Only design. Menurut Newman dalam Mulyatiningsih (2011:89) dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang akan dipilih secara random/ acak berdasarkan tes uji kesetaraan untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok penelitian, apakah ada perbedaan atau tidak. Hasil uji kesetaraan yang baik yaitu bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang setara, sehingga tidak perlu diberikan pre-test. Untuk memperjelas desain penelitian yang digunakan, maka dapat digambarkan rancangan penelitian sebagai berikut :

R X1 OX1

X2 OX2

Desain Penelitian Newman dalam Endang Mulyatiningsih (2011:89) Gambar 3.1

Diagram Desain Eksperimen Two-groups posttest only

Berdasarkan desain eksperimen Two Group Posttes Only, dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

R = Random assigment

X1 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)

(2)

X2 = Perlakuan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. OX1 = Hasil belajar post-test kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran

dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)

OX2 = Hasil belajar post-test kelas kontrol setelah mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik yang dinotasikan dengan huruf (x). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran matematika pada siswa kelas IV SD desa Ketundan semester II tahun pelajaran 2011/1012 yang dinotasikan dengan huruf (y).

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional (batasan masalah) dalam penelitian ini adalah pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan efektivitas pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dalam penelitian ini maksudnya proses belajar yang memanfaatkan realita (hal-hal yang nyata atau kongkrit yang dapat diamati oleh siswa) untuk memperlancar proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Sedangkan efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini merupakan tingkat pencapaian hasil belajar ranah kognitif siswa yang diukur dari ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal post-test dalam bentuk tes pilihan ganda (tes formatif) pada Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris pada materi mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Ketundan 1, Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang yang berjumlah 18 orang dan siswa kelas

(3)

IV SD Negeri Sekayu Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang yang berjumlah 17 siswa.

Alasan pemilihan SD Negeri Ketundan 1 dan SD Negeri Sekayu Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang ini sebagai subjek penelitian karena penggunaan Pendekatan Matematika Realistik dalam pembelajaran matematika belum pernah dilakukan di SD desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Subyek penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan dasar penentuan SDN Ketundan 1 sebagai kelas eksperimen karena SD tersebut merupakan tempat wiyata peneliti, sehingga untuk memberikan penjelasan kepada guru kelas tentang pendekatan pembelajaran yang akan diujicobakan lebih mudah. Sedangkan dasar penentuan SDN Sekayu sebagai kelas kontrol adalah SDN Sekayu berada di satu desa dengan SDN Ketundan 1 yang memiliki jumlah siswa yang hampir seimbang. Adapun rincian subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas IV SD desa Ketundan Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Sekolah Jumlah Siswa Total

Laki-Laki Perempuan

SD Negeri Ketundan 1 13 5 18

SD Negeri Sekayu 15 2 17

Jumlah siswa keseluruhan 35

Dalam penelitian ini jumlah keseluruh subjek penelitian yaitu 35 orang siswa. Sesuai dengan desain yang dipilih ,untuk mengetahui apakah kedua SD ini setara atau tidak, maka dilakukan uji kesetaraan. Uji kesetaraan ini berguna untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan treatment. Dua kelompok penelitian ini sebelumnya diberikan tes hasil belajar yang materinya diambil dari SK dan KD yang sudah diajarkan oleh guru kelas dan sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas instrument soal digunakan sebagai uji prasyarat sebelum instrument digunakan untuk uji kesetaraan. Analisis uji kesetaraan ini dilakukan dengan menggunakan uji t yaitu Independent T-Tes

(4)

dengan bantuan SPSS for windows version 17 Sebelum melakukan analisis uji t Independent T-Tes hasil belajar siswa dianalisis uji prasyarat terlebih dulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji normalitas dilakukan untuk untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang berasal dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 17.0. Uji normalitas perlu dilakukan karena menurut Duwi Priyatno (2009:71) jika data tersebut normal maka data akan lebih mudah dibandingkan, dihubungkan dan diramalkan. Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One-Sample Kolmogorov Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05. Data yang dianalisis adalah nilai hasil tes yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD desa Ketundan. Untuk hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 3.2 Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas data pada Tabel 3.2 terlihat pada kolom Kolmogorov-SmirnovZ menunjukkan bahwa signifikansinya untuk SDN Ketundan 1 (Pra-eksperimen) adalah 0,200 dan nilai signifikansi untuk SDN Sekayu (Pra-kontrol) adalah 0,136. Data tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikasi dari kedua SD desa Ketundan tersebut > 0,05. Gambaran visual kenormalan penyebaran data SD desa Ketundan dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan 3.3 berikut;

