• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE SHEWHART DAN METODE SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK. (Studi Kasus Pada Produksi Plywood di PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE SHEWHART DAN METODE SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK. (Studi Kasus Pada Produksi Plywood di PT."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

* Maharani Kusuma Arumsari adalah Mahasiswi Program Studi Matematika Universitas Negeri Malang, ** Abadyo adalah Dosen Universitas Negeri Malang. 1

(Studi Kasus Pada Produksi Plywood di PT.SUB JOMBANG)

* Maharani Kusuma Arumsari **Abadyo

Program Studi Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Abstract: Quality is overall characteristics or characteristics of products and services in its aim to meet the needs and expectations of customers. A method can be used to maintain the consistency of the quality of the production is Shewhart and Six Sigma methods. Six Sigma is a highly disciplined process that helps menggembangkan and delivering near-perfect products. Six Sigma is a vision of improving the quality towards the target 3.4 in 1,000,000 chance of failure (DPMO) for each transaction products both goods and services. Intended use of the Six Sigma is to help in the production processes in order to have high aspirations to deliver products and services that defect-free (zero defect).While the Shewhart method or the control chart is on track process control techniques that are widely used to investigate the process and find a process that works with the unexpected that causes said uncontrollable. Results of this study indicate the quality of the production process Plywood is out of control statistically by the application of u control chart Core factors in Shewhart method. This is indicated by there are three points out of the upper limit. While for calculation of the value of sigma for Core factor in the Six Sigma method indicate that in a million products contained 12228 products experience of disability and large loss or reduction of income is 30% up to 40% of the cost of production. For the application of u control chart in the Face Back factor using Shewhart method Plywood production process quality is out of control statistically. This is indicated by there are three points out of the upper limit and the one point that comes out of the lower limit. The calculation sigma value for Face Back factor in Six Sigma methods indicate that in a million products contained 8876 products experience of disability and large loss or reduction of income is 20% up to 30% of the cost of production. U control chart glue factor using Shewhart method Plywood production process quality is out of control statistically. This is indicated by there are three points out of the upper limit and two points out of the lower limit. While for calculation of the value of sigma for glue factor in the Six Sigma method indicate that in a million products contained 15795 products experience of disability and large loss or reduction of income is 30% up to 40% of the cost of production.

Keyword: quality, Shewhart method, u control chart, Six Sigma methods

Perubahan-perubahan yang cepat dan pesat di era globalisasi saat ini membawa dampak pada pengelolaan ekonomi nasional maupun dunia usaha sebagai pelaku kegiatan ekonomi. Perubahan tersebut juga dapat mengakibatkan resiko yang tidak diharapkan terjadi. Untuk itu semakin banyak perusahaan mengubah strateginya guna memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya di pasar. Setiap perusahaan perlu meningkatkan kualitas agar mampu berkompetisi di dunia masa kini. Peningkatan kualitas, akan meminimalisasi biaya produksi dan memberikan pelayanan tepat waktu yang akan menjamin kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu persyaratan teknis yang perlu penanganan serius dari perusahaan. Sejalan dengan semakin banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang berdampak dengan semakin

(2)

ketatnya persaingan yang terjadi untuk mempertahankan produk barang atau jasa yang diperjualbelikan kepada para pelanggannya masing-masing. Para pelanggan akan memilih produk yang mempunyai esensi yang sama berdasarkan kualitas. Sehingga keberadaan sebuah produk akan tergeser oleh produk yang lain. Banyak fakor yang dapat mempengaruhi pergeseran tersebut, diantaranya yang paling menonjol adalah kualitas produk tersebut. Dari segi kualitas, pelanggan akan lebih melihat kepada penyimpangan atau cacat dari produk yang dihasilkan.

PT. Sejahtera Usaha Bersama merupakan salah satu perusahaan terbesar dalam bidang manufaktur Plywood di Indonesia. Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan pasar perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian kualitas yang didasarkan pada inspeksi penerimaan produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, dan waktu yang terbuang. Namun sejauh ini belum diketahui cara yang tepat untuk mengetahui kualitas produksi sudah memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Oleh karena itu, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang lagi.

Six Sigma merupakan proses disiplin tinggi yang membantu menggembangkan dan mengantarkan produk mendekati sempurna. Six Sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan dalam 1.000.000 kesempatan (DPMO) untuk setiap transaksi produk baik barang maupun jasa (Hendradi, 2006:2). Suatu proses telah mencapai enam sigma (6 ) berarti proses produksi telah menghasilkan peluang 3,4 cacat dalam 1.000.000 kejadian atau dengan kata lain proses berjalan hampir sempurna. Dalam penggunaannya, sigma ( atau simpangan baku) menunjukkan cacat output suatu proses, dan membantu dalam memahami sampai sejauh mana suatu proses menyimpang dari kesempurnaan. Tujuan Six Sigma adalah membantu produsen dan proses produksi guna memiliki aspirasi yang tinggi untuk mengirimkan produk dan layanan yang bebas cacat (zero defect).

Metode Shewhart adalah teknik pengendali proses yang bertujuan untuk menyelidiki dengan cepat terjadinya sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai produk (Montgomery, 1990:124). Menurut Grant dan Leavenworth (1988:3) keampuhan metode Shewhart terletak dalam kemampuannya untuk memisahkan sebab-sebab terusut (assignable causes) dari keragaman mutu (quality variation). Hal ini memungkinkan dilakukannya diagnosis dan koreksi terhadap banyak gangguan produksi dan seringkali pula dapat meningkatkan mutu produk secara berarti serta mengurangi bagian yang rusak (spoilage) atau pengerjaan ulang (rework)

METODE

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Alat analisis menggunakan metode Six sigma dan metode Shewhart untuk mengetahui faktor

(3)

yang mempengaruhi terjadinya cacat dalam produksi Plywood serta untuk mengetahui kualitas produksi Plywood di PT. SUB Jombang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor cacat yang mempengaruhi produksi Plywood selama periode dua tahun, yaitu bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Desember 2012 . Variabel-variabel untuk faktor cacat dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor Core (X1)

Tabel 1. Sub-sub Faktor dalam Faktor Core

No. Faktor Core Faktor yang Muncul

1. Core over lap 1. Face back botak

2. Over lap 3. Ply patah 4. Kasar 5. Kerak hitam

2. Core hole 1. Void kecil

2. Void besar 3. Ply patah

3. Core Kurang 1. Panjang layer 4

2. Lebar layer 4 3. Panjang Layer 2 4. Lebar layer 2

4. Tidak diagonal 1. Serong

5. Tebal tipis 1. Delaminasi

2. Tidak standart 3. Gelembung

6. Joint LC 1. Ply patah

2. Gelembung 2. Faktor Face Back (X2)

Tabel 2. Sub-sub Faktor dalam Faktor Face Back

No. Faktor Faktor yang Muncul

1. Face Back kurang 1. Panjang 2 .Lebar 3. Gelembung 2. Kondisi 1. Terlipat 2. Pecah 3. Hitam 4. Pecah serat 5. Mata kayu 6. Kulit kayu 7. Lapuk 8. Pin hole 9. Repair 10. L/C kurang panjang/lebar

(4)

3. Faktor Lem (X3)

Tabel 3. Sub-sub Faktor dalam Faktor Lem

No. Faktor Faktor yang Muncul

1. Gelembung 1. Kecil 2. Besar 3. Core 2. Delaminasi 1. Plyore 2. Face 3. Back

Tahap pertama yang dilakukan peneliti sebelum menganalisis data adalah tahap pengumpulan data. Peneliti mencari data yang berkaitan tentang hasil produksi Plywood selama periode dua tahun di PT. SUB Jombang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan konteks penelitian dengan judul, yaitu metode Shewhart dan metode Six Sigma.

Dalam penggunaan metode Shewhart analisis yang dilakukan menggunakan analisis diagram batang, analisis grafik pengendali u-chart, analisis kemampuan proses Poisson, dan analisis diagram Pareto. Sedangkan untuk penggunaan metode Six Sigma analisis yang dilakukan menggunakan tahap define, measure, analyze, improve, dan control. Tahap define adalah tahap mendefinisikan dimana nantinya peneliti akan mendefinisikan faktor-faktor dalam produksi plywood . Tahap measure adalah tahap pengukuran DPO, DPMO, dan perhitungan nilai sigma. Sedangkan untuk tahap analyze adalah tahap menganalisis dimana akan mengidentifikasi beberapa penyebab muculnya kesalahan. Tahap improve dan control adalah tahap memperbaiki dan tahap mengkontrol serta mengendalikan proses produksi plywood.

