KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Kebijakan
Penganggaran Tahun
2016
disampaikan oleh:
Direktur Anggaran I
dalam Rapat Konsolidasi Teknis Perencanaan
Kementerian Kesehatan Tahun 2016
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Pokok Bahasan
2
I.
DASAR HUKUM
II.
KEBIJAKAN FISKAL DAN
RESOURCE ENVELOPE
2016
1. Arah Kebijakan Fiskal Tahun 2016
2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2016
3. Pokok-Pokok Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat 2016
III.
SIKLUS DAN PROSES ANGGARAN
1. Siklus APBN
2. Proses Penetapan Pagu Anggaran
3. Langkah-Langkah dari Pagu Indikatif menuju Pagu Anggaran
IV.
PAGU INDIKATIF TAHUN 2016
1. Kebijakan Pengalokasian Pagu Indikatif Tahun 2016
2. Review Baseline dan SB Pagu Indikatif Kemenkes 2016
3. Rencana Target Sasaran Output Prioritas Kementerian Kesehatan Tahun 2016
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
I. DASAR HUKUM
3
1.
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2.
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3.
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara.
4.
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
5.
PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
6.
PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L).
7.
Keppres No. 121/P Tahun 2014 tentang tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019 (Kabinet Kerja)
8.
Perpres No. 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
II. KEBIJAKAN FISKAL DAN
RESOURCE
ENVELOPE
2016
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
1. ARAH KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2016
Defisit dikendalikan pada tingkat yang
sustainable
(lebih
rendah dari APBNP 2015), dengan tetap memperhatikan
peran APBN dalam perekonomian.
Mengoptimalkan pendapatan negara baik perpajakan
maupun PNBP.
Pengendalian dan peningkatan kualitas belanja negara baik
belanja pusat maupun transfer ke daerah dan dana desa.
•
Melanjutkan program-program prioritas di tahun 2015;
•
Memperkuat desentralisasi fiskal.
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Tantangan APBN ke Depan
Pendapatan Negara
1. Penerimaan perpajakan sebagai sumber pembiayaan belanja negara
masih perlu waktu untuk meningkat secara signifikan;
2. Lifting
migas dan ICP cenderung semakin menurun, berpengaruh
terhadap pendapatan SDA migas;
3. Sebagian dari PNBP dan BLU sudah terikat penggunaannya.
Belanja Negara
1. Produktifitas, efisiensi, dan efektifitas alokasi belanja belum optimal;
2. Fiscal space
APBN masih terbatas: komposisi belanja negara didominasi
oleh belanja mengikat yang bersifat wajib (a.l. belanja operasional,
pembayaran bunga utang, dan subsidi);
3. Mandatory spending
semakin besar (a.l. anggaran pendidikan, DAU, dana
desa, dan anggaran kesehatan);
4. Penyerapan anggaran belanja negara belum optimal dan menumpuk di
triwulan III & IV;
5. Kualitas belanja daerah masih belum optimal.
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
APBN
APBNP
Outlook
a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)
5,8
5,7
5,2 - 5,7
6,0 - 6,6
b. Inflasi (%, yoy)
4,4
5,0
4,0 - 5,0
3,0 - 5,0
c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
6,0
6,2
6,0 - 6,2
4,0 - 6,0
d. Nilai tukar (Rp/US$)
11.900
12.500
12.500 - 13.000 12.800 - 13.200
e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)
105
60
60
60 - 80
f. Lifting Minyak (ribu barel per hari)
900
825
825
830 - 850
g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari)
1.248
1.221
1.221
1.100 - 1.200
Indikator
2015
2016
(Proyeksi)
2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro, 2015-2016
•
Target pertumbuhan ekonomi 2016 diselaraskan dengan komitmen dalam RPJMN
2015-2019
8
3. Pokok-Pokok Kebijakan
Belanja Pemerintah Pusat 2016
Belanja K/L
Belanja Non K/L
Mempertahankan tingkat
kesejahteraan aparatur pemerintah
dengan memperhatikan tingkat
inflasi.