(5)

Gambar 3.2

Uji Normalitas Distribusi Penyebaran Data Kelas Eksperimen Pratreatment Berdasarkan gambar 3.2 garis diagonal dalam grafik ini menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik di sekitar garis menunjukkan keadaan data kelas eksperimen. Karena kebanyakan titik-titik berada sangat dekat dengan garis dan ada tiga titik yang menempel pada garis, maka dapat disimpulkan bahwa data dari kelas eksperimen mengikuti distribusi normal. Berikut ini akan disajikan gambar uji normalitas distribusi penyebaran data kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan;

Gambar 3.3

(6)

Berdasarkan Gambar 3.3 diketahui bahwa penyebaran data dari kelas kontrol berdistribusi normal karena titik-titik yang menunjukkan keadaan data dari kelas kontrol mendekati garis diagonal dalam grafik yang menggambarkan keadaan ideal dari data. Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi penyebaran data dari kelas eksperimen dan kontrol sebelum treatment berdistribusi normal.

Setelah melakukan uji normalitas data, langkah selanjutnya yaitu uji homogenitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelas penelitian mempunyai varian yang sama atau berbeda secara signifikan. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Samples T Test dan One Way ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. Analisis ini menggunakan program SPSS for windows version 17 dengan cara Analyze- Comperemean- Oneway Anova. Untuk mengetahui data yang didapat mempunyai varian yang sama atau berbeda secara signifikan, maka data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Uji Homogenitas Praeksperimen dan Prakontrol

Dari Tabel 3.3 Test of Homogeneity of Variances, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi data pratreatment sebesar 0,195. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,195 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil nilai dari kedua kelas penelitian berdasarkan nilai rata-rata yang didapat mempunyai varian sama atau tidak berbeda secara signifikan.

Setelah mengetahui kedua kelas penelitian mempunyai varian yang sama, langkah selanjutnya yaitu dilakukan uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama). Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini

(7)

berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelas penelitian. Menurut Ridwan dan Sunarto, (2009:126) tujuan uji t dua variabel bebas adalah membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda.

Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan apakah ada perbedaan hasil belajar matematika yang diajarkan dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui data yang didapat mempunyai perbedaan atau tidak maka dilakukan uji t. Hasil uji t nilai dari kelompok praeksperimen dan prakontrol dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 3.4

Uji t Kelompok Praeksperimen dan Prakontrol

Dari Tabel 3.4, dapat diketahui nilai signifikansi pada uji F adalah 1,749 lebih besar dari 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama). Selanjutnya nilai t hitung kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 3.4 yaitu sebesar 1,896. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 35 – 2 = 33. Dengan pengujian dua sisi (signifikansi = 0,025) hasil untuk t tabel sebesar 33 = 2,035. Oleh karena –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel (-2,035 ≤ 1,896 ≤ 2,035) dan signifikansi 0,067 > 0,05, maka Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan antara hasil belajar matematika kelas eksperimen (SDN Ketundan 1) dengan kelas kontrol (SDN Sekayu).

(8)

Karena nilai t hitung positif, berarti rata-rata SDN Ketundan 1 (kelas eksperimen) lebih tinggi daripada SDN Sekayu (kelas kontrol). Sedangkan perbedaan rata-rata (Mean Difference) sebesar 4,101 (50,28-46,18), dan perbedaan berkisar antara -0,300 sampai 8,502 (lower dan upper). Karena lower tersebut negatif, berarti sedikit perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas eksperimen dan rata-rata nilai ujian kelas kontrol.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data berupa hasil belajar matematika siswa maka ditentukan terlebih dahulu teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini untuk pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Metode observasi digunakan untuk mengetahui tindakan pengajaran ketika berlangsung (interaksi belajar mengajar). Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru dalam pemberian treatment di kelas. Selain observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes. Tekhnik tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar matematika pada pokok bahasan geometri kelas IV semester II SD Negeri Ketundan (SDN Ketundan 1 dan SDN Sekayu) antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan pembelajaran konvensional.