PEMBAHASAN

Penerapan metode Shewhart dilakukan dalam beberapa tahap yaitu analisis diagram batang, analisis grafik pengendali u-chart, analisis kemampuan proses Poisson, dan analisis diagram Pareto.

Pada analisis diagram batang untuk faktor Core menunjukkan bahwa pada bulan November 2011 paling banyak mengalami kecacatan yaitu 985 pcs.

Sedangkan pada bulan September 2011 yang paling sedikit mengalami kecacatan yaitu 679 pcs. Untuk faktor Face Back menunjukkan bahwa terdapat dua bulan yang mengalami kecacatan paling banyak yaitu pada bulan Agustus 2012 dan bulan November 2012 sebesar 688 pcs. Sedangkan pada bulan April 2012 mengalami kecacatan yang paling sedikit yaitu 411 pcs. Untuk faktor lem menunjukkan bahwa pada bulan Februari 2011 mengalami kecacatan paling banyak yaitu 1210 pcs. Sedangkan pada bulan Agustus 2011 mengalami kecacatan yang paling sedikit yaitu 955 pcs.

Analisis diagram Pareto untuk faktor Core menunjukkan bahwa sub faktor yang sering mengalami kecacatan yaitu pada bagian Core Over Lap dengan keadaan Face Back botak mengalami cacat terbanyak yaitu sebanyak 3.068 cacat. Untuk faktor Face Back menunjukkan bahwa sub faktor yang sering mengalami kecacatan yaitu pada bagian Face Back kurang. Face Back yang kurang sering terjadi pada panjang kayu yang kurang sebanyak 2789 cacat. Untuk faktor lem

(5)

menunjukkan bahwa sub faktor yang sering mengalami kecacatan yaitu pada bagian gelembung. Gelembung yang sering muncul adalah gelembung kecil sebanyak 5322 cacat.

Proses produksi plywood untuk faktor Core dilihat dengan menggunakan grafik pengendali u-chart menunjukkan bahwa terdapat tiga titik yang keluar dari batas atas, yaitu hasil produksi pada bulan Juli 2011, Nopember 2011, dan Mei 2012. Hal ini berarti hasil produksi untuk faktor Core belum terkendali secara statistik. Sehingga proses produksi dapat dikatakan berjalan kurang baik. Untuk hasil produksi faktor Face Back menunjukkan bahwa terdapat tiga titik yang keluar dari batas atas serta terdapat satu titik yang keluar dari batas bawah. Untuk tiga yang keluar dari batas atas, yaitu hasil produksi pada bulan Maret 2011, Agustus 2012, dan November 2012. Sedangkan untuk satu titik yang keluar dari batas bawah, yaitu hasil produksi pada bulan April 2012. Hal ini berarti hasil produksi untuk faktor Face Back belum terkendali secara statistik. Sehingga proses produksi dapat dikatakan berjalan kurang baik. Sedangkan untuk hasil produksi faktor lem menunjukkan bahwa terdapat tiga titik yang keluar dari batas atas serta terdapat dua titik yang keluar dari batas bawah. Untuk tiga yang keluar dari batas atas, yaitu hasil produksi pada bulan Februari 2011, Juli 2011, dan September 2012. Sedangkan untuk dua titik yang keluar dari batas bawah, yaitu hasil produksi pada bulan Agustus 2011 dan Februari 2012. Hal ini berarti hasil produksi untuk faktor lem belum terkendali secara statistik. Sehingga proses produksi dapat dikatakan berjalan kurang baik.

Analisis kemampuan proses digunakan untuk mengetahui apakah proses produksi perusahaan telah terkendali secara statistik. Apabila grafik kendali pada grafik analisis kemampuan proses telah terkendali secara statistik dapat dikatakan bahwa proses produksi perusahaan berjalan dengan baik. Karena grafik kendali u chart dari masing-masing faktor-faktor tidak terkendali secara statistik maka untuk kemampuan prosesnya tidak dapat dilakukan. Sehingga analisis untuk kapabilitas prosesnya tidak dapat dilanjutkan.