Melanjutkan kebijakan efisiensi pada
belanja barang operasional dan
pengendalian belanja perjalanan
dinas.
Mendukung pelaksanaan program
pembangunan seperti infrastruktur,
ketahanan pangan, energi,
kemaritiman dan pariwisata sesuai
dengan RKP 2016.
Penguatan SDM pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, UMKM.
Pembayaran bunga utang tetap diarahkan
untuk me-minimasi dan menjaga
efisiensi pembayaran bunga utang (a.l.
melalui pemilihan komposisi instrumen
utang yang optimal dan melaksanakan
transaksi lindung nilai).
Menyediakan cadangan belanja (a.l. risiko
fiskal, peningkatan PBI).
Belanja hibah kepada pemda:
‒ Penerusan PHLN.
‒
Nationwide water hibah program
(RM).
Subsidi tepat sasaran.
Mendukung pembangunan infrastruktur
berupa kerjasama pemerintah swasta.
9
Pokok-Pokok Kebijakan
Transfer ke Daerah & Dana Desa 2016
Transfer ke Daerah
Dana Desa
Melanjutkan kebijakan affirmatif
DAK yang diprioritaskan pada
bidang infrastruktur dasar
Meningkatkan alokasi DAK.
Penajaman bidang DAK sehingga
lebih efektif, selektif dan optimal
pemanfaatannya.
•
Meningkatkan alokasi Dana Desa
2016 sehingga setara 6 persen
dari dan diluar transfer ke daerah.
•
Mengefektifkan program-program
yang berbasis desa sesuai amanat
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Dana Desa
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
III. Siklus dan Proses Penganggaran
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
1. PROSES PENYUSUNAN RAPBN: SIKLUS APBN
Pokok-pokok
Kebijakan Fiskal,
Kerangka Ekonomi
Makro dan RKP
(Pertengahan Mei)
Pagu Anggaran
(Pertengahan
Juni)
RAPBN
(Agustus)
APBN
(Akhir Oktober)
Rincian APBN
(Akhir November)
Keppres/Perpres (2015)UU
RUU & NK
Resource
envelope
,
Rancangan RKP
dan
Pagu Indikatif
(Maret)
DIPA
(Desember)
2
3
4
5
6
7
8
SB
KMK
Perpres
(RKP)
DIPA
Arah Kebijakan dan
Prioritas
Pemba-ngunan Nasional
(Januari)
PERSETUJUAN DPR
(BANGGAR)
PERSETUJUAN DPR
(BANGGAR)
PERSETUJUAN DPR
(KOMISI)
1
PERSETUJUAN DPR
(KOMISI)
11
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
2. PROSES PENETAPAN PAGU ANGGARAN
12
Menteri/ Pimpinan Lembaga menyusun Renja
K/L (16 s.d 20 April)
K/L menyampaikan Renja K/L kepada KemenPPN/ Bappenas dan Kemenkeu
(awal Mei) Pelaksanaan
pertemuan tiga pihak (trilateral meeting). (20 April s.d 5 Mei)
Pagu Indikatif
(15 April)
- Penetapan Perpres RKP - Penyampaian danpembahasan KEM dan PPKF dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN. (Pertengahan Mei) Menteri Keuangan Menetapkan pagu anggaran K/L (Juni)
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dari Pagu Indikatif
Menuju Pagu Anggaran
N0. Uraian Pihak
Terkait
Substansi dan Hal Penting
1. Penyusunan Renja K/L
(15 April) K/L
K/L menyusun Renja berdasarkan Pagu Indikatif dan Rancangan Awal RKP
K/L yang terkait langsung dengan pencapaian prioritas nasional, capaian kinerja program/kegiatan harus tercermin dalam umusan kinerjanya.
2. Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) (20 April s.d 5 Mei) Kemenkeu, Kem PPN, K/L Tujuan:
• meningkatkan koordinasi dan kesepahaman 3 pihak terkait pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional, dan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kebijakan belanja tahun 2016;
• menjaga konsistensi kebijakan dalam RPJM, RKP, Renja K/L, serta RKA-K/L;
Pagu Indikatif merupakan batas tertinggi atas belanja K/L yang tidak dapat dilampaui.
Kebutuhan belanja operasional (pegawai dan barang), serta kebutuhan belanja operasional berkarakteristik operasional harus dipenuhi.
Pemanfaatan alokasi anggaran dari PNBP dan BLU harus sesuai dengan penetapan penggunaannya
Pergeseran alokasi anggaran dari rupiah murni menjadi PHLN dan sebaliknya tidak dapat dilakukan.
Perubahan pagu antar program dan antar kegiatan masih dimungkinkan sepanjang sesuai dengan pencapaian prioritas nasional.
Pengalokasian anggaran pada program/kegiatan harus mempertimbangkan penyerapan anggaran.
Memperhatikan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. 3. Penyampaian Renja K/L
kepada Kemenkeu dan Kementerian PPN (6 s.d 10 Mei)
Kemenkeu, Kem PPN, K/L
K/L menyampaikan Renja dengan melakukan penyesuaian berdasarkan dokumen kesepakatan dalam forum Trilateral Meeting.
4. Penyampaian KEM PPKF dan dan RKP 2016 (Pertengahan Mei) Kemenkeu dan Kemen PPN
Menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan rancangan Kerja Pemerintah di DPR yang menjadi dasar bagi penyusunan RAPBN 2016
6. Penetapan Pagu Anggaran K/L
(Pertengahan Juni)
Kemenkeu Menteri Keuangan menyampaikan surat mengenai pagu anggaran K/L dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, besaran pagu indikatif, Renja K/L, dan hasil evaluasi kinerja K/L.
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
IV. Pagu Indikatif Tahun 2016
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
1. Kebijakan Pengalokasian Pagu Indikatif
Tahun 2016
1.
Direncanakan awal sebesar Rp807,7 T dan dicadangkan anggaran sebesar Rp19,4 T yang
akan dimanfaatkan utamanya pada pembangunan infrastruktur dan kegiatan prioritas
lainnya, setelah mendapat konfirmasi kesiapan pelaksanaan hasil
trilateral meeting
dan
Musrenbang.
2.
Ditujukan untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan seperti infrastruktur,
ketahanan pangan, energi, kemaritiman dan pariwisata sesuai dengan prioritas
pembangunan dalam RKP 2016, RPJMN tahun 2015-2019 serta untuk mendukung
pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan dalam agenda
Nawacita dan Trisakti.
3.
Pemenuhan alokasi anggaran pendidikan (sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan
anggaran kesehatan (5% dari APBN), yang merupakan amanat UUD 1945 amandemen ke-4
dan UU Kesehatan.
4.
Alokasi per program, di luar yang bersifat wajib dipenuhi dan wajib dialokasikan,
merupakan ancar-ancar dan bersifat indikatif, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan
pergeseran antarprogram.
5.
Dalam pengalokasian memperhatikan sinergitas antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dan kegiatan daerah),
dengan berpedoman pada pembagian urusan dan kewenangan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
16
1. Kebijakan Pengalokasian Pagu Indikatif
Tahun 2016...(lanjutan)
6. Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannya
dilakukan melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari dana yang
ada, serta didiskusikan/disepakati di dalam forum trilateral meeting.
7. Dihitung dengan memperhatikan kinerja penyerapan 2014, proyeksi 2015, dan
rencana tahun 2016;
8. Mengikuti rencana peningkatan kualitas belanja negara, dan dilaksanakan
dengan:
a. Pengalihan program kurang produktif ke program yang lebih produktif
b. Perbaikan kualitas perencanaan untuk mempertajam kualitas belanja; dan
c. Perbaikan manajemen dan administrasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan
anggaran, termasuk melalui penyempurnaan KPJM dan penataan arsitektur dan
informasi kinerja.
