• Tidak ada hasil yang ditemukan

bevel gear

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bevel gear"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RODA GIGI KERUCUT

RODA GIGI KERUCUT

1.

1. PERENCANAAN RODA PERENCANAAN RODA GIGI KERUCUTGIGI KERUCUT

Sepasang roda gigi kerucut yang saling berkait dapat diwakili oleh dua bidang Sepasang roda gigi kerucut yang saling berkait dapat diwakili oleh dua bidang kerucut dengan titik puncak yang berimpit dan saling menggelinding tanpa slip. kerucut dengan titik puncak yang berimpit dan saling menggelinding tanpa slip. Roda gigi kerucut yang mempunyai alur gigi lurus dan menuju kepuncak kerucut Roda gigi kerucut yang mempunyai alur gigi lurus dan menuju kepuncak kerucut dinamakan roda gigi kerucut lurus .

dinamakan roda gigi kerucut lurus . Dalam g

Dalam gambar dibambar dibawah ini awah ini diberikan diberikan nama – nama – nama nama bagian bagian roda gigroda gigii kerucut .

kerucut .

Gb. 1. Nama Bagian – Bagian Roda Gigi Kerucut Gb. 1. Nama Bagian – Bagian Roda Gigi Kerucut

Sumbu poros roda gi

Sumbu poros roda gigi kerucut biasanygi kerucut biasanya berpotongan dena berpotongan dengan sudut gan sudut 909000 .. Bentuk

Bentuk khusus khusus roda roda gigi gigi kerucut kerucut dapat dapat berupa berupa “ “ roda roda gigi gigi miter miter “ “ yang yang mempunyamempunyaii sudu

sudut kerut kerucut jacut jarak barak bagi sebgi sebesar esar 454500 dan “ dan “ roda roda gigi gigi mahkmahkota ota “ “ dengdengan an sudusudutt kerucut j

kerucut jarak baarak bagi sebesgi sebesar ar 909000 seperti roda gigi pada perancangan mesin press ini .seperti roda gigi pada perancangan mesin press ini . Bahan

Bahan dari dari roda roda gigi gigi kerucut kerucut ini ini adalah adalah baja baja karbon karbon (S (S 45 45 C) C) .. Hubungan an

Hubungan antara jumlah gigi yantara jumlah gigi yang sebenarnya dg sebenarnya dari roda gigi kerucuari roda gigi kerucut t ( Z( Z11 ) ) dan dan jumlahjumlah gigi dari

(2)

d1

= 2 R Sin

δ

= Z1

m

d2

= 2 R Sin

δ

= Z1

m

Gb. 2. Roda Gigi Kerucut Istimewa

Bahan dari roda gigi kerucut ini adalah baja karbon ( S 45 C ) . Hubungan antara jumlah gigi yang sebenarnya dari roda gigi kerucut ( Z1 ) dan jumlah

gigi dari roda gigi lurus ( Z2 ) dapat dituliskan dengan rumus :

d1

= 2 R Sin

δ

= Z1

m

d2

= 2 R Sin

δ

= Z1

m

 Sedangkan untuk perbandingan gigi dapat digunakan rumus :

Sin

δ

=

Z1

Tan

δ

Z2

Z

2

=

Z1

/ Cos

δ

 Sisi kerucut pada roda gigi kerucut adalah : R

R =

d1

=

d2

.

2 Sin

δ

2 Sin

δ

 Beban lentur yang di izinkan untuk gigi dengan penampang yang merupakan harga

rata – rata dari penampang ujung luar dan ujung dalam adalah :

F

l

b1

=

σ

a1 . M . Kv . J1

Ko . Ks . Km

(3)

F

l

b2

=

σ

a2 . M . Kv . J2

.

Ko . Ks . Km

Dimana : F1

b1 dan F2b2 = Beban lentur yang di izinkan ( N )

   σ a1 dan σ a2 = Tegangan lentur yang di izinkan ( kg/mm2 )

M = Modul

Kv = Faktor dinamis ( lihat tabel ) Ko = Faktor beban lebih

Km = Faktor distribusi beban Ks = 0,5 untuk M < 1,5

= (4 M / 2,24 ) untuk M 1,5

J1 dan J2 = Faktor geometri

Gb. 3. Faktor dinamis roda gigi kerucut

 Perhitungan beban permukaan juga didasarkan pada ukuran penampang rata –

rata gigi , di lakukan menurut rumus :

F

l H

=

σ C2

d1

Cv

.