3.4.2 Instrument Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi/ pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran dan tes yang digunakan setelah pembelajaran selesai. Observasi dilakukan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menjalani sebuah pembelajaran.

(9)

3.4.2.1 Lembar Observasi

Lembar Observasi dilakukan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan pelaksanaan pembelajaran konvensional.. Lembar observasi penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Kisi-kisi Lembar Observasi Pembelajaran Matematika dengan PMR

No Aspek yang diamati Nomor Jumlah

Butir

I. PRA PEMBELAJARAN 1, 2 2

II. MEMBUKA PEMBELJARAN 3, 4 2

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A, B, C, D

A. Penyajian materi 5, 6, 7, 8 4

B. Pendekatan Pembelajaran Matematika

Realistik

9, 10, 11, 12 4

C. Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

13, 14, 15, 16 4

D. Penilaian proses dan hasil belajar 17, 18 2

IV. PENUTUP 19, 20, 21 3

Jumlah 21

Dari Tabel 3.5 diketahui bahwa aspek yang diamati pada penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik terdapat empat aspek yaitu kegiatan prapembelajaran, membuka pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup dengan jumlah butir item sebanyak 21. Sedangkan penerapan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada tabel berikut;

(10)

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konvensional

No Aspek yang diamati Nomor Jumlah

Butir

I. PRA PEMBELAJARAN 1, 2 2

II. MEMBUKA PEMBELJARAN 3, 4 2

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A, B, C, D

A. Penguasaan materi 5, 6, 7 3

B. Pendekatan Konvensional 8, 9, 10, 11 4

C. Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

12, 13, 14, 15, 16

5

D. Penilaian proses dan hasil belajar 17, 18 2

IV. PENUTUP 19, 20, 21 3

Jumlah 21

Dari Tabel 3.6 diketahui bahwa kisi-kisi lembar observasi penerapan pembelajaran konvensional hampir sama dengan kisi-kisi lembar observasi penerapan pendekatan PMR. Perbedaannya terletak pada strategi yang dipakai masing-masing pendekatan.

3.4.2.2 Lembar Soal Tes Hasil Belajar

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika pada siswa kelas IV sesudah pemberian treatment. Tes dalam penelitian ini adalah posttest. Untuk mendapatkan data tes yang akurat, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini haruslah memenuhi kriteria instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda (tes formatif) yang digunakan merupakan instrumen yang baik, maka instrumen tes disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah-langkah yang dimaksud yaitu 1). Penyusunan kisi-kisi, 2). Uji coba instrumen pada kelas uji coba, dan 3). Uji validitas dan reliabilitas instrumen.

Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan, yaitu Standar Kompetensi 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar dan Kompetensi Dasar 8.2 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris yang disajikan dalam tabel berikut;

(11)