9. Pagu Indikatif Tahun 2016 telah menampung:
a. kebutuhan untuk kebutuhan dasar/wajib K/L;
b. kebutuhan Prioritas (Rupiah Murni) untuk mendukung pencapaian prioritas-prioritas
pembangunan;
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
2. Review Baseline dan SB Pagu Indikatif Kemenkes TA 2016
17
(dalam Rupiah)
KPJM 2016
% Kenaikan dari
Pagu 2015
Baseline 2016
dari Pagu 2015
% Kenaikan
Keterangan
024.01.01 Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian
Kesehatan
24.288.900.137.000
22.093.832.578.000
-9,04%
32.179.000.000.000
32,48%
Naik
024.02.03 Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
102.971.000.000
104.672.993.000
1,65%
111.300.000.000
8,09%
Naik
024.03.06 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak
2.682.576.400.000
1.842.910.293.000
-31,30%
6.263.000.000.000
133,47%
Naik
024.04.07 Program Pembinaan Upaya Kesehatan
17.075.007.118.000
7.771.888.748.000
-54,48%
22.841.400.000.000
33,77%
Naik
024.05.08 Program Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
2.201.978.361.000
2.844.928.383.000
29,20%
3.300.000.000.000
49,87%
Naik
024.07.09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
1.747.852.800.000
242.857.423.000
-86,11%
2.828.200.000.000
61,81%
Naik
024.11.04 Program Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
744.683.100.000
627.812.209.000
-15,69%
1.400.000.000.000
88,00%
Naik
024.12.10 Program Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
(Ppsdmk)
3.000.568.570.000
4.321.286.321.000
44,02%
6.505.100.000.000
116,80%
Naik
JUMLAH
51.844.537.486.000
39.850.188.948.000
-23,14%
75.428.000.000.000
45,49%
Program
Pagu APBN-P 2015
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
Pagu Indikatif Kemenkes Per Sumber Dana TA 2016
18
Berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.
S-288/MK.02/2015 dan 0082/M.PPN/04/2015 tanggal 15 April 2015 hal Pagu Indikatif dan Rancangan
RKP Tahun 2016, Kemenkes memperoleh Pagu Indikatif TA 2016 dengan rincian sebagai berikut :
(dalam ribu Rp)
BA
UNIT
ORG.
PROG
RM
PNBP
BLU
PLN
HLN
PDN SBSN
JUMLAH
Kementerian Kesehatan
024 01 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 32.161.848.674
17.151.326
32.179.000.000
024 02 03 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
111.300.000
-
111.300.000
024 03 06 Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
6.262.411.211
588.789
6.263.000.000
024 04 07 Program Pembinaan Upaya Kesehatan
14.002.773.089
20.983.825 8.817.643.086
22.841.400.000
024 05 08 Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
3.161.601.428
122.148.572
16.250.000
3.300.000.000
024 07 09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2.814.821.606
13.378.394
2.828.200.000
024 11 04 Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
1.397.332.148
2.667.852
1.400.000.000
024 12 10 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK)
5.948.963.201
269.994.500 286.142.299
6.505.100.000
JUMLAH
65.861.051.357 446.913.258 9.103.785.385 - 16.250.000 - - 75.428.000.000
PROGRAM
RINCIAN ANGGARAN BELANJA
024
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
PAGU INDIKATIF
(miliar rupiah)
Rencana Output Prioritas Hasil Exercise Kem. Keuangan dengan
Mempertimbangkan RPJMN
Kementerian Kesehatan
Sekretariat Jenderal
32.179
- Premi PBI bagi 103,5 juta jiwa dengan premi Rp22.500/org/bln (Demand Side);
- Pelayanan dan Pembinaan Kesehatan Haji pada saat pra, operasional, dan pasca haji (65%);
- Kabupaten/Kota yang mendapatkan dukungan untuk mampu melaksanakan upaya pengurangan resiko krisis kesehatan di wilayahnya (34);
