• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Penganggaran Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kebijakan Penganggaran Tahun 2016"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Kebijakan

Penganggaran Tahun

2016

disampaikan oleh:

Direktur Anggaran I

dalam Rapat Konsolidasi Teknis Perencanaan

Kementerian Kesehatan Tahun 2016

(2)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Pokok Bahasan

2

I.

DASAR HUKUM

II.

KEBIJAKAN FISKAL DAN

RESOURCE ENVELOPE

2016

1. Arah Kebijakan Fiskal Tahun 2016

2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2016

3. Pokok-Pokok Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat 2016

III.

SIKLUS DAN PROSES ANGGARAN

1. Siklus APBN

2. Proses Penetapan Pagu Anggaran

3. Langkah-Langkah dari Pagu Indikatif menuju Pagu Anggaran

IV.

PAGU INDIKATIF TAHUN 2016

1. Kebijakan Pengalokasian Pagu Indikatif Tahun 2016

2. Review Baseline dan SB Pagu Indikatif Kemenkes 2016

3. Rencana Target Sasaran Output Prioritas Kementerian Kesehatan Tahun 2016

(3)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

I. DASAR HUKUM

3

1.

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2.

UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3.

UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pertanggungjawaban

Keuangan Negara.

4.

UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

5.

PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.

6.

PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L).

7.

Keppres No. 121/P Tahun 2014 tentang tentang Pembentukan

Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode

Tahun 2014-2019 (Kabinet Kerja)

8.

Perpres No. 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi

(4)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

II. KEBIJAKAN FISKAL DAN

RESOURCE

ENVELOPE

2016

(5)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

1. ARAH KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2016

Defisit dikendalikan pada tingkat yang

sustainable

(lebih

rendah dari APBNP 2015), dengan tetap memperhatikan

peran APBN dalam perekonomian.

Mengoptimalkan pendapatan negara baik perpajakan

maupun PNBP.

Pengendalian dan peningkatan kualitas belanja negara baik

belanja pusat maupun transfer ke daerah dan dana desa.

Melanjutkan program-program prioritas di tahun 2015;

Memperkuat desentralisasi fiskal.

(6)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Tantangan APBN ke Depan

Pendapatan Negara

1. Penerimaan perpajakan sebagai sumber pembiayaan belanja negara

masih perlu waktu untuk meningkat secara signifikan;

2. Lifting

migas dan ICP cenderung semakin menurun, berpengaruh

terhadap pendapatan SDA migas;

3. Sebagian dari PNBP dan BLU sudah terikat penggunaannya.

Belanja Negara

1. Produktifitas, efisiensi, dan efektifitas alokasi belanja belum optimal;

2. Fiscal space

APBN masih terbatas: komposisi belanja negara didominasi

oleh belanja mengikat yang bersifat wajib (a.l. belanja operasional,

pembayaran bunga utang, dan subsidi);

3. Mandatory spending

semakin besar (a.l. anggaran pendidikan, DAU, dana

desa, dan anggaran kesehatan);

4. Penyerapan anggaran belanja negara belum optimal dan menumpuk di

triwulan III & IV;

5. Kualitas belanja daerah masih belum optimal.

(7)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

APBN

APBNP

Outlook

a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)

5,8

5,7

5,2 - 5,7

6,0 - 6,6

b. Inflasi (%, yoy)

4,4

5,0

4,0 - 5,0

3,0 - 5,0

c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)

6,0

6,2

6,0 - 6,2

4,0 - 6,0

d. Nilai tukar (Rp/US$)

11.900

12.500

12.500 - 13.000 12.800 - 13.200

e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)

105

60

60

60 - 80

f. Lifting Minyak (ribu barel per hari)

900

825

825

830 - 850

g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari)

1.248

1.221

1.221

1.100 - 1.200

Indikator

2015

2016

(Proyeksi)

2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro, 2015-2016

Target pertumbuhan ekonomi 2016 diselaraskan dengan komitmen dalam RPJMN

2015-2019

(8)

8

3. Pokok-Pokok Kebijakan

Belanja Pemerintah Pusat 2016

Belanja K/L

Belanja Non K/L

Mempertahankan tingkat

kesejahteraan aparatur pemerintah

dengan memperhatikan tingkat

inflasi.

Melanjutkan kebijakan efisiensi pada

belanja barang operasional dan

pengendalian belanja perjalanan

dinas.