Tabel 3.7

Kisi-kisi Soal Post-Test

Standar Kompetensi : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

KD Materi Indikator Butir Soal

8.1 Mengident ifikasi benda-benda dan bangun datar simetris Mengenal bangun datar simetris

1. Memberi contoh dan

mengelompokkan bangun

datar yang simetris dan tidak simetris

1, 20, 27, 37

2. Mengidentifikasi ciri

bangun datar yang simetris 19

3. Mengenal bangun datar

yang tidak memiliki simetri

12, 15, 18, 23, 25, 28, 33

4. Mengidentifikasi garis

simetri pada bangun datar sederhana

5, 6, 17, 26, 30, 32, 34, 38

5. Menunjukkan dan

menggambar bangun datar

(benda-benda) yang

simetris

2, 10, 13, 14, 40

6. Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar

3, 4, 7, 8, 9, 11, 16, 21, 22, 24, 29, 31, 35, 36, 39

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas maka instrument yang telah disusun harus diujicobakan di sekolah yang tidak menjadi subjek penelitian. Uji coba dilakukan di kelas IV SD Negeri Ngablak 1 yang berjumlah 21 siswa dan SD Negeri Kaponan 1 yang berjumlah 22 siswa. Jadi jumlah keseluruhan siswa di kelas uji coba sebanyak 43 siswa. Dengan jumlah tersebut, maka kedua SD ini sudah memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai tempat untuk uji validitas dan reabilitas instrument soal. Setelah diperoleh data, selanjutnya data hasil uji coba instrument diuji validitas dan reabilitas dengan menggunakan bantuan SPSS 17 for windows.

(12)

Berdasarkan hasil uji coba intrumen tersebut dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 17. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada Coreected Item Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item nilai. Sedangkan tingkat reliabilitas dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s. Menurut Ali dalam Nugroho (2006:33) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut :

0,00 – 0,20 = dianggap tidak ada validitas 0,21 – 0,40 = validitas rendah

0,41 – 0,60 = validitas sedang 0,61 – 0,80 = validitas tinggi 0,81 – 1,00 = validitas sempurna

Setelah instrument soal diuji cobakan di kelas uji coba, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 17. Tabel hasil uji validitas instrument soal terlampir pada Lampiran 9. Dibawah ini akan disajikan hasil uji validitas instrument tes hasil belajar matematika. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini;

(13)

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Post-test

Indikator Butir Soal

Hasil Uji Validitas

Valid Tidak

valid

1. Memberi contoh dan

mengelompokkan bangun datar yang simetris dan tidak simetris

1, 19, 27, 37 1, 37 19, 27

2. Mengidentifikasi ciri bangun

datar yang simetris

20 20 -

3. Mengenal bangun datar yang tidak memiliki simetri

12, 15, 18, 23, 25, 28, 33

15, 18, 28, 33 12, 23, 25

4. Mengidentifikasi garis simetri pada bangun datar sederhana

5, 6, 17, 26, 30, 32, 34, 38

5, 6, 26, 30, 32

17, 34, 38

5. Menunjukkan dan menggambar bangun datar (benda-benda) yang simetris

2, 10, 13, 14, 40 2, 10, 13, 14 40

6. Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar 3, 4, 7, 8, 9, 11, 16, 21, 22, 24, 29, 31, 35, 36, 39 4, 9, 16, 22, 24, 29, 31, 36, 39 3, 7, 8, 11, 21, 35

Berdasarkan uji validitas terdapat 25 butir yang valid, dari butir soal yang valid tersebut dipilih 20 butir soal. Pemilihan butir soal yang akan digunakan untuk soal posttes didasarkan pada tingkat validitas yang tinggi dan berdasarkan tingkat kesukaran yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.

Setelah menguji kevalidannya, selanjutnya instrument soal tersebut perlu diuji reliabilitasnya. Uji reliabilitas penilaian soal adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2008:16). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat realibilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya.

(14)

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran matematika realistik dan pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui reliabilitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba. Pengujian reliabilitas instrument yaitu dengan melihat nilai Cronboach’s Alpha. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Ferdiyanto (2011:33) sebagai berikut:

x ≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < x ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < x ≤ 0,9 : reliabilitas bagus x > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Dalam penelitian ini setelah dianalisis menggunakan SPSS 17 for windows mendapatkan hasil uji reabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Soal Post-tes

Dari Tabel 3.9 diketahui kolom Cronbach’s Alpha (r) sebesar 0,801 untuk jumlah butir soal sebanyak 40. Sehingga dapat dikatakan bahwa soal tersebut adalah reliabel.

Setelah di uji reliabilitasnya, selanjutnya soal tersebut dianalisis tingkat kesukarannya. Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok yang akan dites. Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa yang menjawab dengan betul butir soal yang bersangkutan, maka dikatakan makin mudahlah butir soal tersebut dan sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:

(15)

Kriteria taraf kesukaran 0,00 < P ≤ 0.30 sukar 0,30 < P ≤ 0,70 sedang 0,70 < P ≤ 1,00 mudah

Dari hasil perhitungan diperoleh 3 butir soal termasuk kriteria sulit yaitu nomor 11, 22, dan 27 sedangkan 24 butir soal termasuk kriteria sedang yaitu nomor 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 35, dan 39. Dan 13 butir soal termasuk kriteria mudah yaitu nomor 1, 2, 4, 7, 15, 17, 28, 33, 34, 36, 37, 38 dan 40.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji t yaitu Independent T-Tes. Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan efektivitas pembelajaran yang dilihat dari perbedaan hasil belajar matematika pada siswa yang diajarkan dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan pembelajaran konvensional. Apakah ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang semester II tahun pelajaran 2011/2012. Untuk menganalisis hipotesis tersebut, maka digunakan tektik uji t yaitu independent t tes dengan menggunakan SPSS for windows version 17.0.

Dalam penelitian ini data yang terkumpul dari hasil posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uji t (independent samples t-test) dilakukan dengan bantuan SPSS 17,0. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu dengan uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji normalitas dilakukan untuk untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang berasal dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Menurut

(16)

Priyatno (2010:73) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. Dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Menurut Priyatno (2010:35) mengatakan bahwa uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelas penelitian mempunyai varian yang sama atau berbeda secara signifikan sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis. Artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua kelompok data mempunyai varian yang sama.

Setelah data diuji normalitas dan homogenitas, selanjutnya data tersebut diuji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan jika kedua syarat pengujian sudah terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal dan varian antar sampel homogen. Untuk mengolah data uji t dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17 for Windows. Menurut Priyatno (2010:36) langkah-langkah uji Independent Sample T Test yaitu sebagai berikut :

1. Hipotesis

H0 : Kedua varian adalah sama (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama)

H1 : Kedua varian adalah berbeda (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda)

2. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalan penelitian).

3. Menentukan t hitung

Dari tabel Independent Samples Test didapat nilai t hitung ( Equal Variances Assumed ).

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2. Dengan pengujian dua sisi (signifikansi = 0,025) hasil untuk t tabel dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0,05,df) lalu Enter. Misalkan =tinv(0,05,56) lalu Enter.

(17)

5. Kriteria pengujian

Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Berdasarkan signifikansi :

Ho diterima jika signifikansi > 0,05 Ho diterima jika signifikansi < 0,05

6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas Nilai t hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional atau ada atau tidaknya perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada penelitian ini, pembelajaran matematika dikatakan efektif manakala hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Selain itu, pengujian hipotesis juga menjadi acuan terhadap keefektifan tersebut. Apabila hipotesis alternatifnya diterima, maka nilai rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan demikian, pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika.

Gambar

Diagram Desain Eksperimen Two-groups posttest only
Tabel 3.2  Uji Normalitas Data
Tabel  distribusi  t  dicari  pada  α  =  5%  :  2  =  2,5%  (uji  2  sisi)  dengan  derajat  kebebasan  (df)  n-2

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Pemberian Pembebasan Bersyarat oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I A Makassar ternyata ada kendala atau hambatan, baik hambatan internal maupun hambatan

Dalam kasus kawin lari pada suku Waijewa di desa Buru Kaghu Kabupaten Sumba Barat Daya, konteks sosial yang lebih besar ini dapat dilihat dimana hukum adat

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 10 orang Frater, untuk perilaku yang termasuk ke dalam dimensi pengamalan atau konsekuensi (the consequential dimensions/ religious

Berkenaan warna-warna ini al-Zamakhshari(t.th) mentafsirkan kepelbagaian ton tersebut hanyalah seperti warna-warna merah dan putih, adapun hitam ianya dikecualikan

Perlakuan yang menunjukkan penurunan persentase nilai COD yang terendah yaitu perlakuan dengan tanpa lumpur aktif dan penambahan 0,3% dolomit, hal ini terjadi

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei).Sekali batuk dapat

Dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: penerapan pembelajaran Fisika dengan model kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas

Ketika BRR bersiap menutup kantornya, proyek portofolio mereka bisa dikategorikan sebagai berikut dalam hubungannya dengan skenario pelimpahan: proyek tahun jamak (dari IRFF,