- Provinsi yang mendapatkan advokasi dan sosialisasi untuk mendukung pelaksanaan upaya pengurangan resiko krisis kesehatan di wilayahnya (7);
- Kebijakan Publik yang Berwawasan Kesehatan (3);
- Kerjasama Dalam Negeri Organisasi Kemasyarakatan di Bidang Kesehatan (6);
- Kerjasama Dalam Negeri dengan Dunia Usaha di Bidang Kesehatan (8)
Direktorat Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak
6.263
- Bantuan Operasional Kesehatan untuk 9.865 Puskesmas;
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 247.000 Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK);
- Taburia untuk balita 6 s.d 24 bln (1,2 juta balita);
- Tablet Tambah Darah (5,3 juta ibu hamil dan 1,95 juta remaja);
- Tenaga terlatih bidang Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja (85.800 org); - NSPK Bidang Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja (15);
- Sarana dan Prasana bidang kesehatan Bayi, Anak dan Remaja (63.237 unit);
- Tenaga terlatih bidang Kesehatan Ibu dan Reproduksi (3.021 org); - NSPK Bidang Kesehatan Ibu dan Reproduksi (201.560);
- Sarana dan Prasana bidang kesehatan Ibu dan Reproduksi (1.884 unit)
3. Rencana Target Sasaran Output Prioritas
Kementerian Kesehatan Tahun 2016
(1)
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
PAGU
INDIKATIF
(miliar rupiah)
Rencana Output Prioritas Hasil Exercise Kem. Keuangan dengan
Mempertimbangkan RPJMN
Ditjen Bina Upaya Kesehatan
22.841,40
- Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar termasuk Puskesmas rawat inap (1.400);
- Puskesmas yang telah bekerjasama dengan UTD dan RS (1.600); - Operasional dan Sarana Prasarana (Sarpras) 47 RS/Balai;
- Peningkatan Sarpras 14 RS Nasional dan 130 RS Regional (Supply Side); - Obat-Obatan, Bahan Medis Habis Pakai dan Bahan Makanan Pasien.
Ditjen Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan
3.300
- Anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap (91,5 %); - Kesiapsiagaan penanggulangan kedaruratan berpotensi wabah (46%
kab/kota);
- Pencegahan dan Pengendalian Kasus Malaria (360 Kab/Kota); - Pemberian obat massal Filariasis (10 kab/kota);
- Pengendalian DBD (62 % kab/kota);
- Kab/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50 persen sekolah (20%);
- Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu (20%);
- Desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan pos pembinaan terpadu PTM (20%);
- Kasus HIV diobati (47%);
- Persentase kabupaten/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru (81%);
- Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat (85 %)
3. Rencana Target Sasaran Output Prioritas
Kementerian Kesehatan Tahun 2016
(2)
INTEGRITAS • PROFESIONALISME • SINERGI • PELAYANAN • KESEMPURNAAN
PAGU
INDIKATIF
(miliar rupiah)
Rencana Output Prioritas Hasil Exercise Kem. Keuangan dengan
Mempertimbangkan RPJMN
Ditjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
2.828,20
- Penyediaan Obat dan Vaksin Program Nasional untuk 9.865 Puskesmas; - Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam
negeri (10);
- Jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional produksi dalam negeri (4);
- Produk alkes dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat (77%)
Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan
6.505,10
- Penempatan dan Pendayagunaan 20.600 Nakes di Fasyankes termasuk Tim
Nusantara Sehat;
- Tambahan Tenaga Kesehatan (Nakes) Baru Non Dokter (20.000 org);
- Tambahan 1000 Tenaga Kesehatan Penerima Bantuan Tugas Belajar;
- Tenaga Kesehatan yang melaksanakan Internship (6.500 Dokter);
- Pelaksanaan Akreditasi pada Program Study/Institusi Poltekkes (60%)