Cp

2

Co Cm Cf 

 Dimana : Fl H = Beban permukaan ( kg/mm )

σ C = Tegangan kontak yang di izinkan ( kg/mm2)

d1 = Diameter lingkaran jarak ujung luar gigi kerucut

I = Faktor geometri

(4)

Cv = Faktor dinamis

Cm = Faktor distribusi beban Cf  = Faktor kondisi permukaan

Diantara harga – harga F1

b1 , F1b2 dan F1H di pilih yang terkecil dan

selanjutnya disebut Fl min . Lebar gigi yang diperlukan dapat di hitung dari gaya

tangensial Ft ( kg ) = 102 P/V di bagi dengan Fl min ( kg/mm ) . Tata cara

perencanaan roda gigi kerucut , selanjutnya akan disajikan dalam diagram dibawah ini .

Gb. 4. Roda gigi kerucut lurus dengan sudut tekanan 200

dan sudut poros 900

Perbandingan Roda Gigi (Gear Ratio)

Perakitan atau hubungan roda gigi di dalam transmisi, antara gear input shaft dan gear output shaft dapat diperoleh berbagai kondisi seperti berikut ini :

• Perbandingan kecepatan putaran yang dapat berbeda atau sama • Perbandingan momen yang dapat berbeda atau sama

• Arah putaran yang berbeda atau sama.

Gear kecil (A) bila berlangsung memutar gear (B) yang lebih besar maka akan

(5)

• Putaran shaft gear B lebih lambat

• Momen shaft gear B lebih besar 

• Arah putaran gear B berlawanan dengan shaft gear A

Begitu pula sebaliknya, jika pemutar (drive) adalah gear yang lebih besar maka

akan diperoleh :

• Putaran shaft drivenlebih cepat

• Momen shaft drivenlebih kecil

• Arah putaran driven berlawanan arah dengan drive

Tetapi jika roda gigi kecil (A) memutar roda gigi besar (B) melalui perantaraan satu gear maka diperoleh :

• Putaran shaft gear B lebih lambat

• Momen shaft gear B lebih besar 

• Arah putaran shaft gear B searah dengan shaft gear A

Begitu pula sebaliknya jika gear besar sebagai drive dengan gear kecil driven maka

diperoleh :

• Putaran shaft driven lebih cepat

• Momen shaft driven lebih kecil

• Arah putaran driven searah dengan drive

Putaran driven shaft yang lebih lambat atau lebih cepat dengan momen

(tenaga) menjadi lebih kecil atau lebih besar, tergantung dari jumblah gear pada

drive(pemutar) dan driven (diputar).

Perbandingan ini disebut Gear ratio, dimana :

Gear ratio= Driven Gear / Drive Gear 

Kec. Putarandriven shaft = (1/Gear Ratio)× KecepatanDrive Shaft 

Momen Driven Shaft = Gear Ratio × Momen Drive Shaft 

Contoh soal :

Jika diketahui : Jumblah gear pada drive (A) = 10 gigi

Jumblah gear pada driven gear (B) = 20 gigi Kecepatan putaran drive gear = 100 rpm Momen drive shaft = 10 Kgm

Ditanya : Kecepatan gear pada driven gear (B)

Momen driven shaft

(6)

Jawab : Gear ratio = Driven Gear / Drive gear   = 20 / 10 = 2

Kecepatan putaran driven shaft gear (B) = (1/2) × 100 = 50 rpm Momen driven shaft = 2× 10 kgm = 20 kgm

Arah putaran = Berlawanan

Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat dilakukan roda gesek. Untuk ini kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada kelilingnya sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan. Roda gigi semacam ini, yang dapat berbentuk silinder atau kerucut, dinamakan dengan roda gigi

Diluar cara transmisi diatas, adapula cara yang lain untuk meneruskan daya, yaitu dengan sabuk rantai. Namun demikian transmisi roda gigi mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat serta dayanya lebih besar.

Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi disamping cara lain, karena memerlukan ketelitian yang besar dalam pembuatan, pemasangan maupun pemeliharaannya.

Pemakaian roda gigi sebagai alat transmisi telah menduduki tempat terpenting disegala bidang selama duaratus tahun terakhir. Penggunaanya dimulai dari alat ukur yang kecil dan teliti seperti jam tangan, roda gigi reduksi pada turbin besar  yang berdaya puluhan mega watt. (Sularso hal : 211 ).