Untuk perhitungan nilai sigma faktor Core dalam metode Six Sigma menunjukkan bahwa dalam satu juta produk terdapat 12228 produk yang mengalami kecacatan dan besar kerugian atau pengurangan pendapatan adalah 30% sampai dengan 40% dari biaya produksi. perhitungan nilai sigma faktor Face Back dalam metode Six Sigma menunjukkan bahwa dalam satu juta produk terdapat 8876 produk yang mengalami kecacatan dan besar kerugian atau pengurangan pendapatan adalah 20% sampai dengan 30% dari biaya produksi. Sedangkan untuk perhitungan nilai sigma faktor lem dalam metode Six Sigma menunjukkan bahwa dalam satu juta produk terdapat 15795 produk yang mengalami kecacatan dan besar kerugian atau pengurangan pendapatan adalah 30% sampai dengan 40% dari biaya produksi.

KESIMPULAN

Dalam metode Shewhart untuk tiap-tiap faktor dalam proses produksi dapat dikatakan belum terkendali secara statistik atau belum berjalan kurang baik karena terdapat titik-titik yang keluar dari batas atas maupun batas bawah. Untuk faktor Core terdapat tiga titik yang keluar dari batas atas, yaitu hasil produksi pada bulan Juli 2011, Nopember 2011, dan Mei 2012. Untuk faktor Face Back terdapat tiga titik yang keluar dari batas atas serta terdapat satu titik yang keluar

(6)

dari batas bawah. Sedangkan untuk faktor lem terdapat tiga titik yang keluar dari batas atas serta terdapat dua titik yang keluar dari batas bawah.

Untuk perhitungan nilai sigma untuk faktor Core dalam metode Six Sigma menunjukkan bahwa dalam satu juta produk terdapat 12228 produk yang mengalami kecacatan dan besar kerugian atau pengurangan pendapatan adalah 30% sampai dengan 40% dari biaya produksi. perhitungan nilai sigma faktor Face Back dalam metode Six Sigma menunjukkan bahwa dalam satu juta produk terdapat 8876 produk yang mengalami kecacatan dan besar kerugian atau pengurangan pendapatan adalah 20% sampai dengan 30% dari biaya produksi. Sedangkan untuk perhitungan nilai sigma faktor lem dalam metode Six Sigma menunjukkan bahwa dalam satu juta produk terdapat 15795 produk yang mengalami kecacatan dan besar kerugian atau pengurangan pendapatan adalah 30% sampai dengan 40% dari biaya produksi.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas untuk pengendalian kualitas statistik pada Plywood perusahaan harus terus menerus memperhatikan, memantau, dan meninjau jalannya proses produksi. Peninjauan kembali pada proses produksi dapat dimulai dari bahan baku yang akan diproduksi sampai dengan produk yang akan dipasarkan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan yang berulang-ulang. Sehingga akan mengurangi biaya produksi yang berlebihan.

Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian menggunakan analisis dengan metode Shewhart dan metode Six Sigma pada bidang manufaktur yang lain, sehingga dapat menambah pengetahuan dan manfaat yang lebih banyak dari metode analisis ini.

DAFTAR RUJUKAN

Hendradi, Tri C. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab Panduan Cerdas Inisiatif Kualitas 6 . Yogyakarta: ANDI

Montgomery. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Penerjemah: Soejoeti, Z. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan Konseptual adalah suatu proses dalam membuat sebuah model informasi yang digunakan pada sebuah perusahaan, dan terlepas dari semua pertimbangan – pertimbangan

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan kumpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk megetahui seberapa besar konstribusi mahasiswa khusnya mahasiswa pendidikan fisika angkatan 2014 dalam mengaplikasikan

Tabel 7 menunjukkan bahwa sistem pakar fuzzy ini dapat digunakan sebagai alat diagnosis penyakit gigi periodontal karena hasil perhitungan level periodontal

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memperoduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE)

Sebuah bahasa yang mempunyai sistem aliansi gramatikal akusatif dikatakan sebagai bahasa bertipologi akusatif; S (satu-satunya argumen pada klausa

Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan merancang suatu aplikasi (Engineering Software) untuk mempelajari cara kerja dari Planetary Gear Set yang terdiri dari 3 komponen