Mendukung pelaksanaan program

pembangunan seperti infrastruktur,

ketahanan pangan, energi,

kemaritiman dan pariwisata sesuai

dengan RKP 2016.

Penguatan SDM pendidikan,

kesehatan, ketenagakerjaan, UMKM.

Pembayaran bunga utang tetap diarahkan

untuk me-minimasi dan menjaga

efisiensi pembayaran bunga utang (a.l.

melalui pemilihan komposisi instrumen

utang yang optimal dan melaksanakan

transaksi lindung nilai).

Menyediakan cadangan belanja (a.l. risiko

fiskal, peningkatan PBI).

Belanja hibah kepada pemda:

‒ Penerusan PHLN.

Nationwide water hibah program

(RM).

Subsidi tepat sasaran.

Mendukung pembangunan infrastruktur

berupa kerjasama pemerintah swasta.

(9)

9

Pokok-Pokok Kebijakan

Transfer ke Daerah & Dana Desa 2016

Transfer ke Daerah

Dana Desa

Melanjutkan kebijakan affirmatif

DAK yang diprioritaskan pada

bidang infrastruktur dasar

Meningkatkan alokasi DAK.

Penajaman bidang DAK sehingga

lebih efektif, selektif dan optimal

pemanfaatannya.

Meningkatkan alokasi Dana Desa

2016 sehingga setara 6 persen

dari dan diluar transfer ke daerah.

Mengefektifkan program-program

yang berbasis desa sesuai amanat

UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Dana Desa

(10)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

III. Siklus dan Proses Penganggaran

(11)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

1. PROSES PENYUSUNAN RAPBN: SIKLUS APBN

Pokok-pokok

Kebijakan Fiskal,

Kerangka Ekonomi

Makro dan RKP

(Pertengahan Mei)

Pagu Anggaran

(Pertengahan

Juni)

RAPBN

(Agustus)

APBN

(Akhir Oktober)

Rincian APBN

(Akhir November)

Keppres/Perpres (2015)

UU

RUU & NK

Resource

envelope

,

Rancangan RKP

dan

Pagu Indikatif

(Maret)

DIPA

(Desember)

2

3

4

5

6

7

8

SB

KMK

Perpres

(RKP)

DIPA

Arah Kebijakan dan

Prioritas

Pemba-ngunan Nasional

(Januari)

PERSETUJUAN DPR

(BANGGAR)

PERSETUJUAN DPR

(BANGGAR)

PERSETUJUAN DPR

(KOMISI)

1

PERSETUJUAN DPR

(KOMISI)

11

(12)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

2. PROSES PENETAPAN PAGU ANGGARAN

12

Menteri/ Pimpinan Lembaga menyusun Renja

K/L (16 s.d 20 April)

K/L menyampaikan Renja K/L kepada KemenPPN/ Bappenas dan Kemenkeu

(awal Mei) Pelaksanaan

pertemuan tiga pihak (trilateral meeting). (20 April s.d 5 Mei)

Pagu Indikatif

(15 April)

- Penetapan Perpres RKP - Penyampaian dan

pembahasan KEM dan PPKF dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN. (Pertengahan Mei) Menteri Keuangan Menetapkan pagu anggaran K/L (Juni)

(13)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dari Pagu Indikatif

Menuju Pagu Anggaran

N0. Uraian Pihak

Terkait

Substansi dan Hal Penting

1. Penyusunan Renja K/L

(15 April) K/L

 K/L menyusun Renja berdasarkan Pagu Indikatif dan Rancangan Awal RKP

 K/L yang terkait langsung dengan pencapaian prioritas nasional, capaian kinerja program/kegiatan harus tercermin dalam umusan kinerjanya.

2. Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) (20 April s.d 5 Mei) Kemenkeu, Kem PPN, K/L  Tujuan:

• meningkatkan koordinasi dan kesepahaman 3 pihak terkait pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional, dan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kebijakan belanja tahun 2016;

• menjaga konsistensi kebijakan dalam RPJM, RKP, Renja K/L, serta RKA-K/L;

 Pagu Indikatif merupakan batas tertinggi atas belanja K/L yang tidak dapat dilampaui.

 Kebutuhan belanja operasional (pegawai dan barang), serta kebutuhan belanja operasional berkarakteristik operasional harus dipenuhi.

 Pemanfaatan alokasi anggaran dari PNBP dan BLU harus sesuai dengan penetapan penggunaannya

 Pergeseran alokasi anggaran dari rupiah murni menjadi PHLN dan sebaliknya tidak dapat dilakukan.

 Perubahan pagu antar program dan antar kegiatan masih dimungkinkan sepanjang sesuai dengan pencapaian prioritas nasional.

 Pengalokasian anggaran pada program/kegiatan harus mempertimbangkan penyerapan anggaran.

 Memperhatikan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. 3. Penyampaian Renja K/L

kepada Kemenkeu dan Kementerian PPN (6 s.d 10 Mei)

Kemenkeu, Kem PPN, K/L

K/L menyampaikan Renja dengan melakukan penyesuaian berdasarkan dokumen kesepakatan dalam forum Trilateral Meeting.

4. Penyampaian KEM PPKF dan dan RKP 2016 (Pertengahan Mei) Kemenkeu dan Kemen PPN

Menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan rancangan Kerja Pemerintah di DPR yang menjadi dasar bagi penyusunan RAPBN 2016

6. Penetapan Pagu Anggaran K/L

(Pertengahan Juni)

Kemenkeu Menteri Keuangan menyampaikan surat mengenai pagu anggaran K/L dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, besaran pagu indikatif, Renja K/L, dan hasil evaluasi kinerja K/L.

(14)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

IV. Pagu Indikatif Tahun 2016

(15)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

1. Kebijakan Pengalokasian Pagu Indikatif

Tahun 2016

1.

Direncanakan awal sebesar Rp807,7 T dan dicadangkan anggaran sebesar Rp19,4 T yang

akan dimanfaatkan utamanya pada pembangunan infrastruktur dan kegiatan prioritas

lainnya, setelah mendapat konfirmasi kesiapan pelaksanaan hasil

trilateral meeting

dan

Musrenbang.

2.

Ditujukan untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan seperti infrastruktur,

ketahanan pangan, energi, kemaritiman dan pariwisata sesuai dengan prioritas

pembangunan dalam RKP 2016, RPJMN tahun 2015-2019 serta untuk mendukung

pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan dalam agenda

Nawacita dan Trisakti.

3.

Pemenuhan alokasi anggaran pendidikan (sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan

anggaran kesehatan (5% dari APBN), yang merupakan amanat UUD 1945 amandemen ke-4

dan UU Kesehatan.

4.

Alokasi per program, di luar yang bersifat wajib dipenuhi dan wajib dialokasikan,

merupakan ancar-ancar dan bersifat indikatif, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan

pergeseran antarprogram.

5.

Dalam pengalokasian memperhatikan sinergitas antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dan kegiatan daerah),

dengan berpedoman pada pembagian urusan dan kewenangan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan.

(16)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

16

1. Kebijakan Pengalokasian Pagu Indikatif

Tahun 2016...(lanjutan)

6. Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannya

dilakukan melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari dana yang

ada, serta didiskusikan/disepakati di dalam forum trilateral meeting.

7. Dihitung dengan memperhatikan kinerja penyerapan 2014, proyeksi 2015, dan

rencana tahun 2016;

8. Mengikuti rencana peningkatan kualitas belanja negara, dan dilaksanakan

dengan:

a. Pengalihan program kurang produktif ke program yang lebih produktif

b. Perbaikan kualitas perencanaan untuk mempertajam kualitas belanja; dan

c. Perbaikan manajemen dan administrasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan

anggaran, termasuk melalui penyempurnaan KPJM dan penataan arsitektur dan

informasi kinerja.

9. Pagu Indikatif Tahun 2016 telah menampung:

a. kebutuhan untuk kebutuhan dasar/wajib K/L;

b. kebutuhan Prioritas (Rupiah Murni) untuk mendukung pencapaian prioritas-prioritas

pembangunan;

(17)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

2. Review Baseline dan SB Pagu Indikatif Kemenkes TA 2016

17

(dalam Rupiah)

KPJM 2016

% Kenaikan dari

Pagu 2015

Baseline 2016

dari Pagu 2015

% Kenaikan

Keterangan

024.01.01 Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian

Kesehatan

24.288.900.137.000

22.093.832.578.000

-9,04%

32.179.000.000.000

32,48%

Naik

024.02.03 Program Pengawasan dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan

102.971.000.000

104.672.993.000

1,65%

111.300.000.000

8,09%

Naik

024.03.06 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak

2.682.576.400.000

1.842.910.293.000

-31,30%

6.263.000.000.000

133,47%

Naik

024.04.07 Program Pembinaan Upaya Kesehatan

17.075.007.118.000

7.771.888.748.000

-54,48%

22.841.400.000.000

33,77%

Naik

024.05.08 Program Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan

2.201.978.361.000

2.844.928.383.000

29,20%

3.300.000.000.000

49,87%

Naik

024.07.09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

1.747.852.800.000

242.857.423.000

-86,11%

2.828.200.000.000

61,81%

Naik

024.11.04 Program Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan

744.683.100.000

627.812.209.000

-15,69%

1.400.000.000.000

88,00%

Naik

024.12.10 Program Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

(Ppsdmk)

3.000.568.570.000

4.321.286.321.000

44,02%

6.505.100.000.000

116,80%

Naik

JUMLAH

51.844.537.486.000

39.850.188.948.000

-23,14%

75.428.000.000.000

45,49%

Program

Pagu APBN-P 2015

(18)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Pagu Indikatif Kemenkes Per Sumber Dana TA 2016

18

Berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.

S-288/MK.02/2015 dan 0082/M.PPN/04/2015 tanggal 15 April 2015 hal Pagu Indikatif dan Rancangan

RKP Tahun 2016, Kemenkes memperoleh Pagu Indikatif TA 2016 dengan rincian sebagai berikut :

(dalam ribu Rp)

BA

UNIT

ORG.

PROG

RM

PNBP

BLU

PLN

HLN

PDN SBSN

JUMLAH

Kementerian Kesehatan

024 01 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 32.161.848.674

17.151.326

32.179.000.000

024 02 03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan

111.300.000

-

111.300.000

024 03 06 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

6.262.411.211

588.789

6.263.000.000

024 04 07 Program Pembinaan Upaya Kesehatan

14.002.773.089

20.983.825 8.817.643.086

22.841.400.000

024 05 08 Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

3.161.601.428

122.148.572

16.250.000

3.300.000.000

024 07 09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

2.814.821.606

13.378.394

2.828.200.000

024 11 04 Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

1.397.332.148

2.667.852

1.400.000.000

024 12 10 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK)

5.948.963.201

269.994.500 286.142.299

6.505.100.000

JUMLAH

65.861.051.357 446.913.258 9.103.785.385 - 16.250.000 - - 75.428.000.000

PROGRAM

RINCIAN ANGGARAN BELANJA

024

(19)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

PAGU INDIKATIF

(miliar rupiah)

Rencana Output Prioritas Hasil Exercise Kem. Keuangan dengan

Mempertimbangkan RPJMN

Kementerian Kesehatan

Sekretariat Jenderal

32.179

- Premi PBI bagi 103,5 juta jiwa dengan premi Rp22.500/org/bln (Demand Side);

- Pelayanan dan Pembinaan Kesehatan Haji pada saat pra, operasional, dan pasca haji (65%);

- Kabupaten/Kota yang mendapatkan dukungan untuk mampu melaksanakan upaya pengurangan resiko krisis kesehatan di wilayahnya (34);

- Provinsi yang mendapatkan advokasi dan sosialisasi untuk mendukung pelaksanaan upaya pengurangan resiko krisis kesehatan di wilayahnya (7);

- Kebijakan Publik yang Berwawasan Kesehatan (3);

- Kerjasama Dalam Negeri Organisasi Kemasyarakatan di Bidang Kesehatan (6);

- Kerjasama Dalam Negeri dengan Dunia Usaha di Bidang Kesehatan (8)

Direktorat Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak

6.263

- Bantuan Operasional Kesehatan untuk 9.865 Puskesmas;

- Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 247.000 Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK);

- Taburia untuk balita 6 s.d 24 bln (1,2 juta balita);

- Tablet Tambah Darah (5,3 juta ibu hamil dan 1,95 juta remaja);

- Tenaga terlatih bidang Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja (85.800 org); - NSPK Bidang Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja (15);

- Sarana dan Prasana bidang kesehatan Bayi, Anak dan Remaja (63.237 unit);

- Tenaga terlatih bidang Kesehatan Ibu dan Reproduksi (3.021 org); - NSPK Bidang Kesehatan Ibu dan Reproduksi (201.560);

- Sarana dan Prasana bidang kesehatan Ibu dan Reproduksi (1.884 unit)

3. Rencana Target Sasaran Output Prioritas

Kementerian Kesehatan Tahun 2016

(1)

(20)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

PAGU

INDIKATIF

(miliar rupiah)

Rencana Output Prioritas Hasil Exercise Kem. Keuangan dengan

Mempertimbangkan RPJMN

Ditjen Bina Upaya Kesehatan

22.841,40

- Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar termasuk Puskesmas rawat inap (1.400);

- Puskesmas yang telah bekerjasama dengan UTD dan RS (1.600); - Operasional dan Sarana Prasarana (Sarpras) 47 RS/Balai;

- Peningkatan Sarpras 14 RS Nasional dan 130 RS Regional (Supply Side); - Obat-Obatan, Bahan Medis Habis Pakai dan Bahan Makanan Pasien.

Ditjen Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan

3.300

- Anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap (91,5 %); - Kesiapsiagaan penanggulangan kedaruratan berpotensi wabah (46%

kab/kota);

- Pencegahan dan Pengendalian Kasus Malaria (360 Kab/Kota); - Pemberian obat massal Filariasis (10 kab/kota);

- Pengendalian DBD (62 % kab/kota);

- Kab/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50 persen sekolah (20%);

- Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu (20%);

- Desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan pos pembinaan terpadu PTM (20%);

- Kasus HIV diobati (47%);

- Persentase kabupaten/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru (81%);

- Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat (85 %)

3. Rencana Target Sasaran Output Prioritas

Kementerian Kesehatan Tahun 2016

(2)

(21)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

PAGU

INDIKATIF

(miliar rupiah)

Rencana Output Prioritas Hasil Exercise Kem. Keuangan dengan

Mempertimbangkan RPJMN

Ditjen Bina Kefarmasian dan

Alat Kesehatan

2.828,20

- Penyediaan Obat dan Vaksin Program Nasional untuk 9.865 Puskesmas; - Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam

negeri (10);

- Jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional produksi dalam negeri (4);

- Produk alkes dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat (77%)

Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan SDM Kesehatan

6.505,10

- Penempatan dan Pendayagunaan 20.600 Nakes di Fasyankes termasuk Tim

Nusantara Sehat;

- Tambahan Tenaga Kesehatan (Nakes) Baru Non Dokter (20.000 org);

- Tambahan 1000 Tenaga Kesehatan Penerima Bantuan Tugas Belajar;

- Tenaga Kesehatan yang melaksanakan Internship (6.500 Dokter);

- Pelaksanaan Akreditasi pada Program Study/Institusi Poltekkes (60%)

3. Rencana Target Sasaran Output Prioritas

Kementerian Kesehatan Tahun 2016

(3)

(22)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

V PENUTUP

1. Segera setelah diterbitkannya Surat Bersama Menkeu dan

Bappenas tentang Pagu Indikatif K/L tahun 2016, K/L

melakukan finalisasi atas Renja K/L masing-masing sejalan

dengan prioritas pembangunan dan tugas dan fungsi

masing-masing K/L.

2. Penyelesaian proses penyusunan anggaran harus tepat waktu

dan disiplin, baik dalam pembahasan

intern

Pemerintah

maupun dengan DPR (Komisi & Banggar).

3. Perencanaan dan penganggaran yang baik akan membantu

penyerapan anggaran yang lebih optimal sehingga target-target

pembangunan dapat dicapai.

4. Evaluasi dan langkah-langkah terobosan untuk perbaikan

pelaksanaan dan pengelolaan program/kegiatan bidang

kesehatan perlu dilakukan dalam rangka peningkatkan

efisiensi

dan

produktivitas

pemanfaatan anggaran.

(23)

INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan triadik ini menggambarkan tiga variabel pemahaman manusia yang terdiri dari unsur pencipta teks ( author ), teks itu sendiri, dan pembaca/penafsir ( audiens/reader

Untuk itu perlu ditumbuhkembangkan motivasi yang kuat untuk ikut tergerak berpartisipasi melaksanakan pelestarian, yaitu antara lain: motivasi untuk menjaga, mempertahankan

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Hasil Wawancara Menjadi Narasi menggunakan Metode Student Facilitator and Explaining

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk membangun konsep desain yang membantu memecahkan permasalahan kenyamanan termal pada rumah tinggal di perkotaan yang padat dengan cara

Berdasarkan Rajah 4, ungkapan bahasa halus jelu sungkur didasari oleh pemetaan entiti sumber, iaitu jelu sungkur, yang mempunyai hubungan abstrak dengan entiti

Selama toko diskon retail menarik lebih banyak pelanggan dengan harga yang lebih murah, toko khusus handicraft lainnya terpaksa harus juga menjual barang dengan

Pada sebuah konflik, tujuan pihak yang terlibat konflik biasanya.. memiliki peranan yang sangat penting bagi mereka, sehingga jika