Roda gigi dapat diklasifikasikan menurut beberapa bagian antara lain : a. Ditinjau dari posisi gambar poros

• Paralel, misal : spur gear, helical gear 

• Intersection (berpotongan), misal : bevel gear 

• Non intersection (tidak berpotongan, tidak paralel), misal : Skew bevel

gear 

b. Ditinjau dari kecepatan keliling roda gigi

• Vc < 3 (m/s) : Kecepatan rendah • 3 < Vc < 15 (m/s) : Kecepatan sedang • Vc > 15 (m/s) : Kecepatan tinggi

(7)

2. PERHITUNGAN RODA GIGI KERUCUT  Diketahui : P = 373 W = 0,3 Kw N1 = 1420 rpm R = 25 mm M = 3 i = 3 δ        = 900

 Dimana : P = Daya yang ditransmisikan ( kW ) N1 = Putaran poros penggerak ( rpm )

R = Sisi kerucut ( mm ) M = Modul

δ = Sudut poros (   )

i = Perbandingan putaran

Bahan roda gigi kerucut adalah S 45 C

 Menentukan Jumlah gigi pada roda gigi kerucut : z1

d1 = 2 x R x Sinδ = z1 x m 2 x 25 x Sin 90 = z1 x 3 50 = 3 z1 z1 = 16,7 ≈ 17  Kecepatan keliling ( v ) V = π d1 N1 60 x 1000 = π x 50 x 1420 60.000 V = 3,7 m/s  Gaya tangensial ( Ft ) F = 102 P V F = 102 x 0,373 kW 3,7 m/s F = 10,28 kg

(8)

 Bahan roda gigi kerucut ( pinyon ) : S 45 C

• Kekuatan tarik σ Β1 = 50 kg/mm2

• Tegangan lentur  σ a1 = 30 kg/mm2 • Kekerasan permukaan HB = 198 (rata-rata)

 Faktor - faktor untuk menentukan beban lentur ( Flb) yang diizinkan :

• KV = 0,75 ( lihat Gb. 4.4 ) • KO = 1,50 ( lihat Tabel. 4.2 ) • Km = 1,25 ( lihat Tabel. 4.3 ) • KS = M ≥ 1,5 = ( M / 2,2,4 )1/4 KS = ( 3 / 2,24 )1/4 = 0,587 •J1 = 0,165 •J2 = 0,205

 Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar penampang rata – rata adalah :  Flb1 = σ a1 M Kv J1 . KO KS Km = 35 x 3 x 0,75 x 0,165 1,50 x 0,587 x 1,25 = 11,8 kg/mm  Flb2 = σ a2 M Kv J2 . KO KS Km = 30 x 3 x 0,75 x 0,205 1,50 x 0,587 x 1,25 = 14,7 kg/mm

 Faktor – faktor untuk menentukan beban permukaan ( FlH )

• Tegangan kontak yang diizinkan : σ c = 102 kg/mm2 ( Tabel. 4. 1 ) diambil dari nilai Hb yang terkecil

• d1 = 50 mm • Cp = 74,2 ( Tabel. 4.4 ) • Cv = 0,85 ( Gb. 4.4 ) • Co = 1,50 ( Tabel. 4.2 ) • Cm = 1,25 ( Tabel. 4.3 ) ( Tabel 4.7 ) ( lihat Gb. 4.5 )

(9)

• C = 1 ( Faktor kondisi permukaan )

 Beban pada permukaan roda gigi kerucut yang diizinkan adalah :

Fl H = σ c2 d1 Cv I . Cp2 Co Cm Cf  = ( 102 )2 50 0,8 . ( 74,2 )2 1,50 x 1,35 x 1 Fl H = 37,33 kg/mm

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu persentase sikap keikutsertaan KB ibu pasca persalinan

Kawin alam hanya dapat dilakukan jika babi jantan dan babi betina bertemu, Kawin alam hanya dapat dilakukan jika babi jantan dan babi betina bertemu, dengan demikian jantan

Dengan cara ini mereka akan menyebabkan kekurangan dan meningkatkan harga gandum; dan sebagaimana mungkin berlaku, jika kenaikan dalam harga bagi setiap busyel berkadar lebih

Di samping pengawasan langsung dari kepala madrasah, bagian pendidikan dan kurikulum juga Di samping pengawasan langsung dari kepala madrasah, bagian pendidikan dan kurikulum

Ekspektasi inflasi yang tinggi ini menimbulkan tekanan yang dalam terhadap obligasi Indonesia, diikuti anjloknya indeks harga saham (IHSG) yang berada pada level

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan mie instan adalah terigu, tepung beras atau tepung lainnya, dan air.. Mie Berbahan

Sedamaryanti (2007:233) mengemukakan bahwa motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan upah tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu